TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) TERHADAP TES KEPERAWANAN SISWI
Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan dalam Rangka Tes Seleksi Tingkat Institut Agama Islam Negeri
Imam Rijali Ambon
Oleh:
AHMAD NASIRUN NIM: 0100102062
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) IMAM RIJALI AMBON
TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) TERHADAP TES KEPERAWANAN SISWI
Oleh: Ahmad Nasirun1 A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Anak adalah generasi penerus bangsa yang berhak mendapatkan pendidikan, tanpa pengecualian. Karena masa depan dunia, khususnya Indonesia ada di tangan anak. Ini jelas terlihat dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 dalam pasal 6 ayat (1). Namun muncul problematika yang disebabkan oleh isu yang menyatakan bahwa akan diterapkan-Nya tes keperawanan bagi calon siswi di SMA/SMK/Sederajat di Prabumulih.2 Namun banyak kalangan yang mengecam kebijakan ini karena tidak yakin-Nya masyarakat jika kebijakan itu menjadi cara jitu mengatasi human trafficking ataupun pergaulan bebas kalangan pelajar kini. Di sisi lain, akan muncul banyak lagi problema bagi remaja (calon siswi). Sehingga tujuan pendidikan nasional tidak dapat dicapai dengan maksimal.
2. Rumusan Masalah
a. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi adanya tes keperawanan siswi…? b. Bagaimanakah Tinjauan Hukum Islam dan Hak Asasi Manusia terhadap Tes
Keperawanan Siswi….?
1 Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam, IAIN Ambon, Angkatan 2010
B. Pembahasan
1. Pengertian Keperawanan
Keperawanan menurut bahasa adalah berasal dari kata perawan yang berarti gadis.3 Sedangkan menurut istilah perawan adalah belum pernah bersetubuh dengan laki-laki, masih murni.4 Dengan demikian Perawan adalah seorang wanita yang belum pernah bersetubuh dengan laki-laki manapun.
2. Awal Mula Munculnya Tes Keperawanan Siswi
Latar belakang dari wacana ini bermula dari keprihatinan pihak dinas pendidikan Prabumulih atas maraknya perilaku mesum dan praktik prostitusi di kalangan remaja. Harapannya, perilaku yang dianggap menyimpang tersebut akan berkurang setelah tes keperawanan ini diterapkan.5
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi adanya tes keperawanan siswi:6
1. Untuk menjaga pergaulan bebas para pelajar. Ini lantaran banyak siswa yang masih usia dini, namun sudah 'tidak perawan lagi'.
2. Untuk mengurangi marak-Nya pergaulan bebas di kalangan pelajar. 3. Untuk menjaga keutuhan masa depan siswa.
4. Tes tersebut sebagai respons terhadap marak-Nya kasus siswi sekolah yang berbuat mesum, bahkan diduga melakukan praktik prostitusi.
Atas dasar itulah sehingga Dinas Pendidikan Kota Prabumulih berencana menjadikan tes keperawanan ini sebagai salah satu penilaian layak atau tidaknya (lulus atau tidak lulus) mereka yang berencana melanjutkan jenjang pendidikan ke SMA atau sederajat.
3. Tes Keperawanan Siswi Menurut Hukum Islam dan Hak Asasi Manusia
3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Edisi III; Jakarta: Balai Pustaka
2007), h. 872
4Ibid,
a. Hukum Islam
Beberapa ulama kontemporer mengharamkan hal ini, kalaupun ada yang membolehkan itupun dengan alasan yang dibenarkan dan dalam keadaan darurat. Misalnya untuk melegakan hati suami yang ketika ada tuduhan bahwa istri-Nya yang baru dinikahi ternyata tidak perawan. Tidak dibolehkan karena ada beberapa hal yang diharamkan misalnya prosedur pemeriksaannya akan membuka aurat besar wanita.7
Dalam Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah dijelaskan mengenai pemeriksaan keperawanan:
Membuka aurat selain suami-istri termasuk yang diharamkan, wajib bagi setiap muslim memperhatikannya sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
كنيمي تكلم ام وأ كتجوز نم ل كتروع ظفحا
Artinya: “Jagalah auratmu kecuali dari istri dan budak-budak wanitamu” (HR. Tirmidzi dan Lainya)8
Aurat wanita dengan wanita yang lain adalah antara pusar dan lutut, apalagi jika itu adalah kemaluan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ةأرملا ةروع ىلل ةأرملا رظنت و
Artinya: “Janganlah seorang wanita melihat aurat wanita yang lainnya” (HR. Muslim)9
Maka hal ini (pemeriksaan keperawanan) tidak boleh baginya.
Sebagian ulama mengecualikan (membuka aurat) jika ada kebutuhan darurat seperti pengobatan, berkata Al-Kasani,
نيب ام رظنت نأ اهل زوجي و ةا ولا دنع جرفلا ىلل رظنت نأ اهل سأب ل لباا تتاك نأب ةرورضلا دنع ل ةكرلا ىلل اهترس
7 http://muslim.or.id/kesehatan-islami/hukum-tes-keperawanan-sebelum-masuk-sekolah.html 13 April 2014
Artinya: “Melihat antara pusat (wanita) dan lututnya kecuali ketika darurat, jika ia seorang bidan maka tidak mengapa melihat kemaluannya ketika melahirkan”10
Hal ini tidak diperbolehkan baginya walaupun dengan tujuan menikah.
b. Hak Asasi Manusia
Komisi Nasional Anti-kekerasan terhadap Perempuan secara tegas menolak rencana Dinas Pendidikan Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, untuk menggelar tes keperawanan bagi siswi sekolah menengah atas dan sederajat. Menurut Wakil Ketua Komnas, Masruchah, tes keperawanan ini melanggar hak asasi manusia, terutama bagi kaum perempuan. Tes keperawanan ini termasuk kekerasan seksual, maka jelas sangat bertentangan Hak Asasi Manusia.11
Jika Dinas Pendidikan Prabumulih tetap bersikeras melaksanakan tes keperawanan ini, Masruchah menegaskan bahwa semua siswi perempuan punya hak untuk menolak. "Konstitusi Indonesia secara jelas mengatur hak perempuan untuk berekspresi,".12
Menurut Masruchah, urusan keperawanan adalah mutlak urusan pribadi tiap individu yang tak bisa jadi acuan nilai dan moral. Perempuan bisa saja kehilangan keperawanan bukan karena hubungan seksual, misalnya karena kecelakaan, olahraga, hingga tindak kekerasan seksual.
Komnas Perempuan mengapresiasi tanggapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh terkait wacana ini. Nuh menilai tes keperawanan kurang bijak dilakukan. Masruchah pun bakal menanti langkah tegas Nuh untuk mengevaluasi rencana Dinas Pendidikan Prabumulih ini.
4. Tes Keperawanan Siswi Menurut Menteri Agama dan Menteri Pendidikan a. Menurut Menteri Agama13
10 SahalMahfud, Solusi Problematika Aktual Hukum Islam,(Surabaya: Lajnah Ta’lif Wan Nasyr, 2004) h.
354
11http://www.tempo.co/read/news/Komnas-Perempuan-Tes-Keperawanan-Langgar -HAM 14 April 2014
12Ibid,
Rencana tes keperawanan yang akan dilakukan Pemerintah Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, mengundang pro dan kontra di kalangan masyarakat. Khusus untuk masalah ini, Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA) menentangnya. Menurutnya, tes keperawan terhadap para tidak etis karena berdampak buruk pada psikologis siswi.
Suryadharma Ali menilai, selain mengganggu psikologis siswi, tes keperawanan juga bisa menghambat pendidikan, khususnya jenjang pendidikan Islam yang dibawahi Kementerian Agama, seperti madrasah tsanawiyah (MTs) dan madrasah aliyah (MA).
“Untuk itu saya menjamin jika sekolah di madrasah tidak akan ada (tes keperawanan),” tegasnya. Dalam hal ini, Suryadharma Ali lebih memilih agar para orangtua terlibat aktif dalam mengawasi anak mereka agar tidak terjerumus pada seks bebas. Ia berharap orangtua memperkuat pendidikan moral bagi anak-anak mereka.
b. Menurut Menteri Pendidikan14
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mempersoalkan tes keperawanan untuk siswi sekolah menengah atas yang bakal diterapkan Dinas Pendidikan Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Jika memang ditujukan untuk mengetahui siswi yang pernah berhubungan intim di luar nikah, sehingga siswi itu dinilai tak perawan lagi, Nuh tetap tak melihat pentingnya pelaksanaan tes keperawanan itu. Selain itu, Nuh mempersoalkan tes yang hanya ditujukan untuk kaum perempuan. Nuh justru menilai tes semacam itu bersifat kontraproduktif. "Kalau tujuanya untuk perbaikan, ada cara lain yang lebih mulia." Menurutnya.
Namun hal ini berbeda dengan Arif Rahman selaku Pengamat pendidikan beliau meminta Hakim, pemerintah daerah mengubah nama tes keperawanan menjadi tes kesehatan, yang di dalamnya termasuk tes keperawanan. Karena menurutnya, tes keperawanan itu kurang baik. Dinas Pendidikan Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, berencana membuat tes keperawanan untuk seluruh siswi SMA dan sederajat pada tahun ajaran 2014. Dana tes keperawanan itu nantinya akan diajukan dalam anggaran APBD 2014.
5. Tes Keperawanan Siswi Dilihat Dari Maslahah dan Mahdorot a. Kemaslahatan
Dari segi kemaslahatan Tes keperawanan siswi adalah sebagai berikut: 1) Untuk Menetralisir adanya seks bebas
2) Untuk mengantisipasi maraknya kasus siswi sekolah yang berbuat mesum dan sering melakukan praktik prostitusi.
b. Kemudaratan
Dari segi Kemudaratan Tes Keperawanan akan menimbulkan fitnah. Dan belum tentu orang yang selaput daranya robek itu, sudah tidak perawan lagi. Ini akan membuat orang lain yang tahu akan berprasangka buruk dan merendahkan siswi tersebut.
Dalam Q.S Al Hujurat ayat : 12 Allah SWT. telah memperingatkan kepada manusia,
Terjemahan: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-purba-sangka itu
dosa. (Al Hujurat: 12)15
Dalam ayat selanjutnya Allah SWT. juga memegaskan bahwa,
Terjemahan: Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang. (Q.S Al Hujurat: 12)16
Imam Ibnu Jauziy rahimahullah menjelaskan,
هرتس ذل هيلع علطيل هيخأ بيع نع مكدحأ ثحةي : ىنعملال ؛مهتاروعو نيملسملا بيع نع ثحةلا : سسجتلا : نورسفملا لاا سسجتلا نع انيهُت اتإل :لاقل ،ًارمخ هتيحل رطقت ةقع نب ديلولا اذه :اوعسم نب ياو.ل
15 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: PT. Sygma Examedia Arkanleena, 2009) h.
517
Artinya: “Ulama ahli tafsir berkata, Kata (سسجت) ‘tajassus’ bermakna mencari-cari aib dan kekurangan dari kaum muslimin. maka maknanya ayat adalah, Janganlah salah seorang di antara kalian mencari-cari aib saudaranya untuk menampakkannya, padahal Allah sudah menutupinya. Dikatakan kepada Ibnu Mas’ud bahwa Al-Walid bin ‘Aqabah jenggotnya berlumuran dengan khamer. Beliau berkata, ‘kita dilarang untuk tajassus.”17
Bahkan kita diperintahkan agar menutup aib saudara kita, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda,
إ َماَيإقْلا َم ْوَي ُ ال ُهَرَتَس ا إل اَيْتُدلا يإل اًدْةَع ٌدْةَع ُرُتْسَي َ
Artinya: “Tidaklah seorang hamba menutupi aib hamba lainnya di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak.” (HR. Muslim)18
C. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka di tarik kesimpulan bahwa:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya tes keperawanan siswi adalah untuk menjaga pergaulan bebas para pelajar. Ini lantaran banyak siswa yang masih usia dini, namun sudah 'tidak perawan lagi'. untuk mengurangi maraknya pergaulan bebas di kalangan pelajar. Selanjutnya untuk menjaga keutuhan masa depan siswa. Tes tersebut sebagai respons terhadap maraknya kasus siswi sekolah yang berbuat mesum, bahkan diduga melakukan praktik prostitusi.
2. Dalam tinjauan Hukum Islam tes keperawanan siswi di nilai tidak etis, bahkan Hukumnya Haram, karena dalam Islam seorang wanita tidak boleh melihat aurat saudaranya sendiri, seperti yang telah di sebutkan dalam hadis Rosulullah SAW. yakni:
ةأرملا ةروع ىلل ةأرملا رظنت و
Artinya: “Janganlah seorang wanita melihat aurat wanita yang lainnya” (HR. Muslim)19
Begitupun sebaliknya, seorang laki-laki tidak boleh melihat aurat saudaranya sendiri.
17 http://muslim.or.id/kesehatan-islami/hukum-tes-keperawanan-sebelum-masuk-sekolah.html 14 April 2014
18http://al-atsariyyah.com/menutupi-aib-sesama-muslim.html 13 April 2014
Selanjutnya, dalam Hak Asasi Manusia (HAM), Tes Keperawanan siswi adalah salah satu tindakan kekerasan seksual, Hal ini di sampaikan langsung oleh Wakil Ketua Komnas, Masruchah, beliau menyebutkan bahwa tes keperawanan ini melanggar hak asasi manusia, terutama bagi kaum perempuan. Maka dengan demikian jelaslah bahwa hal ini sangat bertentangan Hak Asasi Manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an dan Terjemah, Jakarta: PT. Sygma Examedia Arkanleena, 2009 Kamus Umum Bahasa Indonesia, Edisi III; Jakarta: Balai Pustaka 2007
Sahal Mahfud, Solusi Problematika Aktual Hukum Islam,Surabaya: Lajnah Ta’lif Wan Nasyr, 2004
Di Download pada hari Minggu, 13 April 2014
http://news.okezone.com/read/soal-tes-keperawanan-siswi-ini-komentar-menteri -agama http://ridhaintifadha.wordpress.com/2013/08/21/antara-pendidikan-dan-tes-keperawanan/ http://www.tempo.co/read/news/Komnas-Perempuan-Tes-Keperawanan-Langgar -HAM