Resume Buku
Berpikir ala Einstein & Bertidak ala Gandhi
Menjadi Manusia Genius sejak Dalam Pikiran dan Sederhana Kehidupan J. Ferdinand Setia Budi
(2016)
Di dunia ini ada begitu banyak tokoh berpengaruh yang kehadiran mereka telah banyak memberikan inspirasi berharga bagi umat manusia. Di antara mereka ada dua sosok bernama Albert Einstein dan Mahatma Gandhi. Sosok seperti kedua orang ini tentu lahir dan kemudian populer bukan secara kebetulan atau terjadi begitu saja.
Albert Einstein merupakan ilmuwan yang luar biasa yang menciptakan situasi kontroversial seperti dirinya. Karena kontroversinya, ia diangkat sebagai mahaguru di Universitas Berlin. Pada saat bersamaan, ia juga menjadi Direktur Lembaga Fisika Kaisar Wilhelm serta diangkat sebagai anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Prussia. Einstein telah menemukan dan merumuskan teori umum relativitas yang begitu populer. Einstein senantiasa tertarik pada ihwal kemanusiaan dunia di sekitarnya dan sering mengemukakan pandangan-pandangan politik. Adapun dalam hal berpakaian dan kebiasaan-kebiasaan sosial, Einstein tampak sebagai seorang yang cenderung individualis. Padahal, ia sebenarnya menyukai humor dan sangat bersahaja. Ia menderita sindrom Asperger yang berhubungan dengan gejala autis. Bentuk kepalanya yang tidak biasa kemungkinan disebabkan oleh disleksia sehingga menyebabkan ia menjadi sosok pemalu, bahkan hingga usia tiga tahun, ia belum dapat berbicara. Einstein kecil lebih banyak menghabiskan waktu bermain dengan memperhatikan alam dan lingkungan sekitarnya. Einstein dewasa sangatlah luar biasa. Rasanya sulit membayangkan ada orang memiliki kecerdasan sama persis sebagaimana Einstein. Ada beberapa cara berpikir Einstein yang dapat kita pelajari, antara lain:
1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
2. Memecahkan masalah karena hal itu merupakan tujuan belajar dan bekerja 3. Eksperimen berpikir
4. Memvisualisasikan pikiran, rencana, dan strategi yang dikehendaki 5. Berpikir universal
6. Berpikir aktual
9. Menumbuhkan solusi
10. Mengoptimalkan otak untuk berpikir
11. Tidak menyerahkan semua urusan pada pemikiran rasional 12. Tidak takut berpikir besar
13. Berpikir bahwa hidup ini amat berarti 14. Membiarkan pikiran terbuka
15. Bersikap penuh kerendahan hati 16. Menghilangkan rasa takut 17. Tidak pernah takut salah
Mohandas Karamchand Gandhi atau lebih dikenal sebagai Mahatma Gandhi adalah tokoh yang berdiri paling depan dalam gerakan kemerdekaan India dari penjajahan Inggris. Dalam mengupayakan kemerdekaan bangsanya, Gandhi melakukan aksi yang disebut pembangkangan sosial tanpa kekerasan. Awalnya, gerakan Gandhi ini terlihat biasa saja dan bahkan ada pihak-pihak yang meragukan aksinya itu akan berhasil. Namun, pada akhirnya Gandhi berhasil membuat Inggris angkat kaki dari negerinya.Gandhi sebenarnya bukan tokoh pendiri kemerdekaan India, namun ia menarik perhatian dunia akan tidakannya tanpa kekerasan. Gandhi sendiri mengakui bahwa ide-idenya itu sebagian berasal dari pemikiran beberapa tokoh yang ia kagumi seperti Thoreau dan Tolstoy. Selain itu, ia juga mengambil beberapa ajaran kristen dalam Perjanjian Baru selain tentu saja agama Hindu yang dianutnya. Gandhi begitu luar biasa sebab Gandhi memilih cara-cara santun yang penuh kedamaian. Perjuangan Gandhi yang berjuang dengan asas kedamaian bukan dilakukan tanpa diskriminatif dan beberapa tindakan buruk yang disebabkan faktor rasial. Dalam kondisi demikian, Gandhi berusaha menerima keadaan tersebut. Dari situ, rasa kemanusiaan dan kepedulian sosialnya justru kian terasah. Ada beberapa tindakan Gandhi yang bisa dicontoh, antara lain:
1. Tidak kooperatif dengan penjajah 2. Konsisten dalam mengemban gagasan 3. Bekerja keras
5. Mandiri dan cinta tanah air
6. Bersedia menanggalkan dan menikmati 7. Tidak membenci sesama makhluk 8. Bersedia berbagi dalam kesusahan 9. Tidak gila atau silau akan kehormatan 10. Selalu menginspirasi
11. Hormat kepada semua orang 12. Memiliki ambisi
13. Berani meninggalkan kekuasaan
14. Rela bertaruh nyawa demi memenuhi komitmen 15. Memiliki keyakinan diri yang kuat
16. Selalu menyibukkan diri dan murah hati 17. Siap menderita
