• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE AKRONIM UNTUK MENGINGAT DUA BELAS NERVUS CRANIALIS | Lestari | Jurnal Keperawatan dan Kebidanan 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "METODE AKRONIM UNTUK MENGINGAT DUA BELAS NERVUS CRANIALIS | Lestari | Jurnal Keperawatan dan Kebidanan 1 SM"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

Halaman | 54 METODE AKRONIM UNTUK MENGINGAT DUA BELAS NERVUS CRANIALIS

Yufi Aris Lestari

Program Studi Profesi NERS, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : [email protected]

ABSTRAK

Ingatan akan terus disimpan dan makin lama tentunya semakin banyak sehingga banyak hal yang ditumpuk membuat ingatan yang pertama disimpan sulit diingat kembali. Maka kita harus dapat mengenali dimanakah kelemahan kita dalam mengingat. Untuk itu maka kita perlu mengetahui factor apa yang mempengaruhi pada proses mengingat itu, baik ketika informasi itu datang, maupun ketika informasi itu disimpan. Salah satu tehnik meningat yaitu dengan tehnik Akronim. Terdapat beberapa mahasiswa yang mengalami kesulitan mengingat dua belas nervus cranialis, itu dikarenakan oleh beberapa hal antara lain yaitu karena menggunakan bahasa asing dan harus diingat secara berurutan. Berdasarkan pertimbangan di atas tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui apakah tehnik akronim dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengingat dua belas nervus cranialis.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan pendekatan kualitatif. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode observasi dan pemberian lembar kuesioner. Analisis data dilakukan dengan melihat perubahan yang terjadi setelah dilakukan penerapan metode akronim.

Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa metode akronim dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengingat dua belas nervus cranialis.

(2)

Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

Halaman | 55 PENDAHULUAN

Ingatan memberi manusia kemampuan mengingat masa lalu, dan perkiraan pada

masa depan. Instruksi mnemonic (akronim)

mengacu pada instruksi atau strategi belajar

yang terancang secara khusus untuk

mengingatkan memori. Nervus cranialis

merupakan saraf otak yang berpangkal pada otak dan batang otak. Akronim adalah satu kata yang terbuat dari huruf pertama dari serangkaian kata. Salah satu akronim yang terkenal adalah NASA, badan ruang angkasa Amerika Serikat, singkatan dari National Aeronautics and Space Administration. Nama-nama organisasi sering dipendekkan dalam bentuk Akronim, misalnya PSSI akronim

dengan persatuan sepakbola seluruh

Indonesia. Akronim terkadang memasukkan huruf kedua (biasanya huruf vocal) agar singkatan lebih mudah terbaca seperti

jabotabek (Jakarta, Bogor, TAngerang,

BEkasi) tetapi akronim tidak harus selalu membentuk kata. Gunakan imajinasi Anda jika harus mengingat lima hal yang harus Anda lakukan saat pulang ke rumah (misalnya, bersih-bersih, mencuci, memasak, menelpon, dan membaca Koran). Anda dapat memicu ingatan Anda dengan membuat akronim BC-MTK (Senjaya, 2009). Dan tehnik ini

digunakan untuk mengingat dua belas nervus

cranialis.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitiannya adalah

sebagai berikut : Apakah dengan

menggunakan metode akronim dapat

meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam

mengingat dua belas nervus cranialis ?

Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui kemampuan mahasiswa

mengingat dua belas nervus cranialis setelah

menerapkan metode Akronim.

MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat

memperoleh informasi yang bermanfaat dalam mengembangkan tehnik mengingat

dua belas nervus cranialis dengan

menggunakan metode akronim.

2. Manfaat Praktis

Bagi pengajar, dari penelitian ini

mendapat masukan bagaimana cara

mengarahkan dan mempermudah

perserta didiknya untuk mengingat dua

belas nervus cranialis.

Untuk peserta didik, dari penelitian ini

mereka mempunyai alternative

bagaimana cara mengingat dua belas nervus cranialis dengan lebih mudah, cepat dan mengingat dalam waktu yang relative lama.

DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research) yang berorientasi pada

peningkatan kualitas pembelajaran. Sesuai orientasinya, jenis penelitian ini memiliki kelebihan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.

LOKASI & WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada Mahasiswa

semester IV Akademi Keperawatan di

Mojokerto pada bulan Maret sampai Juni 2014.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kemampuan mengingat dua belas nervus cranialis pada Mahasiswa setelah melakukan metode Akronim.

Terdapat enam mahasiswa yang

dilibatkan dan dari enam mahasiswa terebut semua belum mengingat dua belas nervus sama sekali. Dari enam mahasiswa yang telah melakukan tehnik Akronim untuk mengingat dua belas nervus cranialis setelah diberikan pertanyaan semua mahasiswa dapat mengingat dengan baik, hal ini terbukti dari pertanyaan yang diberikan peneliti sesuai dengan daftar pertanyaan semua dapat dijawab oleh semua mahasiswa dengan lancar dan baik. Saat dilakukan pertanyaan acak semua mahasiswa mampu menjawab pertanyaan dalam waktu tidak lebih dari tiga detik.

KESIMPULAN

Setelah Mahasiswa mendapat metode Akronim untuk mengingat dua belas nervus

cranialis mahasiswa menjadi mampu

(3)

Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

Halaman | 56 SARAN

1. Perlu untuk selanjutnya dilakukan

penelitian tentang keefektifan Metode

akronim untuk mempermudah

pembelajaran pada mahasiswa atau

peserta didik untuk meningkatkan

kemampuan mengingat atau menghafal materi lain yang seharusnya mereka ingat atau hafalkan.

2. Kepada para pendidik jika memungkinkan menggunakan metode akronim ini dalam membantu pemberian pengajaran pada peserta didiknya.

3. Pada para perserta didik supaya proaktif

menggunakan metode mnemonic

(akronim) untuk membantu mereka

menghafal atau mengingat materi

pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S,1998. Prosedur penelitian suatu

pendekatan praktek, Jakarta : Rineka cipta.

Bhisma Murti.2006,Desain dan ukuran sampel

untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif

di bidang kesehatan,Yogyakarta

:Gadjah mada university press.

Depkes RI .2006 ,Kurikulum DIII Keperawatan

De Porter, Bobbi & Mike, Hernacki

(Penerjemah Awiyah Abdurrahman).

2000. Quantum Learning (terjemahan), Bandung: Kaifa.

Family Practice Notebook, LLC.2008. www. Cranial%20Nerve.htm

Herman, Douglas J (Penerjemah Rina Buntaran). 2001. The Sharper Mind. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jensen, Eric & Karen, Markowitz.

(Penerjemah Lala Herawati Dharma). 2001. Otak Sejuta Gigabyte. Bandung: Kaifa

Kangmul. 2009. www.my akrostik/Teknik Mnemonik<<kangmul.htm

Madden, Thomas L (Penerjemah Ivonne Suryana). 2000. Fire Up Your Learning. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Moleong,J,Lexy. 2009. Metodologi Penelitian

Kualitatif, Bandung, PT Remaja

Rosdakarya.

Norman K. Denzin (penerjemah

Dariyatno).2009. Handbook of

Quqlitative Research, Yogyakarta,

Pustaka Pelajar.

Notoatmodjo,S.2002, Metodologi penelitian

kesehatan Edisi Revisi,Jakarta :Rineka cipta.

Rose, Colin (Penerjemah Femmi Syahrani).

1999. Accelerated Learning. Bandung:

Kaifa

Sukidin, Basrowi.2002. Metode Penelitian

Perspektif Mikro, Surabaya: Insan

Cendikia.

Susilo, Herawati, dkk (2009). Penelitian

Tindakan Kelas. Malang: Bayumedia

Publishing

Sutisna Senjaya.2009. www.my

akrostik/sutisna

senjaya>>Mnemonic.htm

Sutisna Senjaya.2009. www.my

akrostik/sutisna

senjaya>><akrostik>.htm

Referensi

Dokumen terkait