• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KELAYAKAN PUSAT DISTRIBUSI PROVINS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STUDI KELAYAKAN PUSAT DISTRIBUSI PROVINS"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

INDIKATOR PENENTUAN PDP

INDIKATOR PENENTUAN PDP

PENILAIAN KELAYAKAN PDP

PENILAIAN KELAYAKAN PDP

KESIMPULAN & REKOMENDASI

KESIMPULAN & REKOMENDASI

1

1

2

2

3

3

4

4

(3)
(4)

DASAR KEBIJAKAN

DASAR KEBIJAKAN

1. Terminologi Pusat Distribusi Provinsi terdapat dalam

Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional.

2. Undang Undang Nomor 23 tahun 2014 pada Lampiran DD yang berisi pembagian urusan pemerintahan bidang perdagangan dijelaskan dalam sub urusan Sarana Distribusi Perdagangan bahwa

kewenangan Pemerintah Provinsi adalah pada pembangunan dan pengelolaan Pusat Distribusi Regional (PDR) dan Pusat Distribusi Provinsi (PDP).

1. Terminologi Pusat Distribusi Provinsi terdapat dalam

Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional.

2. Undang Undang Nomor 23 tahun 2014 pada Lampiran DD yang berisi pembagian urusan pemerintahan bidang perdagangan dijelaskan dalam sub urusan Sarana Distribusi Perdagangan bahwa

kewenangan Pemerintah Provinsi adalah pada pembangunan dan pengelolaan Pusat Distribusi Regional (PDR) dan Pusat Distribusi Provinsi (PDP).

LATAR BELAKANG

LATAR BELAKANG

Saat ini

terdapat beberapa lokasi di wilayah Provinsi Banten

baik yang disampaikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota

maupun yang merupakan hasil kegiatan yang telah dilakukan

oleh OPD terkait di Pemerintah Provinsi Banten yang potensial

bisa dijadikan lokasi berdirinya Pusat Distribusi Provinsi

penyusunan FS ini akan didapatkan

pilihan yang

tepat terkait dengan lokasi

yang sesuai dengan

kriteria dan spesifkasi yang dibutuhkan

(5)

Maksud dan Tujuan

dilaksanakannya kegiatan ini

adalah merupakan kajian

tahap awal dari rencana

pendirian dan pengelolaan

Pusat Distribusi Provinsi (PDP)

Maksud dan Tujuan

dilaksanakannya kegiatan ini

adalah merupakan kajian

tahap awal dari rencana

pendirian dan pengelolaan

Pusat Distribusi Provinsi (PDP)

Sasaran pelaksanaan kegiatan

seleksi umum Penyusunan

Feasibility Study Pusat Distribusi

Provinsi Banten ini adalah penyedia

jasa konsultansi dengan spesifkasi

adalah : 1.SI Jasa Studi Penelitian

dan Bantuan Teknik, 1.SI.02 Studi

Kelayakan dan Studi Mikro Lainnya

Sasaran pelaksanaan

kegiatan

seleksi umum Penyusunan

Feasibility Study Pusat Distribusi

Provinsi Banten ini adalah penyedia

jasa konsultansi dengan spesifkasi

adalah : 1.SI Jasa Studi Penelitian

dan Bantuan Teknik, 1.SI.02 Studi

Kelayakan dan Studi Mikro Lainnya

MAKSUD, TUJUAN &

SASARAN

MAKSUD, TUJUAN &

SASARAN

(6)

PENGERTIAN PUSAT

DISTRIBUSI PROVINSI

PENGERTIAN PUSAT

DISTRIBUSI PROVINSI

6

Pusat distribusi

sarana

perdagangan yang berfungsi

sebagai

penyangga

persediaan

(

buffr stock

)

barang kebutuhan pokok dan

barang penting (strategis) serta

menunjang kelancaran arus

barang baik

antarprovinsi

maupun

antarkabupaten/kota

dengan tujuan pasar dalam

negeri dan/atau pasar luar

negeri.

Pusat distribusi juga dapat berfungsi sebagai pusat

konsolidasi

komoditas yang dibutuhkan oleh masyarakat/

(7)

SEBARAN POTENSI

LOKASI PUSAT

DISTRIBUSI PROVINSI

SEBARAN POTENSI

LOKASI PUSAT

DISTRIBUSI PROVINSI

LOKASI 1 PASAR RAU KOTA

SERANG

LOKASI 2 AREA CIKUASA

KELURAHAN GEREM KOTA

CILEGON

LOKASI 3 KAWASAN INDUSTRI

JATIUWUNG KOTA TANGERANG

LOKASI 4 KECAMATAN MAJA

KABUPATEN LEBAK

LOKASI 5 KECAMATAN JAYANTI

KABUPATEN TANGERANG

LOKASI 6 KECAMATAN PETIR

KABUPATEN SERANG

LOKASI 7 AREA MILITER KSATRIAN

GATOT SUBROTO KOTA SERANG

1

2

3

4

5

6

7

(8)

1. Undang Undang RI Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

2. Undang Undang RI Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan;

3. Undang Undang RI Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

4. Peraturan Presiden RI Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan

Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting;

5. Peraturan Presiden RI Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem

Logistik Nasional;

6. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 70/M-DAG/PER/12/2013 tentang Pedoman

Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern;

7. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 90/M-DAG/PER/12/2014 tentang Penataan dan

Pembinaan Gudang;

8. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 61 /M-DAG/PER/8/2015 tentang Pedoman

Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan;

9. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 22/M-DAG/PER/3/2016 tentang Ketentuan

Umum Distribusi Barang;

10.Peraturan Gubernur Banten Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penjabaran Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017 (Berita Daerah Provinsi Banten

Tahun 2017 Nomor 7).

1. Undang Undang RI Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

2. Undang Undang RI Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan;

3. Undang Undang RI Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

4. Peraturan Presiden RI Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan

Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting;

5. Peraturan Presiden RI Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem

Logistik Nasional;

6. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 70/M-DAG/PER/12/2013 tentang Pedoman

Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern;

7. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 90/M-DAG/PER/12/2014 tentang Penataan dan

Pembinaan Gudang;

8. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 61 /M-DAG/PER/8/2015 tentang Pedoman

Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan;

9. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 22/M-DAG/PER/3/2016 tentang Ketentuan

Umum Distribusi Barang;

10.Peraturan Gubernur Banten Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penjabaran Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017 (Berita Daerah Provinsi Banten

Tahun 2017 Nomor 7).

DASAR

HUKUM

DASAR

HUKUM

(9)

INDIKATOR PENENTUAN

LOKASI PDP

(10)

Undang-Undang No.18 Tahun 2012 tentang Pangan

Pada pasal 47 mengenai distribusi, disebutkan distribusi Pangan dilakukan untuk memenuhi

pemerataan ketersediaan pangan ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia secara berkelanjutan.

Undang-Undang No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan

Pasal 13 dan 14 pemerintah bekerja sama dengan pemerintah daerah melakukan pembangunan,

pemberdayaan, dan peningkatan kualitas pengelolaan Pasar rakyat . Pengembangan, penataan, dan pembinaan dilakukan melalui pengaturan perizinan, tata ruang, zonasi dengan memperhatikan jarak dan lokasi pendirian, kemitraan, dan kerja sama usaha.

Undang-Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Daerah ketika membentuk kebijakan Daerah, baik dalam bentuk Perda maupun kebijakan lainnya

hendaknya juga memperhatikan kepentingan nasional. Ditujukan untuk mendorong lebih terciptanya daya guna dan hasil guna penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dalam mensejahterakan masyarakat, baik melalui peningkatan pelayanan publik maupun melalui peningkatan daya saing Daerah.

Peraturan Presiden No.71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan

Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mengendalikan Ketersediaan Barang Kebutuhan

Pokok dan/atau Barang Penting di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jumlah yang memadai, mutu yang baik, dan harga yang terjangkau.

Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan

Sistem Logistik Nasional

ayat (1) merupakan panduan dalam pengembangan logistik bagi para pemangku kepentingan

terkait serta koordinasi kebijakan dan pengembangan Sistem Logistik Nasional. Sistem logistik memiliki peran strategis dalam sinkronsisasi dan penyelarasan kemajuan antar sektor ekonomi dan antar wilayah demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif, sekaligus menjadi benteng bagi kedaulatan dan ketahanan ekonomi nasional (national economic authority and security).

1

2

3

5

4

T

in

ja

u

a

n

K

e

b

ij

a

k

a

n

(11)

NO. FAKTOR KRITERIA BATASAN KELAYAKAN

Memiliki potensi sentra-sentra produksi dari kab./kota di Provinsi Banten.

(Undang-Undang Nc.18 Tahun 2012 ofnoang Pangan)

b.  Potensi Permintaan Komoditi

Memiliki potensi permintaan bahan dari kab./kota di Provinsi Banten.

2

• Aksesibilitas berdasarkan kondisi jalan

• Berada pada lokasi dekat pelabuhan

• Berada pada lokasi dekat terminal angkutan

• Berada pada lokasi dekat Jalur Kereta Api b. Tersedianya Tenaga

Listrik Terdapat jaringan listrik yang memadai yang sesuai dengan kapasitas pusat distribusi. c.  Ketersediaan

Sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Terdapat saran TIK yang memadai, seperti jaringan telepon, jaringan nirkabel, kantor pos, ketersediaan tower provider/BTS dan lain-lain.

d.  Ketersediaan Sistem Pengelolaan Air dan pengolahan limbah pasar

(persampahan)

• Terdapat ketersediaan air yang memadai dan sistem pengolahan air yang baik guna menunjang keberlangsungan aktivitas pusat distribusi.

• Dekat dengan lokasi TPA.

3

Kemasyarakatan Indeks Pembangunan Masyarakat

b.  Kegiatan Perdagangan

• Terdapat aktivitas perdagangan rutin antar wilayah untuk komoditi.

• Tidak Terdapat aktivitas perdagangan rutin antar wilayah untuk komoditi c. Potensi Konfik

Sosial Sejarah terjadinya konfik sosial di sekitar lokasi sangat minim.

d. Kondisi Ekonomi Pendapatan Perkapita

4

rawan bencana Tidak berada dalam kawasan rawan bencana b.  Bukan Kawasan

Lindung Tidak berada dalam kawasan lindung c.  Bukan Kawasan

Cagar Budaya Tidak berada dalam kawasan Cagar Budaya

NO. FAKTOR KRITERIA BATASAN KELAYAKAN

5

Rencana Tata Ruang

Wilayah.

a. Perda RTRW

Berdasarkan Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional yakni terdapat Perda RTRW Provinsi yang mengatur pusat distribusi dalam konsep kawasan.

b. Potensi Status Khusus

Berada dalam kawasan khusus yang memiliki keistimewaan tertentu dari segi kebijakan insentif.

a. RPJMD Pembangunan Pusat Distribusi telah ditetapkan dalam RPJMD

b. Ketersediaan Peraturan Pusat Distribusi

Telah terdapat Peraturan Pusat Distribusi yang telah ditetapkan oleh otoritas setempat.

7 Lahan

a. Luasan Minimum

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 48/M-Dag/PER 8-2013 tentang pedoman dan pengelolaan sarana distribusi perdagangan pasal 10 dan 11 butir a dikatakan bahwa luasan minimum bagi PDP adalah 10.000 m²

b. Legalitas

Sesuai dengan Peraturan Menteri

Perdagangan Republik Indonesia Nomor 48/M-Dag/PER 8-2013 tentang pedoman dan pengelolaan sarana distribusi perdagangan pasal 10 dan 11 butir b dikatakan bahwa kepemilikan lahan pendirian PDP haruslah dibuktikan dengan dokumen yang sah, yaitu sertifkat kepemilikan tanah yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional.

c. Peluang Perluasan

Lahan Terdapat lahan untuk perluasan sampai dengan atau lebih dari 10 ha.

8

a. Ketersediaan

Distributor Terdapat distributor yang telah beraktiftas di sekitar lokasi. b. Pelaku Jasa

Transportasi/Freight Forwarding

Terdapat pelaku jasa transportasi/freight forwading yang telah beraktiftas di sekitar lokasi.

c. Ketersediaan Jasa Pendanaan

Terdapat jasa pendanaan yang telah beraktiftas di sekitar lokasi.

(12)

PENILAIAN KELAYAKAN

PDP

(13)

PERTUMBUHAN

EKONOMI PROVINSI

BANTEN

PDRB per kapita Banten ADH Berlaku pada

tahun 2015 mencapai 39,98 juta rupiah atau

meningkat 8,43 persen bila dibandingkan

dengan tahun 2014 yang sebesar 36,61 juta rupiah.

Di tingkat kabupaten/kota, Kota Tangerang

memiliki PDRB ADH Berlaku yang paling

tinggi di Provinsi Banten, diikuti oleh Kabupaten

Tangerang dan Kota Cilegon.

Distribusi PDRB Provinsi Banten

Menurut Kabupaten/Kota ADH

Berlaku (persen), 2015

PDRB Kabupaten/Kota dan Provinsi Banten, ADH

Berlaku (triliun rupiah), 2014-2015

 

Kabupaten/Kota/Provinsi

 

2014*)

 

2015**)

Kabupaten Pandeglang

18,20

20,28

Kabupaten Lebak

18,61

20,73

Kabupaten Tangerang

91,69

102,04

Kabupaten Serang

51,43

56,31

Kota Tangerang

110,77

126,12

Kota Cilegon

70,03

77,96

Kota Serang

19,69

21,87

Kota Tangerang Selatan

50,21

56,04

Provinsi Banten

428,47

477,94

(14)

KESENJANGAN INTRA

WILAYAH

Perkembangan Kesenjangan Ekonomi (Indeks Williamson) 2009-2013

Kesenjangan ekonomi antarkota

dan kabupaten di Provinsi

Banten cukup tinggi, terlihat dari

besarnya gap antara kabupaten dan

kota dengan PDRB perkapita

tertinggi dan PDRB perkapita

terendah. Tingginya pendapatan per

kapita di Kota Cilegon didukung oleh

keberadaan industri pengolahan di

daerah ini. Perbedaan faktor

produksi pada perekonomian

masing-masing daerah turut

menentukan perkembangan nilai

PDRB per kapita.

Perkembangan Nilai PDRB Perkapita ADHB dengan Migas Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2008-2013 (000/jiwa)

Perbedaan kegiatan ekonomi antarkabupaten

dan kota berakibat pada kecilnya nilai tambah

yang dihasilkan di masing-masing daerah

sehingga terjadilah ketimpangan

(15)

PEMBANGUNAN

SEKTOR UNGGULAN

Sektor Unggulan menggunakan

Analisis LQ dengan basis data

PDRB

Nilai location

qucoifno

lebih besar dari

satu (LQ>1). Hal ini menunjukkan

Provinsi Banten memiliki proportional

share lebih besar dari rata-rata daerah

lain untuk sektor-sektor tersebut .

Sebaliknya, kelompok sektor yang

memiliki nilai LQ kurang dari satu

(LQ<1) menunjukkan peluang dan

potensi

Provinsi

Banten

untuk

mengembangkan kegiatan pertanian

dan jasa-jasa tersebut.

Nilai LQ Sektor Ekonomi Provinsi Banten

Lapangan Usaha yang menjadi unggulan di Provinsi Banten

(LQ>1) meliputi 1) Industri

Pengolahan, 2) Pengadaan Listrik & Gas, 3) Pengadaan Air

Pengelolaan Sampah Limbah 4) Transportasi & Pergudangan

5) Informasi dan Komunikasi 6) Real

Estate 7) Jasa Pendidikan dan 8) Jasa Kesehatan & Kegiatan

Sosial.

Struktur perekonomian Banten didominasi

sektor industri

pengolahan

merupakan satu-satunya sektor yang mendominasi

perekonomian Banten, namun belum didukung sektor lainnya

(16)

KONDISI DISTRIBUSI

LOGISTIK

DI PROVINSI BANTEN

Sumbfr : Distpfrindag Prcv Banofn

16

Sisi

timur

wilayah

provinsi

banten

telah

ada pitt yang berfungsi

sebagai

hub

/

distribustion center bagi

produk sayuran dan buah

buahan

dari

seluruh

wilayah

produsen

di

pulau jawa dan sumatera

Sisi

Barat

wilayah

Banten belum terdapat

suatu hub atau terimal

agrobisnis atau Pasar

Induk

yang

menampung

produk

sayur dan buah-buahan

yang

berasal

dari

wilayah

Pulau

Sumatera

Sisi

Barat

wilayah

Banten belum terdapat

suatu hub atau terimal

agrobisnis atau Pasar

Induk

yang

menampung

produk

sayur dan buah-buahan

yang

berasal

dari

wilayah

Pulau

Sumatera

Adanya dua kondisi di atas

menyebabkan

terjadinya

ketidak

seimbangan

distribusi di Provinsi Banten

Komoditi yang masuk dari

Sumatera masuk ke PITT

dan

kembali

keluar

di

wilayah

barat

sehingga

(17)

KOMODITAS

UNGGULAN DI

PROVINSI BANTEN

Tabel Review Komoditas Unggulan

Mengacu data BPS Provinsi

Banten, Komoditas unggulan di

Provinsi Banten dapat

dikelompokan menjadi 4 sektor

meliputi :

1. Pertanian

2. Perkebunan

3. Peternakan

4. Perikanan

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

17

Sumber : BPS Provinsi Banten, 2016

SEKTOR

KOMODITAS

UNGGULAN

PRODUKTIVITAS

PERTANIAN

(Ton)

Padi

2.188.996,55

Ubi Kayu

74.162,60

Buah-buahan

 

Pisang

137.811

Durian

48.545

Rambutan

35.636

PERKEBUNAN

(Ton)

Kelapa

46.304,39

Sawit

29.274,46

Karet

13.569,24

PETERNAKAN

(Ekor)

Sapi

54.934

Kerbau

101.632

Domba

657.674

Kambing

776.304

PERIKANAN

(Ton)

Perikanan Tangkap Laut

59.538

(18)

PRODUKSI

GABAH BERAS

SURPLUS

DIBELI /

DIIJON SAAT

PANEN

MASUK

KE PASAR

MASUK

KEMBALI KE

PROVINSI

BANTEN

DALAM

BENTUK

BERAS

ALUR DISTRIBUSI

LOGISTIK

PANGAN (PADI /

BERAS)

DI PROVINSI BANTEN

Sumbfr : Distpfrindag Prcv Banofn

(19)

Komodita

s

Permasalahan

Alternatif Solusi

Beras

Wilayah pemasok

adalah Kab

Tangerang, Kab/Kota

Serang, Kab Lebak

dan Kab Pandeglang.

Permasalahan:

a. Tangerang : Tidak

ada penghasil,

didatangkan dari

daerah lain, harga

lebih tinggi.

b. Pandeglang, Lebak:

Tingkat produksi

belum seluruhnya

kualitas baik krn

saprodi kurang

(dryer, RMU, dll).

Belum ada

penyimpanan,

sebagian besar

dibeli oleh

pedagang.

c. Secara umum

meskipun

penghasil, tetapi

masih menjadi

price taker.

1. Peningkatan

teknologi

produksi untuk

menghasilkan

beras berkualitas

dengan tingkat

produksi minimal

sama dengan

wilayah lain (6-8

ton/hektar).

2. Pemberian

bantuan berupa

saprodi seperti

RMU, dryer, dll.

3. Fasilitasi

penjualan dari

gapoktan ke Toko

Tani Indonesia,

Bulog, Pasar

induk, Pasar

tradisional, Pasar

Modern.

IDENTIFIKASI

MASALAH

KOMODITAS PADI

(BERAS)

(20)

RANTAI

INDUSTRI

KOMODITAS

PADI

Dalam rangka mendorong tumbuhnya

industri kecil dan menengah di Provinsi

Banten, maka produk turunan padi yang

dapat dikembangkan adalah membuat

usaha makanan kecil seperti opak,

rengginang, ulen, tape ketan, sake atau

usaha tepung beras sebagai bahan baku

dalam membuat aneka kue, bihun, roti,

(21)

ANALISIS SKORING

PENETAPAN PRIORITAS

LOKASI PDP

Lokasi

Rangking Kriteria Kelayakan Sebuah Lokasi Pusat Distribusi (I) Potensi

Penawaran dan Permintaan

(10%)

(II) Ifrastruktur & Aksesibilitas (20%)

(III) Sosial dan Ekonomi

(10%) (IV) Lingkungan Hidup (10%)

Aksesi bilitas

(4%)

Simpul Transportasi

Angkutan Barang (8%) Infrastruktur dalam Kawasan (8%)

Sentra

Lokasi 1 Pasar Rau Kota Lokasi 7 Lahan

(22)

ANALISIS SKORING

PENETAPAN PRIORITAS

LOKASI PDP

Lanjutan

Lokasi

Rangking Kriteria Kelayakan Sebuah Lokasi Pusat Distribusi

Total Skoring

Lokasi Priorita

s (V) RTRW (20%) (VI) Regulasi (10%) (VII) Ketersediaan Lahan (10%) (VIII) Pelaku Jasa Distribusi (10%)

Tercantu

Lokasi 1 Pasar Rau

Kota Serang - - - - 6,80 - 3,30 3,40 3,30 3,30

54,2

0

3

Lokasi 2 Area Cikuasa Kelurahah Gerem Lokasi 3 Wilayah

Jatiuwung - - - - 6,80 - - - - - 32,80 5 Lokasi 4 Kecamatan

Maja Kabupaten

Lebak - - - - 6,80 6,60 - - - - 30,17 6

Lokasi 5 Kecamatan Jayanti Kabupaten

Tangerang 15,00 5,00 - 5,00 6,80 6,60 - - - -

75,0

6

1

Lokasi 6 Kecamatan

Petir Kab. Serang 15,00 5,00 - 5,00 6,80 6,60 - - - -

58,5

4

2

Lokasi 7 Lahan Kosong di Kawasan

(23)

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

23

Lokasi 1 Pasar Rau Kota Serang; 17.72%

Lokasi 2 Area Cikuasa Kelurahah Gerem Kota Cilegon; 10.93%

Lokasi 3 Wilayah Jatiuwung; 9.93%

Lokasi 4 Kecamatan Maja Kabupaten Lebak; 9.72% Lokasi 5 Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang; 24.67%

Lokasi 6 Kecamatan Petir Kab. Serang ; 19.17%

Lokasi 7 Lahan Kosong di Kawasan Militer Ksatriaan Gatsu.; 7.86%

Lokasi 1 Pasar Rau Kota Serang

Lokasi 2 Area Cikuasa Kelurahah Gerem Kota Ci-legon

Lokasi 3 Wilayah Jatiuwung Lokasi 4 Kecamatan Maja Kabupaten Lebak

Lokasi 5 Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang Lokasi 6 Kecamatan Petir Kab. Serang

Lokasi 7 Lahan Kosong di Kawasan Militer Ksatriaan Gatsu.

Berdasarkan Analisis Skoring dengan

menggunakan kriteria pendirian

PDP, didapat lokasi prioritas PDP di

Prov Banten sebagai berikut:

1. Kec.Jayanti Kab. Tangerang

2. Kec. Petir Kab. Serang

3. Pasar Rau Kota Serang

4. Area Cikuasa Kota Cilegon

5. Wilayah Jatiuwung Kota

Tangerang

6. Kec. Maja Kabupaten Lebak

7. Kawasan Militer Kota Serang

(24)

24

Kec. Jayanti Kabupaten Tangerang

Potensi

Skor tertinggi yang di dapat oleh Kec.

Jayanti

adalah

legalitas

lokasi

tercantum dalam RTRW Provinsi yakni

sebesar 15 point,

Pendapatan Per Kapita sebesar 9,12

point,

Selain itu lahan untuk pembangunan

dan

pengembangan

PDP

masih

tersedia cukup luas dan di dukung

dengan infrastruktur yang memadai.

Permasalahan

Harga lahan bisa lebih

tinggi

Konfik

akan

terjadi

(25)

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

25

Kec. Petir Kabupaten Serang

Potensi

Skor tertinggi yang di dapat oleh Kec.

Petir

adalah

legalitas

lokasi

tercantum dalam RTRW Provinsi

yakni sebesar 15 point,

Selain itu lahan untuk pembangunan

dan pengembangan PDP masih

tersedia cukup luas dengan point 6,8

dan di dukung dengan infrastruktur

yang memadai.

Permasalahan

Harga lahan bisa lebih tinggi

Konfik akan terjadi pada saat

(26)

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

26

Pasar Rau Kota Serang

Potensi

Pasar Rau sebagai salah satu pasar

induk di Kota Serang mampu

memenuhi kebutuhan pokok di Kota

Serang dan sekitarnya.

Pelaku

pasar

sudah

terbentuk

mengingat pasar tersebut telah

berdiri cukup lama dan mampu

bertahan hingga sekarang.

Didukung

dengan

jaringan

transportasi yang memadai.

Permasalahan

Perluasan

pasar

sebagai

pusat

distribusi tidak memadai mengingat

keterbatasn lahan yang dimiliki oleh

pasar Rau.

Letak pasar yang berada di

tengah-tengah

Kota

Serang

dapat

(27)

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

27

Area Cikuasa Kelurahan Gerem Kota Cilegon

Permasalahan

Untuk

peluang

perluasan

lahan,

area

cikuasa

terhambat dengan eksisting

kontur tanah yang berbukit.

Untuk pembangunan PDP dan

lahan

perluasannya

akan

menghabiskan biaya yang

sangat

tinggi,

karena

memerlukan

rekayasa

teknologi yang lebih canggih.

Potensi

Area Cikuasa di Kelurahan Gerem Kecamatan Grogol

memiliki akses bypass tol Merak-Jakarta.

Lahan yang ada sekarang masih berupa lahan

(28)

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

28

Wilayah Jatiuwung Kota Tangerang

Permasalahan

Lahan kosong terbatas hanya

berada di komplek-komplek

kawasan industri.

Lahan yang tersedia di luar

kawasan

industri

telah

dimiliki oleh perorangan dan

developer

sebagai

lahan

peruntukkan perumahan.

Nilai lahan yang berada di

kawasan industri memiliki

harga jual yang tinggi per

Potensi

Sebagai wilayah pusat perdagangan dan industri,

kawasan Jatiuwung sudah terbangun kawasan

industri dan pergudangan sebagai pendukung

terbangunnya PDP ini.

Di dukung dengan infrastruktur yang lebih lengkap

(29)

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

29

Kecamatan Maja Kabupaten Lebak

Potensi

Lahan yang ada sekarang masih

berupa

lahan

kosong,

dapat

dikembangkan

menjadi

pusat

distribusi dan perluasannya pun

tersbut masih luas.

Memiliki rencana jalur tol yang

melalui kawasan Maja, sebagai nilai

tambah aksesibilitas.

Permasalahan

Harga lahan dapat meroket tinggi.

Potensi konfik saat pembebasan

(30)

30

Kawasan Militer Kota Serang

Potensi

Lahan kosong tersedia lebih dari 1

hektar

Memiliki jalur tol Serang Barat,

sebagai nilai tambah aksesibilitas.

Permasalahan

Diperlukan

ketentuan

khusus

dalam

(31)

DAYA DUKUNG

INFRASTRUKTUR

PDP DI PROVINSI

BANTEN

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

31

LOKASI 1 PASAR RAU KOTA SERANG

LOKASI 2 AREA CIKUASA KELURAHAN GEREM KOTA CILEGON

LOKASI 3 KAWASAN INDUSTRI JATIUWUNG KOTA TANGERANG

LOKASI 4 KECAMATAN MAJA KABUPATEN LEBAK

LOKASI 5 KECAMATAN JAYANTI KABUPATEN TANGERANG

LOKASI 6 KECAMATAN PETIR KABUPATEN SERANG

LOKASI 7 AREA MILITER KSATRIAN GATOT SUBROTO KOTA SERANG

1 2

3

4

5

6 7

Pengembangan jaringan jalan bebas

hambatan meliputi:

1.

Tangerang – Merak;

2.

Cilegon – Bojonegara;

3.

Serang – Panimbang

;

4.

Semanan – Rajeg – Balaraja

; dan

5.

Kamal – Teluk Naga – Rajeg.

Sumber : Draf Revisi Perda RTRW Prov Banten 2010-2030

Dilihat dari radius 15 KM, lokasi yang memiliki kelengkapan sarana & prasarana penunjang terhadap PDP berada di lokasi Jatiuwung, Area Cikuasa dan Jayanti

Radius 30 KM dari

lokasi PDP

Radius 15 KM dari

lokasi PDP

Pengembangan jaringan kereta api meliputi:

a.Pengembangan jaringan prasarana kereta api yang menghubungkan kawasan-kawasan industri, simpul-simpul transportasi utama yaitu pembangunan jaringan prasarana baru pada lintas:

1.Tonjong Baru – Pelabuhan Bojonegara;

2.Serpong – Tangerang – Bandara Soekarno Hatta; 3.Serang – Cikande – Cikupa – Serpong;

4.Manggarai – Bandara Soekarno Hatta; 5.Bandara Soekarno Hatta – Pluit – Kota; dan

6.Rencana pembangunan jalur kereta api Bojonegara – Pantura – Tanjung Priuk

b.Pembangunan jaringan prasarana kereta api baru pada Lintas Parung Panjang – Serpong –Citayam – Nambo – Cikarang; Lintas Serang – sepadan tol – Balaraja, Lintas Balaraja – Jakarta – Cikarang;

Rencana

Jalan Tol

Serang -

Panimban

g

Reaktivasi

Jalur

Kerata Api

DAYA DUKUNG

(32)

DAYA DUKUNG

INFRASTRUKTUR

(Pelabuhan &

Bandara)

32

LOKASI 1 PASAR RAU KOTA SERANG

LOKASI 2 AREA CIKUASA KELURAHAN GEREM KOTA CILEGON

LOKASI 3 KAWASAN INDUSTRI JATIUWUNG KOTA TANGERANG

LOKASI 4 KECAMATAN MAJA KABUPATEN LEBAK

LOKASI 5 KECAMATAN JAYANTI KABUPATEN TANGERANG

LOKASI 6 KECAMATAN PETIR KABUPATEN SERANG

LOKASI 7 AREA MILITER KSATRIAN GATOT SUBROTO KOTA SERANG

1

Sumber : Draf Revisi Perda RTRW Prov Banten 2010-2030

Radius 30

Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi laut meliputi: a.Peningkatan pelayanan Pelabuhan Utama Bojonegara dan

Banten/Ciwandan;

b.Peningkatan pelayanan Pelabuhan Pengumpul Merak;

c.Peningkatan pelayanan Pelabuhan Merak Mas dan Pelabuhan Cigading untuk dikembangkan menjadi pelabuhan utama;

d.Pembangunan Pelabuhan Warnasari sebagai pelabuhan pengumpul; e.Pengembangan dan pengelolaan pelabuhan:

1.pengumpan regional antara lain Pelabuhan Anyer Lor, Labuan, dan Muara Dadap dan Kronjo; dan

2.pelabuhan pengumpan lokal antara lain Pelabuhan Muarabinuangeun.

f.Pengembangan terminal khusus di Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang untuk mendukung potensi industri, pariwisata, pertanian, dan pertambangan;

Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi udara meliputi :

a.Pengembangan pelayanan sarana, prasarana, dan sistem pengoperasian Bandara Udara Soekarno Hatta sesuai dengan hierarkinya sebagai bandara pengumpul primer;

b.Pengembangan Bandara Udara Budiarto di Kabupaten Tangerang sebagai bandar udara yang diperuntukan khusus sebagai pusat pendidikan dan latihan penerbangan di Indonesia;

c.Pengembangan kawasan Lapangan Terbang Pondok Cabe di Kota Tangerang Selatan;

d.Pengembangan Bandara Udara Gorda di Kabupaten Serang sebagai bandar udara khusus untuk kepentingan pertahanan dan sipil;

e.Pembangunan Bandara Udara Banten

Selatan/Panimbang di Kabupaten Pandeglang sebagai bandar pengumpul tersier;

f.Pengembangan bandara udara khusus untuk mendukung pertumbuhan kebutuhan

(33)

DAYA DUKUNG

INFRASTRUKTUR

(Sumber Daya Air

& Persampahan)

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

33

LOKASI 1 PASAR RAU KOTA SERANG

LOKASI 2 AREA CIKUASA

KELURAHAN GEREM KOTA CILEGON

LOKASI 3 KAWASAN INDUSTRI JATIUWUNG KOTA TANGERANG

LOKASI 4 KECAMATAN MAJA KABUPATEN LEBAK

LOKASI 5 KECAMATAN JAYANTI KABUPATEN TANGERANG

LOKASI 6 KECAMATAN PETIR KABUPATEN SERANG

LOKASI 7 AREA MILITER KSATRIAN GATOT SUBROTO KOTA SERANG

1 2

3

4

5

6 7

Sumber : Draf Revisi Perda RTRW Prov Banten 2010-2030 Radius 30

KM dari lokasi PDP Radius 15 KM dari lokasi PDP

Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air meliputi: a. Bendungan Karian di Kabupaten Lebak;

b. Bendungan Sindangheula di Kabupaten Serang dan Kota Serang;

c. Bendungan Cidanau di Kabupaten Serang;

d. Bendungan Pasir Kopo di Kabupaten Lebak; e. Bendung Ciliman di Kabupaten Lebak;

f. Bendung Cibaliung di Kabupaten Pandeglang; g. Bendung Pamarayan di Kabupaten Serang;

h. Pengembangan Bendung Ranca Sumur di Kabupaten Tangerang; i. Pengembangan Bendung Pasar Baru di Kota Tangerang;

j. Pengembangan Bendung Cisadane Pintu Sepuluh di Kota Tangerang; k. Pemeliharaan CAT Rawa Danau di Serang-Pandeglang;

l. Pemeliharaan CAT Serang-Tangerang; m. Pemeliharaan CAT Labuhan;

n. Pemeliharaan CAT Malimping; o. Pemeliharaan CAT Jakarta;

p. Pemeliharaan situ, waduk, danau, dan rawa yang terdapat di Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang,

Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Cilegon dan Kota Serang sebagai kolam penyimpanan;

(34)

SUMBER PEMBIAYAAN

PINJAMAN DAERAH

PENYERTAAN MODAL PEMDA (BUMD)

LEMBAGA DANA BERGULIR

OBLIGASI DAERAH

BADAN LAYANAN UMUM (BLU)

KERJASAMA PEMDA-SWASTA (KPS)

(35)

KESIMPULAN &

REKOMENDASI

(36)

KESIMPULAN

KESIMPULAN

1. KECAMATAN JAYANTI KABUPATEN

TANGERANG

2. KECAMATAN PETIR KABUPATEN

SERANG

3. PASAR RAU KOTA SERANG

4. AREA CIKUASA KELURAHAN

GEREM KOTA CILEGON

5. WILAYAH JATIUWUNG KOTA

TANGERANG

6. KECAMATAN MAJA KABUPATEN

LEBAK

7. AREA MILITER KSATRIAN GATOT

SUBROTO KOTA SERANG

3

4

5

6

1

2

7

URUTAN PRIORITAS LOKASI

PDP DI PROVINSI BANTEN

(37)

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

37

Dibutuhkannya PERAN PEMERINTAH dalam rantai pasok bahan

pokok menyebabkan panjangnya distribusi;

Petani sebagai produsen tidak menikmati kuntungan apabila harga

(38)

REKOMENDASI

Penentuan

lokasi

PDP

perlu

dilakukan

dengan

mempertimbangkan volume pasokan dan permintaan komoditas

pokok dan strategis, serta komoditas unggulan daerah di wilayah

sekitar PDP.

Penentuan

lokasi

PDP

perlu

dilakukan

dengan

mempertimbangakan pula keberadaan dan daya dukung

pelabuhan laut di dekat lokasi PDP.

Aksesibilitas dari/ke lokasi PDP perlu didukung dengan

infrastruktur tranportasi darat (jalan raya) yang memadai dari

aspek kelas jalan dan kondisinya.

Peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) perlu

segera dilakukan dalam masa pembangunan PDP Banten

sehingga dapat diharapkan PDP dapat segera beroperasi secara

baik segera setelah pembangunan PDP tersebut selesai.

Sosialisasi keberadaan PDP perlu segera dilakukan kepada

pihak-pihak terkait, terutama kepada para calon mitranya, yaitu para

petani, peternak, dan nelayan maupun kepada instansi-instansi di

pemerintah Daerah terkait.

Proses bisnis dan operasional PDP perlu dipersiapkan dan

dirancang secara baik, termasuk dengan mengembangkan

manajemen rantai pasok (stupply khain managfmfno/SCM) secara

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

38

Merujuk Kepada Kriteria

Pendirian PDP yang telah

dilakukan, maka lokasi yang

paling tepat

direkomendasikan sebagai

Pusat Distribusi Provinsi

Banten berada di

area

Kecamatan Jayanti

, hal ini

disebabkan oleh lokasi Jayanti

yang memiliki nilai strategis

serta di dukung oleh kebijakan

RTRW Provinsi Banten.

(39)

REKOMENDAS

I

FEASIBILITY STUDY PUSAT DISTRIBUSI PROVINSI BANTEN

39

Setelah ditentukan

lokasi PDP di Provinsi,

Milestone selanjutnya

dalam pendirian PDP ini

masih dibutuhkan

tahapan-tahapan yang

cukup panjang

Penyusu

nan FS

Studi

Lingkung

an Hidup

(AMDAL

dan

AMDAL

Lalin)

Penyusuna

n DED

Pengadaan

Lahan

Pembangu

nan Fisik

(40)

Sekian & Terimakasih

Gambar

Tabel Review Komoditas Unggulan

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran 13 Estimasi Parameter Distribusi Pareto Terampat ( Generalized Pareto Distribution (GPD)) Nilai Ekstrim Return Saham Kimia Farma Pusat Periode Oktober 2009 -

3) Pusat Penelitian Kelautan dan Perikanan, yakni dengan adanya kawasan riset tentang potensi kelautan dan perikanan. Hal ini sangat mendasar karena wilayah Kabupaten