Drs. IMAN SANTOSO, M. Phil Dra. SITARESMI, M. Sc
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TEKNIK ASEPTIK
NAMA : NURUL MUHAMMAD PRAKOSO
NPM : 1506739942
KELOMPOK : VII (TUJUH) C
TANGGAL PRAKTIKUM : 5 SEPTEMBER 2017
ASISTEN : EVIE LAZUARDI
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN BIOLOGI
TEKNIK ASEPTIK
I. TUJUAN
1. Memahami teknik-teknik aseptik.
2. Mempraktikan teknik menuang medium secara aseptik. 3. Mempraktikan teknik transfer mikroorganisme secara aseptik
II. HASIL PENGAMATAN 2.1. Menuang Medium
Tabel 1. Kondisi Agar 24 Jam Setelah Penuangan
No. Praktikan Permukaan Ketebalan Pinggir Petri Embun
1. Nathasya Christine P. Rata Cukup X +
2. Ni’matul Isna Rata Cukup X +
3. Nurul Muhammad P. Kurang Rata Cukup √ +
4. Putra Mahanaim T. Rata Cukup √ +
5. Sharfina Ishmah Rata Cukup √ -
Keterangan:
√ : Ada agar yang menempel X : Tidak ada agar yang menempel + : Ada embun
Tabel 2. Hasil Pengamatan Penuangan Medium
Kontaminasi Kontaminasi
B /
2.2. Transfer Biakan
Tabel 3. Hasil Pengamatan Inokulasi
No. Praktikan
- Goresan cukup bagus - Koloni bakteri berwarna putih susu
2 Ni’matul Isna +++ - Agar baik +
- Agar baik
- Goresan tidak terlihat - Koloni bakteri berwarna putih susu namun dalam jumlah sedikit
3 Nurul Muhammad
P. +++ - Agar baik ++++
- Agar baik - Goresan bagus
- Koloni bakteri berwarna putih susu
4 Putra Mahanaim T. +++ - Agar baik ++++
- Agar baik - Goresan bagus
- Koloni bakteri berwarna putih susu
5 Sharfina Ishmah +++ - Agar baik -
- Agar baik
- Goresan tidak terlihat - Pertumbuhan koloni bakteri tidak teramati
Keterangan:
B : Bakteri +++ : Banyak
+ : Ada (sangat sedikit) ++++ : Sangat banyak
III. PEMBAHASAN
3.1 Menuang Medium
3.1.1 Jenis Medium yang digunakan beserta alasan/fungsinya Medium yang digunakan dalam praktikum teknik aseptik adalah Mueller-Hinton Agar (MHA). Pada awalnya, MHA digunakan sebagai media kultur untuk menumbuhkan bakteri patogen dari genus Neisseria. Namun setelah penemuan medium baru untuk Neisseria, MHA digunakan sebagai media untuk mengetahui sifat resistensi gonococci dan meningococci terhadap sulfonamida. Saat ini, MHA pada umumnya digunakan untuk menguji sensibilitas mikroorganisme terhadap antibiotik karena mampu menyerap senyawa antibiotik dengan baik (HiMedia Lab 2016: 1).
MHA bersifat non selektif sehingga hampir semua bakteri yang tidak memerlukan nutrisi khusus dapat tumbuh dalam media ini. MHA juga mengandung sedikit inhibitor sulfonamida, trimetoprim dan tetrasiklin serta mampu menghasilkan biakan yang identik (batch-to-batch reproducibility)
(Clinical and Laboratory Standards Institute 2006: 2). Selain itu, banyak publikasi yang telah terbit mengenai teknik penggunaan MHA sehingga dapat dengan mudah dipraktikkan dan diketahui kualitasnya (Murray dkk. 2003: 97).
3.1.2 Komposisi dari medium dan kegunaannya
Mueller-Hinton Agar mengandung 2 gram ekstrak daging sapi, 17,5 gram kasein, 1,5 gram pati dan 17 gram agar dengan akhir pH 7,3 pada temperatur 25°C (Acumedia Manufacturers 2011: 1). Ekstrak daging sapi dan kasein berguna dalam menyuplai senyawa nitrogen, karbon, sulfur serta senyawa esensial lain. Sementara itu, pati yang terkandung dalam MHA berguna sebagai koloid
pelindung terhadap toksin yang dikeluarkan oleh mikroorganisme. Pati juga dapat terhidrolisis menjadi dekstrosa sebagai sumber energi bagi mikroorganisme (HiMedia Lab 2016: 2).
3.1.3 Teknik penuangan
dengan larutan alkohol 70% dan memanaskan peralatan yang akan digunakan. Hal tersebut diterapkan agar saat proses penuangan medium, tidak terjadi kontaminasi mikroorganisme dari lingkungan sehingga medium yang dihasilkan steril (Kleyn
dkk. 2003: 51).
Area kerja yang akan digunakan untuk menuang medium dibersihkan terlebih dahulu menggunakan larutan alkohol 70%. Lalu, pastikan aliran udara tidak mengarah ke area kerja sehingga resiko kontaminasi berkurang. Selanjutnya, cawan petri diangkat dengan menggunakan tangan kiri dan tabung erlenmeyer yang berisi MHA di tangan kanan. Tutup tabung erlenmeyer dibuka dengan jari kelingking tangan kiri lalu tutup cawan petri sedikit dibuka dengan menggunakan jempol tangan kiri. Pinggiran cawan petri dan mulut tabung erlenmeyer
dilewatkan terlebih dahulu diatas api. Setelah itu, MHA dituangkan pada cawan petri hingga 1⁄3 bagian. Selanjutnya, cawan petri digoyangkan membentuk angka delapan agar MHA menutupi seluruh permukaan cawan petri. Medium lalu dibiarkan hingga mengeras lalu disimpan dalam posisi terbalik (Harley dkk. 2001: 78).
Medium diinkubasi lalu diamati setelah 24 dan 48 jam. Pada 24 jam pertama, tidak ditemukan pertumbuhan koloni bakteri/khamir/kapang pada medium. Namun setelah 48 jam, ditemukan koloni bakteri, khamir dan kapang pada medium yang dituang oleh tiga praktikan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kontak tutup tabung erlenmeyer dengan area kerja yang tidak steril serta kontaminasi mikroorganisme dari udara (Morello dkk. 2002: 55).
3.2 Transfer Biakan
3.2.1 Jenis medium yang digunakan di biakan beserta alasan/fungsinya
3.2.2 Penjelasan umum tentang jenis biakan yang ditransfer Biakan yang digunakan dalam praktikum transfer biakan adalah
Escherichia coli. E. coli adalah bakteri gram negatif dan banyak ditemukan di
usus manusia. E. coli bersifat fakultatif anaerob yang dapat menjalankan
metabolisme tanpa keberadaan O2 (Harley dkk. 2001: 76). Koloni E. coli berwarna putih keabuan, berbentuk lingkaran diameter 3-6 mm jika dikultur diatas cawan petri (VetBact 2017: 1).
Berdasarkan praktikum transfer biakan, didapatkan koloni E. coli dalam jumlah banyak dari tiga tabung kultur. Dua tabung lainnya tidak teramati pertumbuhan koloni E. coli. Hal tersebut diprediksi terjadi karena penggunaan
inoculating loop yang terlalu panas saat pengambilan biakan di tabung kultur
sehingga menyebabkan bakteri mati.
3.3 Pembahasan alat yang digunakan
3.3.1 Tabung, cawan petri, dan botol duran
Pada umumnya, kultur mikroorganisme menggunakan dua jenis alat penyimpanan, yakni tabung dan cawan petri. Tabung digunakan untuk menumbuhkan koloni dan menyimpan biakan. Sementara itu, cawan petri digunakan untuk mengamati karakter koloni dan mendapatkan biakan murni (Harley dkk. 2001: 77). Botol duran merupakan alat penyimpan larutan kimia seperti larutan autoclave.
3.3.2 Jarum tanam yang digunakan
IV. KESIMPULAN
4.1Tujuan utama penerapan teknik aseptik adalah untuk mengindari
kontaminasi mikroorganisme dari lingkungan kedalam medium kultur dan kontaminasi mikroorganisme yang sedang dikultur kepada praktikan. 4.2Penuangan medium secara aseptik dilakukan dengan menghilangkan
aspek-aspek yang beresiko menimbulkan kontaminasi (membersikan area kerja menggunakan disinfektan & memanaskan peralatan).
4.3Transfer mikroorganisme secara aseptik dilakukan dengan menghilangkan aspek-aspek yang beresiko menimbulkan kontaminasi (membersihkan area kerja menggunakan disinfektan & memanaskan peralatan)
V. DAFTAR ACUAN
Clinical and Laboratory Standards Institute. 2006. Performance standards for antimicrobial disk susceptibility tests. CLSI. Wayne: 3 hlm.
Harley, J. P., Prescott, L. M. 2001. Laboratory Exercises in Microbiology, 5th Ed. McGraw-Hill. Texas: xiv + 449 hlm.
Kleyn, J., Bicknell, M. 2003. Microbiology Experiments – A Health Science Perspective, 4th Ed. McGraw-Hill. Texas: ix + 349 hlm.
HiMedia Laboratories. 2016. Mueller-Hinton Agar Technical Data. HiMedia Laboratories Pvt. Ltd. Mumbai: 3 hlm.
Murray, P. R., Baron J. H., Pfaller M. A., Jorgensen J. H. and Yolken R. H., (Ed.). 2003. Manual of Clinical Microbiology, 8th Ed. American Society for Microbiology. Washington, D.C.
Morello, J. A., Granato, P. A. Mizer, H. E. 2002. Laboratory Manual and Workbook in Microbiology – Applications to Patient Care 7th Ed. McGraw-Hill. Texas: xiii + 286 hlm.
University of Thi-Qar. 2013. List of Equipment/Apparatus Used in
Microbiology Laboratory. University of Thi-Qar. Nasiriyah: 10 hlm. VetBact. 2017. Escherichia coli. 1 hlm.
LAMPIRAN
Gambar 1. Hasil menuang Putra M. Tampubolon
Gambar 2. Hasil menuang medium Sharfina Ishmah
Gambar 3. Hasil menuang medium Nurul Muhammad P.
Gambar 5. Hasil menuang medium Nathasya Christine