GATRA TANAH UNTUK BUDIDAYA DAN KELESTARIAN
GATRA TANAH UNTUK BUDIDAYA DAN KELESTARIAN
LINGKUNGAN
Oleh: Azwar Maas**)
Presentasi Pelatihan
S b
k
P
l l
Oleh: Azwar Maas
)
Serbacakup Pengelolaan
Lahan rawa
Berkesinambungan dan
B
B
d
Berwawasan Bandung,
Agustus 2008
Prof.Dr.Ir.
Kepala Divisi
p
Lahan Basah, Pusat Studi
Sumberdaya Lahan
• Rawa dibagi menjadi: (a) tanggul alam (
natural levee
) yang pada
umumnya diisi oleh bahan sedimen mineral yang lebih kasar; dan (b)
b l k
(
b
k
)
t l t k di b
i
t
h
t
rawa belakang (
backswamp
) yang terletak di bagian tengahan antara
dua sungai yang bila diisi oleh gambut akan membentuk kubah gambut.
• Kubah gambut tebal berfungsi penting untuk menyimpan air
• Kubah gambut tebal berfungsi penting untuk menyimpan air,
menghidupkan mata air sekeliling kaki kubah, dan membersihkan air
permukaan dan air tanah yang dikeluarkannya ke lahan bawahannya (ke
arah sungai utama), terutama di musim kemarau.
• Tanah-tanah rawa pada dasarnya bertataran piasan (
marginal
) bagi
b did
t
d
h b
d
f kt
f kt
( )
budidaya tanaman pada umumnya sehubungan dengan faktor-faktor: (a)
bahan induk miskin hara; (b) bersuasana anaerob; (c) banyak yang
bergambut tebal, berpirit, dan bila dialih fungsikan akan terusik
R
t h
d
t
dik t k
b
i
t
d
h
• Rawa secara utuh dapat dikatakan sebagai suatu daerah
pengaliran sungai (DPS) renik, seperti halnya yang biasa
dikemukakan untuk daerah lahan atasan (
(
upland
p
).
)
• Pengelolaan air di lahan rawa adalah memanfaakan air secara
tepat untuk keperluan domestik, meningkatkan produksi
tanaman, pembuangan kelebihan air, mencegah terbentuknya
bahan toksik dan melindi bahan toksik yang terjadi, serta
mencegah penurunan muka tanah. Gatra pengelolaan air ini
g
p
p
g
sebetulnya mencakup kuantitas dan kualitas.
SUBYEK / PENGELOLA RAWA
SUBYEK / PENGELOLA RAWA::
1
1..
MasyarakatMasyarakat // PemilikPemilik KepentinganKepentingan selainselain pemerintahpemerintah dandan sektorsektorswasta,
swasta, yangyang terdiriterdiri daridari kelompokkelompok tani,tani, PP33AA dandan masyarakatmasyarakat adat
adat sertaserta LembagaLembaga SwadayaSwadaya MasyarakatMasyarakat 2
2.. PemerintahPemerintah (Pusat,(Pusat, Propinsi,Propinsi, Kabupaten/ Kota)Kabupaten/ Kota) 3
3.. SektorSektor SwastaSwasta // BadanBadan UsahaUsaha // BadanBadan SosialSosial // PeroranganPerorangan
OBYEK PENGATURAN:
1. Rawa sebagai jaringan sumber daya air (rawa alami)
Mencakup rawa konservasi, rawa preservasi, dan rawa konversi2. Rawa sebagai jaringan reklamasi rawa
TUJUAN PENGELOLAAN RAWA
TUJUAN PENGELOLAAN RAWA
1
1 Melestarikan rawa sebagai sumber daya airMelestarikan rawa sebagai sumber daya air 1.
1. Melestarikan rawa sebagai sumber daya airMelestarikan rawa sebagai sumber daya air 2.
2. Mendukung produktivitas lahan dalam rangka Mendukung produktivitas lahan dalam rangka
meningkatkan produksi pangan meningkatkan produksi pangan
3
3 Mendukung pengembangan wilayah berbasisMendukung pengembangan wilayah berbasis 3.
3. Mendukung pengembangan wilayah berbasis Mendukung pengembangan wilayah berbasis
pertanian pertanian
FUNGSI RAWA
1 Fungsi lingkungan hidup 1. Fungsi lingkungan hidup 2. Fungsi sosial
PRI N SI P
PRI N SI P--PRI N SI P PEN GELOLAAN RAWA
PRI N SI P PEN GELOLAAN RAWA
PengelolaanPengelolaan rawarawa didasarkandidasarkan padapada polapola dandan rencanarencana pengelolaanpengelolaan sumberdayasumberdaya airair yang
yang berbasisberbasis wilayahwilayah sungaisungai..
PengelolaanPengelolaan rawarawa dilaksanakandilaksanakan oleholeh pemerintahpemerintah sesuaisesuai dengandengan kewenangankewenangan dandan
tt jj bb ll hh tt dd ti iti i tiftif dd b k lb k l j tj t
tanggung
tanggung jawabnyajawabnya secarasecara menyeluruh,menyeluruh, terpadu,terpadu, partisipatif,partisipatif, dandan berkelanjutanberkelanjutan..
PengelolaanPengelolaan rawarawa dilaksanakandilaksanakan berdasarkanberdasarkan keseimbangankeseimbangan antaraantara konservasikonservasi rawa
rawa dandan pendayagunaanpendayagunaan rawarawa sertaserta memperhatikanmemperhatikan kearifankearifan lokallokal..
P d
P d dil kdil k kk dd kk ii ii kk ii dd
PendayagunaanPendayagunaan rawarawa dilaksanakandilaksanakan dengandengan menerapkanmenerapkan prinsipprinsip konservasikonservasi dandan dilaksanakan
dilaksanakan dengandengan mempertahankanmempertahankan fungsifungsi dandan kapasitaskapasitas alamialami sebagaisebagai sumbersumber daya
daya airair..
UntukUntuk mempertahankanUntuk mempertahankanUntuk mempertahankan fungsimempertahankan fungsifungsi danfungsi dandan kapasitasdan kapasitaskapasitas alamikapasitas alamialami sebagaialami sebagaisebagai sumbersebagai sumbersumber dayasumber dayadaya air,daya air,air, dapatair, dapatdapatdapat dilakukan
dilakukan pengembanganpengembangan rawarawa secarasecara alamiah,alamiah, substitusisubstitusi atauatau dengandengan bantuanbantuan teknologi
teknologi..
PengembanganPengembangan rawarawa dilakukandilakukan secarasecara bertahapbertahap..
PengelolaanPengelolaan daerahdaerah reklamasireklamasi rawarawa dilaksanakandilaksanakan dengandengan prinsipprinsip satusatu kesatuankesatuan pengelolaan,
pengelolaan, baikbaik sebagaisebagai jaringanjaringan reklamasireklamasi rawarawa maupunmaupun ekosistemnyaekosistemnya dengandengan memperhatikan
•Pelindian mengubah suasana reduktif, menghilangkan
Pelindian mengubah suasana reduktif, menghilangkan
kemasaman terlarutkan,
juga sekaligus menghilangkan nutrisi
yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
•Ayunan air harian (pasang-surut), iklim dan salinitas air
merupakan agensia yang berperilaku terhadap kemungkinan
perubahan yang terjadi setelah lahan rawa direklamasi
Dapat
perubahan yang terjadi setelah lahan rawa direklamasi.
Dapat
berdampak positif, sangat mungkin berdampak negatif.
Susupan air
payau/asin mampu memperbaiki nutrisi, perkebunan kelapa
j di h il
(Ri
)
menjadi penghasilan utama secara turun temurun (Riau).
•Air yang keluar dari areal gambut selalu berwarna kecoklatan
keruh atau bening ini menunjukkan terjadin a
keruh atau bening, ini menunjukkan terjadinya
pelarian/pelindian material halus/koloidal dan terlarutkan
secara sinambung.
•Air hanya berfungsi sebagai bahan pengencer dari bahan
S k
T
di
ik R d k i T
h
Sekuen Termodinamik Reduksi Tanah
Sistem
Potensial Redoks
O
2+ 4H
++ 4e
-= 2H
2O
NO
3-+ 12H
++10e
-= N
2+ 6H
2O
+ 800 mV
+ 740 mV
Sistem
Potensial Redoks
NO
312H
10e
N
26H
2O
MnO
2+ 4H
++ 2e
-= Mn
2++ 2H
2O
Fe(OH)
3+ 3H
++ e
-= Fe
2++ 2H
2O
740 mV
+ 400 mV
- 185 mV
(
)
3 2
SO
42-+ 10H
++ 8e
-= H
2S + 4H
2O
CO
2+ 8H
++ 8e
-= CH
4+ 2H
2O
- 210 mV
- 240 mV
2 4 2
N
2+ 8H
++ 8e
-= 2NH
4+
2H
++ 2e
-= H
2
- 280 mV
Bahan Penyusun Gambut
Bahan utama: kayu/polifenol/aromatik
Æ
Rebahan pohon
Bahan utama: kayu/polifenol/aromatik
Æ
Rebahan pohon
tua (
logging
?)
Æ
lignin keras, tidak banyak mengandung
nutrisi
Æ
sukar terombak dan hasil rombakan lebih berupa
asam organik
Bagian titik tumbuh: akar, daun, pucuk
Æ
mengandung
banyak nutrisi dan cepat terombak menghasilkan garam
(basa) organik
Æ
moving away
(terlindi)
Æ
Sedimentasi mineral dari hasil erosi di
upper cathment
Æ
clay/silt/sand
yang dapat tercampur atau membentuk
Kestabilan Muka Air (laut atau endogen)
Permukaan laut (m)
5
0
Tahun (x 10+3) 10 7 5 2 0
Tahun (x 10 ) -10 - 7 - 5 - 2 0
-5
-10
-15
Carbon dating - 20
Carbon dating 20
Posisi terhadap sungai utama
Tanggul Alam (
Natural Levee
)
Tanggul Alam (
Natural Levee
)
Fluktuatif (tergantung musim)
Kecepatan air (tergantung musim)
Sedimentasi awal (bahan terendapkan)
Peaty clay
Rawa Belakang (
Backswamp
)
Rawa Belakang (
Backswamp
)
Kandungan residual akibat pengabuan semakin rendah
Gambut cenderu ng semakin tebal dan tingkat kematangan
yang semakin rendah
yang semakin rendah
Gumuk/Kubah Gambut (
Peat Dome
)
Sedikit/tidak ada mengandung fraksi mineral, tidak
h l
l
i
i/
terpengaruh langsung luapan air sungai/pasang surut
Proses Pembentukan Gambut
Semakin MIskini
Gambut semakin tebal semakin miskin (dome)
miskin (dome),
vegetasi alami merana/kurus
Fungsi Hidrologis Kawasan Gambut
Letak kawasan gambut terhadap DAS
Luas kawasan gambut dalam satu satuan hidrologis
Kualitas gambut
Kualitas gambut
Tebal gambut
Tingkat perombakan gambut
Potensi retensi air di kawasan gambut
Potensi retensi air di kawasan gambut
Air hujan
Air limpasan dari DAS hulu
Air pasang-surut laut
p
g
Ada tidaknya kubah gambut
Ada tidaknya tanggul alam (
natural levee
)
Pola drainasi
Alami Buatan
Tinggi muka air tanah/air saluran.
Outlet
Outlet
Pengelolaan Kawasan Gambut
Konservasi kubah gambut berikut kawasan
penyangganya
Pembukaan lahan gambut tidak dengan cara
pembakaran
h
b k
d b
k
b
Pengapuran tohor sebaiknya diberikan bersamaan
dengan bahan amelioran lain, mengingat kapur ini
sangat reaktif, mudah melarutkan gambut
g
,
g
Pemanfaatan gambut diprioritaskan untuk tanaman
tahunan yang toleran terhadap muka air tanah yang
y
g
p
y
g
cukup dangkal
Masyarakat merupakan bagian dari pengelolaan satuan
Kinerja Budidaya Tanaman di Lahan rawa
Keberhasilan yang sinambung
Pengalaman petani sayuran yang mengusahakan tanah
Pengalaman petani sayuran yang mengusahakan tanah
gambut tebal di daerah s. Slamet (Pontianak). Bertanam
dengan sistem hidroponik
Æ
tekun, ulet, sabar
Padi sawah di lahan gambut dengan ketebalan 20 – 50 cm di
Pangkoh X dengan pengaturan muka air pada tingkat tersier
b
d
i
di
i
h j
d
yang
berupa
penandonan
air
di
musim
hujan
dan
pembukaan tabat di musim kemarau, IP 200
Æ
tata air
Ketidak berhasilan yang sinambung
Ketidak-berhasilan yang sinambung
Gambut tipis – tebal yang mengalami perubahan watak dari
hidrofilik ke hidrofobik antara lain di Pinang Luar dan Siantan di
hidrofilik ke hidrofobik, antara lain di Pinang Luar dan Siantan di
Kalimantan Barat,
Gambut tebal di Tembilahan di luar pengaruh susupan air laut.
p
g
p
Tanah sulfat masam potensial yang mengalami oksidasi, contoh di
unit transmigrasi Palingkau, dan sebagian lahan bongkor di anjir
g
g
g
g
j
Besarang
Tanggul bocor air masin menggagalkan panen, contoh di Sei Kakap
d
dan Arus
Saluran drainasi tidak berfungsi, di musim hujan air luapan yang
t
i t
h t i l i
tik
t
t h di
EVALUASI PERUNTUKAN
LAHAN RAWA
Berdasar atas:
* TIPOLOGI LUAPAN
* POSISI LAHAN
POSISI LAHAN
Tipologi Luapan A
Tanggul Alam dan Rawa Belakang Terbatas
Tanggul Alam dan Rawa Belakang Terbatas
-
Mineral Halus:
-
Hutan Bakau dan Nipah (garaman permanen)
S
h k b
(G
b k l )
-
Sawah, kebun (Garaman berkala)
-Mineral Pasir:
-
Hutan Konservasi/Preservasi/Lindung
-Gambut < 200 cm:
-
Preservasi/Konservasi (garaman permanen)
-Sawah Kebun (garaman berkala)
Sawah, Kebun (garaman berkala)
-
Gambut > 200 cm:
-Preservasi
Pi it < 50
-
Pirit < 50 cm:
-Preservasi
-Pirit > 50 cm:
-
Sawah/Kebun
Tanggul Alam
Tipologi Luapan B
- Mineral Halus:
- Sawah, Tegal, Kebun
- Mineral Pasir:
Mineral Pasir:
- Hutan Konservasi/Preservasi/Lindung
- Gambut < 200 cm, pH < 3.5
P
i
- Preservasi
- Gambut < 200 cm, pH > 3,5, Saprik/Hemik
- Sawah, Tegal, Kebun
- Gambut > 200 cm:
- Preservasi
- Pirit < 50 cm:
Pirit < 50 cm:
- Preservasi
- Pirit > 50 cm:
S
h T
l K b
- Sawah, Tegal, Kebun
Tipologi Luapan B
Rawa Belakang
(Zona Kawasan Resapan Air Dikembangkan)
- Mineral Halus:
- Sawah, Tegal, Kebun
- Mineral Pasir:
Mineral Pasir:
- Hutan Konservasi/Preservasi/Lindung
- Gambut < 200 cm, pH < 3.5
P
i
- Preservasi
- Gambut < 200 cm, pH > 3,5, Saprik/Hemik
- Sawah, Tegal, Kebun
- Gambut > 200 cm:
- Kebun, Preservasi
- Pirit < 50 cm:
Pirit < 50 cm:
- Preservasi
- Pirit > 50 cm:
S
h T
l K b
- Sawah, Tegal, Kebun
T
l Al
Tipologi Luapan C/D
Tanggul Alam
- Mineral Halus:
S
h T d h H j
T
l K b
- Sawah Tadah Hujan, Tegal, Kebun
- Mineral Pasir:
Hutan Konservasi/Preservasi/Lindung
- Hutan Konservasi/Preservasi/Lindung
- Gambut < 100 cm, pH < 3.5
- Preservasi
- Preservasi
- Gambut < 100 cm, pH > 3,5, Saprik/Hemik
- Tegal Kebun dengan Air Tanah < 30 cm
Tegal, Kebun dengan Air Tanah < 30 cm
- Gambut > 200 cm: Preservasi
- Pirit > 50 cm:
Pirit 50 cm:
Rawa Belakang
(Zona Kawasan Resapan Air Dipertahankan)
- Mineral Halus:
S
h T
l K b
- Sawah, Tegal, Kebun
- Mineral Pasir:
- Hutan Konservasi/Preservasi/Lindung
g
- Gambut < 100 cm, pH < 3.5
- Preservasi
b
ik/
ik
- Gambut < 100 cm, pH > 3,5, Saprik/Hemik
- Sawah, Tegal, Kebun
- Gambut 100 - 200 cm:
Gambut 100 200 cm:
- Kebun, Preservasi
- Gambut > 200 cm:
- Preservasi/Konservasi Air
- Pirit < 50 cm:
Preservasi
- Preservasi
- Pirit > 50 cm:
PENILAIAN KERUSAKAN
PENILAIAN KERUSAKAN
LAHAN RAWA
PRINSIP DASAR
Skor Akhir
PENILAIAN KERUSAKAN TANAH LAHAN BASAH
<12.15 sangat rusak;
12.15-1929 rusak;
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan Saran
Mempertahankan kubah gambut sangat penting agar
p
g
g
p
g g
sumber air terpenuhi sepanjang tahun, terhindar dari
banjir dan kekeringan.
Reevaluasi diperkirakan luas lahan tersebut < 2 juta
ha meliputi lahan tipologi luapan A dan B, dan tipologi
C dan D yang bebas dari gambut dan tanah sulfat
C dan D yang bebas dari gambut dan tanah sulfat
masam, potensial untuk pengembangan agribisnis.
Perkebunan diutamakan pada tipologi luapan C dan D
ang bergambut tipis
yang bergambut tipis
Sebahagian besar lahan yang sesuai telah
g
y
g
P
b
l h
k d
l bih dif k
k
Pengembangan lahan rawa ke depan lebih difokuskan
pada lahan yang telah dibuka dengan:
mengkaji ulang layanan tata air yang memungkinkan proses
i k l
i i
d
t
i di
t k l h
d
sirkulasi air segar dapat sampai di petak lahan dan
inputan sesuai dengan kebutuhan tanaman.
KLH Sebagai Regulator perlu mengadakan sosialisasi
PP 150/2000 tentang kerusakan tanah “lahan basah”,
di samping mengembangkan tata catra penilaian
p
g
g
g
p
kerusakan lahan basah.
Diperlukan kesamaan pesepsi antar
stakeholder
Diperlukan kesamaan pesepsi antar
stakeholder,
terutama Deptan, PU, Dephut, Kelautan dan Perikanan