• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Tentang Agrowisata 2.1.1. Definisi dan Prinsip Agrowisata - Pusat Wisata Kopi Sidikalang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Tentang Agrowisata 2.1.1. Definisi dan Prinsip Agrowisata - Pusat Wisata Kopi Sidikalang"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Tentang Agrowisata 2.1.1. Definisi dan Prinsip Agrowisata

Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris, agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism berarti pariwisata/kepariwisataan. Agrowisata adalah berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, peternakan dan perikanan.

Pengembangan agrowisata atau desa wisata akan membangun komunikasi yang intensif antara petani dengan wisatawan. Harapannya petani bisa lebih kreatif mengelola usaha taninya sehingga mampu menghasilkan produk yang menyentuh hati wisatawan. Bila hasil pertanian (buah, sayur, bunga, daging, ikan) bisa diserap oleh hotel dan restoran dengan harga yang memadai tentu akan sangat membantu peningkatan pendapatan petani.

Yoeti (2000:143) dalam bukunya “Ekowisata, Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup” mengatakan bahwa agrowisata merupakan salah satu alternatif potensial untuk dikembangkan di desa. Kemudian batasan mengenai agrowisata dinyatakan bahwa agrowisata adalah suatu jenis pariwisata yang khusus menjadikan hasil pertanian, peternakan, perkebunan sebagai daya tarik bagi wisatawan.

Menurut Arifin (1992) agrowisata adalah salah satu bentuk aktivitas wisata yang dilakukan di kawasan pertanian dan aktivitas didalamnya seperti persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dalam bentuk siap dipasarkan, dan wisatawan dapat membeli produk pertanian tersebut sebagai oleh-oleh. Agrowisata juga ikut melibatkan wisatawan dalam aktivitas-aktivitas pertanian.

(2)

yang terkait dengan jenis tumbuhan yang dibudidayakan itu telah menimbulkan motivasi dan daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjunginya. Aspek-aspek itu antara lain jenis tanaman yang khas, cara budidaya dan pengelolaan produknya, penggunaan teknik dan teknologi, aspek kesejarahannya, lingkungan alam dan juga sosial budaya disekelilingnya.

2.1.2. Prasyarat Kawasan Agrowisata

Pengembangan kawasan agrowisata menurut BAPPENAS (2004) harus memenuhi beberapa prasyarat dasar yaitu :

1. Memiliki sumberdaya lahan dengan agroklimat yang sesuai untuk mengembangkan komoditi pertanian yang akan dijadikan komoditi unggulan.

2. Memiliki prasarana dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung pengembangan sistem dan usaha agrowisata, sepert: jalan, sarana irigasi/pengairan, sumber air baku, pasar, terminal, jaringan telekomunikasi, fasilitas perbankan, pusat informasi pengembangan agribisnis, sarana produksi pengolahan hasil pertanian, dan fasilitas umum serta fasilitas sosial lainnya.

3. Memiliki sumberdaya manusia yang berkemauan dan berpotensi untuk mengembangkan kawasan agrowisata.

4. Pengembangan agrowisata tersebut mampu mendukung upaya-upaya konservasi alam dan kelestarian lingkungan hidup bagi kelestarian sumberdaya alam, kelestarian sosial budaya maupun ekosistem secara keseluruhan.

2.1.3. Prinsip-prinsip Pengembangan Agrowisata

Perencanaan pengembangan kawasan agrowisata menurut BAPPENAS (2004) harus memenuhi prinsip-prinsip berikut :

(3)

a. Mempertimbangkan RTRWN yang lebih luas sebagai dasar pengembangan kawasan.

b. Mendorong apresiasi yang lebih baik bagi masyarakat luas.

c. Pentingnya pelestarian sumber daya alam yang penting dan karakter social budaya.

d. Menghargai dan melestarikan keunikan budaya, lokasi dan bangunanbangunan bersejarah maupun tradisional.

2. Pengembangan fasilitas dan layanan wisata yang mampu memberikan kenyamanan pengunjung sekaligus memberikan benefit bagi masyarakat setempat.

a. Memberikan nilai tambah bagi produk-produk lokal dan meningkatkan pendapatan sektor agro.

b. Merangsang tumbuhnya investasi bagi kawasan agrowisata sehingga menghidupkan ekonomi lokal.

c. Merangsang tumbuhnya lapangan kerja baru bagi penduduk lokal. d. Menghidupkan gairah kegiatan ekonomi kawasan agrowisata dan

sekitarnya.

e. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya lokal.

3. Pengembangan kawasan agrowisata harus mampu melindungi sumber daya dan kekayaan alam, nilai-nilai budaya dan sejarah setempat. Pengembangan kawasan agrowisata ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar semata, tetapi harus dalam koridor melindungi dan melestarikan aset-aset yang menjadi komoditas utama pengembangan kawasan. Penggalian terhadap nilai-nilai, lokasi, kegiatan, atraksi wisata yang unik ditujukan untuk mendorong pertumbuhan kawasan agrowisata secara berkelanjutan.

(4)

2.2. Tinjauan tentang Kopi 2.2.1. Sejarah Kopi

Kopi dalam bahasa arab disebut sebagai “Qahwahin” yang berasal dari bahasa Turki “Kahveh” yang kemudian menyebar ke daratan lainnya menjadi kata kopi yangsekarang kita kenal. Dalam bahasa Jerman disebut sebagai “Kaffee”, Inggris “Coffee”,Perancis “Café”, Belanda “Koffie” dan Indonesia “Kopi”. Sejarah tentang kopi pada dasarnya memang belum bisa dipastikan. Beberapa ahli berusaha menelusuri jejak perjalanan kopi dan mereka mendapatkan bahwa kopi padaawalnya tumbuh di dataran Afrika Timur (Ethiopia). Pada masa itu, muncul legenda bahwa kopi ditemukan oleh para penggembala kambing yang mereka sebut sebagai “Kaldi”. Mereka curiga dengan kotoran kambing yang memakan buah dan keluar bijinya. Akhirnya mereka mencoba sendiri memakan buah itu. Dan merasakan adanya tambahan energi, sehingga berita itu menyebar sampai ke mana-mana.

Kopi kemudian dibawa ke wilayah Arab, dan mulai ditanam pertama kali di Yaman. Setelah itu kopi mulai masuk ke Turki, dari sini kopi mulai di bakar dan di tumbuk untuk dibuat minuman seperti yang kita kenal sekarang ini. Beberapa ahli meyakini bahwa kopi berasal dari Ethiopia yang kemudian dibawa ke Arab, yang kemudian menjadi minuman para sultan untuk di minum malam hari sebagai pencegah rasa ngantuk di tenda-tenda. Mereka menyebut minuman kopi sebagai “Qahwa” yang berarti pencegah rasa ngantuk.

Kopi setelah beratus-ratus tahun kemudian menyebar ke Konstantinopel (wilayah Turki sekarang) yang kemudian menjadi awal pembukaan kedai kopi di dunia. Penanaman kopi di Yaman dimulai pada sekitar abad 15 dan 16 Masehi di dekat Laut Merah. Konsumsi yang meningkat akhirnya menyebar sampai ke Eropa pada abad 17 dan mengilhami kerajaan Belanda untuk menanam kopi di wilayah jajahannya.

(5)

menyebar ke semua wilayah jajahan Hindia Belanda di Indonesia. Sementara untuk wilayah Timor dan Flores, kopi dikembangkan oleh Portugis, karena pada saat itu wilayah ini masih dikuasai oleh Portugis.

Dalam sejarahnya, Indonesia bahkan pernah menjadi produsen kopi Arabika terbesar didunia, walaupun tidak lama akibat munculnya serangan hama karat daun. Serangan hama yang disebabkan cendawan hemileia vastatrix tersebut menyerang tanaman kopi di Indonesia sekitar abad ke-19. Serangan hama ini banyak terjadi di wilayah jajahan Hindia Belanda, sementara wilayah Jajahan Portugis (Flores dan Timor) tidak terkena serangan hama. Hal ini kemungkinan karena interaksi antara pihak Hindia Belanda dan Portugis yang kurang baik, sehingga tidak terjadi transfer hama akibat interaksi kedua belah pihak. Pemerintah Hindia Belanda mengganti kopi Arabika di Jawa dengan kopi Liberika, beberapa tanaman masih bisa ditemukan di wilayah Jawa Timur, kemudian setelah itu banyak tanaman kopi Liberika diganti dengan kopi Robusta.

Pada masa penjajahan sampai dengan perang kemerdekaan, peranan pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda, terutama pelabuhan dan jalur kereta api, sangat membantu dalam pengiriman komoditi, seperti teh, gula, tembakau, kopi dan merica untuk bisa diperdagangkan ke luar pulau. Perkebunan kopi peninggalan pemerintah Hindia Belanda bisa ditemukan di beberapa daerah, misalnya perkebunan kopi Kayumas, Blawan, Kalisat/Jampit di Bondowoso, Jawa Timur. Ngrangkah dan Pawon di Kediri, Bangelan di Malang, Malangsari dan Kali Selogiri di Banyuwangi, dan daerah pegunungan Jember sampai Banyuwangi terdapat banyak perkebunan kopi Arabika dan Robusta.

(6)

yang biasa disebut sebagai Bukit Barisan. Di bagian selatan kebanyakan ditanam di daerah gunung Kelinci dan di Bengkulu yang lebih dominan untuk kopiRobusta, karena wilayah yang lebih rendah.

Kopi adalah tanaman tropis, pada dasarnya ada sekitar 30 jenis spesies dari genus ini dan sampai saat hanya tiga jenis kopi, yaitu Robusta, Arabika dan Liberika. Tanaman kopi bisa mencapai 4-6 meter pada usia yang matang. Pada awal masa berbuah, bungaakan tumbuh selama sekitar 6 sampai 7 bulan yang kemudian menjadi buah kopi. Biji buah kopi yang hijau lama-kelamaan berubah menjadi merah dan siap untuk dipetik. Kopi bisa tumbuh baik di beberapa belahan dunia di Negara tropis seperti di AsiaSelatan, Amerika Tengah dan Selatan, Afrika dan Indonesia. Di Indonesia, tanaman kopi banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara sampai Papua.

2.2.2. Proses Pengolahan Kopi

Menurut Ciptadi dan Nasution dalam buku yang berjudul “Pengolahan Kopi”, sebelum disajikan sebagai minuman, biji kopi harus menjalani serangkaian proses pengolahan yang dibagi atas dua bagian, yaitu metode pengolahan kering dan metode pengolahan basah. Berikut adalah penjelasannya.

1. Metode Pengolahan Kering

Metode pengolahan cara kering banyak dilakukan mengingat kapasitas olah kecil, mudah dilakukan, peralatan sederhana dan dapat dilakukan di rumah petani. Tahapan pengolahan kopi cara kering secara urut yaitu: panen, sortasi buah, pengeringan, pengupasan kopi, sortasi biji kering, pengemasan dan penyimpanan biji kopi

Metode ini sangat sederhana dan sering digunakan untuk kopi robusta dan juga 90 % kopi arabika di Brazil, buah kopi yang telah dipanen segera dikeringkan terutama buah yang telah matang. Pengeringan buah kopi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Pengeringan Alami

(7)

peralatan dan biaya yang besar tetapi memerlukan tempat pengeringan yang luas dan waktu pengeringan yang lama karena buah kopi mengandung gula dan pectin.

Pengeringan biasanya dilakukan di daerah yang bersih, kering dan permukaan lantai yang rata, yaitu berupa lantai plester semen atau tanah urug yang telah diratakan dan dibersihkan. Ketebalan pengeringan 30-40 mm, terutama pada awal kegiatan pengeringan untuk menghindari terjadinya proses fermentasi. Panas yang timbul pada proses ini akan mengakibatkan perubahan warna dan buah menjadi masak. Pada awal pengeringan buah kopi yang masih basah harus sering dibalik dengan blat penggaruk.

Gambar 2.1. pengeringan alami

b. Pengeringan buatan

(8)

Gambar 2.2. pengeringan buatan

2. Metode Pengolahan Basah

Metode pengolahan basah meliputi : penerimaan, pulping, klasifikasi, fermentasi, pencucian, pengeringan, pengawetan dan penyimpanan.

a. Penerimaan

Hasil panen harus secepat mungkin dipindahkan ke tempat pemerosesan untuk menghindari pemanasan langsung yang mengakibatkan kerusakan (seperti perubahan warna buah kopi dan pembusukan). Hasil panen dimasukkan kedalam tangki penerima yang dilengkapi dengan air untuk memindahkan buah kopi yang mengambang dan terkena penyakit (antestatia, stephanoderes) dan biasanya diproses dengan pengolahan kering. Sedangkan buah kopi yang tidak mengambang (non floating) dipindahkan menuju bagian pencacah (pulper).

(9)

b. Pulping (Pemisahan)

Pulping bertujuan untuk memisahkan kopi dari kulit terluarnya. Prinsip kerjanya adalah melepaskan kulit buah dan selaput buah dengan proses yang dilakukan didalam air mengalir. Proses ini menghasilkan kopi hijau kering dengan jenis yang berbeda-beda. Alat yang sering digunakan di Indonesia adalah Vis Pulper dan Raung Pulper. Perbedaan pokok kedua alat ini adalah Vis Pulper berfungsi sebagai pengupas kulit sehingga hasilnya harus difermentasi dan dicuci lagi sedangkan Raung Pulper berfungsi sebagai pencuci sehingga kopi yang keluar dari mesin tidak perlu difermentasi dan dicuci lagi tetapi masuk ke tahap pengeringan.

Gambar 2.4. alat pulping

c. Fermentasi

Proses fermentasi bertujuan untuk melepaskan daging buah berlendir yang masih melekat pada kulit tanduk sehingga pada proses pencucian kulit akan mudah terlepas (terpisah) dan mempermudah proses pengeringan.

d. Pencucian

(10)

Pencucian biji dengan mesin pencuci dilakukan dengan memasukkan biji kopi tersebut kedalam suatu mesin pengaduk yang berputar pada sumbu horizontal dan mendorong biji kopi dengan air mengalir. Pengaduk mekanik ini akan memisahkan lapisan lendir yang masih melekat pada biji dan lapisan lendir yang masih melekat pada biji dan lapisan lendir yang telah terpisah ini akan terbuang lewat aliran air yang mengalir.

Gambar 2.5. proses pencucian

e. Pengeringan

Pengeringan bertujuan mengurangi kandungan air biji kopi dari 60 – 65 % menjadi maksimum 12,5 %. Pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran, mekanis, dan kombinasi keduanya

Gambar2.6. metode pengeringan

f. Hulling (Pelepasan Kulit Tanduk)

Pelepasan biji dan kulit tanduk ada dua cara yaitu (Notodimedjo, 1989):

 Bila hasil kopi tersebut hanya sedikit, cukup ditumbuk seperti

(11)

dipergunakan oleh perusahaan/perkebunan besar. Pada mesin Huller ini biji-biji itu dilepaskan dari kulit tanduk dan kulit ari, dimana biji dan kulit dapat dipisahkan.

Gambar 2.7. mesin huller g. Sortasi

Sortasi berarti memisah-misahkan kopi beras yang telah dikupas dari pesawat huller. Hal ini bertujuan untuk mengklasifikasikan : besar/kecilnya beras kopi, warnanya, yang pecah/remuk, yang kena hama bubuk dan yang kotor.

Gambar 2.8. proses sortasi h. Penyimpanan

(12)

Gambar 2.9. ruang penyimpanan

Berikut secara singkat proses pengolahan bubuk kopi yang terrangkum pada bagan dibawah ini:

Gambar 2.10. struktur pengolahan bubuk kopi

2.2.3. Jenis Olahan Kopi

Kopi juga dapat diolah menjadi beberapa jenis minuman:

 Kopi hitam, merupakan hasil ektraksi langsung dari perebusan biji

kopi yang disajikan tanpa penambahan perisa apapun.

 Espresso, merupakan kopi yang dibuat dengan mengekstraksi biji kopi

menggunakan uap panas pada tekanan tinggi.

 Latte (coffee latte), merupakan sejenis kopi espresso yang

ditambahkan susu dengan rasio antara susu dan kopi 3:1.

 Café au lait, serupa dengan caffe latte tetapi menggunakan campuran kopi hitam.

(13)

dengan rasio antara kopi dan susu 4:1.

 Cappuccino, merupakan kopi dengan penambahan susu, krim, dan serpihan cokelat.

 Dry cappuccino, merupakan cappuccino dengan sedikit krim dan tanpa

susu.

 Frappé, merupakan espresso yang disajikan dingin.

 Kopi instan, berasal dari biji kopi yang dikeringkan dan digranulasi.  Kopi Irlandia (irish coffee), merupakan kopi yang dicampur dengan

wiski.

 Kopi tubruk, kopi asli Indonesia yang dibuat dengan memasak biji

kopi bersama dengan gula.

 Melya, sejenis kopi dengan penambahan bubuk cokelat dan madu.  Kopi moka, serupa dengan cappuccino dan latte, tetapi dengan diekstraksi untuk produk kecantikan, seperti body cream, body butter, masker rambut, dan produk kecantikan salon lainnya.

2.3. Studi Banding Agrowisata

2.3.1. Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran

Merupakan salah satu Wisata Agro yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero), Terletak di Areal Perkebunan Kopi Kebun Getas Afdeling Assinan tepatnya Jl. Raya Semarang – Solo Km. 35 dengan ketinggian 480 – 600m dpl dengan suhu udara cukup sejuk antara 23ºC - 27º C.

(14)

Gathering, Coffee Walk, Out Bound Games, Kolam Renang, Gasebo, Taman Buah, Gedung Pertemuan, Flying Fox, Jelajah Kebun dengan ATV.

Lokasi wisata agro ini di tengah areal perkebunan kopi robusta, persis di tepi jalan Semarang-Salatiga atau satu kilometer dari Terminal Bawen. Kopi robusta olahan Banaran sudah memasuki pasar ekspor sejak dulu, tidak hanya disukai di kawasan Asia, tetapi juga di Eropa.

Wisata unggulan di Kampoeng Kopi Banaran adalah:  Kereta Wisata

Mengelilingi hamparan kebun kopi diselingi pemandangan Rawa Pening yang dilatarbelakangi gugusan Gunung.

Gambar 2.11. kereta wisata

 Flying Fox

Meluncur bagaikan rubah dengan ketinggian 50 meter dan panjang 145 meter.

(15)

 Kolam Renang

Dengan 3 tipe kedalaman, masing-masing 30 cm, 50 cm, dan 150 cm. Nikmati kesegaran dan keakraban keluarga.

Gambar 2.13. Kolam Renang

 Coffee House

Resto yang menyajikan aneka makanan dan minuman segar. Disajikan panas maupun dingin dengan citarasa yang menggugah selera.

(16)

 Taman dan Gazebo

Tempat beristirahat dan bercengkrama dengan teman, kerabat, serta keluarga. Dilengkapi dengan sarana bermain untuk anak-anak.

Gambar 2.15. Taman Bermain

 Camping Ground

Hamparan rumput hijau nan sejuk selus 1 Hectare dilengkapi sarana penerangan untuk lokasi camping.

Gambar 2.16. Camping Ground

 Griya Robusta

Gedung pertemuan berkapasitas 750 orang. Dilengkapi dengan AC dan ruang yang lapang untuk berbagai macam acara.

(17)

Berawal dari sebuah keresahan yang disebabkan oleh harga komoditi Kopi yang terus menurun mulai tahun 1998 sampai dengan tahun 2001. Tahun 2002, direksi PTPN IX (persero) melakukan sebuah terobosan dengan menerapkan pola bisnis hulu hilir, komoditi Kopi tidak hanya saja dapat diperoleh hasilnya dengan menjual biji kopi (green bean) akan tetapi dapat juga memperoleh hasil / pendapatan yang lebih, dengan memberikan nilai tambah berupa perubahan bentuk ke arah hilir. Komoditi Kopi yang tadinya dijual dalam bentuk biji (green bean), diolah sebagian menjadi Kopi Bubuk dengan memberikan label/ nama dagang Banaran Coffee.

Untuk lebih meningkatkan proses penetrasi/ pengenalan produk kepada khalayak umum, Pada tahun 2002, tepatnya tanggal 20 Agustus, dibangunlah sebuah coffeeshop dengan tujuan sebagai etalase dari produk hilir yang berfungsi untuk memperkenalkan produk hilir yang diproduksi oleh PTPN IX (persero). Pengenalan produk hilir dilakukan dengan memajang produk dalam bentuk kemasan siap saji. Selain itu, proses penetrasi dilakukan dengan bentuk sajian kopi maupun yang disajikan hangat maupun dingin.

Seiring dengan bergulirnya waktu, minat konsumen pun semakin bertambah, berbagai masukan dari konsumen ditanggapi secara positif oleh direksi, penambahan variasi menu berbahan dasar kopi dan teh terus dilakukan. Tidak hanya berhenti sampai disitu saja. Tahun 2005, tepatnya tanggal 28 Agustus direksi melakukan terobosan dengan merubah kebun percontohan aneka tanaman perkebunan dan buah koleksi di Afdeling Assinan, tepatnya dipinggir jalan Raya Bawen – Solo Km 1,5 Bawen Kabupaten Semarang menjadi sebuah Kawasan Agrowisata yang kemudian lebih dikenal sebagai Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran. Kawasan Agrowisata ini terus dikembangkan dengan memberikan berbagai macam tambahan fasilitas penunjang, difrensiasi produk dan jasa terus dihasilkan melalui inovasi baik produk maupun jasa.

(18)

Nama Kampoeng Kopi Banaran merupakan sebuah nama yang dihasilkan dari pemikiran yang dalam dan panjang. Pengambilan nama Kampoeng Kopi Banaran didasarkan oleh proses dasar kopi, Banaran merupakan sebuah dusun di sebuah desa, tepatnya di desa Gemawang kecamatan Jambu Kabupaten Semarang, yaitu tempat dimana berdiri Pabrik Pengolahan Kopi tempat buah kopi merah diolah menjadi biji kopi siap ekspor (green bean). Sedangkan Kampoeng Kopi merupakan kawasan perkebunan Kopi yang terletak di Desa Assinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.

2.3.2. Taman Mekar Sari, Bogor

 Data Fisik Nama : Taman Buah Mekarsari  Pemilik : Yayasan Purna Bhakti Pertiwi  Pengelola : PT Mekar Unggul Sari Pemrakarsa  Pembangunan : Ibu Tien Soeharto ( Ketua YPBP )  Pelaksana Pembangunan : PT. Exotica, Jakarta  Mulai Pembangunan : 1991

 Peresmian : 14 Oktober 1995 ( Hari Pangan Sedunia )  Diresmikan Oleh : Presiden RI ke-2 Bpk. H. M. Soeharto

 Lokasi : Kecamatan Cileungsi, Kab. Bogor-Jawa Barat ( Meliputi desa

Mekarsari, Cileungsi Kidul, Gandoang, Dayeuh, dan Mampir )  Luas : 264 Ha

 Ketinggian Tempat : + 70 meter di atas permukaan laut

 Kesesuaian Lahan : Tanah tapak mengandung latosol sehingga

(19)

Gambar 2.18. Wisata Mekar Sari

Koleksi Plasma Nutfah : Terdiri dari 43 Famili, 200 Spesies, dan 669 Varietas tanaman. ( Tidak termasuk tanaman hias yang berada di Landscape dan tanaman sayur-sayuran dan palawija di areal Sawah dan Pengembangan ).

Keistimewaan : -Kebun koleksi buah-buahan terbesar di dunia -Koleksi Plasma Nutfah terbanyak -Diresmikan bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia dan sebagai persembahan pada HUT Emas ( 50 tahun ) Republik Indonesia ( The Golden Anniversary ).

Fasilitas yang disediakan antara lain:

 Gerbang Candi Bentar Gerbang Selamat Datang yang berbentuk candi

dengan gaya arsitektur Bali.

 Gerbang Lamtoro Gerbang yang berbentuk daun Lamtoro, tanaman

yang mendasari falsafah Taman Buah Mekarsari. Pada tiap kaki gerbang terdapat ornamen buah-buahan sehingga menjadi sebuah Monumen Buah Tropis.

 Graha Krida Sari Gedung pengelola, dimana Divisi Agrowisata yang

melayani pengunjung berada. Di gedung ini terdapat Information Center dan hall tempat memajang foto-foto kegiatan.

 Shelter Kereta Di tempat ini Anda dapat naik kereta untuk menikmati tamasya keliling kebun buah, berakhir di Danau Cipicung, dan kembali lagi. Anda cukup menunjukkan tiket tanda masuk.

 Kebun Buah Di areal kebun buah ditanam sekitar 650 varietas tanaman

(20)

 Menara Pandang Dari menara setinggi lebih kurang 30 m Anda dapat menikmati pemandangan alam Taman Buah Mekarsari. Selain tangga, disediakan pula elevator (lift) untuk menuju ke puncak menara.

 Teater Dewi Sri Di Teater dewi Sri Anda dapat menyaksikan

penayangan film dokumenter tentang Taman Buah Mekarsari dengan masa tayang lebih kurang 30 menit.

 Rumah Plastik dan Hidroponik Rumah Plastik adalah tempat budidaya

tanaman yang sebenarnya tidak sesuai dengan agroklimat di Taman Buah Mekarsari, sedangkan Hidroponik adalah suatu teknologi budidaya yang tidak menggunakan media tanah, melainkan air.

 Jembatan Gantung Jembatan untuk menuju ke pulau kecil di tengah

Danau Cipicung. Lokasi jembatan ini sangat bagus untuk membuat foto kenang-kenangan di Taman Buah Mekarsari.

 Arena Bermain Arena bermain yang luas untuk anak-anak, dilengkapi

dengan peralatan luncuran, setimbang, ayunan, dan lain-lain. Lokasi ini dapat juga digunakan sebagai arena perlombaan atau festival.

 Plaza Air Mancur Sebuah taman bermain yang luas dengan air mancur

berbentuk bunga Lamtoro Gung di tengah-tengah. Di sekeliling taman terdapat berbagai pola tanam-tanaman hias.

 Puri Tirto Sari Disebut juga Bangunan Air Terjun (BAT). Bangunan ini

melambangkan suatu keindahan alam yang sekaligus memberikan rezeki dengan adanya air untuk kehidupan.

2.3.3. Padang Buah INAGRO  Deskripsi Proyek :

 Pengelola : PT INTIDAYA AGROLESTARI

 Lokasi : Jl. Raya Jampang Karihkil Km 7, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia.

 Fasilitas : menara pandang, kolam pemancingan, akomodasi ( Guest

(21)

Gambar 2.19. Padang Buah INAGRO

Berangkat dari komitmen, mengembangkan pertanian yang berteknologi, padat karya, berwawasan lingkungan dan menyehatkan. PT INAGRO memadukan berbagai aktivitas yang ada dengan keindahan serta keasrian lingkungan dalam satu paket Agrowisata Ilmiah. Didukung dengan fasilitas yang lengkap dan pelayanan yang profesional, kegiatan wisata Anda lebih bernilai tambah karena Anda sekaligus dapat mengetahui perkembangan bioteknologi di dunia pertanian nasional. Semua fasilitas yang dimiliki dapat juga digunakan untuk seminar, rapat kerja, atau pertemuan formal dan informal lainnya.

Pemancingan dan Sarana Olahraga

Bagi yang gemar memancing, tersedia juga kolam pemancingan, lapangan tenis dan jogging track yang disediakan bagi Anda yang ingin berolahraga sambil berwisata.

Laboratorium

Laboratorium produksi dengan bioteknologi dapat Anda kunjungi untuk menambah wawasan Anda tentang dunia pertanian.

Auditorium

Auditorium berkapasitas 200 orang dengan interior yang nyaman dan fasilitas lengkap dapat Anda gunakan untuk seminar atau pertemuan lainnya. Pendopo

Pendopo dengan kapasitas 150 orang memberikan keleluasaan bagi Anda untuk menerima tamu sambil beramah tamah.

(22)

Penginapan berkapasitas 150 orang dengan nuansa alam dilengkapi fasilitas dan pelayanan yang profesional menambah kenyamanan Anda.

Padang Buah

Padang buah seluas 75 Ha memberikan kepuasan bagi Anda untuk melihat dan mencicipi aneka ragam buah-buahan.

Situ

Beberapa buah situ ( danau ) melengkapi keindahan dan kesejukan padang buah.

2.3.4. Britt Coffee Tour (Costa Rica)

Terletak didaerah san jose, Negara Kosta Rika, Britt Coffee Tour menawarkan beberapa paket tur wisata kopi untuk wisatawan,diantaranya :

1. Classic Coffee Tour

Paket ini memandu wisatawan tentang bagaimana siklus hidup kopi, mulai dari pembibitan, tumbuh kembang hingga pemilihan biji kopi terbaik. Juga mempelajari tentang iklim kosta rika yang unik sehingga memberikan kondisi pertumbuhan yang sempurna bagi biji kopi.

Wisatawan juga diajari cara dan teknik memanggang biji kopi yang berbeda untuk menghasilkan aroma dan rasa yang berbeda dan juga teknik mencium aroma kopi untuk mengidentifikasi karaktersitik dan kelas kopi.

Wisatawan juga dimanjakan dengan panorama alam yang indah yang digabung dengan musik tradisional sembari menikmati makanan dan kopi terbaik kami. Begitu juga tersedia beberapa souvenir dan kopi segar yang mengingatkan anda untuk kembali lagi kesini.

(23)

2. Coffee Lovers Tour

Paket ini ditawarkan kepada wisatawan fanatik kopi yang ingin menambah pengalaman dan menikmati pendidikan kopi lebih luas. Paket ini meliputi semua manfaat coffee tour classic dengan tambahan informasi dari para ahli kopi kami dan sesi tentang proses penanaman kopi dan menyeduh. Wisatawan akan diajak ke pabrik kopi sehingga wisatawan dapat melihat secara langsung proses produksi kopi kami.

gambar 2.21. workshop Britt Coffee Tour

3. Coffe and Nature Tour

Paket ini menggabungkan paket coffee classic dengan tur wisata alam, dimana belajar tentang flora dan fauna, spesies endemik Negara Kosta Rika. Tur ini juga mengajak wisatawan untk mempelajari spesifikasi tanaman kopi, sifat-sifat tanaman kopi dan kebudayaan Kosta Rika.

gambar 2.22. jalan setapak Britt Coffee Tour

Ruangan-ruangan yang terdapat di Britt Coffee Tour :

(24)

 Semua jalan dan fasilitas ramah kepada orang-orang dari segala usia dan kondisi.

 Restoran dikelilingi oleh taman tropis dan dapat menampung hingga 120

orang. Sebuah podium dan WiFi juga termasuk di lokasi ini. Khusus, disesuaikan menu yang tersedia untuk acara Anda.

 parkir dapat menampung 65 mobil.

 Fitur Amphitheatre meliputi: kursi untuk 180 orang, panggung besar (7m x

2.8m x9m tinggi), surround sound dengan film-jenis akustik, WiFi dan peralatan proyeksi video.

 Semua tamu yang diundang ke toko roastery dimana mereka dapat

menikmati harga pabrik, coklat kopi dan souvenir.

2.3.5. Agrowisata Kopi Sailand, Bali

(25)

Gambar 2.23. agrowisata kopi bali

Pulau Bali merupakan salah satu penghasil kopi di Indonesia walau dari sejarahnya agak tertinggal dengan perkebunan kopi daerah karena perlawanan masyarakat terhadap pemerintah kolonial Belanda. Secara tradisi, Bali merupakan penghasil kopi robusta dan dikembangkan secara secara organik karena ketimpangan harga jual dengan biaya pemupukan modern. Perkebunan kopi biasanya dimiliki oleh para petani kecil dengan lahan terbatas dan dikelola secara kolektif dalam sistem koperasi khas masyarakat Bali. Beberapa perkebunan sudah dikembangkan secara modern dan banyak yang sudah dijadikan obyek wisata para turis manca negara.

(26)

Pada saat ramai, biasanya ratusan turis yang datang secara berombongan dengan seorang pramuwisata yang fasih berbagai bahasa asing. Para tamu yang datang bisa mencicipi kopi hasil olahan mereka dalam atmosfir perkebunan yang sejuk karena berada di atas 1000 meter permukaan laut. Beberapa turis tampak antusias memperhatikan penjelasan pemilik perkebunan sambil sesekali menikmati suguhan kopi hitam robusta. Banyak juga yang tertarik langsung membeli kopi hasil olahan perkebunan di toko khusus yang juga menjual berbagai produk termasuk suvenir. Tidak mengherankan jika banyak wisatawan sengaja datang untuk mencicipi kopi luwak yang eksotis itu dan dijual dengan harga 50 hingga 100 ribu per gelas. Selain kopi beberapa perkebunan menyediakan berbagai produk lain seperti buah2an, rempah, cocoa, perawatan kecantikan, aroma therapy, dan tentu saja suvernir berupa kerajinan tangan seniman Bali.

Gambar 2.25. Agrowisata kopi Sailand,Bali

(27)

Pemandangan serupa terlihat di berbagai lokasi agro wisata lain seperti perkebunan Buana Amertha Sari (BAS) yang luasnya 10 hektar, atau Trisna Bali Agriculture, hingga satu dua perkebunan kopi kecil lainnya di daerah Kayuamba. Banyak faktor yang menarik dari kunjungan ke perkebunan kopi terutama bagi siapa saja yang belum pernah merasakan suasana agrowisata di sini. Pengelolalan yang masih tradisional terutama dalam proses roasting yang hanya mengandalkan tungku api dari kayu bakar merupakan kekhasan yang ditawarkan di beberapa perkebunan di sini. Jadi kalau bosan dengan wisata mainstream, mengapa tidak mencoba agrowisata perkebunan kopi di kawasan Kintamani yang mempunyai pemandangan menakjubkan ini.

2.4. Tinjauan Tema : Arsitektur Tropis 2.4.1. Latar Belakang Pemilihan Tema

Tujuan utama seseorang berwisata adalah untuk berekreasi atau bersenang-senang menikmati sesuatu yang menarik, baik itu dalam hal menambah pengetahuan maupun menikmari keindahan alam.

Rekreasi biasanya dilakukan saat seseorang memiliki waktu luang, ketika dia bebas dari pekerjaan atau tugas, setelah kebutuhannya sehari-hari telah terpenuhi. Kamus Webster mendefinisikan rekreasi sebagai "sarana untuk menyegarkan kembali atau hiburan" (a means of refreshmnet or diversion). Rekreasi dapat dinikmati, menyenangkan, dan bisa pula tanpa membutuhkan biaya. Rekreasi memulihkan kondisi tubuh dan pikiran, serta mengembalikan kesegaran. Definisi yang lebih tepat lagi dari rekreasi adalah "kegiatan atau pengalaman sukarela yang dilakukan seseorang di waktu luangnya, yang memberikan kepuasan dan kenikmatan pribadi.

(28)

Permasalahan yang timbul adalah bagaimana mengantisipasi panas yang tidak menyenangkan, memperkecil tingkat penguapan, menata pencahayaan di dalam ruangan, mengantisipasi tempiasan air hujan, laju angin, dan lain sebagainya.

Dalam hal ini penulis memilih arsitektur tropis untuk membantu memecahkan permasalahan perancangan dalam suatu kondisi lingkungan beriklim tropis, dengan tujuan menciptakan suatu tingkat kenyamanan yang optimal. Karna pada dasarnya arsitektur tropis hadir untuk mengurangi atau meniadakan faktor-faktor yang merugikan, seperti radiasi matahari yang kuat dan memanfaatkan faktor-faktor yang menguntungkan, seperti cahaya langit dan aliran udara sampai jumlah tertentu.

2.4.2. Pengertian Tema

2.4.2.1. Pengertian Arsitektur

1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur mempunyai arti seni bangunan, gaya bangunan. Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresifdari manusia-manusia beradab.

2. Menurut A.C. Antoniades Poetics of Architecture: Theory of Design  Arsitektur adalah indeks budaya yang mempunyai wujud berbeda

pada masyarakat yang berbeda

 Arsitektur berkaitan dengan proses dan kreasi dari lingkungan

buatan manusia yang mengacu pada aspek fungsi, ekonomi dan emosi pemakai atau pengamat.

 Arsitektur adalah disiplin ilmu yang mengorganisir dan

menciptakan keteraturan dari aspek-aspek lingkungan yang belum terkait.

 Arsitektur yang baik merupakan sintesa dari serangkaian

persyaratan / elemen - elemen yang diperlukan untuk menciptakan sesuatu yang baru.

(29)

 Arsitektur merupakan tempat bernaung dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit.

 Arsitektur adalah lingkungan binaan (built environment) yang

berfungsi untuk perlindungan dari bahaya dan untuk menampung kegiatan manusia serta sebagai identitas status sosial.

 Arsitektur berkaitan dengan perancangan, yakni suatu konstruksi

yang dibuat dengan sengaja untuk menggubah lingkungan fisik melalui suatu cara/system penataan tertentu.

 Arsitektur berkaitan dengan budaya, memiliki system lambang,

makna serta skema kognitif. 4. Menurut Djauhari Sumintardja

Arsitektur merupakan sesuatu yang dibangun manusia untuk kepentingan badannya (melindungi diri dari gangguan) dan kepentingan jiwanya (kenyamanan, ketengangan,dll).

5. Yb. Mangunwijay

Arsitektur tidak boleh terlepas dari unsur guna dan unsur citra.

2.4.2.2. Pengertian Tropis

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Tropis adalah daerah di yang terletak di sekitar garis khatulistiwa dan beriklim panas. Kata tropis berasal dari bahasa Yunani, yaitu tropos yang berarti berputar, karena posisi Matahari yang berubah antara dua garis balik dan area ini terletak di antara 23.5° LU dan 23.5° LS.

2.4.2.3. Pengertian Arsitektur Tropis

1. Menurut Tri Harso Karyono, pakar bangunan tropis dari Universitas Tarumanagara, Jakarta :

(30)

yang nyaman bagi manusia. Kriterianya yaitu fluktuasi suhu ruang, fluktuasi kelembaban, intensitas cahaya, aliran atau kecepatan udara, adakah air hujan masuk bangunan, serta adakah terik matahari mengganggu penghuni dalam bangunan.

2. Menurut Corsini (1997) :

konsep bangunan yang fleksibel terhadap perubahan suhu dan kelembaban udara adalah menghindari pemancaran dan pemantulan panas matahari serta utilitas mesin bangunan, melalui penentuan bahan bangunan yang tepat, ventilasi dalam bangunan yang sempurna dan menyeluruh ke semua sudut ruangan, pemakaian bahan bangunan alami, tata tanaman yang mencukupi guna mendinginkan panas udara dan produksi oksigen serta atap dan langit-langit cukup tinggi untuk menaikkan udara panas di samping perhatian pada organisasi ruang yang dapat mengefisienkan gerakan di dalam bangunan. Meletakkan 4 ventilasi angin pada dinding di atas lantai, pada jendela, pada dinding atas dan pada langit-langit. Tujuannya adalah ventilasi yang bergerak teratur, lurus dan menyeluruh ke sudut ruangan.

(31)

2.4.3. Studi Banding Tema Sejenis

2.4.3.1. Institutes of Higher Learning oleh Adrian Lo

Gambar 2.27. Intitutes Of Higher Learning

Desain Arsitektur Tropis untuk Lembaga Higher Learning. Konsepnya, Architoptoe, didefinisikan sebagai arsitektur yang dirancang agar sesuai dengan spesifik sosial-urban-lingkungan biotop. Yaitu desain dengan pemahaman sebuah kota atau daerah makro sebagai sistem ekologi. Arsitek bangunan ini membuat sebuah lingkuangan skala kecil dengan hal yang unik (sistem alami yang berkembang melalui seperangkat aturan budaya, sosial, ekonomi, sejarah dan lingkungan).

Gambar 2.28. Intitutes Of Higher Learning

(32)

Gambar 2.29. Intitutes Of Higher Learning

Seluruh arsitektur dibuat dengan konsep 3R, Reduce, Reuse, Recycle, dalam hal pertimbangan bahan. Desain ini mengutamakan penggunaan sepeda sebagai sarana transportasi, dengan mempromosikan gaya hidup rendah karbon dalam lingkungan sekitarnya.

Gambar 2.30. Intitutes Of Higher Learning

Iklim Tropis:

Arsitek banguan ini merancang dengan hati-hati untuk dapat beradaptasi dengan iklim tropis, karena berlokasi dengan curah hujan yang tinggi. Dengan pertimbangan iklim tropis, bangunan ini sangat mempertimbangkan kelembabab dan cahaya alami .

(33)

Bangunan dibuat berorientasi terhadap iklim tropis dengan bantuan bahan berteknologi tinggi. Yaitu dengan pemilihan bahan yang hemat energy dan ramah lingkungan dan mempertimbangan aspek material yang digunakan pada banguan, sehingga mewujudkan suatu bangunan yang ideal untuk iklim tropis.

Gambar 2.32. Intitutes Of Higher Learning

Dalam konteks tropis banguan ini di harapkan dapat beradaptasi dengan baik dengan memperhatikan desain lasekap terhadap fungsi bangunan . selain itu banguan ini di rancang dengan sirkulasi yang baik untuk akses dari satu fungsi ke fungsi yang lain.

2.4.3.2. Alam Sutra Residence / Wahana Cipta Selaras  Arsitek: Wahana Cipta Selaras

 Lokasi: Serpong, Tangerang, Indonesia  Desain & Arsitek Proyek: Matheus R.  Struktur Konsultan: Ricky Theo  Kontraktor Utama: Neria Oendang  Proyek Tahun: 2010

 Proyek Area: 524 sqm  Foto: Fernando Gomulya

(34)

Bangunan ini terletak di daerah pinggiran kota dengan lingkungan yang berinteraksi dengan lanskap dengan baik.

Pemandangan pada bagian bangunan ini di desain dengan inspirasi untuk menciptakan sebuah rancangan yang dapat berkomunikasi antara ruang dalam dengan ruang luar. Massa bangunan di buat dengan banyak lubang kecil untuk mengekspos pandangan ke lanskap. 380 meter persegi ini dioptimalkan untuk dapat memenuhi semua fungsi yang dibutuhkan penghuni.

Gaya arsitektur tropis modern, dipilih untuk beradaptasi dengan iklim tropis Indonesia. Modernitas tercermin pada fasad depan dengan kotak kayu yang menonjol dari atap miring, dan memberikan kesan bahwa ada dua massa bangunan. Dengan bukaan yang banyak untuk pencahayaan alami dan sirkulasi udara, kayu dan material batu alam, kolam untuk mencerminkan cahaya dan fitur air vertikal yang mencerminkan gaya tropis.

Di bagian interior, bangunan ini dapat mengkamodasi semua aktivitas penghuni dalam ruangan yang relatif kecil, dengan tata letak yang

Gambar 2.33. Denah Alam Sutra Residence Gambar 2.34. Interior Alam Sutra Residence

(35)

sederhana. Dengan tiga zona vertikal yang mewakili area pribadi untuk daerah kamar tidur , perpustakaan dengan konsep semi ruangan, ruang publik dan ruangan servis berada di lantai bawah . Area semi publik diletakan sebagai transisi antara area publik dengan area private , Pada bagian ini dibuat mezzanine seperti mengambang di atas lantai ruangan.

2.4.3.3. Khayangan Villa/Estate

Lokasinya ada di Uluwatu Bali, di Bukit semenanjung bersebelahan dengan Bulgari Bali Resort. Khayangan terletak atas 1,5 hektar magnificently atas taman clifftop, 170 meter di atas Selonding pantai. Villa ini menawarkan salah satu pemandangan terbaik di Bali dengan 180 derajat panorama-vista dari Samudera Hindia.

Gambar 2.36. suasana tropis pada kolam renang resort

(36)

Gambar 2.37. suasana tropis bangunan

Memanfaatkan campuran desain kontemporer dan pengaruh Eropa, J klaster dari sebelas antik Indonesia joglos – setelah rumah tradisional Jawa yang aristokrasi – telah diselamatkan dari kehancuran dan dgn penuh kasih sayang dan dikembalikan refitted kontemporer dengan interior mewah dan negara-of-the-art Fixtures dan perlengkapan untuk membawa Anda yang eksklusif dan pemurah libur sama sekali pengalaman.

Khayangan Estate yang juga banyak fitur yang dirancang untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan. Taman yang ada adalah sawah menggunakan sistem underground meter air yang digunakan pada waktu otomatis. Ada juga tanaman air, yang menghasilkan kualitas air minum di semua PDAM. Sebuah sistem daur ulang limbah air telah pula direncanakan. Pernikahan dan acara spesial dapat dirayakan di Khayangan Estate dimana villa ini menyajikan tepat untuk pernikahan, pesta dan acara khusus lainnya. Dan masih banyak berbagai fasilitas hiburan dan komunikasi, bersama dengan semua kenyamanan dan layanan yang akan Anda harapkan dari sebuah resor bintang lima.

2.4.3.4. The Michael Resorts

Tersembunyi di kawasan wisata Gunung Salak Endah, Kecamatan Pamijahan Bogor, The Michael Resorts yang ada di tanah seluas 2,7 hektar benar-benar membuat Anda seperti berada di dunia yang lain.

(37)

keseluruhan luas tanah, memberikan Anda benar-benar menikmati sebuah keindahan alam yang ditata dengan brilian pada lanskap yang begitu apik. Bayangkan saja, resorts ini

Gambar 3.3 Pemandangan Langsung Ke Laut Dari Atas

dibangun kokoh di atas jurang dan Anda akan menuruni ribuan anak tangga yang mengelilingi taman-taman cantik yang menurun ke bawah. Sementara hingga di bagian bawah adalah proyek hutan kecil dan pada akhir anak tangga di bagian terbawah akan membawa Anda sampai ke sebuah air terjun kecil pribadi yang memang hanya bisa diakses dari The Michael Resorts. Resorts ini juga dikelilingi oleh sungai, memberikan suasana alam amat terasa.

Gambar 2.38. Bentuk Bangunan Hotel Resort Tropis.

Konsep modern tropis ditampilkan dari setiap elemen bangunan baik itu elemen utama maupun penunjang, dengan penggunaan kombinasi atap perisai genteng dengan penutup ruangan yang terbuat dari bahan-bahan yang menyesuaikan dengan kondisi alam tropis.

Resume :

1. Desain modern dengan konsep tropis yang mempertimbangkan iklim, tapi dengan bentuk yang tidak lazim di jumpai pada daerah iklim tropis.

2. Bangunan tersebut sangat mempertimbangkan aspek iklim tropis yaitu, pada kelembabab dan cahaya alami.

(38)

yang digunakan pada banguan, sehingga mewujudkan suatu bangunan yang ideal untuk iklim tropis.

Gambar

Gambar 2.1. pengeringan alami
Gambar 2.2. pengeringan buatan
Gambar 2.5. proses pencucian
Gambar 2.7. mesin huller
+7

Referensi

Dokumen terkait