• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA Profil Kabupaten Batubara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA Profil Kabupaten Batubara"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Profil Kabupaten Batubara

Kabupaten Batubara adalah salah sat diresmikan pada tanggal kabupaten dan kota baru yang dimekarkan pada dalam kurun tahun ternak di Kabupaten Batubara adalah sebagai berikut :

Tabel 1.Data perkembangan populasi ternak Kab. Batubara tahun 2012

(2)

Fenotipik

Setiap sifat yang diekspresikan seekor hewan disebut fenotipe. Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat penting yang bernilai ekonomis, atau merupakan penciri dari varietas yang bersangkutan. Karakterisasi dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif (Noor, 2008).

Salah satu metode dengan melihat adanya perbedaan fenotip dan genotip akibat adanya seleksi dan mutasi dapat juga dimanfaatkan untuk mengetahui jarak genetik adalah analisis keragaman (Komenes, 1999).

Keragaman Fenotip

Pada dasarnya keragaman fenotip merupakan keragaman yang dapat diamati disebabkan oleh adanya keragaman genetik dan keragaman lingkungan. Sumber keragaman lainnya adalah keragaman yang timbul akibat interaksi antar faktor genetikn dengan faktor lingkungan. Keragam genetik bisa disebabkan oleh gen-gen aditif dan juga gen yang tidak aditif. Aksi gen yang tidak aditif ini bisa disebabkan oleh aksi gen dominan dan aksi gen epistasis. Jadi secara lengkap keragaman fenotipik dipengaruhi oleh keragaman aditif, keragaman gen dominan, keragaman interaksi genetik dan lingkungan, keragaman lingkungan (faktor iklim, cuaca, makanan, penyakit dan sistem manajemen) dan keragaman gen epistasis (Noor, 1995).Keragaman fenotip dapat diketahui dengan mengukur bagian-bagian tubuh atau morfometrik (Noor, 2008).

Klasifikasi Penyebaran Ayam Kampung

(3)

ayam yang terdapat di sini. Sejak itu lahirlah berbagai gelaran ayam kampung seperti ayam botak, atau ayam Jepun dan bermacam-macam lagi gelaran mengikut tempat dan logat (Wikipedia, 2013).

Ayam Kampung jenis ayam asli Indonesia. Ayam Kampung dikelompokkan ke dalam 31 galur ayam lokal (Nataamijaya, 2008). Ayam lokal dapat digolongkan sebagai tipe pedaging (ayam Pelung, ayam Nagrak, ayam Gaok, dan ayam Sedayu), petelur (ayam Kedu Hitam, ayam Kedu Putih, ayam Nusa Penida, ayam Nunukan, ayam Merawang, ayam Wareng, dan Ayam Sumatera) dan dwiguna (ayam Sentul, ayam Bangkalan, ayam Olagan, ayam Kampung, ayam Ayunai, ayam Melayu, dan ayam Siem). Selain itu dikenal pula ayam tipe petarung (ayam Banten, ayam Ciparage, ayam Tolaki, dan ayam Bangkok) dan ayam kegemaran atau hias, seperti ayam Pelung, ayam Gaok, ayam Tukung, ayam Burgo, ayam Bekisar dan ayam Walik. Ayam Kampung betina memiliki bulu leher, punggung, dan sayap yang berwarna lurik abu-abu, bulu dada berwarna putih, dan bulu ekor berwarna hitam keabuan. Sartika (2000), menyatakan bahwa keragaman karakteristik fenotipik (kinerja produktivitas,kualitas telur, ukuran dan jengger tinggi) pada ayam Kampung masih tinggi pada populasi dasar sehingga untuk program seleksi dapat dilakukan.

Gambar 1. Ayam Kampung Betina dan Ayam Kampung Jantan

(4)

Mansjoer (1985) menyatakan bahwa nenek moyang ayam Kampung adalah ayam hutan merah (Gallus gallus). Dilaporkan bahwa jarak genetik antara ayam Kampung dengan ayam hutan merah (Gallus gallus) lebih dekat dibandingkan dengan ayam hutan hijau (Gallus varius). Berdasarkan hasil penelitian Sartika et al. (2004), ayam Kampung dan ayam Sentul mempunyai hubungan kekerabatan yangpaling dekat (satu kelompok) kemudian diikuti oleh ayam Kedu Hitam dan ayamPelung. Ilustrasi ayam Kampung disajikan pada Gambar 1.

Ukuran dan Bentuk Tubuh Ayam Kampung

Menurut Hutt (1949) pengukuran pada tulang ternak unggas merupakan suatu cara yang akurat untuk menentukan ukuran tubuh. Hasil penelitian Nishida et al, (1980) menyatakan bahwa bentuk tubuh ayam Kampung di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan panjang sayap dan tinggi jengger. Ukuran tulang paha, betis dan shank serta perbandingan antara panjang shank dengan lingkar shank, efektif digunakan dalam menduga konformasi tubuh (Nishida et al., 1982).

Pengukuran ukuran linear permukaan tubuh ternak sebagai sifat kuantitatif dapat digunakan dalam seleksi (Mulliadi, 1996). Dijelaskan lebih lanjut bahwa pengukuran ukuran linear permukaan tubuh tersebut dilakukan untuk memperoleh perbedaan ukuran-ukuran tubuh dalam populasi ternak. Perbedaan ukuran tubuh pada saat dewasa kelamin dapat memberikan penampakan yang berbeda pada setiap ternak (Scanes, 2003).

Karakteristik Ayam Kampung

(5)

dari keragaman genetiknya. Disamping itu badan ayam kampung kecil, mirip dengan badan ayam ras petelur tipe ringan (Rasyaf, 1998).

Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat penting yang bernilai ekonomis, atau yang merupakan penciri dari rumpun yang bersangkutan. Karakterisasi merupakan langkah penting yang harus ditempuh apabila akan melakukan pengelolaan sumberdaya genetik secara baik (Chamdi, 2005).

Karakterisaasi dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Sifat kuantitatif adalah sifat-sifat produksi dan reproduksi atau sifat-sifat yang dapat diukur. Ekspresi sifat-sifat ini ditentukan oleh banyak pasangan gen dan dipengaruhi oleh lingkungan, baik internal (umur dan seks) maupun eksternal (iklim, pakan, penyakit dan pengelolaan) (Noor, 2008).

Ukuran-ukuran tubuh sering dipakai secara rutin sebagai parameter pengganti dalam menduga bobot hidup ternak, sedangkan analisis keragaman dan korelasi banyak digunakan dalam mengkarakterisasi hubungan sifat-sifat fenotip dan genetik (Salako, 2006).

Morfometri Ayam Kampung

Morfometri mengacu kepada bentuk analisis kuantitatif, sebuah konsep yang meliputi ukuran dan bentuk.Analisis morfometri biasanya dilakukan pada suatu organisme yang berguna dalam menganalisis catatan fosil, dampak mutasi terhadap bentuk, perubahan perkembangan dalam bentuk, kofarian antara faktor ekologi dan bentuk, serta untuk memperkirakan parameter genetik-kuantitatif bentuk (Wikipedia, 2012).

(6)

Sumber Daya Genetik Ternak (SDGT)

Bank Data Global PBB untuk SDGT berisi informasi sejumlah 7.616 breed ternak, atau sekitar 20% dari breed yang dilaporkan tersebut dikatagorikan dalam status beresiko. Pertimbangan terbesar disebabkan oleh maka 62 breed ternak telah punahdalam enam tahun terakhir, sehingga dapat diperkirakan bahwa satu breed ternak hilang tiap bulannya. Data ini menampilkan hanya sebagian kecil gambaran tentang erosi genetik yang telah, sedang dan akan terus terjadi. Inventarisasi breed ternak dan khususnya survei besaran dan struktur populasi pada tingkat breed ternak tidaklah mencukupi di banyak bagian dunia. Data populasi tidak tersedia untuk 36% dari breed ternak yang ada (Wikipedia, 2012).

Sejarah sumber daya genetik ternak (SDGT) dimulai 12.000 sampai 14.000 tahun yang lalu. Ribuan tahun yang lalu setelah diseleksi oleh alam dan manusia, hanyutan genetik, inbreeding dan crossbreeding berkontribusi terhadap keragaman SDGT dan memungkinkan dilakukan budidaya ternak dalam berbagai lingkungan dan sistem produksi (Pusat penelitian dan pengembangan Peternakan, 2009).

Program impor ternak telah menimbulkan dua masalah besar: (1) interaksi antara faktor genetik dengan faktor lingkungan. Masalah ini timbul pada pengimporan ternak hidup dan embrio, (2) adanya kemungkinan hilangnya ternak-ternak asli Indonesia akibat persilangan antara ternak asli dengan ternak impor yang kurang terencana.Persilangan antar bangsa ternakyang tidak diatur secara professional dengan hanya mengedepankan aspek ekonomi tanpa memperhatikan aspek pelestarian sumberdaya genetiknya, maka penerus generasi bangsa Indonesia berpotensi kehilangan sumberdaya genetik ternaknya yang mungkin saja memiliki banyak keunggulan (Wikipedia, 2013).

(7)

keseimbangan atau biasa disebut dengan keseimbangan Hardy-Weinberg. Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan keseimbangan hukum Hardy-weinberg dalam populasi yaitu adanya: (1) Hanyutan genetik (genetic drift), (2) Arus gen (gene flow), (3) Mutasi, (4) Perkawinan tidak acak, dan (5) Seleksi alam (Warwick et al., 1990).

Jarak Genetik

Jarak genetik adalah perselisiha spesies tertentu.Jarak genetik diukur dengan berbagai parameter.Jarak genetik yang kecil menunjukkan hubungan genetik yang dekat dan sebaliknya, jarak genetik yang besar menunjukkan hubungan genetik yang jauh.Jarak genetik dapat digunakan untuk membandingkan persamaan genetik antara spesies yang berbeda, seperti misalnya manusia dan tertentu, jarak genetik dapat digunakan untuk mengukur perselisihan antara berbeda (Wikipedia, 2012).

Variasi genetik dan kelenturan terjadi jika genom memiliki norma reaksi yang berbeda. Variasi ini dapat diperlihatkan dalam beberapa cara. Jika koefisien polynomial diestimasi untuk setiap gen. Keragaman antar koefisien ini adalah variasi genotif dari kelenturan. Jika hanya ada dua lingkungan maka variasi genetik kelenturan dapat juga diukur sebagai suatu koreksi antar lingkungan atau kofarian (Noor, 1996).

Pendugaan jarak genetik dalam memahami proses evolusi suatu bangsa ternak dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan seperti, pendekatan analisis molekuler seperti analisis polimorfisme protein darah (Gunawan,1988). Metode pengukuran jarak genetik yang lebih murah dan sederhana dapat dilakukan dengan penentuan pola perbedaan sifat fenotipik yang dapat ditemukan dalam setiap individu ternak (Brahmantiyo et al., 2003).

(8)

Penelitian tentang karakter genetik telah banyak dilakukan dalam memahami proses evolusi genetik suatu bangsa ternak dengan pendekatan analisis molekuler seperti analisis polimorfisne protein darai. Hal ini disebabkan oleh sifat seleksi pada tingkat molekuler hanya terjadi secara alami, bukan hasil rekayasa rnanusia (Hartl, 1988).

Selanjutnya ditarnbahkan bahwametode pengukuranjarak genetik yang lebih murah dan sederhana dapat dilakukan dengan penentuanpolaperbedaan sifat fenotipik,yangdapat ditemui dalan setiap individu ternak (Brahrnantiyo et al., 2003).

Habitat Ayam Kampung

Ayam dipercaya para ahli berasal dari Gallus gallus) yang hidup di

kemungkinan sumbangan plasma nutfah dari G. sonneratii, karena ayam hutan merah tidak memiliki sifat kulit warna kuning yang menjadi salah satu ciri ayam peliharaan.Ayam menunjukkan perbedaan morfologi di antara kedua tipejago, rooster) lebih atraktif, berukuran lebih besar, memiliki

babon, hen) relatif kecil, berukuran kecil, jalu

pendek atau nyaris tidak kelihatan, berjengger kecil, dan bulu ekor pendek (Wikipedia, 2013). Sebagai hewan peliharaan, ayam mampu mengikuti ke mana manusia membawanya. Hewan ini sangat adaptif dan dapat dikatakan bisa hidup di sembarang tempat, asalkan tersedia makanan baginya. Karena kebanyakan ayam peliharaan sudah kehilangan kemampuan terbang yang baik, mereka lebih banyak menghabiskan waktu di tanah atau kadang-kadang di pohon (Wikipedia, 2013).

Penentuan sample pada ternak

(9)

pengambilan sampel yang cukup populer yaitu Tabel Krejcie dan Morgan. Tulisan ini mengetengahkan pula cara menentukan sampel penelitian menggunakan tabel. Namun, tabel yang akan digunakan adalah tabel Cohen Manion dan Morrison.

Tabel Cohen Manion dan Morrison (satu tabel dengan tiga penulis) ini cukup menarik. Pertama, penentuan populasi yang diprediksi dalam pengambilan sampelnya hingga 1 juta anggota populasi. Kedua, tabel ini merinci Taraf Keyakinan penelitian dari 90%, 95% dan 99% yang masing-masing taraf memiliki jumlah sampel berbeda. Ketiga, tabel ini pun merinci Interval Keyakinan penelitian (alpha) yaitu dari 0,1, 0,05, hingga 0,01. Baiklah, tabel tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Interval Keyaninan Penelitian

(10)

Perhatikan tabel di atas. Paling kiri terdapat kolom populasi. Kolom kedua berisikan Taraf Keyakinan penelitian 90% yang berisi subkolom (dari kiri ke kanan) alpha 0,1, 0,05, dan 0,01. Kolom ketiga berisikan Taraf Keyakinan penelitian 95% yang terdiri atas subkolom (dari kiri ke kanan) alpha 0,1, 0,05, dan 0,01. Kolom keempat berisikan Taraf Keyakinan penelitian 99% yang terdiri atas subkolom (dari kiri ke kanan) alpha 0,1, 0,05, dan 0,01.

Gambar

Tabel 1.Data perkembangan populasi ternak Kab. Batubara tahun 2012
Gambar 1. Ayam Kampung Betina dan Ayam Kampung Jantan
Tabel 2. Interval Keyaninan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Työn tavoitteena oli määrittää ELY-keskuksen toimivalta-alueen tärkeimmät solmupysäkit ja erikseen valit- tujen kuntien keskuspysäkit sekä kuvata niiden nykytila

687 Tahun 2002 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum Di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap Dan Teratur, dimana nilai faktor muat yang distandarkan adalah 70 %

Hasil  analisis  bivariat  antara  parafungsi  dan  gangguan   sendi  berdasarkan  Indeks  Klinis  Helkimo  memperli-­ hatkan  pasien  yang  tidak  memiliki

Dengan memanfaatkan E-Learning berbasis website maka pengetahuan, pemahaman, serta kemampuan logika terhadap algoritma dan bahasa pemrograman tidak mudah terlupakan oleh

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas diperoleh hasil bahwa penerapan model pembelajaran ATONG dapat meningkatkan kemandirian siswa pada mata pelajaran PKn materi

Manajemen VIII/Akt/A Budi Anshari Nst, SE, MSi RB.I.2 Seminar Pemasaran VIII/Mgt/A Dr.Syafrida Hafni Sahir, SE.MSi RB.I.1 Rabu Manajemen SDM Lanjutan VIII/Mgt/A Dhian Rosalina, SE,

Ruang lingkup substansial dalam penelitian ini meliputi tuntutan atribut persepsi para pedagang kaki lima kaitan hubungannya dengan seting trotoar yang menjadi obyek

GAMIT adalah sebuah paket perangkat lunak ilmiah yang digunakan untuk pengolahan data pengamatan GPS yang dikembangkan oleh MIT ( Massachusetts Institute of Techology ) dan SIO