• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMODELAN PELAYANAN KENDARAAN WISATA TAMAN PARKIR NGABEAN MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMODELAN PELAYANAN KENDARAAN WISATA TAMAN PARKIR NGABEAN MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

212

PEMODELAN PELAYANAN KENDARAAN WISATA

TAMAN PARKIR NGABEAN MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Masrul Indrayana1 1

Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Widya Mataram Yogyakarta Dalem Mangkubumen KT III/ 237 Yogyakarta

INTISARI

Taman Parkir Ngabean merupakan eks Stasiun Kereta Api di zaman penjajahan Belanda dan Jepang yang beralih fungsi sebagai tempat parkir. Seiring penataan Kawasan Wisata Kraton dan Malioboro, kapasitas dan fasilitas Taman Parkir Ngabean ditingkatkan dengan membangun sarana parkir portabel bertingkat dengan sarana angkutan pendukung “Si Thole” yang menghubungkan Taman Parkir Ngabean dengan Kraton, Taman Sari dan Taman Pintar. Kebijakan ini tentu saja memiliki dampak positif dan negatif terhadap layanan wisata di Yogyakarta. Untuk itu dipandang perlu merumuskan model pelayanan kendaraan wisata Taman Parkir Ngabean yang dapat memenuhi kriteria keinginan pelaku kebijakan, pengamat dan para wisatawan. Metodologi Quality Function Deployment (QFD) sebagai alat yang sangat teruji dalam merumuskan kualitas suatu jasa telah dikembangkan dengan menggabungkan metodologi-metodologi lainnya termasuk metodologi Analytic Hierarchy Process (AHP). Pengembangan pelayanan kendaraan wisata Si Thole dalam penelitian ini dirumuskan dengan menggunakan metode gabungan QFD dan AHP. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh lima karakteristik pelayanan kendaraan wisata Si Thole yang dipentingkan oleh responden yaitu kenyamanan shelter, pelayanan kondektur, kenyamanan loket, harga tiket dan rute perjalanan. Tindakan teknis yang diperlukan dalam meningkatkan pelayanan kendaraan wisata Si Thole adalah Peninjauan Manajemen Rute, Penataan Ulang Shelter, Peninjauan Harga Tiket, Penataan Ulang Loket dan Pelatihan Kondektur.

Kata Kunci: Kendaraan Wisata, Kualitas Pelayanan, QFD, AHP 1. PENDAHULUAN

Yogyakarta sebagai salah satu Kota Tujuan Wisata di Indonesia terus berbenah. Salah satu persoalan obyek wisata Jogja adalah Kawasan alun-alun Utara yang berada tepat di depan Kraton Yogyakarta. Kawasan ini akan tampak kumuh pada musim liburan sekolah. Tenda-tenda penjual cinderamata berdiri dadakan. Bus-bus Wisata parkir memenuhi kawasan alun-alun hingga menutupi kemegahan Kraton Yogyakarta.

Pembenahan Alun-alun Utara Yogyakarta terus dilakukan dengan menjadikan kawasan ini bebas parkir dari segala jenis kendaraan pada awal tahun 2014. Bus Pariwisata yang semula parkir di Kawasan Alun-alun Yogyakarta dialihkan ke Taman Parkir Ngabean yang berjarak kurang lebih 900 m di Sisi Barat Alun-alun Yogyakarta. Taman Parkir Ngabean dapat menampung kurang lebih 40 Bus dan 300 Kendaraan Roda Empat lainnya. Pembangunan Taman Parkir Ngabean termasuk dalam proyek terpadu untuk penataan kawasan Malioboro sebagai kawasan semi-pedestrian. Wisatawan yang turun di Parkir Ngabean difasilitasi kendaraan khusus “shuttle” wisata menuju Obyek Wisata Jeron Beteng, Kraton, Taman Pintar dan Taman Sari.

Pada Bulan Nopember 2014 telah dilakukan uji coba kendaraan wisata melayani wisatawan mengunjungi berbagai objek wisata di kawasan Kraton Yogyakarta (Tribun Jogja, 2014). Kendaraan wisata yang diberi nama "Si Thole" tersebut dioperasionalkan mulai pukul 08.00 WIB hingga 22.00 WIB dengan dua skema tarif yaitu Rp 5.000 untuk sekali jalan dan tiket terusan Rp 10.000 untuk tiga titik pemberhentian.

(2)

213

merespon keinginan konsumen terkait kualitas layanan suatu jasa (Indrayana, 2014). Metode QFD dibangun dengan variabel-variabel pembobotan pendapat pakar. Untuk menunjang konsistensi pembobotan data persepsional dapat dilakukan dengan memanfaatkan metodologi Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP dapat mengurangi bias terhadap kumpulan data yang bersifat persepsional.

2. METODOLOGI

Rangkaian kegiatan penelitian dilakukan dalam tahapan seperti yang termuat pada Gambar 1 berikut:

Gambar 1. Diagram Tahapan Penelitian 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan Pembahasan dalam penelitian ini merupakan pengkajian perbedaan tingkat kualitas layanan yang diterima dan yang diharapkan oleh penumpang Kendaraan Wisata “SiThole”.

3.1 Kendaraan Wisata Si Thole

Shuttle wisata “Si Thole” merupakan mini bus fasilitas kendaraan wisata yang melayani obyek wisata Kraton dan kawasan Jeron Beteng di Yogyakarta. Shuttle wisata si Thole muncul sebagai sarana pendukung penataan kawasan Alun-alun Utara Kraton Yogyakarta agar bebas parkir dari seluruh jenis kendaraan wisata. Kendaraan wisata yang selama ini parkir di Alun-alun Utara, dialihkan ke kawasan parkir Ngabean kurang lebih 1 km arah barat Alun-alun Utara. Fasilitas ini dikelola oleh Forum Komunikasi Kawasan Alun-alun Utara (FKKAU) yang keanggotaannya merupakan eks pedagang dan pengelola parkir kawasan Alun-alun Utara Yogyakarta.

Saat ini si Thole memiliki 11 armada dan dioperasionalkan mulai pukul 08.00 WIB hingga 22.00 WIB. Skema pemberlakuan tarif Si Thole yaitu Rp 5.000 untuk sekali jalan dan Rp 10.000 untuk tiket terusan tiga kali jalan. Wisatawan mengakses si Thole di Tempat Khusus Parkir Ngabean. Ada dua rute yang akan dilalui, yaitu RUTE I : Taman Parkir Ngabean – Jl Agus Salim – Jl Kauman – Alun-Alun Utara (Keraton Jogja) – Jl Rotowijayan (Sentra Batik) – Jl Ngasem (Magangan Bale Raos) – Taman Sari (Kampung Batik) – Taman Parkir Ngabean. RUTE II: Taman Parkir Ngabean – Jl Kauman – Alun Alun Utara (Keraton Jogja) – Jl Ibu Ruswo – Jl Bigjen Katamso – Jl Senopati (Taman Pintar) – Titik Nol KM (Malioboro) – Alun-alun utara – Jl Kauman – Jl Agus Salim – Taman Parkir Ngabean.

Selain rute yang telah ditentukan, wisatawan juga dapat menikmati pelayanan Si Thole untuk rute lain berdasarkan pesanan. Wisatawan dapat menghubungi operator Si Thole dan menyampaikan permohonan pelayanan. Si Thole akan menjemput wisatawan di tempat yang telah disepakati tanpa mempermasalahkan jumlah penumpang minimal.

(3)

214 3.2 Karakteristik Pelayanan

Karakteristik pelayanan kendaraan wisata si Thole adalah atribut pelayanan yang menjadi ciri utama yang dimiliki oleh kendaraan wisata si Thole sebagai pembeda terhadap jenis kendaraan lainnya. Rumusan karaktersitik pelayanan kendaraan wisata si Thole diperoleh melalui pengamatan langsung dan penyebaran kuisioner pendahuluan. Sebanyak 15 kuisioner pendahuluan disebarkan kepada penumpang yang baru saja merasakan langsung pelayanan si Thole. Hasil kuisioner pendahuluan dianalisis sehingga membentuk atribut pelayanan Kendaraan Wisata si Thole seperti yang termuat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Atribut Sistem Pelayanan si Thole No Atribut Sistem

9 Penampilan Sopir dan Kondektur

3.3 Penyebaran dan Pengumpulan Data Kuisioner

Jumlah kuisioner yang disebarkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 buah. Jumlah responden Pria sebanyak 20 orang dan responden wanita 30 orang. Rata-rata usia responden adalah 24,4 tahun.

Berdasarkan output perangkat lunak SPSS 17 dapat dinyatakan bahwa alat ukur (kuisioner) yang digunakan sudah valid. Nilai reliability Coefficients untuk kriteria kepentingan = 0,915, kriteria harapan = 0,928 dan kriteria kenyataan = 0,905. Nilai koefisien reliability seluruhnya hampir mendekati nilai 1, sehingga kuisioner dapat dinyatakan cukup reliabel digunakan.

3.4 Karakteristik Kualitas Layanan Kendaraan Wisata Si Thole

Karakteristik kualitas layanan kendaraan wisata si Thole yang diinginkan oleh pelanggan dapat diperoleh dari informasi kuisioner tingkat kepentingan dimuat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Tingkat Kepentingan Atribut Layanan NO Atribut Layanan

9 Penampilan Sopir dan Kondektur 3,480 9

Berdasarkan Tabel 2 di atas diperoleh urutan tingkat prioritas atribut layanan kendaraan wisata yang diinginkan oleh pelanggan si Thole. Rute perjalanan merupakan prioritas terpenting dan peringkat pertama bagi responden dalam sebuah pelayanan kendaraan wisata. Pelayanan kondektur, harga tiket dan pelayanan sopir menyusul pada tingkat ke dua, ke tiga dan ke empat. 3.5 Rumah Kualitas HOQ - AHP

(4)
(5)

216

Gambar 4. Bobot Struktur Keputusan PEMBAHASAN

Berdasarkan kajian secara langsung pada sistem pelayanan kendaraan wisata si Thole, dapat dirumuskan 9 karakteristik layanan kendaraan wisata yang dipentingkan oleh pelanggan seperti termuat pada Tabel 4.2 yaitu rute perjalanan, pelayanan kondektur, harga tiket, pelayanan sopir, kenyamanan kendaraan, kenyamanan loket, kenyamanan shelter, pelayanan loket tiket dan penampilan sopir dan kondektur.

Sembilan karakristik pelayanan kendaraan wisata yang telah ditemukan selanjutnya diidentifikasi kepada responden yang telah pernah merasakan pelayanan Si Thole. Identifikasi dilakukan dengan menyebarkan kuisioner. Responden diharapkan dapat mengutarakan seberapa penting dan seberapa puas suatu karakter pelayanan Si Thole berdasarkan pandangan dan pengalaman yang pernah mereka alami.

Dari penyebaran 50 buah kuisioner diperoleh informasi rata-rata usia responden penelitian adalah 24,4 tahun. Sebanyak 20 orang berjenis kelamin pria dan 30 orang berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan olahan data menggunakan SPSS 17 secara keseluruhan menyebutkan bahwa validasi dan kelayakan alat ukur kuisioner telah memenuhi syarat dan dapat diterima.

Berdasarkan data tingkat kepentingan atribut layanan diperoleh lima karakteristik pelayanan kendaraan wisata si thole yang dipentingkan oleh responden yaitu kenyamanan shelter, pelayanan kondektur, kenyamanan loket, harga tiket dan rute perjalanan.

Berdasarkan analisa data dengan menggunakan metodologi QFD dan pembobotan atribut dan respon teknis AHP, maka respon teknis terhadap suara pelanggan kendaraan wisata si Thole dengan urutan skala prioritas adalah:

1. Peninjauan Manajemen Rute

Saat penelitian berlangsung tampak rute perjalanan Si Thole tidak terjadwal dengan sistematis. Kendaraan wisata Si Thole akan bergerak jika ada pelanggan di Stasiun Pusat Ngabean atau pun jika ada panggilan layanan dari shelter tertentu. Sebaiknya pihak manajemen segera merencanakan penjadwalan pemberangkatan armada Si Thole secara sistematis tanpa harus menunggu ada tidaknya permintaan pelayanan.

2. Penataan Ulang Shelter.

Shelter merupakan stasiun yang disiapkan membantu pelayanan Si Thole khususnya di titik pemberhentian yang ada obyek wisata. Saat ini shelter Si Thole didirikan menggunakan tenda

(6)

217

yang kurang representatif (lihat gambar shelter pada halaman lampiran). Hal ini bisa dimaklumi karena fasilitas kendaraan wisata Si Thole masih dalam tahap pengembangan. Sebaiknya perencanaan pembangunan shelter permanen segera dilakukan mengingat animo wisatawan yang cukup tinggi terhadap pelayanan Si Thole, 200 hingga 300 penumpang per hari.

3. Pelatihan Kondektur

Pada umumnya pelayanan kondektur sudah berkategori baik. Berada pada peringkat ke tiga dari sembilan atribut layanan yang dinilai. Seorang kondektur wisata diharapkan memiliki nilai lebih dengan penampilan, pengetahuan obyek wisata dan keterampilan berbicara seperti pemandu wisata (tour guide) profesional lainnya. Jika hal ini terpenuhi, seorang kondektur wisata Si Thole tentu saja memiliki nilai yang berbeda dengan kondektur angkutan umum lainnya.

4. Penataan Ulang Loket

Saat ini Loket tiket Si Thole menggunakan bangunan eks Stasiun Kereta Api yang dibangun pada zaman penjajahan Belanda. Penampilan bangunan sangat representatif dan memiliki keunikan tersendiri. Untuk loket pelayanan tiket masih perlu ditata ulang diataranya tersedianya ruang tunggu yang nyaman untuk antri.

5. Peninjauan Harga Tiket

Saat ini harga tiket Si Thole sebesar Rp.5.000 sekali pelayanan dan Rp.10.000 untuk tiga kali pelayanan. Penentuan harga tiket sebaiknya mempertimbangkan kembali jarak tempuh dan perbandingan tarif kendaraan lainnya di seputaran jeron beteng. Selain itu, pada umumnya wisatawan yang ada di Parkir Bus Ngabean adalah kelompok pelajar.

4. KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan data tingkat kepentingan, lima karakteristik pelayanan kendaraan wisata Si Thole yang dipentingkan oleh responden yaitu kenyamanan shelter, pelayanan kondektur, kenyamanan loket, harga tiket dan rute perjalanan.

2. Berdasarkan analisa dengan menggunakan metodologi gabungan Quality Function Deployment, dan Analitycal Hierarrchy Process maka tindakan teknis yang diperlukan dalam meningkatkan pelayanan kendaraan wisata Si Thole adalah Peninjauan Manajemen Rute, Penataan Ulang Shelter, Pelatihan Kondektur, Penataan Ulang Loket dan Peninjauan Harga Tiket.

4.2 Saran

Si Thole sebagai fasilitas pelayanan wisata yang baru diluncurkan di D.I Yogyakarta masih perlu terus didukung pengembangannya. Tanggapan positif dari pengguna layanan sebaiknya dijadikan cambuk penyemangat untuk terus menyempurnakan optimisme pelayanan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini terlaksana atas pendanaan DIPA Kopertis Wilayah V tahun anggaran 2015.

DAFTAR PUSTAKA

Felice, F.D., A.Petrillo, 2010, A Multiple Choice Decision Analysis: An Integrated QFD-AHP Model for The Assessment of Customer Needs, International Journal of Engineering, Science and Technology, Vol.2 No.9, pp:25-38.

Ho, W., 2008, Integrated Analytic Hierarchy Process and Its Application: A literature review, European Jurnal of Operational Research 189: 211-228.

Indrayana, M., 2003, Perancangan Kualitas Layanan Pendidikan dengan Metode QFD dan Servqual Studi Kasus : Jurusan Teknik Industri UWMY, Universitas Widya Mataram Yogyakarta

(7)

218

Indrayana, M., Kurniyati, N.N., 2014, Pemodelan Perdagangan Dunia Maya Produk UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta, Laporan Penelitian, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Widya Mataram Yogyakrta

Omkarprasad, S. V. & S. Kumar, 2006, Analytic hierarchy process: An overview of applications, European Jurnal of Operational Research 169: 1-29.

Gambar

Gambar 1. Diagram Tahapan Penelitian
Tabel 2. Tingkat Kepentingan Atribut Layanan
Gambar 4. Bobot Struktur Keputusan

Referensi

Dokumen terkait

Katalis CaO merupakan katalis heterogen terbaik dengan aktivitas katalitik dan kebasaan yang cukup tinggi, memiliki kelarutan yang rendah dalam metanol serta

Sifat fisik tanah hasil uji laboratorium dan lapangan dapat disimpulkan bahwa keadaan lahan secara makro adalah memiliki kemiringan lereng yang cenderung datar; drainase

Hasil penelitian menggunakan implementasi e-commerce dengan menggunakan software opencart pada toko Pastbrik Malang akan dapat membantu mengurangi biaya yang

f Pengujian Hipotesis 6: Pemanfaatan Teknologi e-Procurement Berpengaruh Positif Terhadap Penyerapan Anggaran Melalui Kinerja Pengadaan Barang/Jasa ... Implikasi

Faedah kematian tidak akan dibayar dan Syarikat hanya akan membayar balik premium yang tidak diperuntukkan, nilai unit yang telah diperuntukkan (jika ada) pada harga seunit pada

Bagian inti skripsi atau tugas akhir adalah bagian dari skripsi atau tugas akhir yang merupakan hasil karya ilmiah yang ditulis oleh seorang mahasiswa yang

primary and secondary prevention of stroke in patients with non-valvular atrial fibrillation (AF), anticoagulation therapy remains largely under-used in older patients, who are at

Menganalisis dan mengkaji interaksi politik dan hukum dalam penyusunan legislasi daerah di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ciamis konseptualisasi yang lazim diterima bahwa