• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PERFORMA SOFTWARE ROUTER PADA SIMULASI ROUTING OSPF MULTI AREA Guntoro Barovih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBANDINGAN PERFORMA SOFTWARE ROUTER PADA SIMULASI ROUTING OSPF MULTI AREA Guntoro Barovih"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN PERFORMA SOFTWARE ROUTER PADA SIMULASI

ROUTING OSPF MULTI AREA

Guntoro Barovih 1

Prodi Teknik Informatika, Jl. Basuki Rahmat No. 5, Palembang STMIK PALCOMTECH Palembang.

e-mail:guntorobarovih@gmail.com

Abstrak

Jaringan komputer merupakan infrastruktur komunikasi yang terus berkembang dan bertumbuh yang melibatkan banyak perangkat keras jaringan. Router memiliki banyak bentuk mulai dari router dalam bentuk fisik hingga router dalam bentuk perangkat lunak yang bisa diimplementasikan dalam media komputer. Software router juga mendukung dinamic routing seperti ospf. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan performa software router meliputi packet loss dan waktu pengiriman packet serta perbedaan konfigurasi. Metode pengembangan yang digunakan adalah NDLC berfokus pada langkah analisis, desain dan simulasi prototype routing OSPF dalam simulasi multi area. Hasil yang didapatkan bahwa vyatta router os lebih unggul jika dibandingkan dengan mikrotik router os dengan size packet data ICMP yang dikirimkan lebih besar yaitu 64 byte jika dibandingkan dengan mikrotik yang hanya 59 byte dengan waktu tertinggi 120 ms pada vyatta dan 945ms pada mikrotik walaupun packet loss sama-sama menyatakan 0% data yang tidak sampai. Vyatta router os memiliki konfigurasi yang sedikit lebih rumit jika dibandingkan dengan mikrotik router os karena setiap selesai konfigurasi harus disimpan.

Kata kunci:software router, Open Shortest Path First, multi area, NDLC.

Abstract

A computer network is a communications infrastructure that continues to grow and grow

that involves a lot of network hardware. The router has many forms ranging from router to

router in physical form in the form of software that can be implemented in computer

media. Software routers also support dynamic routing such as ospf. This research aims to

get a comparison of the performance of software routers include packet loss and packet

delivery time as well as the configuration differences. The method used is the NDLC

development focuses on the steps of the analysis, design and simulation of prototype

routing OSPF multi area in the simulation. The results obtained that the vyatta router

router os is superior when compared to the mikrotik router os with ICMP packet size of

data transmitted is greater i.e. 64 bytes compared to the mikrotik just 59 bytes with the

highest time 120 ms on the vyatta router and 945ms on mikrotik although packet loss

equally States 0% data not up. Vyatta router router os has a slightly more complicated

configuration if compared to the mikrotik router os because each completed configuration

should be saved.

Keywords :software router, Open Shortest Path First, multi area, NDLC

(2)

Router bukanlah suatu teknologi baru di dunia jaringan komputer. Router banyak digunakan sebagai perangkat perantara antara jaringan publik dan jaringan lokal atau biasa disebut sebagai device gateway atau router gateway. Router pada prinsipnya sebagai penerus packet data jaringan yang melintas didalamnya baik berbeda segmen atau network. Router dapat memberikan data atau informasi dari satu jaringan ke berbagai jaringan lainnya[1]. Router tidak hanya dijadikan sebagai penghubung antar network yang berbeda tetapi juga bisa dijadikan sebagai pemfilter atau firewall[2]. Tidak hanya sebagai firewall saja tetapi router juga digunakan sebagai perangkat keras jaringan yang menghubungkan jaringan lokal suatu perusahaan ke unit perusahaan lainnya melalui jaringan public atau biasa disebut sebagai virtual private network (VPN)[3]. Perangkat router pada umumnya memiliki dua versi router diantaranya router device atau biasa disebut sebagai router dedicated dan router software atau biasa disebut sebagai router dalam bentuk sistem operasi. Router dedicated memiliki harga yang jual yang berfariatif berdasarkan jenis dan kemampuan dari sistem yang diusung. Seperti router dengan kemampuan terbatas seperti router cisco seri 2811 hanya memiliki 2 fast ethernet dengan kemampuan static routing atau seris 1941 hanya memiliki 2 giga ethernet yang sudah support dinamic routing tetapi harga yang dari tiap perangkat sangat mahal mulai dari $400.00 sampai dengan $570.00[4]. Sebagian praktisi jaringan lebih memilih ke alternatif router yang lebih murah seperti mikrotik router yang memiliki harga yang kompetitif berkisar dari ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah tergantung dari sepesifikasi perangkat yang digunakan dan juga tergantung pada skala perusahaan.

Router pada umumnya memiliki banyak protocol routing yang bisa digunakan seperti BGP, RIP, EIGRP, OSPF, IS-IS. Ada routing protocol yang sifatnya umum yang bisa digunakan atau diterapkan oleh router-router lain yang tidak satu brand tetapi ada juga routing protocol yang hanya bisa digunakan dan dikenali oleh router yang senama atau 1 pabrikan yang sama seperti milik cisco yang memiliki routing protocol khusus yang hanya bisa dikenali oleh sesama router cisco seperti EIGRP dan IS-IS. Beberapa kasus software router sering digunakan sebagai pengganti alternatif dari router dedicated yang memiliki biaya investasi dan operasional yang mahal, dan untuk mendapatkan nilai yang diinginkan layak atau tidaknya menerapkan software router pada jaringan perusahaan, maka sering dilakukan pengujian. Seperti membandingkan performa dari router dedicated dan software router dalam penerapan routing protocol Border Gateway Protocol (BGP) dimana didapatkan hasil kinerja dari software router yang diimplemntasikan ke dalam media Personal Computer memiliki kemampuan yang sangat baik jika dibandingkan dengan router dedicated [5]. Dibeberapa kasus lainnya software router diterapkan dalam teknik virtual software router (VSRs) untuk melihat kinerja dari router yang dikembangkan, yang menjadi tolak ukur untuk melihat kemampuan dari software router yang diterapkan salah satunya adalah dilihat dari jumlah core pada CPU yang memungkinkan pengolahan data yang masuk kedalam media tersebut bisa diproses dengan maksimal[6].

Efesiensi pengelolaan sumberdaya sangat berpengaruh pada efektifitas pemrosesan data jaringan yang diterima oleh router yang digunakan, kunci dari efektifitas dan efesiensi sumberdaya dari suatu router yang dibangun adalah konfigurasi yang dilakukan oleh admin terhadap router yang digunakan, dimana hasil dari konfigurasi tersebut bisa digunakan sebagai parameter tuning di konfigurasi berikutnya[7]. OSPF merupakan routing protocol yang memiliki jumlah lompatan router yang sangat banyak berbeda dengan routing protocol yang lainya. OSPF banyak digunakan sebagai routing protocol standar pada jaringan yang sangat besar, seperti jaringan telekomunikasi selular untuk mencegak kemacetan link pada jalur komunikasi teleppon selular maka diperlukan suatu teknik yang mampu mengefesiensikan sumberdaya dan troughput yang tinggi, maka digunakan smart OSPF sebagai tunning dari OSPF konvensional[8].

(3)

tetap mengedepankan performa yang dihasilkan. Maka, untuk itu perlu dilakukannya pengujian performa dan konfigurasi dari router OS yang bisa digunakan untuk bisa menjalankan routing OSPF yang memiliki path hop yang banyak dalam skala jaringan multi area network.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian eksperimen yang pada prinsipnya digunakan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (Causal-Effect Relationship)[9]. Metode yang digunakan dalam mengembangkan dan merancang suatu jaringan digunakan metode Network Development Life Cycle (NDLC)[5].

Gambar 1. Network Development Life Cycle[5]

Dalam penelitian ini tahapan-tahapan dari serangkaian aktifitas yang terdapat pada NDLC, diantaranya :

a. Analysis

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam aktifitas analisis adalah menentukan kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras yang dibutuhkan, menentukan sample yang akan di uji pada 2 jenis software router untuk mendapatkan performa yang diteliti, menentukan tools yang digunakan untuk pengujian dan topologi jaringan multi area

b. Design

Pada tahapan ini, data yang hasilkan adalah desain topologi jaringan yang sama bagi kedua software router yang diuji dan termasuk kerangka penelitian yang menjadi panduan dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

c. Simulation Prototyping

Pada tahapan ini, merupakan awal dari penerapan jaringan prototype yang telah di desain topologi multi area pada tahap sebelumnya. Di tahapan ini simulasi prototype menggunakan tools GNS3 yang mendukung dan bisa sinkronisasi dengan sistem virtual dimana software router akan di implementasi

d. Implementation

Pada tahapan implementasi kedua software router yang akan dilakukan pengujian untuk mendapatkan performa dari sistem tersebut. Software router diimplementasikan dalam bentuk virtualisasi router yang diterapkan pada sistem virtual dan disinkronkan dengan tools Simulator. Kondisi jaringan di buat dalam bentuk yang mendekati kondisi nyata.

e. Monitoring

(4)

f. Management

Pada tahap ini, merupakan akhir dari tahapan NDLC dimana hasil dari tahapan ini adalah rekomendasi software router yang baik digunakan berdasarkan hasil dari pengujian yang telah dilakukan.

Berdasarkan tahapan-tahapan yang sudah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini berfokus pada desain infrastruktur jaringan dan desain teknis yang menerapkan software router dalam simulasi ospf routing dalam skema multi area dan simulasi prototyping. Desain ini merupakan tahapan awal sebelum dilakukannya perngujian yang akan dilakukan untuk mendapatkan nilai komparasi performa dalam hal ini dilihat dari lamanya waktu dalam pengiriman packet ICMP dan perbedaan konfigurasi dari multi software router yang diterapkan di dalam tahapan ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis kebutuhan perangkat lunak

Kebutuhan perangkat keras yang digunakan antaralain software router yang berbasis pada sistem operasi router yaitu router OS dan Vyatta OS. Virtual box sebagai sistem virtual komputer yang digunakan untuk membuat komputer virtual sebagai wadah dari software router yang akan di uji. Spesifikasi komputer virtual yang dijadikan wadah dari software router meliputi memori 512Mb, 4 ethernet virtual, 2Gb ruang penyimpanan dan prosesor dual core. GNS3 tools simulasi yang mampu melibatkan atau mengintegrasikan sistem virtual ke dalam simulasi sebagai tool skema jaringan sehingga bisa mendekati kondisi real yang sebenarnya.

Analisis kebutuhan perangkat keras

Kebutuhan perangkat keras yang digunakan adalah perangkat komputer yang mendukung virtualisasi dengan kecepatan prosesor sebesar 3.0Ghz dengan arsitektur multi core prosesor didalamnya, memori sebesar 8 Ghz, ruang penyimpanan hardisk sebesar 250Ghz yang nantinya digunakan sebagai penampung image dari software router yang divirtualisasikan serta kartu jaringan phisic yang nantinya dijadikan sebagai kartu jaringan virtual.

Arsitektur jaringan Multi Area

Sebelum dilakukannya evaluasi performa dari software router yang digunakan, maka dilakukan perancangan topologi jaringan multi area yang akan menjadi panduan dalam penerapannya nanti. Topologi ini menjadi topologi panduan yang sama bagi kedua software router yang digunakan pada saat pengujian nanti. Topologi yang digunakan merupakan topologi jaringan multi area dalam penerapan ospf routing protocol yang menggambarkan jaringan kompleks pada 2 area yang berbeda yaitu area ISP dan area pengguna atau client ISP tampak pada gambar 2.

(5)

Adapun atribut yang diskenariokan dalam desain topologi jaringan yang merupakan acuan dalam pengujian nanti, meliputi atribut pengalamatan IP atau ip address antar software router hingga ke workstation dalam tiap-tiap area, ID dari masing-masing software router yang diposisikan menjadi router serta pengelompokan area-area yang sudah ditentukan. Atribut tersebut tampak pada tabel 1.

Tabel 1. Atribut pada software router

Nama Router IP Address CIDR Interface Identify Area

R1 192.168.4.9 /24 ether1 10.2.2.2 Backbone Area

R1 10.10.10.9 /30 ether2 10.2.2.2 Backbone Area

R1 10.10.10.13 /30 ether3 10.2.2.2 Backbone Area

R2 10.10.10.10 /30 ether1 10.3.3.3 Backbone Area

R2 10.10.10.17 /30 ether2 10.3.3.3 Area 1

R4 10.10.10.18 /30 ether1 10.6.6.6 Area 1

R4 195.160.1.10 /24 ether2 10.6.6.6 Local Area

R3 10.10.10.14 /30 ether1 10.4.4.4 Backbone area

R3 10.10.10.21 /30 ether2 10.4.4.4 Area 2

R5 10.10.10.22 /30 ether1 10.5.5.5 Area 2

R5 200.210.1.1 /24 ether2 10.5.5.5 Local Area

Atribut konfigurasi yang dilakukan pada 2 jenis router yang digunakan dalam penerapan simulasi OSPF yang nantinya digunakan untuk melihat performa dari masing-masing router diantaranya tampak pada tabel 2 yang berisi informasi atribut konfigurasi dari vyatta router OS dan tabel 3 yang berisi informasi atribut konfigurasi untuk Mikrotik Router OS.

Tabel 2. Atribut konfigurasi Vyatta Router OS

Router Skenario Konfigurasi

$ set interfaces ethernet eth1 address 192.168.4.9/24 $ edit interfaces ethernet eth1

$ set desctiption “link to local”

$ set interfaces ethernet eth2 address 10.10.10.9/30 $ edit interfaces etehrnet eth2

$ set description “link to router2”

$ set interfaces ethernet eth3 address 10.10.10.13/30 $ edit interfaces ethernet eth3

$ set description “link to router3”

$ set interfaces loopback lo address 10.2.2.2/24 $ commit

$ save Penerapan

OSPF

$ set protocols ospf area 0.0.0.0 network 10.10.10.8/30 $ set protocols ospf area 0.0.0.0 network 10.10.10.12/30 $ set protocols ospf area 0.0.0.0 network 192.168.4.0/24 $ set protocols ospf log-adjacency-changes

(6)

$ commit $ save Konfigurasi

ip

$ configure

$ set interfaces ethernet eth1 address 10.10.10.10/30 $ edit interfaces ethernet eth1

$ set desctiption “link to router1”

$ set interfaces ethernet eth2 address 10.10.10.17/30 $ edit interfaces etehrnet eth2

$ set description “link to router4”

$ set interfaces loopback lo address 10.3.3.3/24 $ commit

$ save Penerapan

OSPF

$ set protocols ospf area 0.0.0.0 network 10.10.10.8/30 $ set protocols ospf area 0.0.0.1 network 10.10.10.16/30 $ set protocols ospf log-adjacency-changes

$ set protocols ospf parameters router-id 10.3.3.3 $ commit

$ set interfaces ethernet eth1 address 10.10.10.14/30 $ edit interfaces ethernet eth1

$ set desctiption “link to router1”

$ set interfaces ethernet eth2 address 10.10.10.21/30 $ edit interfaces etehrnet eth2

$ set description “link to router5”

$ set interfaces loopback lo address 10.4.4.4/24 $ commit

$ save Penerapan

OSPF

$ set protocols ospf area 0.0.0.0 network 10.10.10.12/30 $ set protocols ospf area 0.0.0.1 network 10.10.10.20/30 $ set protocols ospf log-adjacency-changes

$ set protocols ospf parameters router-id 10.4.4.4 $ commit

$ set interfaces ethernet eth1 address 10.10.10.18/30 $ edit interfaces ethernet eth1

$ set desctiption “link to area1”

$ set interfaces ethernet eth2 address 195.160.1.10/24 $ edit interfaces etehrnet eth2

$ set description “link to local area1”

$ set interfaces loopback lo address 10.6.6.6/24 $ commit

$ save Penerapan

OSPF

(7)

$ set protocols ospf log-adjacency-changes $ set protocols ospf parameters router-id 10.6.6.6 $ commit

$ save

Router5

Penerapan hostname

$ configure

$ set system host-name router5 $ commit

$ save Konfigurasi

ip

$ configure

$ set interfaces ethernet eth1 address 10.10.10.22/30 $ edit interfaces ethernet eth1

$ set desctiption “link to router3”

$ set interfaces ethernet eth2 address 200.210.1.1/24 $ edit interfaces etehrnet eth2

$ set description “link to local area2”

$ set interfaces loopback lo address 10.5.5.5/24 $ commit

$ save Penerapan

OSPF

$ set protocols ospf area 0.0.0.1 network 10.10.10.20/30 $ set protocols ospf area 0.0.0.1 network 200.210.1.0/24 $ set protocols ospf log-adjacency-changes

$ set protocols ospf parameters router-id 10.5.5.5. $ commit

$ save

Berdasarkan hasil konfigurasi yang telah dilakukan pada software router vyatta router os didapatkan hasil pengujian yang menyatakan sangat baik dimana packet loss berada di bawah atau berada di nilai 0%, hasil pengujian menggunakan pengiriman packet ICMP atau ping dari router 4 ke router 1 tampak pada gambar 3.

Gambar 3. Hasil pengujian ping dari router 4 ke router 1

(8)

Gambar 4. Table routing OSPF router 4 ke router 1 backbone area 2

Tampak pada tabel 3 menunjukkan atribut konfigurasi dari mikrotik router os yang diterapkan pada perangkat software router yang digunakan.

Tabel 3.Atribut konfigurasi Mikrotik Router OS

Router Skenario Konfigurasi

Router1 Penerapan ip address

/ip address add address 192.168.4.9/24 interface=ether1 /ip address add address 10.10.10.9/30 interface=ether2 /ip address add address 10.10.10.13 interface=ether3 /interface bridge add name=loopback

/ip address add address 10.2.2.2/32 interface=loopback Penerapan

OSPF

/routing ospf network add network 10.10.10.8/30 area=backbone /routing ospf network add network 10.10.10.12/30 area=backbone /routing ospf network add network 192.168.4.0/24 area=backbone Router2 Penerapan ip

address

/ip address add address 10.10.10.10/30 interface=ether1 /ip address add address 10.10.10.17/30 interface=ether2 /interface bridge add name=loopback

/ip address add address 10.3.3.3/32 interface=loopback Penerapan

OSPF

/routing ospf network add network 10.10.10.8/30 area=backbone /routing ospf area add area-id=0.0.0.2 name=area1

/routing ospf network add network 10.10.10.16/30 area=area1 Router3 Penerapan ip

address

/ip address add address 10.10.10.14/30 interface=ether1 /ip address add address 10.10.10.21/30 interface=ether2 /interface bridge add name=loopback

/ip address add address 10.4.4.4/32 interface=loopback Penerapan

OSPF

/routing ospf network add network 10.10.10.12/30 area=backbone /routing ospf area add area-id=0.0.0.2 name=area2

/routing ospf network add network 10.10.10.20/30 area=area2 Router4 Penerapan ip

address

/ip address add address 10.10.10.18/30 interface=ether1 /ip address add address 195.160.1.10/24 interface=ether2 /interface bridge add name=loopback

/ip address add address 10.6.6.6/32 interface=loopback Penerapan

OSPF

/routing ospf area add area-id=0.0.0.2 name=area1

/routing ospf network add network 10.10.10.16/30 area=area1 /routing ospf network add network 195.160.1.0/24 area=area1 Router5 Penerapan ip

address

(9)

/interface bridge add name=loopback

/ip address add address 10.5.5.5/32 interface=loopback Penerapan

OSPF

/routing ospf area add area-id=0.0.0.2 name=area2

/routing ospf network add network 10.10.10.20/30 area=area2 /routing ospf network add network 200.210.1.0/24 area=area2

Berdasarkan hasil konfigurasi didapatkan bahwa pengujian test koneksi menggunakan pengiriman packet icmp sebanyak 30 packet yang dikirim hanya sebagian kecil paket yang tidak sampai dan bisa dinyatakan packet loss di bawah 0% pada pengujian tampak pada gambar 5.

Gambar 5. Pengujian koneksi dari router 4 ke router 1

Informasi table routing yang dimiliki oleh router 4 menuju router 1 pada jalur backbone menuju area 2 tampak pada gambar 6.

(10)

KESIMPULAN

Adapun simpulan yang didapatkan dari penerapan software router dalam simulasi OSPF routing multi area, diantaranya :

1. Dari hasil pengujian yang dilakukan pada 2 software router yang digunakan didapatkan bahwa mikrotik router os memiliki waktu tertinggi dalam mengirimkan packet ICMP dari router 4 ke router 1 area backbone menuju area 2 dengan lama waktu tertinggi 945 ms dengan packet size 56 byte. Packet size ICMP yang digunakan oleh mikrotik router os lebih kecil jika dibandingkan dengan vyatta router os yang menggunakan 64 byte dimana didapatkan waktu yang digunakan adalah sebesar 120ms.

2. Dari data packet loss kedua software router yang diterapkan sama-sama mendapatkan nilai 0% dalam kinerja jaringan berparameterkan packetloss.

3. Dari sisi konfigurasi pada software router yang digunakan didapatkan bahwa configurasi mikrotik router os lebih mudah jika dibandingkan dengan konfigurasi vyatta router os, dimana setiap kali sesudah melakukan konfigurasi pada router vyatta harus melakukan perintah penyimpanan sebelum keluar dari konfigurasi router. Pendekatan yang digunakan oleh vyatta router os dalam melakukan konfigurasi lebih mendekati penyimpanan suatu file berbeda seperti yang diterapkan oleh mikrotik router os yang lebih real konfigurasi router yang sesungguhnya. 4. Mikrotik software router merupakan software router yang berbayar walapun dalam konteks

opensource. Berbeda dengan vyatta router os yang memiliki lisensi public yang tidak di privatisasi atau berbayar yang bisa digunakan oleh banyak orang tetapi memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan mikrotik router.

SARAN

Kurangnya device perangkat keras komputer yang diposisikan sebagai rouuter yang digunakan dalam penerapan software router menjadi kendala dalam menerapkan perbandingan software router secara real sehingga nilai perbandingan dalam hal performa waktu pengiriman packet ICMP lebih nayata. Diharapkan pada penelitian selanjutnya bisa menggunakan multi software router dalam satu arsitektur jaringan untuk melihat pola real packet data jaringan yang melintas dalam suatu jaringan, sehingga terlihat mana yang memiliki waktu proses yang lebih lama dalammeneruskan packet data jaringan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Puspitasari, Feby Nila. 2007. Implementasi Mikrotik Sebagai Solusi Router Murah dan Mudah. Seminar Nasional Teknologi (SNT) Yogyakarta, hal. 1-14. ISSN 1978-9777.

[2] Riadi, Imam. 2011. Optimalisasi Keamanan Jaringan Menggunakan Pemfilter Aplikasi Berbasis Mikrotik. Jurnal Sistem Informasi Universitas Achmad Dahlan (JUSI) vol 1. No. 1, hal. 71-80. ISSN :2087-8737.

[3] Suryani. 2007. Implementasi Private Network - WAN dalam dunia Bisnis. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi (JUTI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, vol. 6, No. 1, hal 31-38. ISSN : 1412-6389.

[4] Cisco. 2016. Router price. Tersedia dalam

http://www.ciscostore.in/index.php?route=product/category&path=35 (diakses 11 Agustus 2016).

(11)

[6] Cessa, Roberto Rojas., Salehin, Khondaker M., dan Egoh, Komlan. 2011. Experimental Performance Evaluation of a Virtual Software Router. IEEE Workshop on Local and Metopolitan Area Networks (LANMAN), vol. 18, hal. 1-2. ISBN : 978-1-4577-1264-7.

[7] Meyer, Torsten., Raumer, Daniel., Wohlfart, Florian., Wolfinger, Bernd E., and Carle Georg. 2014. Low Latency Packet Processing in Software Routers. International Symposium on Performance Evaluation of Computer and Telecomunication Systems (SPECTS 2014), hal. 556-563.

[8] Nakahodo, Yasunori., Naito, Takashi., dan Oki, Eiji. 2014. Implementation of Smart-OSPF in Hybrid Software-Defined Network. IEEE International Conference on Network Infrastructure and Digital Content, vol. 4, hal. 374-378. ISSN : 2374-0272.

Gambar

Gambar 1. Network Development Life Cycle[5]
Gambar 2. Topologi jaringan multi area OSPF
Tabel 2. Atribut konfigurasi Vyatta Router OS
Gambar 3. Hasil pengujian ping dari router 4 ke router 1
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dapatan kajian daripada soal selidik yang diedarkan mendapati bahawa apabila pelajar menyelesaikan masalah pengaturcaraan, kemahiran menterjemah penyelesaian merupakan kemahiran

cerita pendek. Peserta didik harus terus diberi motivasi agar dapat mengikuti setiap tahap kegiatan. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan meng- ubah model

Beberapa singkatan yang dilakukan adalah : Swt.. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang

Fenomena gender dalam ornamen/ dongkari tersebut dalam perwujudannya ditunjukkan oleh adanya ornamen/ dongkari yang bersifat maskulin dan feminin yang masing-masing biasa

Hasil uji korelasi menunjukan hubungan korelasi antara Jarak dari ITERA ke Lahan berkorelasi dengan Harga Tanah di Desa Way Huwi, dengan nilai r adalah +0.197368, Jarak

Ibu Siti Mardiyati,M.Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univeristas Sebelas Maret Surakarta yang

Dengan adanya masalah tersebut, penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan alternatif lokasi terbaik bagi perusahaan selain lokasi perusahaan saat ini, jika