REVIEW JURNAL KEBUTUHAN REKREASI I
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebutuhan Rekreasi Dosen Pembimbing: Sari Sudarmiati, S.Kp.,M.Kep.Sp.Mat
Disusun Oleh :
Innaya Nurul H 22020111120007 Itha Kartika Ardina 22020111120010 Erlangga Galih Z N 22020111130058
Purwiyati 22020111130077
Ika Juita Giyaningtyas 22020111130087 Endah Luthfiana 22020111130088 Rossi Anita Sari 22020111130089
A11. 1
PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2013
Intervensi spiritualitas mengacu pada intervensi keperawatan berdasarkan ajaran-ajaran Islam yang termasuk metode Islam asli, seperti: doa, dzikir Al-Qur'an, dzikir, puasa, dan amal. Salah satu metode yang paling mudah untuk dilaksanakan yaitu dzikir. Terapi dzikir merupakan terapi relaksasi menurut Islam yang bermanfaat untuk mengingat Allah (Mardiyono et al, 2011). Referensi lain menuliskan bahwa dzikir merupakan segala proses komunikasi seseorang dengan Allah untuk senantiasa ingat dan tunduk kepada-Nya dengan cara mengumandangkan takbir, tahmid, tasbih, memanjatkan doa, membaca Al-Quran dan sebagainya yang dapat dilakukan kapan dan di mana saja dengan aturan-aturan yang telah ditentukan (Al-Mahfani, 2006).
Dzikir tersebut dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu dzikir hati, dzikir lidah dan dzikir hati sekaligus lidah (Kabbani, 2007). Selain itu, terdapat pembagian dzikir lainnya, yaitu dzikir Jahar dan dzikir Khafi. Dzikir Jahar merupakan aktivitas di mana seseorang dapat mengingat Allah dengan kata-kata tertentu dan diucapkan dengan lidah. Sedangkan dzikir Khafi merupakan sebuah aktivitas di mana seseorang dapat menghadirkan Allah dalam hati dan perasaannya hingga keberadaan Allah dapat diwujudkan. Dzikir Khafi ini dilakukan setelah berdoa dan setelah dzikir Jahar. Kedua jenis dzikir tersebut dilakukan secara rutin sesudah sholat (Fadzli et al, 2012), sedangkan dalam jurnal yang berjudul “Spirituality Intervention and Outcomes: Corner stone of Holistic Nursing Practice”, terapi dzikir dapat dilakukan selama 20 sampai 30 menit sebanyak dua kali sehari pada pagi atau sore hari. Jurnal tersebut juga menuliskan langkah-langkah terapi dzikir, yaitu dengan mengatur posisi duduk atau berbaring dengan nyaman, menutup mata, kemudian mulai mengingat Allah melalui bacaan: "Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar".
Petpichetchian pada tahun 2011 yang menyatakan bahwa setelah melakukan dzikir, pikiran dan tubuh terasa damai serta semangat secara psikologis, sosial, spiritual maupun fisik. Dzikir dapat menimbulkan kesadaran dan mengaktifkan jalur neurologis untuk penyembuhan diri dengan pemeliharaan diri pada psikologis, fisiologis, hubungan peduli transpersonal, dan spiritualitas untuk keterhubungan dengan Allah. Selain itu, dzikir dapat menghilangkan kesedihan dan kemuraman, mendatangkan kegembiraan dan ketentraman hati, menguatkan hati dan badan, membuat hati dan wajah berseri, melapangkan rizki, menimbulkan karisma dan rasa percaya diri serta menumbuhkan perasaan bahwa dirinya diawasi, sehingga mendorong untuk selalu berbuat kebaikan (Yazid, 2004). Dalam jurnal “Spirituality Intervention and Outcomes: Corner stone of Holistic Nursing Practice” juga disebutkan bahwa manfaat dzikir bagi pasien untuk mendatangkan suatu respon relaksasi ketenangan, mindfulness dan kedamaian.
Saat melakukan dzikir, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar terapi dzikir dapat berhasil, antara lain: pasrah dan iklas kepada Allah, memiliki keyakinan bahwa tidak ada Tuhan di dunia ini selain Allah, serta meyakini bahwa manusia adalah ciptaan Allah yang mulia (Khrisnamurti, 2008). Selain itu, untuk melakukan terapi dzikir, seseorang harus berkomitmen (mempunyai keinginan dan kemauan) untuk melakukannya secara rutin agar hasil yang dirasakan pun optimal (Fadzli et al, 2012).
Pengembangan intervensi spiritualitas, terutama dzikir, dilakukan untuk penelitian dan praktik keperawatan (Mardiyono et al, 2011). Agama atau spiritual sebagai sumber dukungan bagi seseorang yang mengalami kelemahan (dalam keadaan sakit), yaitu untuk membangkitkan semangat untuk sehat, atau juga dapat mempertahankan kesehatan untuk mencapai kesejahteraan. Sebagai contoh, orang sakit dapat memperoleh kekuatan dengan menyerahkan diri atau memohon pertolongan dari Tuhannya (Tiew et al, 2012).
Fadzli, et al. 2012. Frequency Of Zikir (Remembrance To Allah) In Drug Rehabilitation Process Among Malay Society. International Journal of Humanities and Social Science. Vol. 2 No. 3.
Mardiyono, et al. 2011. Spirituality Intervention and Outcomes: Corner stone of Holistic Nursing Practice. Nurse Media Journal of Nursing. Pages 117-127. Tiew, L H, et al. 2012. Student nurses' perspectives of spirituality and spiritual
care. Nurse Education Today.
Al-Mahfani, Khalilurrahman. 2006. Keutamaan Doa dan Dzikir: untuk Hidup Bahagia Sejahtera. Jakarta: Wahyu Media.
Kabbani, Muhammad Hisyam. 2007. Energi Zikir dan Salawat Nabi. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Yazid. 2004. Dzikir Pagi Petang dan Sesudah Shalat Fardhu. Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.