• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Smart Power Amerika Serikat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Konsep Smart Power Amerika Serikat"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PAPER POLITIK INTERNASIONAL

KONSEP SMART POWER PRESIDEN

BARACK OBAMA

Nama

: Alura Stacia Kandou

NIM

: 113105010

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS FALSAFAH DAN PERADABAN

UNIVERSITAS PARAMADINA

JAKARTA

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...3

BAB I...4

PENDAHULUAN

...4

Latar Belakang

...4

BAB II

...6

ISI

...6

Kerangka Teori...6

BAB III...13

KESIMPULAN...13

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaiakan tugas politik internasional yang berjudul “Konsep Smart Power Presiden Barack Obama”. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan tugas ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga tugas ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta, April 2014

(4)

ABSTRACT

Barack Obama’s leadership has many positive influence for the diplomacy of the state itself. Under his leadership, he is focusing on Asia regions (in this case : China and Indonesia). With his new maneuver of international politics, he brings something new to United States and the system. Smart power, is his new maneuver. Smart power considered as something that has more positivity more than what George W. Bush had done for United States by his hard power that harmed another countries and brought a bad image for United States.

The mixture of hard power and soft power considered as something that become more effective for United States’ diplomacy. Obama’s smart power presumably to be more accepted around the world. Furthermore, smart power reducing the skepticism of Asians to United States. And the advantage for United States itself is strengthening the power of the state.

Keywords : Barack Obama, Smart Power, Asia

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

(5)

Namun, belakangan ini muncul pula sebuah istilah smart power. Dimana istilah ini berhubungan dengan soft power. Jenis power ini identik dengan cara – cara yang lebih baik, dengan menggunakan approaching melalui sosial – budaya yang pada akhirnya akan mempengaruhi kebijakan politik sebuah negara. Smart power

kental dengan peran Obama sebagai presiden Amerika Serikat dimana ialah yang pertama mencetuskan dan menggunakan smart power sebagai sarana berdiplomasi. Hal ini merupakan hal yang menarik pada era ini, karena dapat dilihat bahwa smart power merupakan sebuah hal yang baru dan menarik untuk dibawakan dalam paper ini. Smart power juga merupakan hal yang efektif untuk menjadi pengantar dalam berdiplomasi.

Rumusan Masalah

 Bagaimana Presiden Barack Obama melakukan smart power di Indonesia?

Pembatasan Masalah

Dalam kasus ini, penulis ingin menonjolkan sisi smart power di Asia, karena presiden Barack Obama sering menggunakan strategi politik smart power dalam melakukan diplomasinya dinegara – negara Asia dengan tidak terkecuali Indonesia.

Tujuan Penulisan

Penulis menulis tugas ini untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah politik internasional dan untuk mengetahui bagaimana konsep smart power yang dilakukan Presiden Barack Obama di Asia.

Manfaat Penulisan

(6)

BAB II

ISI

Kerangka Teori

1. Teori Idealis

Dalam aspek historis, tahun Kelahiran paradigma idealis adalah Pasca Perang Dunia I Tahun 1919 (1920-an). Tokoh paradigma idealis adalah : (1) Idealisme Klasik, yakni : Immanuel Kant dan Hugo Grotius; (2) Idealisme, yakni : Sir Alfred Zimmern, David Mitrany, S.H. Bailey, Philip Noel-Baker, dan David Davies. Isu – isu yang dikembangkan adalah Cooperations, Peace, dan Moral Politics.1

Teori ini mengatakan bahwa sifat dasar manusia adalah baik. Negara, sebagai representasi masyarakat didalamnya membawa hal positif sebagai cerminan para masyarakat dinegara tersebut yang seperti sudah dikatakan tadi, memiliki sifat baik sebagai asas kemanusiaan. Teori idealis ini merupakan sebuah teori yang menghindari perang didalam pengambilan kebijakannya. Teori ini berasumsi bahwa semua hal harus berjalan dengan matang dan stabil dengan menghindari adanya sebuah kekacauan. Dalam teori ini pula dijelaskan bahwa untuk mencegah terjadinya perang, dapat dibentuk instrumen seperti undang – undang, organisasi internasional atau hukum internasional. 2

Power, secara garis besar merupakan sebuah alat untuk mempengaruhi satu pihak untuk mengikuti pihak lain sesuai dengan keinginannya. Dalam pandangan realis, power dianggap sebagai alat sebuah negara untuk mempengaruhi negara lain lewat sumber daya materil. 3Kemampuan material sebuah negara dapat

merasuki negara lain untuk mengikuti kemauannya. 4

Lalu, apa definisi dari smart power itu sendiri? Smart power merupakan sebuah instrumen internasional yang merupakan perpaduan dari soft power dan hard power yang penggunaannya dilakukan secara bijak dan langgeng untuk mewujudkan

1 Subagyo, Agus “The Great Debate” Dalam Hubungan Internasional

2 Burchill, Scott. 2010. “Teori – Teori Hubungan Internasional”. Bandung : Nusamedia 3 Barnett and Duvall 2005, p. 40 and Schmidt 2007. “Globalising the regional, regionalising the global

(7)

sebuah manuver politik yang lebih baik dan efektif.5Didalam Smart Power diplomasi

bukan hanya didukung oleh kapabilitas militer saja, melainkan oleh pemanfaatan seluruh kapabilitas yang dimiliki AS seperti ekonomi, intelijen, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sosial – budaya, serta diplomasi damai lainnya. Untuk mencapai

smart power itu AS harus menjalankan perannya sebagai pemimpin yang mengayomi, meski pada saat tertentu AS juga harus menjadi pemimpin yang tegas. Secara sederhana, AS harus pintar melakukan perubahan –perubahan dari hard power yang Amerika Serikat gunakan pada awalnya , kemudian diubah dan dibentuk menjadi bentuk baru yaitu Smart Power. Karena itu, di samping kekokohan kekuatan militer, AS juga perlu memberi perhatian terhadap kebutuhan publik global, menyediakan kebutuhan orang-orang dan pemerintahan di seluruh dunia yang tidak bisa mereka penuhi. Peran smart power juga sebagai “pengganti” dari hard power pada masa George W. Bush dimana pada masa pemerintahannya, ia terkenal sebagai orang yang menerapkan kekuatan yang kohersif kepada negara lain, Bush juga berani mengerahkan seluruh instrumen negaranya untuk menjaga stabilitas keamanan negaranya, dengan menghalalkan segala cara, bahkan dengan konfrontasi dan membahayakan negara lain. Hal ini yang dianggap masyarakat dunia sebagai sesuatu yang buruk dan mengancam. Maka, terciptalah smart power pada masa Obama untuk menghapus citra buruk Amerika Serikat pada masa jabatannya. Smart power dianggap lebih efektif dan langgeng ketimbang hard power yang dijalankan pada masa pemerintahan Bush.

Amerika Serikat memiliki image dan pengaruh yang besar yang sudah diakui didunia internasional harus mengatur stabilitas perannya dalam kancah global harus dapat berkembang dari citranya yang ditakuti menjadi negara yang menginspirasi dengan harapan dan optimismenya. Amerika Serikat harus menjadi kekuatan yang lebih cerdas dengan berinvestasi di global, baik menyediakan material, sumber daya manusia dan pemerintah di semua bagian dunia. Dengan melengkapi Militer Amerika Serikat dan kekuatan ekonomi dengan investasi yang lebih besar dalam soft power, Amerika bisa membangun kerangka kerja yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan dalam tantangan global.

Secara spesifik, Amerika Serikat harus terfokus kepada 5 bagian yang penting, diantaranya :

(8)

 Aliansi, kemitraan dan lembaga – lembaga : Amerika Serikat harus menghidupkan kembali aliansi, kemitraan dan lembaga – lembaga yang dapat membantu AS mengatasi kesulitan global

 Pengembangan Global: Mengangkat peran pembangunan dalam kebijakan luar negeri AS dapat membantu Amerika menyelaraskan kepentingan pribadi dengan aspirasi orang di seluruh dunia.

 Integrasi Ekonomi : ekonomi global dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kemakmuran

 Teknologi dan inovasi: Keamanan energi dan perubahan iklim membutuhkan kepemimpinan Amerika untuk membantu membangun konsensus global dan mengembangkan solusi yang inovatif.

Saat pemerintah Amerika Serikat menggunakan smart power dalam menjalankan politiknya, hal ini akan membuat kancah internasional berpikir bahwa pemerintahan AS adalah pemerintahan yang terorganisir, terkoordinasi, dan dianggarkan. Presiden berikutnya harus mempertimbangkan nomor solusi kreatif untuk memaksimalkan kemampuan administrasi untuk mengatur kesuksesan negara tersebut, termasuk juga menunjukan personil senior yang dapat mencapai seluruh instansi untuk lebih menyelaraskan strategi dan sumber daya. Dalam kasus ini, smart power ingin dibuat menjadi sesuatu yang lebih langgeng, mengingat hal ini adalah strategi yang efektif untuk dibawa dalam kancah internasional.6

SMART POWER DI KAWASAN ASIA

1. Smart Power dalam hubungan Amerika Serikat dan Cina.

Sebagai dua buah negara yang sama – sama memiliki power yang besar, serta hegemoni yang mendunia, Amerika Serikat dan Cina berlomba – lomba dengan sengit dalam kancah global. Amerika Serikat diidentifikasi sebagai ancaman terhadap kepentingan, keamanan dan nilai-nilai dalam American Ideas, James Kurth menjelaskan bahwa ada sebuah pola dimana AS menempuh upaya implementasi hard power yang cenderung agresif dalam

(9)

rangka mempertahankan maupun menambah intensitas dominasinya.7 Cina

adalah salah satu aktor kuat dengan kekuatan ekonomi dan militer yang dianggap mampu mengungguli kapabilitas Amerika Serikat. Pemerintah Cina memiliki cadangan USD 800 milyar dalam bentuk simpanan yang merupakan hutang dari Amerika Serikat, tingkat pendapatan domestik (GDP) Cina di informasi dan pemiskinan masyarakat sesungguhnya pernah dijadikan justifikasi untuk membenarkan AS untuk melancarkan agresi. Seharusnya perbuatan demikian mengundang keresahan kepada Pemerintahan Obama, serupa dengan yang dipersepsikan oleh para pendahulunya. Meski hubungan Cina dan AS terlihat konfliktual di permukaan, namun kedua negara sangat bergantung satu sama lain dan Obama melihat bahwa Cina merupakan mitra dialog dan kerja sama khususnya bila menyadari perkembangan politik dunia akhir-akhir ini. Kunjungan Menteri Luar Negeri, Hillary Clinton ke Asia Timur (termasuk Cina) pada Februari 2009, memperkuat inisiasi bahwa AS sedang mengembangkan sayapnya untuk membangun jembatan komunikasi yang selama ini hilang antara AS dan Cina.9

Hubungan Amerika Serikat dan Cina sebenarnya dapat berdampak sangat besar dalam global dibanding hubungan negara –negara lainnya. Kedua negara ini dapat menghadapi isu dunia – bahkan sampai ke isu yang paling serius, seperti ketidakstabilan keuangan dunia, pertumbuhan pesat dari terorisme, perubahan iklim dan keamanan energi, dimana sangat sulit untuk diselesaikan tanpa adanya aksi bersama kedua belah pihak antara Beijing dan Washington. Dalam era sekarang ini, tantangan transnasional juga membutuhkan solusi

7 James Kurth,Confronting the Unipolar Moment: The American Empire and Islamic Terrorism, in Current History, Desember 2002. Page 405-406

8 Josef, Joffe, The Default Power, in Foreign Affairs, 00157120, Sep/Oct2009, Vol. 88, Issue 5. Page 24

(10)

transnasional, khususnya dalam hubungan AS – Cina sangat dibutuhkan untuk mengarahkan banyak tantangan internasional dalam abad ke – 21 ini.

Satu penghalang antara AS – Cina adalah “strategy mistrust” antara kedua kepala negara mereka. Tidak ada ancaman yang akan membahayakan kedua negara ini, namun ketegangan diantaranya sangat tinggi, terlebih lagi kedua negara ini sangat berbeda dalam hal sejarah, kultur dan system politik. Fokus terhadap politik, hal ini yang membuat kedua pihak negara memperkuat keamanan dan kesejahteraan masing – masing negara.

Obama dengan sistem barunya, mencoba untuk merubah citranya dinegara manapun didunia, termasuk di Cina. Seperti misalnya, presiden Barack Obama memadukan Dialog Senior dan Dialog Strategi Ekonomi dari pemerintahan Bush ke dalam Dialog Strategi Ekonomi AS - China, yang diselenggarakan untuk pertama kalinya pada bulan Juli 2013. Level dialog tersebut meningkat, ketika Beijing menyetujuinya. Obama telah menghadiri upacara pembukaan dan memberikan pidato, menunjukkan respek yang sesuai harapan bagi perasaan Beijing. Bahkan baru-baru ini, Obama telah mengirim Menteri Perdagangan Gary Faye Locke, Sekretaris Energi Steven Chu, dan Direktur Legislatif Chris Lu, ke China. Obama ingin menggunakan orang asli Tionghoa mereka untuk menunjukan kehendak baiknya terhadap Beijing dan untuk meyakinkan Beijing tentang pentingnya bekerja sama dalam isu-isu pelestarian lingkungan dan perdagangan. Kebijakan ekonomi, AS dan Cina tergantung pada satu sama lain, terutama selama kecenderungan ekonomi yang menurun. Setelah Obama menjabat, ia mencoba memperbaiki hubungan luar negeri AS dengan merendahkan diri dalam memperlakukan dunia, termasuk Cina, dengan ramah, hal ini merupakan itikad baik AS dalam memperbaiki hubungannya dengan Cina. Dengan pula trik Obama menggunakan orang asli Tionghoa, ia mencitrakan dirinya menjadi terbuka dengan Cina dan mendekatkan diri dengan kultur Cina.

Amerika Serikat dan Cina juga mengadakan kerjasama pada bidang hukum untuk memberantas penjualan narkoba dan kejahatan terorganisir di Cina bagian barat. Afganistan bersaing dengan Burma sebagai pengirim terbesar narkotika di Cina. Sebagai negara yang memiliki pengaruh besar, Amerika Serikat dapat menggunakan kekuatannya untuk bergabung dengan

(11)

narkoba. Hal ini dapat membuat Amerika Serikat dengan mudah membangun jaringan yang dapat membantu hubungan AS – Cina dalam kasus Pakistan. Sebagai tambahan, Washington juga dapat mendorong kerjasama NATO – Cina di batasan Afganistan. Smart power sangat diperlukan dalam investasi besar dalam hubungan AS – Cina. Konsep ini juga diduking oleh masyarakat kedua belah negara dan dengan mempromosikan global good, hal ini dapat menuai hasil konkrit diseluruh dunia. Tidak ada harapan bahwa AS – Cina akan menyetujui semua kebijakan, namun masyarakat Amerika dan Cina akan atau harus berharap bahwa kepala negara mereka dapat bersatu untuk bersama mengatasi isu – isu vital. Hubungan AS – Cina meskipun tidak dapat dihindari, tapi sebenarnya sangat dibutuhkan.10

2. Smart Power dalam hubungan Amerika Serikat – Indonesia

Pada kunjungan Presiden Obama pada tahun 2010 lalu, banyak menuai sambutan hangat dari masyarakat Indonesia. Pasalnya, Presiden Amerika Serikat itu banyak menggunakan bahasa Indonesia. Masa kecilnya yang digadang – gadang sebagai “Obama anak menteng” hingga dibuatkan patung di sekolah dasar tempat beliau pernah mengenyam pendidikan, hingga rasa bangga masyarakat Indonesia saat Obama makan makanan Indonesia dan mengatakan bahwa makanan Indonesia merupakan salah satu favoritnya. Kunjungannya kali itu, ia sempat datang juga ke salah satu universitas di Jakarta. Ia mengatakan kepada mahasiswa disana, “saya suka bakso”. Atau saat dijamu oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia disuguhkan makanan khas Indonesia seperti bakso atau sate ayam dan ia memuji masakan Indonesia. Hal – hal seperti inilah yang dianggap menjadi smart power presiden Obama di Indonesia. Cara ia mengambil hati masyarakat, approaching yang sangat baik melalui budaya dan historisnya, dimana ia pernah mengalami masa kecil tinggal di Indonesia dan bersekolah di Menteng. Hal ini membuat simpati masyarakat kepada Amerika Serikat dengan perspektif dari Obama menjadi lebih baik. Masyarakat Indonesia merasa lebih dekat dengan Obama, lebih menerima dengan senang hati kedatangannya dan maksud baiknya di Indonesia. Hubungan AS – Indonesia tergolong sangat baik, banyak bentuk kerjasama yang telah kita lakukan dengan Amerika Serikat. Selain itu, citra Obama membawa pengaruh positif lain, pada masa jabatan Bush, ada foreign policy AS yang menyatakan memerangi terorisme dan menjadi sangat skeptis kepada negara – negara islam. Dari kasus ini, Obama

(12)
(13)

BAB III

KESIMPULAN

Smart power sebagai sarana Amerika Serikat mengadakan hubungan politik internasional atau bekerjasama melalui Presiden Barack Obama banyak menuai respon positif dari berbagai belahan dunia. Smart power dianggap sebagai instrumen yang lebih efektif daripada hard power yang diterapkan pemerintahan Amerika Serikat pada masa jabatan George W. Bush. Perpaduan soft power dan hard power

yang diambil sebagai manuver politik Amerika Serikat juga memperbaiki citra Amerika Serikat sebagai negara unilateral yang dianggap sangat mendominasi dunia dengan caranya yang tidak welcome kepada dunia, khususnya negara – negara berkembang. Namun cara yang dilakukan Obama ini agaknya lebih diterima oleh masyarakat dunia. Smart power yang difokuskan di Asia juga agaknya membuat skeptisme masyarakat negara – negara Asia terhadap Amerika Serikat berkurang. Jadi,

smart power yang diusung oleh Presiden Obama ini menguatkan posisi power

(14)

Daftar Pustaka

 Bregsten, C. F. (2009). A Partnership of Equals: How Washington Should Respond to China’s Economic Challenge. Foreign Affairs, 57.

 Burchill, S. (2010). Teori - teori Hubungan Internasional.

 Duval, B. a. (2005) and Schmidt. (2007). Globalising the regional, regionalising the global

 Greenberg, W. C. (2009). Smart Power in US – China Relations.

 Joffe, J. (2009). The Default Power. Foreign Affairs, 24.

 Kurth, J. (2002). Confronting the Unipolar Moment: The American Empire and Islamic Terrorism, in Current History. 405-406.

 Mearsheimer. (2001). The Domestic Sources of American Foreign Policy: Insights and Evidence.

 Nye, J. (2004). Soft Power.

Referensi

Dokumen terkait

Sejak perolehan informasi memerlukan biaya, dan investor tidak dapat mengharapkan untuk melawan pasar ketika harga pasar telah menggambarkan informasi yang telah

Bagian ini akan menjelaskan mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemenuhan Gizi pada Penderita Penyakit Jantung

Jika sebelumnya pada perspektif bisnis internal telah disebutkan mengenai manajemen terhadap pengelolaan running cost kapal secara keseluruhan setiap harinya. Pada

Guna meningkatkan kenyamanan dan kemudahan penggunaan ashitaba maka diformulasikan granul effervescent, dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh variasi

Investasi dalam bentuk saham dimana Perusahaan mempunyai pemilikan saham minimal 20%, tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dimana

Penindasan yang dialami oleh Srintil berupa kekerasan yang meliputi tiga hal yaitu kekerasan secara verbal, seksual, dan sosial. Kekerasan verbal yang dialami

Data yang dikumpulkan terdiri atas data pengeluaran program pada tingkat pusat yaitu dari Kementerian dan Lembaga, data sub nasional yang diperoleh dari 8 provinsi yang meliputi

Berdasarkan hasil penelitian strategi yang dapat digunakan adalah product yaitu dengan mengkombinasikan penjualan gas 3 kg dan 5,5 kg/12 kg pada seorang konsumen industri