• Tidak ada hasil yang ditemukan

masalah gastrointestinal pada ibu hamil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "masalah gastrointestinal pada ibu hamil"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN PENYAKIT GASTROINTESTINAL.

D I S U S U N OLEH : Kelompok IV : 1. Maris Sianturi

2. Marton Sianturi

3. Meyulia Nababan

4. Monaria Sinaga

5. Monika Sihotang

6. Nancy Silaban

7. Neno Tambunan

8. Nestilima Zega

9. Noni Naibaho

10. Nora Damanik

11. Novi Siregar 12. Rosarina Zebua

13. Sarmaminta

14. Tio Maida

(2)

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKDEMIK

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES SANTA ELISABETH MEDAN

(3)

16. KATA PENGANTAR 17.

18. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Reproduksi. Adapun judul dari makalah ini adalah Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Penyakit Gastrointestinal.

19. Didalam makalah ini akan dibahas mengenai penyakit gastrointestinal pada ibu hamil, bagaimana perjalanan dari penyakit ini serta bagaimana penatalaksanaannya menurut medis dan keperawatan. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang mengarahkan dalam penyelesaian malakah ini serta kepada pengarang yang bukunya menjadi sumber referensi.

20. Penulis menyadari adanya kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca untuk menyempurnakan malakah ini. Atas perhatiaanya penulis ucapkan terimakasih.

21.

22.

23.

24. Medan, April 2016

25. Penulis,

26.

27. Kelompok 4

28.

(4)

30.

31.BAB 1 32.PENDAHULUAN 33.

1.1Latar Belakang

34. Gangguan Gastrointestinal ialah suatu kelainan atau penyakit pada jalan makanan/pencernaan. Penyakit Gastrointestinal yang termasuk yaitu kelainan penyakit kerongkongan (eshopagus), lambung (gaster), usus halus (intestinum), usus besar (colon), hati (liver), saluran empedu (traktus biliaris) dan pankreas (Sujono Hadi, 2002). Pencernaan makanan ialah suatu proses biokimia yang bertujuan mengolah makanan yang dimakan menjadi zat-zat yang mudah dapat diserap oleh selaput-selaput lendir usus, bilamana zat-zat tersebut diperlukan oleh badan(Sujono Hadi, 2002) .

35. Kehamilan merupakan kejadian yang fisiologis dan harus disadari semua wanita hamil. Selama masih masa kehamilan, tubuh seorang wanita akan mengalami banyak perubahan. Baik perubahan fisik, mood, maupun hormonal. Tentu saja semua itu dapat menyebabkan timbulnya bermacam macam keluhan dan masalah salah satunya adalah konstipasi ( Pramono, 2012).

36. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah melahirkan.

(5)

142 orang dengan prevalensi 24,20 %, tahun 2010 sebanyak 138 orang dengan prevalensi 23,50 %, dan tahun 2011 sebanyak 143 orang dengan prevalensi 24,36 %. Data diatas menunjukkan jumlah penderita hemoroid dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2007 sampai tahun 2009 angka kejadian hemoroid mengalami kenaikan 6,66-7,10 %, kemudian pada tahun 2010 mengalami penurunan sebanyak 0,70 %. Dan mengalami kenaikan lagi pada tahun 2011 sebanyak 0,86 %. Keluhan yang biasanya dirasakan oleh pasien hemoroid adalah nyeri, terdapatnya benjolan pada anus dan perdarahan. Adapun keluhan dapat diatasi dengan berbagai tindakan. Ada beberapa alternatif lain untuk menangani hemoroid yaitu dengan hemoroidektomi. komplikasi yang mungkin terjadi setelah tindakan operasi yaitu perdarahan, trombosis, dan strangulasi hematoma (hemoragi) dan infeksi pada luka setelah operasi. Sedangkan komplikasi sebelum pembedahan adalah berkurangnya sel darah (anemia), dan hipotensi jika tidak segera ditangani dapat mengakibatkan perdarahan hebat (Smeltzer dan Bare, 2002). Timbulnya berbagai manifestasi dan komplikasi pada pasien hemoroid dapat mempengaruhi aspek bio-psiko-sosio-kultural spiritual. Pasien pre operasi hemoroidektomi dapat mengalami nyeri, gatal, perdarahan dan cemas, sedangkan pasien post operasi hemoroidektomi dapat mengalami resiko perdarahan, nyeri akibat pembedahan, cemas akibat nyeri pasca pembedahan, kerusakan integritas kulit, resiko infeksi, dan resiko konstipasi. Oleh karena itu pasien dengan hemoroid perlu dilakukan asuhan keperawatan dengan tepat. Peran perawat sangat penting dalam merawat pasien hemoroid antara lain sebagai pemberi pelayanan kesehatan, pendidik, pemberi asuhan keperawatan, pembaharu, pengorganisasi pelayanan kesehatan yang khususnya adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan.

(6)

kehamilan karena pengaruh kenaikan hormon seks dan bertambahnya volume darah, menyebabkan pelebaran pada pembuluh darah vena di daerah dubur. Begitu pula akibat penekanan janin dalam rahim pada pembuluh darah vena di daerah panggul akan mengakibatkan pembendungan. Ditambah lagi dengan pengejanan waktu buang air besar yang sering terjadi pada wanita hamil karena konstipasi (sulit buang air besar), akan meyebabkan terjadinya prolaps (keluar dari dubur) hemorrhoid.

(7)

40.BAB 2

41.TINJAUAN TEORITIS 42.

43.

44.2.1 Konsep Medis

45.2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Pencernaan

46. Anatomi saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan(faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Fisiologi sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan yaitu :

47.

1. Mulut

(8)

oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan sederhana terdiri dari manis,asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius hidung, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

2. Tenggorokan (Faring)

49. Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makan letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari bagian superior yaitu bagian yang sama tinggi dengan hidung, bagian media yaitu bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior yaitu bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga. Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah. Bagian inferior disebut laringofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.

3. Kerongkongan (Esofagus)

(9)

belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

4. Lambung

51. Merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga bagian yaitu kardia, fundus dan antrium. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting yaitu lendir, asam klorida (HCL), dan prekusor pepsin (enzim yang memecahkan protein). Lendir melindungi sel – sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri. 5. Usus halus (usus kecil)

52. Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus terdiri dari lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang dan lapisan serosa. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

a. Usus Dua Belas Jari (Duodenum)

(10)

belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

b. Usus Kosong (Jejenum)

54.Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus.

c. Usus Penyerapan (Illeum)

55.Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia ileum memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atausedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam empedu.

6. Usus Besar (Kolon)

(11)

Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendirdan air,dan terjadilah diare.

7. Rektum dan Anus

57. Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolonsigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).

58. Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.

59. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar) yang merupakan fungsi utama anus (Pearce,1999).

(12)

62.2.1.2 Penyakit Gastointestinal Pada Kehamilan 1. Mulut

a. Gingivitis

63. Istilah gingivitis digunakan pada penyakit gingiva berupa inflamasi. Secara klinis gingivitis ditandai dengan adanya inflamasi gingiva berupa perubahan warna, perubahan konsistensi, perubahan tekstur permukaan, perubahan atau pertumbuhan size atau ukuran, perubahan kontur/bentuk pendarahan. Radang gusi atau gingivitis adalah akibat dari infeksi bakteri. Gingivitis adalah gusi lunak, membengkak, dan hiperemis. Karena gusi itu mudah berdarah, terutama sewaktu menggosok gigi. Bila kebersihan mulut tidak di jaga, dapat terjadi peradangan mulut ( Mochtar 2015 ).

64. Tanda dan gejala gingivitis mencakup pendarahan, perubahan warna, perubahan konsistensi, perubahan tekstur permukaan, pembentukan konftu/bentuk, perubahan saku gusi, resesi gingiva, halitosis dan rasa sakit.

65. Kondisi gigi dan mulut ibu hamil seringkali ditandai dengan adanya pembesaran gusi yang mudah berdarah karena jaringan gusi merespons secara berlebihan terhadap iritasi lokal. Bentuk iritasi lokal ini berupa karang gigi, gigi berlubang, susunan gigi tidak rata atau adanya sisa akar gigi yang tidak dicabut. Hal ini sangat berbeda dengan keadaan ibu pada saat tidak hamil.

66. Pembesaran gusi ibu hamil biasa dimulai pada trisemester pertama sampai ketiga masa kehamilan. Keadaan ini disebabkan aktivitas hormonal yaitu hormon estrogen dan progesteron. Hormon progesteron pengaruhnya lebih besar terhadap proses inflamasi. Pembesaran gusi akan mengalami penurunan pada kehamilan bulan ke-9 dan beberapa hari setelah melahirkan. Keadaannya akan kembali normal seperti sebelum hamil.

(13)

69. Gigi yang rusak pada waktu hamil akan memburuk karena nafsu makan berkurang, mul, muntah, sehingga kalsium menjadi berkurang. Hal ini segera di konsultasikan ke dokter gigi, (Sofian,2011).

70. Karies atau gigi berlubang merupakan proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara (produk-produk) seperti: mikroorganisme, ludah, bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email. Kehamilan tidak langsung menyebabkan gigi berlubang. Tetapi lebih meningkatkan cepatnya proses gigi berlubang yang sudah ada pada masa kehamilan lebih disebabkan karena perubahan lingkungan di sekitar gigi dan kebersihan mulut yang kurang. pH saliva yang lebih asam pada ibu hamil akan mengganggu fungsi gigi sehingga proses demineralisasi pada karies berlangsung lebih cepat.

71. Mikroorganisme yang dapat menyebabkan karies umumnya berasal dari jenis kokus gram positif. Bakteri ini dapat menempel pada gigi dan membentuk lapisan lunak dan lengket yang disebut plak. Plak dapat mengubah karbohidrat dari sisa makanan atau minuman menjadi asam sehingga terjadi proses demineralisasi gigi.18 Sisa makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat akan menurunkan pH plak dengan cepat hingga level yang mampu menyebabkan demineralisasi gigi. Untuk kembali ke pH normal, dibutuhkan waktu 30-60 menit, sehingga konsumsi karbohidrat yang berulang-ulang dapat menahan pH plak di bawah normal dan menyebabkan demineralisasi gigi. Peran mikroorganisme dan karbohidrat dalam pembentukan plak sesuai dengan teori asidogenik Miller yang menyatakan bahwa kerusakan gigi merupakan proses kemoparasiter yang disebabkan oleh terbentuknya asam melalui proses fermentasi karbohidrat oleh bakteri sehingga terjadi dekalsifikasi email dan dentin. Asam akan melarutkan residu dari email dan dentin yang mengalami dekalsifikasi sehingga terbentuk lubang pada gigi

72.

(14)

73. Wanita mengeluh sakit dan pedih di ulu hati atau nyeri dada. Hal ini disebabkan regurgitasi isi lambung yang asam ke bagian bawah esofagus. Keluhan ini akan hilang secara berangsur-angsur dengan kehamilan yang bertambah tua. Penanganan yang dilakukan yakni dengan tidak makan sekaligus banyak, namun dalam porsi kecil dan sering, serta tidur dengan posisi setengah duduk, (Sofian,2011). b. Esofangitis Erosif

74. Wanita hamil sering mual dan muntah sehingga terjadi erosi pada lambung. Gejalanya pedih dan nyeri sewaktu menelan (disfagia), pirosis, dan kadang dengan hematemesis. Terapi yang dilakukan sama dengan pirosis. Bila ada hematemesis, penanganan dengan diet bubur dan minum es (Sofian,2011).

c. Varises Esofagus

75. Varises esofagus dijumpai pada sirosis hepatis dan pada kehamilan menjadi lebih berat, bahkan bisa pecah dan terjadi perdarahan karena hipovolemia dan hipertensi portal. Varises esofagus terjadi jika adanya obstruksi aliran darah menuju hati. Seringkali aliran darah diperlambat oleh jaringan parut pada hati yangdisebabkan oleh penyakit hati. Karena resistensi pembuluh darah di sinusoid hatirendah, peningkatan tekanan vena portal (>10mmHg) akan mendistensi vena proksimal ke tempat blok dan meningkatkan tekanan kapiler pada organ yang dialiri oleh pembuluh darah vena yang terobstruksi, salah satunya adalah esofagus. Tidak imbangnya antara tekanan aliran darah dengan kemampuan pembuluh darah mengakibatkan pembesaran pembuluh darah (varises). Dalam keadaan yang demikian, terkadang vena bisa pecah dan berdarah. Pada masa kehamilan varises esophagus ini akan semakin berat bahkan bisa pecah dan menyebabkan perdarahan pada si ibu.

76.

d. Hernia Hiatus

(15)

dalam hiatus esofagus disebut hernia hiatus. Gejalanya pirosis, mual, muntah, dan bisa hematemesis.

e. Ulkus Peptikum

78. Ulkus peptikum jarang dijumpai dalam kehamilan. Bila ada muntah-muntah akan mempersulit penderita dalam kehamilan.

79.Ulkus peptikum adalah keadaan terputusnya kontinuitas mukosa yang meluas di bawah epitel atau kerusakan pada jaringan mukosa, sub mukosa hingga lapisan otot dari suatu daerah saluran cerna yang langsung berhubungan dengan cairan lambung asam/pepsin Ulkus peptikum merupakan erosi lapisan mukosa biasanya di lambung atau duodenum. Dengan makin tuanya kehamilan dan makin membesarnya uterus, usus-usus halus dapat terputar pada pangkalnya, sehingga terjadi penjiratan (strangulas:) seluruh ileum. Akibatnya sangat gawat dan menyebabkan kematian apabila tidak segera dikenal dan dioperasi. Keadaan lain yang dapat pula menyebabkan volvulus ialah perpanjangan mesokolon, hernia diafragmatika, perlekatan usus, dan terdapatnya pita kongenital di dalam rongga perut. Dapat juga terjadi karena kelainaan bawaan kolon yang tidak terletak retroperitoneal, dan terdapatnya mesenterium panjang dan sekum yang mobile yang tidak terfiksasi.

80.

3. Penyakit Usus Halus a. Ileus

(16)

dan akan menyebabkan penurunan tekanan vena dan kapiler arteri sehingga terjadi iskemik dinding usus.

b. Vulvulus Usus

82. Volvulus usus adalah suatu kondisi dimana usus berputar pada dirinya sendiri sehingga menyebabkan obstruksi aliran material melalui usus. Dengan makin tuanya kehamilan dan makin membesarnya uterus, usus-usus halus dapat terputar pada pangkalnya, sehingga terjadi penjiratan (strangulas:) seluruh ileum. Akibatnya sangat gawat dan menyebabkan kematian apabila tidak segera dikenal dan dioperasi. Keadaan lain yang dapat pula menyebabkan volvulus ialah perpanjangan mesokolon, hernia diafragmatika, perlekatan usus, dan terdapatnya pita kongenital di dalam rongga perut. Dapat juga terjadi karena kelainaan bawaan kolon yang tidak terletak retroperitoneal, dan terdapatnya mesenterium panjang dan sekum yang mobile yang tidak terfiksasi. Gejala yang bisa ditemukan yakni: obstruksi usus dimanifestasikan sebagai distensi abdomen dan muntah empedu, iskemia (penurunan aliran darah) ke bagian yang terkena usus,serangan nyeri perut yang bersifat kolik makin hebat disertai mual dan muntah, kurangnya tinja atau flatus, karena titik yang menghambat dekat katup ileum dan usus kecil, (Hoffman, Gary H,2007).

c. Hernia

(17)

84. Pada usia kehamilan 2 bulan tidak ada penekanan terhadap diagfragma yang sedang berkembang baik dari rongga dada maupun dari rongga abdomen. Di dalam rongga dada, paru belum berkembang, sedangkan di dalam rongga abdomen usus mengambil tempat di luar abdomen yaitu di umbilikus. Tekanan mekanik pertama yang diterima oleh diafragma adalah saat usus kembali dari umbilikus ke intra abdomen pada minggu ke–10. Saat itu bagian-bagian diafragma telah menempati tempat yang normal untuk menerima penekanan sebagai konsekuensi dari perkembangan organ–organ. Hernia dapat timbul dari gagalnya pertumbuhan diafragma yang normal atau timbul dari daerah yang memang rawan terhadap penekanan yaitu foramen Bochdalek, foramen Morgagni, dan hiatus esofagus.Gangguan pembentukan diafragma ini dapat berupa kegagalan pembentukan sebagian diafragma, gangguan fusi antar unsur-unsur pleuroperitonei atau gangguan pembentukan otot, yang dapat menyebabkan diafragma menjadi tipis dan mengakibatkan terjadi eventrasi,5 sedangkan pelebaran tentang hiatus esofagus dan lemahnya ligamentum phrenoesophageal tidak diketahui secara jelas.

d. Koitis Ulserosa

85. Kolitis ulserosa merupakan radang kronik non spesifik pada mukosa kolon yang dapat meluas ke bagian proksimal dan bersifat difus, ulseratif dan sering kambuh setelah dalam priode tertentu secara klinis tenang. Gejalanya berupa mencret sering pada waktu pagi, bercampur darah, dan menjadi kurus. Pengaruh penyait secara langsung terhadap kehamilan tidak ada, begitu pula pada persalinan. e. Konstipasi

86. Konstipasi adalah masalah yang umum ditemui selama kehamilan. Progesteron, salah satu hormon plasenta yang berperan aktif dalam kehamilan menyebabkan otot polos

f. Hemoroid (wasir) 1. Pengertian

(18)

medis, berarti pelebaran pembuluh darah vena (pembuluh darah balik) di dalam pleksus hemorrhoidalis yang ada di daerah anus. Hemoroid (Wasir) adalah pembengkakan jaringan yang mengandung pembuluh balik (vena ) dan terletak di dinding rektum dan anus . Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan dimana limbah (tinja, kotoran) keluar dari dalam tubuh. Rektum merupakan bagian dari saluran pencernaan diatas anus, dimana tinja disimpan sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui anus.

88. Hemoroid bisa mengalami peradangan, menyebabkan terbentuknya bekuan darah (trombus ), perdarahan atau akan membesar dan menonjol keluar. Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di daerah anorektal. Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa unsur berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal (kanalis anus).

2. Jenis Hemoroid

89. Hemoroid dibedakan menjadi 2 , yaitu hemoroid interna dan hemoroid eksterna Menurut Person (2007) : Hemoroid interna adalah pleksus vena hemoroidalis superior diatas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna dibedakan menjadi 4 drajat yaitu :

- Derajat I, hemoroid mencapai lumen anal canal.

- Derajat II, hemoroid mencapai sfingter eksternal dan tampak pada saat pemeriksaan tetapi dapat masuk kembali secara spontan.

- Derajat III, hemoroid telah keluar dari anal canal dan hanya dapat masuk kembali secara manual atau spontan .

- Derajat IV, prolaps hemoroid atau permanen yaitu selalu keluar dan tidak dapat masuk ke anal canal meski dimasukkan secara manual.

(19)

garis mukokutan di dalam jaringan di bawah epitel anus . (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).

3. Etiologi Hemoroid

91. Menurut Villalba dan Abbas (2007), etiologi hemoroid sampai saat ini belum diketahui secara pasti, beberapa faktor pendukung yang terlibat diantaranya adalah: terlalu banyak duduk, diare menahun/kronis, kehamilan: disebabkan oleh karena perubahan hormone, Keturunan penderita wasir, Factor pekerjaan , Sembelit/ konstipasi/ ostipasi menahun, Penekanan kembali aliran darah vena,melahirkan,, obesitas,usia lanjut, mengangkat beban berat, tumor di abdomen/usus proksimal.

4. Diagnosis Hemoroid

92. Diagnosis hemorrhoid tidak sulit, dapat dilakukan pemeriksaan colok dubur termasuk anorektoskopi (alat untuk melihat kelainan di daerah anus dan rektum). Pada pemeriksaan anorektoskopi dapat ditentukan derajat hemoroid. Lokasi hemoroid pada posisi tengkurap umumnya adalah pada jam 12, jam 3, jam 6 dan jam 9. Permukaannya berwarna sama dengan mukosa sekitarnya, bila bekas berdarah akan tampak bercak-bercak kemerahan. Perdarahan rectum merupakan manifestasi utama hemorrhoid interna. Lipatan kulit luar yang lunak sebagai akibat dari trombosis hemorrhoid eksterna. Diagnosis hemorrhoid dapat terlihat dari gejala klinis hemorrhoid, yaitu; darah di anus, prolaps, perasaan tidak nyaman pada anus (mungkin pruritus anus), pengeluaran lendir, anemia sekunder (mungkin), tampak kelainan khas pada inspeksi, gambaran khas pada anoskopi atau rektoskopi (Sjamsuhidajat, 1998).

5. Terapi Hemorrhoid

(20)

untuk banyak mengonsumsi sayur-sayuran dan buah yang banyak mengandung air. Hal ini untuk memperlancar buang air besar sehingga tidak perlu mengejan secara berlebihan. Pemberian obat melalui anus (suppositoria) dan salep anus diketahui tidak mempunyai efek yang berarti kecuali sebagai efek anestetik dan astringen. Selain itu dilakukan juga skleroterapi, yaitu penyuntikan larutan kimia yang marengsang dengan menimbulkan peradangan steril yang pada akhirnya menimbulkan jaringan parut. Untuk pasien derajat III dan IV, terapi yang dipilih adalah terapi bedah yaitu dengan hemoroidektomi. Terapi ini bisa juga dilakukan untuk pasien yang sering mengalami perdarahan berulang, sehingga dapat sebabkan anemia, ataupun untuk pasien yang sudah mengalami keluhan-keluhan tersebut bertahun-tahun. Dalam hal ini dilakukan pemotongan pada jaringan yang benar-benar berlebihan agar tidak mengganggu fungsi normal anus (Murbawani, 2006). Ada berbagai macam tindakan operasi. Ada yang mengikat pangkal hemoroid dengan gelang karet agar hemoroidnya nekrosis dan terlepas sendiri. Ada yang menyuntikkan sklerosing agen agar timbul jaringan parut. Bisa juga dengan fotokoagulasi inframerah, elektrokoagulasi dengan arus listrik, atau pengangkatan langsung hemoroid dengan memotongnya dengan pisau bedah (Faisal, 2006). Hemorrhoid interna dan hemorrhoid eksterna di diagnosa dengan membuat inspeksi, pemeriksaan digital, melihat langsung melalui anoskop atau proktoskop. Karena lesi demikian sangat umum, harus tidak dianggap sebagai penyebab perdarahan rectal atau anemia hipokromik kronik sampai pemeriksaan seksama telah dibuat terhadap saluran makanan yang lebih proksimal. Kehilangan darah akut dapat terjadi pada hemorrhoid interna.

(21)

95. BAB 3

96. PENUTUP

97.

3.1 Kesimpulan

98. Proses pencernaan mulai dengan aktivitas mengunyah dimana makanan dipecah kedalam partikel kecil yang dapat ditelan dan dicampur dengan enzim- enzim pencernaan. Makan, atau bahkan melihat, mencium, atau mencicip makanan dapat menyebabkan refleks salivasi. Saliva adalah sekresi pertama yang kontak dengan makanan. Saliva disekresi dalam mulut melalui kelenjar saliva pada kecepatan kira-kira 1,5 L setiap hari. Saliva juga mengandung mukus yang membantu melumasi makanan saat dikunyah, sehingga memudahkan menelan. Dua pusat dalam inti retikularis medulla oblongata adalah zona pencetus kemoreseptif yaitu uremia, emesis yang diinduksi oleh obat, emesis karena radiasi dan pusat yang terintegrasi. Jaras eferen muncul dari hampir semua tempat tubuh. Jaras vagal adalah sangat penting, tetapi vagotomi tidak menghilangkan muntah . jaras eferen empatik yang memperantarai muntah berkaitan dengan distensi abdomen.

99. Muntah terjadi bila kedua jaras eferen somatik dan viseral menyebabkan penutupan glotis, kontraksi diagfragma mempunyai pilorus dan relaksi lambung diikuti oleh kontraksi peristaltik yang berjalan dari lambung tengah keujung insisura dengan kontraksi abdmen, diagfragma, dan interkosta, muntah berkaitan dengan tanda dan gejala cetusan otonom. Seamua ada kaitan dengan gangguan traktus gastrointestinalis, terutama obstruksi, dengan obstruksi tinngi akut menyebabkan muntah dini. Kekacauan otonom, obat-obatan gangguan psikogenik, dan penelanan bahan-bahan yang berbahaya merupakan menyebab lain yang sering.

(22)

dengan muntah hebat terjadi hipovolemia, hipokalemia, dan alkalosis metabolik serta deplesi natrium total.( Linda Chandranata, 2000)

101.

102.

103.

104. 105. 106. 107. 108. 109.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu dapat dinyatakan bahwa pengembangan media magic disc pada mata kuliah Taksonomi Hewan cukup efisien untuk dilakukan dalam membantu penguasaan atau

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga riil Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang terhadap kredit untuk nasabah Bank Mandiri..

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan dan sekaligus sebagai pembimbing dalam tugas akhir saya, terima kasih telah meluangkan waktu untuk memberikan nasehat, masukan, perhatian

Menyajikan data dan grafik hasil percobaan gerak benda untuk menyelidiki karakteristik GLB dan GLBB berikut makna fisisnyaG. Karakteristik GLB dan

Luciana dan Irmaya Briliantien (2007) dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi sistem informasi akuntansi yang dilakukan dengan sampel pada bank

apabila sebagian pembiayaan Mudharabah hilang setelah usaha tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana maka rugi tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil

Dan dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa panelis lebih menyukai aroma bakso ikan malong pada perlakuan yang dikemas vakum karena pada perlakuan ini lebih tahan lama

He classifies sources of errors into: (1) interference that is an error resulting from the trnasfer of grammatical and/or stylistic elements from the source