MASA DEPAN
SURAT KABAR
INDISHA DIATERTIA
(00000025923)
KELAS G
UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA
STRATEGIC COMMUNICATION
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME karena dengan berkat dan karunianya, penulis diberikan kesempatan bekerja untuk menyelesaikan makalah ini, dimana makalah ini adalah untuk memenuhi tugas business principles. Penulis ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing penulis dan juga teman teman sekalian. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis yang berjudul “MASA DEPAN SURAT KABAR”. Karya tulis ini tidak akan bisa selesai tanpa bantuan, bimbingan, arahan, dukungan dan kontribusi banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
1. Seluruh dosen atas segala motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan dan pengalaman yang mendorong penulis selama menempuh studi.
2. Orangtua penulis untuk segala motivasi, materi, pengorbanan atas setiap tetes keringatmu, doa yang diberikan selama ini diberikan untuk penulis.
3. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian karya tulisini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari tidak ada yang sempurna kecuali Tuhan YME, begitu pula dengan karya tulis ini, karena itu kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan di masa mendatang sangat penulis harapkan.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Surat kabar di Indonesia hadir dalam berbagai bentuk yang jenisnya bergantung pada frekuensi terbit, bentuk (tabloid atau bukan), kelas ekonomi pembaca , peredarannya (nasional atau local), serta penekanan isinya (ekonomi, criminal, agama, atau umum), dan sebagainya (Kasali, 1992:100). surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik.
Untuk dapat memanfaatkan media massa secara maksimal dan tercapainya tujuan
komunikasi, maka seorang komunikator harus memahami kelebihan dan kekurangan media tersebut. Karakteristik surat kabar sebagai media massa mencakup: publisitas, periodisitas, universalitas, aktualitas dan terdokumentasikan. Untuk menyerap isi surat kabar, dituntut kemampuan intelektualitas tertentu. Khalayak yang buta huruf tidak dapat menerima pesan surat kabar begitu juga yang berpendidikan rendah.
Surat kabar dapat menjangkau daerah-daerah perkotaan sesuai dengan cakupan pasarnya (nasional, regional, atau lokal). Keuntungan kedua menyangkut kebiasaan konsumen
membawa surat kabar sebagai referensi untuk memilih barang sewaktu berbelanja. Informasi sekelebat dapat diberikan oleh radio atau televisi, dimuat secara tertulis pada surat kabar yang dapat dibawa kemana-mana.
Konsumen umumnya memandang surat kabar memuat hal-hal actual yang perlu segera diketahui khalayak pembacanya.
Pengiklan dapat bebas memilih pasar mana (dalam cakupan geografis) yang akan
berkaitan dengan ukuran, frekuensi pemuatan, maupun penggunaan warna (spot colour atau full colour).
Kelemahan dari surat kabar Sekalipun jangkauannya bersifat missal, surat kabar dibaca orang dalam tempo yang singkat sekali, umumnya tidak lebih dari lima belas menit, dan mereka hanya membaca sekali saja. Surat kabar juga cepat basi, hanya berusia
24jam. Informasi berlebihan yang dimuat oleh redaksi dan pemasang iklan dapat
melemahkan pengaruh sebuah iklan. Sekalipun surat kabar memiliki sirkulasi yang luas, beberapa kelompok pasar tertentu tetap tidak dapat dilayani dengan baik. Sebagai contoh, surat kabar tidak dapat menjangkau pembaca yang berusia di bawah 20 tahun. Demikian juga pembaca dengan bahasa yang berbeda. Beberapa produk tidak dapat diiklankan dengan baik di surat kabar. Terutama produk yang tidak ditujukan untuk umum, atau yang menuntut peragaan untuk merebut tingkat emosi pembaca yang tinggi akan sulit masuk surat kabar. Surat kabar KOMPAS pun telah memutuskan untuk sama sekali tidak memuat iklan rokok dan minuman keras secara sukarela. kelemahan dari koran dalam bentuk media cetak adalah, berita yang dimunculkan hari ini adalah berita yang terjadi kemarin atau periode sebelumnya. Informasi yang terjadi satu jam yang lalu baru akan diterbitkan pada koran esok hari. Padahal di zaman yang serba instant ini, masyarakat cenderung ingin mengetahui berita secara lebih cepat dan tepat. Dari segi waktu, media elektronik tergolong cepat dalam menyebarkan berita kemasyarakat. media elektronik mempunyai audio visual yang memudahkan para audiensnya untuk memahami berita, media elektronik menjangkau masyarakat secara luas. dapat
menyampaikan berita secara langsung dari tempat. Bentuk keterbatasan lain dari koran adalah wilayah penyebarannya dibatasi secara geografis. Sementara berita melalui media online bisa diakses dimana saja dan kapan saja si pembaca membutuhkan informasi. Keunggulan lainnya dari media online adalah komunikasi bisa terjadi dua arah antara pembaca dengan medianya. Pembaca bisa langsung memasukkan saran, tanggapan, pertanyaan maupun pernyataan kepada redakturnya. Dan bila tim redakturnya aktif, maka saran, tanggapan, pertanyaan maupun pernyataan yang masuk ke dapur redaksi, bisa ditanggapi langsung oleh tim redaksi dari media tersebut. Bahkan saat ini dengan semakin berkembang pesatnya pengguna situs jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter, seseorang bisa turut berperan serta dalam memberikan informasi mengenai peristiwa yang terjadi. Media online tidak memiliki
nasional saja. keberadaan media online membuat koran terlihat lamban. Periodisasi koran 24 jam tidak pas lagi dengan dinamika zaman dan dirasa kurang interaktif. Sekarang masyarakat membutuhkan continuous deadline, sementara koran memiliki kendala pada geografi dan distribusi, dan dalam bentuk penyajiannya terbatas pada teks dan dan gambar saja. Apalagi saat ini cara seseorang untuk tersambung dengan internet dirasakan semakin mudah saja, karena internet bisa diakses seseorang dimanapun ia berada, bisa melalui desktop, laptop, note book, bahkan saat ini orang bisa dengan mudahnya mengakses internet melalui smartphone-nya. Modem internet juga memudahkan seseorang untuk bisa tersambung dengan internet dimanapun ia berada. keberadaan sarana publik, seperti pusat perbelanjaan, bandar udara, rumah sakit, maupun kafe dan restoran juga banyak menyediakan fasilitas internet gratis yang terhubung melalui wifi.
1.2 Rumusan Masalah
A. Apakah perkembangan teknologi informasi turut mempengaruhi perubahan perilaku tdalam menggunakan koran atau media online untuk mencari berita atau informasi?
B. Apakah ke depannya pembaca koran akan sepenuhnya beralih ke media online ataukah justru akan tetap membaca koran sekaligus menggunakan media online sebagai sarana untuk mencari informasi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tentang perubahan media habit seseorang dalam mengkonsumsi koran dan media online di era teknologi informasi.
2. Mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang menjadi alasan seseorang dalam mengkonsumsi koran ataupun media online.
3. Mengetahui apakah perkembangan teknologi informasi yang pesat, seperti
pertumbuhan pengguna smartphone juga turut mempengaruhi perubahan media habit seseorang dalam mencari informasi.
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perubahan Media Habit
Media use atau penggunaan media sering dikatakan kebiasaan menggunakan media (media habit) menggunakan media berulang kali atau dalam situasi yang sama setiap waktu. Media use adalah kegiatan memilih, mengkonsumsi, memproses dan menginterpretasi media sekaligus kontennya. Penggunaan media akan berkaitan dengan jenis media yang digunakan, tempat dan waktu saat menggunakan media dan konten media. Windahl, (1981); Rubin & Windahl (1986) mengemukakan operasionalisasi media use dengan menggali pengetahuan mengenai konten media meliputi:
1. Seberapa banyak konten yang diberikan pada audiens
2. Konten macam apa yang diberikan untuk audiens
3. Hubungan apa yang terjadi diantara audien dan konten
4. Dengan cara apa konten tersebut diberikan
dan lebih mudah untuk diakses di mana saja. penerbit koran harus lebih kreatif dalam menyajikan konten beritanya, melakukan sinergi antara koran dengan media online, aktif terlibat dalam komunitas situs jejaring sosial dan mengembangkan berbagai lini bisnis baru agar surat kabar dapat bersaing dengan media elektronik.
2.2 Masa Depan Surat Kabar
Media konvensional seperti media cetak jenis surat kabar, dalam 10 tahun terakhir mengalami pergeseran drastis. Surat kabar dihantam gelombang tsunami akibat perkembangan teknologi, yang mengharuskan pengelola surat kabar berpikir dua kali
mengelola bisnis surat kabarnya. Kita semua berhadapan langsung dengan era digital. Begitu juga, pengelola media cetak, mau tidak mau harus mengikuti keinginan pembaca yang ingin cepat saji.era digital untuk media massa sebenarnya dimulai sejak tahun 1990-an. Era digital muncul, ketika perkembangan dunia internet semakin pesat. Melalui perangkat produk internet ini mampu mengemas sejumlah perangkat untuk menyapa masyarakat, terutama pencinta teknologi dunia maya. Salah satu dampaknya adalah dunia surat kabar, yang belakang satu demi satu terpaksa tutup, akibat berkurangnya tiras/oplah surat
kabar. Pengelola surat kabar, tidak terlalu pusing memikirkan operasional yang banyak. Apalagi masa era digital seperti ini, masyarakat pembaca dipaksa serba instan. Pembaca tidak lagi sibuk-sibuk membeli koran di kios terdekat, tetapi lebih jauh dari itu, pembaca cukup membuka peralatan teknologi seperti i-books atau e-paper. Seluruh berita dan sajian
pembaca, khususnya dari kalangan generasi muda yang ingin praktis dan cepat dalam
mendapatkan berita serta ingin berinteraksi dengan media, maka perkembangan media cyber atau media online pun juga berkembang dengan pesat dan cepat.
Lahirnya cyber jurnal (cyber journal) saat ini ditandai munculnya aplikasi surat kabar elektronik (e-News), tabloid elektronik (e-Tabloid), dan majalah elektronik (e-Magazine) telah banyak mengubah pola orang dalam mencari berita dan informasi. Melalui media cyber atau media online, redaksi dalam menyajikan berita dapat pula melengkapi tidak hanya gambar-gambar dua dimensi seperti foto, melainkan juga dapat menyertakan liputan video dari sebuah kejadian di lapangan. Dengan model ini, tampaknya redaksi dapat menciptakan daya tarik yang unik bagi para pembacanya
Berakhirnya era surat kabar sebenarnya sudah diperkirakan sejak awal berkembangnya Internet (World Wide Web) di tahun 1990 an karena Internet memiliki banyak kelebihan sebagai media informasi dibandingkan dengan surat kabar. Meskipun jumlah pembaca dan tiras surat kabar masih tetap bisa bertahan, tetapi yang menjadi korban paling awal dari surat kabar adalah pendapatan dari iklan baris (classified ads), yang berpindah ke situs jual beri barang online (marketplace), baik yang bersifat umum atau khusus untuk kategori industri tertentu seperti properti dan otomotif serta iklan lowongan kerja. Hilangnya pendapatan dari iklan baris ini sangat berarti karena bagi banyak surat kabar, iklan baris memberikan
kontribusi pendapatan hingga 30 persen.Ketika smartphone makin terjangkau harganya, makin banyak orang menggunakan smartphone untuk akses Internet, termasuk untuk
BAB III KESIMPULAN
Melihat fakta yang terjadi saat ini, penulis yakin, bahwa jurnalistik masa depan di Indonesia sedang menuju ke era digital. Dari jurnalistik media konvensional menuju jurnalistik media online. Kalau koran tradisional menggunakan media kertas, maka koran digital atau
elektronik menggunakan layar monitor dan perangkat komputer. Yang menjadi pertanyaan kita bersama, apakah media online akan menggeser peran media cetak. Dan, beberapa tahun lagi jurnalistik media cetak akan memasuki sebuah dunia tanpa kertas (paperfuture).
Keyakinan pergeseran ini sebenarnya, tak seharusnya menjadi ancaman bagi pemilik media. Tetapi, menjadi motivasi tersendiri, agar pemilik media mencari jalan keluar, sekaligus mencari alternatif baru untuk memperkuat masa depan surat kabar agar tetap eksis. Eksistensi surat kabar melalui cetak atau digital, sebenarnya sama saja asalkan pemilik media
memberikan solusi untuk menghindari agar media cetak tidak gulung tikar.
Untuk supaya bisa tetap bertahan hidup dan bahkan sukses dalam mengarungi perkembangan medium-medium yang baru, surat kabar harus melakukan transformasi total dan investasi dalam teknologi informasi serta tidak hanya memandang versi digital sebagai sebuah produk atau kanal tambahan. Ditinggalkannya media cetak oleh pembacanya khususnya orang muda sulit dihindari, tetapi bagaimana sebuah surat kabar harus bertransformasi menghadapi perkembangan teknologi. Bila berorientasi ke masa depan (yang sudah dimulai saat ini juga ), maka tidak ada pilihan lain kecuali melakukan transformasi menjadi digital first
namun tetap akan mencetak surat kabar untuk keesokan harinya untuk melayani pembaca media cetak dan selama masih menguntungkan secara bisnis.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Koran
http://irwansahaja.blogspot.co.id/2016/04/kelebihan-dan-kekurang-surat-kabar.html
http://azriepo.blogspot.co.id/2011/01/kelebihan-dan-kekurangan-media.html
http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-136301.pdf
Rubin, Alan M., & Windahl, Sven. (1986) The Uses and Dependency Model of Mass Comunication. Critical Studies in Mass Communication, 3, (195). DOI:
10.1080/03637759309376300
http://e- collection.library.ethz.ch/eserv/eth:302/eth-302-01.pdf
http://www.kompasiana.com/andreyandoko/apakah-surat-kabar-akan-mati_564f41d9d27e61a80b61897c