Tentang Tula dan Akhir Zaman
Resensi ini juga dapat dibaca di https://atmadewita.wordpress.com/2014/09/03/irc4/
Judul : Apocalypse 2012, Kode Akhir – Zaman Paling Mengerikan Pengarang: Gary Jennings, Robert Gleason, Junius Podrug
Tahun: 2010 Penerbit: Edelweiss Jumlah Halaman: 498
12 desember 2012 sempat menjadi momok tersendiri bagi umat manusia di seluruh dunia. Isu bahwa kiamat akan datang dan hari tersebut akan menjadi Akhir dunia tersebar luas dan menyebabkan beragam reaksi di seantero dunia hingga tahun tersebut berlalu, sensasi tersebut masih kerap diingat oleh masyarakat.
Berangkat dari kisah kalender akhir zaman yang ditulis oleh suku Maya, novel ini mengajak kita untuk mengikuti jejak seorang astronom muda dalam mengungkap kode kode para dewa melalui konstelasi bintang di langit. Tanggung jawabnya sebagai sang pembawa kisah
akhirnya membawa kita melihat kebesaran dan kejatuhan Tula, sebuah peradaban yang sangat maju di tanah yang sekarang kita kenal dengan nama Mexico.
Dengan menggunakan latar sejarah suku maya dan peradaban Amerika Tengah, novel ini menyajikan cerita yang memikat dan apik mengenai Tula dan kejatuhannya. sebuah peradaban maju yang kemudian hancur akibat kelaparan, perang, intrik politik serta
perebutan kekuasaan dan fanatisme mereka terhadap pengorbanan manusia untuk para dewa.
Buku ini dibagi menjadi 19 bagian yang cukup pendek. Sebagian besarnya mengisahkan tentang Coyotl – Sang Astronom Muda- dan Tula. Sebagian lagi berlatar di abad 21 dan menceritakan tentang proses pencarian naskah yang ditulis oleh Coyotl dan bagaimana reaksi dari pemerintah Amerika terkait penemuan mencengangkan tersebut.
Seakan enggan berspekulasi lebih lanjut tetapi dengan tetap mempercayai mitos tersebut, novel ini kurang sekali menggarap bagian cerita yang berlatar di abad 21 sehingga bagian cerita tersebut relevansinya menjadi kurang sekali terhadap inti cerita yang berupa kisah petualangan seorang astronom muda. Selain itu, novel ini sangat deterministik sekali, kepercayaan terhadap takdir yang telah digariskan oleh para dewa terlihat dari awal hingga akhir novel, seolah-olah manusia dari peradaban kuno hingga peradaban modern tidak bisa mempunyai upaya untuk mencegah kehancuran yang telah digariskan oleh takdir.
Dengan mengambil beberapa contoh kebudayaan kuno Amerika yang telah punah seperti Aztec, Maya dan Tlaloc, buku ini memberikan banyak sekali informasi mengenai perjalanan bangsa bangsa kuno tersebut. Tahun 2012 dan kalender akhir zaman yang dikira menjadi pusat cerita ternyata perannya hanyalah penggerak cerita. Cerita lebih berpusat pada kehidupan sang astronom dan peradaban Tula dibandingkan dengan akhir dunia.
dialihbahasakan baik ke dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia. Masih dapat kita temukan beberapa kesalahan cetak dalam novel ini.
Jika anda menyukai sejarah dan petualangan serta mitos, novel ini mungkin akan menjadi salah satu alternatif bacaan yang menarik untuk Anda.
Resensi ini diikutsertakan dalam Indiva Readers Challenge 2014 yang diadakan oleh Penerbit