PENGUJIAN PERFORMA PANEL SURYA DINAMIK BERBASIS SAKLAR OTOMATIS
Oleh:
Eko Jatmiko NIM : 1207121292
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S1 FAKULTAS TEKNIK
Proposal Skripsi dengan judul:
“Pengujian Performa Panel Surya Dinamik Berbasis Saklar Otomatis”
Yang dipersiapkan dan disusun oleh: Eko Jatmiko
NIM.1207121292
Program studi Teknik Mesin S1, Fakultas Teknik Universitas Riau
Telah diaseminarkan di hadapan Tim pembanding pada 4 Mai 2018
SUSUNAN TIM PEMBANDING
NAMA/NIP PARAF
Dinni Agustina, ST,.MT NIP. 19720812 199702 2 001
Dodi Sofyan Arief, ST,.MT NIP. 19781202 200801 1 001
Menyetujui, Pembimbing Utama
Dr. Adhy Prayitno, M.Sc NIP.19560930 198811 1 001
Mengetahui,
Program Studi Teknik Mesin S1 Ketua,
Asral, ST., M.Eng., Ph.D NIP. 19720305 199802 1 001
Matahari merupakan sumber energi yang potensial bagi kebutuhan manusia, dimana energi tersebut bisa didapat dari panas yang merambat sampai permukaan bumi. Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa dengan mengubah cahaya matahari terutama intensitas matahari dengan solar sel dapat dibuat sumber energi listrik untuk konsumsi manusia. Pemilihan sumber energi terbarukan ini sangat beralasan mengingat suplai energi surya dari sinar matahari yang di terima oleh permukaan bumi mencapai mencapai 3 x 10²⁴ joule pertahun. Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi di seluruh dunia saat ini. Di Indonesia melimpahnya cahaya matahari yang merata dan dapat ditangkap di seluruh kepulauan Indonesia, hampir sepanjang tahun merupakan sumber energi listrik yang sangat potensial untuk dikembangkan.
Penggunaan panel surya sebagai daya pembangkit listrik tenaga matahari semakin dikembangkan. Efesiensi dari panel Surya dapat ditingkatkan melalui performa desain struktur rangka panel surya yang dapat bergerak mengikuti arah matahari. Rancangan struktur seperti ini memungkinkan sinar matahari dapat dipertahankan tetap jatuh tegak lurus pada permukaan panel surya. Dengan demikian dapat di hasilkan efisiensi energi yang masuk pada panel surya dapat mencapai maksimal. Pada penelitian ini ingin diketahui peningkatan peforma system panel surya saklar otomatais (dianamik) dengan peforma panel surya statik.
1
HALAMAN PENGESAHAN...i
RINGKASAN...ii
DAFTAR ISI...iii
DAFTAR TABEL...iv
1. Judul...1
2. Latar Belakang...1
3. Rumusan Masalah...2
4. Tujuan...2
5. Batasan Masalah...2
6. Tinjauan Pustaka...2
6.1. Sel Surya (Photovoltaic)...2
6.2 Modul Surya...8
6.3 Potensi Energi Surya Yang Ada di Indonesia...9
6.4 Priode Jatuh Cahaya Matahari...11
6.5 Sensor LDR (Light Dependent Resistor)...12
6.6 Motor Stepper...13
6.7 Baterai...14
7. Metodologi...15
8. Jadwal Kegiatan...18
9. Daftar Pustaka...19
Gambar 6. 2 Karakteristik temperatur sel surya terhadap tegangan keluaran...4
Gambar 6. 3 Jenis semikonduktor...4
Gambar 6. 4 Prinsip Kerja Sel Surya...5
Gambar 6. 5 Mono-crystalline...6
Gambar 6. 6 Poly-crystalline...7
Gambar 6. 7 thin Film...7
Gambar 6. 8 Modul Surya...9
Gambar 6. 9 Peta Potensi Energi Surya di Indonesia...10
Gambar 6. 10 Potensi Energi Surya Indinesia...11
Gambar 6. 11 Pelepasan Energy Radiasi Matahari Yang Sampai Kebumi...12
Gambar 6. 12 Sensor LDR (Light Dependent Resistor)...13
Gambar 6. 13 Motor Stepper...14
Gambar 6. 14 Baterai / Aki Sebagai Penyimpan Energi Listrik...15
Gambar 7. 1 Bagan Alir...16
Gambar 7. 2 Multimeter...18
Tabel 6. 1 Jenis-Jenis Panel Surya...6 Tabel 6. 2 Jadwal Kegiatan Penelitian...18
1. Judul
Pengujian Performa Panel Surya Dinamik Berbasis Saklar Otomatis 2. Latar Belakang
Energi tampaknya akan tetap menjadi topik penelitian yang menarik sepanjang peradaban umat manusia dimana upaya untuk mencari sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil masih tetap ramai di bicarakan. Terdapat beberapa energi alam yang tersedia sebagai energi alternatif yang bersih, tidak berpolusi, aman serta tidak terbatas persediaannya (Wilson,1996) yaitu salah satunya energi surya (matahari).
Pada masa yang akan datang, kebutuhan akan energi yang semakin besar mendorong manusia melakukan penelitian terhadap pemanfaatan energi surya untuk dikonversi menjadi energi listrik, salah satunya yaitu pengembangan teknologi fotovoltaik dimana mampu mengkorversi langsung cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan bahan semikonduktor yang disebut sel surya (Wahyu Fajaryanto, 2017)
Permasalahan yang kemudian timbul adalah bagaimana menggunakan panel surya untuk mendapatkan serapan energi dan keluaran listrik yang optimal. Panel surya dapat menghantarkan daya maksimalnya jika posisi panel sel surya tegak lurus dengan arah datangnya sinar matahari. Sehingga untuk mengoptimalkan daya yang dihasilkan oleh panel surya, maka perlu dirancang alat yang memposisikan agar panel surya selalu berada pada posisi tegak lurus terhadap arah datangnya sinar matahari. Pergerakan tahunan matahari juga mempengaruhi terhadap posisi datangnya sinar menuju panel surya. Maka dibutuhkan sebuah rangkaian alat yang dapat mengikuti arah gerak matahari.
3. Rumusan Masalah
Pada pengujian performa panel Surya dinamik ini dirumuskan beberapa masalah, diantaranya adalah:
1. Berapakah nilai daya output dari panel surya dinamik dan statik saat pada keadaan cuaca yang berbeda.
2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam peroses pengujian panel surya dinamik
4. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui performa panel surya dinamik.
2. Mengetahui perbandingan output daya panel surya antara panel surya dinamik dan panel surya satik.
5. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada uji performa panel surya saklar otomatis dengan acuan panel surya statik, menggunakan jenis panel sutya yang sama.
6. Tinjauan Pustaka 6.1. Sel Surya (Photovoltaic)
Sel surya (Photovoltaic) adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Konversi yang bekerja di dalam sel surya didasarkan efek fotovoltaik, yaitu ketika sinar matahari yang mengandung foton menyentuh permukaan bahan fotovoltaik (semikonduktor) diserap lalu menyebabkan adanya semburan elektron sehingga dapat menghasilkan energi listrik. Proses pengubahan energi matahari menjadi energi listrik ditunjukkan dalam Gambar 6.1
Sel surya pada umumnya memiliki ketebalan minimum 0,3 mm yang terbuat dari irisan bahan semikonduktor dengan kutub positif dan negative, secara konstan akan menghasilkan energi berkisar ± 0.5 volt – max 600 mV pada 2 amp, dengan kekuatan radiasi sinar matahari 1000 W/m2 = ‘1 sun’ akan menghasilkan arus listrik (I) sekitar 30 mA/cm2 per sel surya (Mintorogo, 2000). Pada sel surya terdapat sambungan (function) antara dua lapisan tipis yang terbuat dari bahan semikonduktor yang masing - masing yang diketahui sebagai semikonduktor jenis “P” (positif) dan semikonduktor jenis “N” (Negatif). Silikon jenis P merupakan lapisan permukaan yang dibuat sangat tipis supaya cahaya matahari dapat menembus langsung mencapai junction. Bagian P ini diberi lapisan nikel yang berbentuk cincin, sebagai terminal keluaran positif . Dibawah bagian P terdapat bagian jenis N yang dilapisi dengan nikel juga sebagai terminal keluaran negatif. (Wahyu Fajaryanto, 2017).
Pada kondisi suhu panel tetap normal di 25º C panel surya akan dapat menghasilkan listrik secara maksimum, ketika suhu pada panel mengalami kenaikan dari suhu normal, maka akan mempengaruhi kinerja panel surya itu sendiri dengan melemahnya tegangan yang didapat . Setiap kenaikan suhu panel surya 1º C dari 25º C akan berkurang sekitar 0.4% total tenaga yang dihasilkan atau akan melemah dua kali lipat untuk kenaikan suhu panel surya per 10º C, dapat dilihat pada Gambar 6.2 Kecepatan angin di sekitar lokasi panel surya dapat membantu mendinginkan suhu permukaan kaca panel surya. (Mintorogo, 2000).
6.1.1 Prinsip dan Kerja Sel-sel Surya (Photovoltaic)
Proses pengubahan atau konversi cahaya matahari menjadi listrik ini dimungkinkan karena bahan material yang menyusun sel surya berupa semikonduktor. Lebih tepatnya tersusun atas dua jenis semikonduktor yakni jenis n dan jenis p.
Semikonduktor jenis n merupakan semikonduktor yang memiliki kelebihan elektron, sehingga kelebihan muatan negatif, (n = negatif). Sedangkan semikonduktor jenis p memiliki kelebihan hole, sehingga disebut dengan p ( p = positif) karena kelebihan muatan positif. Caranya, dengan menambahkan unsur lain ke dalam semkonduktor, maka akan dapat mengontrol jenis semikonduktor tersebut, sebagaimana diilustrasikan pada gambar di bawah ini.
Gambar 6. 3 Jenis semikonduktor Sumber: (Brian,2017)
Pada awalnya, pembuatan dua jenis semikonduktor ini dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat konduktifitas atau tingkat kemampuan daya hantar listrik dan panas semikonduktor alami. Di dalam semikonduktor alami (disebut dengan semikonduktor intrinsik) ini, elektron maupun hole memiliki jumlah yang sama. Kelebihan elektron atau hole dapat meningkatkan daya hantar listrik maupun panas dari sebuah semikoduktor.
Secara sederhana proses pembentukan gerak listrik pada sebuah sel surya adalah sebagai berikuat:
2. Elektron (muatan negatif) terlempar keluar dari atomya, sehingga mengalir melalui material semikonduktor untuk menghasilkan listrik. Mengalir dengan arah yang berlawanan dengan elektron pada panel surya silikon. 3. Gabungan / susunan beberapa panel surya mengubah energi surya menjadi
sumber daya listrik DC, yang nantinya akan disimpan dalam suatu wadah yang dinamakan baterai.
4. Daya listrik dc tidak dapat langsung digunakan pada rangkaian listrik rumah atau bangunan sehingga harus mengubah daya listriknya menjadi daya listrik AC. Dengan menggunakan konverter maka daya listrik dc dapat berubah menjadi daya listrik AC sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik. (Brian, 2017)
Gambar 6. 4 Prinsip Kerja Sel Surya Sumber: (Brian, 2017)
6.1.2 Perkembangan Sel Surya
Ada beberapa jenis sel solar yang sudah berkembang saat ini sesuai riset dan pengembangannya. Adapun beberapa jenis sel surya diantaranya:
a. Mono-crystalline (Si)
antara 15-20 %. Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi dengan baik ditempat cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun darstis dalam cuaca berawan. ( Pahlevi, 2014)
Gambar 6. 5 Mono-crystalline
Sumber : www.es-static-prod.s3.amazonaws.com b. Poly-crystalline/Multi-crystalline (Si)
Gambar 6. 6 Poly-crystalline
Sumber: www.es-static-prod.s3.amazonaws.com c. Lapisan tipis (thin Film)
Jenis sel surya ini diproduksi dengan cara menambahkan satu atau beberapa lapisan material sel surya yang tipis ke dalam lapisan dasar. Sel surya jenis ini sangat tipis karenanya sangat ringan dan fleksibel. Jenis ini dikenal juga dengan nama TFPV (Thin Film Photovoltaic). Bahan baku silikon yang digunakan tidak lebih dari 1% jika di bandingkan dengan bahan baku tipe silicon wafer. Metode yang sering digunakan pembuatan jenis ini adalah dengan plasma-enhancedchemical vapour deposition (PEVCD) dari gas saline dan hydrogen. Lapisan mengunakan metode ini menghasilkan silikon yang tidak memiliki arah oretansi kristal atau yang dikenal sebagai amorphous silikon (non kristal). Sel surya lapisan tipis juga dibuat dari bahan semikonduktor lainnya yang memiliki efisiensi sel solar tinggi seperti Cadmium Telluride (Cd Te), Amorphous Silikon (a-Si), Cadmium Sulfide (CdS), Gallium Arsenide (GaAs), Copper Indium Selenide (CIS), dan Copper Indium Gallium Selenede. Efesiensi tertinggi saat ini yang bisa dihasilkan oleh jesni sel surya lapisan tipis ini adalah sebesar 25 % yang berasal dari sel surya CIGS. ( Pahlevi, 2014)
Sumbe: www.es-static-prod.s3.amazonaws.com Berikut adalah table perbandingan beberapa panel surya:
Tabel 6. 1 Jenis-Jenis Panel Surya Jenis Panel Efesiensi
Berat dan rapuh Pemakaian diluar angkasa
Sumber : www.RoyalPV.com/jenis/panel/surya/
6.2 Modul Surya
Modul surya (fotovoltaic) adalah sejumlah sel surya yang dirangkai secara seri dan paralel, untuk meningkatkan tegangan dan arus yang dihasilkan sehingga cukup untuk pemakaian sistem catu daya beban. Untuk mendapatkan keluaran energi listrik yang maksimum maka permukaan modul surya harus selalu mengarah ke matahari. Komponen utama sistem surya photovoltaic adalah modul yang
Gambar 6. 8 Modul Surya Sumber: (Togar, 2015) 6.3 Potensi Energi Surya Yang Ada di Indonesia
Kebutuhan energi dunia akhir-akhir ini sangat meningkat tajam, terutama dengan munculnya negara-negara industri raksasa. Peningkatan ini akan sangat terasa pada dekade-dekade awal abad ke-21. Sebagai contoh, pada tahun 2000 kebutuhan energi listrik dunia mencapai 7-8 triliyun KWh dan diprediksikan pada tahun 2020 kebutuhan akan mencapai 14,5 triliyun KWh. Untuk memenuhi kebutuhan yang semakin hari semakin tinggi, pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 17/2013 Pasal 2 Ayat 1 yang menyatakan bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga listrik nasional melalui pemanfaatan energi surya yang ramah lingkungan, pemerintah menugaskan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk membeli tenaga listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) karena seperti yang kita ketahui bahwa PLTS akan sangat cocok di kembangkan di Indonesia dengan iklim tropis. (Firdaus, 2014)
Gambar 6. 9 Peta Potensi Energi Surya di Indonesia Sumber : (Kementrian ESDM, 2013)
Berdasarkan letak geografis yang strategis, hampir seluruh daerah di Indonesia berpotensi untuk dikembangkan PLTS dengan daya rata-rata mencapai 4kWh/m2. Kawasan barat Indonesia memiliki distribusi penyinaran sekitar 4,5
kWh/m2/hari dengan variasi bulanan 10% sementara kawasan timur Indonesia
berpotensi penyinaran sekitar 5,1 kWh/m2/hari dengan variasi bulanan sekitar 9%.
Gambar 6. 10 Potensi Energi Surya Indinesia Sumber : (Kementrian ESDM,2013) 6.4 Priode Jatuh Cahaya Matahari
Cahaya mamiliki sifat-sifat yang pasti dan terukur. Sinar dating sama dengan sudut pantulnya dan cahaya mengandung sprectrum warna dan kemampuan mata untuk melihat suatu objek tergantung dari sprectrum warna yang dipantulkan suatu benda
Menurut teori radiasi matahari, bahwa radiasi matahari yang masuk ke bumi tidak semuanya diserap. Hanya 15% yang diserap oleh permukaan bumi. Ada juga yang dipantulkan dan diteruskan. Energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari sebenarnya hanya diterima oleh permukaan bumi sebesar 69 % dari total energi pancaran matahari. Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sebernaya sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 10²⁴
Gambar 6. 11 Pelepasan Energy Radiasi Matahari Yang Sampai Kebumi Sumber:(Rizal, 2008)
Pada poros bumi memiliki kemiringan 23,5°selama mengitari matahari, maka matahari tidak selalu jatuh tegak lurus dengan garis khatulistiwa, akan tetapi pada waktu tertentu sinar matahari akan jatuh tegak lurus dengan garis khatulistiwa. (Burhanuddin 2006). Maka jumlah sinar persatuan luas (m²) dapat mencapai angka yang besar pula. Pada tanggal 20 maret dan 23 september secara teoritis jumlah tersebut mencapai maksimal, karena pada hari-hari tersebut matahari sedang melintasi khatulistiwa. Pada tanggal 21 juni (utara) dan 22 desember (selatan) jumlah tersebut mencapai minimum atau jugak maksimumnya. Akibat jatunya sinar matahari ini, sangat sanggat berguna sekali untuk pemamfaatan energi matahari secara aktif yaitu penggunaan solar sell atau fotovoltaik. (Rizal, 2008)
6.5 Sensor LDR (Light Dependent Resistor)
LDR(Light Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen elektronika yang dapat berubah resistansinya ketika mendeteksi perubahan intensitas cahaya yang diterimanya sehungga LDR dapat juga dikatakan sebagai sensor cahaya, karakteristik dari LDR ini ialah LDR akan berubah resistansinya / tahanannya ketika terjadi perubahan cahaya yang dideteksinya.(Firmansah,2012)
berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut hanya akan bisa mencapai harga di kegelapan setelah mengalami selang waktu tertentu. Laju recovery merupakan suatu ukuran praktis dan suatu kenaikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K/detik, untuk LDR tipe arus harganya lebih besar dari 200K/detik(selama 20 menit pertama mulai dari level
cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan level cahaya 400 lux. (Firmansyah, 2012)
Gambar 6. 12 Sensor LDR (Light Dependent Resistor) Sumber: (Firmansyah, 2012)
6.6 Motor Stepper
Motor stepper merupakan salah satu jenis motor yang banyak digunakan saat
ini sebagai actuator, Sebenarnya yang membedakan motor stepper dengan jenis motor lainnya misalnya pada motor AC dan motor DC salah satunya adalah dari segi putarannya. Motor stepper merupakan motor DC yang, tidak mempunyai komutator. Umumnya motor stepper hanya mempunyai kumparan pada bagian stator sedangkan pada bagian rotor merupakan magnet permanen (bahan ferromagnetic). Karena konstruksi inilah maka motor stepper dapat diatur posisinya
pada posisi tertentu dan/atau berputar ke arah yang diinginkan, apakah searah jarum jam atau sebaliknya. Ada tiga jenis motor stepper: motor stepper Magnet Permanen,
yang
sama, penggunaan motor stepper memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan penggunaan motor DC biasa. Keunggulannya antara lain adalah : (Syahrul, 2011)
Motor dapat langsung memberikan torsi penuh pada saat mulai bergerak
Posisi dan pergerakan repetisinya dapat ditentukan secara presisi
Memiliki respon yang sangat baik terhadap mulai, stop dan berbalik (perputaran)
Sangat realibel karena tidak adanya sikat yang bersentuhan dengan rotor seperti pada motor DC
Dapat menghasilkan perputaran yang lambat sehingga beban dapat dikopel langsung ke porosnya
Frekuensi perputaran dapat ditentukan secara bebas dan mudah pada range yang luas.
Gambar 6. 13 Motor Stepper Sumber: www.omc-stepperonline.com 6.7 Baterai
beban. Menurut penggunaan baterai dapat diklasifikasikan menjadi: (Hasnawiya Hasan, 2012)
a. Baterai Primer
Baterai primer hanya digunakan dalam pemakaian sekali saja. Pada waktu baterai dipakai, material dari salah satu elektroda menjadi larut dalam elektrolik dan tidak dapat dikembalikan dalam keadaan semula.
b. Baterai Sekunder
Baterai sekunder adalah baterai yang dapat digunakan kembali dan kembali dimuati. Pada waktu pengisian baterai elektroda dan elektrolik mengalami perubahan kimia, setelah baterai dipakai, elektroda dan elektrolit dapat dimuati kembali, kondisi semula setelah kekuatannya melemah yaitu dengan melewatkan arus dengan arah yang berlawanan dengan pada saat baterai digunakan. Pada saat dimuati energi listrik diubah dalam energi kimia. Jadi, dapat kita ketahui bahwa fungsi baterai pada rancangan pembangkit tenaga surya ini adalah untuk menyimpan energi yang dihasilkan solar cell pada siang hari, tujuannya adalah untuk menyimpan energi listrik cadangan ketika cuaca mendung atau hujan serta pada malam hari. Dengan demikian dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan. Baterai yang digunakan adalah jenis asam timbal (baterai basah) yang dapat diisi ulang cairan kimia dan energi listrik.
Gambar 6. 14 Baterai / Aki Sebagai Penyimpan Energi Listrik
Sumber: (Hasnawiya Hasan, 2012)
7. Metodologi
mengetahui efisiensi dari keduanya. Penelitian ini berupa studi khasus untuk kawasan Universitas Riau.
Gambar 7. 1 Bagan Alir Analisa Data
Selesai
Sytem saklar Otomatis
Waktu
pengambilan setiap 30 menit Sytem Statik
Waktu pengambilan di sesuikan dengan
waktu dinamik
Mulai
Identifikasi Masalah
Tinjauan Pustaka
Data Cuaca
Syste m
Penyusunan Tugas Akhir
a. Studi Literatur
Studi literatur dan pendalaman pemahamaan terhadap teori, pengujian performa dari panel surya dinamik, serta membandingkan panel surya dinamik dan panel surya statik untuk melihat efisiensi. Studi literature dilakukan dengan mempelajari buku-buku, jurnal dan artikel ilmiah terbaru yang relevan.
b. Mekanisme Penelitian
Adapun mekanisme penelitian ini yang dilakukan dengan variabel cuaca yang berbeda, seperti cuaca cerah, hujan, mendung dan cuaca yang berubah ubah. Mekanisme yang dilakukan antara lain:
1. Panel Surya Dinamik
Langkah awal yang dilakukan dengan alat dan meihat proses kerjanya, dilakukan pengujian dengan menempatkan alat dibawah sinar matahari dimulai dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. System kerja panel surya dinamik yaitu panel surya bergerak mengikuti arah sinar matahari, pengambilan data akan dilakukan setiap 30 menit sekali dengan mengukur besar arus yang dihasilkan dan mencatatnya. Selama 9 jam pengambilan data berupa arus listrik dan disimpan oleh batrai.
2. Panel Surya Statik
Pada pengambilan data ini menggunakan alat yang sama yaitu menggunakan panel surya yang dibuat ketangkanya memiliki sudut tertentu yang sesuai setandar yang sisarankan seperti yang digunakan secara umum. Waktu pengambilan data dilakukan pada pukul 08.00 WIB dan 17.00 WIB, pengukurannya bersamaan dengan panel surya Dinamik berupa arus listrik yang dihasilkan dan disimpan dibatrai.
c. Pengolahan Data
Data yang diambil adalah V = tegangan listrik dengan satuan Volt (V) dan I = arus listrik dengan satuan Amper (A). Selanjutnya akan dilakukan perhitungan P = I.V dengan P = daya listrik dengan satuan Watt (W)
7.2 Alat
Dalam melakukan pengukuran alat yang digukan adalah multimeter. Multimeter adalah alat pengukur listrik yang juga sering disebut sebagai VOM (Volt-Ohm Meter), dapat digunakan untuk mengukur tegangan (Volt meter), hambatan (Ohm meter) maupun arus (Ampere meter). Terdapat dua jenis multimeter, yaitu multimeter non elektronis dan multimeter elektronis.
Gambar 7. 2 Multimeter 8. Jadwal Kegiatan
Tabel 6. 2 Jadwal Kegiatan Penelitian N
o Kegiatan Lokasi
Bulan
ke-1 2 3 4 5 6
1 Pengumpulan data Kampus UR 2 Perancangan Model Lab. Metrologi Industri 3 Pembuatan Model Lab. Metrologi Industri
dan Lab. Produksi 4 Perakitan
Komponen
Lab. Metrologi Industri dan Lab. Produksi 5 Pemasangan Alat Lab. Metrologi Industri 4 Pembuatan Laporan Lab. Metrologi Industri
Wilson Walery Wenas, 1996 “Elektro Indonesia” Edisi 4 Laboraturium Semikonduktor,Fisika ITB
Mintorogo, Santoso D, 2000 ” Strategi Aplikasi Sel Surya (Photovoltaic Cells) Pada Perumahan Dan Bangunan Komersial” Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Fajaryanto, wahyu, 2017 “Pengujian Peforma Panel Surya Dinamik dan Statik Dengan Melakukan Daya Autput” sekripsi, Teknik Mesin, Universitas Riau, Pekanbaru
Palevi, Reza, 2014 “Pengujian Karakteristik Panel Surya Berdasarkan Intensitas Tenaga Surya” Naskah Publikasi, Teknik Elektro, Universitas Muhammadiyah, Surakarta
Hasan H, 2012 “Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Suryadi Pulau Saugi” Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 10, Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makasar
Firmansyah, 2012“Rancang Bangun Sistem Kontrol Penggerak Panel Sel Surya Berbasis Program Mable Logic Controller” Jurnal Swateknologi Vol. 2 No. 2, Politeknik Swadharma
Rizal Fiqi.M., 2008,” Penerapan Panel Fotovoltaik Terintegrasi Pada Fasade dan Atap”, Skripsi Sarjana, Univertas Indonesia, Depok
Jansen, T.J., 1995 “Teknologi Rekayasa Sel Surya”, PT Pradnya Paramita, Jakarta Syahrul, 2011 “ Motor Stepper: Teknologi, Metoda dan Rangkaian Kontrol”
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol. 6 No. 2, Teknik Komputer, Universitas Komputer Indonesia.
G Timotheus Togar, 2015 “Pemanfaatan Photovoltaic Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya” Jurnal, Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel, Medan. Yuliarto Brian, 2017 “Manajemen Energi Matahari” ITB , Bandung