• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH METODOLOGI STUDI ISLAM (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH METODOLOGI STUDI ISLAM (1)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH METODOLOGI STUDI ISLAM

Biografi Sayyidi Quthb Sayyidi Quthb adalah seorang ilmuwan, sastrawan, ahli tafsir sekaligus pemikir dari Mesir. Ia banyak menulis dalam berbagai bidang. Ia mempunyai nama lengkap Sayyid Qutb Ibrahim Husain Syadzili. Ia lahir di daerah Asyut, Mesir tahun 1906, di sebuah desa dengan tradisi agama yang kental. Dengan tradisi yang seperti itu,maka tak heran jika Qutb kecil menjadi seorang anak yang pandai dalam ilmu agama. Tak hanya itu, saat usianya masih belia, ia sudah hafal Qur’an. Bakat dan kepandaian menyerap ilmu yang besar itu tak disia-siakan terutama oleh kedua orang tua Qutb. Selama hidupnya selain aktif menulis, ia juga aktif dalam gerakan Islam yang dipimpin oleh Hasan Al-Banna.

Biografi Sayyidi Quthbi darii Googlei Biograf

Sayyid Quthb dilahirkan pada tanggal 9 Oktober 1906 M. di kota Asyut, salah satu daerah di Mesir. Dia merupakan anak tertua dari lima

bersaudara, dua laki-laki dan tiga perempuan. Ayahnya bernama al-Haj Qutb Ibrahim, ia termasuk anggota Partai Nasionalis Musthafa Kamil sekaligus pengelola majalah al-Liwâ`, salah satu majalah yang berkembang pada saat itu. Qutb muda adalah seorang yang sangat pandai. Konon, pada usianya yang relatif muda, dia telah berhasil menghafal al-Qur`an diluar kepala pada umurnya yang ke-10 tahun. Pendidikan dasarnya dia peroleh dari sekolah pemerintah selain yang dia dapatkan dari sekolah Kuttâb (TPA).

Pada tahun 1918 M, dia berhasil menamatkan pendidikan dasarnya. Pada tahun 1921 Sayyid Qutb berangkat ke Kairo untuk melanjutkan

pendidikannya di Madrasah Tsanawiyah. Pada masa mudanya, ia pindah ke Helwan untuk tinggal bersama pamannya, Ahmad Husain Ustman yang merupakan seorang jurnalis. Pada tahun 1925 M, ia masuk ke institusi diklat keguruan, dan lulus tiga tahun kemudian. Lalu ia

melanjutkan jenjang perguruannya di Universitas Dâr al-‘Ulûm hingga memporelah gelar sarjana (Lc) dalam bidang sastra sekaligus diploma pendidikan.

(2)

terlahir dalam keluarga sederhana, Qutb di kirim ke Halwan. Sebuah daerah pinggiran ibukota Mesir, Cairo. Kesempatan yang diperolehnya untuk lebih berkembang di luar kota asal tak disia-siakan oleh Qutb. Semangat dan kemampuan belajar yang tinggi ia tunjukkan pada kedua orang tuanya. Sebagai buktinya, ia berhasil masuk pada perguruan tinggi Tajhisziyah Dar al Ulum, sekarang Universitas Cairo. Kala itu, tak

sembarang orang bisa meraih pendidikan tinggi di tanah Mesir, dan Qutb beruntung menjadi salah satunya. Tentunya dengan kerja keras dan belajar. Tahun 1933 Qutb dapat menyabet gelar sarjana pendidikan.

Sepanjang hayatnya, Sayyid Qutb telah menghasilkan lebih dari dua puluh buah karya dalam berbagai bidang. Penulisan buku-bukunya juga sangat berhubungan erat dengan perjalanan hidupnya. Sebagai contoh, pada era sebelum tahun 1940-an, beliau banyak menulis buku-buku sastra yang hampa akan unsur-unsur agama. Hal ini terlihat pada

karyanya yang berjudul “Muhimmat al-Syi’r f al-Hayâh” pada tahun 1933 dan “Naqd Mustaqbal al-Tsaqâfah fî Misr” pada tahun 1939.

Pada tahun 1940-an, Sayyid Qutb mulai menerapkan unsur-unsur agama di dalam karyanya. Hal itu terlihat pada karya beliau selanjutnya yang berjudul “Tashwîr Fanni f Qur`an” (1945) dan “Masyâhid al-Qiyâmah f al-Qur`an”.

Pada tahun 1950-an, Sayyid Qutb mulai membicarakan soal keadilan, kemasyarakatan dan fkrah Islam yang suci menerusi ‘Adalah al-Ijtima’iyyah f al-Islam dan ‘Ma’rakah al-Islam wa ar-Ra’s al-Maliyyah’. Selain itu, beliau turut menghasilkan “Fî Zhilâl al-Qur`ân’” dan “Dirâsat Islâmiyyah”. Semasa dalam penjara, yaitu mulai dari tahun 1954 hingga 1966, Sayyid Qutb masih terus menghasilkan karya-karyanya. Di antara buku-buku yang berhasil ia tulis dalam penjara adalah “Hâdza al-Dîn”, “al-Mustaqbal li Hâdza al-Dîn”, “Khashâ`is al-Tashawwur al-Islâmi wa Muqawwimâtihi’ Islâm wa Musykilah Hadhârah” dan “Fî Zhilal al-Qur`ân’ (lanjutannya).

(3)

College, di Washington ia jelajahi, Greeley College di Colorado ia timba ilmunya, juga Stanford University di California tak ketinggalan diselami pula. Seperti keranjingan ilmu, tak puas dengan yang ditemuinya ia berkelana ke berbagai negara di Eropa. Itali, Inggris dan Swiss dan berbagai negara lain dikunjunginya. Tapi itupun tak menyiram

dahaganya. Studi di banyak tempat yang dilakukannya memberi satu kesimpulan pada Sayyid Qutb.

Hukum dan ilmu Allah saja muaranya. Selama ia mengembara, banyak problem yang ditemuinya di

beberapa negara. Secara garis besar Sayyid Qutb menarik kesimpulan, bahwa problem yang ada ditimbulkan oleh dunia yang semakin

matrealistis dan jauh dari nilai-nilai agama. Alhasil, setelah lama mengembara, Sayyid Qutb kembali lagi ke asalnya. Seperti pepatah, sejauh-jauh bangau terbang, pasti akan pulang ke kandang. Ia merasa, bahwa Qur’an sudah sejak lama mampu menjawab semua pertanyaan yang ada. Ia kembali ke Mesir dan bergabung dengan kelompok

pergerakan Ihkawanul Muslimin. Di sanalah Sayyid Qutb benar-benar mengaktualisasikan dirinya. Dengan kapasitas dan ilmunya, tak lama namanya meroket dalam pergerakan itu. Tapi pada tahun 1951,

pemerintahan Mesir mengeluarkan larangan dan pembubaran ikhwanul muslimin.

(4)

paksa di kamp-kamp penampungan selama 15 tahun lamanya. Berpindah-pindah penjara, begitulah yang diterima Sayyid Qutb dari pemerintahnya kala itu.

Hal itu terus di alaminya sampai pertengahan 1964, saat presiden Irak kala itu melawat ke Mesir. Abdul Salam Arief, sang presiden Irak,

memminta pada pemerintahan Mesir untuk membebaskan Sayyid Qutb tanpa tuntutan. Tapi ternyata kehidupan bebas tanpa dinding pembatas tak lama dinikmatinya. Setahun kemudian, pemerintah kembali

menahannya tanpa alasan yang jelas. Kali ini justru lebih pedih lagi, Sayyid Qutb tak hanya sendiri. Tiga saudaranya dipaksa ikut serta dalam penahanan ini. Muhammad Qutb, Hamidah dan Aminah, serta 20.000 rakyat Mesir lainnya. Alasannya seperti semua, menuduh Ikhwanul Muslimin membuat gerakan yang berusaha menggulingkan dan

membunuh Presiden Naseer. Ternyata, berjuang dan menjadi orang baik butuh pengorbanan. Tak semua niat baik dapat diterima dengan lapang dada. Hukuman yang diterima kali ini pun lebih berat dari semua

hukuman yang pernah diterima Sayyid Qutb sebelumnya. Ia dan dua kawan seperjuangannya dijatuhi hukuman mati.

Meski berbagai kalangan dari dunia internasional telah mengecam Mesir atas hukuman tersebut, Mesir tetap saja bersikukuh seperti batu. Tepat pada tanggal 29 Agustus 1969, ia syahid di depan algojo-algojo

pembunuhnya. Sebelum ia menghadapi ekskusinya dengan gagah berani, Sayyid Qutb sempat menuliskan corat-coret sederhana, tentang pertanyaan dan pembelaannya. Kini corat-coret itu telah menjadi buku berjudul, “Mengapa Saya Dihukum Mati”. Sebuah pertanyaan yang tak pernah bisa dijawab oleh pemerintahan Mesir kala itu.

Ketika beliau diadili pada tahun 1954 juga berkata: “Apabila tuan-tuan menghendaki kepala saya, inilah aku dengan kepalaku di atas tapak tanganku sendiri!”

Tidak lama setelah penembakan terhadap Hasan Al-Banna, terjadilah penangkapan besar-besaran terhadap anggota Ihwanul Muslimin oleh rezim Nasser, yang beliau waktu itu menjabat Perdana Menteri dan Ketua Dewan Revolusi Mesir. Anggota Ikhwanul Muslimin yang ditangkap ketika itu sebanyak 10,000 (sepuluh ribu)

(5)

Baru 20 hari sejak penangkapan besar-besaran itu, terdapat 1,000 orang tahanan anggota Ikhwanul Muslimin yang mati akibat siksaan dan penganiayaan. Dan 6 (enam) orang yang dijatuhi hukuman mati.

Di antara anggota-anggota Ikhwanul Muslimin yang ditahan dalam penjara itu adalah Hakim Dr. Abdul Qadir Audah, Muhammad Faraghali, dan Sayyid Quthub. Para tahanan itu tidak sedikit yang dijatuhi hukuman penjara antara 15 tahun sampai seumur hidup, dan juga hukuman mati, dan kerja paksa memotong dan memecah batu-batu di gunung-ganang. Mereka yang membangkang mogok tidak mau kerja paksa kemudian ditembak. Pernah kejadian yang mogok itu ditembak sekaligus 22 orang dalam penjara mereka. Kejadian itu pada tahun 1977.

Adapun Sayyid Quthub, beliau pernah dihebahkan oleh pihak lnggris, barangsiapa yang dapat menangkapnya akan mendapat hadiah 2000 Poundsterling.

Sayyid Quthub ini lahir pada tahun 1903 di Musha, sebuah kota kecil di Asyut, Mesir. Beliau telah hafal Al-Quran 30 Juz sejak masih anak-anak, meraih gelar sarjana dalam tahun 1933 dari Universitas Cairo, kemudian bekerja pada

Kementerian Pendidikan. Kementerian Pendidikan kemudiannya mengirim beliau untuk belajar di Amerika Serikat selama dua tahun.

Sepulang dari Amerika Serikat beliau ke Inggris, Swiss, dan Itali. Sepulangnya dari luar negeri beliau kemudian menyatakan keyakinannya bahawa Mesir harus

membebaskan diri dari kebudayaan asing yang negatif dan merusak keperibadian Islam serta ketimuran itu.

Beliau adalah seorang penyair dan sastrawan yang hasil karyanya diperhatikan orang. Pada tahun 1946 beliau menulis buku berjudul Keadilan Sosial Di Dalam Islam. Buku ini amat populer dan cemerlang sehingga menjadikan beliau termasyhur. Apalagi setelah buku ini diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, beliau benar-benar seorang tokoh yang berwawasan. Terutama buku ini sebagai jawaban dari sikap Nasser yang mengumandangkan Sosialisme Arab itu.

Sebenarnya Sayyid Quthub ditahan jauh sebelum peristiwa Sandiwara Penentangan terhadap Nasser pada tanggal 26 Oktober 1954, yaitu dua hari setelah Ikhwanul Muslimin dilarang oleh Nasser. Adapun kesalahan beliau yang paling banyak ialah karena beliau mengarang dan menulis beberapa buku yang bersifat semangat Islam. Selain Keadilan Sosial Dalam Islam, juga buku Tonggak-tonggak Jalan yang isinya menolak kebudayaan jahiliyah moden dalam segala bentuk dan praktiknya.

(6)

yang kemudian selamat kembali kepada keluarga mereka. Mereka banyak berkisah tentang kekejaman penguasa zaman Raja Farouk maupun oleh Pemerintah Nasser. Ramai para bekas tahanan itu yang bercerita sambil bercucuran air mata bila teringat kawan-kawannya yang mati disiksa dan dibantai di hadapan mata kepala mereka sendiri. Hukuman cambuk, cuci otak dengan alat-alat elektronik sehingga para korban menjadi hilang akal, dan sebagainya. Bermacam-macam tuduhan yang dilontarkan. Tuduhan palsu, fitnah yang dibuat-buat, yang kesemuanya itu tidak ada kesempatan bagi para anggota Ikhwan untuk membela diri. Mereka tetap mengatakan Ikhwanul Muslimin salah, mengkhianati negara dan bangsa, dan sebagainya serta tuduhan-tuduhan yang tidak masuk akal.

Adik Sayyid Quthub yang bernama Muhammad Quthub meninggal dalam penjara. Dan Sayyid Quthub sendiri dibebaskan oleh penguasa pada tahun 1964 atas usaha Presiden lrak, Abdus Salam Aref almarhum. Selepas dari tahanan ini keluarlah buku beliau berjudul Tonggak-tonggak Islam, sehingga pada bulan Agustus 1965 beliau ditangkap dan ditahan lagi bersama 46,000 (empat puluh enam ribu) anggota Ikhwanul Muslimin.

Dalam pengadilan beliau berkata, “Aku tahu bahwa kali ini yang dikehendaki oleh pemerintah (Nasser) adalah kepalaku. Sama sekali aku tidak menyesali kematianku, sebaliknya aku berbahagia kerana mati demi cinta. Tinggal sejarah yang

memutuskan, siapakah yang benar, Ikhwan ataukah rezim ini”.

Ketika beliau diadili pada tahun 1954 juga berkata: “Apabila tuan-tuan menghendaki kepada saya, inilah aku dengan kepalaku di atas tapak tanganku sendiri!”

Pada bulan Agustus 1966 Mahkamah Militer menjatuhkan hukuman gantung kepada tokoh Ikhwanul Muslimin termasuk beliau. Dengan sebuah senyum pada hari Senin, di waktu fajar menyingsing tanggal 29 Agustus 1966, beliau meninggal dunia di tiang gantung sebagai jalan untuk menemui Allah! Selama dalam masa penahanan, beliau menulis kitab tafsir Al-Quran yang sangat populer (Fi Zilalil Qur’an) yang saat ini banyak dijadikan kitab referensi dalam berbagai kajian Islam.

(7)

Demikianlah nasib para pejuang dalam membela kebenaran, bahawa risiko yang dihadapinya tidak sedikit dan bahkan sering membawa korban, disiksa, dianiaya dan demikian itulah cara Allah untuk mengetahui keimanan dan ketakwaan seseorang. Dengan demikian, jelaslah bahwa siapa saja yang tidak mau berjuang untuk membela kebenaran adalah orang yang lemah mentalnya, dan akan mendapat siksa di akhirat nanti.

Waallahu A’lam

“The history of the world is but the biography of great man”, sejarah adalah tak lebih merupakan kumpulan biografi orang-orang besar. Pernyataan yang pernah

dilontarkan oleh Thomas Carlyle tersebut adalah pernyataan yang tepat untuk melukiskan makna sejarah. Karena ketika membaca sejarah, kita akan menemukan sepak terjang dan aksi orang-orang besar yang ada di dalamnya. Yaitu mereka yang pernah melakukan pekerjaan yang besar. Pekerjaan yang mampu merubah mata angin dan pola pikir umat manusia.

Salah satu orang besar yang mampu menorehkan sejarah hidupnya dengan indah adalah Sayyid Quthb. Karya-karyanya menjadi inspirasi bagi bangkitnya jihad Islam di seluruh dunia. Setidaknya itulah yang diakui oleh pengamat ‘terorisme’ dan ulama’ su’ yang menjadi pelayan Thoghut. Ya, ia bernama Sayyid Quthb –Rahimahullah-. Di antara mereka yang begitu tergetar dengan sosok mulia ini adalah seorang polisi yang menyaksikan eksekusi matinya pada tahun 1966.

(8)

Dini hari esoknya, aku dan temanku menuntun tangannya dan membawanya ke sebuah mobil tertutup, di mana di dalamnya telah ada beberapa tahanan lainnya yang juga akan dieksekusi. Beberapa saat kemudian, mobil penjara itu berangkat ke tempat eksekusi, dikawal oleh beberapa mobil militer yang membawa kawanan tentara bersenjata lengkap.

Begitu tiba di tempat eksekusi, tiap tentara menempati posisinya dengan senjata. Para perwira militer telah menyiapkan segala hal termasuk memasang instalasi tiang gantung untuk setiap tahanan. Seorang tentara eksekutor mengalungkan tali gantung ke leher beliau dan para tahanan lain. Setelah semua siap, seluruh petugas bersiap menunggu perintah eksekusi. Di tengah suasana ‘maut’ yang begitu mencekam dan menggoncangkan jiwa itu, aku menyaksikan peristiwa yang mengharukan dan mengagumkan. Ketika tali gantung telah mengikat leher mereka, masing-masing saling menasehati saudaranya untuk tetap tsabat dan sabar, serta menyampaikan kabar gembira, saling berjanji untuk bertemu di surga, bersama dengan Rasululloh tercinta dan para shahabatnya. Nasehat ini kemudian diakhiri dengan pekikan, “ALLAHU AKBAR, WA LILLLAHIL HAMD.” Aku tergetar mendengarnya.

Di saat yang genting itu, kami mendengar bunyi mobil datang. Gerbang ruangan dibuka dan seorang pejabat militer tingkat tinggi datang dengan tergesa-gesa sembari memberi komando agar pelaksanaan eksekusi ditunda. Perwira tinggi itu mendekati Sayyid Quthb, lalu memerintahkan agar tali gantungan dilepaskan dan tutup mata dibuka. Perwira itu kemudian menyampaikan kata-kata dengan bibir bergetar, “Saudaraku Sayyid, aku datang bersegera menghadap anda, dengan membawa kabar gembira dan pengampunan dari presiden kita yang sangat pengasih. Anda hanya perlu menulis satu kalimat saja sehingga anda dan seluruh teman-teman anda akan diampuni.” Perwira itu tidak membuang-buang waktu, ia segera mengeluarkan sebuah notes kecil dari saku bajunya dan sebuah bolpen, lalu berkata, “Tulislah saudaraku, satu kalimat saja…Aku bersalah dan aku minta maaf…”

(Hal serupa pernah terjadi ketika Ustadz Sayyid Quthb dipenjara, lalu datanglah Aminah, saudari beliau, sembari membawa pesan dari rezim thaghut Mesir, meminta agar Sayyid Quthb sekedar mengajukan permohonan maaf secara tertulis kepada presiden Jamal Abdul Nasher, sehingga ia akan diampuni. Sayyid Quthb

mengucapkan kata-katanya yang terkenal, “Telunjuk yang senantiasa

mempersaksikan keesaan Allah dalam setiap shalatnya, menolak untuk menuliskan barang satu huruf penundukan atau menyerah kepada rezim thaghut….”)

(9)

rasa sedih yang mendalam, “Tetapi Sayyid, itu artinya kematian…” Ustadz Sayyid Quthb berkata tenang, “Selamat datang kematian di jalan Allah….Sungguh Allah Maha Besar !”

Aku menyaksikan seluruh episode ini, dan tidak mampu berkata apa-apa. Kami menyaksikan gunung menjulang yang kokoh berdiri mempertahankan iman dan keyakinan. Dialog itu tidak dilanjutkan, dan sang perwira memberi tanda eksekusi untuk dilanjutkan. Segera, para eksekutor akan menekan tugas, dan tubuh Sayyid Quthb beserta kawan-kawannya akan menggantung. Lisan mereka yang akan menjalani eksekusi itu mengucapkan sesuatu yang tidak akan pernah kami lupakan untuk selama-lamanya. Mereka mengucapkan, “Laa ilaaha illallah, Muhammadur Rasululloh…”

Sejak hari itu, aku berjanji kepada diriku untuk bertobat, takut kepada Allah, dan berusaha menjadi hamba-Nya yang shaleh. Aku senantiasa berdoa kepada Allah agar Dia mengampuni dosa-dosaku, serta menjaga diriku di dalam iman hingga akhir hayatku.”

–Sumber : Mereka yang kembali kepada Allah, oleh Muhammad Abdul Aziz al-Musnad dan diterjemahkan oleh Dr. Muhammad Amin Taufiq-.

Buku Petunjuk Jalan atau Ma’aalim fi Ath-Thoriq karya AsySyahid Sayyid Quthb

rahimahullah merupakan buku yang mengantarkan sang penulis meraih kesyahidan di tiang gantungan rezim zalim penguasa Mesir Gamal Abdul Nasser. Beliau dihukum mati hukum gantung pada tanggal 29 Agustus 1966. Mahkamah Revolusi merujuk pada buku-buku Sayyid Quthb terutama Ma’aalim fi Ath-Thoriq, yang mendasari pernyataan seruan revolusi terhadap seluruh kedaulatan yang tidak berdasarkan Syari’at Allah. Sedangkan ideologi yang diserukan oleh Nasser merupakan Nasionalisme-Sekuler.

(10)

دابعلا ةدابع نم ا ةدابع ىلإ مكوعدأ ينإف

“Sesungguhnya aku menyeru kalian kepada penghambaan Allah ta’aala semata dan meninggalkan penghambaan sesama hamba.” (HR Al-Baihaqi 2126)

هدحو ا ةدابعل دابعلا ةدابع نم سانلا ارخنل ا انثعتبا اا

“Kami (umat Islam) diutus Allah untuk mengeluarkan manusia dari penghambaan sesama hamba untuk menghamba kepada Allah semata.”

Dalam bab kedua bukunya, Sayyid Quthb memberinya judul Thobi’ah Manhaj Al-Qur’aaniy (Wujud Metode Al-Qur’an). Beliau membahas di dalamnya bentuk da’wah Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam semasa di Mekkah sebelum hijrah ke Madinah. Qur’an Makki yang turun selama tigabelas tahun di Mekkah hanya

membicarakan satu persoalan, yaitu persoalan aqidah, dengan titik perhatian kepada dua hal: ketuhanan (Al-Uluhiyah) dan penghambaan (Al-’Ubudiyah) serta hubungan antara keduanya.

Berdasarkan itu, maka Sayyid Quthb menjelaskan mengapa Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengawali da’wahnya dengan mengibarkan bendera aqidah Laa ilaaha illA-llah padahal pilihan tersebut mengundang perlawanan dan penganiayaan kaum musyrik Mekkah. Mereka sangat faham apa konsekuensi makna kalimat tersebut. Iniliah sebagian yang ditulis Sayyid Quthb mengomentari hal ini:

Dipandang dari segi kenyataan yang ada dan menurut pandangan otak manusia yang terselubung itu, ini bukanlah .merupakan jalan yang termudah ke hati bangsa Arab. Dalam bahasa mereka, mereka telah mengenal pengertian ilah (Tuhan) dan pengertian la ilaha illa-llah. Mereka mengetahui bahwa uluhiyah (ketuhanan) itu berarti hakimiyah (penguasaan) yang tertinggi. Mereka mengerti bahwa

mentauhidkan ketuhanan dan menyatukan Allah itu dengan tauhid berarti melucuti kekuasaan yang dipergunakan oleh pemuka (dukun) agama, ketua suku, pangeran dan penguasa, dan mengembalikan semuanya kepada Allah. Kekuasaan atas hati nurani, kekuasaan atas perasaan, kekuasaan atas kenyataan hidup, kekuasaan atas harta, kekuasaan atas hukum dan kekuasaan atas jiwa dan raga. Mereka mengetahui bahwa la ilaha illa-llah itu adalah suatu revolusi terhadap kekuasaan bumi yang telah merampas cirikhas ketuhanan yang pertama : revolusi terhadap situasi yang timbul atas prinsip perampasan ini; dan

(11)

seruan la ilaha illa-llah apa yang dimaksud oleh seruan ini tentang situasi,

kepemimpinan dan kekuasaan mereka. Karena itu mereka telah menyambut seruan ini atau revolusi itu dengan sambutan yang amat keras itu, dan mereka perangi dengan peperangan yang belum di kenal orang sebelumnya.

Jadi, menurut penulis, bila ingin mewujudkan kembali lahirnya generasi muslim seperti para sahabat kita harus menekankan kepada pembangunan aqidah secara konsisten. Dan kegiatan ini tidak bisa diharapkan berlangsung dalam waktu singkat. Ia membutuhkan kesabaran untuk menjalankannya dalam waktu yang panjang. Para sahabat saja, di bawah bimbingan pendidik (murabbi) terbaik yi Rasulullah,

memerlukan tidak kurang dari 13 tahun. Jika kualitas kita separuh para sahabat, maka kira-kira diperlukan waktu 2 x 13 tahun = 26 tahun. Kalau kualitas kita hanya

sepesepuluh para sahabat, maka dibutuhkan waktu kira-kira 10 x 13 tahun = 130 tahun..!!!

Yang pasti penulis memandang bahwa inilah jalan sekaligus metode satu-satunya penegakkan Islam untuk melahirkan generasi pertama. Dan ini pulalah jalan sekaligus metode untuk mewujudkan Islam di tempat dan zaman kapanpun. Perhatikan

tulisannya di bawah ini:

Inilah wujud (nature) agama ini, sebagaimana disarikan dari metode Quran Makki. Kita harus mengetahui wujudnya ini. Kita jangan mencoba merobahnya hanya untuk memenuhi keinginan sesaat yang kalah di depan bentuk-bentuk teori-teori manusia. Dengan bentuknya yang seperti ini, ia telah membentuk ummat Islam yang pertama. Dan dengan cara yang begitu pulalah ia akan membentuk ummat Islam setiap kali ia ingin untuk mengulang mengeluarkan ummat Islam sekali lagi ke alam nyata, sebagaimana Allah telah mengeluarkannya pertama kali.

Ketua persatuan ulama Muslim internasional, Syekhi Yusufi al-Qardhawi, menyatakan pemikiran takfr (pengkafran pada muslim lain) dalam kitab-kitab Sayyid Quthb sama sekali tidak mencerminkan ajaran Islam

(12)

Pernyataan Qardhawi ini disampaikan dalam dialog dengan Dr. Dhia Rishwan, peneliti gerakan Islam terkemuka asal Mesir, dalam program acara televisi "Manabir wa Madaf" (Mimbar dan Debat) yang disiarkan oleh kanal al-Fara'in Mesir pada Jumat (7/8), sebagaimana dilansir IslamOnline.net.

Darii Moderati kei Konservatif

Menurut Qardhawi, Sayyid Quthb bergabung dan aktif di organisasi Ikhwan al-Muslimin sejak awal tahun 50-an atas dasar ketertarikan dan kekagumanya pada Ikhwan. Pada mulanya, Quthb berpemikiran moderat dan selaras dengan Ikhwan, namun lama kelamaan, Quthb berubah menjadi lebih konserfatif. Perubahan ini terjadi pada akhir-akhir masa hidupnya, khususnya dalam kitab tafsir Fi Dzilal al-Qur'an (Dalam Naungan Alquran) dan kitab Ma'alim f at-Thariq (Rambu-Rambu Jalan). Perubahan ini juga sangat jelas ketika kita bandingkan Dzilal cetakan pertama dan cetekan keduanya, pada cetakan kedua lah mulai muncul pemikiran hakimiyah (masyarakat hukum) dan jahilyah (masyarakat jahiliyah. Read More

"Ahlussunnah tidak pernah condong kepada takfr, tidak sebagaimana yang sering dilakukan oleh sekte Khawarij," jelas Qardhawi.

Pemikiran takfr tersebut, lanjut Qardhawi, berkembang ketika ia mendekam di penjara. Kondisi ini cukup memengaruhi pemikiranya. Quthb menganggap pemerintah yang ada sebagai komunis dan jauh dari agama.

Meski demikian, jika saja Sayyid Quthb saat itu tidak digantung (pada 29 Agustus 1966) dan diberi kesempatan untuk hidup normal (tidak dalam tekanan politik) dan berbaur dengan masyarakat, kemungkinan pemikiran Quthb akan berubah dan kembali lagi kepada pemikiran moderat.

Quthbi dani Pendidikani Ikhwan

Menurut Qardhawi, Sayyid Quthb merupakan salah seorang yang sangat mengagumi sosok Imam Hasan al-Banna, pendiri Ikhwan. Atas

(13)

Meski demikian, pada perjalanan selanjutnya, masih menurut Qardhawi, Quthb lebih dipengaruhi oleh pemikiran Abul A'la al-Mawdudi, tokoh Islam sezamannya dari Pakistan.

Namun menurut Qardhawi pemikiran takfr dan tajhil (menganggap masyarakat Islam saat ini adalah jahiliyyah) sangat berbeda dengan pemikiran Mawdudi sendiri.

"Pemikiran Quthb lebih kepada pencampuran antara Ikhwan, Salaf, dan Jihadi," jelas Qadhawi.

"Sayyid Quthb adalah sastrawan, pemikir, cendikiawan, penafsir, dan tokoh Islam terbesar pada masanya," terang Qardhawi. Namun, tambah Qardhawi, Quthb adalah orang yang paling bertanggung jawab atas berkembangnya aliran pemikiran radikal yang sekarang marak di kalangan sebagian umat Islam.(rpb/sbl)

Sayyid Quthb

Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas Sayyid Quthb

Sayyid Quthb di balik jeruji besi di sebuah penjara Mesir

Nama: Sayyid Quthb

Judul:

Lahir: 9 Oktober 1906

Kematian: 29 Agustus 1966 (umur 59)

Etnis:Mesir

(14)

Maddhab: Syafi'i Sekolah tradisi: Sunni

Kepentingan utama:Islam , Politik , penafsiran Al-Quran ( tafsir )

Gagasan penting:Jahiliyah , Ubudiyya

Pekerjaan:Tonggak, Dalam Shade dari Quran

Pengaruh:Hassan al-BannaMaududi , Ibnu al-Qayyim , Sayyid Abul Ala

Sayyid Quthb (Arab pengucapan: [ qˤ t sajjʊ ɪ d b] ) (juga Said, Syed, Sayyid, Sayid, atau Sayed; Koteb, Qutub, Kotb, atau Kutb) ( bahasa Arab : ,بطق ديس9 Oktober 1906 [1] -

29 Agustus , 1966) adalah seorang Mesir penulis, pendidik, Islam , penyair , dan terkemuka teolog Islam dari MesirIkhwanul Muslimin pada 1950-an dan 60-an. Penulis 24 buku, termasuk novel, 'kritik seni sastra, bekerja pada pendidikan, ia paling dikenal di dunia Muslim untuk karyanya pada apa yang diyakini dan peran sosial politik Islam , khususnya dalam bukunya Keadilan Sosial dan Ma 'alim fi-l-Tariq (Milestones). Nya magnum opus , Fi Zilal al-Qur'an (Di bawah naungan Al Qur'an), adalah jilid 30 komentar pada Alquran.

Meskipun sebagian besar pengamatan dan kritik yang ditujukan pada dunia Muslim, Qutb juga dikenal karena penolakan tentang masyarakat dan budaya Amerika Serikat

[2][3] yang dilihatnya sebagai terobsesi dengan materialisme dan kekerasan. [4]

pandangan tentang Quthb sangat bervariasi. Dia telah digambarkan oleh pendukung sebagai yang besar seniman dan martir untuk Islam , [5][6] tetapi banyak pengamat

Barat sebagai seorang yang berbentuk ide-ide Islam[7] Hari ini, pendukungnya sering

diidentifikasi sebagai Qutbists[8] atau "Qutbi", meskipun mereka tidak menggunakan

istilah untuk menggambarkan diri mereka sendiri.

Isi

[hide]

 1 Kehidupan dan karir publik o 1.1 Anak Usia Dini

o 1.2 Kunjungan ke Amerika o 1.3 Kembali ke Mesir

 2 Evolusi Pemikiran, Views & Laporan o 2.1 Sekularisme

 3 Politik filsafat

(15)

 4 Kritik  5 Legacy

o 5.1 Al-Qaeda dan Jihad Islam  6 Pekerjaan

 7 Lihat juga  8 Referensi

o 8.1 Bibliografi  9 Pranala luar

[

sunting

] Kehidupan dan karier publik

[

sunting

] Anak Usia Dini

Qutb dibesarkan di desa Mesir Musha , yang terletak di Upper Provinsi Asyut Mesir. Ayahnya adalah seorang pemilik tanah dan administrator kebun keluarga, tapi ia juga dikenal karena aktivitas politiknya, mengadakan pertemuan mingguan untuk

membahas peristiwa politik dan pembacaan Al Qur'an. Pada usia muda, Sayyid Quthb pertama kali belajar tentang ilustrasi melodi Al Qur'an, yang akan bahan bakar sisi artistik dari kepribadiannya semua cara untuk buku terakhirnya. Pada remaja, Quthb juga seorang kritikus lembaga keagamaan ia datang ke dalam kontak dengan, ia tidak menyukai bagaimana lembaga-lembaga yang digunakan untuk membentuk opini publik dan pikiran. Dia memiliki penghinaan khusus, namun untuk sekolah-sekolah yang mengkhususkan diri dalam studi agama saja, dan berusaha untuk membuktikan bahwa sekolah penduduk setempat yang memegang kelas akademis biasa maupun agama lebih bermanfaat daripada ketidakseimbangan program sekolah agama. Pada saat ini, Quthb dikembangkan membungkuk melawan Imam dan pemahaman tradisional mereka pendidikan, dan ini akan menjadi standar konfrontasi sepanjang hidupnya. [9]

(16)

Al-'adala al-Ijtima'iyya fi-l-Islam (Keadilan Sosial dalam Islam), diterbitkan pada tahun 1949, selama waktunya di Barat.

Meskipun Islam memberikan banyak kedamaian dan kepuasan, [10] ia menderita lain

masalah kesehatan dan pernapasan sepanjang hidupnya dan dikenal untuk ",, nya introvertedness depresi isolasi dan keprihatinan." Dalam penampilan, ia "pucat dengan mata mengantuk." [11] Quthb tidak pernah menikah, sebagian karena agama

teguh keyakinannya. Sementara masyarakat Mesir ia tinggal di perkotaan telah menjadi lebih kebarat-baratan, Quthb percaya bahwa "ide saat ini masyarakat dan tradisi umum yang berlaku tekanan besar - tekanan balik-melanggar, terutama dalam hal perempuan; wanita muslim benar-benar di bawah ekstrim dan tekanan menindas '.

[12] Quthb bercanda kepada pembaca bahwa ia tidak pernah dapat menemukan seorang

wanita dan harus mendamaikan dirinya untuk kesarjanaan. [13]

[

sunting

] Kunjungan ke Amerika

Ini titik balik yang dihasilkan dari kunjungan Quthb ke Amerika Serikat untuk studi yang lebih tinggi dalam administrasi pendidikan. Selama periode dua tahun, ia bekerja di berbagai lembaga termasuk apa yang kemudian Wilson Guru 'College-di Washington, DC dan Colorado State College untuk Pendidikan di Greeley, serta Universitas Stanford . [14] Ia juga melakukan perjalanan secara ekstensif, mengunjungi

kota-kota besar Amerika Serikat dan menghabiskan waktu di Eropa dalam perjalanan kembali ke Mesir.

Setelah kembali ke Mesir, Quthb menerbitkan sebuah artikel berjudul "Amerika yang I Have Seen." Dia adalah kritis terhadap banyak hal ia telah mengamati di Amerika Serikat: pada materialisme , kebebasan individu , sistem ekonomi, rasisme , brutal tinju pertandingan, "miskin" potongan rambut , [3] pendangkalan dalam percakapan

dan persahabatan, [15] pembatasan perceraian , antusiasme untuk olahraga , kurang

artistik perasaan, [15] "hewan-seperti" pencampuran jenis kelamin (yang "lanjut

bahkan di gereja-gereja"), [16] dan dukungan yang kuat untuk negara Israel yang baru. [17] Hisyam Sabrin, mencatat bahwa:

(17)

harus teguh dalam karakter dan berpegang pada instruksi, di tengah-tengah kekacauan kehidupan menyimpang, dan sarana tak berujung memuaskan hasrat kebinatangan, kesenangan, dan dosa-dosa mengerikan? Aku ingin menjadi orang yang terakhir. ". Quthb mencatat dengan ketidaksetujuan seksualitas perempuan Amerika:

gadis Amerika akrab dengan kapasitas menggoda tubuhnya. Dia tahu itu terletak di wajah, dan di mata ekspresif, dan bibir haus. Dia tahu godaan terletak pada payudara bulat, pantat penuh, dan di paha indah, kaki ramping - dan ia menunjukkan semua ini dan tidak menyembunyikannya. [3]

Dia juga berkomentar tentang selera Amerika dalam seni:

Amerika adalah primitif dalam rasa artistik, baik dalam apa yang ia menikmati sebagai seni dan dalam karya seni sendiri. "Jazz" musik adalah musik pilihan. Ini adalah musik yang bahwa orang Negro diciptakan untuk memuaskan kecenderungan primitif mereka, serta keinginan mereka untuk menjadi bising di satu sisi dan

membangkitkan kecenderungan binatang di sisi lain. keracunan Amerika di musik "jazz" tidak mencapai penyelesaian penuh sampai musik disertai dengan menyanyi yang sama kasar dan menyebalkan sebagai musik itu sendiri. Sementara itu, suara instrumen dan suara tunggangan, dan cincin di telinga ke tingkat yang tak tertahankan ... ini agitasi orang banyak [2] meningkat, dan suara persetujuan meningkat, dan telapak tangan mereka cincin di keras, tepuk tangan terus-menerus bahwa semua tapi deafens telinga. [15]

[

sunting

] Kembali ke Mesir

Quthb menyimpulkan bahwa aspek utama dari kehidupan di Amerika adalah primitif dan "mengejutkan", orang-orang yang "mati rasa iman dalam agama, iman dalam seni, dan iman dalam nilai-nilai spiritual sama sekali". Pengalamannya di Amerika Serikat diyakini telah terbentuk di bagian dorongan untuk penolakannya terhadap nilai-nilai Barat dan bergerak ke arah konservatisme setelah kembali ke Mesir. Mengundurkan diri dari pegawai negeri sipil, ia bergabung dengan Ikhwanul Muslimin pada awal 1950-an [18] dan menjadi editor-in-chief of Brothers 'mingguan

Al-Ikhwan al-Muslimin, dan kemudian kepala yang propaganda[19][20][ 21][22][23][24][25] [26][27][28] bagian, serta anggota yang ditunjuk komite kerja dan bimbingan dewan,

cabang tertinggi dalam organisasi. [29 ]

(18)

yang erat dengan gerakan sebelum dan segera setelah kudeta. Banyak anggota Persaudaraan diharapkan Nasser untuk mendirikan pemerintahan Islam. Namun, kerjasama antara dan Free Pejabat Persaudaraan yang ditandai revolusi keberhasilan segera memburuk tampak jelas ideologi nasionalis sekuler Nasserisme sangat tidak sesuai dengan Islamisme Persaudaraan. rezim Nasser menolak untuk melarang alkohol , atau untuk menerapkan aspek lain dari hukum Islam.

Setelah percobaan pembunuhan Nasser pada tahun 1954, pemerintah Mesir digunakan insiden itu untuk membenarkan tindakan keras di Ikhwanul Muslimin, memenjarakan Qutb dan banyak lainnya untuk oposisi vokal mereka untuk berbagai kebijakan pemerintah. Selama tiga tahun pertama di penjara, kondisi buruk dan Quthb disiksa. Dalam tahun kemudian ia diperbolehkan mobilitas lebih lanjut, termasuk kesempatan untuk menulis. [30]

Periode ini melihat komposisi dua karya yang paling penting: sebuah komentar dari Qur'anFi Zilal al-Qur'an Dalam Naungan Al Qur'an), dan sebuah manifesto (Islam politik yang disebut Ma'alim fi-l -Tariq (Milestones). Karya-karya ini merupakan bentuk akhir dari pemikiran Quthb, meliputi nya radikal anti-sekuler dan anti-Barat klaim berdasarkan interpretasi tentang Alquran, sejarah Islam, dan masalah sosial dan politik Mesir. Sekolah pemikiran dia terinspirasi telah menjadi dikenal sebagai Qutbism .

Quthb dibiarkan keluar dari penjara pada akhir 1964 di atas perintah Perdana Menteri Irak , Abdul Salam Arif , hanya 8 bulan sebelum menahan kembali pada bulan Agustus 1965. Ia dituduh merencanakan untuk menggulingkan negara dan tunduk dengan apa yang mempertimbangkan sebuah penelitian menunjukkan. [31] Banyak dari

tuduhan yang ditempatkan terhadap Quthb di pengadilan diambil langsung dari Ma'alim fi-l-Tariq dan ia teguh mendukung pernyataan tertulisnya . Uji coba ini memuncak pada hukuman mati bagi Quthb dan enam anggota lain dari Ikhwanul Muslimin. Ia dijatuhi hukuman mati sebagai pemimpin kelompok berencana untuk membunuh Presiden dan pejabat Mesir lainnya dan kepribadian, meskipun ia bukan penghasut atau pemimpin dari plot yang sebenarnya. [32] Pada tanggal 29 Agustus

1966, ia dihukum gantung.

[

sunting

] Evolusi Pemikiran, Views & Laporan

[

sunting

] Sekularisme

(19)

hukum Islam bisa mencegah pelanggaran seperti itu. Lainnya adalah yang pengalaman Quthb di Amerika sebagai berkulit orang lebih gelap dan anti-Barat kebijakan kurang dari Nasser menunjukkan kepadanya dan berbahaya daya tarik kuat dari kebodohan ( Jahiliyah ')' - suatu ancaman tak terbayangkan, di's estimasi Quthb, ke pikiran sekuler . Dua kutipan pembukaan Milestones bukunya berisi tampilan berikut:

Hal ini diperlukan untuk kepemimpinan baru untuk melestarikan dan

mengembangkan buah material dari jenius kreatif dari Eropa, dan juga untuk menyediakan manusia dengan cita-cita tinggi seperti dan nilai-nilai yang sejauh ini masih belum ditemukan oleh umat manusia, dan yang juga akan memperkenalkan umat manusia dengan cara kehidupan yang harmonis dengan alam manusia, yang positif dan konstruktif, dan yang praktis. [33]

Demokrasi di Barat telah menjadi subur sedemikian rupa bahwa itu adalah pinjaman dari sistem blok Timur, terutama dalam sistem ekonomi, atas nama sosialisme. Ini adalah sama dengan blok Timur. Teori sosial, terutama di antara yang Marxisme, pada awalnya tidak hanya menarik sejumlah besar orang dari Timur tetapi juga dari Barat, karena itu adalah jalan hidup berdasarkan kredo. Tapi sekarang Marxisme dikalahkan di pesawat pemikiran, dan jika dinyatakan bahwa tidak satupun negara di dunia adalah benar-benar Marxis, tidak akan berlebihan. Pada keseluruhan konflik teori ini dengan alam manusia dan kebutuhan-kebutuhannya. Ideologi ini hanya makmur dalam masyarakat merosot atau dalam suatu masyarakat yang telah menjadi takut sebagai hasil dari beberapa bentuk kediktatoran berkepanjangan. Tapi sekarang, bahkan di bawah keadaan ini, sistem ekonomi materialistik adalah gagal, meskipun ini adalah satu-satunya fondasi yang didasarkan struktur. Rusia, yang merupakan pemimpin negara-negara komunis, itu sendiri menderita kekurangan makanan. Meskipun selama zaman para Rusia Tsars digunakan untuk menghasilkan makanan surplus, sekarang harus mengimpor pangan dari luar negeri dan harus menjual cadangan emas untuk tujuan ini. Alasan utama untuk ini adalah kegagalan sistem pertanian kolektif , atau, dapat dikatakan, kegagalan sistem yang bertentangan dengan sifat manusia. [33]

Akhirnya, Qutb menawarkan penjelasan sendiri di Ma'alim fi-l-Tariq, dengan alasan bahwa apa saja yang non-Islam adalah jahat dan korup, saat mengikuti Syariah sebagai sebuah sistem yang lengkap memperluas ke dalam semua aspek kehidupan, akan membawa setiap jenis bermanfaat bagi kemanusiaan , dari kedamaian pribadi dan sosial, dengan "harta" alam semesta. [34]

(20)

Quthb-nya kanak-kanak al Tifl min-Qarya (A Anak Dari Desa) membuat sedikit menyebutkan Islam atau teori politik dan biasanya digolongkan sebagai sastra, pekerjaan sekuler. Namun, penuh dengan referensi ke mistisisme desa, takhayul, Alquran, dan insiden ketidakadilan. Quthb kemudian bekerja mengembangkan bersama tema yang serupa, berurusan dengan penafsiran Al-Qur'an, keadilan sosial, dan Islam politik.

Quthb karir sebagai seorang penulis juga sangat dipengaruhi filsafatnya. Dalam al-Taswiir al-Fanni fil-Quran (Artistik Perwakilan dalam Al Qur'an), Quthb

mengembangkan apresiasi sastra Qur'an dan metodologi komplementer untuk menafsirkan teks. hermeneutika Nya yang diterapkan dalam komentarnya yang luas pada Alquran, Fi zilal al-Qur'an (Dalam Naungan Al-Quran), yang berfungsi sebagai landasan bagi deklarasi Ma'alim fi-l-Tariq.

Akhir dalam hidupnya, Quthb disintesis pengalaman pribadinya dan pengembangan intelektual dalam terkenal Ma'alim fi-l-Tariq , dan politik manifesto agama untuk apa ia percaya adalah sistem Islam yang benar. Itu juga dalam teks yang Quthb mengutuk pemerintahan Muslim, seperti rezim Abdul Nasser di Mesir, sebagai sekuler dengan legitimasi berdasarkan manusia (dan dengan demikian korup), daripada otoritas ilahi. Karya ini, lebih dari yang lain, yang didirikan Quthb sebagai salah satu, jika bukan Islamis utama abad ke-20.

[

sunting

] Filsafat Politik

Bagian dari seri Politik di

Islamisme

Dasar topik [show]

(21)

Manifestasi [show]

Konsep [show]

Kunci teks [show]

Portal Islam Politik portal

v·d·e

Apakah ia disertai kediktatoran, [35] atau lambat pemerintahan oleh Syariah hukum

dengan dasarnya pemerintah sama sekali, [36] defensif jihad atau lambat jihad

ofensif,'s matang politik Quthb pandangan Sayyid selalu berpusat pada Islam - Islam sebagai sebuah sistem lengkap moralitas, keadilan dan pemerintahan, yang undang-undang dan prinsip-prinsip Syariah harus menjadi satu-satunya dasar pemerintahan dan segala sesuatu dalam hidup. Dalam karya sebelumnya, [37] Quthb menggambarkan

jihad sebagai pertahanan militer, kampanye Islam untuk melindungi dirinya. [38]

Tentang masalah pemerintahan Islam, Quthb berbeda dengan Muslim modernis dan reformis banyak yang mengklaim demokrasi adalah Islam karena lembaga Al-Quran dari Syura didukung pemilu dan demokrasi. Qutb menunjukkan bahwa bab Syura Al-Qur'an diturunkan selama periode Mekkan, dan oleh karena itu, tidak menangani masalah pemerintahan. Itu membuat referensi tidak untuk pemilihan dan panggilan hanya untuk penguasa untuk berkonsultasi beberapa memerintah, sebagai kasus khusus dari aturan umum Syura . [39]

Quthb berpendapat (pada waktu itu) bahwa 'hanya kediktatoran' akan lebih Islam dari satu tirani. [40] Quthb juga menentang ideologi yang populer kemudian dari

nasionalisme Arab , telah menjadi kecewa dengan Revolusi Nasser 1952 dan telah terpapar ke rezim praktek penangkapan sewenang-wenang, penyiksaan, dan kekerasan mematikan selama penahanannya.

(22)

Ini paparan penyalahgunaan kekuasaan diragukan lagi berkontribusi terhadap ide-ide dalam-terkenal ditulis Islam manifesto penjara Ma'alim fi-l-Tariq (Milestones), di mana ia menganjurkan sebuah sistem politik lawan kediktatoran - satu yaitu dengan pemerintah tidak ada. Ada Qutb berpendapat:

 Sebagian besar dunia Muslim mendekati Al Qur'an sebagai sarana untuk sekadar memperoleh budaya dan informasi, untuk berpartisipasi dalam diskusi akademik dan kenikmatan. Ini evades tujuan sebenarnya, untuk lebih, harus didekati sebagai sarana untuk merubah masyarakat, untuk menghapus manusia dari perbudakan laki-laki lain ke perbudakan Allah. [41]

 Daripada aturan dukungan oleh beberapa saleh, (apakah diktator (s) atau dipilih secara demokratis [42] ), umat Islam harus menolak setiap sistem

dimana laki-laki dalam "perbudakan orang lain" - yaitu mematuhi orang lain - sebagai un-Islam dan pelanggaran terhadap kedaulatan Allah (Hakamiyya) atas semua ciptaan. Sebuah negara Islam akan benar-benar tidak memiliki penguasa - bahkan tidak memiliki yang teokratis - Muslim tidak perlu hakim atau polisi untuk mematuhi ilahi. Hukum sejak [43][44] jenis anarko-Islam. "Ini

apa yang pengamat telah disebut" adalah [36]

 Cara untuk membawa tentang kebebasan ini adalah untuk seorang pelopor revolusioner [45] untuk melawan jahiliyah dengan pendekatan ganda:

organisasi dan wewenang Jahili sistem dengan "kekuatan fisik dan berkhotbah dan, menghapuskan Jihad . "

 Gerakan pelopor akan tumbuh dengan khotbah dan jihad sampai membentuk komunitas Islam benar-benar, kemudian menyebar ke seluruh tanah air Islam dan akhirnya ke seluruh dunia, mencapai kepemimpinan kemanusiaan. Sementara mereka yang telah "dikalahkan oleh serangan dari orientalis pengkhianat!" mungkin mendefinisikan jihad "sempit" sebagai defensif, Jihad islami yang benar (menurut Quthb) berada di ofensif fakta, bukan defensif. [46]

Qutb menekankan perjuangan ini akan sesuatu tetapi mudah. Benar Islam akan mengubah setiap aspek masyarakat, menghilangkan semua non-Muslim. [47] True

Muslim bisa berharap untuk kehidupan "kemiskinan, kesulitan, frustrasi, siksaan dan pengorbanan." Jahili ersatz-Islam, Yahudi dan Barat semuanya akan berperang dan bersekongkol melawan Islam dan penghapusan Jahiliyah.

Artikel utama: Ma'alim fi-l-Tariq

(23)

[

sunting

] Kritik

Artikel ini membutuhkan tambahan kutipan untuk verifikasi .

Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang handal . Disertai rujukan bahan mungkin ditantang dan dihapus . (Agustus 2010)

Meskipun sangat dikagumi oleh banyak orang di dunia Muslim, [49][50] Quthb juga

memiliki kritik. Menyusul publikasi Milestones dan plot dibatalkan terhadap pemerintah Nasser, Muslim mainstream mempersoalkan's anggapan Quthb bahwa "kekuatan fisik" dan jihad harus digunakan untuk menggulingkan pemerintah, dan masyarakat menyerang, "lembaga dan tradisi" dari Muslim - tetapi menurut Jahili Quthb - dunia. [51] Para ulama dari Universitas Al-Azhar sekolah mengambil langkah

yang tidak biasa setelah kematiannya menempatkan Sayyid Quthb di indeks mereka bid'ah, menyatakan dia "menyimpang" (munharif). [52]

Reformis Muslim, di sisi lain, mempertanyakan pemahamannya tentang syariah , yaitu bahwa hal itu tidak hanya sempurna dan lengkap, tapi benar-benar dapat diakses oleh manusia dan dengan demikian solusi untuk setiap masalah mereka. [53][54] Juga

dikritik adalah pemecatannya tidak hanya semua budaya non-Muslim, tetapi berabad-abad Muslim belajar, budaya dan keindahan setelah empat khalifah pertama sebagai un-Islam dan dengan demikian tidak berharga. [55]

/ Puritan kritik Konservatif melangkah lebih jauh, mengutuk's Islam Quthb / ide-ide reformis - seperti keadilan sosial dan ekonomi redistributif, [56][57][58] melarang

perbudakan, - sebagai "barat" dan bid'ah atau inovatif (inovasi Islam yang dilarang ipso facto). Mereka menuduh Quthb beasiswa amatir, terlalu sering menggunakan ijtihad , inovasi dalam Ijma (yang Quthb merasa tidak harus dibatasi pada sarjana, tetapi harus dilakukan oleh semua umat Islam [59] ), menyatakan melanggar hukum

apa yang Allah telah membuat sah, [60][ 61] berbagai macam kesalahan dalam aqidah

(keyakinan) dan manhaj (metodologi). [62]

[

sunting

] Warisan

Di samping Islamis terkemuka seperti Maulana Maududi , Hasan al-Banna , dan Ruhollah Khomeini , Quthb dianggap salah satu pemikir muslim berpengaruh sebagian besar atau aktivis dari era modern, tidak hanya untuk ide, tapi untuk apa banyak mempertimbangkan's martir heroik kematiannya. [31 ][63]

(24)

Ini-volume pekerjaan 30 dicatat untuk metode inovatif penafsiran, meminjam banyak dari analisis sastra Amin al-Khuli , sementara tetap mempertahankan beberapa fitur struktural komentar klasik (misalnya, praktek maju dari pertama surah ke terakhir) [.

rujukan? ]

Pengaruh karyanya mencakup masalah-masalah seperti Westernisasi , modernisasi , dan reformasi politik dan teori konflik ideologi tak terhindarkan antara "Islam dan Barat" (lihat Benturan peradaban ), gagasan tentang transnasional ummah, dan aplikasi komprehensif jihad[. rujukan? ]

teoritis karya tersebut Quthb di advokasi Islam, keadilan sosial dan pendidikan, telah meninggalkan tanda signifikan pada Ikhwanul Muslimin (setidaknya di luar dari Mesir). [ rujukan? ]

[

sunting

] Al-Qaeda dan Jihad Islam

Quthb memiliki pengaruh terhadap pemberontak Islam / kelompok teror di Mesir [51]

dan di tempat lain. pengaruh-Nya di Al-Qaeda dirasakan melalui tulisan-nya, pengikutnya dan khususnya melalui saudaranya, Muhammad Qutb , yang pindah ke Arab Saudi setelah dibebaskan dari penjara di Mesir dan menjadi profesor dari Studi Islam dan diterbitkan dan dipromosikan saudaranya, edited Sayyid's bekerja. [64][65]

Salah satu Quthb siswa Muhammad dan kemudian seorang pengikut bersemangat adalah Ayman Zawahiri , yang kemudian menjadi anggota Jihad Islam Mesir[66] dan

kemudian seorang mentor dari Osama bin Laden dan anggota terkemuka al-Qaeda. [67]

Zawahiri pertama kali diperkenalkan ke Quthb oleh pamannya dan patriark keluarga ibu, Mafouz Azzam, yang sangat dekat dengan Quthb sepanjang hidupnya. Azzam mahasiswa Quthb, lalu anak didik, kemudian pengacara pribadi dan pelaksana real nya - salah satu dari orang terakhir untuk melihat Quthb sebelum eksekusi. Menurut Lawrence Wright , yang mewawancarai Azzam, "Ayman al-Zawahiri mendengar muda lagi dan lagi dari paman tercinta Mahfouz tentang kemurnian's karakter Quthb dan siksaan ia telah mengalami di penjara." [68] Zawahiri dibayar menyembah Qutb

(25)

Anwar Al-Awlaki

Osama bin Laden juga berkenalan dengan saudara Sayyid, Muhammad Quthb . Seorang teman kuliah dekat bin Laden, Mohammed Jamal Khalifa, kata Wright, bahwa bin Laden secara teratur menghadiri publik mingguan ceramah oleh

Muhammad Quthb , di King Abdulaziz University , dan bahwa ia dan bin Laden baik "membaca Sayyid Quthb itu. Dia orang yang paling terpengaruh generasi kita ". [70]

Sementara dipenjarakan di Yaman, Anwar Al-Awlaki menjadi dipengaruhi oleh karya-karya Quthb. [71] Ia akan membaca halaman 150-200 hari karya-karya Quthb,

menggambarkan dirinya selama membaca sebagai "begitu tenggelam dengan penulis saya akan merasa Sayyid bersama saya dalam sel saya berbicara kepada saya secara langsung. " [71]

Di sisi lain, profesor sejarah di Universitas Creighton , John Calvert, menyatakan bahwa " Al Qaeda ancaman "telah" dimonopoli dan menyimpang pemahaman kita "dari Quthb" kontribusi nyata terhadap Islamisme kontemporer. " [72]

[

sunting

] Pekerjaan

Sastra:

Mahammat al-Sha'ir fi'l-hayah wa Jil Shi'r al-al-Hadir (Tugas dari Penyair dalam Kehidupan dan Puisi dari Generasi Kontemporer), 1933

al-Shati al-Majhul (The Beach Unknown), 1935

Naqd Kitab: Mustaqbal al-Thaqafa fi Misr (Kritik Buku oleh Husain Taha : Masa Depan Kebudayaan di Mesir), 1939

(26)

Tifl min al-Qarya (A Child dari Desa), 1946 Al-Madina al-Mashura (Kota Enchanted), 1946 Kutub wa Shakhsiyyat (Buku dan Personalities), 1946 Askwak (duri), 1947

Mashahid al-qiyamah fi'l-Qur'an (Aspek kiamat dalam Qu'ran), 1946 Al-naqd al-Adabi: Usuluhu wa Manahijuhu (Kritik Sastra: Yayasan Its dan

Metode '), 1948 Teoritis:

Al-Adala al-Ijtima'iyya fi'l-Islam (Keadilan Sosial dalam Islam), 1949 Ma'arakat al-Islam wal-Ra's Maliyya (Pertempuran antara Islam dan

Kapitalisme), 1951

Al-Salam al-'Alami wal-Islam (Perdamaian Dunia dan Islam), 1951  Fi Zilal al-Qur'an (Dalam Naungan Al Qur'an), cicilan pertama 1954  Dirasat Islamiyya (Studi Islam), 1953

Hadha'l-Din (Agama ini adalah Islam), nd (setelah 1954)

Al-Mustaqbal li-hadha'l-Din (Masa Depan Agama ini), nd (setelah 1954) Khasais al-Tasawwar al-Islami wa Muqawamatuhu (Karakteristik dan Nilai

Etik Islam), 1960

Al-Islam wa al-hadharah Mushkilat (Islam dan Masalah Peradaban), nd (setelah 1954)

 Ma'alim fi'l-Tariq (Tiang Rambu di Jalan, atau Milestones), 1964 [1] ( diulas oleh Yvonne Ridley )

Referensi

Dokumen terkait

otomotif , peralatan rumah tangga dan kemasan makanan.. Di antara serat alami ini, serat daun nanas memiliki kelebihannya tersendiri, yaitu kandungan selulosa yang

Adapun poin kelima , praksis dakwah sufistik Gülen berkontribusi terhadap pembangunan moral masyarakat dunia, dengan penekanan pada cinta, toleransi, pluralisme

Penelitian ini merupakan penelitian normatif, yaitu penelitian yang membahas aspek hukum dengan melakukan penelusuran bahan kepustakaan (library research) yang

Pada abad ke-7 Islam sudah masuk ke Indonesia dan telah dianut sebagian besar orang Indonesia, baik sebagai agama maupun sebagai hokum.. Hal ini terjadi

Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah (1) Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mitra dalam mengembangkan desain dan diversifikasi produk

Untuk menampilkan informasi yang ada pada papan informasi dgital berbasis web, Raspberry pi harus terhubung dengan layar monitor yang yang memiliki port HDMI

Kesimpulan tersebut dapat diketahui dari nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 untuk variabel kinerja lingkungan dengan nilai beta positif yang berarti bahwa hipotesis