• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL KARYA ZHAENAL FANANI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Anak-Anak Langit Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL KARYA ZHAENAL FANANI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Anak-Anak Langit Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI-NILAI EDU

KARYA ZHAENAL

IMPLEMENTASIN

Untu

Program Stu

NOV

FAKULTAS

UNIVERSI

DUKATIF DALAM NOVEL ANAK-ANAK LAN

L FANANI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTR

SINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI

NASKAH PUBLIKASI

ntuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat

Sarjana S-1

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

OVITA DIAH AYU PERMATASARI

A310100024

AS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

LANGIT TRA DAN

(2)
(3)

ABSTRAK

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL ANAK-ANAK LANGIT KARYA ZHAENAL FANANI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

Novita Diah Ayu Permatasari, A310100024, Nafron Hasjim dan Adyana Sunanda, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan struktur pembangun pada novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani, (2) menganalisis nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani dengan tinjauan sosiologi sastra, (3) mengimplementasikan hasil penelitian sebagai bahan ajar sastra di SMA. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah nilai-nilai edukatif dalam novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani tinjauan sosiologi sastra. Data dalam penelitian ini adalah data yang berwujud wacana yang terdapat dalam novel Anak-Anak Langit. Sumber data primer penelitian ini adalah novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani. Sumber data sekunder penelitian ini berupa skripsi, biografi pengarang, dan internet. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan teknik pustaka dan teknik catat. Teknik validitas data penelitian ini menggunakan trianggulasi teori. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis secara dialektik. Berdasarkan analisis struktural, tema dalam novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani tentang perjuangan seorang perempuan yang ingin mengembalikan hak anak-anak yang tidak sempat mereka nikmati. Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju. Tokoh-tokoh yang dianalisis adalah Ziza, Pak Daming, Malaikah, Hamdani, Tatian, Binari, Salisi binti Salisu, Hanbek, Bojongdeli, Siliu, Hambara, Hambari, Dimitar, Jangkaru, Bawakare, Pak Kusen, Halikin, Syahrini, Singgih Danutirto, Anggarita, dan Ronggo Subekti. Latar pada novel ini dibagi menjadi tiga bagian yakni latar tempat, waktu, dan latar sosial. Hasil analisis nilai edukatif dalam penelitian ini adalah (a) meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa, (b) cinta kasih, yang meliputi (1) cinta kasih kepada sesama manusia dan (2) cinta kasih terhadap keluarga, (c) penghargaan, (d) kesederhanaan, dan (e) tolong-menolong. Implementasi hasil penelitian novel Anak-Anak Langit sebagai bahan ajar sastra di SMA sesuai dan relevan untuk dijadikan bahan materi pembelajaran sastra. Novel Anak-Anak Langit mengandung unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik diimplementasikan pada siswa untuk menemukan tema, alur, penokohan, dan latar. Unsur ekstrinsik pada novel diimplementasikan untuk menemukan nilai-nilai edukatif yang terdapat dalam novel tersebut.

(4)

1

A. PENDAHULUAN

Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang dan

menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

keyakinan pengarang. Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai

hasil imajinasi pengarang, serta merefleksikan gejala-gejala sosial yang ada di

sekitarnya (Pradopo, 2007:61). Sebagai hasil imajinatif, sastra selain

berfungsi sebagai hiburan yang menyenangkan, juga berguna untuk

menambah wawasan dan pengalaman bagi pembacanya. Sebuah karya sastra

yang baik tidak hanya dipandang sebagai rangkaian kata, tetapi juga

ditentukan oleh makna yang terkandung di dalamnya dan memberikan pesan

positif bagi pembacanya (Nurgiantoro, 2007:2).

Novel merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam pembelajaran

di sekolah. Salah satu kelebihan novel sebagai pengajaran sastra adalah

mudahnya karya tersebut dinikmati siswa sesuai dengan tingkat

kemampuannya masing-masing secara perseorangan (Rahmanto, 2004:66).

Dalam kaitannya dengan sastra, nilai menurut Waluyo (2002:27) adalah

kebaikan yang ada dalam karya sastra bagi kehidupan seseorang. Kata

edukatif berasal dari bahasa Inggris educate, yang berarti mengasuh atau

mendidik, education artinya pendidikan. Montessori (dalam Qomar, 2005:49)

menyatakan bahwa pendidikan memperkenalkan cara dan jalan kepada

peserta didik untuk membina dirinya sendiri.

Novel Anak-Anak Langit merupakan novel yang menarik untuk

dianalisis. Ketertarikan peneliti terhadap novel Anak-Anak Langit karena isi

novel ini dapat dijadikan sebagai media alternatif materi pembelajaran sastra

di sekolah. Selain itu, peneliti memilih novel Anak-Anak Langit karya

Zhaenal Fanani karena adanya keinginan untuk memahami nilai-nilai edukatif

yang terdapat dalam novel tersebut.

Nilai-nilai edukatif dapat dikaji lebih dalam menggunakan pendekatan

sosiologi sastra guna mengungkapkan nilai-nilai edukatif secara keseluruhan.

Menurut Damono (2002:2) sosiologi adalah pendekatan terhadap sastra yang

(5)

2

wilayah sosiologi sastra cukup luas. Wallek dan Warren (1995:111) membagi

masalah sosiologi sastra sebagai berikut. Pertama, sosiologi pengarang yang

mempermasalahkan tentang status sosial, ideologi politik dan lain-lainnya

menyangkut diri pengarang. Kedua, sosiologi karya sastra yang

mempermasalahkan suatu karya sastra itu sendiri, yang menjadi pokok telaah

adalah tentang apa yang tersirat dalam karya sastra tersebut dan apa tujuan

atau amanat yang hendak disampaikan. Ketiga, sosiologi sastra yang

mempermasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya sastra terhadap

masyarakat. Dalam menemukan nilai-nilai edukatif dalam novel Anak-Anak

Langit peneliti menggunakan teori Wallek dan Warren yang kedua.

Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) memaparkan struktur novel

Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani, (2) mengungkapkan nilai-nilai

edukatif novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani dengan tinjauan

sosiologi sastra, (3) mendeskripsikan hasil implementasi nilai-nilai edukatif

dalam novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani sebagai bahan ajar

sastra di SMA.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba mengkaji novel

Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani dalam sebuah penelitian dengan judul

“Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Anak-Anak Langit Karya Zhaenal Fanani:

Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di

SMA”.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini meneliti nilai-nilai edukatif yang terdapat pada novel

Anak-Anak Langit karya Rohmat Nurhadi Alkastani. Jenis penelitian ini

adalah kualitatif deskriptif. Dalam penelitian kualitatif terdapat dua tingkatan

penelitian, yaitu studi kasus penelitian terpancang (embedded case study

research) dan studi kasus penelitian lapangan (grounded case study research)

(Sutopo, 2006:137).

Dalam penelitian kualitatif ini peneliti memanfaatkan strategi penelitian

(6)

3

penelitian mengarahkan pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam

mengenai potret kondisi dalam suatu konteks tentang apa yang sebenarnya

terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya (Sutopo, 2006:39).

Penelitian kualitatif digunakan karena data yang dihasilkan dalam penelitian

ini adalah berupa kutipan-kutipan yang diperoleh dari novel. Penelitian ini

dimaksudkan untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan, dan menganalisis

nilai edukatif dalam novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani dan

implementasinya sebagai bahan ajar pada pembelajaran sastra di SMA.

Objek penelitian adalah pokok atau topik sastra (Sangidu, 2004:64).

Objek penelitian ini adalah nilai-nilai edukatif dalam novel Anak-Anak Langit

karya Zhaenal Fanani melalui tinjauan sosiologi sastra dan implementasinya

sebagai bahan ajar pada pembelajaran sastra di SMA.

Data adalah semua informasi atau bahan yang disediakan alam (dalam

arti luas) yang harus dicari dan dikumpulkan oleh pengkaji sesuai dengan

masalah pengkajian. Jadi, data merupakan bahan yang sesuai untuk memberi

jawaban terhadap masalah yang dikaji (Subroto dalam Imron, 2012:13).

Adapun data dalam penelitian ini diperoleh dari teks cerita yang berupa

kata-kata, frase, dan kalimat yang terdapat dalam novel Anak-Anak Langit karya

Zhaenal Fanani cetakan pertama yang diterbitkan oleh Laksana tahun 2011

dengan tebal 423 halaman.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan

menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber

data adalah sumber utama penelitian yang diperoleh langsung dari sumbernya

(Siswantoro, 2005:54). Sumber data primer dalam penelitian ini adalah novel

Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani cetakan pertama Juni tahun 2011

yang diterbitkan oleh Laksana dengan tebal buku 423 halaman. Sumber data

sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung atau lewat

perantara, tetapi masih berdasarkan pada kategori konsep (Siswantoro,

2005:54). Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah biografi

(7)

4

“Nilai-Nilai Edukatif dalam Novel Sepotong Janji Karya Gelora Mulia Lubis:

Tinjauan Sosiologi Sastra”.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik pustaka dan catat. Teknik pustaka yaitu

mempergunakan sumber-sumber tertulis, diperoleh sesuai dengan masalah

dan tujuan sastra, dalam hal ini tinjauan-tinjauan sosiologi. Teknik catat

adalah suatu teknik yang menempatkan peneliti sebagai instrumen kunci

dengan melakukan penyimakan secara cermat, terarah, dan teliti terhadap

sumber primer (Subroto dalam Imron, 2011:16). Teknik simak-catat adalah

peneliti sebagai instrumen kunci melakukan penyimakan secara cermat

terhadap sumber data primer dan sumber data sekunder kemudian dicatat

untuk dijadikan sebagai landasan teori dan acauan dalam hubungan dengan

objek yang akan diteliti.

Dalam menguji validitas data pada penelitian ini digunakan teknik

trianggulasi. Patton (dalam Sutopo, 2006:78) menyatakan ada empat teknik

trianggulasi, yakni trianggulasi sumber, trianggulasi peneliti, trianggulasi

metode, dan trianggulasi teori. Teknik validitas data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah trianggulasi teori dalam membahas aspek yang dikaji.

Peneliti menggunakan teori strukturalisme, sosiologi sastra, dan nilai-nilai

edukatif dalam mengkaji novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani.

Teknik yang digunakan untuk menganalisis novel Anak-Anak Langit

dalam penelitian ini adalah teknik analisis data secara dialetik yang dilakukan

dengan cara menghubungkan unsur-unsur yang ada dalam novel dengan

mengintegrasikannya ke dalam satu kesatuan makna. Menurut Goldmann

(dalam Faruk, 2010:77), metode dialetik mengembangkan dua pasang

konsep, yaitu “keseluruhan bagian” dan “pemahaman penjelasan”. Setiap

fakta atau gagasan setiap individual mempunyai arti hanya jika ditempatkan

dalam keseluruhan. Sebaliknya, keseluruhan hanya dapat dipahami dengan

pengetahuan yang bertambah mengenai fakta-fakta parsial atau yang tidak

menyeluruh yang membangun keseluruhan itu. Adapun langkah yang akan

(8)

5

novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani dengan menggunkan analisis

struktural, (2) analisis nilai-nilai edukatif dalam novel Anak-Anak Langit

karya Zhaenal Fanani dengan tinjauan sosiologi sastra.

C. HASIL PEELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum penelitian lebih lanjut meneliti nilai-nilai edukatif yang

terdapat dalam novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani, peneliti

terlebih dahulu meneliti struktur yang membangun novel tersebut. Adapun

analisis struktur pembangun novel menggunakan pendapat Nurgiantoro. Hasil

dari analisis struktural yang dilakukan dalam penelitian ini ialah sebagai

berikut.

1. Novel Anak-Anak Langit mengangkat tema perjuangan seorang perempuan

yang ingin mengembalikan hak anak-anak yang tidak sempat mereka

nikmati.

2. Alur yang terdapat dalam novel Anak-Anak Langit menggunakan alur

maju (progresif), yaitu alur yang dimulai dari tahap penyituasian,

pemunculan konflik, peningkatan konflik, klimaks, dan penyelesaian

secara urut.

3. Tokoh utama dalam novel ini yaitu Ziza. Selain itu, terdapat tokoh

tambahan, di antaranya Pak Daming, Malaikah, Hamdani, Tatian, Binari,

Salisi binti Salisu, Hanbek, Bojongdeli, Siliu, Hambara, Hambari, Dimitar,

Jangkaru, Bawakare, Pak Kusen, Halikin, Syahrini, Singgih Danutirto,

Anggarita, dan Ronggo Subekti.

4. Latar pada novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani dibagi menjadi

tiga, yaitu latar tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat dalam novel ini

antara lain, di trotoar sekitar Tugu Pancoran, area tanah kosong, Rumah

Sakit Pertamina. Latar waktu pada novel terjadi pada tahun 1982 sampai

1998, sedangkan latar sosial adalah kehidupan Ziza dan cara pandang

(9)

6

a. Analisis Nilai-Nilai Edukatif dalam Novel Anak-Anak Langit

Nilai edukatif adalah sesuatu hal yang memiliki daya guna untuk

mengubah sikap dan perilaku seseorang demi menuju kehidupan yang

berakhlak budi dan bermoral. Nilai edukatif yang terdapat dalam novel

Anak-Anak Langit terdiri atas (a) meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa, (b) cinta

kasih, yang meliputi (1) cinta kasih kepada sesama manusia dan (2) cinta

kasih terhadap keluarga, (c) penghargaan, (d) kesederhanaan, dan (e)

tolong-menolong.

1) Meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa

Sikap menyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa ditunjukkan oleh

Hambari yang saat itu sedang sakit dan tidak bisa lagi mengikuti kegiatan

bersama Kak Ziza. Akan tetapi, akhirnya ia dipertemukan lagi dengan

Ziza dan Hambari sangat merasa bersyukur kepada Allah. Sikap tersebut

terlihat pada kutipan berikut.

Hambari menengadahkan kedua tangannya. “Tuhan, terima kasih telah Kau datangkan Kak Ziza padaku. Satu permintaanku, jangan pisahkan kami lagi. Ia terlalu indah buatku. Aku bangga bersamanya” (hlm.410).

Kutiapan di atas menunjukkan bahwa Hambari menyakini bahwa

apa yang ia dapatkan saat ini adalah anugrah dari Allah Swt. Hal tersebut

dibuktikan oleh Hambari dengan mengucap rasa syukur kehadirat Allah

Swt.

2) Cinta dan Kasih Sayang

a. Kasih Sayang Terhadap Sesama

Kasih sayang terhadap sesama ditunjukkan oleh kepedulian Ziza

terhadap anak-anak jalanan untuk meluangkan waktu belajar dan

menasehati kepada anak-anak jalanan bahwa belajar itu penting.

(10)

7

b. Kasih Sayang Terhadap Keluarga

Kasih sayang terhadap keluarga dapat diwujudkan dalam

banyak hal, di antaranya adalah berbakti kepada orang tua. Berbakti

kepada orang tua merupakan ibadah dan wajib hukumnya bagi anak

karena orang tua telah mengasuh, membesarkan, dan mendidik

anak-anaknya. Tidak salah jika jasa orang tua tidak bisa dibalas dengan

seberapa besar materi yang kita berikan termasuk kemewahan dunia.

Kasih sayang terhadap keluarga dengan berbakti kepada kedua

orang tua juga digambarkan oleh Ziza. kecintaan dan kasih

sayangnya terhadap ibunya dilakukan dengan cara membantu ibunya

bekerja. Kecintaan Ziza terhadap ibunya dapat dilihat dalam kutipan

berikut.

“Mulai sekarang, Emak tidak boleh ke kebun lagi. Biar Ziza yang mencari daun pisang dan menjualnya ke pasar. Emak harus istirahat. Ziza tak mau Emak sakit” (hlm.43).

3) Penghargaan

Nilai penghargaan ditunjukkan oleh Ziza dengan mendapatkan nilai

terbaik selama menempuh jenjang pendidikan baik di Sekolah Dasar,

SMP, maupun SMA. Dengan hasil prestasinya tersebut mengantar Ziza

masuk perguruan tinggi negeri. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.

Tatkala ujian kelas enam telah selesai dan para wali murid diminta hadir untuk mendengar pengumuman, Pak Daming adalah satu-satunya orang yang sangat berbahagia dan terharu, manakala Ziza diumumkan sebagai peraih DANEM tertinggi di sekolahnya (hlm.62).

(11)

8 4) Kesederhanaan

Nilai kesederhanaan ditunjukkan oleh Ziza yang ingin memberikan

sarana dan prasarana untuk anak-anak dalam mendapatkan ilmu. Ziza

meminta bantuan kepada Pak Daming untuk mencarikannya sebuah

papan tulis, seperti terlihat dalam kutipan berikut.

“Bapak punya papan?” dari dalam kamarnya, terdengar suara Ziza. “Papan? Papan tulis maksudmu?”

“Ya.”

“Bagian belakang lemari bapak penutupnya lembaran kayu bekas papan tulis. Kau bisa menggunakannya. Tapi, catnya sudah hampi pudar.”

“Kalau menggunakan papan itu bagaimana dengan lemari Bapak?” Terdengar tawa Pak Daming lalu disusul kata-katanya, “Jangankan hanya papan penutup belakangnya, seandainya kau perlu lemarinya, Bapak akan serahkan padamu.

“Terima kasih, Pak,” kata Ziza dari dalam kamar (hlm.107-108).

Kutipan di atas merupakan bentuk kesederhanaan Ziza dalam

memberikan sarana dan prasarana kepada anak-anak untuk mendapatkan

ilmu. Papan yang awalnya digunakan Pak Daming sebagai penutup

belakang lemari kini menjadi papan tulis yang berguna. Ziza

menggunakannya untuk memberikan ilmu kepada anak-anak jalanan.

5) Tolong-menolong

Sikap tolong-menolong dapat menumbuhkan rasa kasih sayang dan

kepedulian kita terhadap sesama manusia. Allah Swt juga memerintahkan

kepada kita untuk saling tolong-menolong dalam hal kebaikan. Seperti

pada firman Allah Swt.

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS Al-Ma’idah, 5:2)

Novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani menggambarkan

nilai tolong-menolong antarsesama. Hal tersebut ditujukkan dari sikap

(12)

9

membayar biaya rumah sakit ibu Salisi binti Salisu. Mereka

bersama-sama mengumpulkan uang demi membantu sahabatnya. Hal tersebut

dapat dilihat pada kutipan berikut.

“Ini hasil kami sepanjang hari ini. Terimalah,” kata Tatian sambil menyerahkan uang.

“Salisi, Kakak dan teman-temanmu sepakat akan mengamen sepanjang ibumu dirawat di rumah sakit. Mudah-mudahan yang kita lakukan dapat membantu,” kata Ziza pelan (hlm:224).

b. Implementasi Hasil Penelitian Novel Anak-Anak Langit dalam

Pengajaran Sastra di SMA

Novel Anak-Anak Langit dapat diimplementasikan dalam materi

pembelajaran sastra Indonesia. Implementasi disesuaikan dengan SK dan KD

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan kelas XI semester 1 sebagai berikut.

Standar Kompetensi Kompetendi Dasar

7. Memahami berbagai novel

Indonesia atau novel

terjemahan

7.2.Menganalisis unsur-unsur

intrinsik dan ekstrinsik novel

Indonesia atau terjemahan.

Implementasi hasil penelitian novel Anak-Anak Langit sebagai bahan

ajar sastra di SMA sesuai dan relevan untuk dijadikan bahan materi

pembelajaran sastra. Novel Anak-Anak Langit mengandung unsur intrinsik

dan ekstrinsik. Unsur intrinsik diimplementasikan pada siswa untuk

menemukan tema, fakta cerita, serta sarana cerita. Unsur ekstrinsik

diimplementasikan untuk menemukan nilai religius yang terdapat dalam

novel tersebut.

D. PENUTUP

Berdasarkan analisis terhadap novel Anak-Anak Langit dapat

disimpulkan sebagai berikut.

1. Novel Anak-Anak Langit mengangkat tema perjuangan seorang

perempuan yang ingin mengembalikan hak anak-anak yang tidak sempat

(13)

10

2. Alur yang terdapat dalam novel Anak-Anak Langit menggunakan alur

maju (progresif), yaitu alur yang dimulai dari tahap penyituasian,

pemunculan konflik, peningkatan konflik, klimaks, dan penyelesaian

secara urut.

3. Tokoh dalam novel ini, antara lain Ziza, Pak Daming, Malaikah,

Hamdani, Tatian, Binari, Salisi binti Salisu, Hanbek, Bojongdeli, Siliu,

Hambara, Hambari, Dimitar, Jangkaru, Bawakare, Pak Kusen, Halikin,

Syahrini, Singgih Danutirto, Anggarita, dan Ronggo Subekti.

4. Latar tempat dalam novel ini antara lain, di trotoar sekitar Tugu

Pancoran, aera tanah kosong, Rumah Sakit Pertamina. Waktu penceritaan

dalam novel ini terjadi selama enam belas tahun yang diketahui dari

tokoh utama yang bersekolah mulai Sekolah Dasar sampai perguruan

tinggi. Latar waktu dalam novel ini digambarkan dengan waktu pagi hari,

siang hari, sore hari, malam hari, dan penggambaran waktu berupa hari,

tahun, dan jam. Selain itu, pengarang juga menceritakan tentang

peristiwa kerusuhan yang dilakukan mahasiswa pada tahun 1998. Latar

sosial dalam novel ini adalah kehidupan Ziza dan cara pandang

anak-anak jalanan terhadap pendidikan.

5. Pada penelitian ini ditemukan lima nilai-nilai edukatif yang terdapat

dalam novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani. Kelima nilai-nilai

edukatif tersebut adalah (a) meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa, (b)

cinta kasih, yang meliputi (1) cinta kasih kepada sesama manusia dan (2)

cinta kasih terhadap keluarga, (c) penghargaan, (d) kesederhanaan, dan

(e) tolong-menolong.

6. Implementasi hasil penelitian novel Anak-Anak Langit sebagai bahan ajar

sastra di SMA sesuai dan relevan untuk dijadikan bahan materi

pembelajaran sastra. Novel Anak-Anak Langit mengandung unsur

intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik diimplementasikan pada siswa

untuk menemukan tema, fakta cerita serta sarana cerita. Unsur ekstrinsik

diimplementasikan untuk menemukan nilai-nilai edukatif yang terdapat

(14)

11 Daftar Pustaka

Al-Ma’ruf, Ali Imron. 2011. Metode Penelitian Sastra (hand out Kuliah Metodologi Penelitian Sastra). Surakarta.

Damono, Sapardi Djoko. 2002. Pedoman Penelitian Sosiologi Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Faruk. 2010. Pengantar Sosiologi Sastra dari Strukturalisme Genentik sampai Post-modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nurgiantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Pradopo, Rahmat Djoko. 2007. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya. Cetakan IV. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahmanto, B. 2004. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI).

Sangidu. 2004. Penelitian Sastra: Pendekatan Teori, Metode, Teknik, dan Kiat. Yogyakarta: Unit Pnenerbitan Sastra Asia Barat Fakultas Ilmu Budaya UGM.

Siswantoro. 2005. Metode Penelitian Sastra, Analisi Psikologis. Surakarta: Muhammdaiyah University Press.

Sutopo, H.B. 2006. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Aplikasi dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.

Tillman, Dane. 2004. Pendidikan Nilai untuk Kaum Muda Dewasa (Terjemahan Risa Pranoto). Jakarta: Grasindo.

Waluyo, Herman. 2002. Apresiasi dan Pengajaran Sastra. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Wellek, Rene, dan Warren, Austin. 1995. Teori Kesusastraan. Jakarta: Pustaka Utama.

Referensi

Dokumen terkait

metode cooperative learning tipe STAD lebih efektif dari pada metode pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V semester II SD Negeri 2

[r]

[r]

Tujuan umum dari penulisan karya tulis ilmiah (KTI) adalah untuk dapat melaksanakan perawatan pada pasien dengan stroke non hemoragik. Sedangkan tujuan khususnya adalah

Data primer yang dikumpulkan meliputi tinggi dan diameter tanaman pokok, panjang dan lebar tajuk tanaman pokok, parameter sifat fisik dan kimia tanah serta data

(penelitian kepustakaan) dengan pendekatan historis-filosofis. Data yang diperoleh akan dianalisis secara berututan dan interaksionis yang terdiri dari tiga tahap yaitu: 1)

Pada analisis karakteristik harga produk merek Mitsubishi FE 74 S “Super Speed” mayoritas responden memilih opsi “kurang setuju” terhadap semua pernyataan yang disajikan

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, PARTISIPASI ANGGARAN, DAN SENJANGAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (SURVEY PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DI SUKOHARJO).