• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kampanye Terapi Visual untuk Penderita Impulse Control Disorder di Kalangan Mahasiswa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Kampanye Terapi Visual untuk Penderita Impulse Control Disorder di Kalangan Mahasiswa."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

vi ABSTRAK

PERANCANGAN KAMPANYE TERAPI VISUAL UNTUK PENDERITA IMPULSE CONTROL DISORDER

DI KALANGAN MAHASISWA

Oleh

Billy Antakusumah NRP 1164123

Impulse Control Disorder(ICD) adalah sebuah gangguan psikis yang mempengaruhi tingkat produktivitas seseorang khususnya dalam menentukan prioritas dalam bekerja. Gejala ini apabila tidak ditangani dapat memicu munculnya gangguan jiwa lainnya seperti Personality Disorder, Mood Disorder, Attention Deficit Disorder dan lainnya. Gejala ICD yang diderita oleh kalangan muda akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik dari sisi sosial maupun karir seseorang. Usia dewasa muda perlu mengetahui dan memahami gejala dan potensi bahaya yang ditimbulkan dari ICD. Kampanye ini dirancang agar penderita ICD

khususnya dari kalangan mahasiswa dan dewasa muda dapat memahami langkah-langkah penyembuhan melalui pendekatan terapi visual. Dengan teknologi multimedia, terapi ini dapat dilaksanakan dengan mendayagunakan elemen audio visual yang tertuang dalam aplikasi komunikasi visual yang efektif.

Aplikasi didalam Smartphone ini dirancang agar dapat menjadi salah satu impuls utama yang

dapat memberikan orientasi pendampingan kepada pengguna atau penderita. Salah satu manfaat yang akan dirasakan dari perancangan aplikasi interaktif ini adalah perannya sebagai teman atau sahabat virtual bagi pengguna untuk mendampingi aktivitas sehari-hari. Perancangan kampanye terapi visual ini bertujuan agar pengguna yang mengalami ICD

dapat memiliki fokus dan prioritas dalam mengembangkan potensi karir dan sosial individu.

(2)

vii ABSTRACT

DESIGNING VISUAL THERAPY CAMPAIGN FOR IMPULSE CONTROL DISORDER PATIENTS

AMONG UNIVERSITY STUDENTS

By

Billy Antakusumah 1164123

Impulse Control Disorder (ICD) is a psychological disorder which has on an effect on someone's productivity at work, particularly those related to the determining priorities at work. If untreated, it can lead to another psychological disorder such as Personality Disorder, Mood Disorder, Attention Deficit Disorder and the like. ICD suffered by the youngsters affect their social life and careers. That is why, it is imperative that they be aware of the symptoms and danger caused by ICD. This campaign is made to make students and adults aware of the cure from ICD using visual therapy. Multimedia technology enables the therapy to be conducted using audio visual elements in the form of effective visual communication application.

This smartphone application is designed as the main impulse to give orientation for the users and the patients. One of the benefits of this design is that this design can act as a virtual friend ready to accompany someone's daily activities. This campaign design is to allow the ICD patients to focus and prioritize their career potentials as a social individual.

(3)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

(4)

ix

3.2 Permasalahan berdasarkan Data dan Fakta ... 23

(5)

x

4.4.4 Mobile Application (terapi visual) ... 64

4.5 Budgeting Media ... 84

BAB V PEMECAHAN MASALAH ... 85

5.1 Kesimpulan ... 85

5.2 Saran Penulis ... 86

5.2.1 Saran Kepada Pemerintah atau Lembaga Terkait ... 86

5.2.2 Saran Kepada Universitas ... 86

5.2.3 Saran Dari Penguji ... 87

5.2.4 Tanggapan Tambahan ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(6)

xi

DAFTAR DIAGRAM

(7)

xii

DAFTAR TABEL

(8)

xiii

Gambar 4.12 Screenshoot Video 1 ... 42

Gambar 4.13 Screenshoot Video 1 ... 42

Gambar 4.14 Screenshoot Video 1 ... 43

Gambar 4.15 Screenshoot Video 1 ... 43

Gambar 4.16 Screenshoot Video 1 ... 43

Gambar 4.17 Screenshoot Video 1 ... 43

Gambar 4.18 Screenshoot Video 1 ... 43

Gambar 4.19 Screenshoot Video 1 ... 43

Gambar 4.20 Screenshoot Video 1 ... 43

Gambar 4.21 Screenshoot Video 1 ... 43

Gambar 4.22 Screenshoot Video 1 ... 44

Gambar 4.23 Screenshoot Video 1 ... 44

Gambar 4.24 Screenshoot Video 2 ... 44

Gambar 4.25 Screenshoot Video 2 ... 44

Gambar 4.26 Screenshoot Video 2 ... 44

(9)

xiv

Gambar 4.28 Screenshoot Video 2 ... 44

Gambar 4.29 Screenshoot Video 2 ... 44

Gambar 4.30 Screenshoot Video 2 ... 45

Gambar 4.31 Screenshoot Video 2 ... 45

Gambar 4.32 Screenshoot Video 2 ... 45

Gambar 4.33 Screenshoot Video 2 ... 45

Gambar 4.34 Screenshoot Video 2 ... 45

Gambar 4.35 Screenshoot Video 2 ... 45

Gambar 4.36 Screenshoot Video 2 ... 45

Gambar 4.37 Screenshoot Video 2 ... 45

Gambar 4.38 Screenshoot Video 2 ... 46

Gambar 4.39 Screenshoot Video 2 ... 46

Gambar 4.40 Screenshoot Video 2 ... 46

Gambar 4.41 Screenshoot Video 2 ... 46

Gambar 4.42 Screenshoot Video 2 ... 46

Gambar 4.43 Screenshoot Video 2 ... 46

Gambar 4.44 Screenshoot Video 2 ... 46

Gambar 4.45 Screenshoot Ending Video Clip ... 46

Gambar 4.46 Desain Pop-up Ads ... 48

Gambar 4.47 Desain Pop-up Ads ... 48

Gambar 4.48 Mock up Pop-up Ads ... 49

Gambar 4.49 Mock up Pop-up Ads di browser ... 49

Gambar 4.50 Halaman Pertama Website ... 50

Gambar 4.51 Halaman Kedua Website ... 51

Gambar 4.52 Halaman Ke-3 Website ... 51

Gambar 4.53 Halaman Ke-4 Website ... 51

Gambar 4.54 Halaman Ke-5 Website ... 52

Gambar 4.55 Halaman Ke-6 Website ... 52

Gambar 4.56 Halaman Ke-7 Website ... 52

Gambar 4.57 Halaman Ke-8 Website ... 53

(10)

xv

Gambar 4.59 Halaman Ke-10 Website ... 54

Gambar 4.60 Halaman Ke-11 Website ... 55

Gambar 4.61 Halaman Ke-11 Website ... 56

Gambar 4.62 Halaman Ke-12 Website ... 57

Gambar 4.63 Halaman Ke-13 Website ... 58

Gambar 4.64 Halaman Ke-14 Website ... 58

Gambar 4.65 Halaman Ke-15 Website ... 59

Gambar 4.66 Halaman Ke-16a Website ... 60

Gambar 4.67 Halaman Ke-16b Website ... 61

Gambar 4.68 Halaman Ke-17 Website ... 61

Gambar 4.68 Halaman Ke-17 Website ... 61

Gambar 4.69 Halaman Ke-18 Website ... 62

Gambar 4.70 Halaman Ke-19 Website ... 62

Gambar 4.71 Halaman Ke-20 Website ... 63

Gambar 4.72 Logo icon Sob! ... 64

Gambar 4.73 Logo icon Sob! ... 64

Gambar 4.74 Warna Logo icon Sob! ... 66

Gambar 4.75 Warna Logo icon Sob! ... 66

Gambar 4.76 Welcoming Screen Logo icon Sob! ... 67

Gambar 4.77 Pemberian Username Sob! ... 67

Gambar 4.78 Halaman Upload Photo ... 68

Gambar 4.79 Halaman Pemilihan Mode ... 68

Gambar 4.80 Halaman Penamaan Sob! ... 69

Gambar 4.81 Halaman Upload Photo Sob! ... 69

Gambar 4.82 Halaman Menambah Teman ... 70

Gambar 4.83 Halaman Menambah Teman ... 70

Gambar 4.84 Halaman Profil dan Teman ... 71

Gambar 4.85 Halaman Penjelasan ... 71

Gambar 4.86 Halaman Rumah ... 72

Gambar 4.87 Halaman Sob! ... 72

(11)

xvi

Gambar 4.89 Halaman Membuat Tugas 2 ... 73

Gambar 4.90 Halaman Membuat Tugas 3 ... 74

Gambar 4.91 Halaman Membuat Tugas 4 ... 74

Gambar 4.92 Halaman Penentuan Waktu dan Tanggal ... 75

Gambar 4.93 Halaman Penentuan Waktu dan Tanggal di Kalender ... 75

Gambar 4.94 Loading ... 76

Gambar 4.95 Halaman Sob! ... 76

Gambar 4.96 Pop-Up Reminder ... 77

Gambar 4.97 Pop-Up Reminder ... 78

Gambar 4.98 Pop-Up Reminder ... 78

Gambar 4.99 Random Pop-Up Reminder ... 79

Gambar 4.100 Pencatat Tindakan Impulsif... 80

Gambar 4.101 Penulisan Progress ... 80

Gambar 4.102 Rangkuman Pekerjaan dan Progress ... 81

Gambar 4.103 Halaman Lanjutan ... 81

Gambar 4.104 Halaman Rumah ... 82

Gambar 4.105 Halaman Catatan Hasil Pekerjaan ... 82

Gambar 4.106 Record ... 83

Gambar 4.107 Rest Time ... 83

Gambar 4.108 Lock Me ... 83

(12)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penjabaran Konsep ICD ... xiv

Lampiran 2 Penjabaran Konsep CBT ... xix

Lampiran 3 Penjabaran Terapi Dalam ICD Secara Klinis ... xx

Lampiran 4 Strategi Kampanye ... xiv

Lampiran 15 Konsep dan Alternatif Logo ... xix

Lampiran 16 Alternatif Logo ... xx

Lampiran 17 Aplikasi Interface ... xx

Lampiran 18 Aplikasi Interface ... xiv

Lampiran 19 Aplikasi Interface ... xix

Lampiran 20 Aplikasi Interface ... xx

Lampiran 21 Aplikasi Interface ... xiv

Lampiran 22 Aplikasi Interface ... xix

(13)

xviii Lampiran 30 Layout Website ... xix Lampiran 31 Pop-up Ads ... xx

(14)

Universitas Kristen Maranatha1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang Permasalahan

Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan penting dalam menentukan pertumbuhan di berbagai bidang. Menurut Dra. Yeti, M.Pd dari Dinas Pendidikan Bandung, sumber daya manusia saat ini berpengaruh penting dalam pembangunan dan produktivitas nasional berkelanjutan, maka dari itu pendidikan untuk remaja dan dewasa awal sangat dibutuhkan untuk melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dewasa awal atau dewasa muda adalah tahap awal remaja memasuki tahap kedewasaan. Dewasa muda mempunyai tanggung jawab untuk segala sesuatu yang terjadi pada dirinya, termasuk tanggung jawab untuk menempuh ilmu. Menurut Fendyanto, M.Psi., Psikolog., dosen psikologi di Universitas Kristen Maranatha, dalam bidang keilmuan psikologi Impulsive Control Disorder (ICD) adalah sebuah gangguan yang sering nampak pada dewasa muda.

Maka dalam usia tersebut dewasa muda membutuhkan banyak latihan mengendalikan diri untuk dapat berperilaku produktif.

Impulse Control Disorder (ICD) adalah keadaan dimana individu tidak dapat menolak suatu impuls (dorongan) untuk mencapai sebuah reward (kesenangan) dan dilakukan tanpa berpikir panjang. Impulsif adalah elemen kunci dari banyak gangguan kejiwaan lainnya. Kondisi kejiwaan ini mempengaruhi penurunan individu yang signifikan dalam fungsi sosial dan pekerjaan. ICD dikategorikan sebagai gangguan psikiatri di bawah DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental

(15)

Universitas Kristen Maranatha2 tertunda dan efektifitas waktu terganggu, seperti waktu tidur, makan dapat menjadi tidak teratur. Icha adalah seorang mahasiswi Institute Politeknik Bandung, mempunyai perilaku selalu membuka twitter walaupun tidak ada mention. Ini sangat

mengganggu kegiatan – kegiatannya, tapi icha tidak bisa menghentikan keinginan

tersebut. Timeline biasa membosankan, tapi selalu timbul dorongan untuk tetap

mengeceknya, Icha tidak dapat melawan keinginan untuk selalu membuka twitternya,

saat membuka twitter miliknya, Icha merasakan kesenangan dan kepuasan, tetapi

setelah itu dia merasa bersalah karena tidakannya mengganggu pekerjaannya.

Jakarta Globe, oleh: Erwida Maulia, 15 Februari, 2013. Dr. Henndy Ginting,

Psikolog mengatakan, bila hal tersebut sudah mengganggu kehidupan orang tersebut maka bisa dibilang orang tersebut mengalami gangguan untuk mengontrol dirinya sendiri dan butuh di-treatment.

Robert Oloan Rajagukguk, PhD. Sebagai Ketua Kompartmen Asesmen Himpunan Psikologi Indonesia mengatakan fenomena sejenis, Smartphone merupakan alat yang sangat membantu pekerjaan sehari-hari terutama untuk perkembangan pengetahuan dan kreatifitas anak dengan segala fitur nya namun juga dapat menjadi ancaman bila tidak bijak menggunakannya. Penggunaan smartphone di kalangan dewasa muda sangat identik dengan sosial media, hampir setiap mereka mempunyai aplikasi sosial media di smartphonenya. Sosial media ini menjadi tempat untuk mereka mengobrol dengan temannya, ajang mengekspresikan dirinya, dan juga diakui sesamanya. Aspek-aspek tersebut ternyata menghasilkan efek yang menyenangkan, dan tanpa sadar terdorong untuk mengembangkannya berulang-ulang. Ketergantungan akan sosial media membuat anak tergoda atau terdorong untuk memeriksa smartphonenya walaupun tidak ada notification, hal ini dapat didefinisikan sebagai Impulse Control Disorder, atau suatu gangguan dimana terdapat kegagalan untuk melawan dorongan

atau godaan yang merugikan diri sendiri atau orang lain. Sebenarnya pelajar sudah menyadari akan kebiasaan buruknya yang membuat pekerjaannya terhambat atau tertunda, namun mereka sendiri tidak tahu akar masalah mengapa mereka selalu melakukan itu.

(16)

Universitas Kristen Maranatha3 dalam belajar atau bekerja. Maka dari itu penulis berencana membuat kampanye perkenalan Impulse Control Disorder untuk mensosialisasikan penyakit tersebut dalam bentuk konkrit dan perancangan terapi visual untuk penderita Impulse Control Disorder di kalangan mahasiswa guna membantu permasalahan mahasiswa dalam

berkonsentrasi dan fokus dalam mengerjakan tugas atau pekerjaannya. Sehingga melahirkan mahasiswa yang produktif dan berkualitas untuk kemajuan Indonesia.

1.2. Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan identifikasi dan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dan ruang lingkup dari makalah ini adalah:

1. Bagaimana mensosialisasikan Impulse Control Disorder bagi mahasiswa yang menderita?

2. Bagaimana menerapkan terapi visual bagi penderita Impulse Control Disorderdi kalangan mahasiswa?

Ruang lingkup dari permasalahan yang akan dikerjakan adalah kampanye terapi visual melalui desain komunikasi visual untuk membantu mahasiswa penderita Impulse Control Disorder, sehingga mereka lebih produktif dalam bekerja dan dapat

menjadi penerus bangsa yang produktif dan berkarakter. Kampanye akan dilakukan di kota Bandung. Target audience dari kampanye ini adalah mahasiswa yang ingin mengatasi Impulse Control Disorder yang dianggap menghambat pekerjaan.

Dengan adanya kampanye yang tepat ingin mengatasi Impulse Control Disorder, diharapkan mahasiswa dapat merasa tertarik dan mulai membatasi diri agar tidak terjebak lagi dalam kebiasaan buruknya sehingga dapat menjadi lebih produktif dan efektif dalam menggunakan waktu.

1.3 Tujuan Perancangan

(17)

Universitas Kristen Maranatha4 1. Mensosialisasikan Impulse Control Disorder bagi mahasiswa yang menderita 2. Merancang kampanye terapi visual bagi penderita Impulse Control Disorder

di kalangan mahasiswa

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan teknik pengumpulan data yang akan dilakukan penulis adalah:

1.4.1 Kuesioner

Penulis menyebarkan kuesioner pada mahasiswa mahasiswi di Bandung. Dengan kelas menengah sampai menengah keatas. Kuesioner dilakukan penulis dengan tujuan untuk memastikan kesesuaian data yang ada dengan responden.

1.4.2 Wawancara

Wawancara dilakukan penulis kepada Robert Oloan Rajagukguk, PhD., Psikolog, untuk menanyakan kondisi dewasa muda dan kendalanya saat ini, kepada Dr. Henndy Ginting, Psikolog, untuk menanyakan Impulse Control Disorder, produktivitas, dan solusinya. Kepada Fundianto, M.Psi., Psikolog

untuk menanyakan Impulse Control Disorder pada dewasa muda. Dra. Yeti. M.Pd, dan Drs.D. Supanda. M.M.Pd dari Dinas Pendidikan kota Bandung, menanyakan peranan penting dewasa muda sebagai penerus bangsa lalu bagaimana bila kualitas dewasa muda itu terganggu, dan terakhir wawancara dilakukan ke beberapa mahasiswa-mahasiswi untuk menjadi sample tambahan untuk memperkuat kuesioner.

1.4.3 Studi Pustaka

(18)

Universitas Kristen Maranatha5 1.5. Skema Perancangan

(19)

Universitas Kristen Maranatha 85

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan selama beberapa waktu, dapat disimpulkan bahwa Impulse Control Disorder menimbulkan dampak buruk bagi penderita baik dari sisi sosial maupun karir. Audience mengetahui tindakan merugikan yang selalu mereka lakukan ketika mengerjakan suatu pekerjaan. Mereka bertekad untuk berubah menjadi lebih baik namun sebagian besar dari mereka tidak mengetahui apa penyebabnya sehingga mereka tidak pernah bergerak dan niat mereka hanya sebatas di pikiran. Oleh karena itu, ide yang dikomunikasikan dalam kampanye perancangan ini akan dilakukan secara bertahap.

Konsep dari kampanye ini adalah “get better now!”. Pada tahap awareness, audience

akan diperlihatkan gejala-gejala Impulse Control Disorder dan dampaknya dalam bentuk konkrit serta dalam kejadian umum sehari-hari sehingga audience dapat merasakan permasalahan serupa yang sering mereka alami. Setelah itu pada diri audience akan tumbuh perasaan yang sering muncul ketika mereka menyadari akan

tidakan merugikan yang mereka biasa lakukan yaitu perasaan bersalah dan ingin berubah. Namun hanya sejauh ini audience biasa berpikir, karena mereka tidak menemukan penyebab dan solusi dari masalah mereka, dengan tidak adanya penanganan khusus yang berlanjut tentang masalah tersebut, pesan yang disampaikan menjadi mudah terlupakan dan megulang hal yang sama. Maka dari itu tahap setelah audience tertarik harus dimanfaatkan dengan efektif, yaitu dengan cara memberikan

(20)

Universitas Kristen Maranatha 86 Multimedia interaktif menuntut adanya hubungan dua arah antara pengguna dan media. Hal ini membuat pesan kampanye yang akan disampaikan akan lebih tertanam. Aplikasi yang dinamakan Sob! didalam Smartphone ini dirancang agar dapat menjadi salah satu impuls utama yang dapat memberikan orientasi pendampingan kepada pengguna atau penderita. Salah satu manfaat yang akan dirasakan dari perancangan aplikasi interaktif ini adalah perannya sebagai teman atau sahabat virtual bagi pengguna untuk mendampingi aktivitas sehari-hari. Perancangan kampanye terapi visual ini bertujuan agar pengguna yang mengalami ICD dapat memiliki fokus dan prioritas dalam mengembangkan potensi karir dan sosial individu.

Dalam perancangan ini, dapat disimpulkan juga bahwa data riset yang kuat dengan pengolahan yang matang sangat berperan penting dalam pembuatan sebuah kampanye.

5.2 Saran Penulis

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka masukan dan saran yang mungkin dapat berguna dalam melakukan kampanye adalah dengan melakukan riset sebanyak-banyaknya dan membuat mind-mapping, skema, dan juga timeline untuk mendukung kelancaran kampanye.

5.2.1 Saran Kepada Pemerintah atau Lembaga Terkait

Penyebab penurunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat mempengaruhi kemajuan negara Indonesia saat ini. Penulis mengidentifikasi dan menganalisis bahwa penurunan kualitas SDM dipengaruhi oleh faktor konkrit dan abstrak. ICD adalah penyebab dalam bentuk konkrit sehingga penulis berharap penyakit yang dianggap sebelah mata ini dapat diperhatikan dan ditanggulangi secara lebih lanjut guna meningkatkan kualitas penerus bangsa untuk kemajuan Indonesia.

5.2.2 Saran Kepada Universitas

(21)

Universitas Kristen Maranatha 87 dan mahasisiswi. Ada baiknya jika penyakit ICD ini ditanggapi dan diatasi bersama untuk melahirkan lulusan-lulusan unggulan dari Univeritas Kristen Maranatha.

5.2.3 Saran Dari Penguji

Penguji setuju dengan aspek teknis, visual, dan konsep yang telah dirancang. Namun penguji memberikan saran agar penulis merancang strategi menyerang sejak tahap awareness dengan memperkenalkan ICD secara langsung pada target. Dengan strategi ini, target dapat lebih mudah disadarkan sejak awal dibandingkan dengan pengenalan gejala ICD melalui bentuk kejadian umum sehari-hari. Penguji menyarankan penulis untuk melakukan evaluasi mengenai efektivitas penyembuhan menggunakan perancangan terapi visual ini.

5.2.4 Tanggapan Tambahan

Efektif tidaknya terapi visual tidak dapat atau sulit ditentukan karena bersifat abstrak. Menurut buku Impulse Control Disorder (Adamec, 1949), sebuah terapi visual akan berhasil dengan adanya kerjasama antara kedua pihak, sama halnya dengan terapi psikologis. Terapi bukanlah sebuah proses yang mudah dan instan. Oleh karena itu penulis telah menjelaskan tentang tahap-tahap penyembuhan melalui sebuah terapi dan bagaimana sebuah terapi dapat terlaksanakan dengan sukses melalui website atau tahap informing. Terapi membutuhkan kesadaran dan komitmen untuk berubah dari dalam diri penderita itu sendiri. Penulis tidak menggunakan strategi attacking campaign berdasarkan dua pertimbangan. Pertama, ICD merupakan penyakit psikis

yang tidak begitu dikenal seperti OCD (Obsessive Compulsive Disorder) dan menurut survei lapangan, 80% dari target tidak mengenal ICD. Pertimbangan kedua adalah adanya kecenderungan target dewasa muda untuk lebih mudah menerima sesuatu yang dekat dengan kejadian sehari-hari. Kejadian umum yang seakan merupakan cerminan diri ini membuat target dapat lebih membuka diri dan meminimalisir karakterisik self-denial yang mereka miliki.

(22)

Universitas Kristen Maranatha 88

DAFTAR PUSTAKA

Adamec, Christine A., 1949-, Impulse Control Disorder / Christine Adamec ; foreword by Pat Levitt.

American Psychiatric Association., 2000 Diagnostic and Statistical Manual of

Mental Disorders Fourth Edition Text Revision, DSM-IV-TR. Arlington, VA:

American Psychiatric Association.

Beck, Aaron T., 1987 Cognitive Therapy of Depression

Charles U. Larson. Wadsworth Pub., 1992 – Persuasion.;10

Darmaprawira W.A., Sulasmi., 2002 Warna : Teori dan Kreatifitas Penggunaannya ed. Ke-2.

Dell’Osso B, Altamura AC, Allen A, Marazziti D, Hollander E., 2006.

"Epidemiologic and clinical updates on impulse control disorders: A critical review". European Archives of Psychiatry and Clinical Neuroscience 256 (8): 464–475.

Desmita, 2012, Psikologi Perkembangan, PT. Remaja Rosdakarya

Effendy, Onong Uchjana., 2003. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Ferrari, J.R., 1995, Self Handicapping by Procrastinator: Protecting Self Esteem, social Esteem, or Both ?. Journal of Research In Personality,

Ferrari, J.R., D Tice. 2000. Procrastination as a self-Handicap for Men and Women: A Task-Avoidance Strategy in a Laboratory Setting.. Journal of Research in

Personality, 34, 73-83.

Gafni, R. & Ger, N., 2010, Time Management: Procrastination Tendency in Individual and Collaborative Tasks, Interdisciplinary Journal of Information,

(23)

Universitas Kristen Maranatha 89 Hornby, A. S., 2000. The Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English.

Six Edition

Jane, B. B. & L. M. Yuen., 1983. Procrastination: Why You Do It, What To Do About It

Lailatul Fitriyah, M.Psi. ,Mohammad Jauhar, S.Pd, 2014, Pengantar psikologi klinis

Michael P. Todaro., 2000, Economic Development, Seventh Edition, Ney York University, Addison Mesley.

Moeller FG, Barratt ES, Dougherty DM, et al., 2001, Psychiatric aspects of impulsivity. Am J Psychiatry. ;158:1783–93

Rachel Cooper., 2003. The Design Experience: The Role of Design and Designers in

the 21st Century

Rachmahana, R.S., 2002. Perilaku Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa. Psikodimensia. Vol.2 No.3.

Rizvi, A., 1998, Pusat Kendali Dan Efikasi Diri Sebagai Prediktor Terhadap Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada

Ruslan, Rosady., 2000. Kampanye Public Relations. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Santrock, J.W., 2002, Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup Jilid II. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.

Serena Wieder, Ph.D. & Harry Wachs, O.D., 2012., Visual/Spatial Portals to Thinking, Feeling and Movement

Stephen J., 2002, An Introdction to Interactive Media

www.psychiatrictimes.com

Referensi

Dokumen terkait

• Kategori resiko bahaya 2: kemeja lengan panjang dan celana panjang atau baju terusan yang tahan api, jaket dan celana busur listrik, pelindung wajah dan

Untuk itu, perlu untuk meningkatkan komunikasi secara intensif agar informasi program dapat tersalur dengan baik, penting untuk dilakukan penguatan kapasitas bagi para pendamping

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam pembinaan akhlak pada siswa kelas IV di SD Negeri 3 Rukti Sediyo,

Pada dasarnya Selasar Sunaryo Art Space terbagi menjadi 10 bagian dengan konsep yang berbeda pada setiap bagiannya.Ruang tingkat yang lebih rendah sekarang

Pemahaman nilai-nilai yang kuat dijadikan kepala sekolah untuk menggerakkan para guru dan pegawai agar mengartikulasikan visi sesuai dengan bidang mereka masing-masing yang

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam tugas akhir ini akan dilakukan analisa karakteristik scouring yang terjadi pada kaki model struktur terumbu buatan tipe

Kesimpulan berdasarkan plot-plot dan diagram bifurkasi sebelumnya pada simulasi ini adalah pengubahan nilai kapasitansi saluran pada shunt capacitance mempengaruhi

(3) KAP atau Cabang KAP yang dikenakan sanksi pembekuan izin, apabila masa pembekuan tersebut telah berakhir dan akan memberikan jasanya kembali, pemimpin atau pemimpin