Enitria Astriani, 2013
Analisis Visual Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis Visual Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari
Tahun 1979-1995
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Oleh
ENITRIA ASTRIANI 0906479
JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
Analisis Visual Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari
Tahun 1979-1995
Oleh Enitria Astriani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Enitria Astriani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Enitria Astriani, 2013
Analisis Visual Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ANALISIS VISUAL POSTER PERTUNJUKAN TEATER SUNDA KIWARI TAHUN 1979-1995
SKRIPSI
Diajukan Oleh: Enitria Astriani
0906479
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing 1
Dr. Zakarias S. Soeteja, M.Sn. NIP. 19607241997021001
Pembimbing 2
Suryadi, S.Pd, M.Sn NIP. 197307142003121001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan
ABSTRAK
Astriani, Enitria. (2013). Analisis Visual Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995.
Jurusan : Pendidikan Seni Rupa Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Kata kunci : Poster, Tipografi, Ilustrasi, Komposisi, Teater.
Poster adalah salah satu media komunikasi visual yang sering kita jumpai. Sebagai media publikasi pertunjukan seni khususnya seni teater, peran poster tidak hanya sebagai media publikasi namun juga sebagai arsip artistik. Poster yang berusia tua dan diproduksi dengan teknik manual, memiliki nilai historis dan estetik. Teater Sunda Kiwari merupakan salah satu komunitas teater dengan ciri khas naskah berbahasa Sunda, memiliki arsip poster-poster bernilai historis yang dibuat dengan teknik manual.
Penelitian ini berfokus pada analisis visual poster pertunjukan teater yang diproduksi Teater Sunda Kiwari secara manual sejak tahun 1979-1995. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana strategi perencanaan poster Teater Sunda Kiwari? (2) Bagaimana proses produksi poster Teater Sunda Kiwari? (3) Bagaimana visualisasi dan makna simbolis poster Teater Sunda Kiwari?.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. Teknik analisis karya menggunakan model kajian estetik dengan pendekatan kritik dan apresiasi seni. Sebagai landasan penelitian, digunakan teori atau konsep yang berkaitan dengan fokus penelitian. Terutama teori atau konsep yang berkenaan dengan Desain Komunikasi Visual (DKV) secara umum, sejarah poster, pengertian poster, unsur-unsur dan prinsip tata rupa poster serta pengertian teater.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa strategi perencanaan yang digunakan dalam merancang poster pertunjukan Teater Sunda Kiwari yang diproduksi secara manual antara tahun 1979-1995 sangat terpengaruh oleh beberapa faktor seperti anggaran biaya dan ketersediaan waktu produksi. Teknik produksi yang digunakan adalah teknik cetak saring dengan metode transfer. Analisis visual juga memperoleh gambaran umum bahwa ciri poster TSK bergaya ilustrasi simbolik dengan dominasi garis lengkung dan siluet, tipografi sudah memenuhi unsur legibility dan readability, namun memiliki kekurangan pada konsistensi dan proporsi anatomi huruf. Tata letak memiliki ciri khas penggunaan posisi sentral sehingga membentuk symetrical balance.
Enitria Astriani, 2013
Analisis Visual Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Key word : Poster, Typography, the Illustration, layout, Theater
The poster is one of visual communication media publications that often seen by us. As performing arts publications especially in theater art, the role of posters not only as a medium of publication , but also as an archive artistic. Poster with old aged and produced with manual techniques has historical and aesthetic value . Kiwari Sundanese theater is one of of community theater with typical Sundanese manuscripts , has some posters archives with historical value which is made by manual techniques .
This study focuses on visual analysis playbills that is produced by kiwari Sundanese Theatre manually since 1979-1995. The problem formulation and the aim of this study was to determine : ( 1 ) How the strategic planning of Kiwari
Sundanese Theater’s posters ; 2 ) how the process production of the poster Kiwari Sundanese Theater ; 3 ) How the visualization and symbolic meaning kiwari
Sundanese theater’s posters .
The method that is used in this study is descriptive qualitative analytic approach . . Analysis technique using aesthetic studies model with approach to criticism and art appreciation. As a study platform , used theory or concept which is related to the study focus. Especially theory or concept which is related to Design Visual communication ( Graphic Design ) in general , history of posters , definition of posters , the elements and principles of such a system as well as the sense of theater posters . Based on the result of this study, revealed that the planning strategies that is used in designing posters Kiwari Sundanese Theater performances manually produced between 1979-1995 which is greatly affected by several factors such as budget and time availability production. Production technique that is used is screen printing techniques with transfer method.
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GAMBAR... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5
D. Metode Penelitian... 7
E. Sistematika Penelitian... 7
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Desain Komunikasi Visual... 9
1. Lingkup Desain Komunikasi Visual... 11
B. Definisi Poster... 14
C. Unsur-unsur Poster... 15
1. Tipografi... 15
2. Ilustrasi... 23
D. Elemen Seni Rupa dan Desain... 28
1. Titik... 28
2. Garis... 28
3. Bidang... 30
4. Warna... 31
5. Tekstur... 33
E. Prinsip Tata Letak/Layout... 33
Enitria Astriani, 2013
Analisis Visual Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Keseimbangan... 39
7 Poster Film dan Pertunjukan Seni... 47
G. Semiotika... 49
B. Langkah-Langkah Penelitian... 54
1. Tahap Pra Lapangan... 54
2. Tahap kegiatan Lapangan... 55
3. Tahap Analisis Data... 55
C. Teknik Pengumpulan Data... 57
1. Observasi... 58
2. Wawancara... 59
3. Dokumentasi... 60
4. Kajian Pustaka... 61
D. Teknik Analisis Visual... 61
1. Pendekatan Apresiasi Seni... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian... 66
1. Profil Teater Sunda Kiwari... 66
2. Data Hasil Reduksi... 68
B. Pembahasan Analisis Visual Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari tahun 1979-1995... 70
1. Strategi Perencanaan Poster Pertunjukan teater Sunda Kiwari... 70
2. Teknik Produksi Poster Pertunjukan Teater sunda Kiwari... 72
3. Visualisasi Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari... 78
a. Poster “Runtag” ... 79
b. Poster “Julius Caesar” ... 88
c. Poster “Carem” ... 95
d. Poster “Gonjang-ganjing” ... 102
e. Poster “Silihwangi Maharaja Pajajaran” ... 109
f. Poster “Tambang” ... 115
g. Poster “Tukang Asahan” ... 119
h. Poster “Sanghiang Tapak” ... 124
i. Poster “Tonggeret Banen” ... 128
j. Poster “Prabu Anom Tarusbawa” ... 134
k. Poster “Bon Manusa Bin” ... 139
l. Poster “Pasunda Bubat” ... 146
4. Makna Simbolik Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari... 152
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 155
B. Saran... 158
DAFTAR PUSTAKA... 159
GLOSARIUM... 161 LAMPIRAN
Enitria Astriani, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Seiring dengan pesatnya perkembangan informasi di era globalisasi ini,
komunikasi menjadi sebuah kegiatan penting. Informasi sangat dibutuhkan dalam
mendukung berbagai kegiatan manusia. Hampir seluruh profesi membutuhkan
informasi untuk mengoptimalkan kinerjanya. Semakin tinggi tingkat kebutuhan
informasi, tentu menyebabkan tinggi pula kebutuhan untuk berkomunikasi.
Karena melalui komunikasilah sebuah informasi dapat disampaikan dan diterima.
Dewasa ini komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai media, yaitu
media komunikasi berupa audio, visual, dan audio visual. Dengan adanya media
komunikasi, sebuah informasi dapat disampaikan dengan cepat, seakan tidak ada
lagi batasan ruang dan waktu antara penyampai dan penerima informasinya.
Beragam media komunikasi memberikan pilihan kepada masyarakat untuk
memilih media komunikasi yang digunakan sesuai dengan kebutuhannya.
Salah satu dari media komunikasi yang cukup banyak digunakan
masyarakat adalah media komunikasi visual. Menurut Adi Kusrianto :
“Komunikasi visual adalah komunikasi yang menggunakan bahasa visual, dimana unsur dasar bahasa visual (yang menjadi kekuatan utama dalam penyampaian pesan) adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk menyampaikan arti, makna, atau pesan”. (Kusrianto, 2009:10)
Berbagai media komunikasi visual banyak kita temukan dalam
keseharian. Selain tayangan informasi di televisi (media elektronik) dan surat
kabar (media cetak) yang tiada henti dapat kita konsumsi setiap saat, mata kita
juga sering disuguhi puluhan spanduk, baligho, poster, dan berbagai jenis media
visual lainnya menghiasi sudut-sudut jalan bersaing mencuri perhatian masyarakat
melalui daya pikat visual. Hal ini menunjukan bahwa kekuatan visual cukup
Enitria Astriani, 2013
Analisis Visual Poster Pertunnjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Poster adalah salah satu media komunikasi visual yang sering kita jumpai.
Menurut John Gierla (Supriyono, 2010:158) “Perbedaan poster dengan media
cetak lainnya adalah, poster menyampaikan informasi pada pembaca yang sedang
bergerak (on the move on)”. Poster juga memiliki kelebihan sebagai media
komunikasi visual karena memuat informasi secara singkat, padat dan jelas, serta
dapat diproduksi secara massal. Perbedaan dan kelebihan itulah yang membuat
poster harus tampil dengan desain yang menarik perhatian.
Melihat sejarahnya, “awal poster muncul karena adanya tuntutan industri
dan bisnis pada era tahun 1880-an” (Safanayong:2013). Sampai saat ini poster
masih banyak digunakan untuk keperluan industri dan bisnis. Namun poster tidak
terbatas hanya untuk mendukung keperluan bidang industri saja, poster juga biasa
digunakan untuk menyampaikan informasi pada bidang politik, pariwisata,
lingkungan hidup, lomba atau kompetisi, kesejahteraan masyarakat, olah raga, dan
informasi kegiatan seni budaya seperti poster pameran seni rupa, dan pertunjukan
seni.
Pertunjukan seni adalah kegiatan mempertunjukan karya seni kepada
masyarakat. Seni yang tergolong dalam seni pertunjukan diantaranya adalah seni
teater, seni musik, dan seni tari. Sedangkan seni rupa tidak dikategorikan dalam
seni pertunjukkan karena karakternya yang berbeda dari jenis kesenian lainnya.
Seni rupa dalam seni pertunjukan memiliki peran sebagai pendukung melalui tata
panggung, tata kostum, poster dan lain sebagainya. Diantara jenis seni
pertunjukan, teater adalah salah satu seni pertunjukan yang melibatkan seluruh
jenis seni. Oleh sebab itulah teater sering dikatakan sebagai seni yang kompleks.
Teater juga merupakan sebuah pertunjukan seni yang cukup diminati masyarakat.
Minat masyarakat terhadap pertunjukan teater tidak hanya sebagai penonton,
tetapi juga sebagai pemain dan penggiatnya. Naskah yang ditampilkan dalam
pertunjukkan teater sangat beragam dari naskah cerita tradisi lokal hingga adaptasi
naskah cerita dari mancanegara.
Pertunjukkan seni yang hadir di tengah-tengah masyarakat saling
berlomba untuk menarik minat calon pemirsanya. Informasi tentang sebuah
media cetak maupun elektronik. Salah satu media komunikasi yang sering
digunakan untuk menginformasikan pertunjukan seni (termasuk teater) adalah
poster. Tampilan sebuah poster pertunjukan haruslah juga menginterpretasikan isi
pertunjukan, sehingga masyarakat dapat mengetahui secara umum apa yang
didapatkan dari pertunjukan yang akan ditontonnya.
Sebuah poster pertunjukan teater tentunya harus memiliki daya tarik
tersendiri bukan hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga harus
diperhatikan sisi artistiknya. Dalam sebuah artikel surat kabar Yusuf Affendi
(1982) mengungkapkan bahwa “poster merupakan semacam arsip artistik
pertunjukan seni dari masa ke masa”. Sisi artistik sebuah poster tentu tercipta dari
olahan komposisi unsur-unsur seni rupa di dalamnya. Menurut Robin Landa
“Desain poster bisa hanya berupa teks atau gabungan antara teks dan ilustrasi
(visual)” (Supriyono, 2010:165). Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa unsur-unsur dalam poster terdiri dari gambar (ilustrasi) dan aksara (tipografi) atau
salah satu diantaranya yang kemudian diatur berdasarkan tata letak yang artistik
sesuai dengan prinsip desain.
Disaat teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang sedemikian
pesat, media cetak seperti poster masih banyak digunakan untuk
menginformasikan sebuah pertunjukan teater. Salah satu komunitas (grup) seni
teater di kota Bandung yang menggunakan poster sebagai media informasi
pertunjukannya adalah grup Teater Sunda Kiwari (TSK). Konsistensi TSK untuk
menyajikan pertunjukkan teater yang lekat dengan tradisi kesundaan sejak awal
berdirinya, memberikan catatan tersendiri di tengah serbuan seni pertunjukan
lainnya seperti musik dan film yang secara umum lebih digemari masyarakat.
Penggunaan poster sebagai media informasi pertunjukannya telah dilakukan oleh
TSK dengan teknik manual sejak tahun 1979. Sampai kemudian memasuki era
multimedia, mulailah dibuat poster teater dengan tampilan yang lebih kompleks
menggunakan teknologi komputer untuk pengolahan gambar dan dekstop
publishing sampai sekarang.
Seiring perkembangan zaman poster TSK kini telah diolah dengan teknik
Enitria Astriani, 2013
Analisis Visual Poster Pertunnjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memiliki keunggulan tersendiri dari segi nilai historis. Pada tahun 1979 memasuki
1980-an saat itu belum begitu dikenal teknik pengolahan desain poster
menggunakan komputer (digital). Selain TSK, beberapa grup teater saat itu juga
memproduksi poster untuk pertunjukannya dengan teknik manual. Namun desain
poster yang ditampilkan masih memiliki banyak keterbatasan.
Dalam sebuah surat kabar, terdapat artikel yang berisi kritik seni terhadap
beberapa poster pertunjukan seni yang diproduksi manual oleh TSK, dan grup
teater lainnya seperti Radio Sonata dan Studiklub Teater Bandung (STB) yang
ditulis oleh Yusuf Affendi (1982) sebagai berikut :
“Memperhatikan desainnya, poster yang dicetak selama tiga tahun terakhir belum dapat menampung keinginan atau gagasan seniman yang menggarapnya. Masih sangat terbatas oleh sarana percetakan yang tersedia serta waktu mendesainnya yang selalu tergesa-gesa. Tetapi dari keseluruhan koleksi yang ada cukup menggembirakan dilihat dari segi keaneka-ragaman. Sangat disayangkan tidak satupun poster yang tercetak untuk pagelaran seni Sunda. Kejadian itu harus mendapat perhatian,
terutama dari „inohong‟atau tokoh kesenian daerah”.
(Pikiran Rakyat, Selasa 08 Juni 1982, Poster Pagelaran Seni di Bandung, Ungkapan Desainnya terbatas)
Keterbatasan yang dialami desainer poster pertunjukan dari segi sarana
dan waktu, membuat terbatasnya pula ungkapan seninya. Hal tersebut dialami
pula oleh R. Dadi P. Danusubrata dan Budi Rianto sebagai desainer dan ilustrator
untuk kebanyakan poster pertunjukan TSK dari tahun 1979 sampai dengan 2001.
Dalam artikel yang sama, Yusuf Affendi juga mengungkapkan lebih jauh
mengenai keterbatasan dalam poster pertunjukan dengan teknik produksi manual.
“Poster itu sendiri pada saat ini, belum dapat dijadikan media ungkapan rasa seniman grafis terhadap suatu pagelaran seni yang sebenarnya mampu menjadi alat komunikasi artistik terhadap masyarakat umum. Jadi masih terbatas pada : kertas yang dicetak dibubuhi kata-kata dengan gambar atau bidang warna. Tetapi kecenderungan ke arah menampilkan ungkapan seninya sudah kentara, walaupun belum sepenuhnya. Karena keterbatasan
segi teknik dan biaya”.
Namun dengan keterbatasan yang dialami, poster pertunjukan seni
terutama dengan teknik produksi manual, tetap memiliki peran sebagai
dokumentasi artistik. Walaupun sangat disayangkan dari banyaknya pertunjukan
TSK yang menggunakan poster manual, hanya tersisa beberapa poster yang masih
tersimpan dalam arsip. Untuk itu, tahap perencanaan, produksi dan visualisasi
poster pertunjukan seni yang diproduksi secara manual menarik untuk diteliti.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti tertarik untuk
membuat sebuah penelitian dengan judul “Analisis Visual Poster Pertunjukan
Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995”
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini didasari pada satu fokus utama penelitian,
yaitu pengkajian visual terhadap poster pertunjukan teater sunda kiwari, poster
yang dikaji adalah poster yang diproduksi secara manual dari tahun 1979 sampai
dengan tahun 1995.
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut di atas maka masalah yang akan
diteliti dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi perencanaan poster pertunjukan Teater Sunda Kiwari
yang dibuat secara manual?
2. Bagaimana teknik produksi poster pertunjukan Teater Sunda Kiwari yang
dibuat secara manual?
3. Bagaimana visualisasi dan makna simbolik pada poster pertunjukan Teater
Sunda Kiwari yang dibuat secara manual?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh penjelasan mengenai hal berikut:
a. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan strategi perancangan media poster
Enitria Astriani, 2013
Analisis Visual Poster Pertunnjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan teknik produksi poster pertunjukan
Teater Sunda Kiwari yang dibuat secara manual.
c. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan analisis visual dan makna simbolik
pada poster pertunjukan Teater Sunda Kiwari yang dibuat secara manual.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat memberi manfaat
sebagai berikut :
a. Bagi peneliti : menambah pengetahuan dan wawasan tentang desain
komunikasi visual, khususnya dalam perancangan dan produksi poster yang
dibuat secara manual untuk menginformasikan pertunjukan teater.
b. Bagi peneliti lain : diharapkan penelitian berkaitan pengkajian visual poster
pertunjukan yang dibuat secara manual ini dapat memberikan referensi bagi
peneliti lain yang akan mengkaji hal yang berhubungan di kemudian hari.
c. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS UPI : hasil penelitian ini
diharapkan dapat memperkaya referensi kajian estetik dan teknik produksi
media komunikasi visual mengenai poster khususnya poster pertunjukan
teater. Informasi kajian estetik dan teknik produksi ini diharapkan terutama
dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan sebagai referensi dalam
pembelajaran mata kuliah Desain Komunikasi Visual dan Media
Pembelajaran.
d. Bagi Teater Sunda Kiwari, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
motivasi dalam pengembangan desain komunikasi visual poster
pertunjukannya disamping sebagai bahan kajian dokumentasi historis
perjalanan Teater Sunda Kiwari.
e. Bagi dunia pendidikan seni rupa, hasil kajian terhadap strategi perencanaan
dan produksi karya desain komunikasi visual secara manual ini diharapkan
dapat menginspirasi pendidik seni rupa maupun ahli pendidikan seni rupa
untuk mengembangkan model pembelajaran seni rupa khususnya seni rupa
D.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dengan pendekatan kualitatif,
yaitu metode penelitian yang tidak menggunakan cara pengukuran (kuantifikasi)
dan prosedur ilmu statistika dalam mencapai hasil penelitiannya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif analitik sesuai dengan tujuan penelitiannya mengenai analisis visual
poster pertunjukan teater. Penelitian deskriptif analitik yaitu metode yang
menggunakan kajian teori sebagai landasan data, kemudian pengumpulan data
melalui observasi ke tempat penelitian secara langsung, mewawancarai
narasumber yang dalam konteks penelitian ini adalah desainer dan ilustrator
poster pertunjukan yang dianalisis serta sumber lain yang berkaitan dengan
penelitian. Kemudian melakukan studi dokumentasi berupa arsip pribadi,
foto-foto kegiatan, naskah-naskah pementasan, lalu dianalisis berdasarkan kajian teori
dan studi pustaka.
Adapun metode yang digunakan untuk menganalisis karya desain
komunikasi visual (poster) menggunakan model kajian estetik dengan pendekatan
apresiasi dan kritik seni. Metode ini dipilih karena apresiasi seni dapat
menganalisis data dari sisi kesejarahannya atau latar belakang penciptaannya.
Sedangkan kritik seni dapat menilai karya yang diteliti dari sudut kritis. Sehingga
dengan begitu data yang diperoleh dapat dianalisis secara mendalam dan
komprehensif.
E.
Sistematika Penulisan
Penulisan laporan penelitian, berupa skripsi ini akan tersusun dari
beberapa Bab, yang terdiri atas :
1. BAB I PENDAHULUAN. Bab ini terdiri atas latar belakang masalah,
rumusan serta batasan masalahnya, tujuan dilakukannya penelitian, manfaat
penelitian, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.
2. BAB II LANDASAN TEORITIK/TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini
Enitria Astriani, 2013
Analisis Visual Poster Pertunnjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
erat dengan objek penelitian berupa teori desain komunikasi visual (DKV)
secara umum, prinsip-prinsip desain, poster (sejarah, jenis-jenis, unsur-unsur,
teknik produksi), dan pengertian teater.
3. BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan dijabarkan lebih rinci
tentang metode penelitian yang secara garis besar telah diuraikan pada Bab I.
4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini
peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang dilakukan berupa analisis
secara visual mengenai poster pertunjukan Teater Sunda Kiwari yang dibuat
secara manual.
5. BAB V KESIMPULAN. Dalam Bab ini peneliti akan menyimpulkan hasil
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Metode Penelitian
Setiap penelitian tentu memiliki tujuan. Guna mencapai tujuan tersebut
maka diperlukan metode penelitian yang tepat. Karena pada dasarnya metode
merupakan sebuah cara untuk mendapatkan berbagai hal yang menunjang
tercapainya suatu tujuan. Hal ini sesuai dengan definisi yang diungkapkan
Sugiyono (2010:3) “Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Dalam konteks penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data,
pengolahan, dan menarik kesimpulan mengenai hasil analisis visual poster
pertunjukan Teater Sunda Kiwari. Poster yang dimaksud adalah poster yang
dibuat secara manual (tahun 1979-1995).
Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan dalam penelitan di atas,
maka perlu menggunakan metode penelitian yang tepat, sesuai, dan efektif. Oleh
karena itu untuk mendapatkan deskripsi mengenai visualisasi poster pertunjukan
Teater Sunda Kiwari maka peneliti memilih menggunakan penelitian yang bersifat
deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mendeskripsikan sebuah
gejala, peristiwa dan kejadian. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, penelitian
deskriptif dianggap tepat untuk dapat menggali, dan mendeskripsikan poster
pertunjukan Teater Sunda Kiwari secara visual.
Setelah mendapatkan deskripsi mengenai penampakan visual, kemudian
dilakukanlah analisis dengan mengkomparasikan visualisasi poster pertunjukan
dengan berbagai unsur, prinsip, dan variabel lain dalam teori kesenirupaan. Hal itu
merupakan cara untuk mendapatkan kesimpulan berkenaan tujuan penelitian.
Maka dari pada itu, penelitian ini dapat dinamakan penelitian deskriptif analitik.
Adapun pendekatan yang digunakan adalah pedekatan kualitatif.
Enitria Astriani, 2013
Analisis Visual Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Pendekatan kualitatif adalah penelitian dengan pendekatan yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/deduktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi”. (Sugiyono, 2010 : 15)
Pendekatan kualitatif dipilih karena dalam penelitian ini diperlukan cara
untuk mengumpulkan data deskriptif berupa tulisan-tulisan, maupun data
dokumentasi, foto, hasil observasi, dan wawancara.
B.
Langkah-langkah Penelitian
Setelah menentukan metode penelitian dengan memilih sifat dan
pendekatannya. Kemudian peneliti merancang langkah-langkah penelitian.
Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan terbagi atas tiga tahap, yaitu :
1. Tahap Pra Lapangan
Tahap pra lapangan dapat juga dikatakan sebagai tahap persiapan. Pada
tahap ini peneliti menjalani berbagai persiapan mulai dari melakukan bimbingan
mengenai topik yang akan diangkat dengan dosen yang memiliki kompetensi di
bidangnya, kemudian mencari informasi awal berkenaan objek penelitian,
mengumpulkan beberapa data awal berupa poster-poster pertunjukan yang
diproduksi Teater Sunda Kiwari, lalu membuat dan mengajukan proposal penelitian dengan judul “Analisis Visual Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995”.
Selanjutnya setelah mendapatkan dosen pembimbing, peneliti melakukan
bimbingan awal, merevisi proposal serta mengurus pengesahan proposal dan Surat
Keputusan (SK). Peneliti juga mempersiapkan surat izin penelitian kepada pihak
Teater Sunda Kiwari sebagai subjek penelitian, serta beberapa narasumber
diantaranya R. Dadi Danusubrata sebagai ketua, sutradara, dan desainer. Serta
persiapan akhir adalah membuat instrumen penelitian dan menyiapkan butir-butir
wawancara.
2. Tahap Kegiatan Lapangan
Pada tahap ini, peneliti melakukan penelitian di sekretariat Teater Sunda
Kiwari pada bulan April 2013. Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu
observasi, pengumpulan data, wawancara, dan studi dokumentasi.
Kegiatan observasi dilakukan dengan mengacu kepada poin-poin yang
telah disusun dalam lembar observasi sesuai dengan instrumen penelitian.
Sedangkan data-data yang dikumpulkan terdiri dari poster-poster
pertunjukan sejak tahun 1979 sampai dengan 1995 yang tersimpan rapi sebagai
arsip artistik, penulis menyimpan data tersebut dalam bentuk foto karena
poster-poster tersebut berusia cukup tua dan tidak dapat disentuh dengan leluasa. Selain
itu ada juga data berupa dokumentasi foto-foto, kliping artikel koran, dan berbagai
data lainnya yang sesuai dengan keperluan penelitian.
Pengumpulan data berupa pernyataan lisan dilakukan melalui wawancara.
Karena wawancara merupakan salah satu alat pengumpul data, wawancara
dilakukan kepada narasumber yang dibutuhkan, yaitu ketua Teater Sunda Kiwari,
desainer serta ilustratornya. Hal-hal yang ditanyakan dalam wawancara telah
tersusun dalam daftar wawancara, namun tetap dilakukan secara terbuka agar
menghasilkan data yang lebih kaya.
Peneliti juga melakukan pengkajian beberapa naskah yang menjadi dasar
pembuatan poster pertunjukan. Pengetahuan mengenai isi naskah dapat
memperkaya data penulis berkaitan dengan dasar perencanaan pembuatan poster.
3. Tahap Analisis Data
Tahap ini tentu adalah tahap yang sangat penting dalam penelitian ini.
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis agar pemecahan masalah dapat
ditemukan. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, pada penelitian kualitatif belum
dapat dipastikan cara penganalisaan data yang baku. Oleh karena itu dalam
penelitian ini peneliti juga dapat berperan sebagai instrumen atau dapat pula
Enitria Astriani, 2013
Analisis Visual Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam menganalisis data, ada beberapa langkah yang dilakukan, yaitu
menyeleksi data hasil dari observasi, wawancara, kajian pustaka dan studi
dokumentasi untuk kemudian disaring menjadi beberapa data yang diperlukan
sesuai kebutuhan penelitian. Tahap ini dapat disebut tahap reduksi. Setelah data
disaring kemudian data tersebut dikelompokan lagi sesuai fokus penelitian. Data
berupa poster pertunjukan produksi Teater Sunda Kiwari difokuskan menjadi
poster yang dibuat manual sejak tahun 1979-1995. Tahap ini dinamakan tahap
tabulasi data.
Setelah data ditabulasi, barulah data memasuki penerapan data sesuai
dengan pendekatan penelitian. Berdasarkan pendekatan penelitian kualitatif, data
yang ada kemudian dikaji dengan mengkomparasikan visualisasi poster dengan
teori yang ada di BAB II, dengan demikian maka visualisasi poster pertunjukan
Teater Sunda Kiwari dapat teranalisis.
Secara lebih mendalam, langkah-langkah tahap analisis data diuraikan
seperti di bawah ini :
a. Reduksi
Seperti telah disinggung di atas, langkah persiapan adalah suatu langkah
mempersiapkan pemilihan data. Dalam penelitian kualitatif dibutuhkan banyak
data yang bersifat umum, terbuka, menyeluruh, dan sebanyak-banyaknya untuk
memperkaya sumber data. Kemudian data-data tersebut diseleksi kembali
berdasarkan kriteria yang dibutuhkan.
Lebih jelasnya, dalam melakukan kegiatan lapangan, penulis mendapatkan
berbagai data meliputi sejarah Teater Sunda Kiwari, profil, susunan kepengurusan,
jumlah anggota, track record pementasan, data naskah, dan lain sebagainya.
Kemudian hasil dari studi dokumentasi mendapatkan foto-foto poster pertunjukan
yang dibuat manual maupun digital, adapula poster festival drama basa sunda
(FDBS) yang digelar dua tahun sekali. Data wawancara juga menghasilkan
berbagai informasi mengenai latar belakang pembuatan poster, tahap pra produksi,
dan produksi, serta berbagai hal yang berkaitan dengan itu.
Dari data-data yang diperoleh tersebut, maka diseleksilah data-data yang
naskah-naskah yang pernah dipentaskan, foto poster pertunjukan, dan teknik produksi.
Itulah data hasil reduksi yang kemudian dikelompokan kembali berdasarkan fokus
penelitian, untuk memasuki tahap analisis selanjutnya.
b. Tabulasi
Setelah data direduksi, kemudian data memasuki tahap tabulasi. Tahap ini
merupakan tahap penyajian data secara deskriptif naratif. Data yang telah
dikelompokan berdasarkan fokus penelitian, dipaparkan dan dianalisa lebih
mendalam agar dapat diinformasikan pada pihak lain yang membutuhkan
informasi berkenaan dengan hal yang diteliti.
Lebih terperinci, penyajian tabulasi data dan pembahasannya dapat dilihat
di BAB IV mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Berdasarkan tujuan
penelitian, pembahasan yang dikaji adalah tentang poster pertunjukan dengan
teknik pembuatan manual. Barulah dapat diketahui visualisasi dari masing-masing
poster.
c. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan tahap akhir dari proses pengolahan data. Inilah
tahap dimana penulis memaparkan hasil akhir pandangannya. Kesimpulan yang
baik akan memberikan jawaban dari permasalahan yang diusung dalam penelitian.
Paparan hasil penelitian yang panjang dan mendalam, kemudian diringkas
kedalam sebuah kesimpulan yang singkat, padat, dan bermakna.
Tahapan ini akan menyimpulkan hasil penelitian mengenai visualisasi
poster pertunjukan Teater Sunda Kiwari baik secara manual. Visualisasi tersebut
meliputi karakteristik tipografi, ilustrasi, tata letak, dan berbagai unsur seni rupa
lainnya. Termasuk juga proses dan teknik produksi yang digunakan.
Kesimpulan diharapkan dapat menjadi statement penting yang mewakili isi
serta jawaban dari permasalahan penelitian.
C.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik atau cara pengumpulan data dalam sebuah penelitian perlu
disesuaikan dengan jenis pendekatan penelitiannya. Dalam penelitian kuantitatif
Enitria Astriani, 2013
Analisis Visual Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengadaan tes, kuesioner, dan angket, yang kemudian diolah berdasarkan rumus
perhitungan statistika. Berbeda dengan pendekatan kuantitatif, penelitian ini
seperti yang telah dijelaskan pada bagian metode penelitian adalah penelitian yang
menggunakan pendekatan kualitatif dan bersifat deskriptif analitik. Maka, teknik
pengumpulan data yang dilakukan tentu tidak dapat menggunakan tes yang baku,
serta hasilnya tidak dapat diuji menggunakan rumus statistika.
Oleh sebab itu, dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik yang dapat mengeksplorasi kedalaman dan keluasan
data-data di lapangan. Melalui observasi, wawancara, pengumpulan dokumentasi,
dan kajian pustaka.
Penjelasan teknik pengumpulan data dijelaskan lebih lanjut sebagai
berikut:
1. Observasi
Observasi atau istilah lainnya adalah proses mengamati. Mengamati dapat
diartikan memperhatikan kejadian, prilaku, gerakan, dan suatu proses. Kegiatan
mengamati bukanlah sebuah kegiatan yang mudah dilakukan. Karena sebagai
pengamat harus dapat melakukannya seobjektif mungkin, sedangkan aktivitas
manusia sangat dipengaruhi oleh minat dan kecenderungan yang berbeda-beda.
Maka dari itu, kegiatan observasi haruslah mengacu pada sebuah
instrumen yang telah disusun sebelumnya. Instrumen tersebut dinamakan lembar
observasi. Pada lembar observasi, telah tertulis poin-poin yang akan diamati. Poin
tersebut diambil dari variabel penelitian dan batasan masalah yang telah
ditentukan pada rumusan masalah.
Dengan mengacu pada lembar observasi, peneliti dapat melakukan
observasi secara menyeluruh dan mendapatkan data sesuai dengan kebutuhan
penelitian. Pernyataan ini sesuai dengan yang diungkapkan Arikunto “Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya
dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun
berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan
Namun demikian, melakukan observasi tidak hanya sekedar mencatat hasil
temuan saja. Lebih dari itu, observer harus mempertimbangkan dan menilainya
kedalam sebuah skala bertingkat. Sebagai contoh apabila pada poin mengenai
jenis tipografi yang digunakan dalam desain poster pertunjukan, tidak sekedar
mengetahui jenis tipografi yang nampak, namun menilai pula dasar pembuatan
tipografi tersebut apakah merupakan pengembangan dari jenis tipografi yang telah
ada, atau membuat jenis tipografi baru. Hal tersebut sebagai contoh kegiatan
observasi yang dilakukan mendalam. Dengan demikian hasil observasi akan
mendapatkan data yang lebih terpercaya, lengkap dan spesifik. Kematangan
lembar observasi juga menjadi bagian pendukung proses observasi yang baik.
2. Wawancara
Teknik pengumpulan data dari narasumber dengan cara tatap muka
langsung dapat disebut wawancara. Wawancara memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihannya antara lain dapat memperoleh data secara langsung
dari narasumber dengan bertatap muka, cara ini memberikan keuntungan secara
emosional karena selain dapat menggali informasi lebih banyak, jika wawancara
dilakukan pada waktu dan suasana yang tepat, narasumber akan lebih nyaman
sehingga data yang didapat akan lebih luas dan objektif.
Kekurangan dari teknik wawancara adalah memerlukan waktu yang
panjang. Apalagi jika jumlah narasumbernya pun banyak. Berbeda dengan
penggunaan teknik tes, kuesioner, dan angket yang dapat disebarkan langsung ke
banyak responden pada waktu bersamaan.
Selain itu, wawancara juga harus dipersiapkan dengan sangat matang.
Karena ketidaksiapan saat melakukan wawancara dapat membuat narasumber
tidak nyaman sehingga hasil wawancara yang diperoleh menjadi tidak optimal. ”Sikap pada waktu datang, sikap duduk, kecerahan wajah, tutur kata, keramahan, kesabaran serta keseluruhan penampilan, akan sangat berpengaruh terhadap isi
jawaban responden yang diterima peneliti” (Arikunto, 2002:202)
Untuk mempermudah kegiatan wawancara maka perlu dibuat lembar
Enitria Astriani, 2013
Analisis Visual Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
narasumber. Dengan begitu, saat wawancara berlangsung pembicaraan dapat tetap
berkembang tanpa kehilangan arah pembicaraan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang cukup mudah
dibandingkan teknik lainnya. Karena teknik ini tidak perlu melibatkan responden
atau narasumber melainkan hanya benda mati yang dianggap sebagai data yang
berkaitan dengan kepentingan penelitian.
Walaupun teknik dokumentasi dianggap lebih mudah dari teknik lainnya,
tetap saja teknik ini tidak kalah penting. Dengan dokumentasi peneliti dapat
memperoleh data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, artikel koran,
buku, naskah, arsip poster pertunjukan, dan benda-benda lainnya yang dapat
dijadikan sumber data.
4. Kajian Pustaka
Bagi penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analitik, kajian pustaka
merupakan teknik yang sangat penting untuk pendalaman data secara teoritik.
Data yang didapatkan tentu harus diuji berdasarkan teori yang telah dikemukakan
para pakar dan ahli yang kompeten dibidangnya.
Dalam hal ini, peneliti melakukan kajian pustaka dalam bidang seni rupa
dan desain untuk memberikan pemahaman secara umum mengenai topik
penelitian, sedangkan lebih khusus lagi peneliti melakukan kajian pustaka pada
bidang keilmuan desain komunikasi visual yang didalamnya mengkaji lebih dalam
lagi mengenai teori poster. Teori poster sendiri meliputi teori tipografi, ilustrasi,
tata letak, warna, dan unsur-unsur serta prinsip-prinsip poster. Dengan melakukan
kajian pustaka, akan lebih mudah bagi peneliti untuk memilih dan menilai data,
serta mempertajam analisis data. Untuk mengoptimalkan kegunaan teknik ini,
perlu diperhatikan pula keshahihan sumber pustaka, agar teori yang digunakan
betul-betul bersumber pada kebenaran yang telah teruji. Sumber pustaka yang
digunakan dapat berupa buku, jurnal ilmiah, ataupun berbincang dan berdiskusi
langsung dengan pakar desain komunikasi visual. Dengan begitu tentu saja
Untuk mempermudah pemahaman akan lebih jelas digambarkan dalam bagan berikut ini :
D.
Teknik Analisis Visual
Analisis data merupakan tahap inti dari penelitian ini. Teknik yang
digunakan untuk menganalisis data secara visual menggunakan model kajian
estetik yaitu menempatkan karya seni sebagai sebuah objek penelitian yang
memiliki nilai estetis. Model ini dapat dilakukan dengan pendekatan apresiasi seni
dan kritik seni. Pendekatan tersebut lebih rinci dijelaskan sebagai berikut :
1. Pendekatan Apresiasi Seni
Apresiasi seni secara umum dapat dipahami sebagai kegiatan mengenal
dan menghargai sebuah benda yang dianggap bernilai estetik. Seperti pendapat
Rusyana (2006:1) menyatakan bahwa :
“apresiasi adalah pengenalan dan penghargaan terhadap nilai-nilai luhur serta jawaban seseorang yang sudah matang dan sudah berkembang ke arah nilai-nilai yang lebih tinggi. Sehingga ia siap mengenal nilai dengan tepat dan menjawabnya dengan hangat dan simpatik”. (Karyono, 2007:3)
Pada penelitian ini apresiasi digunakan dengan pendekatan kesejarahan.
Tri Karyono (2007:22) berpendapat sebagai berikut: Gambar 3.1 Bagan Alur penelitian
Enitria Astriani, 2013
Analisis Visual Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“..pendekatan kesejarahan adalah kegiatan apresiasi yang ditempuh melalui pengenalan dan pemahaman sejarah seni. Berdasarkan pendekatan ini proses yang terjadi digunakan untuk mengungkap latar belakang sebuah karya seni. Hal ini dipandang perlu karena setiap karya seni yang dihasilkan tentunya memiliki berbagai persoalan mulai dari ide atau gagasannya, proses pembuatannya, sampai terwujud hasilnya”.
Cara untuk melakukan apresiasi dengan pendekatan kesejarahan adalah
dengan merumuskan ke dalam poin-poin pertanyaan:
a. Bertanya mengenai “Apa?”
Poin ini mengacu kepada objek apa yang diapresiasi, sumber gagasan,
pesan yang ingin disampaikan, hal apa saja yang mendukung, kendala apa
yang dihadapi, dan lain sebagainya.
b. Bertanya mengenai “Siapa?”
Pertanyaan ini akan memberikan informasi mengenai pembuat atau
seniman yang membuat karya seni.
c. Bertanya mengenai “Kapan?”
Pertanyaan ini berhubungan dengan waktu atau periodisasi.
d. Bertanya mengenai “Dimana?”
Pertanyaan ini berkaitan dengan tempat karya dibuat, dipamerkan, atau
berkembang.
e. Bertanya mengenai “Mengapa?”
Pertanyaan ini dapat melahirkan jawaban yang lebih panjang dari
pertanyaan sebelumnya. Karena pertanyaan ini dapat mengungkapkan
alasan atau latar belakang pembuatan karya, tujuan karya tersebut
diciptakan. Berbagai hal berkaitan dengan visualisasi karya dapat diketahui
latar belakang pemilihan dan perancangannya.
f. Bertanya mengenai “Bagaimana?”
Pertanyaan ini dapat melahirkan jawaban mengenai cara atau proses
2. Pendekatan Kritik Seni
Selain apresiasi seni yang dapat mengungkapkan latar belakang karya seni
dari segi kesejarahannya, teknik analisis juga dilakukan melalui pendekatan kritik
seni karena dapat menilai karya seni yang diteliti dari dimensi kritik. Seperti
pendapat Sachari :
“dalam kajian kritik seni, objek amatan cenderung diamati sebagai sebuah objek yang mengandung dimensi kritis, seperti dinamika gaya, teknik pengungkapan, tema berkarya, ideologi estetik, pengaruh gaya hidup, hubungan dengan prilaku, dan berbagai hal yang sementara ini memiliki
dampak terhadap lingkungannya” (Sachari, 2005:119)
Kritik seni yang dilakukan peneliti berada pada posisi sebagai akademisi
yang memahami teori. Sudut pandang kritik yang diberikan berdasar pada
teori-teori dan pemahaman yang dimiliki peneliti. Dalam hal ini peneliti tidak
mengkritisi sebagai kritikus seni.
Agar dapat lebih memahami teknik analisis yang dilakukan, maka
digambarkan dalam bagan berikut ini :
Enitria Astriani, 2013
Analisis Visual Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sesuai dengan rumusan masalah, peneliti membagi bagian analisis ke
dalam tiga tahapan yaitu menguraikan strategi perencanaan atau tahap pra
produksi, kemudian tahap produksi meliputi teknik produksi yang digunakan
beserta langkah kerjanya, selanjutnya tahap analisis yang mencangkup analisis
ilustrasi, tipografi, dan tata letak atau layout.
Untuk mempermudah teknik analisis, maka dibuatlah bagan yang
merangkum poin-poin dalam instrumen penelitian. Poin-poin yang telah
dijabarkan tersebut mengacu pada batasan masalah.
Bagan di atas merupakan acuan dalam menganalisis ilustrasi pada poster.
Sedangkan untuk menganalisis tipografi dan tata letak atau layout mengacu pada
bagan di bawah ini :
Gambar 3.4 Bagan poin analisis tipografi Sumber : Dokumentasi peneliti
Enitria Astriani, 2013
Analisis Visual Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Setelah seluruh proses penelitian selesai dilakukan dengan
mendeskripsikan pembahasannya pada bab IV, maka dapat dibuat kesimpulan
yang merupakan jawaban dari masalah yang telah dirumuskan sejak awal.
Kesimpulan ini diharapkan mampu menjawab rumusan masalah dan mencapai
tujuan penelitian serta saran yang diberikan dapat memberi manfaat. Uraian
kesimpulan ini merupakan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil
temuan dan analisis dalam rangkaian penelitian.
Kesimpulan dilakukan dengan membagi kedalam tiga bagian utama, yang
pertama merupakan kesimpulan strategi perencanaan yang meliputi sumber
gagasan, pemilihan media, tipografi, ilustrasi, komposisi, dan warna serta teknik
produksi pembuatan poster. Bagian kedua yaitu kesimpulan dari seluruh analisis
yang dilakukan, cakupan dari visualisasi poster adalah analisis pada ilustrasi,
tipografi, dan tata letak atau layout. Poin analisis ilustrasi meliputi elemen visual
yang terdapat dalam gambar, makna simbolis dan prinsip-prinsip seni rupa pada
ilustrasi. Sementara pada tipografi dilihat dari dua aspek, yaitu aspek fisik seperti
anatomi huruf, jenis atau gaya huruf, serta prinsip keterbacaan dan kejelasan
huruf. Sedangkan aspek non fisik adalah karakterstik dan kepribadian huruf.
Kemudian poin untuk tata letak atau layout adalah elemen-elemen layout, serta
prinsip layout.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa poin berkenaan strategi
perencanaan perancangan dan poster Teater Sunda Kiwari, diantaranya :
1. Sumber utama gagasan desain poster adalah naskah. Penafsiran sutradara dan
keinginan penulis naskah juga memberikan masukan kepada desainer dalam
2. Warna yang digunakan pada poster Teater Sunda Kiwari terbatas pada dua
atau tiga warna saja, hal ini dipengaruhi oleh faktor anggaran biaya dan
keterbatasan waktu pembuatan. Keterbatasan waktu juga disebabkan karena
desainer poster tidak hanya fokus dalam produksi poster melainkan produksi
pertunjukan sebagai sutradara dan aktor.
3. Media yang digunakan adalah kertas Art Paper Glosy ukuran A2. Tinta kertas
yang digunakan untuk mencetak poster adalah tinta UV. Pengencer berbasis
minyak atau solvent base yang mengandung bahan kimia M3.
4. Teknik produksi yang digunakan adalah teknik cetak saring atau screen
printing dengan metode transfer.
5. TSK hanya melakukan produksi di sekretariat TSK sampai dengan tahap
penggambaran desain poster di atas kertas kalkir. Proses afdruk sampai
dengan penyablonan dilakukan di percetakan Pola yang beralamat di jalan
Sunda Bandung.
Dengan mengetahui strategi perencanaan di atas maka dapat diketahui
bahwa banyak faktor yang melatarbelakangi alasan pemilihan tampilan visual.
Seperti latar belakang penafsiran naskah sutradara, dan keinginan penulis naskah,
menjadi pertimbangan tersendiri bagi desainer. Walau begitu tahap kontemplasi
desainer menjadi tahap utama yang penting bagi pengambilan keputusan desain.
Selain itu faktor waktu dan anggaran biaya memberikan pengaruh dalam
pemilihan warna, penggunaan media dan teknik produksi.
Dari hasil analisis visual poster pertunjukan Teater Sunda Kiwari
didapatkan poin-poin sebagai berikut :
1. Unsur garis pada kebanyakan poster Teater Sunda Kiwari berjenis lengkung
atau dinamis dengan garis semu berupa gars vertikal, horisontal, dan diagonal.
Garis pada masing-masing poster memberikan kontribusi bagi pembentukan
citra poster sesuai dengan isi naskah, meskipun ada beberapa penggunaan
garis yang kurang sesuai dengan karakter cerita pada naskah.
2. Bidang dasar pada gambar ilustrasi didominasi bentuk geometris, diantaranya
lingkaran, segitiga, segi lima, dan segi empat. Masing-masing bentuk dasar
Enitria Astriani, 2013
Analisis Visual Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lebih banyak ditemukan pada beberapa poster terutama poster yang
menggunakan gambar bola dunia sebagai ilustrasinya.
3. Teknik penggambaran ilustrasi untuk kebanyakan poster menggunakan siluet.
Hal ini dipengaruhi faktor efektivitas waktu menggambar, serta kesan
dramatis yang ingin dicapai desainer dengan gambar siluet.
4. Ada berbagai gaya gambar pada ilustrasi poster TSK, yaitu distorsi, dan realis.
5. Objek manusia atau bagian tubuh manusia merupakan objek yang paling
banyak ditemukan pada ilustrasi poster Teater Sunda Kiwari. Selain itu juga
terdapat poster dengan objek gambar binatang, dan benda mati sebagai
ilustrasinya.
6. Seluruh ilustrasi pada poster yang diteliti bergaya simbolik, dengan elemen
visual berupa karya atau art work.
7. Tipografi yang dibuat desainer belum mencapai titik maksimal pada anatomi
huruf. Masih ditemukan beberapa keganjilan atau distorsi pada proporsi huruf,
serta masalah konsistensi pada tubuh dan jarak antar huruf maupun antar baris.
Namun demikian, seluruh tipografi memenuhi prinsip keterbacaan dan
kejelasan.
8. Tata letak atau layout pada seluruh poster Teater Sunda Kiwari menggunakan
symetrical balance. Peletakan tubuh kalimat rata-rata menggunakan centre
text dengan urutan baca atau sequence I, dan L. Kekurangan ada pada
beberapa poster dengan margin yang kurang proporsional, margin yang terlalu
sempit akan menjadi kendala pada proses pencetakan karena beresiko
terpotong.
Dari paparan kesimpulan berkenaan tampilan perwajahan atau visualisasi
poster Teater Sunda Kiwari dapat ditarik kesimpulan bahwa Teater Sunda Kiwari
memiliki karakter yang kuat dalam pemilihan simbolisasi visual, karena desainer
melakukan tafsiran dan pemaknaan mendalam terhadap naskah. Sehingga elemen
visual yang muncul memberikan perwakilan atas cerita pada naskah yang akan
dipentaskan. Beberapa kekurangan pada aspek teknis penggambaran, tipografi,
dan layout tidak lepas dari faktor waktu yang tersedia, serta anggaran biaya, maka
lebih baik bagi perkembangan poster pertunjukan Teater Sunda Kiwari di masa
yang akan datang. Apapun teknik yang digunakan, entah itu secara manual
dengan teknik transfer cetak saring maupun teknik digital dengan olah imej atau
desktop publishing, yang terpenting adalah kepekaan visual dan pemahaman
desainer mengenai prinsip tata rupa dan desain yang baik.
B.
Saran
Akhirnya peneliti sampai pada tahap rekomendasi atau saran yang
diberikan pada peneliti lain yang juga berniat melakukan penelitian berkaitan
dengan poster pertunjukan teater. Setelah mengalami proses pada penelitian dan
melakukan analisis visual pada poster pertunjukan Teater Sunda Kiwari, peneliti
merekomendasikan pada peneliti lain untuk mengeksplorasi karya-karya desain
poster pertunjukan teater lainnya, terutama poster yang masih menggunakan
teknik manual dengan elemen visual berupa karya atau artwork. Hal ini
dikarenakan poster memiliki peran sebagai arsip artistik dalam dunia pertunjukan
teater. Nilai historis pada poster-poster manual harus dijaga dan dilestarikan,
karena tidak sedikit poster-poster manual yang diciptakan pada jaman dahulu
tidak dapat diketahui lagi keberadaannya pada saat ini karena kurangnya perhatian
untuk mendokumentasikan arsip artistik ini. Diharapkan pula peneliti yang akan
datang dapat memahami lebih baik teori-teori berkenaan dengan poster seperti
teori ilustrasi, tipografi, dan layout serta ilmu dasar tata rupa seperti
elemen-elemen visual dan prinsip-prinsip desain. Pemahaman yang baik akan
memberikan analisis yang lebih baik pula, sehingga diharapkan analisis yang
disampaikan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat
secara umum, khususnya bagi para desainer poster atau desainer pemula yang
Enitria Astriani, 2013
Analisis Visual Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Amir. Dahidi, Ahmad. Karyono, Tri. & Suryawan, I. (2007). Apresiasi Bahasa dan Seni. Bandung: Basen Press.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rieneka Cipta.
Bevlin, M. (1980). Design Through Discovery. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Biegeleisen, J. (1980). Screen Printing. New York: Watson, Guptil Publication.
Darmaprawira, WA. (2002). Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya (Ed ke-2). Bandung: Penerbit ITB.
Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Nalan, S.A. (1996). Mencipta Teater.Bandung: CV. Geger Sunten.
Nusantara, Guntur. (2003). Panduan Praktis Cetak Sablon. Jakarta: PT. Kawan Pustaka.
Rustan, Surianto. (2008). Layout, Dasar dan Penerapannya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rustan, Surianto. (2009). Logo. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rustan, Surianto. (2011). Font dan Tipografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sachari, Agus. (2005). Pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sanyoto, Sadjiman Ebdi. (2010). Nirmana: Elemen-elemen Seni Rupa dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra.
Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Supriyono, Rakhmat. (2010). Desain Komunikasi Visual: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Tabrani, Primadi. (2005). Bahasa Rupa. Bandung: Penerbit Kelir.
Vihma, Susann. & Vakeva, Seppo. (2009). Semiotika Visual dan Semantika Produk. Yogyakarta & Bandung: Jalasutra.
Widagdo, (2001). Desain dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi: Departemen Pendidikan Nasional.
Sumber Surat Kabar :