• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KAMUS SIBI MELALUI APLIKASI KOMPUTER BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS 2 DI SLB X BANDUNG BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN KAMUS SIBI MELALUI APLIKASI KOMPUTER BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS 2 DI SLB X BANDUNG BARAT."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN KAMUS SIBI MELALUI APLIKASI KOMPUTER BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS 2

DI SLB X BANDUNG BARAT

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi

Pendidikan Kebutuhan Khusus

Oleh :

IMRON ROSADI

NIM : 1204851

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS

S E K O L A H P A S C A S A R J A N A

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ii

PENGESAHAN

TESIS INI DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Dr. Endang Rochyadi, M.Pd NIP. 19560818 198503 1 002

Pembimbing II

Dr. Imas Diana Aprilia, M.Pd. NIP. .19700417 199402 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi PKKh

(3)

iii

PENGEMBANGAN KAMUS SIBI MELALUI APLIKASI KOMPUTER

BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS 2 DI SLB X

BANDUNG BARAT

Oleh ;

Imron Rosadi, S.Pd.I

IAIN RADIN INTAN Bandar Lampung, 2005

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Prodi Pendidikan Kebutuhan Khusus

© Imron Rosadi 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENGEMBANGAN KAMUS SIBI MELALUI APLIKASI KOMPUTER BAGI SISWA

TUNARUNGU KELAS 2 DI SLB X BANDUNG BARAT” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu

yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap

menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada

klaim yang sah dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Februari 2014

Yang membuat pernyataan,

Imron Rosadi

(5)
(6)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

BAB II KAMUS SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA SEBAGAI MEDIA BELAJAR ISYARAT ... 8

A. Anak Tunarungu dan Permasalahan Komunikasi ... 8

B. Kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia ... 17

C. Media Pembelajaran ... 21

D. Hasil Penelitian yang Relevan ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 29

B. Definisi Variabel Penelitian ... 29

C. Metode Penelitian ... 30

D. Langkah-langkah Penelitan ... 31

E. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Hasil Penelitian ... 43

(7)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

Lampiran 1 Instrumen Wawancara ... 60

Lampiran 2 Instrumen Tes Kemampuan Isyarat ... 64

Lampiran 3 Program Perancangan Media ... 68

Lampiran 4 Buku Pedoman Penggunaan Media ... 85

(8)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X BandungBarat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN KAMUS SIBI MELALUI APLIKASI KOMPUTER BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS 2 DI SLB X BANDUNG BARAT

OLEH : IMRON ROSADI NIM : 1204851

ABSTRAK

Kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) sebagai media belajar bahasa isyarat anak tunarungu masih belum dapat dimanfaatkan secara maksimal, karena ada beberapa hal yang menjadi kendala para penggunanya, yaitu beratnya menjadi beban, ukurannya besar, harganya mahal, stoknya langka dan visualisasinya dengan gambar diam. Kondisi ini menyulitkan guru kelas 2 SLB X Bandung Barat untuk mengajarkan bahasa isyarat kepada siswa-siswinya. Dari kondisi tersebut menantang peneliti untuk mengembangkannya menjadi media aplikasi komputer. Untuk mewujudkan tujuan tersebut penelitian ini menggunakan

Research and Development sebagai pendekatan penelitian. Sebagai tahap awal

penelitian ini dilakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan data kebutuhan dan kemampuan awal subjek penelitian, selanjutnya dilakukan pengembangan melalui studi literatur yang memandu prosedur desain aplikasi komputer, setelah dihasilkan produk baru selanjutnya melalui teknik angket yang diberikan kepada ahli untuk mendapatkan tanggapan yang hasilnya berupa saran untuk perbaikan pada bagian-bagian yang dinilai kurang. Hasil penelitian ini berupa kondisi kemampuan isyarat siswa, kondisi kamus SIBI sebagai media pembelajaran, program pengembangan, aplikasi komputer kamus SIBI dan tanggapan ahli terhaap Prototipe aplikasi computer kamus SIBI. Bagi pihak sekolah diharapkan dapat memanfaatkan aplikasi ini dan dapat mengembangkannya lebih lanjut.

(9)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X BandungBarat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DEVELOPING DICTIONARY OF THE SIGN SYSTEM OF THE INDONESIAN LANGUAGE THROUGH COMPUTER APPLICATION FOR SECOND GRADE STUDENTS WITH HEARING IMPAIRMENTS

AT SPECIAL NEEDS SCHOOL X BANDUNG BARAT

BY: IMRON ROSADI STUDENT ID: 1204851

ABSTRACT

The Sign System of the Indonesian Language dictionary as a learning medium of sign language for hearing-impaired students has not been optimally put to use

because of some obstacles for its users, such as the dictionary’s burdensome

weight, big size, expensive price, limited stock, and still-drawing visualizations. The condition created difficulties for teachers of the second grade of Special Needs School X Bandung Barat in teaching sign language to their students. Departing from that condition, the researcher was challenged to develop the dictionary into a computer media application. To realize the goal, the research used Research and Development as its approach. For its initial stage, the research conducted a preliminary study to gain data on the initial needs and abilities of the subjects, followed by development through literary study that guided the procedures of designing computer application, which resulted in a new product. Afterwards, through the questionnaires distributed to experts in order to gain their responses in the forms of suggestions, improvement was made for the parts perceived to be lacking. The results of this research are in the forms of students’ mastery of sign language, the use of Sign System of the Indonesian Language dictionary in instruction, application development program, Sign System of the Indonesian Language dictionary computer application, instruction book for the

application, and experts’ responses for the computer application. Schools are

expected to take advantage of this application and further develop it.

(10)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X BandungBarat

(11)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi dilakukan oleh setiap orang sejak zaman dahulu sampai

sekarang. Sebagai makhluk sosial, setiap orang tentu melakukan interaksi dengan

orang lain. Interaksi merupakan kondisi saling mempengaruhi antara satu pihak

kepada pihak lain, sedangkan kegiatannya disebut sebagai komunikasi.

Komunikasi didefinisikan sebagai pertukaran pesan antar individu untuk

mencapai tujuan tertentu. Hal ini sejalan dengan pendapat Soedjono Soekanto

dalam Komala (2009:76), bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan

dari satu pihak kepada pihak lain sehingga terjadi pengertian bersama.

Komunikasi ini dilakukan dengan bertukar atau sekedar berbagi pesan, baik

berupa perkataan, tulisan ataupun dengan gerakan lainya sehingga menjadi

kegiatan yang menguntungkan di kedua belah pihak

Adanya komunikasi, menjadikan kehidupan seseorang lebih dinamis dan

dapat berlangsung secara terus menerus. Setiap orang dalam menjalani

kehidupannya tentu memiliki kelemahan dan kelebihan yang berbeda bentuk dan

kadarnya. Bagi yang memiliki kelemahan, akan menjadi penghambat dalam upaya

memenuhi kebutuhan hidupnya. Kelemahan yang ada pada diri seseorang dapat

diatasi dengan bantuan orang lain yang memiliki kemampuan lebih tinggi.

Adanya perbedaan kemampuan menimbulkan perbedaan kebutuhan, sehingga

saling bertukar kepentingan menjadi upaya untuk memenuhi kebutuhan di kedua

belah pihak. Dengan komunikasilah pertukaran kepentingan antara orang yang

berbeda kemampuan dapat dilakukan untuk menutup masing-masing kelemahan.

Berbagai macam cara berkomunikasi dilakukan setiap orang. Umumnya

orang berkomunikasi dengan bicara atau verbal, yaitu penggunaan simbol-simbol

lisan yang disepakati mewakili makna tertentu. Ketika simbol-simbol menjadi

(12)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2012:260). Bahasa inilah yang sampai saat ini digunakan orang sebagai pesan

kepada orang lain. Selain secara verbal, komunikasi juga dilakukan secara

non-verbal, yaitu berupa isyarat yang mengandung makna pesan bagi orang lain.

Sesuai pendapat Larry A. Samovar dan Ricard E. Poter dalam Mulyana

(2012:342) mengatakan bahwa komunikasi nonverbal meliputi semua stimulus

oleh dirinya sendiri ataupun menggunakan lingkungan untuk menyampaikan

pesan. Artinya, komunikasi nonverbal ialah penggunaan satu atau beberapa

anggota tubuhnya untuk membuat gerakan atau dengan membuat kondisi

lingkungan sedemikian rupa sehingga dapat diartikan sebagai pesan.

Anak-anak tunarungu memiliki hambatan pendengaran yang berdampak

terhadap komunikasi secara verbal, sehingga mereka memiliki cara yang berbeda

dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak-anak pada umumnya. Hal ini

sesuai pendapat Brasel & Quigley dalam Friend (2005:376) yang mengatakan “

for children who are deaf or hard of hearing, the quality and quantity of

interactions and communication partners tend to differ significantly from those of

other children”. Anak-anak tunarungu mengalami hambatan pendengaran, baik permanen maupun tidak permanen, sesuai yang dikatakan dalam artikel The

Individual with Disabilities Educatioan Act (IDEA) “an impairment in hearing, whether permanent or fluctuating, that adversely affects a child’s educational

performance.” (nichcy.org, 2010). Gangguan ini berdampak pada minimnya kosa

kata atau bahasa yang dikuasai anak tunarungu sehingga menghambat komunikasi

dengan orang-orang di sekitarnya.

Anak tunarungu dalam berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat

alami/asli. Bahasa yang dikenal anak tunarungu pada usia awal adalah bahasa

yang muncul dari keluarga, terutama orangtuanya. Keluargalah yang menjalin

komunikasi sejak anak dilahirkan hingga usia sekolah dengan bahasa mereka

sendiri. Gregory (1998:5) mengatakan “Often earliest choices made about the

(13)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbentuk gerakan tangan atau isyarat, gestur maupun gerakan bibir. Biasanya

antar keluarga anak tunarungu memiliki bentuk bahasa isyarat yang berbeda-beda.

Perbedaan itu dipengaruhi ketidaksepahaman antara keluarga bahkan antar

anggota keluarga.

Bahasa isyarat alami ini menjadi sulit digunakan oleh anak tunarungu di

lingkungan masyarakat, terutama ketika mereka sedang berkomunikasi dengan

sesama tunarungu yang berasal dari keluarga atau komunitas yang berbeda.

Adanya perbedaan isyarat yang digunakan, membuat mereka bingung dalam

memahami maksud percakapan dari lawan dialognya.

Sebagai upaya mengatasi persoalan tersebut, pemerintah bersama lembaga

pendidikan yang telah mengembangkan kamus serta konsultan ahli dari Australia

menyusun isyarat dalam Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) sebagai

pemersatu bahasa kaum tunarungu di Indonesia. SIBI merupakan media untuk

membantu meningkatkan kemampuan komunikasi sesama tunarungu di dalam

masyarakat lebih luas. Di dalamnya terdapat tataan sistematis isyarat jari, tangan

dan berbagai gerak yang melambangkan kosakata bahasa Indonesia

(Dirjendikdasmen, 2011:iv).

SIBI inilah yang harus diajarkan pada anak tunarungu di lingkungan

sekolah dan keluarga. Membelajarkan SIBI sejak dini diharapkan anak tunarungu

memiliki konsep bahasa yang dapat dipahami oleh banyak orang, sehingga

mereka mampu berkomunikasi dengan orang lain baik sesama tunarungu maupun

masyarakat secara lebih luas. Melalui SIBI ini dimungkinkan mereka dapat

menyerap dan membuat informasi berupa teks karena kamus SIBI merupakan

penerjemah kosakata teks ke dalam sistem isyarat.

Kamus SIBI merupakan kumpulan isyarat dalam bentuk gambar dua

dimensi sebagai simbol pengganti bahasa verbal dalam bahasa Indonesia. Dalam

kamus SIBI untuk menampilkan isyarat gerakan menggunakan gambar diam yang

disertai gambar bayangan posisi tangan terakhir dan garis panah sebagai deskripsi

(14)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggambarkan isyarat tersebut. SIBI juga menyediakan komponen struktur

bahasa Indonesia yang baku seperti : awalan, akhiran dan abjad.

Meskipun telah diterbitkannya kamus SIBI sebagai media belajar isyarat,

namun kenyataannya masih banyak anak usia sekolah yang belum menguasai

isyarat baku. Hal ini ditunjukkan oleh salah satu contoh kasus yang terjadi di SLB

X di Kabupaten Bandung Barat. Siswa masuk sekolah dengan tanpa penguasaan

bahasa isyarat baku, mereka berkomunikasi dengan isyarat yang mereka bawa dari

keluarganya. Menurut salah satu guru kelas pada kelas SLB tersebut yakni PH,

mengatakan bahwa dalam aktifitas siswa-siswi, mereka berkomunikasi dengan

bahasa alami, sehingga guru harus memeras pikiran saat memahami maksud

isyarat yang mereka gunakan, dan sebagian lagi minimnya kosaisyarat dan

kosakata yang dikuasai. Meskipun telah dua tahun belajar SIBI, ternyata

penguasaan isyarat baku siswa masih minim. Siswa mudah lupa terhadap isyarat

yang telah diajarkan, terutama untuk kata yang bermakna abstrak atau belum

pernah dijumpai. Kata/isyarat yang mudah diingat ialah yang berkaitan dengan

kata benda yang familiar, atau kata kerja yang sering dilakukan dalam aktifitas

sehari-hari.

Sebagai media pembelajaran, penampilan kamus SIBI menggunakan

visualisasi gambar diam, sementara itu bahasa isyarat membutuhkan gerakan

tangan sebagai simbol isyarat. Meskipun dalam kamus SIBI telah dilengkapi

dengan tulisan yang mendeskripsikan gerakan isyarat, namun terkadang anak atau

pengguna lainnya masih kesulitan memahami maksudnya, sehingga isyarat yang

digunakan kurang sesuai dengan yang dimaksud dalam kamus. Selain itu kamus

SIBI memiliki ukuran yaitu panjang 30 cm, lebar 21 cm dan tebal 5 cm. Kondisi

ini menyulitkan setiap orang yang ingin membawanya secara mobile. Berat kamus

SIBI 2,3 kg, ini tentu menjadi beban bagi siswa yang membawanya setiap hari

pulang dan pergi. Harganya juga cukup mahal, bagi anak yang berasal dari

keluarga kurang mampu menjadi sulit untuk menjangkaunya. Begitupun

(15)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan kemajuan Teknologi Informasi (TI) ini memungkinkan kamus

SIBI dikembangkan menjadi media yang lebih efektif dan menarik, serta mudah

diakses. Kemajuan TI yang berkembang pesat saat ini memberikan manfaat besar

di berbagai aspek kehidupan bermasyakat (radarbanten.com., 2013). Dengan

teknologi informasi, ilmu pengetahuan dapat disajikan dengan mudah dan

menarik. Begitu pun untuk membuat buku secara elektronik. Buku dapat dikemas

lebih menarik, simpel, bahkan dapat diubah menjadi aplikasi interaktif yang

menampilkan gambar secara bergerak, sehingga deskripsi gerakan dapat

divisualkan yang tampak mendekati aslinya.

Berkaitan dengan pemanfaatan teknologi untuk mengembangkan kamus

SIBI, Manikam dan Ali (2010) telah merancang Kamus Elektronik SIBI. Dalam

penelitiaanya, mereka mengembangkan kamus SIBI dalam bentuk digital melalui

perangkat personal computer (PC). Keunggulan produk ini adalah kamus menjadi

simpel, pencarian menjadi mudah, pengelola dapat menambahkan kosakata.

Kelemahannya yaitu gambar masih dua dimensi diam, jadi untuk isyarat berupa

gerakan masih belum realistis.

Selain Manikam yang telah mengembangkan kamus SIBI, pada tahun

2011 Solbi mengembangkan software kamus bahasa isyarat dengan

menerjemahkan bahasa Indonesia ke dalam gambar bergerak (animasi).

Keunggulan produknya yaitu aplikasi kamus menggunakan memori yang relatif

kecil yaitu dibawah 1 giga byte. Kelemahan kamus SIBI ini ialah belum adanya

visual sebagai makna dari isyarat yang yang ditampilkan.

Pemilihan kata dalam pengembangan kamus SIBI seharusnya berdasarkan

struktur bahasa dan perkembangan bahasa pada anak. Secara struktur bahasa,

perkembangan bahasa anak menurut Tarigan (2011:35) terus berkembang seiring

pertumbuhan semantik sang anak yang berlangsung terus menerus dan meluas.

Berdasarkan luasnya pengalaman anak, bahasa diperoleh tentu diawali dari orang

(16)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SIBI ini hanya memuat kosakata dan kosa isyarat yang berkaitan dengan

lingkungan sehari-hari.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan beberapa permasalahan di atas, penelitian ini akan dibatasi

pada :

1. Kosa isyarat yang dijadikan konten merupakan kosakata dan kosa isyarat

yang berhubungan dengan kata benda yang ada di lingkungan kelas, sekolah

dan rumah.

2. Aplikasi komputeryang digunakan sebagai media kamus adalah Adobe Flash

CS6.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan dan batasan masalah,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimanakah

pengembangan aplikasi kamus SIBI melalui aplikasi komputer untuk anak

tunarungu kelas 2 SLB X di Bandung?

Untuk menjawab rumusan masalah tersebut perlu dilakukan penelitian

yang secara mendalam dan diperoleh beberapa data sehingga hasil penelitian akan

menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :

1. Kosakata apa saja yang belum dikuasai namun dibutuhkan oleh subjek

dalam aktifitas sehari-hari ?

2. Media apakah yang digunakan guru dalam membelajarkan isyarat kepada

subjek?

(17)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagaimanakah karakteristik Aplikasi Komputer Kamus SIBI hasil

rancangan?

5. Bagaimanakah tanggapan ahli terhadap prototipe hasil rancangan Kamus

SIBI?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan media pendidikan berupa

aplikasi komputer kamus SIBI sebagai media pembelajaran bahasa isyarat anak

tunarungu di SLB X Lembang.

Secara khusus, tujuan penelitian ini untuk :

1. Mengetahui kemampuan isyarat siswa saat ini.

2. Mengetahui media yang digunakan guru saat ini.

3. Mengetahui karakteristik Kamus SIBI melalui aplikasi komputer.

4. Menghasilkan prototipe aplikasi komputer kamus SIBI

5. Mengetahui hasil validasi Ahli terhadap prototipe Kamus SIBI yang

dikembangkan

E. Kegunaan Penelitian

1. Secara Praktik

Media ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran baik oleh guru,

siswa bahkan orangtua. Guru sebagai tenaga pendidika dapat memanfaatkan

kamus ini sebagai media pendidikan, sehingga pembelajaran dapat berlangsung

(18)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mandiri, belajar dapat berlangsung kapanpun waktu yang disukai. Orang tua

sebagai orang terdekat dengan anak tunarungu dan paling banyak berinteraksi

sudah seharusnya menguasai bahasa komunikasi anaknya, dengan aplikasi ini,

orangtua dapat belajar mandiri.

2. Secara Teoritik

Pengembangan Aplikasi Kamus SIBI Animasi ini dapat dijadikan

sebagai landasan pengembangan teknologi media pendidikan bagi anak

tunarungu. Di masa mendatang aplikasi ini dapat dikembangkan menjadi aplikasi

(19)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SLB X, Bandung Barat, Jawa Barat. Sekolah

tersebut melayani pendidikan khusus, termasuk bagi anak tunarungu. Sekolah ini

berstatus swasta milik Yayasan. Menggunakan sistem pendidikan formal yang

peserta didiknya khusus bagi anak-anak berkebutuhan khusus yaitu tunarungu,

tunagrahita dan tunadaksa. Khusus bagi anak tunarungu, metode pembelajaran di

sekolah ini menggunakan sistem komunikasi total yang di dalamnya dibutuhkan

penggunaan isyarat bahasa.

Di sekolah ini setiap guru telah memiliki laptop sebagai media

pembelajaran, namun belum memiliki aplikasi yang menunjang pembelajaran

isyarat.

2. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini siswa sekolah dasar luar biasa kelas 2, mereka telah

mampu berisyarat untuk abjad dan beberapa kosakata. Namun dalam percakapan

sehari-hari, masih kesulitan. Komunikasinya masih sederhana dan kontekstual,

artinya untuk memahami maksud dari percakapan harus dihubungkan dengan

kondisi yang sedang atau baru saja berlangsung.

Pembelajaran bahasa isyarat baku yang simultan dengan mata pelajaran

lainnya, belum mampu memperkaya kosa isyarat siswa-siswi kelas 2 tersebut. Hanya beberapa isyarat kata benda dan isyarat kata kerja yang mampu diingat,

itupun yang berkaitan dengan aktifitas sehari-hari siswa.

Siswa semestinya sudah mulai belajar memahami tulisan sebagai media

komunikasi, dengan minimnya kosa isyarat berdampak pada minimnya

penguasaan kosa kata dalam bentuk tulisan.

(20)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Definisi Konseptual

Variabel bebas dalam penelitian ialah kamus SIBI. Adapun definisi

kamus SIBI ialah kamus yang berisi SIBI sebagai media yang membantu

komunikasi sesasama tunarungu yang wujudnya adalah tataan sistematis tentang

seperangkat isyarat jari, tangan dan berbagai gerak yang melambangkan kosakata

bahasa Indonesia.(Direktorat Pendas, 2011:xiv)

Variabel terikat dalam penelitian ini ialah aplikasi komputer yang memiliki definisi yaitu program komputer yang menjadikan penggunanya lebih

produktif. Sesuai pendapat Sutopo (2012:55) yang mengatakan bahwa perangkat

lunak aplikasi terdiri atas program yang didesain untuk menjadikan pengguna

lebih produktif dalam tugas-tugas pribadinya.

2. Definisi Operasional

Definisikan operasional variabel bebas dalam penelitian ini menjelaskan

bahwa yang dimaksud Kamus SIBI ialah kamus SIBI dalam bentuk cetak yang

digunakan sebagai media pembelajaran bahasa isyarat bagi siswa tunarungu kelas

2 SLB X Bandung Barat yang berdampak pada proses pembelajaran dan

penguasaan isyarat siswa.

Adapun definisi operasional variabel terikat dalam penelitian ini

menjelaskan bahwa yang dimaksud aplikasi komputer ialah program komputer yang dapat menampilkan tulisan, gambar dan suara secara interaktif sehingga

menjadikan pengguna lebih produktif dalam tugas-tugas pribadinya.

Sedangkan yang dimaksud pengembangan kamus SIBI ialah upaya

mengubah bentuk kamus SIBI cetak menjadi kamus SIBI yang memiliki

karakteristik sebagai berikut :

a. Secara fisik kamus SIBI dibuat dalam bentuk aplikasi komputer.

b. Produk kamus SIBI ditampilkan dalam bentuk animasi dimana

isyarat berupa gambar bergerak yang dapat diulang, serta dapat

menyuarakan isyarat secara verbal.

(21)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengembangkan produk berupa kamus SIBI agar

menampilkan isyarat SIBI dalam gambar bergerak dan menampilkan contoh

konteksnya dan berfungsi sebagai media pembelajaran bagi anak tunarungu dalam

mempelajari bahasa isyarat. Untuk mencapai tujuan tersebut membutuhkan

metode yang tepat, agar hasilnya sesuai yang diharapkan. Pendekatan yang dipandang cocok untuk menyelesaikan masalah penelitian ialah R & D (Research

and Development).

R & D dijadikan pedoman dalam penelitian ini mengacu pada pendapat

para ahli. Pendapat tersebut diantaranya oleh Nusa Putra (2012:67) yang

mendefinisikan R & D sebagai “metode penelitian yang secara sengaja,

sistematis, bertujuan/diarahkan untuk mencaritemukan, merumuskan,

memperbaiki, mengembangkan, menghasilkan, menguji keefektifan produk,

model/strategi/cara, jasa, prosedur tertentu yang lebih unggul, baru, efektif,

efisien, produktif dan bermakna”.Sejalan dengan pendapat tersebut, Sugiyono

(2013:297) dalam tulisannya mengatakan bahwa R & D “adalah metode penelitian

yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

produk tersebut”.

Berdasarkan definisi tersebut tergambar bahwa dalam R & D memiliki

cara, tahapan, hasil dan sifat hasilnya. R & D menggunakan cara yang sistematis,

menggunakan tahapan mencaritemukan, merumuskan, memperbaiki,

mengembangkan dan menghasilkan. Hasil yang diperoleh dalam R & D dapat

berupa produk, model/strategi/cara, jasa atupun prosedur tertentu. Karakter hasil

dari R & D bersifat lebih unggul, lebih baru, lebih efektif, lebih efisien, lebih

produktif ataupun lebih bermakna.

D. Langkah-langkah Penelitian

Tahapan R & D menurut Sugiyono (2013:298) meliputi : 1. Potensi dan

Masalah, 2. Pengumpulan data, 3. Desain Produk, 4. Validasi Desain, 5. Revisi Desain, 6. Uji coba produk, 7. Revisi Desain, 8. Revisi Produk, 9. Ujicoba

(22)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan kegiatan yang berbeda, namun setiap tahap dilakukan berdasarkan

hasil tahap sebelumnya.

Penelitian ini tidak melaksanakan semua tahapan penelitian R & D di

atas. Oleh karena itu dalam laporan penelitian ini hanya menjelaskan pelaksanaan

beberapa tahapan dalam R & D. Adapun skema tahapan penelitian ditampilkan

1. Kemampuan isyarat siswa saat ini 2. Media pembelajaan isyarat saat ini

Desain Produk

Sumber Proses Hasil

1. Teori Studi literatur Pemrograman

Prototipe (draf) aplikasi kamus SIBI

(23)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1. Skema Penelitian R & D

1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan sebagai langkah awal penelitian ini dengan melakukan

kegiatan identifikasi keadaan subjek. Hasil yang diperoleh berupa kosa isyarat

yang dibutuhkan siswa saat ini. Meskipun tujuan akhir penelitian ini adalah

seluruh kosakata yang ada dalam kamus SIBI, namun dalam tahap pembuatan

prototipe, diprioritaskan terhadap kosakata/kosa isyarat yang sesai dengan

kebutuhan subjek di lokasi penelitian.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi dan

wawancara. Observasi dilakukan terhadap siswa kelas dua SLB X di Bandung

Barat sebagai subjek penelitian. Hal ini untuk mengumpulkan data primer. Lokasi

observasi bertempat di ruang kelas dan di lingkungan sekolah. Bentuk observasi

yang dilakukan yaitu nonpartisipan, yakni peneliti tidak terlibat dalam aktivitas

subjek. Sementara wawancara dilakukan terhadap guru kelas yang bertanggung

jawab terhadap pembelajaran subjek selama di kelas. Wawancara dilakukan untuk

memperoleh data sekunder mengenai kemampuan isyarat subjek. Bentuk wancara

yang dilakukan merupakan wancara tersetruktur, artinya materi pertenyaan telah

disiapkan sedemikian rupa.

Pada tahap ini selain pengambilan data lapangan, juga pengambilan data

literatur. Yakni mengumpulkan referensi berbagai media pembelajaran.

Berdasarkan berbagai sumber buku tentang media yang memungkinkan untuk

mengembangkan kamus SIBI menjadi media yang lebih baik.

(24)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap proses penelitian ini, kegiatan yang dilakukan adalah

merancang sistem kerja produk baru. Rancangan kerja baru ini dibuat berdasarkan

penilaian terhadap sistem kerja produk terdahulu. Kelemahan-kelemahan yang ada

pada produk terdahulu akan ditutup dengan memunculkan sistem kerja baru yang

dianggap lebih baik.

Pada penelitian ini produk terdahulu yang akan dikembangkan menjadi

produk baru adalah kamus SIBI yang diterbitkan oleh pemerintah. Kamus SIBI

ketika digunakan sebagai media pembelajaran dianggap memiliki banyak

kelemahan yang berakibat pada ketidakefektifan kegiatan pembelajaran. Sistem

visual yang berupa gambar diam, dimensi yang besar serta bobot yang berat

menjadi persoalan dalam kegiatan pembelajaran.

Kelemaha-kelemahan kamus SIBI sebagi media pembelajaran akan

dikurangi dengan merancang sistem kerja baru berupa kemampuan menampilkan

materi kamus dengan tampilan animasi yang dijalankan oleh perangkat komputer.

Komputer memiliki sistem kerja yang moderen yang memiliki kemampuan

penampil dan penyimpanan berbagai bentuk data dan tipe dokumen gambar

animasi.

Metode penelitiannya dengan studi literatur, yaitu mempelajari desain

rancangan aplikasi lain berupa sebuah rancangan aplikasi Latihan Kerja Siswa

dalam buku “Kreasikan Animasi-mu dengan Adobe Flash dalam Membuta Sistem

Multi Media Interaktif” karya Nurtantio (2013) yang kemudian dimodifikasi

sehingga sesuai kebutuhan. Aplikasi tersebut memiliki sebagian sistem kerja yang

sesuai dengan kebutuhan dan sebagian lagi tidak sesuai kebutuhan, sehingga

dalam desain produk ini hanya mengadopsi beberapa bagian dan menghilangkan

bagian yang tidak diperlukan. Meskipun telah mengadopsi rancangan aplikasi

lain, namun belum memenuhi semua sistem kerja yang dibutuhkan. Untuk itu,

(25)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

CS6. Dari buku-bulu tersebut dapat diketahui cara menerapkan fungsi-fungsi

aplikasi dalam rancangan produk.

Teknik pengumpulan data pada tahap ini ialah dengan mengumpulkan

dokumentasi literatur. Pelaksanaan tenik ini ialah dengan membaca literatur yang

dapat dijadikan petunjuk dalam membuat rancangan. Instrumen pengumpul data

menggunakan lembar daftar fungsi aplikasi. Daftar ini sebagai acuan rancangan

produk.

Hasil akhir kegiatan ini berupa langkah-langkah pengembangan produk

prototipe aplikasi kamus SIBI animasi. Produk ini memiliki spesifikasi sebagai

berikut : mampu dioperasikan pada perangkat komputer, memuat 100

isyarat/kosakata benda SIBI yang dilengkapi tampilan konteks dan memenuhi

fungsi media pembelajaran.

3. Validasi

Pada tahap ini prototipe aplikasi kamus SIBI animasi dinilai secara

rasional. Sesuai pendapat Sugiyono (2013:302) bahwa validasi produk merupakan

penilaian secara rasional mengenai keefektifan prototipe aplikasi kamus SIBI

animasi dibanding produk kamus SIBI terdahulu. Dalam tahap ini penilaian baru

berdasarkan penilaian subjektif dari para ahli dan belum berdasarkan fakta.

Cara validasi produk dilakukan dengan meminta tanggapan para pakar

(expert judgment) yang keahliannya berkaitan dengan produk. Setiap pakar

diminta untuk menilai prototipe aplikasi kamus SIBI animasi tersebut sehingga

dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya.

Teknik validasi yang dilakukan berupa kuisioner yang dilakukan setelah

(26)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diarahkan untuk menggali tentang kelemahan, kekuatan dan saran yang dapat

dijadikan sebagai dasar revisi selanjutnya.

Setelah didapatkan hasil penilaian dari para ahli terhadap prototipe

aplikasi kamus SIBI animasi, maka diketahui kelemahan produk tersebut.

Selanjutnya kelemahan tersebut dikurangi dengan cara merevisi bagian-bagian

yang lemah.

Kegiatan ini menghasilkan produk berupa prototipe aplikasi kamus SIBI

animasi hasil revisi.

E. Pengembangan Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data yang baik pun belum cukup untuk mendapatkan

data yang berkualitas. Hal ini karena setiap peneliti memiliki daya ingat yang

berbeda. Bagi peneliti yang memiliki daya ingat kuat, tentu akan mampu

memaparkan kembali data yang diperolehnya. Namun bagi peneliti yang lemah

daya ingatnya, tentu memerlukan suatu instrumen untuk merekam data yang

didapat selama penelitian.

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur

keaadaan lingkungan yang diteliti. Sesuai pendapat Sugiyono (2013) yang

mengatkan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen sebagai alat

ukur biasanya digunakan untuk penelitian kuantitatif. Sementara instrumen

sebagai alat rekam atau dokumen biasanya dilakukan untuk penelitian kualitatif.

Pembuatan instrumen disesuaikan dengan teknik pengumpulan data.

Dengan demikian setiap teknik pengumpulan membutuhkan bentuk instrumen

yang berbeda-beda. Tenik wawancara menggunakan alat bantu pedoman

(27)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pedoman observasi dan video recorder, teknik tes menggunakan daftar soal dan

jawaban, sedangkan teknik kuisioner menggunakan angket.

Instrumen yang dibuat dalam penelitian ini berupa tes kemampuan isyarat,

pedoman wawancara dan lembar angket. Instrumen-instrumen tersebut dibuat

untuk mengungkap komponen penelitian. Adapun komponen penelitian

dijabarkan dalam lampiran kisi-kisi instrumen.

Kisi-kisi merupakan penjabaran dari komponen data yang diteliti. Kisi-kisi

menurunkan komponen utama menjadi sub komponen data yang kemudian

diturunkan kembali menjadi indikator-indikator. Indikator inilah yang menjadi

objek dalam pengumpulan data.

Kisi-kisi dibuat berdasarkan teori para ahli untuk dicocokkan dengan fakta

di lapanga. Hal ini dilakukan pada studi pendahuluan dan validasi. Namun untuk

tahap pengembangan media, kisi-kisi dibuat berdasarkan fakta kebutuhan di

lapangan yang kemudian dicariak teorinya yang mampu memenuhi kebutuhan

(28)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Kisi-kisi Penelitian

No. Komponen Indikator Sumber Data Alat Pengumpul Data

1 STUDI PENDAHULUAN

1.1 Dampak Terhadap

kemampuan Isyarat

Siswa

-

1.1.1 Kata Benda Siswa mampu mengisyaratkan

sesuai SIBI beberapa kata benda

yang berkaitan dengan aktifitas

sehari-hari.

Guru

Siswa

Wawancara

Tes

1.2 Tanggapan Guru

Terhadap Penggunaan

Kamus SIBI

Kamus SIBI mudah didapatkan Guru Wawancara

Kamus SIBI mudah digunakan

oleh guru dan siswa

(29)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Komponen Indikator Sumber Data Alat Pengumpul Data

APLIKASI

2.1 Persiapan

2.1.1 Analisis konten Tabel yang menggambarkan isi

media setiap tampilan halaman

buku

2.1.2 Diagram alir Skema yang menggambarkan

alur navigasi/sistem

buku

2.1.3 Perancangan halaman Tata letak tombol aplikasi Buku

2.2 Penataan Media

2.2.1 Menata Isyarat Animasi Dokumentasi gerakan isyarat

SIBI menjadi bentuk GIF

buku

2.2.2 Menata Tampilan Penerapan sistem aplikasi buku

3 VALIDASI

(30)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Komponen Indikator Sumber Data Alat Pengumpul Data

3.1.1 Komponen Penentu Makna Penggunaan tangan kanan dan

kiri secara tepat.

Ahli Isyarat Angket

Mengondisikan telapak tangan

secara tepat.

Ahli Isyarat Angket

Memosisikan susunan jari secara

tepat

Ahli Isyarat Angket

Posisi tangan terhadap

pengisyarat

Ahli Isyarat Angket

Tempat berada tangan pada awal

isyarat

Ahli Isyarat Angket

Gerak tangan pada saat dibuat Ahli Isyarat Angket

Arah gerak tangan pada saat

dibuat

Ahli Isyarat Angket

Frekuensi gerak tangan dapat

berupa gerakan sekali, dua kali

(31)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Komponen Indikator Sumber Data Alat Pengumpul Data

atau berupa gerakan yang

berulang-ulang

3.1.2 Komponen Penunjang Mimik muka, Ahli Isyarat Angket

Gerak tubuh Ahli Isyarat Angket

Kecepatan gerak Ahli Isyarat Angket

Kelenturan gerak Ahli Isyarat Angket

3.1.3 Persepsi Visual Latar belakang tidak

mengganggu persepsi

Ahli Isyarat Angket

3.2 Media

3.2.1 Fungsi

3.2.1.1 Atensi Penggunaan media menjadikan

perhatian siswa fokus pada

materi pembelajaran

Praktisi Angket

(32)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Komponen Indikator Sumber Data Alat Pengumpul Data

meningkatkan motivasi belajar

siswa.

3.2.1.3 Kognitif Penggunaan media

meningkatkan pengetahuan siswa

terhadap isyarat.

Praktisi Angket

3.2.1.4 Kompensatoris Penggunaan media mampu

menjadi pengganti guru saat guru

tidak dapat hadir.

Praktisi Angket

Penggunaan media menjadi

sumber belajar bagi siswa yang

tidak memiliki kamus SIBI.

Angket

3.2.2 Tampilan

3.2.2.1 Unik Tampilan ikon berbeda dengan

produk lain / unik

(33)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Komponen Indikator Sumber Data Alat Pengumpul Data

Bentuk Tombol berbeda dengan

produk lain / unik

Ahli Media Angket

3.2.2.2 Komposisi Komposisi yang seimbang

antara materi dengan tombol.

Ahli Media Angket

3.2.2.3 Simpel Perpaduan warna objek terlihat

simpel

Ahli Media Angket

Bentuk objek terlihat rapi Ahli Media Angket

3.2.2.4 Semiotika Bentuk tombol sesuai fungsinya Ahli Media Angket

3.2.2.5 Ergonomis Tampilan halaman dapat dilihat

dengan nyaman

Ahli Media Angket

Tampilan halaman dapat dilihat

dengan jelas

Ahli Media Angket

3.2.2.6 Konsisten Penggunaan bentuk tombol

konsisten di setiap halaman

Ahli Media Angket

(34)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Komponen Indikator Sumber Data Alat Pengumpul Data

setiap halaman

3.2.3 Instruksional

3.2.3.1 Navigasi Terdapat navigasi sesuai

kebutuhan

Ahli Media Angket

Tombol dapat berfungsi

sebagaimana mestinya

Ahli Media Angket

3.2.3.2 Pengetahuan Aplikasi merangsang daya ingat

siswa

Ahli Media Angket

3.2.3.3 Belajar Mandiri Aplikasi mampu mendukung

evaluasi berbasis kompetensi

(35)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Kemampuan isyarat siswa kelas 2 SLB X Bandung Barat saat ini baru

menguasai isyarat buku, celana, meja, pensil, rumah, sepatu, tas dan topi,

belum menguasai isyarat dari 9 kata berikut : air, baju, jendela, kursi,

mobil, motor, pulpen, pintu, sandal.

2. Media yang digunakan guru dalam membelajarkan isyarat saat ini

dirasakan oleh guru belum efektif sebagai media pembelajaran bahasa

isyarat.

3. Program perancangan aplikasi komputer berhasil mengembangkan kamus

SIBI dalam bentuk Aplikasi Komputer.

4. Hasil pengembangan Kamus SIBI ialah berupa aplikasi komputer dalam

bentuk dokumen digital yang disimpan dalam keping CD dan dapat

diunduh di http://www.4shared.com/file/SeMOfmv_ba/KamusSIBI.html

5. Prototipe Aplikasi Komputer Kamus SIBI perlu perbaikan efek

pencahayaan pada objek penampil dan penambahan suara yang

menyuarakan isyarat yang tampil.

B. Saran

Produk media pembelajaran berupa aplikasi kamus SIBI hasil pengembangan

dalam penelitian ini mendapat respon positif dari para ahli dan praktisi namun

belum dapat disempurnakan dalam penelitian ini. Untuk itu peneliti menyarankan

bahwa :

1. Bagi pengelola sekolah, aplikasi kamus SIBI ini dapat dijadikan media

belar isyarat bagi siswa, serta dapat mengembangkannya bersama guru

(36)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pemerintah diharapkan dapat memberi kebijakan untuk

memengembangkan pengembangan aplikasi kamus SIBI ini.

3. Bagi para programmer diharapkan untuk bersedia mengembangkan kamus

SIBI ini menjadi sempurna dan meningkatkan kompetebelitasnya hingga

(37)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindi Persada.

Bunawan, L. &. (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. Jakarta: Yayasan Santi Rama.

Churiyah, Y. (2010, Oktober 26). Komunikasi Lisan dan Tertulis. Dipetik Juli 01, 2013, dari file.upi.edu: http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENDIDIKAN_BAHASA_DAN_SASTRA_INDONESIA_DI_ SEKOLAH_DASAR_KELAS_RENDAH/BBM_1.pdf

Darmawan, D. d. (2006). Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: UPI Press.

Direktorat Pendas. (2011). Kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Dirjendikdasmen. (2011). Kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia. ---: ---.

Dwidjosumarto, A. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Bandung: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.

Friend, M. (2005). Special Education, Contemporary Perspectives for School

Professional. the United States of America: Omegatype Typography, Inc.

Gregory, S. (1998). Issues in Deaf Education. Dalam S. G. Knight, Social

Development and Family Life (hal. 5). London: David Fulson Publshers.

id.wikipedia.com. (2013, April 15). Tuli. Dipetik Juli 02, 2013, dari id.wikipwedia.com: http://id.wikipedia.org/wiki/Tuli

Komala, L. (2009). Ilmu Komunikasi. Bandung: Widya Padjadjaran.

Lewis, V. (2003). Development and Disability. UK: Blackwell Publizer.

Manikam, R. M. (2010). Kamus Elektronik Sistem Isyarat Bahasa Indonesia

dalam Microsoft Word. Dipetik Juli 2013, dari mercubuana.ac.id:

http://www.mercubuana.ac.id/file/jurnal%20perpus%20usman%20ali.pdf

(38)

Imron Rosadi, 2014

Pengembangan kamus sibi melalui aplikasi komputer bagi siswa tunarungu kelas 2 di SLB X Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Muslich, M. (2008). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.

Jakarta: Bumi Aksara.

nichcy.org, A. (2010, June). Deafness and Hearing Loss. Dipetik June 2013, dari nichcy.org: http://nichcy.org/disability/specific/hearingloss#def

Nurtantio, P. (2013). Kreasikan Animasi-mu dengan Adobe Flash dalam Membuta

Sistem Multi Media Interaktif. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Pusat Bahasa. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. Dipetik 2013, dari bahasa.kemdiknas.go.id: http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php

Putra, N. (2012). Research and DevelpomentPenelitian dan Pengembangan :

Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

radarbanten.com, A. (2013, Juni 19). XL Gelar Edukasi Pemanfaatan Teknologi

Informasi. (qizink, Penyunting) Dipetik Juli 01, 2013, dari

radarbanten.com: http://www.radarbanten.com/read/berita/170/11998/XL-Gelar-Edukasi-Pemanfaatan-Teknologi-Informasi.html

Solbi. (2012). Kamus Elektronik untuk Tunarungu. Dalam D. P. KEMDIKBUD,

Panggilan Jiwa Sang Guru (hal. 15). Jakarta: Direktorat P2TK

DIKMENDIRJEN KEMDIKBUD.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sutopo, A. (2012). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tarigan, H. G. (2011). Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: ANGKASA.

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi Penelitian
Tabel yang menggambarkan isi

Referensi

Dokumen terkait

4 Post test Tes tulisan (UTS) Menguraikan teori perilaku dan membedakan setiap teori dalam PKIP dengan benar Menguraikan teori perilaku dalam PKIP kurang benar

(1) Dalam hal media pembawa berasal dari area yang tidak bebas HPIK dan/atau HPI Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a dan/atau media pembawa merupakan

2007 Dinamika Kelembagaan Desa: Gampong Era Otonomi Khusus Aceh, LIPI Press. Rekonstruksi Gampong

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

(1) Produsen, importir, atau eksportir obat ikan untuk memiliki Surat Izin Penyediaan Obat Ikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) atau Surat Izin

tipe investigasi kelompok pada materi keanekaragaman makhluk hidup ?.. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

Dari tabel diatas didapatkan bahwa pada APS wajib belajar model dengan menggunakan regresi spasial Error adalah model yang terbaik baik pada pemodelanAPS usia

dalam Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat pada umumnya dan Wilayah Kecamatan Tangerang, Wilayah Kecamatan Batuceper, sebagian Wilayah Kecamatan Curug,