• Tidak ada hasil yang ditemukan

REDESAIN KAWASAN PENDARATAN IKAN DI REMBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REDESAIN KAWASAN PENDARATAN IKAN DI REMBANG."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

REDESAIN KAWASAN PENDARATAN IKAN DI REMBANG

Disusun Oleh HELMI D 300 020 009

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Judul

Redesain : Perencanaan kembali, penggambaran kembali dari suatu karya (mesin atau bangunan) agar tercapai

tujuan tertentu

Kawasan : Daerah, wilayah

Pendaratan : 1. Perbuatan (hal, cara dan sebagainya ) mendarat

( kan )

2. Tempat mendarat ( kan )

Ikan : Sb binatang yang bertulang belakang hidup di

air, bernafas dengan insang

Rembang : Nama sebuah kota Kabupaten yang berada di propinsi

Jawa Tengah

Sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1984.

Dari pengertian judul di atas dapat disimpulkan bahwa Redesain Kawasan

Pendaratan Ikan di Rembang adalah kegiatan perencanaan kembali suatu kawasan

di Rembang yang dipergunakan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan

bongkar muat, pelelangan ikan, pengolahan ikan dan beserta fasilitas yang lain.

Berbagai kegiatan tersebut diharapkan akan menjadikan kawasan tersebut lebih

maju dan berkembang guna menunjang perekonomian masyarakat yang lebih

baik.

B. Latar Belakang

1. Kondisi Umum Kelautan di Indonesia

(3)

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan/maritim yang terdiri

dari kurang lebih 17.500 pulau dengan luas laut 5,8 juta km² , yaitu 75% dari

luas Indonesia seluruhnya. Lautan di Indonesia terkenal dengan kekayaan

spesies flora dan fauna kelautan. Hal tersebut menyebabkan tumbuhnya

berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kelautan diantaranya kegiatan

perikanan. Kegiatan perikanan memiliki peranan yang sangat besar dalam

memperbaiki nilai gizi masyarakat, peningkatan taraf hidup bagi penduduk

terutama masyarakat nelayan, serta bagi perekonomian Indonesia. Kondisi

laut Indonesia sangat besar pengaruhnya dalam penambah pendapatan

nasional dari hasil ekspor dan impor melalui usaha kegiatan

perikanan.Wilayah Indonesia terdiri dari banyak pulau, sehingga masyarakat

Indonesia banyak yang bekerja sebagai nelayan. Karena Indonesia kaya akan

hasil laut, maka kebutuhan akan hasil laut sangat melimpah seperti ikan,

cumi-cumi, rajungan, udang, kerang, ubur-ubur dan sebagainya.

b. Gambaran Pelabuhan Ikan di Indonesia

Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman air yang

cukup besar, karena kapal-kapal motor yang digunakan untuk menangkap

ikan tidak besar. Di Indonesia pengusahaan ikan masih relatif sederhana yang

dilakukan nelayan-nelayan dengan menggunakan perahu kecil. Jenis kapal

ikan ini bervariasi, dari yang sederhana berupa jukung yang dibuat dari kayu

dengan lebar 1m dan panjang 7-8m. Perahu ini dapat menggunakan layar atau

motor tempel, dan bisa langsung mendarat di pantai. Kapal yang lebih besar

terbuat dari papan atau fiberglass dengan lebar 2,0-2,5m dan panjang 8-12m,

digerakkan oleh motor. Kapal Ex-Trawl mempunyai lebar 4,0-5,5m dan

panjang 16-19m digerakkan oleh motor. Ada pula kapal lebih besar dengan

panjang mencapai 30-40m. Pelabuhan ikan dibuat di sekitar daerah

(4)

pabrik/gudang es, persediaan bahan bakar, dan juga tempat cukup luas untuk

perawatan alat-alat penangkap ikan ( Triatmodjo,1996).

2. Gambaran Kota Rembang

a. Letak Geografis Kota Rembang

Rembang adalah salah satu propinsi di Jawa Tengah yang terletak di

posisi 111˚ 00` s/d 111˚ 30` BT dan 6˚ s/d 7 60`LS, terdiri dari 14

kecamatan, 294 desa/kel; luas wilayah 101.408, enam Kec / 54 desa

diantaranya di wilayah pesisir/ pantai, luas wilayah pesisir dengan jumlah

penduduk 559.267 ha. Mempunyai kondisi geografis yang beraneka ragam,

terdiri dari daerah pantai, dataran rendah, dan pegunungan, topografi antara

0-1.000 M ; ketinggian rata-rata 27 M DPL, iklim tropis dengan suhu

maksimum 33 C˚; suhu rata-rata 23 C˚ . ( RUTRK Kabupaten Rembang)

Disamping itu juga Kabupaten Rembang memiliki wilayah laut yang

sangat potensial untuk dimanfaatkan. Salah satu TPI yang paling besar di

Kabupaten Rembang adalah TPI Tasik Agung, TPI ini berlokasi di pusat

kota Rembang Propinsi Jawa Tengah. Ditinjau dari letak geografisnya,

maka TPI Tasik Agung mempunyai letak yang sangat strategis karena dekat

dengan jalan raya pantura Jakarta – Surabaya, dan terletak dekat dengan

penangkapan ikan pelagis kecil yaitu derah Pulau Matasiri dan Pulau

Masalembu yang merupakan daerah penangkapan ikan dengan alat purse

seine. Selain itu juga Rembang merupakan pusat pengusaha pengolahan

ikan maupun bakul ikan yang cukup besar, dengan pangsa pasar baik dalam

(5)

Kabupaten Rembang

PETA

KABUPATEN REMBANG

KETERANGAN

= Batas Kota

= Batas Kecamatan

= Batas Desa

= Jalan Raya

= Sungai

Gambar 1.1 Peta Kabupaten Rembang Sumber: KBT Kabupaten Rembang

b. Kondisi Perairan

Iklim makro yang mempengaruhi iklim mikro di kawasan perairan

menyebabkan perubahan pada pola perilaku air laut. Arus pergerakan air laut

baik dari aspek arah dan besarnya dipengaruhi oleh iklim makro yaitu

pergerakan angin musim. Peristiwa pasang surut yang merupakan peristiwa

naik turunnya permukaan air laut dipengaruhi oleh system pergerakan bumi,

bulan dan matahari. Kondisi laut yang demikian berpengaruh pada habitat

biota laut. Pada daerah yang merupakan pertemuan arus laut merupakan

daerah yang kaya akan plasma nutfah. Sehingga pada daerah tersebut biasanya

juga kaya akan ikan.

Perairan Rembang merupakan daerah pertemuan arus, sehingga

(6)

selama ini menjadi daerah sasaran bagi para nelayan. Daerah tersebut dapat

dijangkau oleh nelayan dengan kapal besar, sedangkan nelayan dengan kapal

kecil hanya berlayar di sekitar pesisir tersebut. Dengan demikian kondisi fisis

mempengaruhi eksistensi kawasan pesisir pantai.

c. Gambaran Kebaharian Kota Rembang

Rembang mempunyai panjang pantai 63,5 m/km dengan luas wilayah

pesisir 355,95 Km dan mepuyai SDA tambang, laut dan hutan yang melimpah

Kabupaten Rembang

Gambar 1.2

Wilayah Penangkapan Ikan di Kabupaten Rembang Sumber: RTR Laut dan Pesisir kab Rembang

d. Dasar Hukum Pengelolaan Perikanan

Upaya pemanfaatan potensi pesisir dan lautan sebagai motor andalan

dalam memutar roda perekonomian daerah pasca penetapan UU Otonomi

Daerah sudah banyak dilakukan di seluruh wilayah pesisir, hal serupa juga

telah disuarakan oleh pemerintah daerah.Rembang. Karena sebagian besar

masyarakat Kabupaten Rembang menggantungkan hidup pada hasil laut.

Kawasan Tangkap III

K. Woro Pandanganwetan

Sumberga wetan Tasik agung Magersari Kawasan Tangkap I Kawasan Tangkap II

Kaw. Konservasi Terumbu Karang Kawasan Mangrove

Sentra Pengolahan Ikan Keterangan :

(7)

Dasar Hukum

1. Undang-undang RI No. 9Th. 1985 tentang perikanan.

2 Kep.Ment Kelautan dan Perikanan No. KEP 10/MEN/2004 tentang

Pelabuhan Perikanan

3. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 10 Th 2003 Tentang

Perubahan atas Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 16 Th. 2002

Tempat Pelelangan Ikan.

4. Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 10 Th. 2003 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 10 Th 2003

tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 16 Th

2002 tentang Tempat Pelelangan Ikan.

Selain itu dengan berlakunya UU No. 22 Tahun 1999 maka daerah ini

berhak mengelola 4 mil×65 km panjang pantainya sehingga Kabupaten

Rembang memiliki 13 TPI yang tersebar di wilayah kecamatan pantai yaitu

Kecamatan Rembang, Kecamatan Kaliori, Kecamatan Sluke, Kecamatan

Kragan, Kecamatan Sarang. (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rembang

2006)

e. Kondisi Pelabuhan Pendaratan Ikan di Rembang

Tempat pendaratan ikan terbesar di kota Rembang adalah pelabuhan

TPI Tasik Agung. Status pelabuhan perikanan saat ini sebagai pelabuhan

khusus perikanan. Pelabuhan perikanan merupakan sarana dan prasarana yang

bersifat fasilitas dalam rangka memberi pelayanan kepada masyarakat akan

kebutuhan perikanan dalam melakukan kegiatan berproduksi. Pada

hakekatnya pelabuhan perikanan merupakan fasilitas pengembang dalam

ekonomi perikanan, pengembangan ekonomi perikanan mencakup kegiatan

primer (menangkap ikan), pengolahan ikan dan pemasaran hasil perikanan.

Kegitan perikanan perikanan di pelabuhan pendaratan ikan seperti pelelangan,

bongkar ikan dan mengisi perbekalan kapal.

(8)

TPI Tasik Agung merupakan tempat pendaratan ikan terbesar di

Kabupaten Rembang, dan hanya digunakan kapal – kapal seperti kapal motor

cantrang dan kapal motor “trawl”. TPI dibuat di sekitar perkampungan

nelayan. TPI Tasik Agung juga merupakan pangkalan pendaratan ikan tidak

hanya kapal yang berasal dari Rembang, akan tetapi kapal – kapal yang

berasal dari derah Pekalongan, Tegal, Batang, Pati dan juga dari wilayah Jawa

Timur. Kapal dari daerah lain tertarik mendaratkan hasil tangkapannya di TPI

Tasik Agung dikarenakan TPI tersebut dekat dengan daerah penangkapannya

dan harga hasil tangkapan termasuk tinggi karena bakul usaha pengolahan

ikan cukup banyak dan berskala besar.

Jenis ikan yang didaratkan di TPI Tasik Agung tergantung pada jenis

kapal motor yang digunakan misalnya; kapal pursine/trawl jenis tangkapannya

seperti ikan layang, tongkol, banyar, juwi, kembung, tengiri, dan bawal;

kemudian kalau jenis tangkapan kapal cantrang jenis tangkapannya seperti

ikan demang, kerisi, togek, petek, dan ikan pari. Hasil dari pelelangan

sebagian besar diolah di daerah Kabupaten Rembang dengan komoditas ikan

kering, pindang dan ikan basah/ frozen yang biasa dikelola oleh beberapa

perusahaan, kalau komoditas ikan panggang/bakar biasanya dilakukan oleh

orang rumahan/ masyarakat.

Hasil olahan ikan di Rembang juga dipasarkan di beberapa pasaran

domestik yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Sumatra.

Sedangkan negara tujuan ekspor adalah Korea, Jepang, Philipina dan

Hongkong.

3. Evaluasi Aktifitas dan Kegiatan di Kawasan Pendaratan Ikan di Rembang

a. Pengelolaan Sumberdaya Daya Perikanan

TPI Tasik Agung merupakan pusat perikanan tangkap yang terletak di

Kabupaten Rembang Propinsi Jawa-Tengah. Banyak aktifitas perikanan

(9)

kegiatan yang berasal dari perikanan laut. Untuk mengetahui SDM

Perikanan dan Sarana Produksi dapat dilihat melalui tabel berikut ini;

Tabel.1.1 Potensi Sumber Daya Perikanan

URAIAN 1998 1999 2000 2001 2002

I.SDM PERIKANAN

A. Nelayan 15.813 16.035 16.099 16.941 17.128

B. Bakul Ikn 391 581 610 641 658

C. Tenaga Kerja Pengelola 16.072 16.473 16.869 17.274 17.448

II. SASARAN PRODUKSI

A. Perahu Penangkap Ikan

-Kapal Motor 362 373 569 600 634

-Motor Tempel 2.038 2.381 2.616 2.747 2.801

-Perahu Layar 84 82 57 57 56

B. Alat Penangkap Ikan

-Purse Seine 341 353 363 581 604

-Dogol 1.378 1.684 1.684 1.742 1.779

-Payang 62 42 42 56 59

-Cantrang 84 98 98 111 124

-Gill Net 4.891 4.895 4.895 5.151 5.286

-Trmel Net 2.516 2.529 2.546 2.671 2.686

-Pancing 1.378 1.063 1.099 1.154 1.157

-Alat Lain 834 860 877 928 935

C. PRODUKSI

- Perikanan Laut

Volume (Kg) 47.559.095 37.751.338 42.469.777 48.919.418 55.281.217

(Nilai Rp) 76.094.558 77.482.095 91.701.598 110.200.050 118.954.569

Sunber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rembang 2003

Menurut tabel di atas perkembangan/jumlah SDM Perikanan tiap

tahun mengalami kenaikan sehingga tiap tahun mengalami penambahan.

Kemudian juga sarana produksi dilihat dari tabel di atas rata-rata tiap tahun

juga mengalami kenaikan. Sehingga kita dapat melihat bahwa potensi

(10)

b. Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan. 1. Penanggung Jawab

Tanggung Jawab pelaksanaan Pelelangan Ikan di TPI diserahkan kepada

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Tengah.

2. Penyelenggara

Pelaksana Pelelangan Ikan di TPI diserahkan kepada PUSKUD "MINA

BARUNA" Propinsi Jawa Tengah. Sebagai Pelaksana di daerah PUSKUD

"Mina Baruna" mendelegasikan Pelaksanaan Pelelangan Ikan kepada

KUD setempat, untuk kota Rembang, diserahkan kepada KUD Saroyo

Mino yang mempunyai tugas mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan

pelelangan ikan di TPI.

3. Maksud dan Tujuan

1. Memperlancar pelaksanaan penyelenggaraan lelang.

2. Mengusahakan stabilitas harga ikan.

3. Meningkatkan taraf hidup kesejahteraan nelayan.

4. Meningkatkan pendapatan daerah.

4. Mekanisme Pelelangan

1.Kapal Perikanan yang masuk di TPI Tasik Agung melapor ke kantor

Syahbandar.

2.Mulai jam 03.00 WIB, ikan mulai dibongkar oleh para ABK dan di

sortir sesui dengan mutu maupun jenisnya untuk tempatkan pada

keranjang ikan yang disediakan KUD dan pelayanan jasa.

3.Mulai jam 07.30 WIB setelah para bakul siap lelang, ikan dilelang

sesuai nomor urut. Sekali lelang 10 basket.

4.Ikan dilelang secara terbuka dengan penawaran meningkat dan di

berikan kepada bakul yang berani harga tertinggi.

5.Bakul membayar kepada kasir TPI dengan ditambah retribusi 2%

(11)

6.Nelayan menerima uang dari kasir TPI (Kasir Bayar) setelah dipotong

retribusi 3% dari jumlah lelangnya.

7.Uang pungutan lelang/retribusi 5% disetor ke BPD Cab. Rembang.

8.Semua transaksi / kegiatan pelelangan ikan setiap hari dicatat dan

dibukukan menggunakan administrator TPI.

MEKANISME PEMBAYARAN BAKUL DAN NELAYAN

(ALIR ADMINISTRASI)

Gambar 1.3 Alir Admnistrasi

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rembang 2006 PROSES LELANG

JURU KARCIS

NELAYAN BAKUL

JURU REKAP

UPBI SPU HASIL LELANG DI

POTONG 3%

KASIR BAYAR

KASIR TERIMA NELAYAN

(12)

MEKANISME PELELANGAN(ALIR PRODUKSI)

Gambar 1.4 Alir Produksi

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rembang 2006 KM DATANG, LAPOR KE

SYAHBANDAR, DAFTAR. NO URUT LELANG

Proses Pembongkaran

Ikan

Penempatan ikan ke fish

basket TIMBANGAN

PENIMBANGAN IKAN

LELANG IKAN DI RUANG

UPBI

PROSES PENGESAHAN

PENGANGKUTAN

PASAR DALAM /LUAR NEGERI

ES-ESAN

PEMINDANGAN PENGASINAN

Kasir TPI

PROSES LELANG ADMINISTRASI

(13)

c. Fasilitas Operasional TPI Tasik Agung

Tabel.1.2 Fasilitas Operasional TPI Tasik Agung Rembang

No FASILITAS SUB FASILITAS KETERANGAN KONDISI

1 *Tempat Pengepakan *Gedung Administrasi -Timbangan

-Basket

-Kereta Pengangkut Ikan -Tempat Perbaikan Jaring -Listrik

-Kantyor Syahbandar -Telepon

-Sound System -Tower Air

-Mesin Pembersih Lantai -Bak Penampung Air -Tempat Parkir -Pagar TPI -Pos Keamanan

-Kantor Perhubungan -Kantor Pol Airut -Mushola -Kantor HNSI -Kantor KUD -Kendaraan Roda 2

-Karyawan TPI -Karywan UPBI

-Tenaga Angkut (gledek nelayan)

-Tenaga Angkut (gledek bakul)

-Tim Keamanan Terpadu

-Satpam

d. Situasi Kawasan Pendaratan Ikan di Rembang

1.Tempat Pelelangan Ikan

Meskipun telah adanya Tempat Pelelangan Ikan tetapi tak terlepas dari

(14)

Menurut hasil survai di lapangan kondisi bangunan sudah memenuhi

standart kebutuhan untuk kegiatan pelelangan ikan. Tetapi juga banyak

masalah dan kendala yang masih ditemui antara lain yang menyangkut

pola sirkulasi parkir baik kendaraan roda empat maupun roda dua, sebab

sering terjadi crossing, sehingga perlu adanya area parkir khusus untuk

membedakan parkir roda dua mapun parkir roda empat Selain itu juga

masalah tentang saluran pembuangan limbah yang digunakan untuk

menampung limbah yang berasal dari TPI maupun tempat pengelolaan

ikan.

2. Keberadaan Lokasi Pengelolaan Ikan

Tempat pengelolaan ikan yang jauh dari TPI sekarang perlu mendapat

perhatian serius untuk menunjang program Pemerintah Daerah Rembang

guna menambah pemasukan pendapatan daerah yang lebih besar. Untuk

penataan dan pengembangan tempat pengelolaan ikan tersebut harus

memperhatikan berbagai aspek baik aspek sosial, seperti tenaga kerja

maupun perilaku dari masyarakat sekitar yang membawa pengaruh

terhadap lingkungan. Untuk mewujudkan apa yang dimaksudkan agar

terlaksana dengan baik dan memenuhi standar maka harus dapat

memberikan kenyamanan dan memberikan dampak positif bagi

masyarakat.

3. Kegiatan Masyarakat di Sekitar TPI Tasik Agung Rembang

Pada umumnya masyarakat di sekitar TPI Tasik Agung Rembang

bergantung kepada hasil laut. Profesi mereka bermacam-macam misalnya:

nelayan, pengusaha pengolahan ikan, tenaga angkut dan sebagainya.

Untuk mewadahi semua kegiatan yang ada di kawasan pendaratan ikan di

TPI Tasik Agung Rembang, maka harus direncanakan suatu tempat untuk

mewadahi semua aktifitas yang ada di kawasan tersebut. Dengan adanya

(15)

tersebut, maka dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Rembang

karena dapat membuka lapangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi

pengangguran dan juga dapat menambah pemasukan daerah.

Gambar 1.5

Kegiatan Proses Pengolahan Ikan (Reyengan) Sumber : Hasil Survei Penulis, 2007

e. Isu-isu Permasalahan yang ada

1.Bagaimana menata dan mengembangkan pola tata massa dari berbagai

aktifitas yang ada dalam sebuah kawasan pendaratan ikan

2.Bagaimana mengembangkan sarana-prasarana fasilitas yang diperlukan

3.Bagaimana menata pola sirkulasi dan membuat sistem utilitas yang teratur

sehingga menimbulkan kenyamanan bagi para pengunjung atau orang

yang melakukan aktifitas di kawasan tersebut.

4.Bagaimana penerapan system stuktur, pegorganisasian dan besaran ruang

terhadap bangunan

5.Bagaimana mendesain bentuk bangunan maupun ruang sesuai dengan

kegiatan yang diwadahi.

f. Gagasan

Melihat Potensi Perikanan di kota Rembang yang sangat baik

sehingga memerlukan suatu kawasan untuk menunjang dan mewadahi

(16)

perancangan pada suatu kawasan pendaratan ikan di Rembang yang dapat

dimanfaatkan dan digunakan secara efektif .

C. Rumusan Permasalahan

Bagaimana merencanakan dan merancang kembali (Redesain) sebuah kawasan

pendaratan ikan di Rembang yang mampu menampung perkembangan yang ada

seperti kebutuhan dan aktifitas kegiatan perikanan dengan pemanfaatan potensi

yang ada.

D. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan

a. Merencanakan kembali pelabuhan pendaratan ikan harus khusus untuk

kapal ikan agar lalu lintas bongkar muat yang dilakukan para nelayan

dapat berjalan dangan lancar.

b. Merencanakan suatu industri ikan yang dapat mendukung kegiatan

perikanan

c. Menciptakan sarana dan prasarana yang dapat mendukung dalam kegiatan

yang ada di kawasan pendaratan ikan

d. Menciptakan system utilitas bangunan dan lingkungan yang saling

mendukung antara satu bangunan dengan bangunan yang lain serta tidak

mengganggu lingkungan masyarakat di sekitar kawasan tersebut.

2. Sasaran

Menyusun konsep perencanaan dan perancangan TPI

a. Konsep dasar penentuan pengolahan ruang luar/tapak.

b. Konsep penentuan fasilitas pendukung.

c. Konsep dasar penataan massa bangunan.

d. Konsep dasar peruangan.

e. Konsep dasar utilitas.

f. Konsep dasar stuktur bangunan.

(17)

E. Batasan dan Lingkup Pembahasan

1. Batasan

Dalam perencanaan dan perancangan kawasan pendaratan ikan di Tasik

Agung Rembang suatu wadah untuk melakukan bongkar muat, pelelangan,

pengolahan ikan dan fasilitas penunjangnya, meliputi; bangunan TPI, kantor

KUD, kantor syahbandar, pabrik pengolahan ikan dan sarana pendukung

lainnya, untuk menghasilkan suatu hasil yang akan menjadi penentu pada

konsep penataan dan pengembangan fisik bangunan.

2. Lingkup Pembahasan

Lingkup pembahasan lebih difokuskan pada ilmu arsitektur dengan

konteks sebuah kawasan pendaratan ikan yang bahasannya mencakup tata masa,

penataan ruang luar, pencapaian, pelaku aktifitas, jenis aktifitas, desain

penampilan bangunan dan system utilitas disesuaikan dengan tujuan dan sasaran

yang akan dicapai.

F. Metode Pembahasan

1.Survei Lapangan / Observasi

Mengadakan pengamatan langsung di lokasi kawasan pendaratan ikan di Tasik

Agung Rembang.

2.Wawancara

Mengadakan wawancara secara langsung kepada nara sumber yang terkait

3.Studi Literatur

Mencari landasan teori yang ada hubungnnya dengan teori-teori dari referensi

dan beberapa media yaitu; buku, koran, internet dan lain-lain.

G. Metode Pengolahan Data

Berdasarkan pengertian permasalahan yang ada seperti data-data dari survey,

wawancara dan literature, kemudian penulis menyimpulkan dan menganalisa

landasan konseptual perencanaan dan perancangan yang nantinya diwujudkan

(18)

H. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi pengertian judul, mengungkapkan latar belakang, rumusan

permasalahan, tujuan dan sasaran pembahasan, lingkup dan

batasan masalah, metode pembahasan serta sistematika

pembahasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mengemukakan gambaran kota Rembang , karakter fisik,

fasilitas kawasan pendaratan ikan di Tasik Agung Rembang

BAB III GAMBARAN LOKASI

Berisi tentang lokasi, linkungan, fisik, aktifitas, ekonomi,

pengelolaan dan pengembangan suatu kawasan pendaratn ikan di

Rembang

BAB IV ANALISA DAN KONSEP

Membahas mengenai analisa perencanaan pendekatan konsep

perancangan untuk kawasan pendaratan ikan dan berisi

konsep-konsep dasar yang nantinya akan diwujudkan dalam bentuk

(19)

REDESAIN KAWASAN PENDARATAN IKAN DI REMBANG

Latar Belakang

1. Kondisi umum Kelautan di Indonesia

2. Gambaran Kota Rembang

3. Evaluasi Aktifitas dan Kegiatan di Kawasan Pendaratan Ikan di Rembang

Isu

1. Bagaimana menata dan mengembangkan pola tata masa dari berbagai aktifitas yang ada pada

dalam sebuah kawasan

2. Bagaimana menata pola sirkulasi dan membuat sistem utilitas yang teratur sehingga menimbulkan kenyamanan bagi para pengunjung atau orang yang melakukan aktifitas di kawasan tersebut

3. Bagaimana menerapkan system sruktur, pegorganisasian dan besaran ruang terhadap bangunan 4. Bagaimana mendesain bentuk bangunan maupun ruang sesuai dengan kegiatan yang diwadahi

Permasalahan

Bagaimana merencanakan dan merancang kembali (redesan)sebuah kawasan pendaratan ikan di Rembang

yang mampu menampung perkembangan yang ada seperti fasilitas bongkar muat, pelelangan ikan,

pengolahan ikan dan fasilitas pendukungnya sehingga kebutuhan dan aktifitas perikanan dengan potensi

yang ada

Analisa teoris dan factual

Kebutuhan perikanan, batasan dan jenis kegiatan atau aktifitas pendukung dengan pemanfaatan potensi

dan perkembangan di bidang perikanan

Sintesa

Hasil dari analisa yang menjadi pedoman dalam pendekatan desain

Konsep

Pengolahan tata ruang dan masa dengan menampilkan bangunan melaluai ekspresi dengan aplikasi pada

ruang dan fungsi bangunan

Gambar

Gambar 1.1 Peta Kabupaten Rembang
Gambar 1.2 Wilayah Penangkapan Ikan di Kabupaten Rembang
Gambar 1.3 Alir Admnistrasi
Gambar 1.4 Alir Produksi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Chatzoudi 8 dalam penelitiannya menyatakan mengenai efektifitas perawatan menggunakan chin cap menyatakan terjadi perubahan skeletal kelas III berupa: hubungan sagital

 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas menyiapkan dan memberikan pelayanan dalam urusan surat menyurat, tata naskah dinas, kearsipan, perlengkapan

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Kasih dan PenyertaanNya yang sempurna sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

1) Dari 3 model integrasi aplikasi yaitu integrasi presentasi, integrasi data dan integrasi fungsional, dimungkinkan pula digunakan 2 model sekaligus yang dalam

Efisensi sumber daya dapat diraih dengan memperlengkapi pemilihan material interior rumah tinggal dengan beberapa kriteria, baik dari bahan dasar material yang

Analisis Dampak Kafein Terhadap Hasil Perhitungan Heart rate Lari 100 M dan Illinoise Agility Kafein mempunyai efek ergogenik yang dapat meningkatkan peforma, terutama

Jadi, Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara seluruh variabel independen yaitu Pengaruh Disiplin dan Motivasi Kerja Terhadap