• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN DIVERGENT DISCOVERY STYLE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN DIVERGENT DISCOVERY STYLE"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENERAPAN DIVERGENT DISCOVERY STYLE

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TAKTIK MENYERANG DAN BERTAHAN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

PADA SISWA KELAS XII TP 1 SMK MURNI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

JURNAL SKRIPSI

Oleh :

HERDIAN DANANG INDARTO K 4611056

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA Desember 2015

(2)

commit to user

1

PENERAPAN DIVERGENT DISCOVERY STYLE

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TAKTIK MENYERANG DAN BERTAHAN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

PADA SISWA KELAS XII TP 1 SMK MURNI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Herdian Danang Indarto K4611056

Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

E-mail : hdindarto@gmail.com

ABSTRAK

Herdian Danang Indarto. PENERAPAN DIVERGENT DISCOVERY STYLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TAKTIK MENYERANG DAN BERTAHAN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS XII TP 1 SMK MURNI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016, Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, November 2015.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar taktik menyerang dan bertahan dalam permainan sepakbola siswa kelas XII TP 1 SMK Murni 1 Surakarta melalui penerapan Divergent Discovery Style.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII TP 1 SMK Murni 1 Surakarta yang berjumlah 22 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, angket berupa tes kognitif (pengetahuan), dokumentasi atau arsip berupa foto dan video. Validitas data menggunakan teknik triangulasi data.

Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif. Prosedur penelitian adalah berupa siklus pembelajaran yang saling berkaitan.

Berdasarkan hasil analisis data pada bab IV diperoleh peningkatan yang signifikan terjadi pada prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Pada prasiklus hasil belajar permainan sepakbola pada kriteria sangat baik 0%, baik 4,55 %, cukup 27,27%, kurang 63,64%, dan kurang sekali 4,55% jumlah siswa yang tuntas adalah 7 siswa. Pada siklus I hasil belajar permainan sepakbola pada kategori sangat baik sebesar 4,55%, baik 27,27%, cukup 45,45%, kurang 22,73%, dan kurang sekali 0%, jumlah siswa yang lulus 14 siswa dengan persentase 63,64%. Sedangkan pada siklus II hasil belajar permainan sepakbola pada kategori sangat baik sebesar 9,09%, baik 36,36%, cukup 40,91%, kurang 13,64%, kurang sekali 0%, jumlah siswa yang tuntas dan lulus adalah 19 siswa dari total jumlah siswa 22 dengan persentase 86,36% dan yang belum tuntas 3 siswa dengan persentase 13,64%. Peningkatan terjadi pada siklus I dan siklus II. Hasil belajar

(3)

commit to user

2

permainan sepakbola telah mencapai target yang ingin dicapai pada siklus II bahkan melebihi target meskipun belum semua siswa dapat tuntas dalam materi permainan sepakbola.

Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan Divergent Discovery Style dapat meningkatkan hasil belajar taktik menyerang dan bertahan dalam permainan sepakbola pada siswa kelas XII TP 1 SMK Murni 1 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016.

Kata Kunci: Hasil belajar taktik menyerang dan bertahan, permainan sepakbola, Divergent Discovery Style.

ABSTRACT

Herdian Indarto Danang. APPLICATION OF DIVERGENT DISCOVERY STYLE TO IMPROVE THE LEARNING TACTICS OF ATTACK AND DEFENSE IN THE GAME OF FOOTBALL CLASS XII TP 1 SMK MURNI 1 SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2015/2016, Thesis. Surakarta: the Faculty of Education Sebelas Maret University of Surakarta, Nopember 2015.

The purpose of this research is to improve learning outcomes tactics of attack and defense in the game of football class XII TP 1 SMK Murni 1 Surakarta through the implementation of Divergent Discovery Style.

This research is a classroom action research (PTK). This study was conducted in two cycles, with each cycle consisting of planning, action, observation, and reflection. The subjects were students of class XII TP 1 SMK Murni 1 Surakarta totaling 22 students. Source data comes from teachers and students. Data collection techniques are observation, interviews, questionnaires in the form of tests of cognitive (knowledge), documentation or archives of photos and videos. The validity of the data using data triangulation technique. The data analysis using descriptive analysis techniques. The procedure is a form of learning cycle research interrelated.

Based on the analysis in chapter IV acquired a significant increase occurred in prasiklus to the first cycle and from cycle I to cycle II. At pracycle result of learning the game of football in a very good criterion of 0%, 4.55%

better, just 27.27%, 63.64% less and less a 4.55% number of students who completed is 7 students. In the first cycle of learning outcomes of football games in the very good category by 4.55%, 27.27% good, just 45.45%, 22.73% less, and less so 0%, the number of students who graduated 14 students with a percentage of 63.64%. While in the second cycle learning outcomes of football games in the category of excellent 9.09%, 36.36% good, fairly 40.91%, 13.64% less, less a 0%, the number of students who complete and pass is 19 students of the total number of students 22 with the percentage of 86.36% and unresolved 3 students with a percentage of 13.64%. The increase occurred in the first cycle and the second cycle. Results of learning the game of football has reached the target to be achieved in the second cycle even exceed the target, although not all students can be completed in a matter of football game.

(4)

commit to user

3

The conclusion of this study is the application of Divergent Discovery Style can improve learning outcomes tactics of attack and defense in the game of football class XII TP 1 SMK Murni 1 Surakarta in academic year 2015/2016.

Keywords: learning outcomes attack and defense tactics, the game of football, Divergent Discovery Style.

PENDAHULUAN

Pendidikan jasmani merupakan bagian pendidikan secara umum yang mengutamakan aktivitas gerak sebagai media dalam pembelajaran. Pendidikan jasmani mempunyai peran penting untuk meningkatkan kualitas manusia.

Apabila dalam pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan secara sistematik dan terukur, maka akan berdampak pada peningkatan kemampuan gerak dan keterampilan jasmani, serta pertumbuhan kecerdasan, dan pembentukan watak pada diri siswa.

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan lainnya. Melalui pendidikan jasmani aspek-aspek yang ada pada diri siswa dikembangkan secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan.

Selama ini telah banyak salah kaprah

diantara masyarakat awam yang berpendapat pendidikan jasmani lebih menekankan pembinaan keterampilan fisik, yang sebenarnya tentu tidak demikian. Pendidikan jasmani menitikberatkan pada hubungan antara perkembangan fisik dengan jiwa seseorang melalui serangkaian kegiatan yang dirancang secara cermat, sadar dan terprogram dalam usaha meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani dan sosial serta perkembangan kecerdasan. Karena proses pengalaman belajar yang dilakukan secara sistematis dapat membentuk pola hidup sehat bagi setiap orang khususnya bagi anak usia sekolah. Sehingga Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan selalu diajarkan dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) / Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA) / Sekolah

(5)

commit to user

4 Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah Aliyah (MA) dan juga ditingkat Perguruan Tinggi.

Dalam mengajarkan materi pendidikan jasmani seorang guru penjas harus bisa menyesuaikan materi sesuai dengan kondisi atau karakteristik anak sekolah menengah kejuruan (SMK) yang memiliki kekhasan dalam berpikir kritis dan kebebasan berperilaku atau bersikap.

Karakteristik siswa inilah yang harus diangkat untuk menjembatani antara keinginan guru dan siswa, serta guru harus mampu menerapkan model pembelajaran yang baik dan tepat sesuai dengan perkembangan anak, sekolah menengah kejuruan (SMK).

Banyak model pembelajaran menuntut seorang guru pendidikan jasmani memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang model-model pembelajaran. Namun pada kenyataannya, sekarang ini masih banyak guru pendidikan jasmani

kurang memahami model

pembelajaran penjas. Hal ini sering terjadi di lapangan pada saat pembelajaran penjas, siswa dibiarkan berolahraga sendiri bahkan tanpa pengawasan guru. Kondisi semacam

ini sangat memprihatinkan, karena kaidah-kaidah pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah tidak dilaksanakan, sehingga tujuan pendidikan jasmani tidak tercapai seutuhnya, dan berdampak pada hasil belajar yang kurang optimal. Hasil belajar yang kurang optimal menyebabkan banyak siswa yang mengeluh karena merasa belum menguasai materi yang sudah diajarkan tetapi sudah diadakan penilaian. Keadaan demikian akan menyebabkan nilai yang diperoleh siswa menjadi tidak maksimal serta optimal. Hal ini perlu dikoreksi meskipun guru dengan keterbatasan waktu yang dimiliki dapat mengefektifkan waktu dalam pembelajaran sehingga siswa mengerti dalam penguasaan materi yang diajarkan.

Salah satu materi yang diajarkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani untuk sekolah menengah kejuruan adalah permainan sepakbola. Sepakbola adalah salah satu sub mata pelajaran pendidikan jasmani di sekolah menengah kejuruan. Penguasaan teknik dalam sepakbola diberikan pada saat

(6)

commit to user

5 pembelajaran di sekolah, yang sudah tercantum pada silabus dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa. Saat melakukan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Murni 1 Surakarta, salah satu kelas yang mendapatkan materi permainan sepakbola adalah siswa kelas XII Teknik Pemesinan 1 (TP)-1. Dari hasil observasi di kelas ini, hasil belajar siswa dalam menerapkan taktik menyerang dan bertahan belum optimal sesuai dengan standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 75. Dari 22 siswa hanya 7 siswa yang dinyatakan mencapai target KKM, artinya hanya sekitar 31,82% siswa yang dinyatakan tuntas dalam pembelajaran, dan sisanya 15 siswa (68,18%) siswa belum mencapai target. Hal ini dibuktikan sebagian besar siswa tidak bisa melakukan gerakan-gerakan kombinasi teknik dalam sepakbola. Mayoritas dari mereka hanya menendang bola sekenanya dan saat menerima bola belum bisa menghentikan bola dengan baik. Namun ada pula siswa

yang mampu memperagakan teknik- teknik dengan cukup baik. Namun hanya beberapa siswa yang mampu demikian.

Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor yang menyebabkan hasil belajar sepakbola belum optimal pada siswa kelas XII TP 1, SMK Murni 1 Surakarta. Kendala yang sering dihadapi oleh guru saat pembelajaran penjas yaitu motivasi dan tingkat pemahaman siswa yang rendah, serta pola pikir siswa yang terlalu bebas, dan lebih banyak bercanda selama pembelajaran.

Kendala lain adalah prasarana dan sarana yang kurang memadai, di SMK Murni 1 Surakarta hanya memiliki lahan kosong yang luasnya sekitar dua kali lapangan sepakbola, sehingga untuk melaksanakan pembelajaran sepakbola dirasa sulit.

Pembelajaran penjas hanya dilaksanakan ala kadarnya, dengan materi yang cenderung monoton, yang hampir selalu mengajarkan permainan sepakbola dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

Akibatnya siswa merasa jenuh dan kurang memiliki pengetahuan

(7)

commit to user

6 mengenai permainan sepakbola dan yang lainnya.

Pembelajaran Penjasorkes melalui penerapan Divergent Discovery Style atau Gaya Penemuan Divergen merupakan salah satu metode atau gaya pembelajaran kooperatif dalam pendidikan jasmani dari Muska Mosston. Gaya penemuan divergen adalah untuk menemukan respon yang jamak (multiple) atau divergen terhadap pertanyaan atau situasi tunggal. Dalam anatomi gaya penemuan divergen, peran guru adalah membuat keputusan tentang topik dan pertanyaan dan logistik khusus untuk disampaikan kepada siswa. Sedangkan, peran siswa adalah untuk menemukan beberapa desain/solusi/tanggapan terhadap pertanyaan tertentu. Gaya penemuan divergen tidak menekankan pada jawaban benar, namun guru dan siswa harus menerima beberapa tanggapan atau jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan.

Penerapan gaya penemuan divergen (Divergent Discovery Style) agar hakikat dan tujuan serta nilai yang terkandung dalam pendidikan jasmani dapat tercapai. Pembelajaran

sepakbola pada dasarnya olahraga permainan kelompok atau tim, namun juga menuntut kecakapan atau keterampilan (skill) dalam penguasaan teknik dasar suatu individu atau siswa. Dengan pembelajaran Divergent siswa lebih bebas untuk menemukan atau menerapkan taktik untuk menyerang dan bertahan dalam permainan sepakbola. Sehingga mereka tetap fokus pada materi yang diberikan guru, dan saling bekerjasama serta koreksi antar teman dalam proses pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan dan nilai-nilai dari pembelajaran sepakbola itu sendiri.

Proses berpikir, interaksi, kerjasama, dan pembentukan leadership dapat mendukung dan melatih siswa untuk bersosialisai di masyarakat. Karena tujuan pembelajaran pendidikan jasmani mencakup semua aspek, yang berguna sebagai bekal siswa untuk menghadapi tantangan dimasa depan, sebagai individu yang sehat, bugar, percaya diri, dan sportif serta memiliki pengetahuan tentang permainan olahraga, dalam hal ini permainan sepakbola.

(8)

commit to user

7 Dari permasalahan yang dikemukakan di atas, maka perlu diadakan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Divergent Discovery Style untuk meningkatkan hasil belajar taktik

menyerang dan bertahan dalam permainan sepakbola pada siswa kelas XII TP 1 SMK Murni 1 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016”.

METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMK Murni 1 Surakarta yang beralamat di Jalan Dr. Wahidin 33, Surakarta.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada bulan September sampai bulan Oktober 2015. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII TP 1 SMK Murni 1 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 22 siswa. Dengan rincian siswa putra 22 anak dan siswa putri 0 anak.

Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi :

1. Siswa, data yang dikumpulkan berupa hasil proses pembelajaran,

foto, vidio pembelajaran, dan semua meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

2. Guru sebagai kolaborator, data yang diperoleh berupa silabus, presensi kehadiran siswa, dan nilai dari proses pembelajaran sepakbola dengan menggunakan Divergent Discovery Style pada siswa kelas XII TP 1 SMK Murni 1 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016.

3. Peneliti sebagai observer, data yang diperoleh berupa hasil observasi selama proses penelitian berlangsung.

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Tindakan)

Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi awal untuk mengetahui

keadaan nyata dan kondisi awal yang ada di lapangan. Dilihat dari hasil penilaian guru penjasorkes, kelas XII TP 1 SMK Murni 1 Surakarta rata-

(9)

commit to user

8 rata kemampuan peserta didik dalam melakukan permainan sepakbola hanya 31,82 % dari 22 jumlah siswa yang tuntas sesuai batas kriteria kelulusan minimal yakni 75. Guru kesulitan menemukan metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran yang konvensional mengakibatkan siswa jenuh, siswa cenderung kurang dilibatkan dalam kegatan berpikir, sehingga motivasi belajar siswa kurang, selain itu siswa juga kurang aktif dan kurang fokus dalam mengikuti proses pembelajaran materi permainan sepakbola. Hasil observasi awal yang dilakukan dengan wawancara peneliti dengan guru pendidikan jasmani bertujuan untuk memperoleh kondisi nyata proses pembelajaran penjasorkes kelas XII TP 1 SMK Murni 1 Surakarta materi ajar permainan sepakbola. Berdasarkan data yang diperoleh hasil pembelajaran sepakbola kelas XII TP 1 SMK Murni

1 Surakarta menunjukkan hasil yang kurang baik, oleh karena itu peneliti perlu melakukan kolaborasi dengan guru pengampu penjasorkes sebelum melakukan penelitian untuk mendeskripsikan kondisi awal. Hal ini dilakukan sebelum melakukan penelitian agar dapat menentukan tindakan apa yang cocok diberikan agar siswa tertarik, tidak merasa jenuh, serta hasil belajar permainan sepakbola dapat meningkat. Deskripsi awal dari wawancara antara peneliti dan kolaborator diperoleh data dari 22 siswa hanya 7 siswa yang lulus materi permainan sepakbola, hasil data tersebut menurut guru pengampu penjasorkes kelas XII TP 1 SMK Murni 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 adalah hasil uji keterampilan taktik bermain sepakbola, tetapi belum dilaksanakan perbaikan atau remidi.

B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Siklus I

Tindakan I dilaksanakan selama dua kali pertemuan (dilaksanakan selama 2 x 45 menit).

Adapun tahapan-tahapan yang

dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan tindakan perlu dipertimbangkan secara matang agar

(10)

commit to user

9 penelitian dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapankan. Sebelum melakukan tindakan untuk merancang pelaksanaan tindakan siklus pertama sebagai berikut:

1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran permainan sepakbola dengan Gaya Penemuan Divergen (Divergent Discovery Style), untuk meningkatkan penguasaan dan hasil belajar siswa dalam melakukan permainan sepakbola.

2) Peneliti dan guru menyusun

Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) terkait strategi atau taktik dalam permainan sepakbola dengan menggunakan Gaya Penemuan Divergen (Divergent Discovery Style).

3) Peneliti dan guru menyiapkan alat pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran permainan sepakbola seperti; bola, cone (kerucut), stopwatch, dan rompi.

4) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksanaan tindakan siklus I, yakni di lapangan

Penumping, Laweyan, Surakarta yang jaraknya ± 200 m sebelah timur SMK Murni 1 Surakarta.

5) Peneliti dan guru memeriksa kondisi lapangan yang digunakan, apabila perlu ada peralatan tambahan yang dipergunakan agar pembelajaran lebih efektif.

6) Peneliti dan guru menyusun sistem penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran permainan sepakbola yakni berupa lembar observasi. Instrumen yang dinilai berdasarkan observasi keterampilan (psikomotor) performa bermain dengan indikator yang telah ditentukan dalam RPP. Unsur-unsur yang dinilai dalam tes keterampilan performa bermain adalah keterampilan individu, variasi taktik, dan kerjasama saat bermain sepakbola base dalam melakukan gerakan-gerakan saat bermain sepakbola.

7) Peneliti dan guru menyusun serta menentukan standar penilaian untuk keterampilan performa bermain sebagai dasar penilaian pembelajaran.

(11)

commit to user

10 b. Pelaksanaan atau Tindakan

Siklus I

Tindakan pada siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Masing - masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 45 menit.

1) Pertemuan Pertama Siklus I Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I, pertemuan pertama Selasa, 22 September 2015 adalah memperkenalkan seputar pengetahuan dasar taktik dalam permainan sepakbola dengan menerapkan Gaya Penemuan Divergen (Divergent Discovery Style).

a) Pertama guru selaku kolaborator dan peneliti sebagai observer menyiapkan tempat, alat-alat, serta media yang digunakan untuk aktivitas penelitian dan pengajaran.

b) Pembelajaran dimulai dengan mengumpulkan, membariskan siswa serta melakukan presensi dan berdoa sesuai yang tercantum dalam RPP yang dirumuskan guru selaku kolaborator dan peneliti (observer).

c) Guru memberikan apersepsi, motivasi, dan tujuan dari pembelajaran yang berhubungan dengan Gaya Penemuan Divergen agar siswa mengetahui, tertarik, dan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

d) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau penguluran baik secara statis atau dinamis yang sesuai dengan materi ajar permainan sepakbola.

e) Guru membentuk kelompok sesuai yang telah ditentukan yaitu berdasarkan prestasi atau hasil belajar pada saat observasi awal, masing-masing ketua kelompok diberikan nomer kelompok untuk memudahkan guru dan observer dalam mengobservasi atau melakukan pengamatan sebagai dasar dalam memberikan penilaian sesuai dengan Gaya Penemuan Divergen (Divergent Discovery Style).

f) Guru memberikan pertanyaan terkait pengertian taktik dalam permainan sepakbola, kemudian peserta didik diberi waktu untuk menjawab sehingga akan muncul

(12)

commit to user

11 berbagai jawaban atau respon yang jamak (divergen).

Selanjutnya peran guru adalah memberikan penguatan atas jawaban atau pendapat yang dikemukakan oleh peserta didik.

g) Masing-masing peserta didik dibagi dalam empat kelompok.

Kemudian guru menunjuk salah satu orang untuk menjadi kapten dari masing-masing kelompok.

Guru memberikan waktu untuk diskusi mengenai taktik apa yang akan dilaksanakan dalam bermain sepakbola. Setelah diskusi dirasa cukup, guru menginstruksikan agar peserta didik bermain sepakbola dengan menerapkan taktik hasil diskusi. Guru dan peneliti memberikan arahan dan penguatan dari hasil jawaban peserta didik jika diperlukan.

h) Guru dan observer mengamati dan mengumpulkan data dari hasil pengamatan yang diperoleh saat pembelajaran berlangsung.

i) Pada akhir pembelajaran, guru bersama peserta didik melakukan verifikasi atau pemeriksaan terkait taktik yang telah dilaksanakan, sehingga peserta

didik mengetahui kekurangan dan kelebihan atas solusi atau taktik yang telah dilaksanakan masing- masing kelompok sebagai dasar evaluasi pembelajaran permainan sepakbola berikutnya.

j) Kemudian dilanjutkan dengan pendinginan yang dipimpin oleh guru. Selanjutnya peserta didik dibariskan, berdoa, dan dibubarkan untuk mengganti pakaiannya untuk melaksanakan kegiatan berikutnya.

2) Pertemuan Kedua Siklus I Pada pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua Selasa, 29 September 2015 peneliti dan guru melakukan tes dan evaluasi hasil pembelajaran pada siklus I pembelajaran permainan sepakbola.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan melalui gaya penemuan divergen (Divergent Discovery Style).

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:

a) Peneliti dan guru berkoordinasi merancang proses tes keterampilan peserta didik dalam

(13)

commit to user

12 permainan sepakbola agar berjalan dengan baik.

b) Peneliti dan guru menyiapkan tempat, alat-alat, lembar penilaian yang digunakan dalam tes keterampilan permainan sepakbola.

c) Peneliti dan guru menyiapkan siswa, baris, berdoa, dan melakukan presesnsi.

d) Peneliti dan guru memberikan pertanyaan di awal-awal untuk mengelaborasi tentang kesiapan peserta didik dalam melaksanakan tes keterampilan dalam permainan sepakbola.

e) Peneliti dan guru juga memberikan apersepsi yang bertujuan memotivasi siswa agar lebih bersemangat dalam melaksanakan tes keterampilan permainan sepakbola agar peserta didik mengetahui tujuan yang ingin dicapai.

f) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau penguluran agar meminimalisir cedera.

g) Peneliti dan guru memberikan waktu pada peserta didik untuk berdiskusi menentukan taktik

yang akan digunakan dalam permainan sepakbola, dan dilakukan secara berkelompok.

Yang bertujuan untuk mengingat, mengulang, dan memperbaiki dari pertemuan sebelumnya.

h) Peneliti dan guru menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus I, siswa dibariskan dengan rapi.

i) Peneliti dan guru memanggil kelompok yang akan bermain dalam permainan sepakbola, sedangkan sisanya diinstrusikan untuk latihan atau menunggu giliran dengan tertib.

j) Peneliti dan guru melakukan tes akhir untuk siklus I, dengan mencatat dalam bentuk tally pada lembar observasi permainan sepakbola dengan indikator performansi yang telah disepakati peneliti dan kolaborator pada RPP.

k) Diakhir pertemuan peneliti dan guru memberikan evaluasi terhadap hasil tes keterampilan dalam permainan sepakbola serta memberikan motivasi agar peserta didik tetap semangat.

Setelah itu, guru atau peneliti

(14)

commit to user

13 memberikan tugas tes kognitif berupa lima pertanyaan uraian kepada peserta didik.

l) Peserta didik berbaris, berdoa, dan dipersilahkan meninggalkan

lapangan atau tempat pembelajaran untuk melakukan kegiatan atau pembelajaran berikutnya.

c. Observasi atau Pengamatan Siklus I Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pelaksanaan tindakan pada siklus I, hasil belajar siswa dapat identifikasi:

a) Hasil belajar peserta didik dalam permainan sepakbola setelah tindakan I dilakukan menunjukkan hasil bahwa yang mencapai kriteria sangat baik dengan presentase 4,55%, baik dengan presentase 27,27%, cukup

dengan presentase 45,45%, kurang dengan presentase 22,73 7%, kurang sekali 0%.

b) Dalam hal ini sejumlah 22 peserta didik yang telah mencapai ketuntasan berjumlah 14 peserta didik dengan presentase 63,64%

dan yang belum tuntas berjumlah 8 peserta didik dengan presentase 36,36%.

d. Refleksi atau Evaluasi Siklus I Berdasarkan hasil belajar yang telah dicapai siswa pada siklus I dapat diketahui bahwa hasilnya belum sesuai target yang diharapkan yaitu

80%, oleh karena itu perlu dilaksanakan siklus berikutnya sebagai upaya perbaikan pada tindakan siklus sebelumnya.

e. Hasil Data Tindakan Siklus I Dari deskripsi hasil belajar permainan sepakbola melalui Gaya Penemuan Divergen (Divergent Discovery Style) pada siklus I kelas XII TP 1 SMK Murni 1 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016 setelah diberi tindakan adalah kriteria sangat

baik dengan presentase 4,55%, baik dengan presentase 27,27%, cukup dengan presentase 45,45%, kurang dengan presentase 22,73%, kurang sekali 0%. Peserta didik yang telah mencapai ketuntasan berjumlah 14 peserta didik dengan presentase

(15)

commit to user

14 63,64% dan yang belum tuntas berjumlah 8 peserta didik dengan

presentase 36,36%.

2. Siklus II

Siklus II merupakan tindak lanjut dari hasil analisis dan refleksi atau evaluasi dari hasil yang dilaksanakan pada siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam siklus I hasil belajar belum mencapai target yang ingin dicapai dalam

pembelajaran permainan sepakbola melalui gaya penemuan divergen (Divergent Discovery Style) yaitu 80% dari total jumlah siswa. Adapun tahapan yang dilakukan pada siklus II ini diantaranya :

a. Rencana Tindakan II

Dari evaluasi, diskusi, dan kolaborasi yang dilakukan peneliti dan guru merancang rencana pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut :

1) Peneliti bersama guru bersepakat untuk tidak melakukan perubahan tim atau kelompok, hal ini karena masalah yang sering muncul adalah kurangnya koordinasi antar peserta didik dalam kelompoknya saat bermain sepakbola.

2) Tujuan dari tidak diubahnya komposisi tim atau kelompok berdasarkan evaluasi dan hasil dari tindakan pada siklus I adalah untuk memantapkan kerjasama dan koordinasi antar peserta

didik, sehingga bisa mengurangi kesalahan dan meningkatkan performansi peserta didik ke arah yang lebih baik dalam permainan sepakbola.

3) Pada siklus ini pergantian ketua kelompok dimungkinkan atau tetap dipertahankan pada

kepemimpinan yang

menunjukkan hasil belajar yang baik berdasarkan hasil dan evaluasi pada siklus I.

4) Peneliti dan guru berkolaborasi menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II permainan sepakbola melalui penerapan Gaya Penemuan Divergen (Divergent Discovery Style).

(16)

commit to user

15 5) Peneliti dan guru seperti pada

tindakan siklus I menyiapkan dan memeriksa sarana serta prasarana yang akan digunakan dalam tindakan siklus II.

6) Peneliti dan guru juga menyiapkan lembar penilaian, lembar observasi, dan semua berkas data yang digunakan dalam tindakan pada siklus II.

7) Tempat tetap yakni di lapangan Penumping, Laweyan, Surakarta

yang jaraknya ± 200 m sebelah timur SMK Murni 1 Surakarta.

Hanya saja lapangan akan diberikan pembatas berupa garis dari bubuk kapur, untuk memudahkan dalam permainan.

Waktu pelaksanaan tidak berubah karena sesuai dengan jadwal penjasorkes kelas XII TP 1 SMK Murni 1 Surakarta.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 45 menit.

1) Pertemuan Pertama Siklus II Hasil pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama tersebut adalah sebagai berikut :

a) Pembelajaran dimulai dengan mengumpulkan, membariskan peserta didik serta melakukan presensi dan berdoa sesuai yang tercantum dalam RPP yang dirumuskan guru selaku kolaborator dan peneliti (observer).

b) Guru memberikan pertanyaan awal untuk mengelaborasi respon

peserta didik yang terkait materi dengan Gaya Penemuan Divergen (Divergent Discovery Style).

c) Guru memberikan apersepsi, motivasi, dan tujuan dari pembelajaran yang berhubungan dengan Gaya Penemuan Divergen agar peserta didik mengetahui, tertarik, dan kompetensi dasar yang ingin dicapai dapat tercapai.

d) Peneliti memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau penguluran baik secara statis atau dinamis yang sesuai dengan materi permainan sepakbola.

(17)

commit to user

16 e) Peneliti dan guru membentuk

kelompok sesuai yang telah ditentukan, masing-masing ketua kelompok diberikan nomer kelompok untuk memudahkan guru dan observer dalam mengobservasi atau melakukan pengamatan sebagai dasar dalam memberikan penilaian sesuai dengan Gaya Penemuan Divergen.

f) Peneliti dan guru mempresentasikan materi permainan sepakbola meliputi taktik dengan menggunakan pertanyaan sebagai rangsangan untuk para peserta didik agar berpikir dan fokus. Setelah menjawab dengan benar kemudian peserta didik dalam masing-masing kelompok melaksanakan praktik bermain, sesuai yang tercantum dalam RPP.

g) Guru memberikan waktu kepada setiap kelompok untuk berdiskusi menentukan taktik bermain yang akan diterapkan, menyesuaikan dengan keadaan lapangan dan peraturan yang ada.

h) Masing-masing kelompok diberikan kebebasan dalam menentukan dan menerapkan taktik dalam permainan sepakbola.

i) Guru dan observer mengamati dan mengumpulkan data dari hasil pengamatan yang diperoleh saat pembelajaran berlangsung.

j) Guru memberikan arahan apabila terjadi kesalahan yang fatal pada kelompok dalam permainan sepakbola.

k) Pada akhir pembelajaran, guru bersama peserta didik melakukan verifikasi atau pemeriksaan terkait taktik yang telah dilaksanakan, sehingga peserta didik mengetahui kekurangan dan kelebihan atas solusi atau taktik yang telah dilaksanakan masing- masing kelompok sebagai dasar evaluasi pembelajaran permainan sepakbola berikutnya.

l) Kemudian dilanjutkan dengan pendinginan yang dipimpin oleh guru. Selanjutnya peserta didik dibariskan, berdoa, dan dibubarkan untuk mengganti pakaiannya untuk melaksanakan kegiatan berikutnya.

(18)

commit to user

17 2) Pertemuan Kedua Siklus II

Pada pelaksanaan tindakan siklus II, urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:

a) Peneliti dan guru berkoordinasi merancang proses tes keterampilan siswa dalam permainan sepakbola agar berjalan dengan baik.

b) Peneliti dan guru menyiapkan tempat, alat-alat, lembar penilaian yang digunakan dalam tes keterampilan permainan sepakbola.

c) Peneliti dan guru menyiapkan siswa, baris, berdoa, dan melakukan presensi.

d) Peneliti dan guru memberikan pertanyaan di awal-awal untuk mengelaborasi tentang kesiapan siswa dalam melaksanakan tes keterampilan dalam permainan sepakbola.

e) Peneliti dan guru juga memberikan apersepsi yang bertujuan memotivasi siswa agar lebih bersemangat dalam melaksanakan tes keterampilan permainan sepakbola agar siswa

mengetahui tujuan yang ingin dicapai.

f) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau penguluran agar meminimalisir cidera.

g) Peneliti dan guru memberikan waktu pada peserta didik untuk menentukan taktik yang akan diterapkan dalam permainan sepakbola, dan dilakukan secara berkelompok.

h) Peneliti dan guru menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus I, siswa dibariskan dengan rapi.

i) Peneliti dan guru memanggil kelompok yang akan bermain dalam permainan sepakbola, sedangkan sisanya diinstrusikan untuk latihan atau menunggu giliran dengan tertib.

j) Peneliti dan guru melakukan tes akhir untuk siklus II, dengan mencatat dalam bentuk tally pada instrumen lembar observasi permainan sepakbola dengan indikator performansi yang telah

(19)

commit to user

18 disepakati peneliti dan kolaborator pada RPP.

k) Diakhir pertemuan peneliti dan guru memberikan evaluasi terhadap hasil tes keterampilan dalam permainan sepakbola serta memberikan motivasi agar peserta didik tetap semangat.

l) Peserta didik berbaris, berdoa, dan dipersilahkan meninggalkan lapangan atau tempat pembelajaran untuk melakukan kegiatan atau pembelajaran berikutnya.

c. Observasi atau Pengamatan Siklus II Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan tindakan pada siklus II, hasil belajar siswa dapat identifikasi sebagai berikut:

a) Hasil belajar siswa dalam permainan sepakbola setelah tidakan siklus II dilakukan

menunjukkan hasil bahwa yang lulus atau tuntas mencapai 86,36% dan yang belum tuntas dengan presentase 13,64%.

b) Dalam hal ini sejumlah 19 siswa telah masuk dalam kriteria tuntas, dan sedangkan 3 siswa tidak tuntas.

d. Refleksi atau Evaluasi Siklus II Berdasarkan hasil observasi pada siklus II materi permainan sepakbola, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:

a) Hasil belajar peserta didik dalam permainan sepakbola setelah tidakan siklus II dilakukan menunjukkan hasil bahwa yang mencapai kriteria sangat baik dengan persentase 9,09%, baik dengan persentase 36,36%, cukup dengan persentase 40,91%,

kurang dengan presentase 13,64%, kurang sekali 0%.

b) Peserta didik yang telah mencapai ketuntasan berjumlah 19 peserta didik dengan persentase 86,36%

dan yang belum tuntas berjumlah 3 peserta didik dengan persentase 13,64%, pencapain hasil pada siklus II telah mencapai target yang ingin dicapai bahkan melampaui target capaian meskipun belum semua peserta didik berhasil lulus dalam materi

(20)

commit to user

19 permainan sepakbola melalui penerapan Gaya Penemuan

Divergen (Divergent Discovery Style).

e. Hasil Data Tindakan Siklus II Dari deskripsi hasil belajar permainan sepakbola melalui Gaya Penemuan Divergen (Divergent Discovery Style) pada siklus II kelas XII TP 1 SMK Murni 1 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016 setelah diberi tindakan adalah kriteria sangat baik dengan persentase 9,09%, baik dengan persentase 36,36%, cukup

dengan persentase 40,91%, kurang dengan persentase 13,64%, kurang sekali 0%. Peserta didik yang telah mencapai ketuntasan berjumlah 19 peserta didik dengan persentase 86,36% dan yang belum tuntas berjumlah 3 peserta didik dengan persentase 13,64%.

C. Pembahasan

Materi permainan sepakbola melalui penerapan Gaya Penemuan Divergen (Divergent Discovery Style) dari data awal setelah diberi tindakan pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik meningkat dan target belajar telah tercapai. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan terjadi pada data awal ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Pada data awal hasil wawancara dan observasi hasil belajar permainan sepakbola pada kategori sangat baik sebesar 0%, baik 4,55%, cukup 27,27%, kurang 63,64%, dan kurang sekali 4,55% jumlah peserta didik

yang tuntas adalah 7 peserta didik yakni hanya 31,82% dari 22 peserta didik. Pada siklus I hasil belajar permainan sepakbola pada kategori sangat baik sebesar 4,55%, baik 27,27%, cukup 45,45%, kurang 22,73%, dan kurang sekali 0%, jumlah peserta didik yang lulus 14 peserta didik dengan persentase 63,64%, hasil tersebut belum mencapai target yang ingin dicapai yaitu 80%. Hal tersebut dikarenakan pada siklus I peserta didik baru saja kembali dari Praktek Kerja Industri (Prakerin) yang menyebabkan motivasi belajar siswa masih rendah, karena mayoritas siswa ingin

(21)

commit to user

20 bersantai, dan libur atau tidak masuk sekolah. Sedangkan pada siklus II hasil belajar permainan sepakbola pada kategori sangat baik sebesar 9,09%, baik 36,36%, cukup 40,91%, kurang 13,64%, kurang sekali 0%, jumlah peserta didik yang tuntas dan

lulus adalah 19 peserta didik atau 86,36% dari total jumlah peserta didik 22. Peningkatan terjadi pada siklus I dan siklus II setelah diberikan tindakan pembelajaran melalui Gaya Penemuan Divergen (Divergent Discovery Style).

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan

Pembelajaran melalui penerapan Gaya Penemuan Divergen (Divergent Discovery Style) dapat meningkatkan hasil belajar permainan sepakbola pada peserta didik kelas XII TP 1 SMK Murni 1 Surakarta

tahun pelajaran 2015/2016. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan terjadi pada data awal ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diketahui bahwa pembelajaran melalui Gaya Penemuan Divergen (Divergent Discovery Style) merupakan cara yang efektif untuk dapat meningkatkan hasil belajar permainan sepakbola pada siswa kelas XII TP 1 SMK Murni 1 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. Dengan demikian, implikasi penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor.

Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa.

Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam mengidentifikasi berbagai dinamika dan permasalahan dalam pembelajaran untuk dapat mengatasinya, kemampuan guru dalam mengembangkan materi, kemampuan guru dalam

(22)

commit to user

21 membawaan atau menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi.

Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat, keterlibatan dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

2. Dari penelitian ini memberikan deskripsi yang jelas bahwa melalui Gaya Penemuan Divergen (Divergent Discovery Style) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik baik proses maupun hasil, sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan metode mengajar dengan gaya pembelajaran penemuan divergen (Divergent Discovery Style) pada materi pembelajaran permainan sepakbola atau materi lain.

3. Penelitian ini juga memberikan alternatif bagi guru dalam pemilihan metode atau gaya mengajar yang tepat dalam mengatasi masalah dan dinamika

belajar peserta didik yang sangat kompleks, serta dalam pelaksanaanya guru mudah dalam pengawasan dan penyampaian materi pembelajaran yang apabila terjadi kendala mudah dalam koreksi atau evaluasi.

4. Melalui gaya pembelajaran penemuan divergen dalam materi permainan sepakbola, peserta didik memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses pembelajaran penjasorkes.

Pembelajaran Penjasorkes yang pada awalnya membosankan bagi peserta didik, menjadi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi peserta didik. Mereka dapat berdinamika dan berproses bersama selama pembelajaran.

5. Melalui gaya pembelajaran penemuan divergen ini menuntut peserta didik bekerjasama dalam mencapai satu tujuan dan memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Dalam hal ini peserta didik dituntut untuk saling membantu dalam sebuah kelompok dan saling mengoreksi serta melengkapi karena selain

(23)

commit to user

22 peserta didik berusaha mengusai materi ajar.

6. Melalui Gaya Penemuan Divergen ini peserta didik secara aktif dilibatkan dalam kegiatan berpikir. Sehingga pembelajaran

menjadi lebih berkualitas karena para peserta didik lebih fokus dalam menerima materi. Para peserta didik mampu paham secara kognitif dan psikomotor.

C. Saran

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian tindakan kelas yang telah diungkapkan diatas, serta dalam rangka upaya bagi guru dalam meningkatkan penguasaan belajar, khususnya bidang studi penjasorkes, maka dapat disampaikan saran-saran:

1. Bagi Guru Kelas XII TP 1 SMK Murni 1 Surakarta

a. Guru harus mampu

mengidentifikasi permasalahan dan dinamika belajar yang sedang dialami peserta didik untuk dapat mengatasinya agar peserta didik mampu menerima pembelajaran yang diberikan dengan penuh semangat.

b. Guru hendaknya terus berusaha

untuk meningkatkan

kemampuannya dalam

mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas, sehingga

kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritikan dari peserta didik agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya juga sebagai bahan evaluasi dalam pelajaran berikutnya.

c. Dalam proses pembelajaran harusnya guru lebih mengikutsertakan secara aktif para peserta didik dalam kegiatan berpikir. Dengan demikian peserta didik lebih fokus, bersemangat, tidak merasa bosan, jenuh,serta motivasi dan keaktifan peserta didik akan meningkat pada mata pelajaran pendidikan jasmani.

(24)

commit to user

23 d. Guru hendaknya mampu memilih

metode yang cocok dalam pengajaran agar tercipta pembelajaran yang aktif, kratif, efektif, inovatif dan

menyenangkan dalam

pembelajaran penjasorkes.

e. Kepada guru yang belum menerapkan Gaya Penemuan Divergen (Divergent Discovery Style) dapat diterapkan dalam pembelajaran Penjasorkes sehingga nantinya dapat bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar anak didiknya.

2. Bagi Siswa Kelas XII TP 1 SMK Murni 1 Surakarta

a. Peserta didik harus lebih disiplin waktu dalam mengikuti pembelajaran khusunya penjasorkes, langsung mengenakan pakaian olahraga setelah masuk jam pelajaran penjasorkes untuk bersegera mengikuti pelajaran.

b. Peserta didik harus siap untuk mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh sesuai arahan

yang diberikan oleh guru dengan strategi pembelajaran apapun yang diberikan dan selalu bersedia dengan kesadaran sendiri untuk mengikuti petunjuk yang diberikan guru dengan penuh semangat.

c. Peserta didik perlu lebih percaya diri dan berpikir secara positif, sehingga semua yang diharapkan bisa terasa secara nyata. Motivasi dalam diri akan meningkat.

d. Peserta didik perlu lebih meningkatkan berbagai aktivitas dan mengembangkan berbagai metode belajar sekaligus sebagai sarana memperluas pengetahuan dan wawasannya dan belajar secara mandiri, mengerjakan tugas-tugas dari guru untuk berlatih untuk mempraktikan teknik dan gerakan yang ada dalam pelajaran.

e. Peserta didik harus mampu menumbuhkan nilai-nilai yang terkandung dalam pelajaran dan menerapkannya, seperti kerjasama, disiplin, sportivitas, serta nilai lain dalam pmbelajaran penjasorkes.

(25)

commit to user

24 DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. & Manadji, A. (1994).

Dasar-dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud Aunurrahman. (2014). Belajar dan

Pembelajaran. Bandung:

Alfabeta

Dimyati. & Mudjiono. (2010).

Belajar dan Pembelajaran.

Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, S.B. & Zain, A. (2010).

Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta

FIFA. (2011). Laws of the Game.

Jakarta: PSSI

FKIP. (2012). Pedoman Penulisan Skripsi FKIP UNS. Surakarta:

FKIP-UNS

Husdarta. & Saputra, Y.M. (2013).

Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta KBBI. (2015). Pengertian Belajar.

Diperoleh 13 April 2015 dari http://kbbi.web.id/ajar

Koger, R. (2005). Latihan Dasar Andal Sepakbola Remaja.

Jakarta : Saka Mitra Kompetensi

Kristiyanto, A. (2010). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam Pendidikan Jasmani &

Kepelatihan Olahraga.

Surakarta: UNS Press

Luxbacher, J.A. (2011). Sepakbola.

Jakarta: Raja Grafindo Persada

Mielke, D. (2007). Dasar-dasar Sepakbola. Bandung: Pakar Raya

Mosston, M. & Ashworth, S. (2008).

Teaching Physical Education.

US : Pearson Education

Setiawan, R.A.B. & Nopembri, S.

(2013). Penggunaan Gaya Mengajar Mosston oleh Guru Pendidikan Jasmani di SMA se-Kota Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 9 (1), 7-14.

Diperoleh 30 Maret 2015, dari http://

journal.uny.ac.id/index.php/jpj i/article/download/3057/2548 Soekatamsi. (2000). Teori dan

Praktek Sepakbola I.

Surakarta: UNS

Staff UNY. (2015). Gaya Mengajar Mosston. Diperoleh 19 April

2015 dari

http://staff.uny.ac.id/sites/defa ult/files/GAYA%20MENGAJ AR%20MOSSTON.pdf

Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Tarigan, B. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran Sepakbola:

Konsep & Metode. Jakarta:

Dirjen Olahraga, Depdiknas Waluyo. (2011). Teknologi

Pendidikan dalam Penjas.

Surakarta: FKIP-UNS

(26)

commit to user

25

Referensi

Dokumen terkait

menulis serta variabel-variabel yang berperan dalam hubungannya dengan kemampuan mengembangkan paragraf siswa. Adapun sumbangan variabel- variabel yang berhubungan

Beberapa jenis spons kelas Demospongiae memiliki distribusi yang luas yaitu pada habitat padang lamun di rataan terumbu hingga habitat terumbu karang pada kedalaman 7 meter hingga

Stakla koja se danas koriste za staklena pročelja vrlo su napredna (eng. high tech) i složeniju strukturu. Stakla za pročelja građevina moraju zadovoljiti sva svojstva

Setelah menempuh satu semester pembelajaran mata kuliah Biologi Dasar II diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan konsep-konsep filogeni dan pohon kehidupan, diversitas

Beradasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan masalah yang menjadi fokus dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah apakah dengan penggunaan Teams Game Tournamens (TGT)

Dan potensi yang dimiliki Kawasan Wisata Alam Kampung Batu yaitu: Wahana Danau dan Bukit Batu, (sebanyak 42,86% responden menyatakan menarik, karena pengunjung

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diambil keputusan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak dan hipotesis yang menyatakan ada perbedaan rata-rata pretest dan posttest (model

Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, aplikasi yang dibangun adalah aplikasi yang akan mencari solusi terpendek pada permainan pergeseran angka bentuk kotak 4 x