• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGHINDARAN PAJAK PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

Muhammad Dafa Ulbilad Arwina Karmudiandri Trisakti School of Management

Jl. Kyai Tapa No. 20 Grogol, Jakarta Barat 11440 dafa.201770183@gmail.com

Abstract This research aims to examine the influence of return on asset, institutional ownership, firm

size, leverage, sales growth, composition of the independent board, and audit committee as independent variable on tax avoidance as dependent variable. The company used in this research is a manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) from 2017 to 2019. The number of research samples are 57 companies with a total of 171 research data. The method of this study was purposive sampling and used multiple linear regression analysis to test the hypothesis. The results of this research are return on asset and leverage have an influence on tax avoidance. While institutional ownership, firm size, sales growth, composition of the independent board, and audit committee have no influence on tax avoidance.

Keywords: Return on Asset, Institusional Ownership, firm size, leverage, sales growth and Tax

Avoidance.

Abstrak - Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh dari return on asset, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, leverage, pertumbuhan penjualan, komposisi dewan komisaris independen, dan komite audit terhadap penghindaran pajak. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 57 perusahaan dengan jumlah 171 data penelitian. Metode pada penelitian ini adalah purposive sampling dan menggunakan analisis regresi linear berganda untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu bahwa return on asset dan leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Sedangkan variabel kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, komposisi dewan komisaris independen, dan komite audit tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Kata Kunci: Return on Asset, Kepemilikan Institusional, ukuran perusahaan, leverage, pertumbuhan penjualan dan Penghindaran Pajak.

(2)

2 PENDAHULUAN

Sebagai negara berkembang, pemerintah Indonesia terus melakukan pembangunan negara untuk memajukan negara

serta mewujudkan kesejahteraan

masyarakatnya. Dalam pelaksanaannya, proses pembangunan tersebut membutuhkan dana yang sangat besar. Untuk membantu menangani masalah tersebut pemerintah menggunakan pajak sebagai sumber dana yang dibutuhkan karena pajak merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar negara.

Respon negatif tak jarang didapati pemerintah ketika melakukan pemungutan pajak pada perusahaan karena perusahaan menganggap pajak akan mengurangi laba yang akan diperoleh sehingga perusahaan cenderung melakukan pembayaran pakak serendah mungkin. Sementara itu, pemerintah mengharapkan pendapatan pajak yang tinggi agar dapat membantu proses pembiayaan atas aktivitas penyelenggaraan pemerintahan. Perbedaan dua kepentingan tersebut akhirnya membuat wajib pajak memiliki kecenderungan untuk meminimalkan beban pajak yang harus dibayarkan.

Pemerintah akan selalu dianggap sebagai sumber pendapatan dan pendanaan. Lain halnya dengan perusahaan yang menganggap pajak sebagai beban pengurang atas laba bersih yang diperoleh. Keinginan perusahaan yang menginginkan pembayaran pajak yang kecil akan selalu bertentangan dengan kepentingan pemerintah dan fiskus yang mengharapkankan penerimaan pajak yang tinggi. Sehingga perusahaan akan melakukan tindakan manajemen pajak dalam mengurangi jumlah pembayaran pajaknya. Manajemen pajak adalah cara yang digunakan wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakan, namun jumlah pajak yang dikeluarkan dapat ditekan seminimal mungkin agar memeroleh laba dan likuiditas yang diinginkan (Lumbantoruan, 1996 dalam Suandy, 2011).

Apabila upaya pengurangan atas jumlah pembayaran pajak dilakukan secara legal maka hal tersebut dianggap sebagai tax avoidance, namun apabila upaya tersebut dilakukan secara ilegal maka hal tersebut dianggap sebagai tax

evasion. Dikarenakan penghindaran pajak (tax avoidance) tidak melanggar peraturan perpajakan, maka banyak perusahaan yang masih menerapkannya. Namun meski demikian, pemerintah tidak mengharapkan perusahaan untuk melakukan kegiatan tersebut.

Di Indonesia sendiri masih sering dijumpai praktik penghindaran pajak (Tax

Avoidance). Contohnya seperti praktik penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan batu bara PT Multi Sarana Avindo (MSA) yang membuat mereka menerima tiga tuntutan dari Direktorat Jendral Pajak (DJP) karena dituduh telah mengurangi kewajiban pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan memindah kuasakan pertambangan yang dimilikinya.

Kasus di atas merupakan pemicu penelitian ini dilakukan agar para pemegang saham dan stakeholder lainnya lebih berhati-hati dalam mengawasi tindakan manajemen terkait praktik penghindaran pajak. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh dari return on

asset, kepemilikan institusional, ukuran

perusahaan, leverage, pertumbuhan penjualan, komposisi dewan komisaris independen, dan komite audit terhadap penghindaran pajak. Agency Theory

Jensen dan Meckling (1976) mengatakan bahwa hubungan keagenan dapat timbul ketika pemberi wewenang (principal) memberikan tugas, kebijakan, serta keputusan yang harus dilakukan oleh penerima wewenang (agent). Alverina dan Permanasari (2016) menambahkan, masalah agensi terjadi ketika manajemen selaku agent menyimpang dari tujuan utamanya yaitu memaksimalkan kesejahteraan para shareholder dengan mendahulukan tujuan pribadi dibandingkan para

(3)

3 yang kemudian akan memunculkan biaya agensi (agency cost).

Corporate Governance

Menurut Hassan dan Abubakar (2012) dalam Yunietha dan Palupi (2017), perbedaan kepentingan antara principal dan agent dapat diatasi dengan menerapkan corporate governance. Jika corporate governance

dijalankan dengan efektif, maka laporan keuangan akan menghasilkan informasi yang andal terkait kinerja dan kondisi perusahaan. Darmawan dan Sukartha (2014) mengatakan bahwa tujuan dari penerapan corporate

governance pada perusahaan adalah untuk

meminimalkan konflik keagenan. Konflik keagenan terjadi ketika terdapat perbedaan atas tujuan yang ingin dicapai oleh manajemen dengan kepentingan pemegang saham. Penerapan prinsip corporate governance seperti transparansi, akuntabilitas, tanggungjawab, independen, dan fairness mampu membantu perusahaan dalam mengatasi masalah yang terjadi (Tanasya dan Handayani, 2020).

Penghindaran Pajak

Menurut Minnick dan Noga (2010), penghindaran pajak merupakan salah satu cara memaksimalkan keuntungan perusahaan yang sesuai dengan harapan pemegang saham, namun pelaksanaannya sendiri dilakukan oleh manajer karena proses penghindaran pajak dapat menjadi kompleks sehingga memungkinkan terjadinya oportunisme manajerial. Penghindaran pajak diartikan sebagai usaha yang dilakukan untuk meminimalkan beban pajak (Desai dan Dharmapala, 2006 dalam Puspita dan Harto, 2014).

Return on Asset dan Penghindaran Pajak Dewinta dan Setiawan (2016) menjelaskan bahwa return on asset berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal tersebut menjelaskan bahwa ketika semakin tinggi tingkat return on asset suatu perusahaan

maka akan semakin tinggi pula kemungkinan perusahaan tersebut melakukan penghindaran pajak. Hal ini dikarenakan ketika perusahaan dapat mengelola dan mengatur aset yang dimilikinya dengan baik maka perusahaan akan mendapatkan insentif pajak serta kelonggaran-kelonggaran pajak lainnya sehingga membuat perusahaan tersebut dapat melakukan penghindaran pajak. Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan diatas, maka hipotesis yang dibuat yaitu:

H1: Terdapat pengaruh return on asset terhadap penghindaran pajak.

Kepemilikan Institusional dan Penghindaran Pajak

Ngadiman dan Puspitasari (2014) menjelaskan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal tersebut menjelaskan bahwa ketika tingkat kepemilikan institusional di dalam perusahaan tinggi, maka kemungkinan perusahaan melakukan penghindaran pajak juga akan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan pemilik saham institusional tidak memedulikan citra yang dimiliki perusahaan dan lebih mementingkan kesejahteraan mereka meskipun terdapat keputusan manajemen untuk melakukan penghindaran pajak. Sehingga berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang dibuat yaitu:

H2: Terdapat pengaruh kepemilikan institusional terhadap penghindaran pajak.

Ukuran Perusahaan dan Penghindaran Pajak Rahmadani et al. (2020) menjelaskan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal tersebut menjelaskan bahwa ketika ukuran perusahaan semakin tinggi maka kemungkinan perusahaan tersebut melakukan penghindaran pajak juga semakin tinggi. Hal ini dikarenakan perusahaan besar akan cenderung memiliki transaksi yang kompleks sehingga mereka akan memanfaatkan celah yang ada untuk melakukan praktik penghindaran pajak. Berdasarkan penjelasan

(4)

4 yang telah disampaikan diatas, maka hipotesis yang dibuat yaitu:

H3: Terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak.

Leverage dan Penghindaran Pajak

Penelitian yang dilakukan oleh Fauzan

et al. (2019) menjelaskan bahwa leverage

berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal tersebut menjelaskan bahwa semakin tinggi

leverage perusahaan maka kemungkinan

perusahaan melakukan penghindaran pajak semakin tinggi. Hal ini dikarenakan bertambahnya tingkat perolehan atas pendanaan dari hutang mengakibatkan beban bunga yang harus dibayar oleh perusahaan semakin besar. Hal tersebut kemudian akan berdampak pada berkurangnya laba perusahaan yang kemudian dapat menyebabkan beban pajak perusahaan juga berkurang. Sehingga atas dasar inilah banyak perusahaan yang memanfaatkan hutang untuk dijadikan alat dalam melakukan penghindaran pajak. Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan diatas, maka hipotesis yang dibuat yaitu:

H4: Terdapat pengaruh leverage terhadap penghindaran pajak.

Pertumbuhan Penjualan dan Penghindaran Pajak

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni et al. (2017) pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal tersebut menjelaskan bahwa ketika tingkat pertumbuhan penjualan semakin menigkat maka semakin menigkat pula kemungkinan perusahaan melakukan penghindaran pajak. Peningkatan pertumbuhan penjualan yang semakin meningkat akan mengakibatkan laba yang diperoleh semakin tinggi yang kemudian menyebabkan beban pajak juga semakin tinggi sehingga untuk menghindari hal tersebut perusahaan akan cenderung menerapkan penghindaran pajak. Berdasarkan penjelasan yang telah

disampaikan diatas, maka hipotesis yang dibuat yaitu:

H5: Terdapat pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap penghindaran pajak.

Komposisi Komisaris Independen dan Penghindaran Pajak

Turyatini (2017) menjelaskan bahwa komisaris independen berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal tersebut menjelaskan bahwa ketika tingkat independensi yang dimiliki komisaris semakin tinggi maka semakin tinggi pula kemungkinan perusahaan melakukan penghindaran pajak. Walaupun tugas komisaris adalah mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, namun dalam hal ini fungsinya lebih ke tujuan perusahaan yaitu mencapai laba dan target bisnis. Jadi, dengan jumlah komisaris independen yang semakin banyak, maka manajemen akan lebih banyak melakukan penghindaran pajak untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang dibuat yaitu:

H6: Terdapat pengaruh komposisi komisaris independen terhadap penghindaran pajak. Komite Audit dan Penghindaran Pajak

Mulyani et al. (2018) menjelaskan bahwa komite audit berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal tersebut menjelaskan bahwa semakin besar jumlah keberadaan komite audit, maka semakin tinggi pula kemungkinan perusahaan melakukan penghindaran pajak. Hal ini dikarenakan pembentukan komite audit merupakan tanggung jawab dewan komisaris sehingga apabila terdapat penyalahgunaan wewenang oleh dewan komisaris maka semakin bertambahnya jumlah komite audit justru semakin meningkatkan praktik penghindaran pajak. Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan diatas, maka hipotesis yang dibuat yaitu:

H7: Terdapat pengaruh komite audit terhadap penghindaran pajak.

(5)

5 METODE PENELITIAN

Perusahaan manufaktur yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan objek penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini. Periode penelitian ini adalah dari tahun 2017-2019. Kriteria dalam pengambilan sampel disajikan dalam tabel 1. Tabel 1

Prosedur Pemilihan Sampel

Kriteria Pemilihan Sampel Perusahaan Jumlah Jumlah Data Perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2017-2019 secara konsisten 140 420

Perusahaan manufaktur yang tidak menyajikan laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember periode

2017-2019 (3) (9)

Perusahaan manufaktur yang tidak secara konsisten

menyajikan laporan keuangan periode 2017-2019 (5) (15)

Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan

keuangan dengan mata uang Rupiah periode 2017-2019 (26) (78)

Perusahaan manufaktur yang tidak secara konsisten

memiliki laba periode 2017-2019 (31) (93)

Perusahaan yang tidak melakukan penghindaran pajak

periode 2017-2019 (18) (54)

Jumlah Sampel Penelitian 57 171

Sumber: Hasil Pengumpulan Data

Penghindaran pajak adalah usaha yang dilakukan wajib ajak dalam menghemat pajak sejauh hal tersebut masih diizinkan oleh peraturan yang ada (Sari et al. 2020). Skala yang yang dijadikan pengukuran adalah skala rasio. Menurut Sari et al. (2020), proxy yang digunakan untuk mengukur penghindaran pajak adalah Cash ETR (CETR) yang diukur dengan pembayaran pajak dibagi dengan laba sebelum pajak.

Return on asset merupakan kemampuan suatu perusahaan yang dalam hal ini diwakili oleh aset perusahaan dengan seluruh modal kerja yang ada di dalamnya dalam menghasilkan earnings before interest and taxes (EBIT) perusahaan atau rasio pendapatan operasional dengan modal yang dimiliki dan digunakan untuk menghasilkan laba yang

dinyatakan dalam bentuk persentase (Sari et al. 2020). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Adapun proxy untuk mengukur variabel return on asset (ROA) diambil dari penelitian Sari et al. (2020) yaitu

earnings before interest and taxes dibagi

dengan total assets dikali 100%.

Kepemilikan Institusional merupakan persentase kepemilikan saham institusi dan kepemilikan saham blockholder yaitu kepemilikan pribadi dengan jumlah kepemilikan melebihi lima persen (5%) namun bukan termasuk sebagai pihak manajerial (Sari et al. 2020). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Adapun proxy untuk mengukur variabel kepemilikan institusional (KI) diambil dari penelitian Sari et al. (2020) yaitu the

(6)

6

number of institutional shares dibagi dengan the number of shares outstanding dikali 100%.

Ukuran perusahaan adalah gambaran atas besar kecilnya ukuran suatu perusahaan yang digambarkan oleh total dan rata-rata total aktiva (Puspita dan Febrianti, 2017). Skala yang dijadikan pengukuran adalah skala rasio. Adapun proxy untuk mengukur variabel ukuran perusahaan (SIZE) diambil dari penelitian Puspita dan Febrianti (2017) yaitu logaritma natural dari total aset.

Leverage merupakan rasio yang mengukur tingkat utang yang digunakan perusahaan dalam membiayai investasinya (Puspita dan Febrianti, 2017). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Adapun

proxy untuk mengukur variabel leverage (DER)

menggunakan debt to equity ratio yang diambil dari penelitian Puspita dan Febrianti (2017) yaitu

total liabilities dibagi dengan total equity.

Pertumbuhan penjualan (sales growth) merupakan rasio yang menunjukkan bagaimana tingkat penjualan perusahaan berkembang dari tahun ke tahun (Puspita dan Febrianti, 2017). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Adapun proxy untuk mengukur variabel pertumbuhan penjualan (SG) diambil dari penelitian Puspita dan Febrianti (2017) yaitu

penjualan periode saat ini dikurangi dengan penjualan periode sebelumnya kemudian dibagi dengan penjualan periode sebelumnya.

Komposisi komisaris independen merupakan persentase jumlah komisaris independen atas total dewan komisaris yang bertugas dalam menerapkan pengawasan atas manajemen (Dewi dan Jati, 2014). Skala yang dijadikan pengukuran adalah skala rasio. Adapun proxy untuk mengukur variabel komposisi komisaris independen (KOM) diambil dari penelitian Puspita dan Febrianti (2017) yaitu jumlah dewan komisaris independen dibagi dengan jumlah komisaris perusahan dikali 100%.

Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris yang memiliki tugas dan tanggungjawab dalam membantu dewan komisaris (Tandean 2016). Skala yang dijadikan pengukuran adalah skala rasio. Adapun proxy yang digunakan dalam mengukur variabel komite audit (KA) diambil dari penelitian Oktamawati (2017) yaitu Σ komite aduit.

HASIL PENELITIAN

Hasil uji statistik deskriptif dan hasil pengujian hipotesis disajikan dalam tabel 2 dan tabel 3.

Tabel 2

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std Deviation

CETR 171 0,00307 0,89716 0,2937076 0,15864316 ROA 171 0,01188 0,70147 0,1319142 0,11664980 KI 171 0,13978 0,99711 0,6941161 0,19478193 SIZE 171 25,79571 33,49453 28,9569311 1,57781646 DER 171 0,07127 3,60927 0,7376296 0,64230131 SG 171 -0,30301 0,54011 0,0824539 0,12720444 KOM 171 0,2 0,8 0,4215748 0,11362431 KA 171 3 4 3,0760234 0,26581391

(7)

7 Tabel 3 Hasil Uji t

Variabel B Sig. Kesimpulan

(Constant) 0,171 0,505

ROA -0,336 0,002 Berpengaruh

KI 0,005 0,934 Tidak berpengaruh

SIZE 0,007 0,395 Tidak berpengaruh

DER 0,044 0,022 Berpengaruh

SG -0,038 0,698 Tidak berpengaruh

KOM 0,077 0,496 Tidak berpengaruh

KA -0,030 0,522 Tidak berpengaruh

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS

Return on asset (ROA) mempunyai significance value sebesar 0,002 (α ≤ 0,05)

dengan coefficient value sebesar -0,336. Ha1 diterima yang memiliki arti bahwa return on asset (ROA) secara individual berpengaruh negatif terhadap terhadap cash effective tax rate (CETR) atau dapat disimpulkan bahwa tingkat penghindaran pajak tinggi. Nilai return on asset yang tinggi mencerminkan perusahaan mampu mengelola asetnya dengan baik, dan dengan demikian perusahaan akan memeroleh insentif pajak serta kelonggaran-kelonggaran pajak lainnya sehingga membuat perusahaan tersebut dapat melakukan penghindaran pajak.

Kepemilikan institusional (KI) mempunyai significance value sebesar 0,934 (α > 0,05) dengan coefficient value sebesar 0,005. Ha2 tidak diterima yang artinya proporsi kepemilikan institusional (KI) tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal ini dikarenakan besar kecilnya proporsi kepemilikan institusional suatu perusahaan tidak dapat memengaruhi keputusan manajemen perusahaan termasuk dalam melakukan penghindaran pajak.

Ukuran perusahaan (SIZE) mempunyai

significance value sebesar 0,395 (α > 0,05)

dengan coefficient value sebesar 0,007. Ha3 tidak diterima yang berarti bahwa ukuran perusahaan (SIZE) tidak memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak. Dalam hal ini,

setiap perusahaan menganggap beban pajak sebagai sesuatu yang memberatkan mereka sehingga ukuran yang dimiliki suatu perusahaan tidak memiliki pengaruh atas praktik penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan.

Leverage (DER) mempunyai

significance value sebesar 0,022 (α ≤ 0,05)

dengan coefficient value sebesar 0,044. Ha4 diterima yang berarti bahwa leverage (DER) secara individual berpengaruh positif terhadap terhadap cash effective tax rate (CETR) atau dapat disimpulkan bahwa tingkat penghindaran pajak rendah. Tingginya tingkat hutang akan mengakibatkan semakin besarnya risiko kesulitan keuangan yang akan terjadi sehingga perusahaan akan cenderung bertindak berhati-hati dalam melakukan tindakan penghindaran pajak untuk mengurangi risiko tersebut. Oleh karena itu, praktik penghindaran pajak akan semakin menurun.

Pertumbuhan penjualan (SG) mempunyai significance value sebesar 0,698 (α > 0,05) dengan coefficient value sebesar -0,038. Ha5 tidak diterima yang artinya pertumbuhan penjualan (SG) tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Peningkatan pertumbuhan penjualan tidak secara pasti akan menyebabkan peningkatan laba bersih yang akan diperoleh perusahaan sehingga hal tersebut tidak memengaruhi penghindaran pajak. Oleh karena

(8)

8 itu, praktik penghindaran pajak tidak dapat dipengaruhi secara signifikan.

Komposisi komisaris independen (KOM) mempunyai significance value sebesar 0,496 (α > 0,05) dengan coefficient value sebesar 0,077. Ha6 tidak diterima yang artinya komposisi komisaris independen (KOM) tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Besar kecilnya proporsi komisaris independen di dalam perusahaan tidak dapat menghambat keputusan perusahaan dalam melakukan penghindaran pajak karena komisaris independen merupakan bagian umum yang kehadirannya di dalam perusahaan tidak begitu berperan dalam penentuan keputusan dan kebijakan terkait perpajakan. Oleh karena itu, praktik penghindaran pajak tidak dapat dipengaruhi secara signifikan.

Komite audit (KA) mempunyai

significance value sebesar 0,522 (α > 0,05)

dengan coefficient value sebesar -0,030. Ha7 tidak diterima yang artinya komposisi komisaris independen (KOM) tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Dalam hal ini, perusahaan yang memiliki jumlah komite audit yang sedikit cenderung bertindak secara efisien namun memiliki kekurangan seperti kurangnya pengalaman anggota. Oleh karena itu, jumlah komite audit di dalam perusahaan tidak memengaruhi penghindaran pajak.

PENUTUP

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh variabel independen

return on asset, kepemilikan institusional,

ukuran perusahaan, leverage, pertumbuhan penjualan, komposisi dewan komisaris

independen, dan komite audit terhadap variabel dependen penghindaran pajak. Terdapat dua variabel yang berpengaruh terhadap penghindaran pajak yaitu Return on asset dan

leverage. Sedangkan sisanya yaitu kepemilikan

institusional, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, komposisi dewan komisaris independen, dan komite audit tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu hanya menggunakan periode penelitian dari tahun 2017 sampai dengan 2019 dan hanya menggunakan perusahaan manufaktur untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini. Selain itu, variabel independen yang digunakan dalam peneilitian ini hanya berjumlah tujuh, yaitu return

on asset, kepemilikan institusional, ukuran

perusahaan, leverage, pertumbuhan penjualan, komposisi dewan komisaris independen, dan komite audit.

Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya yaitu disarankan untuk dapat mengambil jangka waktu penelitian yang lebih lama dari tiga tahun serta mengamati perusahaan selain perusahaan manufaktur, seperti perusahaan non keuangan agar dapat menunjukkan hasil penelitian yang lebih baik. Penelitian selanjutnya juga diharapkan untuk menambahkan variabel independen lain yang diduga dapat memengaruhi penghindaran pajak, seperti Intensitas Modal, Kepemilikan Manajerial, Kualitas Audit, Umur Perusahaan,

Corporate Social Responsibility (CSR), dan

Kompensasi Rugi Fiskal.

REFERENCES

Alverina, Adetya dan Meiryananda Permanasari. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan Non Keuangan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 18, No. 2: 227-236.

(9)

9

Darmawan, I Gede Hendy dan I Made Sukartha. 2014. Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Leverage, Return on Assets, dan Ukuran Perusahaan Pada Penghindaran Pajak. E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 9, No. 1: 144-145.

Desai, Mihir A and Dhammika Dharmapala. 2006. Corporate Tax Avoidance and High Powered Incentives. Journal of Financial Economics, Vol. 79: 45–62.

Dewinta, Ida Ayu Rosa dan Putu Ery Setiawan. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 14, No.3: 1584-1613.

Fauzan, Dyah Ayu Wardan, and Nashirotun Nissa Nurharjanti. 2019. The Effect of Audit Committee, Leverage, Return on Assets, Company Size, and Sales Growth on Tax Avoidance. Jurnal Riset

Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 4, No. 3.

Hassan, Shehu Usman dan Abubakar Ahmed. 2012. Corporate Governance, Earnings Management and Financial Performance: A Case of Nigerian Manufacturing Firms. American International Journal

of Contemporary Research. Vol. 2, No. 17: 214-226.

Minnick, Kristina dan Tracy Noga. 2010. Do corporate governance characteristics influence tax management?. Journal of Corporate Finance 16: 703-718.

Mulyani, Sri, Anita Wijayanti, dan Endang Masitoh. 2018. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance (Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI). Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis

Airlangga, Vol. 3, No. 1: 322-340.

Ngadiman dan Christiany Puspitari. 2014. Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Pada Perusahaan Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-2012. Jurnal Akuntansi, Vol. 18, No. 3: 408-421.

Oktamawati, Mayarisa. 2017. Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage, Pertumbuhan Penjualan, Dan Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. 15, No. 1: 23-40.

Puspita, Deanna dan Meiriska Febrianti. 2017. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 19, No. 1: 38-46.

Puspita, Silvia Ratih dan Puji Harto. 2014. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 3, No. 2: 1-13.

Rahmadani, Iskandar Muda, dan Erwin Abubakar. 2020. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, danManajemen Laba terhadap Penghindaran Pajak Dimoderasi oleh Political Connection. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 8, No. 2: 375-392.

(10)

10

Sari, Diana, Deny Eko Andrianto, and Hendi Rosmana. 2020. The Effect of Return on Asset and Institutional Ownership on Tax Avoidance. PalArch’s Journal of Archaeology of Egypt /

Egyptology, Vol. 17, No. 4: 2968-2979.

Tanasya, Adellia. Susi Handayani. 2020. Green Investment dan Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan: Profitabilitas Sebagai Pemediasi. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 22, No. 2: 225-238.

Turyatini. 2017, The Analysis of Tax Avoidance Determinant on The Property and Real Estate Companies. Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol. 9, No. 2: 143–153.

Wahyuni, Lidia, Robby Fahada, dan Billy Atmaja. 2017. The Effect of Business Strategy, Leverage, Profitability and Sales Growth on Tax Avoidance. Indonesian Management and Accounting

Research, Vol. 16, No. 2.

Yunietha dan Agustin Palupi. 2017. Pengaruh Corporate Governance Dan Faktor Lainnya Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Publik Non Keuangan. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 19, No. 1a: 292-303.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penulisan skripsi ini berbicara tentang fuzzy time series karena dengan adanya faktor waktu, maka dari hasil analisis tersebut dapat dikatakan sesuatu yang akan

Dalam tugas akhir ini, dilakukan penelitian tentang sebuah sistem real-time business intelligence untuk memprediksi delay pada penerbangan pesawat pada PT Garuda

Dalam kegiatan ini telah dapat diselesaikan dokumen desain dasar dari aspek instrumentasi antara lain Study of the Project Specification on Instrumentation,

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audio visual terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan

PERAN KELUARGA DAN KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER SERVIKS (The Role of Family and Quality of Life in Patients with Cervical Cancer), (Nci).. K., Warjiman,

Jurnal Standar Pengembalian dilakukan pada saat terjadinya pengembalian pendapatan, belanja, penerimaan pembiayaan, dan pengeluaran pembiayaan. Jurnal Standar

Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika pada siswa kelas

Dalam skala nasional, sistem hukum Indonesia mengantisi-pasinya dengan upaya unifikasi, sekalipun pada saat yang sama diferensiasi kadang-kadang dipaksakan, yakni sistem