• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM KOMIK TINTIN: LE SCEPTRE D OTTOKAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM KOMIK TINTIN: LE SCEPTRE D OTTOKAR"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

i TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM KOMIK TINTIN: LE SCEPTRE

D’OTTOKAR

Artikel ini disusun guna

memenuhi tugas akhir mata kuliah Studi Bahasa Pengampu: Prof. Dr. Pratomo Widodo, M.Pd.

Oleh:

Desi Rahmawati NIM 20705261008

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN BAHASA PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2021

(2)

1 TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM KOMIK TINTIN: LE SCEPTRE

D’OTTOKAR

(Artikel telah disubmit ke jurnal Widyaparwa, Sinta 2) DIRECTIVE SPECH ACT ON TINTIN COMIC’S: LE SCEPTRE D’OTTOKAR

Desi Rahmawati, Pratomo Widodo Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta

Jalan Colombo 1, Karangmalang, Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia

[email protected]; [email protected]

Abstrak

Kajian ini membahas tindak tutur direktif dialog dalam komik Tintin: Le Sceptre d’Ottokar. Kajian ini digunakan untuk menggambarkan penggunaan tindak tutur direktif yang terdapat pada dialog di komik Tintin: Le Sceptre d’Ottokar. Kajian ini merupakan kajian deksriptif kualitatif. Data kajian berupa tuturan dalam dialog yang terdapat di komik Tintin: Le Sceptre d’Ottokar. Data yang ditemukan berjumlah 41 data. Teknik pengumpulan data yang dgunakan adalah metode simak dengan teknik dasar teknik sadap, dilanjutkan dengan teknik SBLC (Simak Bebas Libat Cakap) dan teknik catat. Metode yang digunakan untuk menganalisis jenis tindak tutur direktif ini yakni metode padan pragmatis. Hasil kajian menunjukkan bahwa tindak tutur direktif yang terdapat dalam komik Tintin: Le Sceptre d’Ottokar ini berupa tindak tutur direktif requestive, question, requirement, dan advisory.

Kata-Kata Kunci: tindak tutur direktif, jenis tindak tutur direktif, komik Tintin Abstract

This study discusses the types of directive speech act on Tintin comic’s: Le Sceptre d’Ottokar. This study proposes to describe the use of directive speech acts found in the dialogue on Tintin comic’s: Le Sceptre d’Ottokar. This study refers to qualitative study. The data is utterance in the dialogue on Tintin comic’s: Le Sceptre d’Ottokar. The obtained data are 41 utterances. The data were gathered through observation, as the basic technique was tapping technique. Then it was followed by Uninvolved Conversation Observation Technique and combined with record technique. The data analysis that used are namely the pragmatic equivalent. The results of the study show that the types of directive speech act found on Tintin comic’s: Le Sceptre d’Ottokar are requestive, question, requirement, and advisory.

Keywords: directive speech act, type of directive speech act, Tintin comic’s

1. Pendahuluan

Bahasa merupakan alat komunikasi yang selalu kita gunakan untuk menyampaikan suatu pesan. Dalam penggunaannya, bahasa memiliki berbagai variasi yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Dalam proses komunikasi tersebut terjadilah peristiwa

tutur dan tindak tutur. Melalui suatu peristiwa tutur dan tindak tutur ini, manusia selalu menggunakan ujaran-ujaran yang memiliki berbagai makna. Bentuk tuturan yang digunakan juga berbeda-beda tergantung dari konteks situasi di mana ujaran itu digunakan. Oleh karena itu, untuk memahami makna dari sebuah

(3)

2 tindak komunikasi kita harus mengkaji

tuturan tersebut. Untuk mengetahui makna dari sebuah tuturan, kita tidak hanya memperhatikan situasi dan kondisi tuturan, tetapi juga harus memperhatikan penutur dan mitra tuturnya agar terjalin komunikasi yang baik.

Tindak tutur merupakan bidang kajian pragmatik. Pragmatik sendiri merupakan studi bahasa yang berkaitan erat dengan konteks. Ross dan Gabriele (2013: 46) menyampaikan bahwa: Pragmatic knowledge is acquired through socialization, and background factors like geographical location, speaker/listener gender and socio-economic status are likely to have a stronger impact on socialization experiences than on learning of core grammar.

Disini pengetahuan pragmatik seseorang diperoleh melalui sosialisasi dan faktor latar belakang masyarakat seperti lokasi geofrafis, jenis kelamin penutur/pendengar dan status sosial ekonomi memberi dampak yang lebih kuat pada pengalaman sosialisasi dibanding pada pembelajaran tata bahasa.

Kemudian Castillo (2014: 12) mengungkapkan bahwa The speech act is an act of speaking, saying and knowing, an act of creation, of establishment of connections in the thing perceived, apprehended and purposefully created in the conscience of the speaking, saying and knowing subject. Disini tindak tutur adalah sebuah tindakan berbicara, mengatakan dan memahami, tindakan penciptaan, pembentukan perasaan seseorang, yang kesemuanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan tindakan berbicara, mengatakan dan untuk mengetahui subjek itu sendiri.

Selain itu, menurut Septianingsih (2017)

“speech acts are the utterances that are produced by the speaker in doing an act. The speaker is performing several acts such as suggesting, requesting, commanding, advising, asking, and other acts when she/he produces an

utterance.” Menurutnya tindak tutur merupakan ujaran yang dihasilkan oleh penutur dalam melakukan suatu perbuatan. Penutur akan melakukan beberapa tindakan seperti menyarankan, meminta, memerintah, menasihati, meminta, dan tindakan lain ketika dia menghasilkan suatu tuturan. ”

Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tindak tutur tidak hanya tindakan berbicara saja, tetapi terdiri dari beberapa tindakan lainnya yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan suatu tindakan. Selain itu, tindak tutur juga berupa ujaran-ujaran yang dihasilkan seorang penutur untuk melakukan suatu tindakan.

Peristiwa tutur dan tindak tutur dapat ditemukan di berbagai media. Salah satunya melalui komik. Komik menggunakan gambar-gambar untuk membentuk jalinan cerita. Salah satu komik yang telah diterjemahkan ke dalam 40 bahasa seperti Bahasa Indonesia, Inggris, Prancis adalah komik Tintin karya Hergé.

Salah satu serinya yakni Tintin Le Sceptre d’Ottokar (T.LSO). Menurut Rahmawati (2013), T.LSO memiliki penggambaran tokoh yang kuat dan realistis, ia menggambarkan kejadian-kejadian sejarah dan politik pada abad ke-20 yang mengambil latar belakang cerita dari Anschluss Hitler atau dari konteks perseteruan antara orang-orang Garda Besi Rumania dan Raja Rumania, Carol II.

T.LSO menceritakan petualangan Tintin dan anjingnya, Milou dalam mengungkap kasus pencurian tongkat Ottokar milik raja Syldavia. Di dalam komik ini terdapat berbagai tindak tutur.

Kajian ini berfokus pada tindak tutur direktif dalam komik T.LSO. Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang menghendaki agar orang yang dituju melakukan apa yang disebutkan (Setiyanto, 2020). Tindak tutur direktif merupakan

(4)

3 tindak tutur yang memiliki keunikan.

Keunikan tersebut terlihat ketika seseorang menyuruh ataupun menginginkan mitra tuturnya untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya. Terkadang ia tidak secara langsung menyuruh dan menggunakan kalimat perintah. Ia bisa menggunakan kalimat interogatif ataupun kalimat deklaratif yang jika dicerna melalui konteks yang menyertainya, maka ia sebenarnya bermaksud untuk meminta mitra tuturnya melakukan sesuatu .Berikut contoh tuturannya.

(1) Le jeune homme: Tu n’a pas fait une recherce sur Inter-

net?

Camille : Si. J’ai juste trouvé l’adresse d’un oncle à Saint-Malo.

Pemuda : Kamu tidak

mencari di

internet?

Camille : Tentu saja. Aku baru saja menemu- kan alamat salah satu pamanku di Saint-Malo.

(Girardet, 2008:91) Tuturan tersebut terjadi pada akhir September di depan pusat kebudayaan Jean-Marie-Tjibao dekat daerah Nouméa.

Camille baru saja menyelesaikan ujian kelulusannya. Seorang pemuda yakni teman Camille menghampiri Camille. Ia menyarankan Camille untuk mencari keluarganya di Britain melalui internet. Ia menggunakan kalimat tanya dengan maksud untuk menyarankan hal tersebut.

Ia berbicara dengan pelan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa lisan (I). Karena sudah akrab, ia menggunakan kalimat sederhana dan menggunakan kata tu saat berbicara.

Jika tuturan (1) hanya dibaca tanpa memperhatikan kontek, maksud dari tuturan tersebut hanya digunakan untuk bertanya. Namun, dari konteks yang menyertainya tuturan tersebut tidak hanya digunakan untuk bertanya, melainkan bermaksud untuk menyarankan. Disini, teman Camille bermaksud untuk menyarankan ke Camille untuk mencari informasi mengenai pamannya di internet.

Itulah keunikan dari tindak tutur direktif.

Tindak tutur direktif sendiri termasuk ke dalam jenis tindak ilokusi. Austin (1965:

108) membagi tiga jenis tuturan dalam suatu peristiwa tutur, yakni tindak lokusi (locutionnary act), tindak ilokusi (ilocutionnary act), dan tindak perlokusi (perlocutionnary act). Chaer (2010: 53) mengungkapkan bahwa tindak lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami. Tindak tutur ilokusi merupakan tindakan yang menyertai suatu ujaran dalam tindak tutur lokusi.

Sementara itu, tindak perlokusi menunjukkan efek dari pernyataan seseorang.

Ibrahim (1992) membagi tindak tutur direktif dalam 6 jenis. Tindak tutur direktif tersebut yakni (1) requestive berupa tuturan meminta, mengemis, memohon, menekan, mengundang, mendoa, mengajak, dan mendorong; (2) question berupa tuturan bertanya, berinkuiri, dan menginterogasi;

(3) requirement berupa tuturan memerintah, menghendaki, mengomando, menuntut, mendikte,mengarahkan, menginstruksikan, mengatur, dan mensyaratkan sesuatu; (4) prohibitive berupa tuturan melarang dan membatasi; (5) permissive berupa tuturan menyetujui, membolehkan, memberi wewenang, menganugerahi, mengabulkan, membiarkan, mengijinkan, melepaskan, dan memperkenankan sesuatu; (6) advisory terdiri dari tuturan menasehatkan,

(5)

4 memperingatkan, menkonseling,

mengusulkan, menyarankan, dan mendorong sesuatu. (Rahmawati, 2018).

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tindak tutur direktif sangat berkaitan dengan konteks ataupun faktor- faktor lain yang menyertainya. Menurut Pablos-Ortega (2020), “When performing a DSA, there are two main important variables that need to be taken into consideration: the relationship between the interlocutors, the one who performs the DSA and the receiver, and the action for which the DSA is being carried out.”

Saat melakukan DSA (Directive Speech Act), ada dua variabel penting utama yang perlu diperhatikan: hubungan antara lawan bicara, orang yang melakukan DSA dan penerima, dan tindakan yang dilakukan DSA. Oleh karena itu, tindak tutur sangat berkaitan dengan konteks.

Fetzer (2011: 6) mengemukakan bahwa Not only are speech acts situated in a context;

the context itself situates the speech acts, it creates them, as it were yang berarti “Tidak hanya tindak tutur yang terletak di dalam konteks; konteks itulah yang memposisikan tindak tutur dan menciptakan tindak tutur itu sendiri.” Pendapat tersebut didukung oleh Betty (2013: 4) yang menyamaikan bahwa The same utterance will mean different things in different contexts, and will even mean different things to different people yang berarti

“Ucapan yang sama akan berarti hal yang berbeda dalam konteks yang berbeda, dan bahkan akan berarti hal yang berbeda untuk orang yang berbeda.”

Hymes (1974: 62) menganalis konteks dengan membagi beberapa komponen tutur. Komponen tersebut disebut dengan SPEAKING, sedangkan dalam bahasa Prancis disebut dengan PARLANT. Participant (P) merujuk pada penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam peristiwa tutur. Aspek participant mencakup usia, jenis kelamin, pendidikan dan status sosial. Acte (A) merujuk pada

bentuk dan isi ujaran. Raison (R) merujuk pada maksud dan tujuan dari suatu tuturan. Locale (L) merujuk pada waktu dan tempat berlangsungnya peristiwa tutur.

Agents (A) merujuk pada jalur informasi atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan isi tuturan. Norme (N) merujuk pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakat pengguna bahasa. Ton (T) dan Type (T), Ton merujuk pada cara, nada, dan semangat dimana pesan disampaikan, Type (T) atau jenis atau bentuk penyampaian pesan. Dengan penggunaan komponen tutur tersebut, suatu makna tuturan dapat diidentifikasi secara mendetail sehingga makna yang akan disampaikan tidak mengalami salah tafsir.

Berikut salah satu contoh tuturan dimana maksud dari tuturan tersebut akan berbeda sesuai dengan konteksnya.

(2) Lucas : (il chante) « Il est cinq heures. Paris s’éveille..»

Sarah : Mélissa, Florent! Mardi, il y a le casting d’une nouvelle comédie musicale. Vous êtes intéressés?

Mélissa : Ah oui!

Sarah : Et vous, Florent, vous allez continuer le chant.

Florent : Je ne sais pas. J’aime chanter, j’aime jouer, mais j’aime aussi mon école de Fort-de- France, mes copains.

Lucas : (bernyanyi) "Ini jam lima.

Kota Paris sudah bangun .. "

Sarah : Mélissa, Florent! Selasa adalah casting musik baru. Apakah kamu tertarik?

Mélissa : Oh ya!

Sarah : Dan kamu, Florent, kamu akan terus bernyanyi.

(6)

5 Florent : Saya tidak tahu. Saya suka

menyanyi, saya suka bermain, tetapi saya juga suka sekolah saya di Fort- de-France, teman-teman saya.

(Girardet, 2008:35) Lucas (P1), Sarah (P2), Mélissa (P3), dan Florent (P4) berjalan-jalan sambil mengobrol. Mereka mengobrol secara lisan (A). Dengan kalimat berita, ia bermaksud untuk bertanya ke Florent tentang kelanjutan karirnya apakah akan terus menyanyi (R). Saat itu mereke sedang berjalan-jalan pada pukul 5 pagi di Champs-Élysées (L). Bahasa yang digunakan menggunakan bahasa lisan (A).

Karena ia menghormati Florent, maka Sarah menggunakan kata vous (N). Ia berbicara dengan pelan dan santai. Tuturan tersebut berbentuk dialog (T).

Berdasarkan konteksnya, tuturan Et vous, Florent, vous allez continuer le chant merupakan bentuk tindak tutur direktif.

Sarah menggunakan kalimat deklaratif untuk bertanya. Ia bermaksud untuk menanyakan ke Florent apakah ia akan tetap menyanyi. Jika konteksnya berbeda, misal ketika itu di dalam latihan pertunjukan kemudian pelatih sedang mengevaluasi latihan, tuturan tersebut dapat berarti meminta atau menyuruh.

Pelatih meminta Florent untuk terus bernyanyi saat itu.

2. Metode

Kajian ini merupakan kajian deskriptif kualitatif. Kajian ini disebut kualitatif karena data yang dianalisis bukan berupa angka, melainkan tuturan-tuturan yang terdapat di dalam komik. Sehingga data tunggal ataupun jama yang ditemukan akan diperlakukan sama (Sugiyono, 2012).

Subjek dari kajian ini adalah semua dialog

yang terdapat dalam komik Tintin: Le Sceptre d’Ottokar.

Kajian ini diawali dengan menyimak penggunaan bahasa yang digunakan penutur yang berupa dialog dalam komik Tintin: Le Sceptre d’Ottokar. Peneliti membaca secara teliti tuturan yang terdapat di dialog tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan mencari dan memilah tuturan berupa tuturan direktif.

Selanjutnya data yang ditemukan dicatat dan dimasukkan ke dalam tabel data untuk dilakukan analisis.

Sumber data dari kajian ini yakni Tintin: Le Sceptre d’Ottokar. Data di kajian ini berupa semua tuturan dalam dialog di komik Tintin: Le Sceptre d’Ottokar yang berupa tuturan direktif. Instrumen dalam penelitian ini yakni peneliti atau penulis sendiri sebagai perencana hingga pelapor hasil penelitian (Moleong, 2016). Data kajian dikumpulkan menggunakan metode simak dengan teknik dasar yakni teknik sadap dan dilanjutkan dengan teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC) serta teknik catat.

Selanjutnya, untuk mendeskripsikan jenis tindak tutur direktif yang terdapat di dalam komik Tintin: Le Sceptre d’Ottokar digunakan metode padan pragmatis dengan tenik dasar Pilah Unsur Penentu (PUP) menggunakan daya pilah pembeda reaksi sebagai penentunya. Setelah itu dilanjutkan dengan teknik lanjutan Hubung Banding Menyamakan (HBS).

3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Hasil

Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan, terdapat 4 jenis tindak tutur direktif dalam komik Tintin: Le Sceptre d’Ottokar. Keempat tindak tutur direktif tersebut antara lain, tindak tutur direktif requestive, question, requirement, dan advisory.

(7)

6 Tabel 1

Hasil tindak tutur direktif dalam komik T.LSO

No Jenis tindak

tutur direktif

Jumlah Presentase

1 Requestive 11 26,8%

2 Question 12 29,2%

3 Requirement 16 39%

4 Advisory 2 4,8%

3.2 Pembahasan

Berikut pembahasan untuk keempat tindak tutur direktif di dalam komik Tintin:

Le Sceptre d’Ottokar yang telah ditemukan dan dianalisis.

3.2.1 Tindak tutur direktif requestive

Tindak tutur direktif requestive merupakan tindak tutur dimana di dalam menyampaikan tuturannya, seorang pembicara akan meminta pendengarnya untuk melakukan suatu tindakan (Bayanuddin, 2016). Berikut tuturan yang merupakan tindak tutur direktif requestive.

(3) Prof Halambique : Bonsoir,

Madame Pirotte.

Déposez tout ce-la sur la petite table, voulez-vous?

Tintin : (ouvrir la porte) Prof Halambique : Selamat malam,

Nyonya Pirotte.

Taruh

semuanya di atas meja kecil, ya?

Tintin : (membuka

pintu)

Profesor Halambique (P1) sedang membaca sebuah dokumen. Tiba-tiba ia mendengar pintu apartemennya dibuka dari luar. Ia berpikir yang membukanya adalah nyonya Pirotte penjaga apartemen Ia menggunakan kalimat tanya (A) ketika berbicara dengan Nyonya Pirotte dengan maksud memintanya untuk meletakkan semua paket untuknya diatas meja kecil (R). Tuturan tersebut terjadi pada malam hari di kamar apartemen Profesor Halambique (L). Ia mengucapkan tuturannya secara lisan langsung kepada mitra tuturnya (A). Ia menggunakan kata vous untuk memanggil Nyonya Pirotte karena ia menghormatinya (N). Ketika meminta Nyonya Pirotte untuk meletakkan paket dan ia berbalik, ia menyampaikan dengan lembut, tapi ternyata yang membuka pintunya Tintin bukan Nyonya Pirotte.Tentunya tuturan tersebut berupa dialog (T)

Berdasarkan konteks yang menyertainya, tuturan Déposez tout ce-la sur la petite table, voulez-vous? merupakan tindak tutur direktif requestive. Meskipun Profesor Halambique menggunakan kalimat tanya, ia tidak bermaksud untuk bertanya tetapi bermaksud untuk meminta tolong sesuatu. Ia bermaksud untuk meminta Nyonya Pirotte meletakkan paket untuknya di meja kecil seperti biasa.

Tuturan dengan maksud meminta merupakan bagian dari tindak tutur direktif requestive seperti yang disampaikan oleh Brida (2019) bahwa tuturan direktif requstive terdiri dari tuturan meminta, mengemis,memohon,menekan,mengun- dang, mendoa, mengajak, mendorong.

Dengan demikian tuturan (3) tersebut merupakan tuturan direktif requestive yang bermaksud untuk meminta.

Berikut tuturan (4) yang juga merupakan tindak tutur direktif requestive.

(4) Le commandant : En effet, vos papiers ne sont pas

(8)

7 en règle! Je vais

être oblige de vous garder ici en attendant des instruction.

Tintin : Voyons,

commandant, il doit y avoir erreur! Mon passeport a été vise avant mon depart et…

Komandan : Dikarenakan surat-surat Anda tidak beres! Saya harus menahan Anda di sini sambal menung- gu instruksi.

Tintin : Lihatlah,

Komandan, pasti ada kesalahan!

Paspor saya dicap sebelum keberangkatan saya dan…

Tuturan (4) terjadi antara seorang komandan (P1) dan Tintin (P2). Tintin (P1) menggunakan kalimat imperatif dan deklaratif (A) untuk memohon (R) kepada komandan yang berjaga. Kepolisian menahannya karena paspornya tidak beres sampai ada instruksi selanjutnya. Tintin berusaha menjelaskan tentang paspornya dan memohon kepada komandan untuk mengeceknya dan membebaskannya.

Kejadian tersebut terjadi di sore hari di kantor polisi (L). Tintin menyampaikan maksudnya langsung secara lisan (A). Ia berbicara dengan sopan dengan komandan tersebut (N). Ia berusaha menjelaskan dengan nada memelas. Tentunya tuturan yang dilakukan Tintin dan komandan tersebut berupa dialog (T).

Tuturan Voyons, commandant, il doit y avoir erreur! Mon passeport a été vise avant

mon depart et… pada tuturan (4) merupakan tuturan direktif requestive. Hal ini dikarenakan tuturan tersebut digunakan oleh Tintin dengan maksud untuk memohon sesuatu kepada komandan polisi yang saat itu bertugas menjaganya. Dengan demikian tuturan tersebut merupakan tuturan direktif requestive yang bermaksud untuk memohon.

Selanjutnya berikut tuturan lainnya yang berupa tindak tutur direktif requestive.

(5) Tintin : Et maintenant, Milou, allons dîner.

Milou : (suivre Tintin)

Tintin : Dan sekarang, Milou, ayo pergi makan malam.

Milou : (mengikuti Tintin)

Tuturan (5) merupakan tuturan Tintintin (P1) kepada anjingnya, Milou (P2). Tintin menggunakan kalimat deklaratif (A) untuk mengajak Milou makan (R). Ia bermaksud mengajak Milou untuk makan karena ia sudah sangat lapar. Milou yang kelaparan pun segera mengikuti Tintin. Tuturan tersebut terjadi saat sore hari di depan istana (L). Ia menggunakan bahasa lisan dan mengatakannya langsung ke Milou (A). Karena Tintin dan Milou sangat akrab dan Milou adalah seekor anjing, maka ia menggunakan kalimat singkat dan tidak menggunakan leksikon vous (N). Ia menuturkan tuturan tersebut dengan suara yang penuh semangat untuk segera makan.

Tutturan (5) ini berbentuk dialog (T).

Et maintenant, Milou, allons dîner. pada tuturan (5) adalah tuturan direktif requestive. Tuturan tersebut digunakan dengan maksud untuk mengajak.

Berdasarkan konteksnya, Tintin yang sudah sangat kelaparan bermaksud mengajak Milou untuk makan karena ia merasa sangat kelaparan. Ungkapan mengajak merupakan bagian dari tindak tutur direktif requestive. Oleh karena itu,

(9)

8 tuturan (5) adalah tindak tutur direktif

requestive berupa ungkapan mengajak.

3.2.2 Tindak tutur direktif question

Tindak tutur direktif question dapat berupa ungkapan bertanya dan menginterogasi (Muslim, 2019). Berikut tuturan yang merupakan tindak tutur direktif question.

(6) Dupond : Et que signifient ces traces de lutte?

Tintin : (être déconcerté)

Dupond : Dan apa arti dari jejak pertempuran ini?

Tintin : (kebingungan)

Tuturan (6) merupakan tuturan antara Dupond (P1) dan Tintin (P2). Ia menggunakan kaliamat tanya (A) dengan maksud untuk menginterogasi Tintin tentang apa yang telah terjadi di kamar Tintin (R). Waktu itu Dupond masuk ke kamar Tintin (L), kamar tersebut terlihat sangat berantakan dan banyak barang- barang yang pecah seperti area pertempuran. Ia menanyakan hal tersebut secara lisan, langsung ke Tintin (A). Karena sudah akrab dengan Tintin, Dupond langsung menggunakan kalimat singkat ketika menginterogasi (N). Ia menuturnyakan dengan nada tinggi tepat dihadapan muka Tintin. Tentunya tuturan (6) ini berupa dialog (T)

Berdasarkan konteksnya, tuturan Et que signifient ces traces de lutte? merupakan tindak tutur direktif question. Hal ini dikarenakan Dupond menggunakan tuturan tersebut dengan maksud untuk menginterogasi Tintin tentang apa yang telah terjadi di kamarnya. Menginterogasi merupakan salah satu ungkapan dalam tindak tutur question. Oleh karena itu, tuturan (6) adalah tindak tutur direktif question berupa ungkapan menginterogasi.

Selanjutnya berikut tuturan lain yang merupakan tuturan direktif question.

(7) Tintin : Des jumeaux!

J’aurais dû m’en douter! Mais alors, le veritable professeur, qu’est- il devenu?

Le minister : Les journaux de votre pays viennent de me l’apprendre.

Écoutez… Au

cours d’une

perquisition opérée hier dans une villa occupée par des

étrangers de

nationalité syldave, la police a découvert un

savant, M.

Halambique qui y vivait, séquestré dans une cave, depuis quelques semaines. Il a déclaré avoir été enlevé, la veille de son depart pour la Syldavie, et avoir été dépouilé de tous ses papiers.

Tintin : Kembar! Saya seharusnya telah mengetahuinya!

Tapi kemudian, professor yang sebenarnya, apa yang terjadi padanya?

Perdana Menteri: Koran di negara Anda baru saja memberi tahu saya.

Menteri: Koran di negara Anda baru saja memberi tahu saya. Dengarkan…

“Selama

penggeledahan yang dilakukan

(10)

9 kemarin di sebuah

vila yang ditempati oleh orang asing berkebangsaan Syldavian, polisi menemukan

seorang ilmuwan, Tuan Halambique yang telah tinggal di sana, ditahan di sebuah gudang bawah tanah, selama beberapa minggu. Dia menyatakan bahwa dia telah diculik sehari sebelum keberangkatannya ke Syldavia dan bahwa dia telah dilucuti dari semua dokumennya.

Tuturan (7) terjadi antara Tintin (P1) dan perdana menteri (P2). Tintin menggunakan kalimat tanya (A) untuk menanyakan sesuatu (R) kepada perdana menteri. Mereka berdua sedang mengobrol di ruangan perdana menteri (L). Penasaran dengan apa yang telah terjadi, Tintin menanyakan apa yang terjadi dengan professor yang asli karea ia baru mengetahui jika professor Halambique sebenarnya kembar. Ia menanyakannya secara lisan, langsung ke perdana menteri (A). Ia menanyakannya dengan sopan karena menghargai Perdana menteri yang kedudukannya lebih tinggi dari Tintin (N).

Ia bertanya dengan penuh penasaran dan terkejut yang terlihat dari raut wajahnya.

Tentunya tuturan tersebut berbentuk dialog (T).

Mais alors, le veritable professeur, qu’est-il devenu? adalah tuturan direktif question.

melalui tuturan tersebut Tintin bermaksud untuk menanyakan sesuatu. Berdasarkan konteks diatas, Tintin penasaran dan

menanyakan apa yang terjadi dengan professor yang sebenarnya karena ia baru mengetahui bahwa professor memiliki kembaran. Berdasarkan hal tersebut, tuturan (7) merupakan tindak tutur direktif question yang berupa ungkapan bertanya.

Tuturan berikut juga merupakan jenis tindak tutur direktif question

(8) Tintin : Comment avez-vous appris que j’étais ici?

Dupont : En retournant au château.

C’est là qu’on nous a dit que vous aviez traverse le fleuve.

Tintin : Bagaimana kalian tahu bahwa aku ada di sini?

Dupont : Dalam perjalanan kembali ke istana.

Disana kita diberi tahu bahwa kalian sedang menyeberangi sungai.

Tuturan (8) merupakan percakapan antara Tintin (P1) dan Dupont (P2). Tintin menggunakan kalimat tanya (A) untuk menanyakan sesuatu (R). Ia menanyakan darimana Dupont tahu dimana Tintin berada. Ternyata sebelumnya, Dupont dan saudara kembarnya, Dupond mencarinya ke istana. Kemudian disana dia diberitahu bahwa Tintin dan Milou telah menyeberangi sungai dan mereka menyusulnya. Mereka mengobrol sepanjang perjalanan selama di hutan (L).

Tintin menggunakan bahasa lisa dalam menyampaikan tuturan ke Dupont (A). Ia menggunakan bahasa yang sopan untuk menghargai Dupont (N) dan menggunakan nada bicara yang tidak tinggi. Tuturan (8) ini berbentuk dialog (T).

Berdasarkan kontek yang menyertainya, tuturan Comment avez-vous appris que j’étais ici? pada tuturan (8) adalah tuturan direktif question. Tintin mengguakan tanya/ interrogatif untuk menanyakan sesuatu. Ia bermaksud

(11)

10 bertanya kepada Dupont darimana mereka

tahu keberadaan Tintin. Dengan demikian tuturan (8) meruakan tindak tutur direktif question berupa ungkapan bertanya.

3.2.3 Tindak tutur direktif requirement Tindak tutur menyuruh, mengarahkan dan memerintah merupakan bentuk dari tindak tutur requirement (Dwikurniasari, 2018). Tidak hanya ungkapan menyusuh, mengarahkan, dan memerintah, ungkapan mengomando, menuntut, mengatur, mensyaratkan sesuatu, dan menginstruk- sikan sesuatu juga termasuk kedalam tindak tutur direktif requirement. Berikut tuturan yang merupakan tindak tutur direktif requirement.

(9) Tintin: Vite! Descendons! Ils sont là ceux qui ont fait le coup.

Dupont et Milou: (courir)

Tintin : Cepat! Ayo turun!

Merekalah yang telah melakukannya.

Dupont dan Milou: (berlari)

Tuturan (9) adalah tuturan yang diucapkan Tintin (P1) ke temannya, Dupond dan Milou (P2). Ia menggunakan kalimat imperatif (A) untuk memerintah Dupont dan Milou. Ia bermaksud untuk memerintah mereka agar cepat turun mengejar penjahat. Saat itu di kamarnya (L), Tintin melihat para penjahat yang mengirimkan bom ke apartemen. Ia menggunakan bahasa lisan saat berbicara dengan Dupont dan Milou (A). Karena ia akrab dengan Duponr dan Milou dan juga sedang terburu-buru ia menggunakan kalimat perintah yang singkat (N). Ia mengucapkannya dengan nada tinggi dan lantang agar Dupont dan Milou segera melakukan perintahnya. Kemudian tuturan (9) ini berbentuk dialog (T).

Siang hari di kamar apartemen Tintin (L), Tintin (P1) dari lantai atas melihat penjahat yang mengirim bom di luar. Ia menyuruh Dupont (P2) dan Milou (P3) cepat-cepat keluar mengejar pengirim bom (R). Tintin menunjuk tempat dimana penjahat itu berada saat ia melihatnya.

Vite! Descendons! pada tuturan (9) adalah tuturan direktif requirement. Tintin menggunakan kalimat perintah dengan maksud untuk memerintah Dupont dan Milou agar cepat turun untuk mengejar penjahat yang ia lihat. Dengan demikian tuturan (9) merupakan tindak tutur direktif requirement berupa ungkapan memerintah.

Selanjutnya, tuturan berikut ini juga termasuk ke dalam tindak tutur direktif requirement.

(10) Prof Halambique : Voilà qui est

bien! Le

gouvernement syldave met un avion special à notre

disposition.

Lisez-vous même!

Tintin : (lire un

télégramme) ProfHalambique : Itu bagus!

Pemerintah Syldavia menempatkan pesawat

khusus untuk kita. Bacalah sendiri!

Tintin : (membaca

telegram) Tuturan (10) terjadi antara Profesor Halambique (P1) dan Tintin (P2). Profesor Halambique menggunakan kalimat imperatif (A) untuk memerintah Tintin (R).

Ia bermaksud memerintah Tintin untuk

(12)

11 membaca sendiri telegram yang diterima

Profesor Halambique karena Tintin tidak mempercayainya. Saat itu, mereka sedang berada di bandara Franfort (L). Profesor Halambique menyampaikan tuturannya dengan bahasa lisan langsung ke Tintin (A).

Ia menggunakan leksikon vous untuk menghormati Tintin karena menreka tidak terlalu akrab (N). Ia menuturkannya dengan nada agak tinggi agar Tintin mau membacanya sendiri dan tuturan ini berbentuk dialog (T).

Pada tuturan (10), Lisez-vous même!

adalah tindak tutur direktif requirement.

Berdasarkan konteks yang telah dipaparkan, tuturan tersebut digunakan dengan maksud untuk memerintah. Karena Tintin tidak percaya dengan ucapannya, Profesor Halambique memerintah Tintin untuk membaca sendiri telegram yang berisi informasi bahwa pemerintah Sylda menyiapkan pesawat untuk mereka. Oleh karena itu, tuturan (10) merupakan tindak tutur direktif requirement berupa ungkapan memerintah.

Berikut juga merupakan tuturan direktif requirement dalam komik T.LSO.

(11) Le roi : Général, la revue des troupes n’aura pas lieu demain, comme il était prevu. Il faut que pour huit heures du matin, l’armée champagne soit en position défensive, à la frontière.

Monsieur le Maréchal: Très bien, Sire!

Raja : Jenderal, parade militer tidak akan dilakukan besok, seperti yang direncanakan. Pada pukul delapan pagi, pasukan harus berada dalam posisi bertahan di perbatasan.

Tuan Maréchal: Baiklah, Baginda!

Tuturan (11) adalah tuturan antara Raja (P1) dan tuan Maréchal (P2). Dengan kalimat deklaratif (A) Raja menginstruksikan sesuatu (R) ke tuan Maréchal. Raja mengisntruksikan untuk membatalkan parade militer esok hari karena para pasukan harus menjaga daerah perbatasan. Malam itu mereka membicarakannya di dalam istana (L). Raja menyampaikan instruksi secara lisan ke tuan Maréchal (A). Raja menggunakan kalimat yang lugas agar instruksinya bisa dipahami oleh tuan Maréchal, ia juga menyampaikannya dengan sopan untuk menghormati tuan Maréchal (N). Raja mengutarakan instruksinya dengan suara yang tegas. Tuturan (11) ini berbentuk dialog (T).

Berdasarkan konteksnya, tuturan (11) Général, la revue des troupes n’aura pas lieu demain, comme il était prevu. Il faut que pour huit heures du matin, l’armée champagne soit en position défensive, à la frontière. adalah tuturan direktif requirement. Raja menuturkan tuturan tersebut dengan maksud menginstruksikan pembatalan parade militer dan menginstruksikan agar pasukan harus berjaga di daerah perbatasan. Oleh karena itu, tuturan (11) merupakan tindak tutur direktif requirement berupa ungkapan menginstruksikan.

3.2.4 Tindak tutur direktif advisory

Ada beberapa jenis tindak tutur advisory seperti menasehati, konseling, memberi saran, peringatan, dan lain-lain (Sari, 2018). Selain itu ungkapan-ungkapan lain seperti mengusulkan dan mendorong sesuatu juga termasuk ke dalam tindak tutur direktif advisory. Hal ini seperti apa yang dikatakan oleh Suryatin bahwa nasihat (advisoris), mencakup menasihati, memperingatkan, mengusulkan, membim- bing, menyarankan, dan mendorong

(13)

12 Berikut tindak tutur direktif advisory yang

terdapat dalam komik T.LSO.

(12) Le ministre : Hier encore, des magasins bordures ont été saccagés.

Certes, ces incidents sont l’oeuvre d’agents

provocateurs au service de l’étranger, mais tout cela a crée une dangereuse agitations. Si donc, demain, Votre Majesté se montre à la foule sans le sceptre, je crains…

Le roi : (écouter le ministre parle)

Menteri : Baru kemarin, toko- toko perbatasan diobrak-abrik.

Memang, insiden- insiden ini adalah

ulah agen

provokator untuk melayani orang asing, tetapi semua

ini telah

menimbulkan

kegemparan yang berbahaya. Jika karena itu, besok,

Yang Mulia

menunjukkan

dirinya kepada orang banyak tanpa tongkat, saya khawatir ...

Raja : (mendengarkan menteri berbicara) Tuturan (12) ternjadi antara seorang menteri (P1 dengan raja (P2). Sang menteri

menggunakan kalimat deklaratif (A) untuk memperingatkan (R) raja. Raja sangat ingin keluar menunjukkan dirinya ke orang- orang esok hari. Namun menteri memperingatkannya karena kemarin banyak kejadian kejahata. Toko-toko di perbatasan diobrak-abrik oleh orang yang tidak bertanggungjawab sehingga menimbulkan kegermparan di masayarakat. Oleh karena itu ia memperingatkan raja agar tidak keluar dari istana sementara waktu sampai tongkat ditemukan agar tidak terjadi kegaduhan.

Mereka berdua sedang membicarakan permasalahan hilangnya tongkat raja di dalam istana (L). Sang menteri menyampaikan langsung maksudnya dengan bahasa lisan (A). Karena sangat menghormati raja ia menyebut raja denga votre majesté (N). Ia menuturkannya dengan nada yang serius dan tuturan ini berupa dialog antara mereka berdua (T).

Hier encore, des magasins bordures ont été saccagés. Certes, ces incidents sont l’oeuvre d’agents provocateurs au service de l’étranger, mais tout cela a crée une dangereuse agitations.

Si donc, demain, Votre Majesté se montre à la foule sans le sceptre, je crains… pada tuturan (12) adalah tuturan direktif advisory.

Berdasarkan konteksnya, tuturan tersebut digunakan untuk memperingatkankan raja agar tidak keluar dari istana sampai tongkatnya ditemukan. Dengan demikian tuturan (12) merupakan tindak tutur direktif advisory berupa ungkapan memperingatkan.

Berikut tuturan lain yang merupakan tindak tutur direktif advisory.

(13) Le commandant : Vous allez conduire ce jeune homme à Klow.

Seulement, attention! C’est un gaillard dangereux, qui

(14)

13 a surprise des

secrets d’Etat.

Les polices : (écouter l’ordre de commandant) Komandan : Anda akan

membawa pemuda ini ke Klow. Hanya, waspadalah!

Dia orang berbahaya yang mengetahui rahasia negara.

Para polisi : (mendengarkan nasehat

komandan) Tuturan (13) terjadi antara seorang komandan (P1) ke para polisi (P2). Ia menggunakan kalimat imperatif dan deklaratif (A) untuk menasehati (R) para polisi yang akan membawa Tintin ke Klow.

Sebelum mereka membawa Tintin, di kantor polisi (L), komandan menasehati para polisi tersebut untuk berhati-hati karena Tintin mengetahui rahasia negaranya dan dianggap berbahaya. Ia menasehati para polisi tersebut secara lisan dihadapan mereka (A). Ia menggunakan kalimat baku dan sopan dalam memberikan nasehat agar dipandang tinggi oleh bawahannya (N). Ia juga menuturkannya dengan nada yang sangat tegas dalam dialog tersebut (T).

Berdasarkan konteksnya, tuturan Seulement, attention! C’est un gaillard dangereux, qui a surprise des secrets d’Etat.

pada tuturan (13) adalah tuturan direktif advisory. Hal ini dikarenakan tuturan tersebut dimaksudkan untuk memberikan nasehat, yakni nasehat untuk para polisi agar berhati-hati saat membawa Tintin ke Klow. Sehingga dapat dikatakan bahawa tuturan (13) merupakan tindak tutur

direktif advisory berupa ungkapan menasehati.

4. Simpulan

Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tindak tutur direktif dapat digunakan seseorang ketika ia menghendaki mitra tuturnya mengikuti ataupun melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya. Kemudian setiap tuturan dalam tindak tutur direktif terkadang memiliki makna dan maksud yang berbeda.

Untuk mengetahui maksud dari tuturan dapat dilihat melalui konteks yang menyertainya.

Di dalam komik Tintin: Le Sceptre d’Ottokar terdapat beberapa tindak tutur direktif yang ditemukan. Tindak tutur direktif tersebut berupa tindak tutur direktif requestive, question, requirement, dan advisory. Tindak tutur direktif requirement adalah tindak tutur direktif yang paling banyak ditemukan dalam kajian ini. Tindak tutur direktif requirement tersebut berupa ungkapan memerintah dan menginstruksikan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam komik Tintin: Le Sceptre d’Ottokar penutur lebih suka untuk memberikan perintah untuk melakukan sesuatu. Ungkapan-ungkapan tersebut banyak muncul karena komik ini merupakan komik misteri yang menuntut Tintin sebagai pemeran utama untuk mencari tongkat raja yang hilang sehingga tuturan-tuturan yang ditemukan sebagian besar berupa perintah.

Daftar Pustaka

Austin, J.L. (1965). How to do things with words. New York: Oxford University Press.

Bayanuddin, Muhammad Khatib;

Jamaluddin; dan Hilma Suryani. 2016.

The directive speech acts used in English speaking class. IJER, 1(2), 91- 97.

http://dx.doi.org/10.30631/ijer.v1i2.1 6

(15)

14 Brida, Leny dan Mawarta Onida Sinaga.

2019. Analisis keakuratan terjemahan tindak tutur direktif dalam “subtitle”

dialog film the mask of zorro.

Epigram, 16(2), 141-148.

Castillo, Jesus Martinez del. 2014. The speech act. European scientific journal, 10 (11), 1-13.

https://doi.org/10.19044/esj.2014.v10 n11p%25p

Chaer, Abdul dan Leonie, Agustina. 2010.

Sosiolinguistik perkenalan awal. Jakarta:

Rineka Cipta.

Dwiatikurniasari, Septi Arsista; Sisilya Saman; dan Henny Sanulita. 2018.

Tindak tutur direktif dalam dialog film surga yang tak dirindukan. Jurnal pendidikan dan pembelajaran Khatulistiwa, 7(3), 1-9.

Retrieved from

https://jurnal.untan.ac.id/index.php /jpdpb/article/view/24291

Fetzer, Anita dan Etsuko Oishi. 2011.

Context and contexts. Amsterdam: John Benjamins Publishing Company.

Girardet, J dan Jacques P. 2008. Écho 1.

Paris: CLE International

Hergé. 1955. Tintin: Le Sceptre d’Ottokar.

Belgique: Casterman.

Hymes, D. 1974. Foundations in sociolinguistics. Philadelphia:

University of Pennsylvania Press.

Ibrahim, Abdul Syukur. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.

Moleong, Lexy J. 2016. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muslim, Kamalia. 2019. Tindak tutur direktif hakim mediator perempuan dalam mediasi perceraian di pengadilan agama kelas 1A Padang.

Jurnal kata: Penelitian tentang ilmu bahasa dan sastra, 3(2), 299-308.

http://doi.org/10.22216/kata.v3i2.46 94

Pablos-Ortega, Carlos de. 2020. Directive speech acts in English and Spanish film speak. De Gruyter, 8(1), 105-125.

https://doi.org/10.1515/soprag-2020- 0001

Rahmawati, Desi dan Dwiyanto Djoko Pranowo. 2018. Tindak tutur direktif dalam buku ajar bahasa Prancis Écho 1 dan sumbangannya dalam pembelajaran bahasa Prancis.

LingTera, 5(2), 120-132.

Retrieved from

https://journal.uny.ac.id/index.php/

ljtp/article/view/11188

Ross, Steven J dan Gabriele Kasper. 2013.

Assessing second language pragmatics. New York: Palgrave Macmillan.

Sari, Kharisma Puspita. 2018. Teacher’s directive speech acts at kindergarten school. Vision, 7(1), 34-44.

http://dx.doi.org/10.21580/vjv7i1273 5

Septianingsih, Trias dan Warsono Warsono.

2017. The types and power relation of directive speech acts in classroom interaction. English Education Journal, 7(1), 26-33.

Retrieved from

https://journal.unnes.ac.id/sju/index .php/eej/article/view/14682

Setiyanto, Edi. 2020. Tindak tutur ekspresif mudik lebaran. Widyaparwa, 48(2), 230-242.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suryatin, Eka. 2018. Tindak tutur direktif Bahasa Indonesia pada poster kesehatan di puskesmas kota Banjarbaru. Undas, 14(2), 117-128.

Referensi

Dokumen terkait

(3) Strategi tindak tutur direktif dan ekspresif pada dialog film Gie yang paling banyak adalah stategi tindak tutur direktif langsung dengan modus kalimat perintah berjumalah 49

bentuk-bentuk tindak tutur direktif yang digunakan dalam berita bahasa Jawa di. TA TV dan fungsi tindak tutur direktif yang terdapat pada berita

Melalui komponen tutur SPEAKING dan respon yang ditunjukkan oleh mitra tutur, dapat diketahui bahwa tuturan yang diucapkan Tintin kepada kapten Haddock memiliki

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Jenis-jenis tindak tutur direktif. Fungsi tindak tutur direktif. 3) Tindak tutur direktif dan fungsinya yang dominan dalam cerpen

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindak tutur yang banyak terdapat pada acara Mario Teguh Golden Ways adalah tindak tutur direktif yang dapat diamati dari

Dalam penelitian bahwa tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dilakukan penutur dengan tujuan menghasilkan efek berupa tindakan yang dilakukan oleh penutur hal ini juga

3.2.1 Fungsi Melarang Tindak tutur direktif dengan fungsi melarang adalah tindak tutur yang mempunyai fungsi untuk melarang mi- tra tutur agar tidak melakukan hal yang terdapat dalam

Pembahasan Dari hasil penelitian, ditemukan 50 data tindak tutur direktif yang terdapat pada kolom komentar TikTok Ganjar Pranowo, yaitu 24 tindak tutur direktif memohon, 8 tindak