Sunaryati, J, Kurniawan, R and Saputra, R (2017) Perilaku Sistem Struktur Baja Penahan Beban Lateral Dibawah Beban Statik Monotonik. In: Hidayat, B and Purnawan, P (Eds.) Prosiding 4th Andalas Civil Engineering (ACE) Conference 2017, 9 November 2017, Universitas Andalas, Padang. Jurusan Teknik Sipil Unand, 663-670
Jati Sunaryati
1, Ruddy Kurniawan
2, Robi Saputra
31
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang.
Email: [email protected]
2
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang.
Email: [email protected]
3
Mahasiswa Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang.
Email: [email protected]
ABSTRACT
Padang city is located in the earthquake zone areas. To build buildings in earthquake zone areas should not be the same as ordinary buildings. This research is to design the structure of 6-story steel building located in Padang area with soft soil condition. The portal structure to be designed is a portal with bracing (a combination of eccentric and eccentric), a portal with a shear wall and as a comparison of the moment-resistingfarme (MRF), design under monotonic static load. The analysis will be analyze from the values of strength parameters, stiffness, ductility, and energy dissipation of the three structural models, then will be analyzed how the portal treatment to withstand lateral load. This designation uses SNI 1727-2013 code. The loading given is dead load, live load and earthquake load. While the earthquake regulation used is SNI 1726-2012.
Keywords : steel structure, static monotonic, frame with bracing, frame with shear wall, Moment Resisting Frame (MRF)
ABSTRAK
Kota Padang terletak didaerah rawan gempa. Untuk membangun gedung di daerah rawan gempa tidaklah boleh sama dengan gedung biasa. Penelitian ini adalah mendisain struktur gedung baja 6 lantai yang berlokasi di daerah Padang dengan kondisi tanah lunak.
Struktur portal yang akan didisain yaitu portal dengan bracing (gabungan konsentrik dan eksentrik), portal dengan dinding geser dan sebagai pembandingan didisain portal penahan momen (MRF) dengan metoda analisis statik monotonik, berdasarkan analisis tersebut akan dperoleh nilai parameter kekuatan, kekakuan, daktilitas, dan disipasi energi dari ketiga model struktur tersebut, selanjutnya akan di analisa bagaimana perlaku portal tersebut menahan beban lateral. Pendisainan ini menggunakan peraturan SNI 1727-2013, beban yang diperhitungkan adalah beban mati, beban hidup dan beban gempa. Sedangkan peraturan gempa yang dipakai adalah SNI 1726-2012.
Kata Kunci : struktur baja, statik monotonik, portal tanpa pengaku, portal dengan pengaku, portal dengan dinding geser
1. PENDAHULUAN
Struktur baja memiliki sifat daktilatas yang tinggi, fleksibel dan mudah dibentuk sesuai
dengan model struktur yang diinginkan pengguna. Struktur baja dapat dibentuk menjadi
664
portal frame tanpa pengaku, berpengaku ataupun portal dengan dinding geser. Portal merupakan bentuk yang paling umum yang terdiri dari balok dan kolom yang bekerja sama dalam suatu kesatuan yang utuh untuk menahan beban yang bekerja. Struktur portal baja tahan gempa terdiri dari portal penahan momen (moment resisting frame, MRF) dan portal penahan beban lateral. Struktur portal penahan beban lateral dibagi menjadi portal berpengaku konsentrik (concentrically braced frame, CBF), portal berpengaku eksentris (eccentrically braced frame, EBF), dan portal menggunakan dinding geser pelat baja ( steel plate shear wall, SPSW ). Masing-masing jenis portal baja ini mempunyai keistimewaan tersendiri dalam menahan beban lateral. Dalam penelitian ini dibahas tentang perilaku struktur baja dengan tipe MRF, struktur baja berpengaku dan struktur baja dengan dinding geser. Adapun perilaku yang akan dianalisis dari ketiga struktur baja tersebut adalah nilai kekuatan, kekakuan, daktilitas, dan disipasi energi berdasarkan analisis beban statik monotonic. Dari analisi kekuatan bangunan didapat beban maksimal yang mampu dipikul oleh struktur sebelum terjadi keruntuhan. Dari analisis kekakuan bangunan diperoleh besarnya nilai beban yang mampu memberikan perpindahan struktur saat kondisi leleh pertama. Dari analisis daktilitas diperoleh perbandingan nilai batas leleh struktur dengan nilai leleh pertama.
Dari analisis besarnya luasan di bawah kurva beban vs perpindahan maka diperleh nilai didipasi energy dari struktur.
2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Data Umum Struktur
Dalam penelitian ini, layout bangunan adalah seperti pada Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Layout Bangunan
665
Adapun potongan dua dimensi dari struktur baja tipe MRF (Gambar 2), Struktur Baja Berpengaku (Gambar 3) dan Struktur Baja dengan Dinding Geser (Gambar 3) adalah seperti di bawah ini.
Gambar 2. Struktur baja tanpa pengaku (MRF)
Gambar 3 Struktur baja berpengaku
666
Gambar 4 Struktur baja berdinding geser
Ketiga tipe struktur terletak di kota Padang yang didirikan diatas tanah lunak, menggunakan kolom profil baja 458.417.10.50, balok profil baja 350.350.12.19 dan pelat lantai beton tebal 150 mm. Bracing pipa baja diameter luar 267,4 mm dengan tebal 9 mm. Dinding geser pelat baja tebal 20 mm. Fungsi bangunan adalah sebagai gedung perkantoran dengan jumlah lantai adalah 6 lantai, mempunyai penutup atap berupa dak beton.
2.2 Pemeriksaan disain bangunan
Kelayakan disain dari ketiga tipe struktur dapat dilihat dari parameter perioda struktur, simpangan antar lantai, dan rasio massa sebagaimana diterangkan di bawah ini.
Perioda Struktur
SNI 1726 : 2012, perioda fundamental pendekatan, T
a, dalam detik, harus ditentukan
dari persamaan berikut: , h
nadalah ketinggian struktur, dalam (m), di atas
dasar sampai tingkat tertinggi struktur, dan koefisien C
tdan x ditentukan dari Tabel15
SNI 1726 : 2012
.Perioda fundamental struktur, T, tidak boleh melebihi hasil koefisien
untuk batasan atas pada perioda yang dihitung (C
u) dari Tabel 14 SNI 1726 : 2012 dan
periode pendekatan T
a. Untuk tipe struktur baja tanpa pengaku, periode struktur yang
terjadi adalah 1,248 detik, masih berada didalam range periode minimum 0.92 detik dan
periode maksimum 1,288 detik. Untuk tipe struktur baja berpengaku, periode yang
terjadi adalah 0.817 detik, masih berada didalam range periode minimum 0.793 detik
dan periode maksimum 1,110 detik. Untuk tipe struktur baja dengan dinding geser,
periode yang terjadi adalah 0.632 detik, masih berada didalam range periode minimum
667
0.529 detik dan periode maksimum 0.741 detik. Dari hasil analisis terhadap periode struktur ketiga tipe baja, terlihat bahwa untuk ketiga tipe struktur dalam penelitian ini memenuhi syarat untuk dilakukan analisis selanjutnya, karena dengan dipenuhinya persyaratan periode yang terjadi pada struktur, ini menunjukkan bahwa ketiga tipe struktur mampu menerima beban gempa yang akan diberikan terhadap ketiga tipe struktur.
Simpangan Antar Lantai
Menurut SNI 1726 : 2012 pasal 7.2.6, Penentuan simpangan antar lantai tingkat desain ( ) harus dihitung sebagai perbedaan defleksi pada pusat massa di tingkat teratas dan terbawah yang ditinjau. Untuk defleksi di pusat massa x (
x), dalam mm, harus
ditentukan sesuai dengan persamaan , dimana C
dadalah faktor amplikasi defleksi dalam Tabel 9 SNI 1726 : 2012,
xeadalah defleksi yang disyaratkan dalam analisis elastis dan I
eadalah faktor keutamaan gempa yang ditentukan. Pemeriksaan simpangan antar lantai ini sangat diperlukan untuk membatasi terjadinya pelelehan baja dan peretakan beton yang berlebihan, disamping untuk mencegah kerusakan non struktural dan ketidaknyamanan penghuni. Dengan pembatasan simpangan antar lantai ini juga, maka pencegahan keruntuhan struktur dapat dilakukan.
Analisis yang dilakukan terhadap simpangan antar lantai dari ketiga tipe struktur dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1, 2 dan 3 dibawah ini. Berdasarkan ketentuan – ketentuan tersebut, dapat dilihat bahwa ketiga tipe struktur memenuhi syarat simpangan antar lantai yang berarti pula bahwa analisis struktur selanjutnya dapat dilakukan karena struktur telah diprediksi aman terhadap gaya gempa.
Tabel 1. Simpangan antar lantai struktur tipe MRF
Story δx
(mm)
y
(mm) h
(mm) Ie Cd ∆x
(mm)
∆y
(mm)
∆ijin
(mm)
∆x ≤
∆ijin
∆x ≤
∆ijin
STORY6 0.671 0.193 4000 1 5.500 3.691 1.062 61.538 OK OK STORY5 1.196 0.411 4000 1 5.500 6.578 2.261 61.538 OK OK STORY4 1.715 0.619 4000 1 5.500 9.433 3.405 61.538 OK OK STORY3 2.072 0.781 4000 1 5.500 11.396 4.296 61.538 OK OK STORY2 2.072 0.851 4000 1 5.500 11.396 4.681 61.538 OK OK STORY1 1.186 0.58 4000 1 5.500 6.523 3.190 61.538 OK OK
Tabel 2. Simpangan antar lantai struktur tipe berpengaku
Story δx
(mm)
y
(mm) h
(mm) Ie Cd ∆x
(mm)
∆y
(mm)
∆ijin
(mm)
∆x ≤
∆ijin
∆x ≤
∆ijin
STORY6 0.508 0.122 4000 1 5.500 2.794 0.671 80.000 OK OK STORY5 0.851 0.221 4000 1 5.500 4.681 1.216 80.000 OK OK STORY4 1.137 0.295 4000 1 5.500 6.254 1.623 80.000 OK OK STORY3 1.323 0.345 4000 1 5.500 7.277 1.898 80.000 OK OK STORY2 1.352 0.369 4000 1 5.500 7.436 2.030 80.000 OK OK
668
STORY1 0.862 0.281 4000 1 5.500 4.741 1.546 80.000 OK OK
Tabel 3. Simpangan antar lantai struktur tipe berdinding geser
Story δx
(mm)
y
(mm) h
(mm) Ie Cd ∆x
(mm)
∆y
(mm)
∆ijin
(mm)
∆x ≤
∆ijin
∆x ≤
∆ijin
STORY6 0.569 0.194 4000 1 5.500 3.414 1.164 80.000 OK OK STORY5 0.637 0.214 4000 1 5.500 3.822 1.284 80.000 OK OK STORY4 0.661 0.22 4000 1 5.500 3.966 1.320 80.000 OK OK STORY3 0.625 0.206 4000 1 5.500 3.750 1.236 80.000 OK OK STORY2 0.509 0.166 4000 1 5.500 3.054 0.996 80.000 OK OK STORY1 0.277 0.093 4000 1 5.500 1.662 0.558 80.000 OK OK
Setelah pemeriksaan periode struktur dan simpangan antar lantai dilakukan terhadap ketiga struktur, maka analisis selanjutnya dapat dilihat pada bahagian berikut ini.
3. ANALISIS PERILAKU SISTEM STRUKTUR
Untuk menganalisis kondisi struktur dari ketiga tipe struktur, maka di plot kurva beban vs perpindahan sebagaimana tergambar pada Gambar 5 di bawah ini.
Gambar 5 Perbandingan Kurva beban vs perpindahan antara tiga tipe struktur
Dari kurva beban versus perpindahan tersebut dianalisis perbedaan tiap-tiap struktur
dengan parameternya yaitu kapasitas beban maksimum yang mampu dipikul struktur,
kekauan struktur, daktilitas dan disipasi energi yang mampu dihasilkan oleh struktur
sebagiamana diterangkan berikut ini. Dari Gambar 5. dapat diterjemahkan lagi ke dalam
Tabel 4 berikut ini.
669
Tabel 4. Analisis kapasitas beban maksimum, kekakuan, daktilitas dan disipasi energi Tipe Struktur Kapasitas beban
maksimum (kN) Kekakuan (kN/m) Daktilitas Disipasi energy (kN. M) Tipe tanpa
pengaku (MRF)
34562.46 89427.19 4.98 24131.03
Tipe dengan pengaku
35945.07 213152.68 3.60 6199.81
Tipe dengan dinding geser
83822.41 240132.82 5.51 28138.94
3.1 Kapasitas beban maksimum yang mampu dipikul struktur
Dari Tabel 4 dan Gambar 5 tersebut didapatkan nilai tipe dinding geser paling besar, dengan kenaikan 2.43 kali dibandingkan tipe tanpa pengaku dan 2,33 kali dibandingkan tipe pengaku. Kemudian nilai kekuatan struktur tipe pengaku lebih besar dari tipe tanpa pengaku, yaitu sebesar 1,04 kali kenaikannya. Hal ini menunjukan dinding geser mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menyalurkan gaya-gaya lateral ke tanah.
3.2 Kekakuan struktur
Dari Tabel 4 dan Gambar 5, didapatkan nilai maksimum pada tipe dinding geser paling besar, dengan kenaikan 2,69 kali dibandingkan tipe tanpa pengaku dan 1,13 kali dibandingkan tipe pengaku. Kemudian nilai kekakuan struktur tipe pengaku lebih besar dari tipe tanpa pengaku, yaitu sebesar 2,38 kali kenaikannya. Hal ini menunjukan dinding geser mempunyai kemampuan yang tinggi dalam meningkatkan kekakuan dari portal.
3.3 Daktilitas
Dari Tabel 4 dan Gambar 5 didapat bahwa penambahan dinding geser memberikan kenaikan nilai daktilitas 1,108 kali dari portal tanpa pengaku. Sedangkan penambahan pengaku memberikan penurunan daktilitas 0,723 kali dari tipe tanpa pengaku, dapat dilihat pengaku memberikan penurunan daktilitas cukup besar.
3.4 Disipasi Energi
Dari Tabel 4 dan Gambar 5 didapat disipasi energi dengan penambahan dinding geser
memberikan kenaikan nilai 1,166 kali dari tipe tanpa pengaku. Sedangkan penambahan
pengaku memberikan penurunan daktilitas 0,257 kali dari tipe tanpa pengaku, dapat
dilihat pengaku memberikan penurunan energi disipasi yang cukup besar.
670