PERANCANGAN ALAT UKUR TINGGI BADAN DIGITAL DENGAN SENSOR ULTRASONIK HC-SR04 BERBASIS MIKROKONTROLER
ATMEGA 328 DENGAN OUTPUT SUARA
LAPORAN PROJECT 2
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya
MELISA BR BARUS 162411030
D-3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2019
PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR
Judul :Perancangan alat ukur tinggi badan menggunakan sensor Ultrasonik HCSR-04 Berbasis Mikrokontroler Atmega328 dengan output Suara
Kategori : Laporan Tugas Akhir
Nama : MELISA BR BARUS
Nomor Induk Mahasiswa : 162411030
Program Studi : D3 Metrologi dan Instrumentasi Fakultas : MIPA-Universitas Sumatera Utara
Disetujui di Medan, 09 Juli 2019
Ketua Program Studi Pembimbing
Dr. Diana Alemin Barus,M.Sc Dr. Diana Alemin Barus,M.Sc
NIP 19660721992032002 NIP 19660721992032002
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PROJECT 2
PERANCANGAN ALAT UKUR TINGGI BADAN DIGITAL DENGAN SENSOR ULTRASONIK HC-SR04 BERBASIS MIKROKONTROLER
ATMEGA 328 DENGAN OUTPUT SUARA
LAPORAN TUGAS AKHIR
Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan,09 Juli 2019
MELISA BR BARUS 162411030
PERANCANGAN ALAT UKUR TINGGI BADAN DIGITAL DENGAN SENSOR ULTRASONIK HC-SR04 BERBASIS MIKROKONTROLER
ATMEGA 328 DENGAN OUTPUT SUARA
ABSTRAK
Alat ukur tinggi badan adalah alat ukur yang dapat mengukur tinggi badan seseorang dengan untuk mengetahui pertumbuhan tinggi badan sesorang. Banyak pengukuran yang terdapat di rumah sakit, Puskesmas, Kepolisan masih menggunakan pengukuran manual yang dapat memakan waktu lama dan ketepatan pengukurannya yang kurang efisien dan efektive. Dengan memanfaatkan alat instrumentasi saya memperlihatkan alat rancangan pengukuran tinggi badan digital yang menggunakan mikrokontroler atmega 328 dengan sensor ultrasonic HCSR-04 dengan menampilkan hasil pengukuran melalui suara. Untuk mempermudah melakukan pengukuran dan menerapkan pemakaian teknologi berbasis analog menjadi teknologi berbasis digital.
DESIGN OF DIGITAL BODY HIGH MEASURING TOOLS WITH HC-SR04 ULTRASONIC SENSOR BASED ON ATMEGA 328 MICROCONTROLLER
WITH SOUND OUTPUT
ABSTRACT
A high body measuring instrument is a measuring instrument for a person's height with a person's height. Many measurements are in hospitals, Puskesmas, Policemen still use manual measurements that can calculate the length of time and the accuracy of measurements that are less efficient and effective. Digital uses an atmega 328 microcontroller with an ultrasonic sensor HCSR-04 using the results of measurements using sound. To facilitate measuring and applying analog-based technology to digital- based technology.
PENGHARGAAN
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan rahmat dan kasih karunia-NYA sehingga Tugas Akhir yang berjudul”Perancangan Alat Ukur Tinggi Badan Otomatis Berbasis Mikrokontroler Atmega 328 dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan Tugas Akhir diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Proyek II pada Jurusan Metrologi dan Instrumentasi di Universitas Sumatera Utara
Disadari sepenuhnya, tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan Proyek Akhir II ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang Tulus kepada
1. Dr.Kerita Sebayang, M.Sc, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
2. Dr.Diana Alemin Barus,M.Sc, Kepala Program Studi D3 Metrologi dan Instrumentasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
3. Junaidi Ginting M.Si, Seketaris Jurusan Metrologi dan Instrumentasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
4. Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan arah dengan sabar dalam menyempurnakan Penulisan Projek Akhir II ini
5. Seluruh dosen prodi D3 Metrologi dan Instrumentasi yang telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan dan contoh yang baik
6. Teristimewa Terimakasih Kepada Keluarga Alm.R Barus dan Alm.R Br Tarigan. Terimakasih atas doa dan dukungan yang diberikan tiada kata-kata yang dapat mewakili ucapan terimakasih selain doa
7. Terimakasih Kepada Teman-Teman yang telah mendukung dalam menyelesaikan Projek Akhir II
Disadari bahwa masih banyak kekuarangan dalam penulisan Projek Akhir II Diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan selanjutnya.
Semoga yang terkandung dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, 09 Juli 2019 Penulis
Melisa Br Barus
DAFTAR ISI
PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
PENGHARGAAN iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan 1 1.2 Rumusan Masalah 2 1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sensor 3
2.2 Gelombang Ultrasonik 3 2.3 Sensor Ultrasonik 4
2.4 Mikrokontroler 6
2.5 Mikrokontroler Atmega 328 9
2.6 Fitur Atmega 328 10
2.7 Kapasitor 11
2.8 Resistor 13
2.9 LCD 14
2.10 Kristal 15
2.11 DF Player Mini 15
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Blok 16
3.2 Alat dan Komponen 16
3.3 Gambar Rangkaian 17
3.4 Flow Chart 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Program Alat 17
4.2 Cara Kerja Alat 21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan 22
5.2 Saran 22
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
2.3 Timing Diagram Sensor HCSR-04 2.1 Spesifikasi keluarga AVR
3.1 Diagram Blok 3.3 Flow Chart Alat
DAFTAR GAMBAR
2.1 Sensor HCSR-04
2.2 Prinsip Kerja Sensor HCSR-04
2.3 Susunan Kaki Mikrokontroler MCS51 Atmel 2.4 Konfigurasi Pin Mikrokontroler
2.5 Kapasitor 2.6 Resistor
3.3 Gambar Rangkaian
4.1Alat Ukur Tinggi Badan dengan Output DF MP3 Module 4.2 Alat Ukur Tinggi Badan Menggunakan Sensor HCSR-04
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah salah satu bagian mahluk hidup yang mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Salah satunya bertambahnya tinggi badan yang mengalami perubahan setiap harinya. Terlebih pada usia balita dan masa remaja. Mengetahui tinggi badan sangat perlu bagi mahluk hidup sehingga kita tahu perubahan yang terjadi di diri seseorang. Sehingga kita mengukur tinggi badan setiap tahunnya ke rumah sakit atau Puskesmas.
Banyak alat ukur yang beredar di Rumah Sakit atau Puskesmas yang cara kerjanya masih bersifat manual dan masih menggunakan tenaga manusia. Alat ukur yang digunakan biasanya berupa meteran yang ditarik dan ditempatkan diatas Kepala.
Saat kita mengukur tinggi badan dengan menggunakan alat ukur manual dari beberapa tempat dapat menunjukkan hasil pengukuran yang berbeda-beda. Ini membuktikan alat ukur manual dapat menghasilkan pengukuran yang kurang akurat.
Untuk itu kita memerlukan alat ukur otomatis yang tidak memerlukan tenaga manusia yang menghasilkan pengukuran yang akurat. Dengan kemajuan teknologi pada saat ini, saya memanfaatkan alat-alat instrumentasi yang saya pelajari di bangku kuliah untuk merancang alat ukur tinggi badan otomatis dengan menggunakan sensor gelombang ultrasonic.
Utrasonik adalah suatu suara atau getaran dengan frekuensi yang terlalu tinggi untuk bisa didengar oleh telinga manusia, yaitu diatas 20 KiloHertz. Hanya beberapa hewan yang menggunakan konsep ultrasonic, seperti lumba-lumba menggunakan untuk komunikasi, sedangkan kelelawar menggunakan gelombang ultrasonic untuk nagivasi. Gelombang ultrasonik merupakan gelombang ultra (diatas) frekuensi gelombang suara (sonic). Gelombang ultrasonic yang hanya dapat merambat pada medium padat, gas dan cair. Gelombang ultrasonic termasuk ke dalam gelombang non-electromagnetic (gelombang bunyi) dan gelombang longtutional. Gelomba longtituonal adalah gelombang yang arah rambatannya lurus atau sejajar atau berhimpit dengan gelombang. Jika gelombang mengenai medium padat maka dipantulkan kembali. Dengan memanfaatkan gelombang ultrasonic tersebut dibuatlah sensor ultrasonik yang digunakan pada bahan-bahan elektronik seperti sinar laser yang digunakan pada alat-lat medis dan sebagai alat navigasi pada lau maupun darat.
Sensor ultrasonic HCSR-04. Kedua sensor tersebut memilki cara kerja yang sama, memancarkan gelombang dan dipantulkan kembali pada saat mengenai medium.
Memiliki jangkauan 2 cm – 4 m memiliki 4 pin yaitu VCC, Triger, Echo dan gnd.
Sensor ini sangat mudah didapat dan harga nya yang murah. Karena itu saya menggunakan sensor ultrasoik HCSR-04 untuk membuat alat ini.
Mkrokontroler juga digunakan dalam pembuatan alat ini, mikrokontroler sering disebut sebagai computer dalam chip yang mampu melakukan pemrosesan yang kompleks yang menghubungkan input ( atau input-input) system ke output ( atau output-outputnya. Mikrokontroler adalah rangkaian terpadu tunggal, dimana semua blok rangkaian yang kita jumpai sebagai unit-unit terpisah didalam sebuah computer yang dijadikan satu. Chip pada mikrokontroler juga berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronik dan menyimpan program yang terdiri dari CPU ( Central Processing Unit ), memori I/O tertentu dan unit pendukung seperti analog to Digital Converter yang sudah terintegerasi. Mikrokontroler dari jenisnya terbagi dari keluarga AVR, keluarga MCS 51,keluarga PIC dan keluarga ARM. Mikrontroler AVR ( Alv and Vegard Risc Processor) yang sering digunakan dalam pembuatan project elektronika dan alat-alat instrumentasi. Mikrokontroler Atmega 328 salah satu keluarga AVR merupakan seri mikrokontroler complementary metal oxide semiconductor (CMOS) 8-bit buatan Atmel berbasis arsitektue RISC (Reduced Instruction Set Semiconductor). Dengan memadukan Mikrokontroler ,sensor HCSR- 04 dan komponen elektronik lainnya untuk membuat alat ukur tinggi badan otomatis tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana merancang alat ukur tinggi badan otomatis menggunakan sensor ultrasonic dengan output suara
2. Bagaimana alat ukur tersebut dapat bekerja dengan baik
3. Bagaiamana data hasil pengukuran ditampilkan pada LCD dengan Output Suara
4. Bagaimana cara kerja Sensor Ultrasonik 1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui perancangan alat ukur badan otomatis menggunakan sensor ultrasonic dengan output suara
2. Untuk mengetahui apakah alat tersebut dapat bekerja dengan baik
3. Untuk mengetahui bagaimana data hasil pengukuran dapat ditampilkan di LCD dan BF MP3
4. Untuk mengetahui cara kerja Sensor Ultrasonik
1.3 Manfaat
Dengan alat ini kita dapat mengukur tinggi badan secara otomatis dengan hasil pengukuran output suara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sensor
Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik atau kimia. Variable keluaran daris sensor yang diubah menjadi besaran disebut transduser. Berdasarkan jenisnya sensor dibagi menjadi sensor kimia dan sensor fisika.Sensor kimia adalah sensor yang mendeteksi jumlah suatu zat kimia dengan cara mengubah besaran kimia menjadi besaran listrik yang melibatkan beberapa reaksi kimia. Contohnya sensor PH, Sensor Gas, Sensor Oksigen, Sensor Ledakan dll. Sensor fisika adalah sensor yang mendeteksi suatu besaran berdasarkan hukum-hukum fisika. Contoh Sensor Fisika yaitu , sensor cahaya, sensor proximity, sensor ultrasonic, sensor kecepatan, sensor magnet, sensor penyandi, sensor suhu, flow meter.
Macam-macam sensor terdiri dari sensor proximity yaitu sensor saklar yang mendeteksi adanya target jenis logam dengan tanpa adanya kontak fisik. Sensor Magnet yaitu sensor yang dipengaruhi oleh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Sensor Ultrasonik yaitu sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang.
2.2 Gelombang Ultrasonik
. Gelombang berdasarkan medium perambatannya dibagi menjadi dua, yaitu gelombang elektromagnetik dan non elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik dapat merambat tanpa medium atau ruang hampa, sementara gelombang elektromagnetik hanya dapat merambat melalui medium padat, cair atau gas.
Gelombang berdasarkan arah rambatannya, juga dibagi menjadi dua gelombang longitudinal dan gelombang transversal. Gelombang longitudinal mempunyai arah rambatan yang lurus atau sejajar atau berhimpit dengan gelombang. Gelombang transversal mempunyai arah rambatan tegak lurus dengan gelombang.
Gelombang ultrasonik merupakan bagian dari gelombang bunyi. Gelombang yang mempunyai frekuensi lebih dari 20.000 Hertz sehingga tidak dapat didengar oleh manusia secara umum. Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal.
Arah rambatannya sama dengan rambatan pegas yang sejajar Bunyi ini tidak dapat merambat melalui ruang hampa atau tidak dapat merambat tanpa medium.
gelombang ultrasonik, bunyi mempunyai 2 kelompok lain, yaitu gelombang infrasonik (bunyi dengan frekuensi di bawah 20 hertz) dan gelombang audiosonik (gelombang dengan frekuensi 20 sampai 20.000 Hertz). Hanya gelombang audiosonik
yang biasanya di dengar oleh manusia.Gelombang ultrasonik bagian dari gelombang bunyi. Sifat dan ciri gelombang ini sama dengan bunyi, yaitu dapat dipantulkan dan dapat diserap. Gelombang ultrasonik yang mengenai benda padat maka akan dipantulkan. Pemantulan ini yang dimanfaatkan oleh kelelawar yang dapat mendengar suaranya. Berdasarkan pantulan tersebut kelelawar dapat dengan tepat memperkirakan di mana letak makanannya atau agar dapat terbang di malam hari tanpa menabrak benda lain.
Gelombang ultrasonik hanya ada satu macam. Hanya frekuensinya saja yang berbeda-beda.
2.3 Sensor Ultrasonik
Sensor Ultrasonik adalah alat elektronika yang kemampuannya bisa mengubah dari energy listrik menjadi energy mekanik dalam bentuk gelombang suara ultrasonic.
Terdiri dari transmitter ( pemancar gelombang ) dan receiver ( penerima gelombang ).
Memiliki 4 Pin yaitu Echo yang berfungsi sebagai menangkap sinyal pantulan, Trig/Trigger yang berfungsi sebagai membangkitkan sinyal ultrasonic, GND (ground) yang berfungsi sebagai sumber tegangan negative dan sebagai power supplay, VCC berfungsi sebagai sumber tegangan negative. Sensor HCSR-04 mempunyai spesifikasi jangkauan 2 cm – 4 m.
Gambar 2.1 Sensor HCSR-04
Prinsip kerja sensor ultrasonic, transmitter akan mengeluarkan gelombang bunyi dengan kecepatan 340 m/s dengan frekuensi 40 Khz setelah gelombang mengenai benda, gelombang tersebut berbalik atau memantulkan kembali dan ditangkap oleh receiver maka gelombang tersebut diproses dengan rumus :
S = 340.t/2
Dimana S adalah jarak antara sensor dengan bidang pantul dan t adalah selisih waktu pemancaran gelombang.
Gambar 2.3 Prinsip Kerja Sensor HCSR-O4
Prinsip pengoperasian sensor ultrasonik HC-SR04 dengan menggawali dengan memberikan pulsa Low (0) ketika modul mulai dioperasikan, kemudian berikan pulsa High (1) pada trigger selama 10 µs sehingga modul mulai memancarkan 8 gelombang kotak dengan frekuensi 40 KHz, tunggu hingga transisi naik terjadi pada output dan mulai perhitungan waktu hingga transisi turun terjadi, setelah memakai rumus jarak sensor ultrasonic untuk mengukur jarak antara sensor dengan objek. Timing diagram diperlihatkan pada gambar berikut. Gambar 2.4 Timing diagram pengoperasian sensor ultrasonik HC-SR04.
Gambar 2.4 Timing diagram Sensor HCSR 04
Aplikasi sensor dapat digunakan dalam kehidupan seperti bidang industry sebagai mendeteksi keretakan pada logam, meratakan campuran besi dan timah, mendeteksi keberadaan mineral maupun minyak bumi. Bidang Pertahanan sebagai radar atau navigasi didarat maupun didalam air.
2.4 Mikrokontroler
Sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronika dan umumnya dapat menyimpan program didalamnya. Mikrokontroler pada umumnya terdiri dari CPU (Central Processing Unit), memori, I/O tertentu dan unit pendukung seperti Analog-to-Digital Converter (ADC). Jenis-jenis mikrokontroler terdiri dari , keluarga AVR, keluarga MC S51, keluarga PIC, keluarga ARM.
1. Mikrokontroler AVR yaitu Mikrokonktroler AVR and Vegard’s Risc processor atau sering disingkat AVR merupakan mikrokonktroler RISC 8 bit.
Karena RISC inilah sebagian besar kode instruksinya dikemas dalam satu siklus clock. AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling serung dipakai dalam bidang elketronika dan instrumentasi. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas. Pada dasarnya yang membedakan masing- masing kelas adalah memori, peripheral dan fungsinya. Keempat kelas tersebut adalah keluarga ATTiny, Keluarga AT 90Sxx dan AT86RFxx.
2. Mikrokontroler MCS-51 yaitu Mikrokonktroler ini termasuk dalam keluarga mikrokonktroler CISC (Complex Instruction Set Computer). Sebagian besar instruksinya dieksekusi dalam 12 siklus clock.Mikrokontroler MCS51 buatan Atmel terdiri dari dua versi, yaitu versi 20 kaki dan versi 40 kaki. Semua mikrokontroler ini dilengkapi dengan Flash PEROM (Programmable Eraseable Read Only Memory) sebagai media memori-program, dan susunan kaki IC-IC tersebut sama pada tiap versinya. Mikrokontroler MCS51 Atmel versi 40 kaki mempunyai 32 kaki sebagai port paralel dan 8 pin yang lain untuk konfigurasi kerja mikrokontroler. Satu port paralel terdiri dari 8 kaki, dengan demikian 32 kaki tersebut membentuk 4 buah port paralel yang masing-masing dikenal sebagai port 0, port 1, port 2, port 3. Nomor dari masing-masing jalur (kaki) dari port paralel mikrokontroler MCS51 Atmel mulai dari 0 sampai 7, jalur (kaki) pertama dari port 0 disebut sebagai P0.0 dan jalur terakhir untuk port 3 adalah P3.7. Mikrokontroler MCS51 Atmel versi mini mempunyai 20 kaki, 15 kaki diantaranya adalah kaki port 1 dan port 3. 5 kaki yang lain untuk konfigurasi kerja mikrokontroler. Port 1 terdiri dari 8 jalur yaitu P1.0 sampai P1.7 dan port 3 terdiri dari 7 jalur yaitu P3.0 sampai P3.5 dan P3.7. Susunan kaki mikrokontroler MCS51 atmel versi 40 kaki.
Gambar 2.5 Susunan kaki Mikrokontroler MCS51 Atmel
Fungsi-Fungsi Kaki (Pin) Kaki VCC digunakan untuk masukan suplai tegangan GND
Kaki (pin) GND funsinya sebagai saluran RST fungsinya sebagai masukan reset. Kondisi “1” selama 2 siklus mesin pada saat oscillator bekerja akan me- reset mikrokontroler yang bersangkutan. Kaki ALE digunakan sebagai keluaran ALE atau Adreess Latch Enable yang akan menghasilkan pulsa- pulsa untuk menahan byte rendah (low byte) alamat selama mengakses memori eksternal. Kaki ini juga berfungsi sebagai masukan pulsa program (the program pulse input) atau selama pemrograman flash. Kaki VPP ( Exkternal Access Enable) fungsinya sebagai kontrol untuk mengakses memori. XTAL 1 merupakan masukan untuk penguat inverting oscillator dan masukan untuk clock internal pada rangkaian operasi mikrokonroler. XTAL 2 merupakan keluaran dari rangkaian penguat inverting oscillator.
3. Mikrokontroler PIC yaitu kependekan dari programmable interface controller yang berasitekstir Harvard yang dibuat oleh Microchip Technology yang dikembangkan oleh Divisi Mikroelektronik General Instruments.Digunakan mengontrol perangkat output ketika dipicau oleh sensor dan switch. Program yang dihasilkan diagram alur dalam perangkat lunak computer.
4. Mikrokontroler ARM yaitu prosesor dengan arsitektur set instruksi 32bit RISC (Reduced Instruction Set Computer) yang dikembangkan oleh ARM Holdings. ARM merupakan singkatan dari Advanced RISC Machine (sebelumnya lebih dikenal dengan kepanjangan Acorn RISC Machine).
Arsitekstir RAM adalah yang paling umum 32-bit set instruksi arsitekstur arsitekstur ARM yang paling umum 32-bit set, diimplementasikan pada Windows, Unix dan Apple Ios,Andtroid , BSD, Inferno, Solaris, WebOS , Plan 9 dan GNU/Linux.
2.5 Mikrokontroler Atmega 328
Mikrokontroler ATmega328 adalah micro controller keluaran Atmel yang merupakan anggota dari keluarga AVR 8-bit. Dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu TinyAVR, AT90Sxx, dan ATmega.
Mikrokontroler AVR Memori
Jenis Jumlah PIN Flash EEPROM SRAM
TinyAVR 8-32 1-2 K 64-128 0-128
AT90Sxx 20-44 1-8 K 128-512 0-1K
Atmega 32-64 8-128K 512-4K 512-4K
Tabel 2.1 Spesifikasi keluarga AVR.
Mikro kontroller ini memiliki kapasitas flash (program memory) sebesar 32 Kb (32.768 bytes), memori (static RAM) 2 Kb (2.048 bytes), dan EEPROM (non-volatile memory) sebesar 1024 bytes. Kecepatan maksimum yang dapat dicapai adalah 20 MHz. Rancangan khusus dari keluarga prosesor ini memungkinkan tercapainya kecepatan eksekusi hingga 1 cycle per instruksi untuk sebagian besar instruksinya, sehingga dapat dicapai kecepatan mendekati 20 juta instruksi per detik. ATmega328 memiliki prosesor yang kaya fitur. Dalam chip yang dipaketkan dalam bentuk DIP- 28 ini terdapat 20 pin Input/Output (21 pin bila pin reset tidak digunakan, 23 pin bila tidak menggunakan oskilator eksternal), dengan 6 di antaranya dapat berfungsi sebagai pin ADC (analog-to-digital converter), dan 6 lainnya memiliki fungsi PWM (pulse width modulation).
Gambar 2.4 Konfigurasi Pin mikrokontroler Atmega 238
ATMega328 memiliki 3 buah PORT utama yaitu PORTB, PORTC, dan PORTD dengan total pin input/output sebanyak 23 pin. PORT tersebut dapat difungsikan sebagai input/outputdigital atau difungsikan sebagai periperal lainnya.
1. Port B merupakan jalur data 8 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output. Selain itu PORT B juga dapat memiliki fungsi alternatif seperti di bawah ini.
a) ICP1 (PB0), berfungsi sebagai Timer Counter 1 input capture pin.
b) OC1A (PB1), OC1B (PB2) dan OC2 (PB3) dapat difungsikan sebagai keluaran PWM (Pulse Width Modulation).
c) MOSI (PB3), MISO (PB4), SCK (PB5), SS (PB2) merupakan jalur komunikasi SPI.
d) Selain itu pin ini juga berfungsi sebagai jalur pemograman serial (ISP).
e) TOSC1 (PB6) dan TOSC2 (PB7) dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk timer.
f) XTAL1 (PB6) dan XTAL2 (PB7) merupakan sumber clock utama mikrokontroler.
2. Port C yaitu jalur data 7 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output digital. Fungsi alternative Port C
ADC6 channel (PC0,PC1,PC2,PC3,PC4,PC5) dengan resolusi sebesar 10 bit.
ADC dapat kita gunakan untuk mengubah input yang berupa tegangan analog menjadi data digital
3. Port D yaitu jalur data 8 bit yang masing-masing pin-nya juga dapat difungsikan sebagai input/output. Sama seperti Port B dan Port C, Port D juga memiliki fungsi alternatif dibawah ini.
a) USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan level sinyal TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data serial, sedangkan RXD kebalikannya yaitu sebagai pin yang berfungsi untuk menerima data serial.
b) Interrupt (INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai interupsi hardware. Interupsi biasanya digunakan sebagai selaan dari program, misalkan pada saat program berjalan kemudian terjadi interupsi hardware/software maka program utama akan berhenti dan akan menjalankan program interupsi.
c) XCK dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk USART, namun kita membutuhkan external clock.
d) T0 dan T1 berfungsi sebagai masukan counter external untuk timer 1 dan timer 0.
e) AIN0 dan AIN1 keduanya merupakan masukan input untuk analog comparator.
2.6 Fitur ATmega328
Mikrokontroler ini memiliki beberapa fitur antara lain:
1. EEPROM ( Electrically Erasable Programmable Read Only Memory ) sebagai tempat penyimpanan data semi permanen.
2. Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.
3. Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width Modulation) output.
4. 32 x 8-bit register serba guna.
5. Dengan clock 16 MHz kecepatan mencapai 16 MIPS.
6. 2 KB Flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang menggunakan 2 KB dari flash memori sebagai bootloader.
7. 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus clock.
2.7 Kapasitor
Sebuah kapasitor terdiri dari dua buah pelat logam dengan sebuah lapisan isolator (penyekat) diantara kedua pelat tersebut. Lapisan isolator yang digunakan dapat berupa sebuah lempengan plastik tipis, namun dalam beberapa jenis kapasitor lapisan ini adalah udara. Apabila sebuah kapasitor disambungkan ke sumber listrik DC, electron-elektron akan tersambung ke terminal negative sumber. Electron-elektron ini akan menolak electron-elektron yang ada pada pelat diseberangnya. Electron-elektron yang tertolak akan mengalir menuju terminal positif sumber. Sebuah kapasitor yang disambungkan seperti ini ke sebuah sumber daya dengan seketika akan menjadi bermuatan. Tegangan antara kedua pelatnya adalah sama dengan tegangan sumber daya. Ketika kapasitor tersebut dilepaskan dari sumber daya, kapasitor tetap mempertahankan muatannya. Karena lapisan isolator yang ada pada kapasitor, arus tidak dapat mengalir melewati kapasitor. Kapasitor akan tetap bermuatan hingga waktu yang tak terbatas. Dengan alasan ini, kapasitor sangat berguna untuk menyimpan muatan listrik.
Gambar 2.5 Kapasitor
A. Jenis-Jenis Kapasitor
Terdapat banyak jenis kapasitor, namun hanya paling umum dijumpai seperti polyester yaitu bahan isolator yang digunakan adalah polyester yang mampu
memberikan nilai kapasitansi yang relative tinggi. Kedua plat kapasitor terbuat dari bahan kertas logam (metal foil) atau, dapat juga beruapa lapisan bahan film yang disuntikkan kedalam bahan isolator. Tumpukan film yang disuntikkan ke dalam bahan isolator diantaranya (yang berbentuk seperti roti sandwich sehingga disebut demikian) dibentuk menjadi sebuah gulungan untuk menimalkan ukurannya dan dilapisi dengan bahan isolasi plastic. Kapasitor-kapasitir polyester (dua kapasitor yang berada disebelah kanan dalam foto dibawah) adalah kapasitor-kapasitor yang serba-guna dan sangat umum digunakan.
Variable adalah kapasitor-kapasitor yang memiliki dua kumparan (atau set) pelat, dimana pelat-pelat tersebut ditempatkan secara berselingan dan tersambung secara elektris. Salah satu set berada pada posisi tetap. Pelat-pelat pada set lainnya dapat digeser-geser sehingga kita dapat mengubah jarak antara pleat-pelat kapasitor.
Perubahan jarak ini akan mengakibatkan berubahnya nilai kapasitansi. Poliestiren adalah bahan isolator yang menghasilkan kapasitansi yang relative lebih rendah dibandingkan dengan polyester. Akan tetapi, bahan ini dapat menghasilkan nilai toleransi yang lebih rendah, sehingga sangat cocok untuk digunakan dalam aplikasi- aplikasi rangkaian penala(tunning), dan rangkaian tapis(filter). Kapasitor-kapasitor dengan ukuran yang lebih besar yang banyak digunakan untuk aplikasi penalaan dan pesawat-pesawat penerima radio, memanfaatkan udara sebagai lapisan isolatornya.
.lapisan film plastic digunakan sebagai isolator pada kapasitor-kapisitor trimmer berukuran kecil. Beberapa kapasitor trimmer memiliki sebuah sekrup yang dapat diputar-putar untuk mengencangkan atau merenggangkan jepitan antara pelat-pelat dan lapisan filmnya, sehingga menyebabkan beruahnya kapasitansi. Dalam rangkaian listrik kapasitor dapat melakukan berbagai fungsi, misalnya kopling kapasitif, pemisahan tegangan bolak-balik dan tegangan searah, filtering (penapisan) dan penyimpanan energy. Kapasitor melewatkan arus bolak-balik tetapi menahan arus searah sehingga ia dapat mengkopel arus bolak-balik antara satu bagian rangkaian dengan bagian lainnya sementara arus searah dikedua bagian tersebut dipisahkan.
Nilai kapasitor juga dapat dipilih sedemikian rupa guna memilih frekuensi yang berbeda.
B. Kapasitor-Kapasitor elektrolisis
Kapasitor-kapasitor ini digunakan untuk menyimpan muatan listrik dalam jumlah besar. Kapasitansi dari jenis ini pada umumnya adalah 1 Mf atau lebih dan dapat mencapai hingga 10.000 mF. Dua jenis kapasitor elektrolisis yang paling sering digunakan adalah jenis elektrolisis aluminium dan kapasitor butir tantalum.
Kapasitor-kapasitor elektrolisis dapat menyimpan muatan listrik dalam jumlah besar
selama berjam-jam. Ketika membuat dan menguji sebuah rangkaian listrik, ada resiko bahwa anda menderita sengatan listrik apabila anda menyentuh kawat-kawat terminal kapasitor sebelum komponen ini benar-benar telah mengosongkan muatannya. Ketika menyimpan sebuah kapasitor elektrolisisberukuran besar, pilihlah kedua kaki terminalnya menjadi satu sehingga kapasitor tidak dapat mengisi kembali muatannya.
Kapasitor-kapasitor elektrolisis dikatakan terpolarisasi yang berarti bahwa kapasitor- kapasitor jenis ini memiliki terminal positif dan terminal negative. Kedua terminal ini harus disambungkan dengan polaritas yang benar. Apabila sebuah kapasitor elektrolisis aluminium disambungkan dengan polaritas yang keliru, akan terbentuk gas didalamnya dan hal ini dapat mengakibatkan kapasitor meledak. Kapasitor butir tantalum dapat rusak hanya dalam beberapa detik karena kesalahan polaritas sambungan. Bahan isolator diantara kedua plat kapasitor elektrolisis tidak sekuat bahan isolator pada jenis-jenis kapasitor lainnya. Dapat terjadi kebocoran arus sebesar beberapa mikroamp diantara kedua plat kapasitor.
Kapasitor-kapasitor elektrolisis tmemiliki nilai toleransi yang cukup tinggi atau bakan lebih besar lagi, kapasitor-kapasitor dari jenis ini tidak dapat digunakan pada rangkaian-rangkaian tapis presisi-tinggi atau rangkaian-rangkaian timer (pewaktu). Kapasitor-kapasitor dari tipe butir tantalum dibuat dengan nilai-nilai kapasintasi yang lebih rendah dibandingkan dengan tipe elektrolosis aluminium.
Akan tetapi, jenis ini pada umumnya memiliki ukuran yang lebih kecil sehingga sangat berguna dalam aplikasi-aplikasi yang melibatkan keterbatasan ruang.
2.8 Resistor
Rangkaian pemores energy maupun pemroses sinyal memerlukan resistor yang sedapat mungkin bersifat ohmic. Gejala-gejala adanya induktansi maupu kapasitansi pada piranti ini harus diusahakan sekecil mungkin. Resistor juga harus mempunyai koefisien temperature yang rendah agar dalam operasinya perubahan nilai resistansi sebagai akibat kenaikan temperature masih dalam batas-batas yang dapat diterima.
Nilai resistansi yang diperlukan dalam rangkaian bisa tinggi bahkan sangat tinggi, terutama dalam rangkaian elektronika,antara 103 sampai 108Ω. Sementara itu material yang sesuai untuk membangun resistor mempunyai resistivitas ρ kurang dari 106.
Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm. Nilai Resistor biasanya diwakili dengan kode angka ataupun gelang warna yang terdapat di badan resistor. Hambatan resistor sering disebut juga dengan resistansi atau resistance. Jenis-jenis resistor di antaranya adalah Resistor yang nilainya tetap.
Resistor yang nilainya dapat diatur, resistor Jenis ini sering disebut juga dengan
variable resistor ataupun potensiometer. Resistor yang nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya, resistor jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor. Resistor yang nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu, resistor jenis ini disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient).
Fungsi Resistor yaitu Fungsi resistor membatasi arus listrik yang mengalir.
Untuk aplikasi DC yang membutuhkan keakuratan yang sangat tinggi. Contoh aplikasi penggunaan resistor ini adalah DC Measuring equipment, dan reference gulators untuk voltage regulator dan decoding Network. Fungsi resistor sebagai standart didalam verifikasi keakuratan dari suatu alat ukur resistive. Resistor untuk pengatur tegangan output pada power supplay.Resistor untuk aplikasi power karena membutuhkan frekuensi respon yang baik, daya yang tinggi dan nilai yang lebih besar daripada power wirewound resistor.Resistor sebagai pembagi tegangan.
Gambar 2.6 Resistor 2.9 LCD ( Liquid Crystal Display)
LCD adalah singkatan dari kata liquid crystal display yaitu panel penampil yang dibuat dari bahan Kristal cair. Kristal dengan sifat-sifat khusus yang menampilkan warna lengkap yang berasal dari efek pantulan/transmisi cahaya dengan panjang gelombang pada sudut lihat tertentu, merupakan salah satu rekayan penting yang menunjang kebutuhan akan peralatan elektronik serba tipis dan ringan. Material LCD (Liquid Cristal Display) LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang.
LCD ( Display Kristal Cair ) membuat kebanyakan display telah diintegerasikan setiap hari mulai dari komiditi jam tangan yang berukuran kecil sampai PDA dan TV, yang berukuran besar. Alasan kenapa LCD secara luas digunakan adalah bahwa display adalah tipis dan mempunyai komsumsi daya rendah, efek elektro optic adalah sederhana dan mudah dipahami baik.
2.10 Kristal
kristal atau xtal adalah komponen yang berfungsi resonator. Komponen yang satu ini berfungsi membangkitkan frekuensi dengan bilangan yang stabil (tetap). Kristal biasa digunakan pada rangkaian-rangkaian elektronika seperti radio pemancar, tranciver, walky talky, radio citizen band, dan lain-lain.
2.11 DF Player Mini
DF adalah module audio sederhana yang berfungsi untuk transmisikan file audio dari SD card ke mikrokontroller Arduino DF Player. Modul ini juga dapat dikombinasikan dengan Arduino atau pun Mikrokontroler dengan Kemampuan Receiver ( Rx) dan Transmitter (Tx). Modul yang cukup sempurna yang terintegerasi modul; decording yang mendukung format audio yang umum seperti MP3, Wav, dan WMA Kartu TF dengan system File FAT 16 dan FAT 32.
2.12 LM7805
Voltage Regulator atau Pengatur Tegangan adalah salah satu rangkaian yang sering dipakai dalam peralatan Elektronika. Fungsi Voltage Regulator adalah untuk mempertahankan atau memastikan Tegangan pada level tertentu secara otomatis.
Artinya, Tegangan Output (Keluaran) DC pada Voltage Regulator tidak dipengaruhi oleh perubahan Tegangan Input (Masukan), Beban pada Output dan juga Suhu.
Tegangan Stabil yang bebas dari segala gangguan seperti noise ataupun fluktuasi (naik turun) sangat dibutuhkan untuk mengoperasikan peralatan Elektronika terutama pada peralatan elektronika yang sifatnya digital seperti Mikro Controller ataupun Mikro Prosesor.Rangkaian Voltage Regulator ini banyak ditemukan pad Adaptor yang bertugas untuk memberikn tegangan DC untuk laptop, Handphone, Konsol Game dan lain sebagainya. Pada peralatan Elektronika yang Power Supply atau Catu dayanya diintegrasi ke dalam unitnya seperti TV,DVD Player dan Komputer Desktop, Rangkaian Voltage Regulator ( Pengatur Tegangan ) memberikan tegangan yang stabil dan fluktasi pada rangkaian.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Diagram Blok
Gambar 3.1 Diagram Blok
Transmitter pada Sensor HCSR-04 memantulkan gelombang suara sebesar 40 Hz ke medium. Setelah gelombang mengenai medium gelombang kembali ke receiver pada sensor HC-SR 04 data masuk ke dalam mikrokontroler atmega 328 . Mikrokontroler memproses data dan hasilnya di tampilkan melalui LCD ( liquid Cristal Display ) dan DF MP3 mengeluarkan hasil pengukuran.
3.2 Komponen-komponen yang digunakan
1. Sensor Ultrasonik HCSR-04 Berfungsi sebagai pemancar sinyal gelombang ultrasonic dan mengukur tinggi badan
2. DF Module berfungsi sebagai Transmisi File audio dari SD CARD 3. LCD Berfungsi sebagai penampil hasil pengukuran
4. ATmega 328 sebagai tempat penyimpan program 5. Crystal 16 mhz sebagai pembangkit suara agar stabil.
6. LM7805 sebagai Pengatur Tegangan pada rangkaian 7. SD Card sebagai penyimpan Audio
3.3 Gambar Rangkaian
Gambar 3.2 Gambar rangkaian alat
3.3 Flow chart
Gambar 3.3 Flow chart alat
Keterangan Flow Chart
1. Start : Awal Proses Pengerjaan Alat
2. Inisialisasi : Pemoresan atau pengelohan data dilakukan mikrokontroler 3. Proses penginputan data yang dilakukan oleh Sensor Ultrasonik
4. Proses pengambilan Keputusan 5. Pemrosesan data kembali dilakukan
6. Keluaran/Ouput hasil pemoresan kelar melalui Suara 7. Selesai
BAB IV
ANALISA RANGKAIAN
4.1 Program Rangkaian const int trigPin = A4;
const int echoPin = A5;
long duration;
int distance;
const int numReadings1 = 10;
float readings1[numReadings1];
int readIndex1 = 0;
float total1 = 0;
float average1 = 0;
#include <SoftwareSerial.h>
#include <DFPlayer_Mini_Mp3.h>
unsigned long previousMillis = 0;
const long interval = 5000;
SoftwareSerial mySerial(11,12); // RX, TX
#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(8, 6, 5, 4, 3, 2); // LCD arduino library void setup() {
lcd.begin(16, 2);
pinMode(trigPin, OUTPUT);
pinMode(echoPin, INPUT);
mySerial.begin (9600);
Serial.begin (9600);
mp3_set_serial (mySerial); //set softwareSerial for DFPlayer-mini mp3 module delay(5); //wait 1ms for mp3 module to set volume
mp3_set_volume (30);
delay(500);
//mp3_play(4);
//delay(500);
//mp3_play(12);
//delay(500);
//mp3_play(2);
}
void loop() {
digitalWrite(trigPin, LOW);
delayMicroseconds(2);
digitalWrite(trigPin, HIGH);
delayMicroseconds(10);
digitalWrite(trigPin, LOW);
duration = pulseIn(echoPin, HIGH);
distance=(duration*0.034/2)*1.03825136;
distance=195 - distance;
if (distance <= 10){
distance = 0;
}
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print(" Tinggi Badan ");
lcd.setCursor(5, 1);
lcd.print(distance);
lcd.print(" cm");
delay(2000);
Serial.println(distance%10);
if (distance > 50){
unsigned long currentMillis = millis();
if (currentMillis - previousMillis >= interval) { previousMillis = currentMillis;
mp3_play(distance);
delay(1000);
} } }
4.2 Cara Kerja Alat
Gambar 4.1 Alar Ukur Tinggi Badan dengan Output DF MP3 Module
Gambar 4.2 Alar Ukur Tinggi Badan dengan Sensor HCSR-04
Cara kerja alat sensor HCSR-04 akan memancarkan gelombang ultrasonic saat gelombang ultrasonic mengenai objek maka gelombang ultrasonik maka akan masuk kedalam mikrokontroler dan diproses setelah diproses hasil pengukuran akan ditampilkan di LCD dan DF Player Modul.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan Project 2
1. Sensor ultrasonic adalah alat eltronika yang kemampuannya bisa mengubah yang bisa mengubah energy listrik menjadi mekanik yang terdiri transmitter dan receiver yang terdapat pada sensor
2. Cara kerja sensor dari HC-SR O4 dengan poses pemantulan yang dikeluarkan dari sensor transmiter sensor saat gelombang bunyi yang dipancarkan mengenai objek maka gelombang kembali dipantulkan dan ditangkap oleh receiver sebagai penerima gelombang dan diproses dengan menggunakan rumus S = 340.t\2 maka hasil akan ditampilkan di LCD dan DF MP3 PLAYER akan menghasilkan suara.
3. Mikrokontroler atmega 328 yaitu sebuah chip yang digunakan sebagai alat menyimpan program yang merupakan keluarga mikrokontroler AVR
4. Komponen- Komponen yang digunakan Sensor Ultrasonik, DF MP3 Module,SD Card, LCD, Mikrokontroler Atmega 328. Crystal 16 Mhz , LM7805.
5.2 Saran
1. Sebaiknya laporan Project Akhir 2 lebih baik lagi 2. Sebaiknya laporan dibuat lebih baik lagi
3. Sebaiknya lebih menguasai alat Project 2
DAFTAR PUSTAKA
Prawiroredjo, K. dan Asteria, N. 2008. Detektor jarak dengan sensor Ultrasonik berbasis Mikrokontroler, JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008,
Halaman 41-52, ISSN 1412-0372.
Prihono, Dkk. 2009. Jago Elektronika Secara Otodidak. Jakarta : Kawan Pustaka.
Salam, A.E.U. dan Yohannes, C. 2011. Pengukur Tinggi Badan Dengan Detektor Ultrasonik, Prosiding 2011. Jakarta : Kawan Pustaka
Setiawan, E. 2009. Alat Ukur Tinggi Badan Digital Menggunakan Ultrasonic Berbasis Mikrokontroler ATMega 16 Dengan Tampilan LCD, Jurnal Emitor, Vol. XI, No. 2, ISSN 1411-8890.
Sudirham, S. 2002. Analisis Rangkaian Listrik.Jakarta:Erlangga
Tokheim, L.R. 1994. Digital Electronic Fouth Edition. McGRAW-HILL, Inc.
http://eprints.polsri.ac.id/210/7/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf https://fun-elektro.blogspot.com/2016/06/pengertian-macam-fungsi- mikrokontroler.html
https://www.nyebarilmu.com/tutorial-arduino-mengakses-sensor-ultrasonic-hc-sr04/
,- . % / %
0 %0 %/ 12
3 / % -, %% 4
!"" 5" !6% 7%/ 12 !"" 5" !
00 89%/ 12 !"" 5" !
XIAMEN AMOTEC DISPLAY CO.,LTD
"" 8) ! !""
!"# $%"
) : $
; ) ) * ) < ) $
/ 8 =
# '
1 )> '
0 ) *
?
8* ) ) ) )
% ) ) ) ) )
' ) ) @
, ) ) * 5!
/ * + ) ) ) 5!
) ) * 5$
A + * ) < ) 5= !5
"$!&'"(
5 # B )
! 5 ) ) C! * +
$ = ;0. < )
= 1 ) 3 @" E F 4
/ * + ; : 1 )> ' 9
86 *
!)*" ' F
2 B - - + 1 ' F
+", -+'".!+/0 8G) )> 5! 8G) )>
"$' /1$'+2"' < ) F < ) F F
D%/ %D , 0 B $ $9 , *
$.31+%4! )*"
D %# 0 B "9 , *
$.31+%4! /1/' H 1 2 B -
"#*"'$!&'" $0%" H * H
!/ .+'.&+! 1 1
/&.4 (.'""0 H H
/0! !)*" % ' * % ' % * % '
; & " " 3D4C$ " 3H4C ; #5$ 364
9 B ' = 3D4C5 = 3H4
) & $ "" 3D4C !$ 3H4
) * ) $ 5 3D4C @ 3H4
H ' ** #
&!1+0" -+#"0(+/0
!"" "5 "
$ 9 B ' / ) 8I) )>
/1$
/1/1 55 /1=
5"
5$5!
/1!
5 5
/1@
5=
D%/D%/
%/1"
@ /15 9//9
JH 9"
,- D 5
$=
! 0,
D
/ %
%9 /% ,0 ,8
D%
K " !
-% % D 8D
/ %
00 89 D
$ 5 !
1
/
1
/
=
/ H 8
/H
;
5$
. , 5 !
= ,/% 17D
H, 68. 17D 2 17D
/;5 "!7 H 1 J$ $9
5 / * + J ' F J F
! / F ' / + 5J5 M 5J 1 M 9D / $ "9
= 1 )> ' D%/ ' 3H 4 8* ' * "N )O "N
' * 5"N )O "N / F @" 9// $ $ 9
XIAMEN AMOTEC DISPLAY CO.,LTD
5 6(/1&!" #$7+#&# '$!+0%(
!"# )#6/1 !$0-$'- 0+!
0 B F ' 9// 9 " @ "
, * F ' 9, 9 9// 9
8* ' * ' 980 " "
' * ' 9 5" " k
8 1/.3 -+$%'$#
0!"'9$." *+0 -"(.'+*!+/0
+0 0/ )#6/1 7!"'0$1
./00".!+/0 &0.!+/0
5 9 ' ' < D ;
! 9// 0 B ** + < ' ) < D ;
$ 9"
0 B ** +
?
= ;0. ' ) '
JH ;0. JB ) '
% ;0. 8* 3 JB 4 '
@O5" /1"O/1$ ;0. B )
. < < B ;0. D ;
< ' = *
55O5= /1=O/1@ ;0. ' )
. < < B ;0.
5 D%/ 0 B ** + < 17D
5 D%/
D%/ 17D * B
** + 0 B ** + < 17D
9D/
9D/
9//O9" D / / F ' F ' 9 5">O!">
: *!+.$1 .4$'$.!"'+(!+.(
©! ©5
5! ""
""
$ ""
""
¶!
¶5
+* * + 3 P! M 9//P$ $94
!"# )#6/1 /0-+!+/0 +0 )* $7 0+!
5 !"
! ="
5 $
9 B ' '
!
$
$
'
5"
* 3 4 !"" ! "
* 3< 4 $"" $ "
; 1".!'+.$1 .4$'$.!"'+(!+.(
/ ) ) )
$'$#"!"' )#6/1 /0-+!+/0( +0 )* $7 0+!
** + F ' < D / 9// 9" P! $ "
, * F ' 9// $ 5 $ $ $
9
** + ) ,// P! M 9//P$ $9 5 !
, * > ' ) ,D7- 5 "
Q6R F * F ' 9,6 ! ! 9//
QDR F * F ' 9,D B ) F " "
Q6R F * F ' 986 D86P " ! ! =
QDR F * F ' 98D D86P5 " =
1 )> ' ** + F ' 9 $ "
9
1 )> ' ** + ) ,D%/ 9D%/P$ $ 9 P! 5
+#+0% 4$'$.!"'+(!+.(
H )+) 3 P! M 9//P$ $94
$'$#"!"' )#6/1 "(! *+0 +0 )* $7 0+!
% )+) ) ""
% * B B $""
% J< M <
%
!
S JH * 5 5""
S JH
5
S JH
S JH 5"
* + ! "
! /1"O/1@
5"
'+!" #/-" !+#+0% -+$%'$#
)
! !
9 D,/ / 9,D5
9,65
9,D5 9,65 9,65
B 5
9,D5 9,D5
9,D5 9,65
5
9,65 9,D5
9,D5
<
5
9,D5
)+) 3 P! M 9//P$ $94
$'$#"!"' )#6/1 "(! *+0 +0 )* $7 0+!
% )+) ) ""
% * B B $""
% J< M <
%
!
S JH * 5""
S JH S JH
S JH 5"
* + " "
/1"O/1@
!"
"$- #/-" !+#+0% -+$%'$#
)
9 D,/ / 9,D5
9,65
9,D5 9,65
B
9,65 9,D5 9,D5
9,D5 9,65
9,D5 9,65
9,D5
<
9,D5