• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERIKSAAN ANGKA LEMPENG TOTAL MINUMAN ES THAI TEA DI JALAN DR. MANSYUR MEDAN TUGAS AKHIR. Oleh: TINEKE PUTERI CHANTIKA BR. SITEPU NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMERIKSAAN ANGKA LEMPENG TOTAL MINUMAN ES THAI TEA DI JALAN DR. MANSYUR MEDAN TUGAS AKHIR. Oleh: TINEKE PUTERI CHANTIKA BR. SITEPU NIM"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERIKSAAN ANGKA LEMPENG TOTAL MINUMAN ES THAI TEA DI JALAN DR. MANSYUR MEDAN

TUGAS AKHIR

Oleh:

TINEKE PUTERI CHANTIKA BR. SITEPU NIM 182410050

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul

“Pemeriksaan Angka Lempeng Total Minuman Es Thai Tea di Jalan Dr. Mansyur Medan”.

Tujuan dilakukannya penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Selama menyusun tugas akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Khairunnisa,S.Si., M.Pharm., Ph.D.,Apt ., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Popi Patilaya, S.Si., M.Sc.,Apt., selaku Ketua Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Dosen Pembimbing sekaligus Dosen Akademik. Terimakasih yang telah banyak meluangkan waktu dalam meberikan arahan,bimbingan dan nasehat selama perkuliahan hingga Tugas Akhir ini selesai.

3. Ibu Nur Aira Juwita, S. Farm., M.Si., Apt. selaku Dosen Penguji saya yang berkenan meluangkan waktu untuk menguji saya dan telah memberi saran dalam Tugas Akhir saya.

4. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Farmasi Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan yang berupaya mendukung kemajuan mahasiswa.

(4)

iv

(adik) yang senantiasa menopang dalam doa, memberi semangat dan motivasi serta mendukung penulis dalam keadaan apapun.

6. Teman-teman mahasiswa DIII Analis Farmasi dan Makanan angkatan 2018.

Tekhusus sahabat-sahabat seperjuangan yang sangat luar biasa, yaitu: Nadia Utami, Elvani Novinta dan Yasmin Dayanti terima kasih buat persahabatan yang terjalin selama ini dan terima kasih buat segala bantuan dan semangat yang diberikan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini maupun dalam kuliah selama ini.

7. Terkasih kepada Virgi Yaman Avriansyah, terimakasih sudah memberi doa, dukungan serta bersedia untuk membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Sahabat SMA saya yaitu Liza Nurhaliza dan Boby Andrean terimakasih sudah memberi dukungan dan menghibur selama ini.

9. Last but not least, I wanna thank me, I wanna thank me for believing in me, I wanna thank me for doing all this hard work, I wanna thank me for having no days off, I wanna thank me for never quitting for just being me at all times.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini kurang dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan demi penyempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Medan, 2021 Penulis,

Tineke Puteri Chantika Br. Sitepu NIM 182410050

(5)

Pemeriksaan Angka Lempeng Total Minuman Es Thai Tea di Jalan Dr.

Mansyur Medan

ABSTRAK

Latar Belakang : Thai tea atau teh Thailand adalah salah satu jenis minuman teh olahan yang berbahan dasar olahan teh hitam, susu kental manis, gula pasir, creamer dan es batu yang kini banyak digemari masyarakat. Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikrob yang ada pada sampel. Dikenal dengan Angka Lempeng Total (ALT). Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT aerob mesofil.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Angka Lempeng Total bakteri aerob mesofil pada minuman es thai tea di jalan Dr. Mansyur.

Metode: Pengujian Angka Lempeng Total pada sampel minuman es thai tea dilakukan sesuai dengan ketetapan yang tercantum dalam SNI-19-2897-1992 dengan metode hitungan cawan menggunakan media PCA (Plate Count Agar).

Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa angka lempeng total pada minuman es thai tea pada sampel 1 yaitu 2,1 x 10⁴ koloni/ml. Sedangkan pada sampel 2 yaitu 2,4 x 10³ koloni/ml.

Kesimpulan: Angka lempeng total pada minuman es thai tea memenuhi syarat mutu peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) No.13 tahun 2019.

Kata kunci: Thai tea, Angka Lempeng Total, aerob mesofil

(6)

vi DAFTAR ISI

PENGESAHAN TUGAS AKHIR ... i

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 3

1.3. Manfaat ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Teh... 4

2.3. Thai Tea ... 6

2.4 Mikrobiologi Pangan ... 7

2.5. Bakteri... 9

2.6 Angka Lempeng Total (ALT) ... 10

2.6.1 Teknik Angka Lempeng Total (ALT)... 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 15

3.1 Tempat dan Waktu Percobaan ... 15

3.2 Alat ... 15

3.3 Sampel ... 15

3.4 Bahan ... 15

3.5 Prosedur Kerja... 16

3.5.1 Sterilisasi Alat ... 16

3.5.2 Pembuatan Media ... 16

3.5.3 Cara Kerja Uji Angka Lempeng Total ... 16

3.6 Cara Menghitung dan Menyatakan Hasil ... 17

(7)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19

4.1 Hasil Pengujian Angka Lempeng Total(ALT) ... 19

4.2. Pembahasan ... 20

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 22

5.1 Kesimpulan ... 22

5.2 Saran ... 22

DAFTAR PUSTAKA... 23

LAMPIRAN ... 25

(8)

viii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1 Hasil Pengujian dari Minuman Es thai tea ... 19

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran Alat ... 25

2. Lampiran Sampel dan Bahan ... 26

3. Lampiran Hasil Angka Lempeng Total (ALT) ... 27

4. Lampiran Perhitungan ...30

5. Lampiran Syarat mutu ...32

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris dengan hamparan lahan yang luas, keragaman hayati yang melimpah, serta kondisi alam dan iklim yang mendukung. Kondisi iklim di Indonesia dengan iklim tropisnya sangat mendukung bagi petani untuk bisa menanam sepanjang tahun karena ketersediaan sinar matahari sepanjang tahun. Ditambah lagi dengan struktur tanah yang ada memungkinkan bagi petani untuk menanam segala jenis tumbuhan.

Salah satu komoditas pertanian di Indonesia yang banyak ditemukan dan berkembang cukup pesat yaitu teh (Camellia sinensis) (Fajar, 2018).

Masyarakat pada era global memiliki tingkat aktivitas tinggi yang menyeba bkan mereka memilih gaya hidup serba praktis dan mudah. Didukung oleh kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, kepraktisan dalam memenuhi kehidupan hidup pun tercapai, salah satunya adalah pemilihan makanan dan minuman olahan yang mudah didapatkan. Begitu pula dengan pola konsumsi teh. Sekarang ini banyak sekali kita jumpai industri pengelohan teh dengan menghasilkan berbagai banyak sekali kita jumpai industri pengolahan teh dengan berbagai macam produk akhir seperti halnya teh kering (seduh), teh hitam celup, teh dalam botol, dan bahkan minuman olahan teh yang mana kesemuanya dapat memberikan kemudahan bagi kita untuk mengkonsumsi teh secara praktis (Galih, 2018).

Pada saat ini telah viral dikalangan anak muda tentang minuman kekinian seperti

“Thai tea”. Thai tea merupakan minuman khas dari Thailand, minuman varian ini sudah mendunia dan banyak peminatnya di Indonesia. Thai tea merupakan campuran susu kental dan gula sebelum dituangkan di atas es dengan kemudian diatasnya baru diletakkan susu hingga menguap (Galih, 2018).

(11)

Keamanan makanan dan minuman merupakan kebutuhan masyarakat, karena makanan dan minuman yang aman akan melindungi dan mencegah terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. Pengolahan makanan dan minuman yang baik dan benar akan menghasilkan makanan dan minuman yang bersih,sehat,aman dan bermanfaat serta tahan lama (Depkes RI, 2004).

Minuman teh seduhan dapat mengalami kerusakan secara mikrobiologi sepertinya layaknya pada makanan dan minuman lainnya melalui berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain kontaminasi bahan-bahan dasar pembuatan minuman teh seduhan oleh bakteri, alat-alat pembuatan minuman dapat menjadi salah satu faktor terjadinya keracunan minuman. Hal ini disebabkan tersedianya nutrisi dalam bahan pembuatan minuman diperlukan oleh mikroba untuk pertumbuhan dan aktivis hidup (Buckle, 2009).

Jumlah mikroba terlalu tinggi dapat mengubah organoleptik, mengakibatkan perubahan nutrisi dan nilai gizi atau bahkan merusak makanan. Bahkan bila mikroba pathogen, besar kemungkinan akan berbahaya bagi yang mengkonsumsinya. Bakteri aerob mesofil dianggap sebagai mikroba indikator, meskipun sebenarnya kurang akurat dibandingkan dengan indikator (Sopandi dan Wardah, 2013).

Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikrob yang ada pada sampel,umumnya mengetahui jumlah mikroba yang ada pada suatu sampel,umumnya dikenal dengan Angka Lempeng Total (ALT). Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT aerob mesofil menggunakan media dapat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamat secara visual dan dihitung,interpretasi hasil berupa angka dalam koloni (cfu) per ml/g atau koloni/100 ml. Cara yang digunakan antara lain dengan cara tuang, cara tetes, dan cara sebar (BPOM, 2008).

(12)

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk menguji adanya cemaran mikroba pada minuman es thai tea dengan pengujian Angka Lempeng Total (ALT) yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) No.13 Tahun 2019.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pengujian angka lempeng total pada minuman es thai tea untuk menghetahui jumlah cemaran mikroba dengan pengujian angka lempeng total yang terdapat dalam minuman es thai tea apakah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) No.13 Tahun 2019.

1.3. Manfaat

Dari hasil pengujian angka lempeng total pada minuman es thai tea dapat memberikan informasi kepada konsumen apakah memenuhi syarat sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) No.13 Tahun 2019.

(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teh

Tanaman teh (Camellia sinensis) adalah spesies tanaman yang daun dan pucuknya digunakan untuk membuat teh. Tumbuhan ini termasuk ke dalam family Theacea. Ada 3 jenis teh yang umum dikenal, yaitu green (hijau), hitam dan olong. Teh putih, teh hijau, olong dan teh hitam semuanya didapat dair spesies ini (Camellia sinensis), tetapi diproses secara berbeda untuk memperoleh tingkat oksidasi yang berbeda.

Dalam bahasa Latin, sinensis berarti Cina, sedangkan camellia diambil dari nama Latin Pendeta George Kamel,S.J yang hidup pada tahun 1661-1706. Kamel adalah seorang pendeta kelahiran Ceko yang menjadi seorang pakar botani dan misionaris. Meskipun Kamel tidak menemukan maupun menamai tumbuhan ini namun Carolus Linnaeus, pencipta sistem taksonomi yang masih dipakai hingga sekarang, memilih Namanya sebagai penghargaan atas kontribusi Kamel terhadap sains. Nama lama untuk tumbuhan teh ini adalah Thea bohea, Thea sinensis, dan Thea viridis.

Tanaman ini mulanya merupakan tanaman Asia Timur yang tumbuh sebagai batang rimbun. Saat ini tanaman tersebut telah ditemukan di seluruh bagian Asia, Timur Tengah, dan sebagian Afrika. Bukti-bukti arkeologis menunjukkan bahwa manusia telah menggunakan rebusan daun teh sejak ribuan tahun yang lalu. Teh saat ini merupakan minuman terbanyak sesudah air putih dan penelitiannya menunjukkan bahwa teh mempunyai efek menguntungkan dalam kesehatan (Agoes, 2010).

(14)

Teh adalah tumbuhan yang selalu sepanjang musim artinya tidak pernah mengugurkan daun-daunnya. Daun yang tersusun selang-seling dan tulang daun yang longitudinal, memiliki ujung runcing dan bergerigi halus. Bunganya putih dan memiliki lima kelopak bunga dengan aroma yang menyegarkan. Buahnya berbentuk segitiga dan berkayu.

Teh bisa tumbuh dengan baik di daerah hutan tropis atau subtropis dan berada di ketinggian 2.100 meter daripermukaan laut. Semakin tinggi daerahnya semakin kecil rimbunan pohon teh dan konsekuensinya semakin kecil hasil panennya (Anggarningrum, 2009).

Teh mempunyai senyawa secara alami yang sangat menentukan ketajaman rasa dan aroma, senyawa itu adalah polifenol. Polifenol juga mempunyai potensi sebagai antioksidan yang kuat. Kandungan polifenol dalam daun teh berkisar 25-35% berat kering. Tinggi rendahnya kandungan kimia dalam teh tergantung dari jenis klon, musim, kesuburan tanah, perlakuan kultus jenis, umur daun, intensitas sinar matahari dan faktor-faktor lain. Katekhin merupakan senyawa paling berperan dalam kesehatan baik pada teh hitam, teh hijau, teh olong..

Sebagian besar daun yang diinginkan untuk dibuat teh adalah daun paling muda yang mempunyai kafein. Peningkatan konsumen teh disebabkan karena teh mempunyai kandungan kaffein yang lebih rendah dari pada kaffein kopi. Namun demikian teh mempunyai kelemahan yaitu didalamnya terkandung senyawa methylxantine. Teh selain mengandung kafein juga mengandung tannin dan minyak essensial. Kafein mempunyai sifat sebagai perangsang, sedangkan tannin memberikan badan segar dan minyak essensial akan memberikan aroma dan flavor. Kadang-kadang teh diseduh dan kemudian diuapkan untuk mendapatkan teh kering yang kemudian dibuat teh instan (Hendastry, 2013).

(15)

Kandungan flavonoid dalam teh merupakan antioksidan yang bersifat antikarsinogenik, kariostatik,serta hipokolesterolemik. Zat flavonoid yang ada dalamteh, memang berfungsi sebagai penangkal radikal bebas yang mengacukan keseimbangan tubuh dan salah satu pemicu kanker. Selain itu kehadiran polifenol, tehofilin, dan senyawa lainnya di daun teh membantu menghambat perkembangan virus ataupun kelainan yang dapat menimbulkan kanker (Maulana, 2016).

2.3. Thai Tea

Pada awalnya teh terbilang sulit ditemukan di Thailand namun setelah tumbuhan teh masuk sekitar tahun 1970-1980 industri teh mulai bermunculan. Bibit tanaman teh diperoleh dari China untuk mengganti tanaman opium/ganja yang sebelumnya banyak ditanam oleh masyarakat Thailand. Teh tersebut bernama cha yen yang meruapakan teh hitam atau black tea. Karena harganya yang sangat mahal, cha yen kemudian digantikan dengan seduhan teh Ceylon, teh hitam beraroma sangat pekat yang berasal dari Sri Lanka. Pemilihan teh tidak dilakukan secara sangat kuat. Maka dari itu, Ceylon yang terpilih sebagai pengganti cha yen.

Selain menyegarkan ternyata thai tea bermanfaat sebagai antioxidant karena teh hitam memiliki kandungan vitamin Cdan E (Kurniawati, 2018).

Thai tea atau teh Thailand adalah salah satu jenis minuman teh olahan yang berbahan dasar olahan teh hitam, susu kental manis, gula pasir, creamer dan es batu yang kini banyak digemari masyarakat. Tingkat kebutuhan konsumen terhadap minuman olahan thai tea yang bertambah membuat banyak para pedagang mulai mengikuti permintaan pasar dengan menjual minuman olahan thai tea yang serupa dengan brand minuman thai tea yang sudah

(16)

besar adalah Dum-dum, Tuk-tuk Cha, Cha Yen Thai, dan Kao Thai yang tersebar di Indonesia.

Kegemaran dalam mengkonsumsi minuman bercitrarasa teh dan manis ini semakin meningkat setiap harinya, membuat pertumbuhan pedagang kecil yang menjual minuman thai tea dengan harga berkali-kali lipat lebih murah semakin banyak, sehingga membuat minuman teh olahan Thai tea bisa dengan mudah didapatkan dimana saja.

Karakteristik minuman Thai tea yang biasanya ditemukanadalah bercitarasa te hitam dan manis dengan tambahan susu dan gula, juga berwarna oranye yang menjadi dayatarik konsumen untuk membelinya. Warna oranye yang terdapat dalam produk minuman teh dari negara-negara di Asia Tenggara. Rempah-rempah yang digunakan thai tea adalah cengkih, bunga pekak,biji assam,kapulga dan orange blossom. Pertumbuhan pedagang kecilminuman olahan thai tea dengan harga relative murah ini membuat para pedagang menggunakan alternative lainnya yaitu penggunaan bahan tamban makanan pangan pewarna yang bisa mengurangi biaya produksi dan memperbaiki warna minuman thai tea menjadi menarik (Galih, 2018).

Kini minuman bercitrarasa manis ini makin populer dan banyak dijual. Thai tea disajikan dingin ataupun panas. Di restoran Thailand, umumnya teh digunakan dalam gelas kaca tinggi. Sementara di penjual kaki lima, teh ditempatkan dalam gelas plastik tinggi.

Kemudian ada kantung plastik dengan pegangan untuk membawanya. Mengikuti konsep aslinya. Thai tea dijual dalam gelas tinggi lengkap dengan plastik (Natasya, 2018).

2.4 Mikrobiologi Pangan

Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk hidup yang bersifat mikroskopik yang disebut mikroba atau jasad renik.

(17)

Mikroba atau jasad renik adalah makhluk yang memiliki ukuran sel sangat kecil, dimana setiap selnya hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop.

Dalam teknologi pangan, mikrobiologi merupakan ilmu yang sangat penting, misalnya interaksi antara makanan dan mikroba dapat bersifat menguntungkan dan merugikan manusia. Interaksi mikroba dalam pangan yang bersifat merugikan misalnya menyebabkan kerusakan atau pembusukan, menyebabkan penyakit pada manusia dan penghasil racun/toksin pada produk pangan. Mikroba dalam hubungan dengan kerusakan atau kebusukan pangan, penyakit pada manusia toksin, maka perlu tindakan pencegahan atau pengendalian atau pengawetan pangan yang paling tepat. Di samping itu, mikroba dapat bermanfaat bagi manusia, misalnya fermentasi pangan yang menggunakan mikroba untuk prosesnya, sehingga perlu dioptimalkan interaksinya untuk menghasilkan produk yang baik.

Minuman ringan adalah minuman yang tidak beralkohol, mengandung pemanis, asam,penambah flavor, pewarna, pengemulsi, dan pengawet. Minuman ringan dapat mengandung berbagai jenis mikroorganisme. Mikroorganisme pada minuman ringan, umumnya berasal dari lingkungan dan peralatan pengolahan.

Mikroorganisme masuk ke dalam pangan dari sumber kontaminasi internal dan eksternal. Jumlah dan jenis mikroorganisme kontaminan pangan tergantung pada kondisi produksi, pengolahan, dan penyimpangan pangan.

Kontaminasi ulang pada pangan yang dipanaskan oleh mikroorganisme patogen berkaitan dengan wabah penyakit bawaan pangan. Sanitasi yang tepat pada setiap tahap panen hingga pangan dikonsumsi dapat mereduksi jumlah mikroorganisme sampai pada tingkat yang diinginkan.

(18)

Pertumbuhan mikroba pada pangan dipengaruhi oleh berbagai faktor dan setiap mikroba membutuhkan kondisi pertumbuhan yang berbeda. Pada kondisi yang optimum untuk masing-masing mikroba, bakteri akan tumbuh lebih cepat (Naufalin, 2018).

2.5. Bakteri

Bakteri adalah sel prokariotik yang khas; uniseluler dan tidak mengandung struktur yang terbatasi membrane di dalam sitoplasmanya. Sel-selnya khas, berbentuk bola, batang atau spiral. Bakteri rata-rata berdiameter sekitar 0,5 sampai 1,0 µm, dan panjangnya 1,5 sampai 2,5 µm. Cara reproduksi terutama dengan pembelahan biner sederhana, yakni suatu proses reproduksi aseksual. Beberapa dapat sumber air panas yang suhunya 0℃, ada yang tumbuh dengan baik pad sumber air panas yang suhunya 90℃ atau lebih. Kebanyakan tumbuh pada berbagai suhu diantara kedua ekstrim ini.

Bakteri menimbulkan pada berbagai perubahan kimiawi pada substansi yang ditumbuhinya; mereka mampu menghancurkan banyak zat. Organisme amat penting untuk memelihara lingkungan kita, yakni dengan menghancurkan bahan yang tertumpuk atau dalam daratan atau lautan. Beberapa macam menimbulkan penyakit pada binatang termasuk manusia, tumbuhan, dan porista lainnya. Mikroorganisme ini sangat luas penyebarannya dalam dan pada permukaan bumi, di atmosfir dan di lingkungan kita sehari-hari (Waluyo, 2007).

Adanya bakteri dalam bahan pangan dapat mengakibatkan pembusukan yang tidak diinginkan atau menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan atau dapat

(19)

melangsungkan fermentasi yang ditularkan melalui makanan atau dapat melangsungkan fermentasi yang menguntungkan. Penyakit menular yang cukup berbahaya yang disebabkan oleh bakteri yaitu tipes, kolera, disentri, tuberculosis dan poliomolitis dengan mudah disebarkan melalui bahan pangan (Buckle, 1985).

2.6 Angka Lempeng Total (ALT)

Angka Lempeng Total adalah angka yang menunjukkan jumlah bakteri mesofil dalam tiap-tiap 1 ml atau 1 gram sampel makanan yang diperiksa. Prinsip dari ALT adalah menghitung pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah sampel makanan ditanam pada lempeng media yang sesuai dengan cara tuang kemudian dieramkan selama 24-48 jam pada suhu 35-37℃. Uji angka lempeng total merupakan metode umum digunakan untuk menghitung adanya bakteri yang terhadap dalam sediaan yang diperiksa (Sundari dan Fadhliani, 2019).

Media yang digunakan untuk pengujian ALT adalah media Plate Count Agar (PCA).

PCA adalah media yang umumnya digunakan sebagai tempat menumbuhkan mikroba di permukaan sehingga membentuk koloni yang dapat dilihat, dihitung dan di isolasi.

Digunakan pula pereaksi Triphenly Tetrazolium Chloride 0,5 % (Cahya, 2019).

Menurut BPOM 2008, metode kuantitatif dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:

1. Homogennisasi sampel

Sebagai tahap pendahuluan berguna untuk membebaskan sel bakteri yang mungkin terlindung partikel sampel dan untuk memperoleh distribusi bakteri sebaik mungkin.

Homogenisasi dapat dilakukan menggunakan alat seperti stainless steel blender atau

(20)

stomaker. Sedang sampel bentuk cair tidak perlu menggunakan alat, cukup langsung dicampur dengan pengencer dan dikocok sampai homogen.

2. Tahap Pengenceran

Menggunakan larutan pengencer yang berfungsi untuk menggiatkan kembali sel-sel bakteri yang mungkin kehilangan vitalitasnya karena kondisi di dalam sampel yang kurang menguntungkan.pengenceran suspense sampel dilakukan untukmendapatkan koloni yang tumbuh secara terpisah dan dapat dihitung dengan mudah hal ini akan sangat membantu terutama untuk sampel dengan cemaran yang sangat tinggi.

Umumnya pengencer yang digunakan adalah peptone water 0,1% buffer fosfat atau larutan ringers (4 kali kuat) dan peptone 0,1% plus NaCl 0,85%

3. Tahap pencampuran dengan media (padat/cair)

Media padat yang digunakan umumnya adalah Plate Count Agar atau Nutrient Agar(NA) sedangkan untuk inokulasi suspense homogenate sampel ke dalam media, tergantung dengan metodeyang telah dipilih dan kesesuaian dengan sifat sampel dan mikroba yang mungkin ada dalam sampel

4. Tahap Inkubasi

Inkubasi dilakukan pada suhu dan lama yang sesuai dan kondisi dibuat sedemikian rupa disesuaikan dengan sifat mikroba (kondisi aerob atau anaerob)

1. 0-10℃ untuk bakteri Psikotrof dan psikrofil 2. 20-23℃ untuk bakteri Saprophtic mesophiles 3. 35-37℃ atau 45℃ untuk bakteri parasites mesofil 4. 53-63℃ atau lebih tinggi untuk termofilik

5. 30-32℃ ( ISO 4833:1991)

(21)

Menurut Sundari (2019), Keuntungan dari metode pertumbuhan agar atau metode uji Angka Lempeng Total adalah dapat mengetahui jumlah mikroba yang dominan. Keunungan lainnya dapat diketahui adanya mikroba jenis lain yang terdapat dalam sampel. Adapun kelemahan dari metode ini:

1. kemungkinan terjadinya koloni yang berasal dari satu sel mikroba, seperti pada mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok.

2. kemungkinan ini akan memperkecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya.

Kemungkinan ada jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh karena penggunaan jenis media agar, suhu, pH, atau kandungan oksigen selama masa inkubasi.

3. Kemungkinan ada jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di seluruh permukaan media agar sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini akan mengakibatkan mikroba lain tersebut tidak terhitung.

4. Perhitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi mikroba antara 30-300 koloni. Bila jumlah populasi kurang 30 koloni akan menghasilkan penghitungan yang kurang teliti secara statistik, namun bila lebih dari 300 koloni akan menghasilkan hal yang sama karena terjadi persaingan diantara koloni.

2.6.1 Teknik Angka Lempeng Total (ALT)

Metode hitungan cawan dibedakan atas dua cara, yakni : 1. Metode Tuang/Penuangan (Pour Plate)

Pada metode tuang, sejumlah sampel (1 ml atau 0,1 ml) dari pengenceran yang dikehendaki dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian ditambahkan agar-agar cair steril yang telah didinginkan (47-500C) sebanyak 15-20 ml dan digoyangkan

(22)

Pada pemupukan dengan metode permukaan, terlebih dahulu dibuat agar cawan kemudian sebanyak 0,1 ml sampel yang telah diencerkan dipipet pada permukaan agar-agar tersebut. Kemudian diratakan dengan batang gelas melengkung yang steril (Waluyo, 2010).

2. Metode Sebar/Permukaan (Surface /spread plate)

Mengencerkan 3 tabung PCA (Plate Count Agar) dalam air mendidih.

Didinginkan agar dalam penangas air (500C) selama 5-10 menit. Dituang agar ke cawan petri dan dibiarkan membeku (10-15 menit). Tandai cawan dengan kode dan tingkat pengenceran (misal 10-1, 10-2, dst). Membuat pengenceran dari sampel, mulai dari kecil sampai besar. Gunakan alat penyebar untuk meratakan suspensi di atas permukaan lempengen agar. Cawan petri dibalik dan dimasukkan almari pengeram dengan suhu tertentu selama 24-48 jam. Menghitung koloni padacawan yang mempunyai jumlah 30 – 300 koloni. Menghitung mikroba hidupdengan mengalikan faktor pengenceran yang digunakan dikalikan 10 karena hanya 0,1 ml suspensi yang digunakan memperoleh CFU/ml (CFU= Colony FormingUnits) (Waluyo, 2010).

Metode ini merupakan cara yang paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik dengan alasan:

1. Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung.

2. Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus.

3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba, karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari mikroba yang mempunyai penampakkan spesifik.

(23)

Selain keuntungan-keuntungan tersebut di atas, metode hitungan cawan jugamempunyai kelemahan sebagai berikut:

1. Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya, karenabeberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk koloni.

2. Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan jumlahyang berbeda pula.

3. Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat danmembentuk koloni yang kompak, jelas, tidak menyebar.

4. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relatif lama sehiggapertumbuahan koloni dapat dihitung (Waluyo, 2010).

(24)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Percobaan

Pengujian angka lempeng total pada minuman es thai tea di jalan Dr. Mansyur Medan dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Farmasi Universitas Sumatera Utara.

3.2 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah autoklaf, alumunium foil, batang pengaduk, beaker glass 250 ml, bunsen, cawan petri, colony counter, erlenmeyer 250 ml, gelas ukur 50 ml, inkubator, kapas, kasa, Laminar Air Flow (LAC), neraca analitik, oven, pipet mikro, rak tabung, tabung reaksi dan vortex.

3.3 Sampel

Sampel yang digunakan pada pemeriksaan Angka Lempeng Total yaitu Minuman es thai tea yang dijual di jalan Dr. Mansyur.

3. 4 Bahan

Bahan yang digunakan adalah alkohol 70%, akuadest steril, larutan NaCl 0,9%

sebagai pengencer, media Plate Count Agar (PCA).

(25)

3. 5 Prosedur Kerja 3.5.1 Sterilisasi Alat

Alat dicuci bersih di dalam air sabun lalu dibilas. Setelah bersih alat ditiriskan atau dikeringkan dengan serbet. Setelah kering alat dibungkus dengan kertas perkamen dan pipet ukur dimasukkan dalam tabung besi lalu disterilisasi kering dengan memasukkan ke dalam oven dan dipanaskan pada suhu 170℃ selama 1 jam. Sedangkan yang memerlukan sterilisasi basah (untuk media serta bahan-bahan lainnya) disterilisasi dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121℃ selama ±20 menit (BSN, 1992)

3.5. 2 Pembuatan Media 1. NaCl 0,9 %

Pengeneran sampel dilakukan dengan menyiapkan larutan NaCl 0,9% ke dalam beberapa tabung reaksi. Lalu sterilkan pada autoklaf pada suhu 121℃ selama ±20 menit (BSN, 1992).

2. PCA (Plate Count Agar)

Pembuatan media PCA (Plate Count Agar) Ditimbang sebanyak 5,75 g media PC. Dilarutkan ke dalam akuadest 210 ml, diaduk hingga homogen. lalu dipanaskan dan diaduk sampai sepenuhnya larut sampai tampak jernih. Kemudian disterilisasi dengan autoclave pada suhu 121℃ selama ±20 menit (BSN, 1992).

3.5.3 Cara Kerja Uji Angka Lempeng Total

Sampel minuman es thai tea diambil 1 ml secara aseptik, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi steril yang telah berisi 9 ml NaCl 0,9% dan dihomogenkan

(26)

Dibuat pengenceran 10-2 dengan dimasukkan 1 ml pengenceran 10-1 ke dalam tabung reaksi lalu dihomogenkan dengan vortex. Selanjutnya dibuat pengenceran 10-3 dengan dimasukkan 1 ml dari pengenceran 10-2 ke dalam tabung reaks lalu dihomogenkan dengan vortex. Dari Setiap pengenceran di pipet 1 ml ke dalam cawan petri dan dibuat duplo. Media PCA diambil sebanyak 15 ml dari setiap pengenceran ke dalam cawan petri dan dibuat duplo, lalu cawan petri digoyangkan dengan cara membentukangka delapan dengan hati-hati. Lalu di inkubasi pada suhu 36°C selama 24 jam. Pertumbuhan koloni yang tumbuh pada setiap cawan petri dihitung dengan menggunakan colony counter (Cahya, 2019).

3.6 Cara Menghitung dan Menyatakan Hasil

Menurut SNI 2332:3:2015, persyaratan koloni pada cawan petri sebagai berikut:

1. Cawan yang mengandung jumlah 25 koloni- 250 koloni dan bebas spreader catat pengenceran yang digunakan dan hitung jumlah total koloni. Perhitngan Angka Lempeng Total sebagai berikut :

𝑁 = Σ𝐶

[(1𝑥𝑛1)+(0,1𝑥𝑛2)] 𝑥 (𝑑)

Keterangan:

N : jumlah koloni produk, dinyatakan dalam koloni per ml atau koloni perg;

Σ𝐶 : jumlah koloni pada semua cawan yang dihitung;

n1 : jumlah cawan pada pengenceran pertama dihitung;

n2 : jumlah cawan pada pengenceran kedua yang dihitung;

d : pengenceran pertama yang dihitung

(27)

2. Cawan dengan jumlah koloni lebih besar dri 250 koloni

Bila jumlah per cawan lebih besar dari 250 koloni pada seluruh pengenceran maka laporkan hasilnya sebagai terlalu banyak untuk dihitung (TBUD) tetapi jika salah satu pengenceran mempunyai jumlah koloni mendekati 250 koloni laporkan sebagai perkiraan ALT.

3. Jumlah koloni semua cawan kurang dari 25 koloni atau cawan tanpa koloni Bila pada kedua pengenceran yang digunakan diperoleh koloni kurang dari 25 koloni, catat koloni yang ada, tetapi menyatakan perhitungan sebagai kurang dari 25 koloni dan dikaitkan dengan 1/d, dimana d adalah faktor pengenceran pertama yang digunakan dan dilaporkan sebagai perkiraan ALT.

Menurut SNI-19-2897-1992, cara membulatkan angka hasil perhitungan pada metode hitungan cawan:

Dalam melaporkan jumlah koloni atau jumlah koloni perkiraan hanya 2 angka penting yan digunakan, yaitu angka yang pertama dan kedua (Dimulai dari kiri), sedangkan angka yang ketiga diganti dengan 0 apabila kurang dari 5 dan apabila atau lebih dijadikan 1 yang ditambahkan pada angka yang kedua.

(28)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil pengujian minuman es thai tea yang dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Hasil Pengujian dari Minuman Es thai tea Di Jalan Dr. Mansyur Medan.

Sampel Minuman Es Thai tea

Inkubasi Pengenceran Media PCA

Rata- Rata Jumlah Koloni/

Suhu Waktu Cawan ml

1

Cawan 2

Sampel I

360C 24 jam

10-1 TBUD TBUD

2,1 x 10⁴ 360C 24 jam

10-2 159 161

360C 24 jam

10-3 72 71

Sampel II

360C 24 jam 10-1 193 153

2,4 x 10³

360C 24 jam 10-2 95 88

360C 24 jam 10-3 24 19

Blanko : PCA 0 0

Blanko : PCA +NaCl 0,9 % 0 0

Keterangan:

TBUD : Terlalu Banyak U ntuk Dihitung.

(29)

4.2. Pembahasan

Uji Angka Lempeng Total (ALT) merupakan metode kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba pada suatu sampel. Uji ALT menggunakan media padat untuk memudahkan perhitungan koloni dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual dan dihitung. Intepretasi hasil berupa angka dalam koloni per mlatau koloni per gram. Pada pengujian ALT sampel dilakukan pengenceran yang bertujuan untuk mengurangi jumlah populasi mikroorganisme karena tanpa dilakukan pengenceran koloni yang tumbuh akan menumpuk sehingga akan menyulitkan dalam perhitungan jumlah koloni (Cahya, 2019).

Dari hasil pengujian uji Angka Lempeng Total (ALT) pada minuman es thai tea. Sampel 1 menunjukkan koloni bakteri pada pengenceran 10-1 cawan petri 1 dan 2 Terlalu Banyak Untuk Dihitung (TBUD). Sedangkan pengenceran 10-2 pada cawan petri 1 yaitu 159 koloni dan cawan petri 2 yaitu 161 koloni dan jumlah koloni pengenceran 10-3 pada cawan petri 1 yaitu 72 koloni dan cawan petri 2 yaitu 71 koloni.

Pada sampel 2 menunjukkan koloni bakteri pada pengenceran 10-1 cawan petri 1 yaitu 193 koloni dan cawan petri 2 yaitu 153 koloni. Sedangkan pengenceran 10-2 pada cawan petri 1 yaitu 95 koloni dan cawan petri 2 yaitu 88 koloni dan jumlah koloni pengenceran 10-3 pada cawan petri 1 yaitu 24 koloni dan cawan petri 2 yaitu 19 koloni.

(30)

Pada pengujian Blanko dengan menggunakan media PCA dan Nacl 0,9% tidak terdapat koloni dalam media tersebut. Hal ini menunjukkan media yang dipakai pada pengujian angka lempeng total pada minuman es thai tea adalah steril. Berarti media yang dipakai tidak mengandung koloni bakteri dan tidak mempengaruhi hasil koloni.

Dari hasil pengujian Angka Lempeng Total (ALT) pada minuman es thai tea pada sampel 1 yaitu 2,1 x 10⁴ koloni/ml. Sedangkan pada s ampel 2 yaitu 2,4 x 10³ koloni/ml. Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) No.13 tahun 2019 minuman es thai tea termasuk pada minuman susu berperisa batas maksimalnya yaitu 1x 10⁵ koloni/ml.

Sehingga kedua sampel minuman es thai tea yang dijual di jalan Dr. Mansyur masih memenuhi syarat.

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian angka lempeng total pada minuman es thai tea pada sampel 1 yaitu 2,1 x 10⁴ koloni/ml. Sedangkan pada sampel 2 yaitu 2,4 x 10³ koloni/ml. Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) No.13 tahun 2019 minuman es thai tea termasuk pada minuman susu berperisa batas maksimalnya yaitu 1x 10⁵ koloni/ml. Maka dapat disimpulkan bahwa angka lempeng total dari minuman es thai tea yang diuji memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Badan pengawasan dan Makanan (BPOM).

5.2 Saran

Sebaiknya pada pengujian pada minuman es thai tea berikutnya dilakukan parameter uji lain seperti Angka Paling Mungkin Coliform, Angka Paling Mungkin Eshericia Coli dan uji Salmonella.

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Azwar. (2010). Tanaman Obat Indonesia Buku 3. Jakarta : Salemba Medika.Halaman 85.

Anggarningrum,W.H. (2013). Pengendalian Mutu Teh Botol di PT. Sinar Sosro Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Tugas Akhir Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2019). BPOM No 13 tahun 2019 Tentang Batas maksimal cemaran mikrobiologi. BPOM: Jakarta.

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. (2008). Pengujian Mikrobiologi Pangan.

Halaman 7-8.

Badan Standarisasi Nasional. (1992). Cara Uji Cemaran Mikroba. SNI 19-2897 1992.

Halaman: 11-15.

Buckle, K. A. (1985). Ilmu Pangan. Cetakan Kesatu. Jakarta: Penerbit UI Press.

Halaman 51.

Cahya,T.,Mellova,A., dan Rosario,T,M. (2019). Uji Cemaran Mikroba Es Batu Pada Penjual Minuman Di Lingkungan Pasar Kecamatan Jagakarsa,Jakarta Selatan.

Jakarta Selatan : Jurnal Ilmu Kefarmasian.12(2). Halaman 80

Departemen kesehatan Republik Indonesia. (2004). Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Jakarta: Ditjen PPM dan PL.

Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hlm 123-125.

Galih, N.R. (2018). Identifikasi Kandungan Sakarin, Siklamat, Rodhamine B dan Mthanyl Yellow Pada Produk Minuman Olahan Thai tea di Kecamatan Sukasari . Tugas Akhir Fakultas Teknik Universitas Pasundan.

Kurniawati. (2018). Thai Tea Sebagai Daya Tarik Wisata Kuliner Di Thailand.

Yogyakarta : Sekolah Tinggi Parawisata Ambarukmo Yogyakarta.Halaman 8.

Maulana, A. (2016). Analisis Parameter Mutu dan Kadar Flavonoid pada Produk Teh Hitam Celup. Tugas Akhir. Fakultas Teknik. Universitas Pasundan Bandung.

Naufalin,R. (2018). Mikrobiologi Pangan.Yogyakarta:Plantaxia. Halaman 6-8.

Natasya,A. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen minuman Tahi Green Tea (Khusus mahasiswa strata 1 Universitas Sumatera Utara).

Tugas Akhir. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Sopandi, T dan Wardah. (2013). Mikrobiologi Pangan Teori dan Praktik. Yogyakarta : Penerbit Andi. Hlm 24 dan 46.

(33)

Sundari, S., dan Fadhliani. (2019). Uji Angka Lempeng Total (ALT) Pada Kosmetik Lotio X di BPOM Medan. Medan: Jurnal Biologica Samudra. 1(1). Halaman:

27 dan 28.

Waluyo, L. (2007). Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press. Halaman: 245 dan 246.

Waluyo, L. (2010). Teknik Metode Dasar Mikrobiologi. Malang: UMM Press.

Halaman 209 dan 213.

(34)

LAMPIRAN 1. Alat-alat yang digunakan

Autoklaf Oven

Colony Counter Laminar Air Flaw(LAC)

Timbangan Analitik Inkubator 36℃

(35)

2. Sampel dan Media

Sampel Minuman es thai tea

PCA

NaCl 0,9%

(36)

3. Hasil Angka Lempeng Total pada Minuman Es Thai Tea

Sampel 1

 Pengenceran 10-1

Cawan 1 Cawan 2

Jumlah Koloni TBUD Jumlah Koloni TBUD

 Pengenceran 10-2

Cawan 1 Cawan 2

Jumlah Koloni 159 Jumlah Koloni 161

(37)

 Pengenceran 10-3

Cawan 1 Cawan 2

Jumlah koloni 72 Jumlah koloni 71

Sampel 2

 Pengenceran 10-1

Cawan 1 Cawan 2

Jumlah koloni 193 Jumlah koloni 153

(38)

 Pengenceran 10-2

Cawan 1 Cawan 2

Jumlah koloni 95 Jumlah koloni 88

 Pengenceran 10-3

Cawan 1 Cawan 2

Jumlah koloni 24 Jumlah koloni 19

(39)

 Blanko PCA

 Blanko PCA + NaCl 0,9%

(40)

Lampiran 4. Perhitungan Angka Lempeng Total(SNI 2332:3:2015)

N₁= Σ𝐶

[(1𝑥𝑛1)+(0,1𝑥𝑛2)] 𝑥 (𝑑)

= 463

[(1𝑥2)+(0,1 𝑥 2)𝑥10¯²

= 463

[2+0,2]𝑥 0.01

= 463

0,022

= 21.045

= 2,1 𝑥 10⁴ koloni/ml

N₂ = Σ𝐶

[(1𝑥𝑛1)+(0,1𝑥𝑛2)] 𝑥 (𝑑)

= 529

[(1𝑥2)+(0,1 𝑥 2)𝑥10¯¹

= 529

[2+0,2]𝑥 0.1

= 529

0,22

= 24.404

= 2,4 𝑥 10³ koloni/ml

(41)

Lampiran 5. Syarat mutu Minuman Es Thai Tea menurut Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.13 Tahun 2019

Gambar

Tabel  4.1 Hasil Pengujian dari Minuman Es thai tea Di Jalan Dr. Mansyur Medan.

Referensi

Dokumen terkait