• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA NELAYAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA NELAYAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA NELAYAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI

(Studi Kasus: Desa Pantai Cermin Kanan Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai)

SKRIPSI

FITRI WIDYANINGSIH 120304140

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(2)

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA NELAYAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI

(Studi Kasus: Desa Pantai Cermin Kanan Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai)

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian

FITRI WIDYANINGSIH 120304140

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(3)

ABSTRAK

FITRI WIDYANINGSIH: Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Nelayan (Studi Kasus: Desa Pantai Cermin

Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai) dibimbing oleh Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec dan Emalisa, SP, MSi. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan dan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling sebanyak 91 ibu rumah tangga nelayan. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan kelompok pangan di desa penelitian ini didominasi oleh kelompok pangan pangan hewani. Hasil estimasi regresi linier berganda menunjukkan bahwa secara serempak variabel tingkat pendapatan, jumlah anggota keluarga, umur, dan pendidikan berpengaruh nyata terhadap pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan. Secara parsial, variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan, sedangkan variabel pendapatan, jumlah anggota keluarga dan umur berpengaruh nyata terhadap pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan.

Kata Kunci:Pola Pangan Harapan, Pola Konsumsi Pangan, Rumah Tangga Nelayan

(4)

RIWAYAT HIDUP

FITRI WIDYANINGSIH lahir di Sementara 17 Maret 1994, anak kedua dari tiga bersaudara dari Ayahanda Jumiran dan Ibunda Syamsiah Lubis, SP, MP.

Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

Tahun 2000 masuk Sekolah Dasar di SDN 105378 Sementara dan tamat pada tahun 2006.

Tahun 2006 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Pantai Cermin dan lulus pada tahun 2009.

Tahun 2009 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Pantai Cermin dan lulus pada tahun 2012.

Tahun 2012 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Kegiatan yang pernah diikuti penulis selama kuliah adalah:

Bulan Agustus hingga September 2014 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Nagori Pane Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.

Melaksanakan penelitian pada bulan November 2016 di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana jenjang strata satu di Fakultas Pertanian dengan judul: Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Nelayan (Studi Kasus: Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai) .

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada kedua

orangtua tercinta, Ayahanda tercinta Jumiran dan Ibunda tercinta Syamsiah Lubis, SP,MP. yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril maupun materil bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec. selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Emalisa,SP,MSi. selaku anggota komisi pembimbing skripsi yang telah sabar dan meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan arahan, bimbingan, petunjuk, dan juga saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Ibu Dr. Ir. Salmiah, M.S selaku Ketua Departemen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian.

Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf dan pegawai Program Studi Agribisnis yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan bantuannya kepada penulis selama masa pendidikan di Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara

Kepada sahabat-sahabat yang telah membantu penulis dan memberi semangat kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi dengan segera.

(6)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan.

Medan, Desember 2016

Fitri Widyaningsih

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

(7)

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 7

2.1.1 Pangan ... 7

2.1.2 Pola Konsumsi ... 8

2.1.3 Rumah Tangga ... 8

2.1.4 Nelayan ... 8

2.1.5 Pola Pangan Harapan ... 9

2.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Pangan ... 10

2.2 Landasan Teori ... 12

2.3 Penelitian Terdahulu ... 14

2.4 Kerangka Pemikiran ... 15

2.5 Hipotesis Penelitian ... 17

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 18

3.2 Metode Penentuan Jumlah Sampel ... 19

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 19

3.4 Metode Analisis Data ... 19

3.5 Definisi dan Batas Operasional ... 26

3.5.1 Definisi ... 26

3.5. Batas Operasional ... 28

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 29

4.1.1 Keadaan Kependudukan ... 29

4.1.2 Sarana dan Prasarana ... 32

4.2 Karakteristik Sampel Peneliti ... 32

4.2.1 Pendapatan Rumah Tangga ... 33

4.2.2 Jumlah Anggota Keluarga ... 33

4.2.3 Umur ... 34

4.2.4 Pendidikan ... 35

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pola Konsumsi Pangan ... 36

(8)

5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan Aktual Rumah Tangga di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Berdagai ... 39 5.2.1 Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit) ... 39 5.2.2 Uji Asumsi Klasik (Ordinary Least Square) ... 43 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 47 6.2 Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

(9)

Tabel Judul Tabel Halaman 1.2. Susunan dan Jumlah Pangan Ideal Nasional Perkapita Per

Hari ... 5

2.1. Standar Pola Pangan Harapan (PPH) Nasional 10 3.1. Faktor konversi (kkal) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) ... 21

4.1. Penduduk Menurut Kelompok Umur ... 30

4.2. Penduduk Menurut Kelompok Jenis Pekerjaan ... 31

4.3. Penduduk Menurut Kelompok Agama ... 31

4.4. Sarana dan Prasaran ... 32

4.5. Pandapatan Rumah Tangga Sampel di Desa Pantai Cermin Kanan ... 33

4.6. Jumlah Anggota Rumah Tangga Sampel di Desa Pantai Cermin Kanan ... 34

4.7. Umur Sampel di Desa Pantai Cermin Kanan ... 34

4.8. Pendidikan Sampel di Desa Pantai Cermin Kanan ... 35

5.1 Data Keberagaman Pangan Rumah Tangga di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai ... 36 5.2. Perbandingan Ideal Nasional dan Konsumsi Rumah Tangga Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai ... 38

5.3. Hasil Analisis Regresi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan Aktual Rumah Tangga Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin Kanan, Kabupaten Serdang Bedagai ... 39

5.4. Hasil Uji Kolmograv Smirnov ... 44

5.5. Hasil Uju t-Statistik Unstandardized Residual Analisis Regresi Linier Berganda ... 45

5.6. Hasil Uji Multikolinieritas ... 46

5.6. Hasil Uji Multikolinieritas ... 46

DAFTAR GAMBAR

(10)

Gambar Judul Gambar Halaman 2.1 Hipotesis Pendapatan Absolut (Absolute Income

Hypothesis) ... 13 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Analisis faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Nelayan di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai

Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai ... 16 5.1 Grafik Histogram ... 43 5.2 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual

...

44

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

Lampiran Judul Lampiran

1 Konsumsi Pangan Rata-rata Rumah Tangga per Kapita per Hari di Pantai Cermin Kanan (gr/kap/hr)

2 Data Primer yang Diolah Dengan SPSS Versi

3 Hasil Analisis Regresi Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN

(12)

Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Pangan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya. Di masyarakat dikenal pola pangan atau kebiasaan makan yang ada pada masyarakat dimana sese orang anak hidup. Pangan merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dari pembuatan makanan dan minuman.

Pangan merupakan kebutuhan manusia yang paling azasi, sehingga ketersediaan pangan bagi masyarakat harus selalu terjamin. Manusia dengan segala kemampuannya selalu berusaha mencukupi kebutuhannya dengan berbagai cara.

Dalam perkembangan peradaban masyarakat untuk memenuhi kualitas hidup yang maju, mandiri, dalam suasana tenteram, serta sejahtera lahir dan batin, semakin dituntut penyediaan pangan yang cukup berkualitas dan merata. Oleh karena itu, kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk mewujudkan pembangunan sumberdaya manusia yang sehat, aktif dan produktif (BKP, 2015).

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan menyebutkan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutu, aman, merata dan terjangkau. Pembangunan pangan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas sumberdaya manusia sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional. Konsumsi pangan penduduk

(13)

Indonesia masih belum memenuhi kecukupan gizi. Kuantitas, kualitas dan keragaman pangan belum memenuhi kaedah berimbang, karena masih didominasi oleh serealia khususnya beras, sebaliknya kontribusi jagung, umbi-umbian, kacangan-kacangan, pangan hewani, sayur-sayuran dan buah-buahan masih sangat kurang. Ketergantungan terhadap beras dapat diperlonggar dengan penganekaragaman pangan melalui perubahan citra bahan pangan pokok berbasis umbi-umbian yang diperkaya nutrisinya oleh kacang-kacangan (Aziz, 2008).

Pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Pola konsumsi masyarakat ini dapat menunjukkan tingkat keberagaman pangan masyarakat yang selanjutnya dapat diamati dari parameter Pola Pangan Harapan (PPH) (Baliwati dkk, 2010).

Dalam menentukan pola konsumsi pangan rumah tangga, yang paling berperan penting adalah peran ibu rumah tangga sebagai pengatur dan manajemen rumah tangga. Sehingga umur dan pendidikan ibu dinilai mampu memberikan pengaruh yang positif dalam penentuan kualitas menu pangan yang dikonsumsi sehari-hari.

Pendidikan ibu rumah tanga berkaitan dengan tingkat pengetahuan dan sikap yang dimilikinya dalam pengambilan keputusan dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga.

Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi menangkap ikan dan binatang air lainnya/tanaman air. Tingkat kesejahteraan nelayan ditentukan dari hasil tangkapannya. Banyak tangkapan tercermin pula besarnya pendapatan yang diterima dan pendapatan tersebut sebagian besar untuk keperluan konsumsi keluarga. Dengan demikian tingkat pemenuhan kebutuhan

(14)

konsumsi keluarga atau kebutuhan fisik minimun sangat ditentukan oleh pendapatan yang diterimanya.

Para nelayan melakukan pekerjaanya dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan dengan kebutuhan hidup. Untuk pelaksanaan diperlukan beberapa perlengkapan dan dipengaruhi oleh banyak faktor guna mendukung keberhasilan kegiatan.

PPH adalah kumpulan beragam jenis dan jumlah kelompok pangan utama yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi pada komposisi yang seimbang. Konsumsi pangan yang beragam, bergizi dan berimbang adalah konsumsi pangan yang tidak hanya memenuhi kecukupan gizi, akan tetapi sekaligus juga mempertimbangkan keseimbangan gizi yang didukung oleh cita rasa, daya cerna, daya terima masyarakat, kuantitas dan kemampuan daya beli masyarakat.

Skor PPH yang maksimal adalah 100. Semakin tinggi skor mutu gizi pangan menunjukkan situasi pangan yang semakin beragam dan semakin baik komposisi dan mutu gizinya. Skor PPH digunakan sebagai indikator mutu gizi pangan dan keragaman konsumsi pangan. PPH berguna sebagai instrumen sederhana menilai situasi ketersediaan dan konsumsi pangan berupa jumlah dan komposisi pangan menurut jenis pangan secara agregat (Baliwati, 2002).

Tabel 1.1 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Aktual di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015

No

Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan

Kelompok Kalori % %AKE*) Bobot Skor Skor Skor Selisih Skor

(15)

1 Padi-padian 608.8 34.9 30.4 0.5 17.5 15.2 25.0 -9.8 15.2 2 Umbi

umbian

34.1 2.0 1.7 0.5 1.0 0.9 2.5 -1.6 0.9

3 Pangan Hewani

233.3 13.4 11.7 2.0 26.8 23.3 24.0 -0.7 23.3

4 Minyak dan Lemak

538.8 30.9 26.9 0.5 15.4 13.5 5.0 8.5 5.0

5 Buah/Biji Bermibyak

40.8 2.3 2.0 0.5 1.2 1.0 1.0 0.0 1.0

6 Kacang- kacangan

80.7 4.6 4.0 2.0 9.3 8.1 10.0 -1.9 8.1

7 Gula 45.2 2.6 2.3 0.5 1.3 1.1 2.5 -1.4 1.1

8 Sayur dan Buah

160.3 9.2 8.0 5.0 46.0 40.1 30.0 10.1 30.1

9 Lain-lain 2.2 0.1 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Total 1744.2 100.0 87.2 11.5 118.3 103.2 100 84.6

Keterangan :

*) Angka Kecukupan Energi(AKE) = 2000kkal/ap/hari

Sumber: Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan,2015 Dari tabel 1.1. di atas dapat dilihat bahwa skor Pola Pangan Harapan (PPH) di Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2015 sebesar 84,6. Skor PPH di Kabupaten Serdang Bedagai yang mencapai angka ideal yaitu padi-padian, pangan hewani, minyak dan lemak, sayur dan buah. Sedangkan skor PPH yang masih belum mencapai angka ideal, yaitu umbi-umbian, buah/biji berminyak, kacang-kacangan, gula. Dalam hal ini dapat digambarkan bahwa konsumi masyarakat Kabupaten Serdang Bedagai terhadap semua jenis pangan masih belum beragam dan berimbang.

Tabel 1.2. Susunan dan Jumlah Pangan Ideal Nasional Per Kapita Per Hari

No Kelompok % AKE Energi Berat

(16)

Pangan (kkal/kap/hr) (gram/kap/hr)

1 Padi-padian 50 1.000 275

2 Umbi-umbian 6 120 90

3 Pangan Hewani 12 240 140

4 Minyak dan Lemak 10 200 25

5 Buah Biji Berminyak 3 60 10

6 Kacang-kacangan 5 100 35

7 Gula 5 100 30

8 Sayur dan Buah 6 120 230

9 Lain-lain 3 60 15

Total 100 2.000 850

Sumber : Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, 2015

Tabel 1.2. menunjukkan besar Angka Kecukupan Energi (AKE) ideal untuk masing-masing kelompok pangan yang diperoleh dari pembagian besar energi dengan total energi dikali 100%. Selain itu, juga menunjukkan besarnya energi dan berat konsumsi ideal yang dijadikan faktor konversi dalam perhitungan konsumsi energi untuk memperoleh skor Pola Pangan Harapan (PPH).

Dari uraian di atas peneliti akan melakukan survei konsumsi pangan di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai untuk mengetahui skor pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan yang akan dibandingkan dengan situasi pangan penduduk Nasional, Sumatera Utara, Kabupaten Serdang Bedagai. Serta untuk mengetahui skor PPH di daerah penelitian yang akan dibandingkan dengan skor PPH Ideal Nasional.

Identifikasi Masalah

(17)

Bagaimana pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai?

Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai?

Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai.

Untuk menganalisis faktor-faktor apa yang mempengaruhi pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai.

Kegunaan Penelitian

Sebagai bahan informasi kepada objek penelitian

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah daerah setempat dalam membuat kebijakan

Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan referensi bagi penelitian selanjutnya.

BAB II

(18)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pangan

Pangan bagi kehidupan bangsa Indonesia memiliki arti yang sangat penting. Dari berbagai jenis bahan pangan yang dikonsumsi, beras memiliki urutan utama.

Dapat dikatakan bahwa hampir seluruh penduduk Indonesia menjadikan beras sebagai bahan pangan utamanya. Disamping itu beras juga merupakan sumber nutrisi penting dalam struktur pangan. Beras memiliki peranan yang cukup strategis dalam kehidupan bangsa Indonesia (Amang, 1993).

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan dan minuman. Pangan dikelompokkan menjadi sembilan kelompok yakni :

Padi- padian terdiri dari beras, jagung, terigu.

Makanan berpati atau umbi- umbian terdiri dari kentang, ubi kayu, ubi jalar, sagu, talas dan umbi- umbian lain.

Pangan hewani terdiri dari ikan, daging, susu, telur.

Minyak dan lemak terdiri dari minyak kelapa, minyak jagung, minyak kelapa sawit dan margarin.

Buah dan biji berminyak terdiri dari kelapa, kemiri, kenari, mete, dan coklat.

Kacang- kacang lainnya.

(19)

Gula terdiri dari gula pasir, gula merah dan gula lainnya.

Sayur dan buah adalah seluruh jenis sayur dan buah yang biasa dikonsumsi.

Lain- lain terdiri dari teh, kopi, bumbu makanan dan minuman beralkohol. (BKP, 2010).

2.1.2 Pola Konsumsi

Pola Konsumsi Pangan adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata per orang per hari yang umum dikonsumsi/dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu. Hasil Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG) VIII tahun 2004 menetapkan bahwa Angka Kecukupan Gizi/Energi (AKG/AKE) di tingkat konsumsi sebesar 2.000 Kkal per kapita per hari dan protein 52 gram per kapita per hari, dan 57 gram per kapita per hari ditingkat ketersediaan (BKP Bengkulu, 2011).

2.1.3 Rumah Tangga

Rumah tangga menurut Badan Pusat Statistik, (2010) adalah keluarga inti (suami, istri, anak) ditambah kerabat lainnya yang tingga di dalam satu rumah dan biasanya makan bersama dari satu dapur. Yang dimaksud dengan makan dari satu dapur adalah mengurus kebutuhan sehari-hari bersama menjadi satu.

2.1.4 Nelayan

Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di Indonesia para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut.

Komunitas nelayan adalah kelompok yang bermata pencaharian hasil laut dan tinggal di desa-desa pantai atau pesisir. Ciri komunitas nelayan dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:

(20)

Dari segi mata pencaharian, nelayan adalah mereka yang aktivitasnya berkaitan dengan lingkungan laut atau pesisir, atau mereka yang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian mereka.

Dari cara segi hidup, komunitas nelayan adalah komunitas gotong royong.

Kebutuhan gotong royong dan tolong menolong terasa sangat penting pada saat untuk mengatasi keadaan yang menuntut pengeluaran biaya besar dan pengerahan tenaga kerja yang banyak.

Dari segi keterampilan, meskipun pekerjaan nelayan adalah pekerjaan berat namun pada umumnya mereka hanya memiliki keterampilan sederhana.

Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi yang diturunkan oleh orang tua, bukan yang dipelajari secara professional (Sastrawidjaya, 2002).

2.1.5 Pola Pangan Harapan

Penilaian terhadap pengembangan pola konsumsi pangan tingkat Nasional dan Regional dilaksanakan dengan pendekatan Pola Pangan Harapan (PPH) dan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Pola Pangan Harapan (PPH) merupakan jenis dan jumlah kelompok pangan utama yang dianjurkan untuk dikonsumsi guna memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi. Pola Pangan Harapan (PPH) dapat digunakan sebagai ukuran keseimbangan dan keanekaragaman pangan dengan terpenuhi kebutuhan energi dari berbagai kelompok pangan. Skor pola konsumsi pangan mencerminkan mutu gizi konsumsi pangan dan tingkat keragaman konsumsi pangan serta mencerminkan

susunan konsumsi pangan anjuran untuk hidup sehat, aktif dan produktif (BKP Bengkulu, 2011).

Tabel 2.1. Standar Pola Pangan Harapan (PPH) Nasional

(21)

No Kelompok Pangan Skor PPH

1. Padi-padian 25

2. Umbi-umbian 2,5

3. Pangan Hewani 24

4. Minyak dan Lemak 5

5. Buah/Biji Berminyak 1

6. Kacang-kacangan 10

7. Gula 2,5

8. Sayur dan Buah 30

9. Lain-lain 0

Total 100

Sumber : Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara

Salah satu indikator dalam menilai kesejahteraan rumah tangga dapat dilihat dari pencapaian skor Angka Kecukupan Energi (AKE) yang ideal yaitu 100%. Pola konsumsi pangan yang memenuhi standar ideal menunjukkan bahwa konsumsi pangan tiap bagiannya telah memenuhi mutu kualitas standar yang beragam dan berimbang. Sehingga apabila skor yang dihitung besarnya masih dibawah standar ideal maka pola pangan yang dikonsumsi masih belum mencapai standar yang diharapkan.

2.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Pangan

Secara teoritis secara umum pola konsumsi pangn dipengaruhi oleh faktor ekonomi, sosial, budaya, ketersediaan pangan dan produksi pangan. Salah satu ukuran keadaan ekonomi rumah tangga adalah pendapatan atau pengeluaran rumah tangga. Menurut suhardjo (2008), pola konsumsi pangan rumah tangga dipengaruhi antara lain oleh pola makanan sebagian besar pendudukk sekitarnya, ketersediaan bahan pangan, dan tingkap pendapatan keluarga.

Tingkat Pendapatan Rumah Tangga

Adanya sifat keterbatasan sumberdaya keluarga atau pendapatan yang tersedia akan mempengaruhi adanya prioritas alokasi pengeluaran keluarga. Keluarga

(22)

yang berpenghasilan rendah, sebagian besar pendapatannya digunakan untuk mencukupi kebutuhan pangan, sehingga persentase pengeluaran untuk pangan akan relatif besar. Akan tetapi karena kebutuhan pangan relatif terbatas, maka mulai pada tingkat pendapatan tertentu pertambahan pendapatan akan dialokasikan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan non pangan, sehingga pada kondisi tersebut persentase pengeluaran untuk pangan akan menurun. Peningkatan pendapatan menyebabkan timbulnya kebutuhan-kebutuhan lain selain pangan, sementara pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam peningkatannya tidak sebesar pengeluaran non pangan (Fatimah,1995).

Pendapatan sangat menentukan pola konsumsi suatu masyarakat. Tingkat pendapatan yang berbeda mempengaruhi jumlah dan jenis bahan pangan dari masing-masing kelompok rumah tangga. Rumah tangga dengan pendapatan tinggi cenderung mengkonsumsi bahan pangan dengan jumlah yang lebih sedikit tetapi kualitas yang lebih tinggi, dan sebaliknya untuk rumah tangga dengan pendapatan rendah (Sumarwan, 2004).

Jumlah Anggota Rumah Tangga

Jumlah anggota rumah tangga akan dipengaruhi pola konsumsi pangan rumah tangga. Semakin banyak jumlah anggota rumah tangga, maka kebutuhan pangan yang dikonsumsi akan semakin banyak dan bervariasi karena masing-masing anggota rumah tangga mempunyai selera berbeda. Bagi rumah tangga dengan anggota rumah tangga yang banyak, maka faktor kuantitas lebih diutamakan dari pada faktor kualitas, sehingga diharapkan seluruh anggota keluarga dapa terbagi secara merata (Suyastiri,2008).

(23)

Umur

Memahami umur konsumen adalah penting, karena konsumen yang berbeda umur akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Perbedaan umur juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek ketika umur semakin bertambah, maka orang akan semakin mengurangi konsumsi pangannya, dan sebaliknya (Sumarwan, 2004).

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dapat juga dijadikan cerminan keadaan sosial ekonomi di dalam masyarakat. Semakin tinggi pendidikan atau keterampilan yang dimiliki seseorang semakin tinggi investasi yang diperlukan dalam penyusunan pola makan keluarga. Dan tingkat pendidikan istri, disamping merupakan modal utama dalam menunjang perekonomian keluarga juga berperan dalam penyusunan pola makan keluarga (Hidayat, 2005).

2.2 Landasan Teori

Hipotesis Pendapatan Absolut (Absolute Income Hypothesis) yang dikemukakan oleh Keynes, menduga bahwa fungsi konsumsi memiliki karakteristik :

1) Kecenderungan mengkonsumsi merupakan fungsi yang stabil dan besarnya konsumsi agregat ditentukan oleh besarnya pendapatan agregat.

2) Konsumsi akan meningkat jika pendapatan meningkat, tetapi peningkatan konsumsi yang terjadi tidak akan sebesar peningkatan pendapatan.

3) Semakin tinggi tingkat pendapatan, semakin besar jarak (gap) antara pendapatan dan konsumsi. Hal ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan, semakin besar proporsi dari pendapatan yang ditabung.

(24)

4) Peningkatan pendapatan akan diikuti dengan peningkatan tabungan, dan turunnya pendapatan akan diikuti dengan penurunan tabungan dalam jumlah yang lebih besar (Supriana, 2013).

Konsumsi adalah fungsi linier dari pendapatan yang dapat dibelanjakan. Hal ini dituliskan sebagai berikut :

C

b

C = a + bYd

a

Yd

Gambar 1.1. Hipotesis Pendapatan Absolut (Absolute Income Hypothesis)

Dimana :

c = konsumsi

a = konsumsi rumah tangga b = konsumsi marginal Yd = pendapatan

Persamaan di atas dinamakan fungsi konsumsi, di mana a adalah titik potong (intersep) dan b adalah kemiringan (slope) fungsi konsumsi. Slope dari fungsi konsumsi adalah kecenderungan untuk mengkonsumsi (Marginal Propensity to Consume = MPC). MPC sebesar b dapat diartikan sebagai penambahan sebesar 1

C = a + bYd

(25)

satuan pendapatan yang dapat dibelanjakan akan menaikkan konsumsi sebesar b, di mana 0 < b < 1.

2.3 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan skripsi Shella Agustia Purba dengan judul “Analisis Pola Konsumsi Pangan Dan Tingkat Konsumsi Beras Dan Non Beras, Studi Kasus : Desa Selotong, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat” dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi seperti tingkat pendapatan berpengaruh nyata terhadap tingkat konsumsi beras masyaraka dalam mengkonsumsi beras dan non beras. Begitu juga dengan jumlah anggota rumah tangga, umur dan tingkat konsumsi secara serempak berpengaruh nyata terhadap tingkat konsumsi beras masyarakat di Desa Selotong.

Dina Krishanti dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pola Konsumsi Masyarakat, Studi Kasus: Pengemudi Becak di Kecamatan Medan Helvetia” dari analisis data dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi pola konsumsi ialah tingkat pendapatan dan jumlah tanggungan bepengaruh nyata terhadap pola konsumsi masyarakat. Sedangkan tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap pola konsumsi masyarakat.

2.4 Kerangka Pemikiran

Penelitian dilakukan di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai dengan sasaran responden masyarakat (ibu rumah tangga) di Desa Pantai Cermin Kanan. Setiap masyarakat memiliki pola konsumsi

(26)

pangan tersendiri. Pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi masyarakat dan dapat menunjukkan tingkat keberagaman pangan mayarakat. Pola konsumsi pangan tersebut dapat diketahui dengan menghitung tingkat konsumsi pangan masyarakat. Tingkat konsumsi pangan membentuk skor berupa Pola Pangan Harapan (PPH) di daerah penelitian.

Selanjutnya PPH di Desa Pantai Cermin Kanan akan dibandingkan dengan PPH Ideal Nasional. Sehingga dapat diketahui PPH di daerah penelitian ideal atau tidak ideal.

Pola konsumsi pangan diperlukan juga data pendapatan rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, umur ibu rumah tangga , dan tingkat pendidikan ibu rumah tangga. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh tingkat pendapatan rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, umur, dan pendidikan di daerah penelitian.

Rumah Tangga

Pola Konsumsi Pangan

Faktor-Faktor Sosial :

1. Pendapatan 2. Jumlah

Anggota Rumah Tangga

(27)

Keterangan :

: Menyatakan Hubungan : Menyatakan Pengaruh : Menyatakan Perbandingan

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Nelayan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi di Desa

Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai

2.5 Hipotesa Penelitian

Berdasarkan skema kerangka pemikiran maka dapat dirumuskan bahwa hipotesis penelitian adalah ada pengaruh nyata pendapatan, jumlah anggota rumah tangga,

Skor Pola Pangan Harapan

Ideal BelumIdeal

Pola Pangan Harapan Ideal

(28)

umur dan pendidikan terhadap pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan baik secara agregat maupun parsial.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Peneletian

(29)

Metode Penentuan daerah peneletian dilakukan secara purposive (sengaja), yaitu di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Pemilihan daerah ini dikarenakan daerah peneliti merupakan daerah wisata dan sebagian besar beramata pencaharian nelayan yang sebanyak 972 rumah tangga maka dapat diketahui gambaran pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan. Sehingga dari pola konsumsi pangan ini dapat dilihat dominasi konsumsi dari 9 kelompok bahan pangan yang dikonsumsi oleh rumah tagga setiap harinya.

3.2 Metode Penentuan Jumlah Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode Slovin dengan persamaan sebagai berikut :

n = 𝑁

1+𝑁𝑒2

dimana :

n = Jumlah Sampel N = Jumlah populasi

e = Batas toleransi keselahan (error tolerance) N = 972

E = 10%

n = 𝑁

1+𝑁𝑒2

n = 972

1+972.10%

n = 91

Pada umumnya persentase kesalahan yang bisa ditolerir pada penelitian sosial sebesar 5%-20% karena pada hasil penelitian sulit dipastikan keakrutan data

(30)

seperti pada penelitian ilmu pasti. Pada penelitian ini digunakan toleransi kesalahan sebesar 10% yaitu diantara 5% hingga 20%. Hasil perhitungan tersebut tersebut menunjukan bahwa sampel yang diperoleh sebanyak 91 orang, yang diambil dari keseluruhan jumlah populasi rumah tangga nelayan di daerah penelitian yaitu sebanyak 972 rumah tangga.

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel ialah Random Sampling Method dimana semua unsur dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel. Pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalan populasi.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan kuesioner dengan rumah tangga nelayan di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik, Badan Ketahanan Pangan serta dari berbagai literatur yang mendukung penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah 1, dianalisis secara deskriptif yaitu dengan mengamati dan menganalisis pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai. Pengamatan pola konsumsi pangan ini melaksanakan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.

(31)

Kemudian hasil wawancara dibentuk dalam tabulasi data yang mencakup 9 kelompok bahan makanan yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan perhitungan kecakupan konsumsi energi berdasarkan acuan PPH dengan formula sebagai berikut :

Konsumsi Aktual

Konsumsi Aktual = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑃𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑅𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑇𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑅𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑇𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎

Energi Aktual

Energi Aktual = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙

𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐻𝑎𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 (𝑘𝑘𝑎𝑙)

% Aktual

% Aktual = 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 𝑥 100%

% AKE

%AKE = 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙

2000 𝑥 100%

Skor Aktual = % Aktual x Bobot Skor AKE = % AKE x Bobot

Skor PPH = Jika skor AKE > dari skor maks, maka skor maks yang digunakan di dalam tabel skor PPH ini. Dan jika skor AKE < dari skor maks, maka skor AKE yang dimasukkan ke dalam tabel skor PPH.

Penentuan Bobot (Triguna Pangan) : Sumber energi (karbohidrat) 33,33%

Padi-padian, umbi-umbian, minyak lemak, buah/biji berminyak, gula (75%).

Bobot = 33,33%/75% = 0,5.

Sumber pembangunan (protein) 33,33%

(32)

Pangan hewani, kacang-kacangan (17%). Bobot = 33,33%/17% = 2.

Sumber pengatur (vitamin dan mineral) 33,33%.

Sayur dan buah (6%). Bobot = 33,33%/6% =5.

Faktor Konversi dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Tabel 3.1 Faktor Konversi (kkal) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) No. Kelompok Pangan Faktor Konversi

Gr Kkal

Skor PPH

1 Padi-padian 275 1000 25

2 Umbi-umbian 100 120 2,5

3 Pangan hewani 150 240 24

4 Minyak dan Lemak 20 200 5

5 Buah/biji berminyak 10 60 1

6 Kacang-kacangan 35 100 10

7 Gula 30 100 2,5

8 Sayur dan buah 250 120 30

9 Lain-lain 0 66 0

Sumber : Badan Ketahanan Pangan, 2015

Untuk identifikasi masalah 2, dianilisis menggunakan analisis regresi linier berganda melalui Program SPSS (Statistical Product and Services Solution) dimana sebuah variabel (Y) dihubungkan dengan dua atau lebih variabel bebas (X). Untuk mengetahui variabel bebas (pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga, umur dan pendidikan) terhadap variabel terikat yaitu konsumsi pangan aktual rumah tangga nelayan.

Model regresi linier berganda yang digunakan : Y =a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4 + µ

(33)

Dimana :

Y = Konsumsi pangan aktual rumah tangga nelayan (gram/kapita/bulan) A = Intercept atau konstanta

b1,b2,b3,b4 = Parameter koefisien regresi

X1 = pendapatan rumah tangga (Rp/bulan) X2 = Jumlah anggota keluarga (jiwa)

X3 = Umur (tahun)

X4 = Pendidikan(tahun)

µ = error term (koefiesien error) Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit) Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) merupakan besaran untuk menunjukan tingkat kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam bentuk persen (%), atau dengan kata lain untuk mengukur kuatnya hubungan antara variabel atau lebih secara bersama-sama terhadap Y. Jika R2 = 1, berarti besarnya persentase sumbangan X terhadap variasi Y secara bersama-sama adalah 100%. Semakin dekat R2 dengan satu, maka makin cocok garis regresi untuk meramalkan Y.

Uji F

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Uji F dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikansi statistik koefisien regresi secara serempak. Tarif signifikansi (α) yang digunakan dalam ilmu sosial adalah 0,05.

Kriteria pengujian:

(34)

Jika sig. F > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika sig. F ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima Hipotesis:

H0 : faktor-faktor X1, X2, X3, dan X4 secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap Y (pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan).

H1: faktor-faktor X1, X2, X3, dan X4 secara serempak berpengaruh nyata terhadap Y (pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan).

3. Uji t

Uji t digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Uji t dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikansi statistik koefisien regresi secara parsial. Tarif signifikansi (α) yang digunakan dalam ilmu sosial adalah 0,05.

Kriteria pengujian:

Jika sig. t > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika sig. t ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima Hipotesis:

H0 : faktor-faktor X1, X2, X3, dan X4 secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap Y (pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan).

H1 : faktor-faktor X1, X2, X3, dan X4 secara parsial berpengaruh nyata terhadap Y (pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan).

Uji Asumsi Klasik

(35)

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada Analisis Regresi Linier Berganda yang berbasis OLS (Ordinary Least Square). Pada prinsipnya, model regresi linier yang dibangun sebaiknya tidak boleh menyimpang dari asumsi BLUE (Blue, Linier, Unbiased, dan Estimator). Ada tiga uji asumsi klasik yang akan digunakan dalam penelitian ini, antara lain uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinieritas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data mendekati distribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan Normal P- Plot of Regression Standarized Residual, Grafik Histrogram dari residualnya, dan uji Kolmogrov Smirnov.

Persyaratan dari uji normalitas data adalah:

1. Jika output Grafik Histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka mengindikasikan model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika Normal P-Plot menunjukkan penyebaran data (titik-titik) di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka mengindikasikan model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Kriteria pengujian menggunakan Uji Kolmogrov-Smirnov dengan melihat nilai signifikansi pada Kolmogrov-Smirnov Test, yaitu:

1. Jika sig. > 0,05 = data berdistribusi normal 2. Jika sig. ≤ 0,05 = data tidak berdistribusi normal 2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

(36)

dalam model regresi. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Supriana, 2013).

Penelitian ini menggunakan uji Glejser sebagai penguji heteroskedastisitas, dengan melihat nilai signifikansi:

1. Jika sig. > 0,05 = Homokedastisitas (tidak terjadi masalah heteroskedastisitas) 2. Jika sig. ≤ 0,05 = Heteroskedastisitas

Selain uji Glejser, untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat penyebaran data pada grafik scatterplot.

1. Jika penyebaran data (titik-titik) pada scatterplot membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika penyebaran data (titik-titik) pada scatterplot tidak terdapat pola yang jelas, titik-titik menyebar pada di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah adanya hubungan linier (korelasi) yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan model regresi.

Data yang digunakan adalah penggunaan faktor yang dilogaritmakan. Model regresi yang baik harusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Ada atau tidaknya multikolinieritas pada model regresi terlihat dari tolerance dan VIF (Variance Inlaction Factor) (Supriana, 2013).

(37)

Selain melihat nilai VIF, juga bisa dengan menganalisis korelasi antar variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas (Sukirno, 2004).

Kriteria nilai uji yang digunakan adalah:

1. Jika nilai toleransi > 0,10 dan VIF < 10, maka model tidak mengalami multikolinieritas.

2. Jika nilai toleransi ≤ 0,10 dan VIF ≥ 10, maka model mengalami multikolinieritas.

Definisi dan Batas Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penafsiran penelitian ini, maka perlu dibuat difenisi dan batasan operasional sebagai berikut :

Definisi

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan dan minuman

Pola Konsumsi Pangan adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata perorang per hari yang umum dikonsumsi/dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu.

Rumah tangga adalah keluarga inti (suami, istri, anak) ditambah kerabat lainnya yang tingga di dalam satu rumah dan biasanya makan bersama dari satu dapur.

Yang dimaksud dengan makan dari satu dapur adalah mengurus kebutuhan sehari- hari bersama menjadi satu.

(38)

Pola Pangan Harapan (PPH) adalah kumpulan beragam jenis dan jumlah kelompok pangan utama yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi pada komposisi yang seimbang.

Pendapatan rumah tanga adalah jumlah seluruh pendapatan/pemasukan rumah tangga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik pangan maupun non pangan yang dinyatakan dalam satuan rupiah pada priode waktu tertentu.

Konsumsi energi adalah sejumlah energi pangan yang dikonsumsi penduduk rata- rata per orang per hari dalam satuan kkal/kap/hr.

Konsumsi harapan adalah sejumlah pangan yang dikonsumsi penduduk rata-rata per orang per hari dalam satuan gram/kap/hr.

Angka Kecukupan Energi (AKE) adalah sejumlah zat/energi pangan yang diperlukan oleh seseorang dalam memenuhi kebutuhannya dalam satuan kkal/kap/hr.

Bobot adalah nilai yang diberikan untuk setiap kelompok bahan pangan dengan mempertimbangkan kepadatan energi, zat gizi, kuantitas, dan cita rasa terhadap komoditas tersebut.

Jumlah anggota rumah tangga adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan anggota lainnya yang masih menjadi tanggungan kepala rumah tangga, yang dinyatakan dalam satuan jiwa.

Umur ibu rumah tangga adalah usia ibu rumah tangga yang diasumsikan berkaitan dengan pengalaman, tingkat pengetahuan dan sikap yang dimilikunya dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dalam satuan tahun.

(39)

Tingkat pendidikan ibu rumah tangga adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh ibu rumah tangga dalam satuan tahun.

Batas Operasional

Daerah Penelitian di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai.

Sampel penelitian adalah rumah tangga nelayan yang tinggal di daerah pesisir pantai

Waktu penelitian tahun 2016

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1. Deskripsi Daereah Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai. Desa Pantai Cermin Kanan memiliki luas wilayah

(40)

sebesar ±400 Ha atau 4km2. Desa Pantai Cermin Kanan merupakan desa pesisir pantai.

Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Besar II Terjun Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kota Pari

Sebelah Timur berbatasan dengan Sei Baungan Desa P. Cermin Kiri

Masyarakat di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai sebagian besar bermata pencaharian sebagai pedagang dan nelayan.

4.1.1. Keadaan Kependudukan

a. Penduduk Menurut Kelompok Umur

Penduduk Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai berjumlah 3.892 jiwa (1.921 jiwa laki-laki dan 1.971 jiwa perempuan) dengan 958 rumah tangga. Berdasarkan golongan umur penduduk di Desa Pantai Cermin Kanan dapat dilihat pada Tabel 4.1. berikut :

Tabel 4.1. Penduduk Menurut Kelompok Umur Kelompok Umur

(Tahun)

Laki-Laki (Jiwa)

Perempuan (Jiwa)

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

0 – 2 81 85 166 4,14

2-4 90 81 171 5,45

5-6 84 97 181 4,08

(41)

7-12 246 259 505 12,59

13-15 255 268 523 13,44

16-18 260 264 524 13,47

19-24 207 210 417 10,72

25-44 338 321 659 16,94

>45 360 386 746 19,17

Total 1.921 1.971 3.892 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Pantai Cermin Kanan, 2015

Tabel 4.1. menunjukkan bahwa jumlah penduduk Desa Pantai Cermin Kanan pada tahun 2015 sebesar 3.892 jiwa. Dari tabel di atas juga menunjukkan penduduk dengan usia produktif sebanyak 41,13% dengan kelompok umur 16-44 tahun sebesar 1600 jiwa.

b. Penduduk Menurut Kelompok Jenis Pekerjaan

Mata pencaharian penduduk Desa Pantai Cermin Kanan terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai pedagang, nelayan, PNS, ABRI, petani, buruh tani, pensiunan, pertukangan, jasa, pegawai swasta. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai mata pencaharian penduduk Desa Pantai Cermin Kanandapat dilihat pada tabel 4.2. berikut

Tabel 4.2. Penduduk Menurut Kelompok Jenis Pekerjaan

No Mata

Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Pedagang 1.032 40,76

2. Nelayan 972 38,39

(42)

3. PNS 42 1,66

4. ABRI 11 0,43

5.

6.

7.

Petani Buruh Tani Pensiunan

78 15 10

3,08 0,59 0,39 8.

9.

10

Pertukangan Pegawai Swasta Jasa

136 157 79

5,37 6,2 3,12

Total 2.532 100

Sumber : Kantor Desa Pantai Cermin Kanan, 2015

Tabel 4.2. menunjukkan bahwa penduduk di Desa Pantai Cermin Kanan sebagian besar bermata pencaharian sebagai pedagang sebesar 1.302 jiwa dikarenakan daerah penelitian merupakan daerah wisata dan nelayan sebesar 972 jiwa.

c. Penduduk Menurut Agama

Tabel 4.3. Penduduk Menurut Kelompok Agama

No Agama Penduduk

(Jiwa)

Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

5.

Islam Kristen Katholik Hindu Budha

3.520 29 36 9 298

90,44 0,75 0,92 0,23 7,66

Total 3.892 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Pantai Cermin Kanan, 2015

Tabel 4.3. menunjukkan bahwa penduduk di Desa Pantai Cermin Kanan di dominasi dengan agama islam sebesar 3.892 jiwa.

4.1.2. Sarana dan Prasarana

(43)

Peningkatan kesejahteraan masyarakat suatu desa dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang tersedia di desa tersebut. Desa Pantai Cermin Kanan memiliki berbagai sarana dan prasarana seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.4. berikut:

Tabel 4.4. Sarana dan Prasarana

No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1. Sarana Pendidikan 14

2. Sarana Ibadah 8

3. Sarana Kesehatan 5

Total 33

Sumber : Kantor Kepala Desa Pantai Cermin Kanan, 2015

Tabel 4.4. menunjukkan bahwa di Desa Pantai Cermin Kanan memiliki sarana pendidikan sebanyak 14 unit (4 TK/PAUD, 4 SD Negeri, 2 SMP Negeri, 2 SMA Negeri), sarana ibadah sebanyak 8 unit (5 mesjid dan 3 mushola), dan sarana

kesehatan sebanyak 5 unit (1 Puskesmas Pembantu dan 4 Posyandu).

Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa Desa Pantai Cermin Kanan memiliki sarana dan prasarana yang cukup tersedia untuk mendukung kesejahteraan masyarakat di desa ini.

4.2. Karakteristik Sampel Peneliti

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai. Karakteristik rumah tangga sampel yang dimaksud meliputi tingkat pendapatan rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, umur dan pendidikan.

4.2.1. Pendapatan Rumah Tangga

(44)

Pendapatan rumah tangga di Desa Pantai Cermin Kanan tidak terlalu beragam. Hal ini diakibatkan mata pencaharian masyarakat di Desa Pantai Cermin Kanan mayoritas sebagai nelayan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5. berikut :

Tabel 4.5. Pendapatan Rumah Tangga Sampel di Desa Pantai Cermin Kanan No Pendapatan Rumah Tangga

(Rp/bulan)

Jumlah Anggota Rumah Tangga

(Orang)

Persentase (%)

1. <1.500.000 3 3,30

2. 1.550.000-2.500.00 78 85,71

3. >2.550.000 10 10,99

Total 91 100

Sumber : Lampiran 2 (diolah), 2016

Tabel 4.5. memperlihatkan bahwa pendapatan rumah tangga nelayan terbanyak di Desa Pantai Cermin Kanan adalah pendapatan yang berkisar Rp 1.550.000 – Rp 2.500.000 per bulannya yaitu sebanyak 78 rumah tangga nelayan atau sebesar 85,71%. Sedangkan pendapatan terkecil adalah pendapat rumah tangga yang berkisar lebih kecil dari Rp 1.000.000 per bulannya yaitu sebanyak 3 rumah tangga atau sebesar 3,30%.

4.2.2. Jumlah Anggota Keluarga

Dalam membeli dan mengkonsumsi pangan, jumlah konsumsi rumah tangga sangat dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan. Adapun jumlah anggota rumah tangga di Desa Pantai Cermin Kanan dapat dilihat pada Tabel 4.6. berikut :

Tabel 4.6. Jumlah Anggota Rumah Tangga Sampel di Desa Pantai Cermin Kanan

(45)

No Jumlah Rumah Tangga (Rp/bulan)

Jumlah (Kepala Keluarga

Persentase (%)

1. 1-3 27 29,67%

2. 4-6 58 63,74%

3. >6 6 6,59%

Total 91 100

Sumber : Lampiran 2 (diolah), 2016

Tabel 4.6. menunjukkan jumlah anggota keluarga terbanyak di Desa Pantai Cermin Kanan berada pada kelompok 4-6 orang yaitu sebanyak 58 kepala keluarga atau sebesar 63,74% dan yang terkecil berada pada kelompok >6 orang yaitu sebanyak 6 kepala keluarga atau sebesar 6,59%.

4.2.3. Umur

Umur ikut mempengaruhi seseorang dalam mengkonsumsi suatu jenis produk dan jasa. Adanya perbedaan umur menyebabkan perbedaan selera serta jenis produk yang hendak dikonsumsi. Perbedaan umur ibu rumah tangga (sampel) di Desa Pantai Cermin Kanan dapat dilihat pada Tabel 4.7. berikut:

Tabel 4.7. Umur Sampel di Desa Pantai Cermin Kanan No Kelompok Umur

(Tahun)

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

1. 20-29 2 2,2

2. 30-39 15 16,48

3. 40-49 45 49,54

4 >50 29 31,87

Total 91 100

Sumber : Lampiran 2 (diolah), 2016

Tabel 4.7. menunjukkan bahwa rata-rata umur ibu rumah tangga di Desa Pantai Cermin Kanan terbanyak berada pada kelompok umur 40-49 tahun dengan jumlah 45 jiwa atau 49,54% dan yang terkecil berada pada kelompok umur 20-29 tahun dengan jumlah 2 jiwa atau 2,2%.

4.2.4. Pendidikan

(46)

Tinggi rendahnya pendidikan ibu erat kaitannya dengan tingkat perawatan kesehatan, hygiene, kesadaran terhadap keluarga. Ibu memegang peranan penting pada pengelolaan rumah tangga. Tingkat pendidikan ibu terutama dapat menentukan sikap pengetahuan dan keterampilannya dalam menentukan makanan keluarga. Adapun tingkat pendidikan di Desa Pantai Cermin Kanan dapat dilihat pada Tabel 4.8. berikut:

Tabel 4.8. Pendidikan Sampel di Desa Pantai Cermin Kanan No Kelompok Pendidikan

(Tahun)

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

1. 1-6 29 31,87

2. 7-9 31 34,07

3. 10-12 31 34,07

Total 91 100

Sumber : Lampiran 2 (diolah), 2016

Tabel 4.7. menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan ibu rumah tangga di Desa Pantai Cermin Kanan pada kelompok 7-9 (SMP) dan 10-12 (SMA) berimbang dengan jumlah 31 atau 34,07% jiwa dan yang terkecil berada pada kelompok 1-6 (SD) tahun dengan jumlah 29 jiwa atau 31,87%.

BAB V

(47)

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Pola Konsumsi Pangan

Pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok tertentupada waktu tertentu. Pola konsumsi pangan dapat menunjukkan tingkat keberagaman pangan rumah tangga nelayan di daerah penelitian, yaitu Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai.

Hasil penelitian menunnjukkan bahwa pola konsumsi pangan atau tingkat keberagaman pangan rumah tangga nelayan di Desa Pantai Cermin Kanan adalah sebagai berikut:

Tebel 5.1. Data Keberagaman Pangan Rumah Tangga Nelayan di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai

Kelompok Pangan

Konsumsi Aktual (gr/kap/hr)

Energi Aktual (kkal/kap/h

r)

%

AKE Bobot Skor AKE

Skor Maks

PPH Ideal

PPH

Padi-

padian 248,68 904,29 45,21 0,50 22,61 25,00 22,61

Umbi-

umbian 28,55 38,10 1,90 0,50 0,95 2,50 0,95

Pangan

Hewani 188,68 323,45 16,67 2,00 32,34 24,00 24,00

Minyak dan Lemak

48,06 384,45 19,22 0,50 9,61 5,00 5,00

Buah/Biji

Berminyak 2,17 13,00 0,65 0,50 0,32 1,00 0,32

Kacang-

kacangan 59,07 168,77 8,44 2,00 16,88 10,00 10,00

Gula 45,97 153,23 7,16 0,50 3,83 2,50 2,50

Sayur dan

Buah 151,15 78,86 3,94 5,00 19,72 30,00 19,72

Lain-lain 35,51 142,03 7,10 0,03 0,21 0,00 0,00

Total 807,83 2.206,53 110,31 11,53 106,48 100,00 85,10

Sumber : Lampiran 1 (diolah) 2016

(48)

Tabel 5.1. menunjukkan bahwa total konsumsi rumah tangga di Desa Pantai Cermin Kanan adalah sebesar 807,83 gr/kap/hr. Hal ini berarti berat konsumsi pangan rumah tangga di Desa Pantai Cermin Kanan belum mencapai angka kecukupan yang dianjurkan yaitu sebesar 850 gr/kap/hr. Berat konsumsi pangan rumah tangga dari jumlah terbesar hingga terkecil yaitu padi-padian, pangan hewani, sayur dan buah, kacang-kacangan, minyak dan lemak, gula, lain-lain (minuman dan bumbu), umbi-umbian dan buah/biji berminyak.

Tabel 5.1. menunjukkan bahwa total konsumsi energi rumah tangga di Desa Pantai Cermin Kanan adalah sebesar 2.206,14 kkal/kap/hr atau 110,31 %. Hal ini berarti konsumsi energi di Desa Pantai Cermin Kanan melebihi angka kecukupan yang dianjurkan yaitu sebesar 2000 kkal/kap/hr. Kelompok pangan dengan energi yang terbesar hingga terkecil adalah padi-padian, minyak dan lemak, pangan hewani, kacang-kacangan, lain-lain (minuman dan bumbu), sayur dan buah, umbi- umbian dan buah/biji berminyak.

Tabel 5.1. menunjukkan bahwa skor Pola Pangan Harapan (PPH) di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebesar 85,10. Hal ini menunjukkan bahwa Desa Pantai Cermin Kanan belum mencapai target skor Pola Pangan Harapan sebesar 95 yang telah ditetapkan oleh Badan Ketahanan Pangan pada tahun 2015.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat beberapa kelompok pangan yang mencapai jumlah pangan yang dianjurkan apabila dibandingkan dengan jumlah pangan ideal nasional per kapita per hari, yang dijelaskan dalam Tabel 5.2.

(49)

Tabel 5.2. Perbandingan Konsumsi Ideal Nasional dan Konsumsi Rumah Tangga Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai

Kelompok Pangan

Konsumsi Pangan

(gr/kap/hr)

Konsumsi Energi

(kkal/kap/hr)

% AKE Ideal Hasil Ideal Hasil Ideal Hasil

Padi-padian 275 248,68 1.000 904,29 50 45,21

Umbi-umbian 90 28,55 120 38,10 6 1,90

Pangan Hewani 140 188,68 240 323,45 12 16,67

Minyak dan

Lemak 25 48,06 200 384,45 10 19,22

Buah/Biji

Berminyak 10 2,17 60 13,00 3 0,65

Kacang-kacangan 35 59,07 100 168,77 5 8,44

Gula 30 45,97 100 153,23 5 7,16

Sayur dan

Buah 230 151,15 120 78,86 6 3,94

Lain-lain 15 35,51 60 142,03 3 7,10

TOTAL 850 809,33 2.000 2.206,53 100 110,31 Sumber : Lampiran 1 dan BKP Sumatera Utara

Tabel 5.2. menunjukkan tingkat konsumsi pangan di Desa Pantai Cermin Kanan.

Dapat dilihat bahwa berat konsumsi pangan di Desa Pantai Cermin Kanan belum mencapai angka ideal sedangkan konsumsi energi di Pantai Cermin Kanan mencapai angka kecukupan yang dianjurkan. Dari kesembilan kelompok pangan, terdapat 5 (lima) kelompok pangan yang berada di atas angka ideal, yaitu pangan hewani, minyak dan lemak, kacang-kacangan, gula, dan lain-lain (minuman dan bumbu). Sedangkan kelompok pangan padi-padian, umbi-umbian, buah/biji berminyak, serta sayur dan buah masih berada di bawah angka kecukupan yang dianjurkan.

Dapat kita lihat pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di dominasi oleh kelompok pangan yaitu pangan hewani, minyak dan lemak, kacang-kacangan, gula, dan lain-lain (minuman dan bumbu). Sedangkan kelompok pangan padi-

(50)

padian, umbi-umbian, buah/biji berminyak, serta sayur dan buah masih berada di bawah angka kecukupan yang dianjurkan. Apabila dibandingkan pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan dengan rumah tangga petani pasti berbeda, konsumsi pangan rumah tangga petani biasanya didominasi oleh kelompok pangan padia-padian, minyak dan lemak dan sayur dan buah.

5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan Rumah Tangga Nelayan di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Berdagai

Dalam penelitian ini, terdapat 4 (empat) faktor yang mempengaruhi pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Berdagai yaitu jumlah pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga, umur, dan tingkat pendidikan.

5.2.1. Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit)

Setelah diuji menggunakan SPSS diketahui bahwa pengaruh variabel bebas (pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga, umur, dan pendidikan) terhadap variabel terikat (konsumsi pangan rumah tangga nelayan) seperti terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.3. Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan Rumah Tangga Nelayan Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Berdagai

No Variabel Koef. Regresi Sig.

1 Konstanta 287,609 ,000

2 Tingkat Pendapatan Rumah Tangga 3,363 ,000

3 Jumlah Anggota Keluarga 52,154 ,000

4 Umur -2,651 ,001

5 Pendidikan -2,956 ,065

R Square 0,956

Sumber : Lampiran 3, 2016

Gambar

Tabel  1.1  Skor  Pola  Pangan  Harapan  (PPH)  Aktual  di  Kabupaten  Serdang  Bedagai Tahun 2015
Tabel 1.2. Susunan dan Jumlah Pangan Ideal Nasional Per Kapita Per Hari
Gambar 1.1. Hipotesis Pendapatan Absolut (Absolute Income Hypothesis)
Gambar 5.1. Grafik Histogram
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- undang nomor 6 Tahun 2014

[r]

[r]

Pekerjaan : Jasa Konsultan Perencana Kontruksi Fisik Renovasi Ruang Pelayanan Tanggal : 27

Dari hasil penelitian terhadap dokumen penawaran kualifikasi tersebut adalah, perusahan yang. bersangkutan dapat menunjukan dokumen asli dan legalisir sesuai dengan

[r]

[r]

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa tingkat kompetensi kepribadian dan sosial guru Penjasorkes Sekolah Menengah Atas Negeri di