ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA NELAYAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
(Studi Kasus: Desa Pantai Cermin Kanan Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai)
SKRIPSI
FITRI WIDYANINGSIH 120304140
AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2017
ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA NELAYAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
(Studi Kasus: Desa Pantai Cermin Kanan Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai)
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian
FITRI WIDYANINGSIH 120304140
AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2017
ABSTRAK
FITRI WIDYANINGSIH: Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Nelayan (Studi Kasus: Desa Pantai Cermin
Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai) dibimbing oleh Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec dan Emalisa, SP, MSi. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan dan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling sebanyak 91 ibu rumah tangga nelayan. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan kelompok pangan di desa penelitian ini didominasi oleh kelompok pangan pangan hewani. Hasil estimasi regresi linier berganda menunjukkan bahwa secara serempak variabel tingkat pendapatan, jumlah anggota keluarga, umur, dan pendidikan berpengaruh nyata terhadap pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan. Secara parsial, variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan, sedangkan variabel pendapatan, jumlah anggota keluarga dan umur berpengaruh nyata terhadap pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan.
Kata Kunci:Pola Pangan Harapan, Pola Konsumsi Pangan, Rumah Tangga Nelayan
RIWAYAT HIDUP
FITRI WIDYANINGSIH lahir di Sementara 17 Maret 1994, anak kedua dari tiga bersaudara dari Ayahanda Jumiran dan Ibunda Syamsiah Lubis, SP, MP.
Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut:
Tahun 2000 masuk Sekolah Dasar di SDN 105378 Sementara dan tamat pada tahun 2006.
Tahun 2006 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Pantai Cermin dan lulus pada tahun 2009.
Tahun 2009 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Pantai Cermin dan lulus pada tahun 2012.
Tahun 2012 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Kegiatan yang pernah diikuti penulis selama kuliah adalah:
Bulan Agustus hingga September 2014 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Nagori Pane Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.
Melaksanakan penelitian pada bulan November 2016 di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana jenjang strata satu di Fakultas Pertanian dengan judul: Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Nelayan (Studi Kasus: Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai) .
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada kedua
orangtua tercinta, Ayahanda tercinta Jumiran dan Ibunda tercinta Syamsiah Lubis, SP,MP. yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril maupun materil bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec. selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Emalisa,SP,MSi. selaku anggota komisi pembimbing skripsi yang telah sabar dan meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan arahan, bimbingan, petunjuk, dan juga saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Ibu Dr. Ir. Salmiah, M.S selaku Ketua Departemen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian.
Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf dan pegawai Program Studi Agribisnis yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan bantuannya kepada penulis selama masa pendidikan di Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara
Kepada sahabat-sahabat yang telah membantu penulis dan memberi semangat kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi dengan segera.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan.
Medan, Desember 2016
Fitri Widyaningsih
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Kegunaan Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 7
2.1.1 Pangan ... 7
2.1.2 Pola Konsumsi ... 8
2.1.3 Rumah Tangga ... 8
2.1.4 Nelayan ... 8
2.1.5 Pola Pangan Harapan ... 9
2.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Pangan ... 10
2.2 Landasan Teori ... 12
2.3 Penelitian Terdahulu ... 14
2.4 Kerangka Pemikiran ... 15
2.5 Hipotesis Penelitian ... 17
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 18
3.2 Metode Penentuan Jumlah Sampel ... 19
3.3 Metode Pengumpulan Data ... 19
3.4 Metode Analisis Data ... 19
3.5 Definisi dan Batas Operasional ... 26
3.5.1 Definisi ... 26
3.5. Batas Operasional ... 28
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 29
4.1.1 Keadaan Kependudukan ... 29
4.1.2 Sarana dan Prasarana ... 32
4.2 Karakteristik Sampel Peneliti ... 32
4.2.1 Pendapatan Rumah Tangga ... 33
4.2.2 Jumlah Anggota Keluarga ... 33
4.2.3 Umur ... 34
4.2.4 Pendidikan ... 35
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pola Konsumsi Pangan ... 36
5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan Aktual Rumah Tangga di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Berdagai ... 39 5.2.1 Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit) ... 39 5.2.2 Uji Asumsi Klasik (Ordinary Least Square) ... 43 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ... 47 6.2 Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Tabel Halaman 1.2. Susunan dan Jumlah Pangan Ideal Nasional Perkapita Per
Hari ... 5
2.1. Standar Pola Pangan Harapan (PPH) Nasional 10 3.1. Faktor konversi (kkal) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) ... 21
4.1. Penduduk Menurut Kelompok Umur ... 30
4.2. Penduduk Menurut Kelompok Jenis Pekerjaan ... 31
4.3. Penduduk Menurut Kelompok Agama ... 31
4.4. Sarana dan Prasaran ... 32
4.5. Pandapatan Rumah Tangga Sampel di Desa Pantai Cermin Kanan ... 33
4.6. Jumlah Anggota Rumah Tangga Sampel di Desa Pantai Cermin Kanan ... 34
4.7. Umur Sampel di Desa Pantai Cermin Kanan ... 34
4.8. Pendidikan Sampel di Desa Pantai Cermin Kanan ... 35
5.1 Data Keberagaman Pangan Rumah Tangga di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai ... 36 5.2. Perbandingan Ideal Nasional dan Konsumsi Rumah Tangga Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai ... 38
5.3. Hasil Analisis Regresi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan Aktual Rumah Tangga Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin Kanan, Kabupaten Serdang Bedagai ... 39
5.4. Hasil Uji Kolmograv Smirnov ... 44
5.5. Hasil Uju t-Statistik Unstandardized Residual Analisis Regresi Linier Berganda ... 45
5.6. Hasil Uji Multikolinieritas ... 46
5.6. Hasil Uji Multikolinieritas ... 46
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Gambar Halaman 2.1 Hipotesis Pendapatan Absolut (Absolute Income
Hypothesis) ... 13 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Analisis faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Nelayan di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai
Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai ... 16 5.1 Grafik Histogram ... 43 5.2 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual
...
44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Lampiran
1 Konsumsi Pangan Rata-rata Rumah Tangga per Kapita per Hari di Pantai Cermin Kanan (gr/kap/hr)
2 Data Primer yang Diolah Dengan SPSS Versi
3 Hasil Analisis Regresi Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Pangan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya. Di masyarakat dikenal pola pangan atau kebiasaan makan yang ada pada masyarakat dimana sese orang anak hidup. Pangan merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dari pembuatan makanan dan minuman.
Pangan merupakan kebutuhan manusia yang paling azasi, sehingga ketersediaan pangan bagi masyarakat harus selalu terjamin. Manusia dengan segala kemampuannya selalu berusaha mencukupi kebutuhannya dengan berbagai cara.
Dalam perkembangan peradaban masyarakat untuk memenuhi kualitas hidup yang maju, mandiri, dalam suasana tenteram, serta sejahtera lahir dan batin, semakin dituntut penyediaan pangan yang cukup berkualitas dan merata. Oleh karena itu, kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk mewujudkan pembangunan sumberdaya manusia yang sehat, aktif dan produktif (BKP, 2015).
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan menyebutkan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutu, aman, merata dan terjangkau. Pembangunan pangan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas sumberdaya manusia sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional. Konsumsi pangan penduduk
Indonesia masih belum memenuhi kecukupan gizi. Kuantitas, kualitas dan keragaman pangan belum memenuhi kaedah berimbang, karena masih didominasi oleh serealia khususnya beras, sebaliknya kontribusi jagung, umbi-umbian, kacangan-kacangan, pangan hewani, sayur-sayuran dan buah-buahan masih sangat kurang. Ketergantungan terhadap beras dapat diperlonggar dengan penganekaragaman pangan melalui perubahan citra bahan pangan pokok berbasis umbi-umbian yang diperkaya nutrisinya oleh kacang-kacangan (Aziz, 2008).
Pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Pola konsumsi masyarakat ini dapat menunjukkan tingkat keberagaman pangan masyarakat yang selanjutnya dapat diamati dari parameter Pola Pangan Harapan (PPH) (Baliwati dkk, 2010).
Dalam menentukan pola konsumsi pangan rumah tangga, yang paling berperan penting adalah peran ibu rumah tangga sebagai pengatur dan manajemen rumah tangga. Sehingga umur dan pendidikan ibu dinilai mampu memberikan pengaruh yang positif dalam penentuan kualitas menu pangan yang dikonsumsi sehari-hari.
Pendidikan ibu rumah tanga berkaitan dengan tingkat pengetahuan dan sikap yang dimilikinya dalam pengambilan keputusan dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga.
Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi menangkap ikan dan binatang air lainnya/tanaman air. Tingkat kesejahteraan nelayan ditentukan dari hasil tangkapannya. Banyak tangkapan tercermin pula besarnya pendapatan yang diterima dan pendapatan tersebut sebagian besar untuk keperluan konsumsi keluarga. Dengan demikian tingkat pemenuhan kebutuhan
konsumsi keluarga atau kebutuhan fisik minimun sangat ditentukan oleh pendapatan yang diterimanya.
Para nelayan melakukan pekerjaanya dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan dengan kebutuhan hidup. Untuk pelaksanaan diperlukan beberapa perlengkapan dan dipengaruhi oleh banyak faktor guna mendukung keberhasilan kegiatan.
PPH adalah kumpulan beragam jenis dan jumlah kelompok pangan utama yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi pada komposisi yang seimbang. Konsumsi pangan yang beragam, bergizi dan berimbang adalah konsumsi pangan yang tidak hanya memenuhi kecukupan gizi, akan tetapi sekaligus juga mempertimbangkan keseimbangan gizi yang didukung oleh cita rasa, daya cerna, daya terima masyarakat, kuantitas dan kemampuan daya beli masyarakat.
Skor PPH yang maksimal adalah 100. Semakin tinggi skor mutu gizi pangan menunjukkan situasi pangan yang semakin beragam dan semakin baik komposisi dan mutu gizinya. Skor PPH digunakan sebagai indikator mutu gizi pangan dan keragaman konsumsi pangan. PPH berguna sebagai instrumen sederhana menilai situasi ketersediaan dan konsumsi pangan berupa jumlah dan komposisi pangan menurut jenis pangan secara agregat (Baliwati, 2002).
Tabel 1.1 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Aktual di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015
No
Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan
Kelompok Kalori % %AKE*) Bobot Skor Skor Skor Selisih Skor
1 Padi-padian 608.8 34.9 30.4 0.5 17.5 15.2 25.0 -9.8 15.2 2 Umbi
umbian
34.1 2.0 1.7 0.5 1.0 0.9 2.5 -1.6 0.9
3 Pangan Hewani
233.3 13.4 11.7 2.0 26.8 23.3 24.0 -0.7 23.3
4 Minyak dan Lemak
538.8 30.9 26.9 0.5 15.4 13.5 5.0 8.5 5.0
5 Buah/Biji Bermibyak
40.8 2.3 2.0 0.5 1.2 1.0 1.0 0.0 1.0
6 Kacang- kacangan
80.7 4.6 4.0 2.0 9.3 8.1 10.0 -1.9 8.1
7 Gula 45.2 2.6 2.3 0.5 1.3 1.1 2.5 -1.4 1.1
8 Sayur dan Buah
160.3 9.2 8.0 5.0 46.0 40.1 30.0 10.1 30.1
9 Lain-lain 2.2 0.1 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Total 1744.2 100.0 87.2 11.5 118.3 103.2 100 84.6
Keterangan :
*) Angka Kecukupan Energi(AKE) = 2000kkal/ap/hari
Sumber: Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan,2015 Dari tabel 1.1. di atas dapat dilihat bahwa skor Pola Pangan Harapan (PPH) di Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2015 sebesar 84,6. Skor PPH di Kabupaten Serdang Bedagai yang mencapai angka ideal yaitu padi-padian, pangan hewani, minyak dan lemak, sayur dan buah. Sedangkan skor PPH yang masih belum mencapai angka ideal, yaitu umbi-umbian, buah/biji berminyak, kacang-kacangan, gula. Dalam hal ini dapat digambarkan bahwa konsumi masyarakat Kabupaten Serdang Bedagai terhadap semua jenis pangan masih belum beragam dan berimbang.
Tabel 1.2. Susunan dan Jumlah Pangan Ideal Nasional Per Kapita Per Hari
No Kelompok % AKE Energi Berat
Pangan (kkal/kap/hr) (gram/kap/hr)
1 Padi-padian 50 1.000 275
2 Umbi-umbian 6 120 90
3 Pangan Hewani 12 240 140
4 Minyak dan Lemak 10 200 25
5 Buah Biji Berminyak 3 60 10
6 Kacang-kacangan 5 100 35
7 Gula 5 100 30
8 Sayur dan Buah 6 120 230
9 Lain-lain 3 60 15
Total 100 2.000 850
Sumber : Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, 2015
Tabel 1.2. menunjukkan besar Angka Kecukupan Energi (AKE) ideal untuk masing-masing kelompok pangan yang diperoleh dari pembagian besar energi dengan total energi dikali 100%. Selain itu, juga menunjukkan besarnya energi dan berat konsumsi ideal yang dijadikan faktor konversi dalam perhitungan konsumsi energi untuk memperoleh skor Pola Pangan Harapan (PPH).
Dari uraian di atas peneliti akan melakukan survei konsumsi pangan di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai untuk mengetahui skor pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan yang akan dibandingkan dengan situasi pangan penduduk Nasional, Sumatera Utara, Kabupaten Serdang Bedagai. Serta untuk mengetahui skor PPH di daerah penelitian yang akan dibandingkan dengan skor PPH Ideal Nasional.
Identifikasi Masalah
Bagaimana pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai?
Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai?
Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai.
Untuk menganalisis faktor-faktor apa yang mempengaruhi pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai.
Kegunaan Penelitian
Sebagai bahan informasi kepada objek penelitian
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah daerah setempat dalam membuat kebijakan
Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan referensi bagi penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pangan
Pangan bagi kehidupan bangsa Indonesia memiliki arti yang sangat penting. Dari berbagai jenis bahan pangan yang dikonsumsi, beras memiliki urutan utama.
Dapat dikatakan bahwa hampir seluruh penduduk Indonesia menjadikan beras sebagai bahan pangan utamanya. Disamping itu beras juga merupakan sumber nutrisi penting dalam struktur pangan. Beras memiliki peranan yang cukup strategis dalam kehidupan bangsa Indonesia (Amang, 1993).
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan dan minuman. Pangan dikelompokkan menjadi sembilan kelompok yakni :
Padi- padian terdiri dari beras, jagung, terigu.
Makanan berpati atau umbi- umbian terdiri dari kentang, ubi kayu, ubi jalar, sagu, talas dan umbi- umbian lain.
Pangan hewani terdiri dari ikan, daging, susu, telur.
Minyak dan lemak terdiri dari minyak kelapa, minyak jagung, minyak kelapa sawit dan margarin.
Buah dan biji berminyak terdiri dari kelapa, kemiri, kenari, mete, dan coklat.
Kacang- kacang lainnya.
Gula terdiri dari gula pasir, gula merah dan gula lainnya.
Sayur dan buah adalah seluruh jenis sayur dan buah yang biasa dikonsumsi.
Lain- lain terdiri dari teh, kopi, bumbu makanan dan minuman beralkohol. (BKP, 2010).
2.1.2 Pola Konsumsi
Pola Konsumsi Pangan adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata per orang per hari yang umum dikonsumsi/dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu. Hasil Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG) VIII tahun 2004 menetapkan bahwa Angka Kecukupan Gizi/Energi (AKG/AKE) di tingkat konsumsi sebesar 2.000 Kkal per kapita per hari dan protein 52 gram per kapita per hari, dan 57 gram per kapita per hari ditingkat ketersediaan (BKP Bengkulu, 2011).
2.1.3 Rumah Tangga
Rumah tangga menurut Badan Pusat Statistik, (2010) adalah keluarga inti (suami, istri, anak) ditambah kerabat lainnya yang tingga di dalam satu rumah dan biasanya makan bersama dari satu dapur. Yang dimaksud dengan makan dari satu dapur adalah mengurus kebutuhan sehari-hari bersama menjadi satu.
2.1.4 Nelayan
Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di Indonesia para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut.
Komunitas nelayan adalah kelompok yang bermata pencaharian hasil laut dan tinggal di desa-desa pantai atau pesisir. Ciri komunitas nelayan dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:
Dari segi mata pencaharian, nelayan adalah mereka yang aktivitasnya berkaitan dengan lingkungan laut atau pesisir, atau mereka yang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian mereka.
Dari cara segi hidup, komunitas nelayan adalah komunitas gotong royong.
Kebutuhan gotong royong dan tolong menolong terasa sangat penting pada saat untuk mengatasi keadaan yang menuntut pengeluaran biaya besar dan pengerahan tenaga kerja yang banyak.
Dari segi keterampilan, meskipun pekerjaan nelayan adalah pekerjaan berat namun pada umumnya mereka hanya memiliki keterampilan sederhana.
Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi yang diturunkan oleh orang tua, bukan yang dipelajari secara professional (Sastrawidjaya, 2002).
2.1.5 Pola Pangan Harapan
Penilaian terhadap pengembangan pola konsumsi pangan tingkat Nasional dan Regional dilaksanakan dengan pendekatan Pola Pangan Harapan (PPH) dan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Pola Pangan Harapan (PPH) merupakan jenis dan jumlah kelompok pangan utama yang dianjurkan untuk dikonsumsi guna memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi. Pola Pangan Harapan (PPH) dapat digunakan sebagai ukuran keseimbangan dan keanekaragaman pangan dengan terpenuhi kebutuhan energi dari berbagai kelompok pangan. Skor pola konsumsi pangan mencerminkan mutu gizi konsumsi pangan dan tingkat keragaman konsumsi pangan serta mencerminkan
susunan konsumsi pangan anjuran untuk hidup sehat, aktif dan produktif (BKP Bengkulu, 2011).
Tabel 2.1. Standar Pola Pangan Harapan (PPH) Nasional
No Kelompok Pangan Skor PPH
1. Padi-padian 25
2. Umbi-umbian 2,5
3. Pangan Hewani 24
4. Minyak dan Lemak 5
5. Buah/Biji Berminyak 1
6. Kacang-kacangan 10
7. Gula 2,5
8. Sayur dan Buah 30
9. Lain-lain 0
Total 100
Sumber : Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara
Salah satu indikator dalam menilai kesejahteraan rumah tangga dapat dilihat dari pencapaian skor Angka Kecukupan Energi (AKE) yang ideal yaitu 100%. Pola konsumsi pangan yang memenuhi standar ideal menunjukkan bahwa konsumsi pangan tiap bagiannya telah memenuhi mutu kualitas standar yang beragam dan berimbang. Sehingga apabila skor yang dihitung besarnya masih dibawah standar ideal maka pola pangan yang dikonsumsi masih belum mencapai standar yang diharapkan.
2.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Pangan
Secara teoritis secara umum pola konsumsi pangn dipengaruhi oleh faktor ekonomi, sosial, budaya, ketersediaan pangan dan produksi pangan. Salah satu ukuran keadaan ekonomi rumah tangga adalah pendapatan atau pengeluaran rumah tangga. Menurut suhardjo (2008), pola konsumsi pangan rumah tangga dipengaruhi antara lain oleh pola makanan sebagian besar pendudukk sekitarnya, ketersediaan bahan pangan, dan tingkap pendapatan keluarga.
Tingkat Pendapatan Rumah Tangga
Adanya sifat keterbatasan sumberdaya keluarga atau pendapatan yang tersedia akan mempengaruhi adanya prioritas alokasi pengeluaran keluarga. Keluarga
yang berpenghasilan rendah, sebagian besar pendapatannya digunakan untuk mencukupi kebutuhan pangan, sehingga persentase pengeluaran untuk pangan akan relatif besar. Akan tetapi karena kebutuhan pangan relatif terbatas, maka mulai pada tingkat pendapatan tertentu pertambahan pendapatan akan dialokasikan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan non pangan, sehingga pada kondisi tersebut persentase pengeluaran untuk pangan akan menurun. Peningkatan pendapatan menyebabkan timbulnya kebutuhan-kebutuhan lain selain pangan, sementara pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam peningkatannya tidak sebesar pengeluaran non pangan (Fatimah,1995).
Pendapatan sangat menentukan pola konsumsi suatu masyarakat. Tingkat pendapatan yang berbeda mempengaruhi jumlah dan jenis bahan pangan dari masing-masing kelompok rumah tangga. Rumah tangga dengan pendapatan tinggi cenderung mengkonsumsi bahan pangan dengan jumlah yang lebih sedikit tetapi kualitas yang lebih tinggi, dan sebaliknya untuk rumah tangga dengan pendapatan rendah (Sumarwan, 2004).
Jumlah Anggota Rumah Tangga
Jumlah anggota rumah tangga akan dipengaruhi pola konsumsi pangan rumah tangga. Semakin banyak jumlah anggota rumah tangga, maka kebutuhan pangan yang dikonsumsi akan semakin banyak dan bervariasi karena masing-masing anggota rumah tangga mempunyai selera berbeda. Bagi rumah tangga dengan anggota rumah tangga yang banyak, maka faktor kuantitas lebih diutamakan dari pada faktor kualitas, sehingga diharapkan seluruh anggota keluarga dapa terbagi secara merata (Suyastiri,2008).
Umur
Memahami umur konsumen adalah penting, karena konsumen yang berbeda umur akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Perbedaan umur juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek ketika umur semakin bertambah, maka orang akan semakin mengurangi konsumsi pangannya, dan sebaliknya (Sumarwan, 2004).
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan dapat juga dijadikan cerminan keadaan sosial ekonomi di dalam masyarakat. Semakin tinggi pendidikan atau keterampilan yang dimiliki seseorang semakin tinggi investasi yang diperlukan dalam penyusunan pola makan keluarga. Dan tingkat pendidikan istri, disamping merupakan modal utama dalam menunjang perekonomian keluarga juga berperan dalam penyusunan pola makan keluarga (Hidayat, 2005).
2.2 Landasan Teori
Hipotesis Pendapatan Absolut (Absolute Income Hypothesis) yang dikemukakan oleh Keynes, menduga bahwa fungsi konsumsi memiliki karakteristik :
1) Kecenderungan mengkonsumsi merupakan fungsi yang stabil dan besarnya konsumsi agregat ditentukan oleh besarnya pendapatan agregat.
2) Konsumsi akan meningkat jika pendapatan meningkat, tetapi peningkatan konsumsi yang terjadi tidak akan sebesar peningkatan pendapatan.
3) Semakin tinggi tingkat pendapatan, semakin besar jarak (gap) antara pendapatan dan konsumsi. Hal ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan, semakin besar proporsi dari pendapatan yang ditabung.
4) Peningkatan pendapatan akan diikuti dengan peningkatan tabungan, dan turunnya pendapatan akan diikuti dengan penurunan tabungan dalam jumlah yang lebih besar (Supriana, 2013).
Konsumsi adalah fungsi linier dari pendapatan yang dapat dibelanjakan. Hal ini dituliskan sebagai berikut :
C
b
C = a + bYd
a
Yd
Gambar 1.1. Hipotesis Pendapatan Absolut (Absolute Income Hypothesis)
Dimana :
c = konsumsi
a = konsumsi rumah tangga b = konsumsi marginal Yd = pendapatan
Persamaan di atas dinamakan fungsi konsumsi, di mana a adalah titik potong (intersep) dan b adalah kemiringan (slope) fungsi konsumsi. Slope dari fungsi konsumsi adalah kecenderungan untuk mengkonsumsi (Marginal Propensity to Consume = MPC). MPC sebesar b dapat diartikan sebagai penambahan sebesar 1
C = a + bYd
satuan pendapatan yang dapat dibelanjakan akan menaikkan konsumsi sebesar b, di mana 0 < b < 1.
2.3 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan skripsi Shella Agustia Purba dengan judul “Analisis Pola Konsumsi Pangan Dan Tingkat Konsumsi Beras Dan Non Beras, Studi Kasus : Desa Selotong, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat” dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi seperti tingkat pendapatan berpengaruh nyata terhadap tingkat konsumsi beras masyaraka dalam mengkonsumsi beras dan non beras. Begitu juga dengan jumlah anggota rumah tangga, umur dan tingkat konsumsi secara serempak berpengaruh nyata terhadap tingkat konsumsi beras masyarakat di Desa Selotong.
Dina Krishanti dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pola Konsumsi Masyarakat, Studi Kasus: Pengemudi Becak di Kecamatan Medan Helvetia” dari analisis data dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi pola konsumsi ialah tingkat pendapatan dan jumlah tanggungan bepengaruh nyata terhadap pola konsumsi masyarakat. Sedangkan tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap pola konsumsi masyarakat.
2.4 Kerangka Pemikiran
Penelitian dilakukan di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai dengan sasaran responden masyarakat (ibu rumah tangga) di Desa Pantai Cermin Kanan. Setiap masyarakat memiliki pola konsumsi
pangan tersendiri. Pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi masyarakat dan dapat menunjukkan tingkat keberagaman pangan mayarakat. Pola konsumsi pangan tersebut dapat diketahui dengan menghitung tingkat konsumsi pangan masyarakat. Tingkat konsumsi pangan membentuk skor berupa Pola Pangan Harapan (PPH) di daerah penelitian.
Selanjutnya PPH di Desa Pantai Cermin Kanan akan dibandingkan dengan PPH Ideal Nasional. Sehingga dapat diketahui PPH di daerah penelitian ideal atau tidak ideal.
Pola konsumsi pangan diperlukan juga data pendapatan rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, umur ibu rumah tangga , dan tingkat pendidikan ibu rumah tangga. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh tingkat pendapatan rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, umur, dan pendidikan di daerah penelitian.
Rumah Tangga
Pola Konsumsi Pangan
Faktor-Faktor Sosial :
1. Pendapatan 2. Jumlah
Anggota Rumah Tangga
Keterangan :
: Menyatakan Hubungan : Menyatakan Pengaruh : Menyatakan Perbandingan
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Nelayan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi di Desa
Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai
2.5 Hipotesa Penelitian
Berdasarkan skema kerangka pemikiran maka dapat dirumuskan bahwa hipotesis penelitian adalah ada pengaruh nyata pendapatan, jumlah anggota rumah tangga,
Skor Pola Pangan Harapan
Ideal BelumIdeal
Pola Pangan Harapan Ideal
umur dan pendidikan terhadap pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan baik secara agregat maupun parsial.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Peneletian
Metode Penentuan daerah peneletian dilakukan secara purposive (sengaja), yaitu di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Pemilihan daerah ini dikarenakan daerah peneliti merupakan daerah wisata dan sebagian besar beramata pencaharian nelayan yang sebanyak 972 rumah tangga maka dapat diketahui gambaran pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan. Sehingga dari pola konsumsi pangan ini dapat dilihat dominasi konsumsi dari 9 kelompok bahan pangan yang dikonsumsi oleh rumah tagga setiap harinya.
3.2 Metode Penentuan Jumlah Sampel
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode Slovin dengan persamaan sebagai berikut :
n = 𝑁
1+𝑁𝑒2
dimana :
n = Jumlah Sampel N = Jumlah populasi
e = Batas toleransi keselahan (error tolerance) N = 972
E = 10%
n = 𝑁
1+𝑁𝑒2
n = 972
1+972.10%
n = 91
Pada umumnya persentase kesalahan yang bisa ditolerir pada penelitian sosial sebesar 5%-20% karena pada hasil penelitian sulit dipastikan keakrutan data
seperti pada penelitian ilmu pasti. Pada penelitian ini digunakan toleransi kesalahan sebesar 10% yaitu diantara 5% hingga 20%. Hasil perhitungan tersebut tersebut menunjukan bahwa sampel yang diperoleh sebanyak 91 orang, yang diambil dari keseluruhan jumlah populasi rumah tangga nelayan di daerah penelitian yaitu sebanyak 972 rumah tangga.
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel ialah Random Sampling Method dimana semua unsur dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel. Pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalan populasi.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan kuesioner dengan rumah tangga nelayan di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik, Badan Ketahanan Pangan serta dari berbagai literatur yang mendukung penelitian ini.
3.4 Metode Analisis Data
Untuk identifikasi masalah 1, dianalisis secara deskriptif yaitu dengan mengamati dan menganalisis pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai. Pengamatan pola konsumsi pangan ini melaksanakan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.
Kemudian hasil wawancara dibentuk dalam tabulasi data yang mencakup 9 kelompok bahan makanan yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan perhitungan kecakupan konsumsi energi berdasarkan acuan PPH dengan formula sebagai berikut :
Konsumsi Aktual
Konsumsi Aktual = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑃𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑅𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑇𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑅𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑇𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎
Energi Aktual
Energi Aktual = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐻𝑎𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 (𝑘𝑘𝑎𝑙)
% Aktual
% Aktual = 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 𝑥 100%
% AKE
%AKE = 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
2000 𝑥 100%
Skor Aktual = % Aktual x Bobot Skor AKE = % AKE x Bobot
Skor PPH = Jika skor AKE > dari skor maks, maka skor maks yang digunakan di dalam tabel skor PPH ini. Dan jika skor AKE < dari skor maks, maka skor AKE yang dimasukkan ke dalam tabel skor PPH.
Penentuan Bobot (Triguna Pangan) : Sumber energi (karbohidrat) 33,33%
Padi-padian, umbi-umbian, minyak lemak, buah/biji berminyak, gula (75%).
Bobot = 33,33%/75% = 0,5.
Sumber pembangunan (protein) 33,33%
Pangan hewani, kacang-kacangan (17%). Bobot = 33,33%/17% = 2.
Sumber pengatur (vitamin dan mineral) 33,33%.
Sayur dan buah (6%). Bobot = 33,33%/6% =5.
Faktor Konversi dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Tabel 3.1 Faktor Konversi (kkal) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) No. Kelompok Pangan Faktor Konversi
Gr Kkal
Skor PPH
1 Padi-padian 275 1000 25
2 Umbi-umbian 100 120 2,5
3 Pangan hewani 150 240 24
4 Minyak dan Lemak 20 200 5
5 Buah/biji berminyak 10 60 1
6 Kacang-kacangan 35 100 10
7 Gula 30 100 2,5
8 Sayur dan buah 250 120 30
9 Lain-lain 0 66 0
Sumber : Badan Ketahanan Pangan, 2015
Untuk identifikasi masalah 2, dianilisis menggunakan analisis regresi linier berganda melalui Program SPSS (Statistical Product and Services Solution) dimana sebuah variabel (Y) dihubungkan dengan dua atau lebih variabel bebas (X). Untuk mengetahui variabel bebas (pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga, umur dan pendidikan) terhadap variabel terikat yaitu konsumsi pangan aktual rumah tangga nelayan.
Model regresi linier berganda yang digunakan : Y =a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4 + µ
Dimana :
Y = Konsumsi pangan aktual rumah tangga nelayan (gram/kapita/bulan) A = Intercept atau konstanta
b1,b2,b3,b4 = Parameter koefisien regresi
X1 = pendapatan rumah tangga (Rp/bulan) X2 = Jumlah anggota keluarga (jiwa)
X3 = Umur (tahun)
X4 = Pendidikan(tahun)
µ = error term (koefiesien error) Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit) Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) merupakan besaran untuk menunjukan tingkat kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam bentuk persen (%), atau dengan kata lain untuk mengukur kuatnya hubungan antara variabel atau lebih secara bersama-sama terhadap Y. Jika R2 = 1, berarti besarnya persentase sumbangan X terhadap variasi Y secara bersama-sama adalah 100%. Semakin dekat R2 dengan satu, maka makin cocok garis regresi untuk meramalkan Y.
Uji F
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Uji F dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikansi statistik koefisien regresi secara serempak. Tarif signifikansi (α) yang digunakan dalam ilmu sosial adalah 0,05.
Kriteria pengujian:
Jika sig. F > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika sig. F ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima Hipotesis:
H0 : faktor-faktor X1, X2, X3, dan X4 secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap Y (pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan).
H1: faktor-faktor X1, X2, X3, dan X4 secara serempak berpengaruh nyata terhadap Y (pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan).
3. Uji t
Uji t digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Uji t dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikansi statistik koefisien regresi secara parsial. Tarif signifikansi (α) yang digunakan dalam ilmu sosial adalah 0,05.
Kriteria pengujian:
Jika sig. t > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika sig. t ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima Hipotesis:
H0 : faktor-faktor X1, X2, X3, dan X4 secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap Y (pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan).
H1 : faktor-faktor X1, X2, X3, dan X4 secara parsial berpengaruh nyata terhadap Y (pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan).
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada Analisis Regresi Linier Berganda yang berbasis OLS (Ordinary Least Square). Pada prinsipnya, model regresi linier yang dibangun sebaiknya tidak boleh menyimpang dari asumsi BLUE (Blue, Linier, Unbiased, dan Estimator). Ada tiga uji asumsi klasik yang akan digunakan dalam penelitian ini, antara lain uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinieritas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data mendekati distribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan Normal P- Plot of Regression Standarized Residual, Grafik Histrogram dari residualnya, dan uji Kolmogrov Smirnov.
Persyaratan dari uji normalitas data adalah:
1. Jika output Grafik Histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka mengindikasikan model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika Normal P-Plot menunjukkan penyebaran data (titik-titik) di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka mengindikasikan model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Kriteria pengujian menggunakan Uji Kolmogrov-Smirnov dengan melihat nilai signifikansi pada Kolmogrov-Smirnov Test, yaitu:
1. Jika sig. > 0,05 = data berdistribusi normal 2. Jika sig. ≤ 0,05 = data tidak berdistribusi normal 2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
dalam model regresi. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Supriana, 2013).
Penelitian ini menggunakan uji Glejser sebagai penguji heteroskedastisitas, dengan melihat nilai signifikansi:
1. Jika sig. > 0,05 = Homokedastisitas (tidak terjadi masalah heteroskedastisitas) 2. Jika sig. ≤ 0,05 = Heteroskedastisitas
Selain uji Glejser, untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat penyebaran data pada grafik scatterplot.
1. Jika penyebaran data (titik-titik) pada scatterplot membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika penyebaran data (titik-titik) pada scatterplot tidak terdapat pola yang jelas, titik-titik menyebar pada di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah adanya hubungan linier (korelasi) yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan model regresi.
Data yang digunakan adalah penggunaan faktor yang dilogaritmakan. Model regresi yang baik harusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Ada atau tidaknya multikolinieritas pada model regresi terlihat dari tolerance dan VIF (Variance Inlaction Factor) (Supriana, 2013).
Selain melihat nilai VIF, juga bisa dengan menganalisis korelasi antar variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas (Sukirno, 2004).
Kriteria nilai uji yang digunakan adalah:
1. Jika nilai toleransi > 0,10 dan VIF < 10, maka model tidak mengalami multikolinieritas.
2. Jika nilai toleransi ≤ 0,10 dan VIF ≥ 10, maka model mengalami multikolinieritas.
Definisi dan Batas Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penafsiran penelitian ini, maka perlu dibuat difenisi dan batasan operasional sebagai berikut :
Definisi
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan dan minuman
Pola Konsumsi Pangan adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata perorang per hari yang umum dikonsumsi/dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu.
Rumah tangga adalah keluarga inti (suami, istri, anak) ditambah kerabat lainnya yang tingga di dalam satu rumah dan biasanya makan bersama dari satu dapur.
Yang dimaksud dengan makan dari satu dapur adalah mengurus kebutuhan sehari- hari bersama menjadi satu.
Pola Pangan Harapan (PPH) adalah kumpulan beragam jenis dan jumlah kelompok pangan utama yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi pada komposisi yang seimbang.
Pendapatan rumah tanga adalah jumlah seluruh pendapatan/pemasukan rumah tangga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik pangan maupun non pangan yang dinyatakan dalam satuan rupiah pada priode waktu tertentu.
Konsumsi energi adalah sejumlah energi pangan yang dikonsumsi penduduk rata- rata per orang per hari dalam satuan kkal/kap/hr.
Konsumsi harapan adalah sejumlah pangan yang dikonsumsi penduduk rata-rata per orang per hari dalam satuan gram/kap/hr.
Angka Kecukupan Energi (AKE) adalah sejumlah zat/energi pangan yang diperlukan oleh seseorang dalam memenuhi kebutuhannya dalam satuan kkal/kap/hr.
Bobot adalah nilai yang diberikan untuk setiap kelompok bahan pangan dengan mempertimbangkan kepadatan energi, zat gizi, kuantitas, dan cita rasa terhadap komoditas tersebut.
Jumlah anggota rumah tangga adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan anggota lainnya yang masih menjadi tanggungan kepala rumah tangga, yang dinyatakan dalam satuan jiwa.
Umur ibu rumah tangga adalah usia ibu rumah tangga yang diasumsikan berkaitan dengan pengalaman, tingkat pengetahuan dan sikap yang dimilikunya dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dalam satuan tahun.
Tingkat pendidikan ibu rumah tangga adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh ibu rumah tangga dalam satuan tahun.
Batas Operasional
Daerah Penelitian di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai.
Sampel penelitian adalah rumah tangga nelayan yang tinggal di daerah pesisir pantai
Waktu penelitian tahun 2016
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL
4.1. Deskripsi Daereah Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai. Desa Pantai Cermin Kanan memiliki luas wilayah
sebesar ±400 Ha atau 4km2. Desa Pantai Cermin Kanan merupakan desa pesisir pantai.
Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Besar II Terjun Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kota Pari
Sebelah Timur berbatasan dengan Sei Baungan Desa P. Cermin Kiri
Masyarakat di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai sebagian besar bermata pencaharian sebagai pedagang dan nelayan.
4.1.1. Keadaan Kependudukan
a. Penduduk Menurut Kelompok Umur
Penduduk Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai berjumlah 3.892 jiwa (1.921 jiwa laki-laki dan 1.971 jiwa perempuan) dengan 958 rumah tangga. Berdasarkan golongan umur penduduk di Desa Pantai Cermin Kanan dapat dilihat pada Tabel 4.1. berikut :
Tabel 4.1. Penduduk Menurut Kelompok Umur Kelompok Umur
(Tahun)
Laki-Laki (Jiwa)
Perempuan (Jiwa)
Jumlah (Jiwa)
Persentase (%)
0 – 2 81 85 166 4,14
2-4 90 81 171 5,45
5-6 84 97 181 4,08
7-12 246 259 505 12,59
13-15 255 268 523 13,44
16-18 260 264 524 13,47
19-24 207 210 417 10,72
25-44 338 321 659 16,94
>45 360 386 746 19,17
Total 1.921 1.971 3.892 100
Sumber : Kantor Kepala Desa Pantai Cermin Kanan, 2015
Tabel 4.1. menunjukkan bahwa jumlah penduduk Desa Pantai Cermin Kanan pada tahun 2015 sebesar 3.892 jiwa. Dari tabel di atas juga menunjukkan penduduk dengan usia produktif sebanyak 41,13% dengan kelompok umur 16-44 tahun sebesar 1600 jiwa.
b. Penduduk Menurut Kelompok Jenis Pekerjaan
Mata pencaharian penduduk Desa Pantai Cermin Kanan terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai pedagang, nelayan, PNS, ABRI, petani, buruh tani, pensiunan, pertukangan, jasa, pegawai swasta. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai mata pencaharian penduduk Desa Pantai Cermin Kanandapat dilihat pada tabel 4.2. berikut
Tabel 4.2. Penduduk Menurut Kelompok Jenis Pekerjaan
No Mata
Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. Pedagang 1.032 40,76
2. Nelayan 972 38,39
3. PNS 42 1,66
4. ABRI 11 0,43
5.
6.
7.
Petani Buruh Tani Pensiunan
78 15 10
3,08 0,59 0,39 8.
9.
10
Pertukangan Pegawai Swasta Jasa
136 157 79
5,37 6,2 3,12
Total 2.532 100
Sumber : Kantor Desa Pantai Cermin Kanan, 2015
Tabel 4.2. menunjukkan bahwa penduduk di Desa Pantai Cermin Kanan sebagian besar bermata pencaharian sebagai pedagang sebesar 1.302 jiwa dikarenakan daerah penelitian merupakan daerah wisata dan nelayan sebesar 972 jiwa.
c. Penduduk Menurut Agama
Tabel 4.3. Penduduk Menurut Kelompok Agama
No Agama Penduduk
(Jiwa)
Persentase (%) 1.
2.
3.
4.
5.
Islam Kristen Katholik Hindu Budha
3.520 29 36 9 298
90,44 0,75 0,92 0,23 7,66
Total 3.892 100
Sumber : Kantor Kepala Desa Pantai Cermin Kanan, 2015
Tabel 4.3. menunjukkan bahwa penduduk di Desa Pantai Cermin Kanan di dominasi dengan agama islam sebesar 3.892 jiwa.
4.1.2. Sarana dan Prasarana
Peningkatan kesejahteraan masyarakat suatu desa dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang tersedia di desa tersebut. Desa Pantai Cermin Kanan memiliki berbagai sarana dan prasarana seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.4. berikut:
Tabel 4.4. Sarana dan Prasarana
No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)
1. Sarana Pendidikan 14
2. Sarana Ibadah 8
3. Sarana Kesehatan 5
Total 33
Sumber : Kantor Kepala Desa Pantai Cermin Kanan, 2015
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa di Desa Pantai Cermin Kanan memiliki sarana pendidikan sebanyak 14 unit (4 TK/PAUD, 4 SD Negeri, 2 SMP Negeri, 2 SMA Negeri), sarana ibadah sebanyak 8 unit (5 mesjid dan 3 mushola), dan sarana
kesehatan sebanyak 5 unit (1 Puskesmas Pembantu dan 4 Posyandu).
Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa Desa Pantai Cermin Kanan memiliki sarana dan prasarana yang cukup tersedia untuk mendukung kesejahteraan masyarakat di desa ini.
4.2. Karakteristik Sampel Peneliti
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai. Karakteristik rumah tangga sampel yang dimaksud meliputi tingkat pendapatan rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, umur dan pendidikan.
4.2.1. Pendapatan Rumah Tangga
Pendapatan rumah tangga di Desa Pantai Cermin Kanan tidak terlalu beragam. Hal ini diakibatkan mata pencaharian masyarakat di Desa Pantai Cermin Kanan mayoritas sebagai nelayan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5. berikut :
Tabel 4.5. Pendapatan Rumah Tangga Sampel di Desa Pantai Cermin Kanan No Pendapatan Rumah Tangga
(Rp/bulan)
Jumlah Anggota Rumah Tangga
(Orang)
Persentase (%)
1. <1.500.000 3 3,30
2. 1.550.000-2.500.00 78 85,71
3. >2.550.000 10 10,99
Total 91 100
Sumber : Lampiran 2 (diolah), 2016
Tabel 4.5. memperlihatkan bahwa pendapatan rumah tangga nelayan terbanyak di Desa Pantai Cermin Kanan adalah pendapatan yang berkisar Rp 1.550.000 – Rp 2.500.000 per bulannya yaitu sebanyak 78 rumah tangga nelayan atau sebesar 85,71%. Sedangkan pendapatan terkecil adalah pendapat rumah tangga yang berkisar lebih kecil dari Rp 1.000.000 per bulannya yaitu sebanyak 3 rumah tangga atau sebesar 3,30%.
4.2.2. Jumlah Anggota Keluarga
Dalam membeli dan mengkonsumsi pangan, jumlah konsumsi rumah tangga sangat dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan. Adapun jumlah anggota rumah tangga di Desa Pantai Cermin Kanan dapat dilihat pada Tabel 4.6. berikut :
Tabel 4.6. Jumlah Anggota Rumah Tangga Sampel di Desa Pantai Cermin Kanan
No Jumlah Rumah Tangga (Rp/bulan)
Jumlah (Kepala Keluarga
Persentase (%)
1. 1-3 27 29,67%
2. 4-6 58 63,74%
3. >6 6 6,59%
Total 91 100
Sumber : Lampiran 2 (diolah), 2016
Tabel 4.6. menunjukkan jumlah anggota keluarga terbanyak di Desa Pantai Cermin Kanan berada pada kelompok 4-6 orang yaitu sebanyak 58 kepala keluarga atau sebesar 63,74% dan yang terkecil berada pada kelompok >6 orang yaitu sebanyak 6 kepala keluarga atau sebesar 6,59%.
4.2.3. Umur
Umur ikut mempengaruhi seseorang dalam mengkonsumsi suatu jenis produk dan jasa. Adanya perbedaan umur menyebabkan perbedaan selera serta jenis produk yang hendak dikonsumsi. Perbedaan umur ibu rumah tangga (sampel) di Desa Pantai Cermin Kanan dapat dilihat pada Tabel 4.7. berikut:
Tabel 4.7. Umur Sampel di Desa Pantai Cermin Kanan No Kelompok Umur
(Tahun)
Jumlah (Jiwa)
Persentase (%)
1. 20-29 2 2,2
2. 30-39 15 16,48
3. 40-49 45 49,54
4 >50 29 31,87
Total 91 100
Sumber : Lampiran 2 (diolah), 2016
Tabel 4.7. menunjukkan bahwa rata-rata umur ibu rumah tangga di Desa Pantai Cermin Kanan terbanyak berada pada kelompok umur 40-49 tahun dengan jumlah 45 jiwa atau 49,54% dan yang terkecil berada pada kelompok umur 20-29 tahun dengan jumlah 2 jiwa atau 2,2%.
4.2.4. Pendidikan
Tinggi rendahnya pendidikan ibu erat kaitannya dengan tingkat perawatan kesehatan, hygiene, kesadaran terhadap keluarga. Ibu memegang peranan penting pada pengelolaan rumah tangga. Tingkat pendidikan ibu terutama dapat menentukan sikap pengetahuan dan keterampilannya dalam menentukan makanan keluarga. Adapun tingkat pendidikan di Desa Pantai Cermin Kanan dapat dilihat pada Tabel 4.8. berikut:
Tabel 4.8. Pendidikan Sampel di Desa Pantai Cermin Kanan No Kelompok Pendidikan
(Tahun)
Jumlah (Jiwa)
Persentase (%)
1. 1-6 29 31,87
2. 7-9 31 34,07
3. 10-12 31 34,07
Total 91 100
Sumber : Lampiran 2 (diolah), 2016
Tabel 4.7. menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan ibu rumah tangga di Desa Pantai Cermin Kanan pada kelompok 7-9 (SMP) dan 10-12 (SMA) berimbang dengan jumlah 31 atau 34,07% jiwa dan yang terkecil berada pada kelompok 1-6 (SD) tahun dengan jumlah 29 jiwa atau 31,87%.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Pola Konsumsi Pangan
Pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok tertentupada waktu tertentu. Pola konsumsi pangan dapat menunjukkan tingkat keberagaman pangan rumah tangga nelayan di daerah penelitian, yaitu Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai.
Hasil penelitian menunnjukkan bahwa pola konsumsi pangan atau tingkat keberagaman pangan rumah tangga nelayan di Desa Pantai Cermin Kanan adalah sebagai berikut:
Tebel 5.1. Data Keberagaman Pangan Rumah Tangga Nelayan di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai
Kelompok Pangan
Konsumsi Aktual (gr/kap/hr)
Energi Aktual (kkal/kap/h
r)
%
AKE Bobot Skor AKE
Skor Maks
PPH Ideal
PPH
Padi-
padian 248,68 904,29 45,21 0,50 22,61 25,00 22,61
Umbi-
umbian 28,55 38,10 1,90 0,50 0,95 2,50 0,95
Pangan
Hewani 188,68 323,45 16,67 2,00 32,34 24,00 24,00
Minyak dan Lemak
48,06 384,45 19,22 0,50 9,61 5,00 5,00
Buah/Biji
Berminyak 2,17 13,00 0,65 0,50 0,32 1,00 0,32
Kacang-
kacangan 59,07 168,77 8,44 2,00 16,88 10,00 10,00
Gula 45,97 153,23 7,16 0,50 3,83 2,50 2,50
Sayur dan
Buah 151,15 78,86 3,94 5,00 19,72 30,00 19,72
Lain-lain 35,51 142,03 7,10 0,03 0,21 0,00 0,00
Total 807,83 2.206,53 110,31 11,53 106,48 100,00 85,10
Sumber : Lampiran 1 (diolah) 2016
Tabel 5.1. menunjukkan bahwa total konsumsi rumah tangga di Desa Pantai Cermin Kanan adalah sebesar 807,83 gr/kap/hr. Hal ini berarti berat konsumsi pangan rumah tangga di Desa Pantai Cermin Kanan belum mencapai angka kecukupan yang dianjurkan yaitu sebesar 850 gr/kap/hr. Berat konsumsi pangan rumah tangga dari jumlah terbesar hingga terkecil yaitu padi-padian, pangan hewani, sayur dan buah, kacang-kacangan, minyak dan lemak, gula, lain-lain (minuman dan bumbu), umbi-umbian dan buah/biji berminyak.
Tabel 5.1. menunjukkan bahwa total konsumsi energi rumah tangga di Desa Pantai Cermin Kanan adalah sebesar 2.206,14 kkal/kap/hr atau 110,31 %. Hal ini berarti konsumsi energi di Desa Pantai Cermin Kanan melebihi angka kecukupan yang dianjurkan yaitu sebesar 2000 kkal/kap/hr. Kelompok pangan dengan energi yang terbesar hingga terkecil adalah padi-padian, minyak dan lemak, pangan hewani, kacang-kacangan, lain-lain (minuman dan bumbu), sayur dan buah, umbi- umbian dan buah/biji berminyak.
Tabel 5.1. menunjukkan bahwa skor Pola Pangan Harapan (PPH) di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebesar 85,10. Hal ini menunjukkan bahwa Desa Pantai Cermin Kanan belum mencapai target skor Pola Pangan Harapan sebesar 95 yang telah ditetapkan oleh Badan Ketahanan Pangan pada tahun 2015.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat beberapa kelompok pangan yang mencapai jumlah pangan yang dianjurkan apabila dibandingkan dengan jumlah pangan ideal nasional per kapita per hari, yang dijelaskan dalam Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Perbandingan Konsumsi Ideal Nasional dan Konsumsi Rumah Tangga Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai
Kelompok Pangan
Konsumsi Pangan
(gr/kap/hr)
Konsumsi Energi
(kkal/kap/hr)
% AKE Ideal Hasil Ideal Hasil Ideal Hasil
Padi-padian 275 248,68 1.000 904,29 50 45,21
Umbi-umbian 90 28,55 120 38,10 6 1,90
Pangan Hewani 140 188,68 240 323,45 12 16,67
Minyak dan
Lemak 25 48,06 200 384,45 10 19,22
Buah/Biji
Berminyak 10 2,17 60 13,00 3 0,65
Kacang-kacangan 35 59,07 100 168,77 5 8,44
Gula 30 45,97 100 153,23 5 7,16
Sayur dan
Buah 230 151,15 120 78,86 6 3,94
Lain-lain 15 35,51 60 142,03 3 7,10
TOTAL 850 809,33 2.000 2.206,53 100 110,31 Sumber : Lampiran 1 dan BKP Sumatera Utara
Tabel 5.2. menunjukkan tingkat konsumsi pangan di Desa Pantai Cermin Kanan.
Dapat dilihat bahwa berat konsumsi pangan di Desa Pantai Cermin Kanan belum mencapai angka ideal sedangkan konsumsi energi di Pantai Cermin Kanan mencapai angka kecukupan yang dianjurkan. Dari kesembilan kelompok pangan, terdapat 5 (lima) kelompok pangan yang berada di atas angka ideal, yaitu pangan hewani, minyak dan lemak, kacang-kacangan, gula, dan lain-lain (minuman dan bumbu). Sedangkan kelompok pangan padi-padian, umbi-umbian, buah/biji berminyak, serta sayur dan buah masih berada di bawah angka kecukupan yang dianjurkan.
Dapat kita lihat pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di dominasi oleh kelompok pangan yaitu pangan hewani, minyak dan lemak, kacang-kacangan, gula, dan lain-lain (minuman dan bumbu). Sedangkan kelompok pangan padi-
padian, umbi-umbian, buah/biji berminyak, serta sayur dan buah masih berada di bawah angka kecukupan yang dianjurkan. Apabila dibandingkan pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan dengan rumah tangga petani pasti berbeda, konsumsi pangan rumah tangga petani biasanya didominasi oleh kelompok pangan padia-padian, minyak dan lemak dan sayur dan buah.
5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan Rumah Tangga Nelayan di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Berdagai
Dalam penelitian ini, terdapat 4 (empat) faktor yang mempengaruhi pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Berdagai yaitu jumlah pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga, umur, dan tingkat pendidikan.
5.2.1. Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit)
Setelah diuji menggunakan SPSS diketahui bahwa pengaruh variabel bebas (pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga, umur, dan pendidikan) terhadap variabel terikat (konsumsi pangan rumah tangga nelayan) seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.3. Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan Rumah Tangga Nelayan Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Berdagai
No Variabel Koef. Regresi Sig.
1 Konstanta 287,609 ,000
2 Tingkat Pendapatan Rumah Tangga 3,363 ,000
3 Jumlah Anggota Keluarga 52,154 ,000
4 Umur -2,651 ,001
5 Pendidikan -2,956 ,065
R Square 0,956
Sumber : Lampiran 3, 2016