• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURVEY HIDRO-OSEANOGRAFI DALAM RANGKA PENETAPAN ALUR-PELAYARAN DI ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN DAN PERLINTASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SURVEY HIDRO-OSEANOGRAFI DALAM RANGKA PENETAPAN ALUR-PELAYARAN DI ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN DAN PERLINTASAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

SURVEY HIDRO-OSEANOGRAFI

DALAM RANGKA PENETAPAN ALUR-PELAYARAN

DI ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN DAN PERLINTASAN

JAKARTA, 31 AGUSTUS 2021

DIREKTORAT KENAVIGASIAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

(2)

LUAS WILAYAH NKRI

2

Berdasarkan data terkini, Luas Wilayah Indonesia adalah sebagai berikut:

• Luas wilayah Indonesia darat dan perairan: 8.300.000 km 2

• Luas Perairan Pedalaman dan Kepulauan : 3.110.000 km 2

• Luas Laut Teritorial : 290.000 km 2

• Luas Landas Kontinen : 2.800.000 km 2

• Luas ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) : 3.000.000 km 2

• Panjang garis pantai : 108.000 km

*Rujukan Nasional Data Kewilayahan RI : Kemenkomarinvest

(3)

• KESELAMATAN KAPAL YAITU KAPAL YANG TELAH MEMENUHI KONDISI NAUTIS, TEKNIS DAN RADIO.

• KELAIKLAUTAN KAPAL YAITU KAPAL YANG TELAH MEMENUHI KESELAMATAN KAPAL + JUMLAH DAN STANDAR KOMPETENSI PENGAWAKAN + STATUS HUKUM KAPAL

•SBNP / Penandaan

FAKTOR INTERNAL FAKTOR YANG BERADA DI

DALAM KAPAL

•S T P

•Alur Pelayaran

➢ VTS

➢ Coastal station

➢ LRIT

➢ MEH

➢ SRS

FAKTOR EXTERNAL FAKTOR YANG BERADA DI

LUAR KAPAL

NAVIGASI

Faktor Pengaruh Keselamatan Pelayaran

KESELAMATAN PELAYARAN

•Pemanduan dan Penundaan Kapal

•Salvage dan Pekerjaan Bawah Air

•Search And Rescue (SAR)

•Keamanan Kapal

(4)

Keselamatan Pelayaran & Kenavigasian

Pasal 117 & 118 UU. No.17 / 2008 tentang Pelayaran

KESELAMATAN & KEAMANAN ANGKUTAN DI PERAIRAN

K E N A V I G A S I A N

KELAIKLAUTAN KAPAL

PEMANDUAN

KERANGKA KAPAL

SALVAGE & PBA

HIDROGRAFI & METEOROLOGI

PENGERUKAN & REKLAMASI

ALUR DAN PERLINTASAN

ARMADA DAN PANGKALAN KENAVIGASIAN SBNP

TEKOMUNIKASI PELAYARAN

UU .1 7/ 20 08 B AB X P A SAL 17 2 -206

4

(5)

DIREKTORAT KENAVIGASIAN

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang Perambuan dan perbengkelan, telekomunikasi pelayaran, armada dan pangkalan kenavigasian, penataan alur dan perlintasan pada pelayaran umum dan pelabuhan laut yang tidak digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan serta perencanaan teknis kenavigasian;

b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang perambuan dan perbengkelan, telekomunikasi pelayaran, armada dan pangkalan kenavigasian, penataan alur dan perlintasan pada pelayaran umum dan pelabuhan laut yang tidak digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan serta perencanaan teknis kenavigasian;

c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perambuan dan perbengkelan, telekomunikasi pelayaran, armada dan pangkalan kenavigasian, penataan alur dan perlintasan pada pelayaran umum dan pelabuhan laut yang tidak digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan serta perencanaan teknis kenavigasian;

d. penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perambuan dan perbengkelan, telekomunikasi pelayaran, armada dan pangkalan kenavigasian, penataan alur dan perlintasan pada pelayaran umum dan pelabuhan laut yang tidak digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan serta perencanaan teknis kenavigasian;

e. penyiapan evaluasi dan pelaporan di bidang perambuan dan perbengkelan, telekomunikasi pelayaran,

armada dan pangkalan kenavigasian, penataan alur dan perlintasan pada pelayaran umum dan

pelabuhan laut yang tidak digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan serta perencanaan teknis

kenavigasian.

(6)

ALUR-PELAYARAN PERAIRAN YANG DARI SEGI KEDALAMAN, LEBAR, DAN BEBAS HAMBATAN PELAYARAN LAINNYA DIANGGAP AMAN DAN SELAMAT UNTUK DILAYARI.

Fasilitas Alur Pelayaran adalah sarana dan

prasarana yang

dibutuhkan untuk kelancaran lalu lintas kapal, antara lain SBNP, VTS, dan SROP

Alur dan Perlintasan

adalah bagian dari

perairan yang dapat

dilayari sesuai dimensi /

spesifikasi kapal di laut,

sungai, dan danau

(7)

DASAR HUKUM

• United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982 (Hukum Laut);

(UU No 17/1985 Tentang Pengesahan UNCLOS)

• International Convention for the Safety of Life at Sea (SOLAS) 1974;

(Kepres No 65/1980 tentang Pengesahan SOLAS 1974)

• Convention on the International Regulations for Preventing Collisions at Sea (COLREGs) 1972.

(Kepres No. 50/1979 tentang Pengesahan COLREGs)

• UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;

• UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;

• PP No. 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian;

• PP No. 31 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Pelayaran

• Permenhub No. PM 25 Tahun 2011 tentang SBNP;

• Permenhub No. PM 26 Tahun 2011 tentang Telekomunikasi Pelayaran;

• Permenhub No. PM 129 Tahun 2016 tentang Alur-Pelayaran dan Bangunan dan/atau Instalasi di Perairan sebagaimana telah diubah dengan Permenhub No. PM 40 Tahun 2021 ;

• Permenhub No. PM 50 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut;

• Kepmenhub No. KP 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional sebagaimana telah diubah terakhir dengan Kepmenhub No. KM 30 Tahun 2020.

International Hydrographic Organization (IHO) Publications S-44 STANDART FOR HYDROGRAPHIC SURVEY

C-13 MANUAL ON HYDROGRAPHY (SNI ; 7646;2010 SURVEI HIDROGRAFI)

The World Association for Waterborne Transport Infrastructure (PIANC) Publications

• IALA Recommendation;

• IALA Guideline.

(Kepmenhub No. 173/AL.401/PHB-84 tentang Berlakunya IALA Maritime Bouyage System untuk Region A dalam tatanan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran di Indonesia

(8)

Alur Pelayaran di Laut

UU No. 17/2008 tentang Pelayaran - PP. No.5/2010 tentang Kenavigasian

ALUR PELAYARAN di

LAUT

Alur Pelayaran Umum &

Perlintasan Alur Pelayaran

Masuk Pelabuhan

PEMERINTAH

MENTERI (PM 129/2016)

BADAN USAHA psl.7 (2)

memberi ijin (psl.6)

menyelenggarakan menuju terminal khusus

Sistem Rute Alur Pelayaran Tata Cara

Berlalulintas

Daerah Labuh Jangkar

o Daerah Kewaspadaan o Daerah Lalulintas Pedalaman o Daerah yang Harus Dihindari o Rute Air Dalam

o Garis Haluan yang Dianjurkan o Rute Dua Arah

o Skema Pemisah LL di Laut

KESELAMATAN &

KELANCARAN PELAYARAN

psl.13 (1) psl.8

psl.7 (1)

PETA LAUT &

BUKU PETUNJUK PELAYARAN instansi

berwenang

psl.11 (1)

psl.13 (2) psl.13 (3)

SBNP VTS NDC SROP menyelenggarakan

(psl 5)

ALUR o AIS

o Radio Komunikasi o LRIT

o Nama Kapal o Call Sign o MMSI o Bobot o Panjang o Tujuan o Kecepatan o Haluan o Waktu Tiba

psl.14

ALKI, TSS, STS, SRS o Nama Kapal

o Call Sign o MO Number o PoO & PoD o Posisi

o Info Kespel psl.15 fasilitas alur

o Kondisi Arus o Kepadatan LL o Ukuran & Sarat

Kapal

o Kondisi Cuaca

o Kondisi Arus Pelayaran o Kepadatan LL

Pelayaran psl.17

(9)

TUJUAN PENETAPAN ALUR-PELAYARAN

KORIDOR ALUR-PELAYARAN

SISTEM RUTE

TATA CARA BERLALU LINTAS

DAERAH LABUH KAPAL

Ketertiban Lalu lintas kapal

Keselamatan dan keamanan bernavigasi

Perlindungan lingkungan maritim

Pengawas Keselamatan dan Keamanan Pelayaran

(Syahbandar)

Pengawas Penataan dan Penyelenggaraan Alur

(Distrik Navigasi)

Pemeliharaan Alur-Pelayaran dilaksanakan oleh

(Otoritas Pelabuhan)

(10)

PROSES PENETAPAN ALUR-PELAYARAN

• DATA TATA RUANG

• DATA TRAFFIC

• DATA BAHAYA NAVIGASI

• DATA BATIMETRI

• DATA OCEANOGRAFI

• DATA METEOROLOGI

• PETA TEMATIK

FOCUS GROUP DISCUSSION

(FGD)

KEPMENHUB PENETAPAN ALUR-PELAYARAN

• MAPEL

• BPI

• PENGGAMBARAN PETA LAUT INDONESIA

SOSIALISASI

SURVEY HIDROGRAFI

PUBLIKASI

(11)

PENETAPAN ALUR-PELAYARAN

1 ALUR

PELAYARAN

SISTEM RUTE

TATA CARA BERLALU LINTAS

DAERAH LABUH KAPAL

Koridor Alur-Pelayaran

Posisi Pilot Boarding Ground

Penempatan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran (SBNP)

Penetapan Bagan Pemisah

Penetapan Rute :

Satu Arah

Dua Arah

Panjang dan Lebar

Kondisi Kedalaman

Kondisi Pasang Surut

Daerah Yang Harus Dihindari

Pemanduan

Komunikasi

Proses Kapal Masuk / Keluar

Menghindari Tubrukan

Penyusulan

Berhadap-hadapan

Memotong

Tanggung Jawab Antar Kapal

Larangan

Penetapan lokasi labuh :

Keadaan Darurat

Area Kapal Mati

Alih Muat

Percobaan Berlayar

Menunggu Tempat Sandar Sesuai Jenis Kapal, dll

2

3

4

(12)

12

(13)

PROSEDUR PELAKSANAAN SURVEY

1. PERSIAPAN SURVEY

2. PEMBUATAN & PENENTUAN POSISI TITIK KONTROL HORIZONTAL (BENCH MARK / BM) 3. PENGUKURAN BEDA TINGGI (LEVELLING)

4. PENGAMATAN PASANG SURUT (PASUT)

5. PENGAMATAN ARUS, ANGIN DAN GELOMBANG 6. PENGUKURAN GARIS PANTAI

7. KALIBRASI (PATCH TEST) 8. PEMERUMAN (SOUNDING)

9. PENGAMBILAN DATA SOUND VELOCITY

10. PENGAMBILAN CONTOH DASAR LAUT

11. PENGOLAHAN DATA SURVEY

(14)

SURVEY HIDROGRAFI

MENGHASILKAN PETA TEMATIK ALUR PELAYARAN

SURVEY

OSEANOGRAFI

Kegiatan di lapangan yang meliputi Geodetik, Pengukuran Garis Pantai, Detail Dermaga, Pemeruman, Monitoring Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran (SBNP) dan Investigasi Kedangkalan/Bahaya Navigasi.

Kesiapan survei oseangrafi terdiri dari pengukuran pasang surut, pengukuran levelling (beda tinggi), pengambilan contoh dasar laut, coniair, pengambilan data CTD, Kecerahan air laut, Sedimen trap dan Pola arus serta membuat peramalan berdasarkan hasil survey.

PETA TEMATIK ALUR PELAYARAN PETA TEMATIK BATHIMETRI

Informasi Berupa:

• Desain Koridor Alur

• Zonasi Perairan

• Kedalaman Perairan

• Posisi SBNP

• Informasi Maritim lainnya

(15)
(16)

No Kelas Nama Disnav Jumlah Pelabuhan dan Terminal

Yang Sudah

Ditetapkan Belum di Tetapkan KETERANGAN

1 I Palembang 21 4 17

2 I Surabaya 18 6 12

3 I Samarinda

7 3 4 BANYAK TERSUS/TUKS

4 I Belawan 9 2 7

5 I Tg Pinang 12 6 6

6 I Tg Priok 12 7 5

7 I Dumai 29 2 27

8 I Makassar 32 2 30 PROSES 1 REVISI

9 I Bitung 72 11 61

10 I Ambon 9 3 6

11 I Sorong 23 3 20

12 II Sabang 11 4 7

13 II Semarang 13 7 6

14 II Banjarmasin 15 5 10 BANYAK TERSUS/TUKS

15 II Kupang 44 2 42

16 II Jayapura 24 3 21

17 II Teluk Bayur 11 1 10

18 II Benoa 19 5 14

19 III Tual 21 2 19

20 III Merauke 13 0 13

21 III Kendari 33 4 29

22 III Tarakan 11 1 10

23 III Sibolga 12 2 10

24 III Cilacap 5 2 3 PROSES 1 REVISI

25 III Pontianak

6 2 4 BANYAK TERSUS/TUKS

JUMLAH TOTAL ALUR DAN PERLINTASAN 482 89 393

TOTAL PELABUHAN SESUAI RIP 636

REKAPITULASI JUMLAH ALUR DAN PERLINTASAN WILAYAH

KERJA DISNAV

Jumlah Pelabuhan sesuai RIPN sebanyak 636;

• Kepmenhub terkait Penetapan Alur-Pelayaran yang sudah ditetapkan sebanyak 89 yang mencakup 82 Pelabuhan, 12 Terminal Umum dan 25 Perlintasan;

• Sehingga Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan yang belum ditetapkan sebanyak 547 Pelabuhan;

• Rencana penetapan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan tahun 2021 sebanyak 52 lokasi Pelabuhan;

Dengan target minimal 50 Alur per tahun maka

± 10 – 11 Tahunbisa terpenuhi

(17)

DIREKTORAT KENAVIGASIAN - DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT – KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

Referensi

Dokumen terkait