• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUALITAS BATUBARA KUALITAS BATUBARA KUALITAS BATUBARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KUALITAS BATUBARA KUALITAS BATUBARA KUALITAS BATUBARA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KUALITAS BATUBARA

1 PRODI SARJANA TEKNIK METALURGI

FTTM - ITB Oleh : Dr. Ir Ismi Handayani, MT

KUALITAS BATUBARA

Baik buruknya suatu kualitas batubara ditentukan oleh penggunaan batubara itu sendiri.

Batubara yang berkualitas baik untuk penggunaan tertentu, belum tentu baik pula untuk penggunaan

yang lainnya, begitu juga sebaliknya

PPBB-Ismi Handayani

Kualitas suatu batubara dapat ditentukan dengan cara analisa parameter tertentu baik

secara fisik maupun secara kimia.

Parameter yang ditentukan dari suatu analisa batubara tergantung tujuan untuk apa

batubara tersebut digunakan.

KUALITAS BATUBARA

PPBB-Ismi Handayani

Spesifikasi Batubara Pada PLTU

PARAMETER KONTRAK DESAIN BOILER

Proximate Analysis (as Received % by Wt)

Total Moisture Maks. 28,0 28,30

Ash content Maks. 8,0 7,80

Fixed Carbon 37,0 38,30

Volatile Matter 40,0 30,30

Sulphur Content 1,0 0,90

Gross Calorific Value 5000 4902-5292

HGI Min. 48 61,80

Ultimate Analysis (as Received % by Wt)

C 56,23 54,20

H 5,31 3,90

N 0,75 0,90

Cl - 0,90

S 1,0 0,90

Ash 8,0 12,80

O 13,78 9,20

Ash Analysis (as Received % by Wt)

SiO2 54,62 59,60

P2O5 - 0,40

Fe2O3 5,40 4,60

Al2O3 22,54 24,00

CaO 7,40 3,10

MgO 2,40 1,70

Na2O 4,10 -

K2O 0,30 0,50

TiO2 - 0,80

SO3 - 0,03

Fusion Point of Ash (in reducing atmosphere °C)

Initial Deformation 1010-1500 1279

Fluid 1350-1620

PPBB-Ismi Handayani 4

(2)

Kualitas Batubara : Proximate Analysis

Air Dried Moisture

Ash Content

Volatile Matter

Fxed Carbon

Ash Fusion Temperature

Ash Analysis

PPBB-Ismi Handayani

MOISTURE DALAM BATUBARA 1. TOTAL MOISTURE

Inherent Moisture Extraneous Moisture

EQM MHC

Surface Moisture

TM = EQM + SM

PPBB-Ismi Handayani

Tinggi Rendahnya Total Moisture akan tergantung pada :

Peringkat Batubara

Size Distribusi

Kondisi Pada saat Sampling

KUALITAS BATUBARA

TOTAL MOISTURE

PPBB-Ismi Handayani

Semakintinggi peringkat suatu batubara semakin kecil porositas batubaratersebut atausemakin padat batubaratersebut.

Dengan demikian akansemakin kecil juga moisture yang dapat diserap atau ditampung dalam pori batubaratersebut.

Hal ini menyebabkansemakin kecil kandungan moisturenya khususnya inherent moisturenya.

Peringkat Batubara

PPBB-Ismi Handayani

(3)

9 Porositas internal

Lower Rank Coal Porositas internal

High Rank Coal

Inherent Moisture Tinggi Inherent Moisture Rendah

POROSITAS BATUBARA

PPBB-Ismi Handayani

Semakin kecil ukuran partikel batubara, maka semakin besar luas permukaanya.

Hal ini menyebabkan akan semakin tinggi surface moisturenya. Pada nilai inherent moisture tetap, maka TM-nya akan naik yang dikarenakan naiknya surface moisture.

KUALITAS BATUBARA

Size Distribusi

PPBB-Ismi Handayani

Total Moisture dapat dipengaruhi oleh kondisi pada saat batubara tersebut di Sampling.

Yang termasuk dalam kondisi sampling adalah :

Kondisi batubara pada saat disampling

Size distribusi sample batubara yang diambil terlalu besar atau terlalu kecil.

Cuaca pada saat pengambilan sample.

KUALITAS BATUBARA

Kondisi Sampling

PPBB-Ismi Handayani

Penentuan Total Moisture biasanya dibagai menjadi dua tahap penentuan yaitu :

Penentuan Free Moistrue atau air dry loss

Penentuan Residual moisture

KUALITAS BATUBARA

Penentuan Total Moisture

TM = FM + RM(1-FM/100)

PPBB-Ismi Handayani

(4)

Dalam komersial, Total Moisture sering dijadikan parameter penentu berat cargo akhir, atau bahkan sebagai batasan Reject.

Total Moisture juga digunakan sebagai faktor dalam penentuan basis As Received, baik untuk nilai kalori maupun untuk parameter lainnya.

KUALITAS BATUBARA

TOTAL MOISTURE

Adjustment Cargo = Tonase X (100-TM act)/(100-TM kontrak)

PPBB-Ismi Handayani

Moisture In the analysis samples Inherent Moisture

Adalah moisture yang terkandung dalam batubara setelah batubara tersebut

dikering udarakan

KUALITAS BATUBARA

AIR DRIED MOISTURE

PPBB-Ismi Handayani

Besar kecilnya nilai ADM dipengaruhi oleh peringkat batubara. Semakin tinggi peringkat batubara, semakin rendah kandungan ADM nya.

Nilainya tergantung pada humuditas dan temperature ruangan dimana moisture tersebut dianalisa.

Nilainya tergantung juga pada preparasi sample sebelum ADM dianalisa (Standar preparasi)

KUALITAS BATUBARA

Sifat-Sifat ADM

PPBB-Ismi Handayani

KUALITAS BATUBARA

AIR DRIED MOISTURE

Digunakan dalam mengkonversi basis parameter analisa dari air dried basis ke basis

lainnya.

PPBB-Ismi Handayani

(5)

17

2. ASH CONTENT

Batubara sebenarnya tidak mengandung abu, melainkan mengandung mineral matter. Namun sebagian mineral matter dianalisa dan

dinyatakan sebagai kadar Abu atau Ash Content.

Mineral Matter atau ash dalam batubara terdiri dari inherent dan extraneous.

Inherent Ash ada dalam batubara sejak pada masa pembentukan batubara dan keberadaan dalam batubara terikat secara kimia dalam struktur molekul batubara

Sedangkan Extraneous Ash, berasal dari dilusi atau sumber abu lainnya yang berasal dari luar batubara.

KUALITAS BATUBARA

PPBB-Ismi Handayani

18

Sifat – Sifat kadar Abu

Kadar abu dalam batubara tergantung pada banyaknya dan jenis mineral matter yang dikandung oleh batubara baik yang berasal dari inherent atau dari extraneous.

Kadar abu relatif lebih stabil pada batubara yang sama. Oleh karena itu Ash sering dijadikan parameter penentu dalam beberpa kalibrasi alat preparasi maupun alat sampling.

Semakin tinggi kadar abu pada jenis batubara yang sama, semakin rendah nilai kalorinya.

Kadar abu juga sering mempengaruhi nilai HGI batubara.

KUALITAS BATUBARA

PPBB-Ismi Handayani

19

Kegunaan kadar Abu

Kadar abu didalam penambangan

batubara dapat dijadikan penentu apakah penambangan tersebut bersih atau tidak, yaitu dengan membandingkan kadar abu dari data geology atau planning, dengan kadar abu dari batubara produksi.

Kadar abu dalam komersial sering dijadikan sebagai garansi spesifikasi atau bahkan sebagai rejection limit.

KUALITAS BATUBARA

PPBB-Ismi Handayani

20

3. VOLATILE MATTER

Volatile matter/ zat terbang, adalah bagian organik batubara yang menguap ketika dipanaskan pada temperature tertentu.

Volatile matter biasanya berasal dari gugus hidrokarbon dengan rantai alifatik atau rantai lurus. Yang mudah putus dengan pemanasan tanpa udara menjadi hidrokarbon yang lebih sederhana seperti methana atau ethana.

PPBB-Ismi Handayani

(6)

21

Sifat-Sifat Volatile Matter

Kadar Volatile Matter dalam batubara ditentukan oleh peringkat batubara.

Semakin tinggi peringkat suatu batubara akan semakin rendah kadar volatile matternya.

Volatile matter dalam batubara dapat dijadikan sebagai indikasi reaktifitas batubara pada saat dibakar.

Volatile matter memiliki korelasi dengan vitrinite reflectance, semakin rendah volatile matter, semakin tinggi vitrinite reflectancenya

PPBB-Ismi Handayani

22

Grafik Hubungan antara Volatile Matter dengan Vitrinite Reflectance

KUALITAS BATUBARA

PPBB-Ismi Handayani

4. FIXED CARBON

Harga Fixed Carbon diperoleh dari perhitungan hasil analisis proksimat yaitu = 100 – (kadar IM +VM+

Ash)

Perbandingan antara Fixed Carbon terhadap Volatile Matter disebut FUEL RATIO

FUEL RATIO dapat untuk menentukan Peringkat batubara

23 PPBB-Ismi Handayani

24

Sifat –Sifat Ash Analysis

Ash Analysis didalam batubara bersifat tidak typical dan bervariasi dari satu seam ke seam lainnya atau didalam seam itu sendiri.

Kandungan komposisi abu tergantung pada unsur pembentuk batubara, dan juga dipengaruhi oleh abu yang berasal dari luar seperti dilusi atau material yang terbawa selama penambangan.

Abu batubara dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu : Abu lignitic dan Abu Bituminous

Abu Lignitic = Fe2O3 < CaO + MgO

Abu Bituminous = Fe2O3 > CaO + MgO

KUALITAS BATUBARA

ASH ANALYSIS

PPBB-Ismi Handayani

(7)

25

Kegunaan Ash Analysis

Sebagai indikator karakteristik abu didalam pembakaran batubara.

Prediksi sifat-sifat abu berdasarkan ash analysis biasanya dinyatakan dalam beberapa formula seperti :

Rasio Basa /Asam:

Slagging Factor : Basa / Asam X S(d)

Fouling Factor : Basa / Asam x Na2O

KUALITAS BATUBARA

Fe2O3 + CaO + MgO + K2O + Na2O SiO2 + Al2O3 + TiO2

PPBB-Ismi Handayani

Group Substance

Name Molecular Formula Group Susbtance

Name Molecular FOrmula

Silicate Clay

Montmorillonite (Al,Mg)8(Si4O10)3(OH·H2O)

Sulphide

Pyrite FeS2

Kaolinite Al2Si2O5(OH)4 Marcasite FeS2

Illite

K2O, MgO, Al2O3, H2O (all

in variable amounts) Sphalerite ZnS

(Example·Illite·sericite

K(Al)2(Al,Si3)O10(OH)4 Galena PbS

Others

Quartz SiO2

Sulphate

Gypsum CaSO4·H2O

Chalcedony SiO2 Anhydrite CaS4

Feldspar KISi3O8 Barite BaSO4

Tourmaline NaMg3Al6B3Si6O27(OH)4 Thernadite Na2SO4

Carbonates

Calcite CaCO3

Others

Cl Halite NaCl

Dolomite Ca, Mg(CO3)2 Sylvite Kcl

Siderite FeCO3 P Apatite Ca5(F,Cl,OH)(PO4)3

Ankerite Complex natural carbonate

of Ca, Mg & Fe Ti Anatase TiO2

Aragonite CaCO3 Rutile TiO2

Strontianite SrCO3 Zircon ZrSiO4

Table : Major Mineral Matter contained in the coal (In-Situ Base)

PPBB-Ismi Handayani 26

ASH COMPOSITION

1. SiO2

2. Al2O3

3. Fe2O3

4. CaO 5. MgO 6. Na2O 7. K2O 8. TiO2

9. Mn3O4

10. P2O5

11. SO3

PPBB-Ismi Handayani 27

28

Pengujian Ash Analysis

Ash Analysis sesuai dengan nama parameternya ditentukan dari abu batubara.

Abu batubara setelah dipreparasi dan dilarutkan, kemudian diatomisasi dengan cara dibakar pada temperature tinggi, kemudian selama atomisasi disinari dengan radiasi lampu yang disesuaikan dengan unsur yang ditentukan

Atom-atom unsur tersebut akan menyerap energi radiasi yang dipancarkan oleh lampu tersebut. Banyaknya energi yang diserap berbanding lurus dengan banyaknya atom yang terdapat dalam larutan tersebut.

Dengan membandingkannya dengan grafik kalibrasi sample standar, maka kadar unsur dari batubara dapat ditentukan.

KUALITAS BATUBARA

PPBB-Ismi Handayani

(8)

29

ASH FUSION TEMPERATURE

KUALITAS BATUBARA

Ash Fusion Temperature adalah titik leleh abu batubara yang dinyatakan dalam temperature dalam berbagai kondisi pelelehan yaitu: Deformasi, Spherical, hemispherical, dan flow.

Berdasarkan kondisi atmosphere pada pengujiannya AFT dibagi menjadi dua atmosphere, yaitu Reduksi dan Oksidasi.

Mulai meleleh

Tinggi = LebarTinggi = ½ Lebar Tinggi < 1.6 mm

PPBB-Ismi Handayani

30

Sifat-Sifat AFT

KUALITAS BATUBARA

Ash Fusion dalam batubara sangat bervariasi, ada yang homogen dalam satu seam, ada juga yang sangat heterogen baik secara vertikal seam maupun secara lateral.

Nilai AFT tergantung pada mineral matter yang dikandung oleh batubara.

Pada batubara produksi, nilai AFT dapat dipengaruhi oleh dilusi atau material yang terbawa pada saat penambangan.

AFT tidak selalu dapat dikorelasikan dengan ash analysis, karena sebenarnya abu yang di gunakan pada saat pengujian bentuknya bukan oksida semuanya.

Melainkan masih dalam bentuk mineral.

PPBB-Ismi Handayani

31

Kristal abu di bawah SEM

KUALITAS BATUBARA

PPBB-Ismi Handayani

32

Kegunaan nilai AFT

Ash Fusion Temperature dalam utilisasi dijadikan indikasi karakteristik ash dalam pembakaran.

Nilai AFT rendah tidak diinginkan dalam utilisasinya karena dianggap dapat

menyebabkan slagging atau fouling pada pipa- pipa boiler.

AFT juga digunakan dalam membuat rumus empiris untuk memprediksi kecenderungan terjadinya slagging dalam boiler.

KUALITAS BATUBARA

PPBB-Ismi Handayani

(9)

Solusi untuk batubara dengan nilai AFT rendah

Pembakaran batubara dengan AFT rendah sebaiknya menggunakan Stoker atau sistem Fluidized Bed

Sebagian bisa diatasi dengan alat Soot Blower

Dalam penelitian dengan menambahkan additive untuk mencegah terjadinya pelelehan abu

Tidak bisa diatasi dengan sistem Blending

33 PPBB-Ismi Handayani

34

Ash Fusion Temperature

PPBB-Ismi Handayani

Slagging

Slagging : Pengotoran pipa-pipa boiler oleh lelehan abu batubara di daerah Radiasi

Terjadinya Slagging dapat diprediksi dari besarnya Slagging Faktor/Index

Berhubungan dengan kandungan Sulfur

PPBB-Ismi Handayani 35

Basic–acid in Ash Composition

1. SiO2 2. Al2O3 3. Fe2O3 4. CaO 5. MgO 6. Na2O 7. K2O 8. TiO2 9. Mn3O4 10. P2O5 11. SO3

Basic (B) :

Fe2O3+ CaO+MgO+K2O+Na2O Acid (A) :

SiO2+ TiO2+ Al2O3

36 Abu/Ash Lignitic Fe2O3< CaO + MgO

PPBB-Ismi Handayani

(10)

Slagging Factor : Basic/Acid x %S

Low Medium High Severe

<0.6 0.6-2.0 2.0–2.6 >2.6

Hasil penelitian batubara yang mengandung S sampai 2% nilai SF di antara 0,2 – 2,0

37 PPBB-Ismi Handayani

Slagging Index (SI) :

SI = {(Max HT) + 4(Min IT)}/5

IT = Initial Deformation Temperature HT = Hemispherical Temperature

38 PPBB-Ismi Handayani

Slagging Index (SI)

Untuk Lignitic Ash

Low Medium High Severe

> 2450 2250-2450 2100–2250 < 2100

39 PPBB-Ismi Handayani

FOULING

Fouling : Pengotoran pipa-pipa boiler didaerah konveksi

Terjadinya Fouling dapat diprediksi dari besarnya Fouling Faktor/Index

Berhubungan dengan alkali content

Garam alkali akan menguap selama pembakaran dan berkondensasi pada ash partikel dan pipa boiler membentuk lapisan yang lengket yang kemudian akan terbentuk endapan pada tabung boiler dan akan membentuk sinter yang keras

Bila ada gas SO2 karena ada alkali maka akan diadsorb yang mengakibatkan korosi pada pipa boiler

40 PPBB-Ismi Handayani

(11)

Severe Fouling in Convective Pass

41 PPBB-Ismi Handayani

Fouling Factor : Basic/Acid x %Na2O

Untuk Bitumenous Ash

Low Medium High Severe

<0.2 0.2-0.5 0.5-1.0 >1.0

42 PPBB-Ismi Handayani

Na2O Kondisi

< 0,1 Non Fouling

0,1 – 0,4 Terjadi endapan, dapat dikontrol dengan soot blower

> 0,5 Terjadi endapan memerlukan fasilitas soot blower, sukar untuk dihilangkan

< 0,5 Endapan masih bisa ditolerir

43 PPBB-Ismi Handayani

Fouling Factor/Index (FI) Untuk

Licnitic Ash

44 PPBB-Ismi Handayani

(12)

Fouling Factor/Index (FI) : a. Fe2O3+ CaO+MgO > 20 % b. Fe2O3+ CaO+MgO < 20 %

45 PPBB-Ismi Handayani

Fe2O3+ CaO+MgO > 20 %

Lowto medium High Severe Na2O <3 3 – 6 >6

46 PPBB-Ismi Handayani

Fe2O3+ CaO+MgO < 20 %

Low to medium High Severe

Na2O <1.2 1.2 – 3 >3

47 PPBB-Ismi Handayani

ASH REMOVAL DAN DISPOSAL

Removable dan disposal dari abu menjadi persoalan PLTU, sebagai contoh PLTU dengan kapasitas 500 MW rata-rata membakar 160 ton/jam batubara dengan kadar abu misal 15 %, ini berarti akan menhasilkan slag dan abu sebanyak 200.000 ton/tahun

Untuk PLTU atau pengguna batubara untuk boiler penanganan abu cukup bermasalah.

Diperlukan lahan penampungan yang cukup luas

48 PPBB-Ismi Handayani

(13)

49

ULTIMATE ANALYSIS

KUALITAS BATUBARA

• CARBON HYDROGEN

OXYGEN SULFUR NITROGEN

PPBB-Ismi Handayani

50

Carbon, Hydrogen, Oxygen, Nitrogen

Carbon, Hydrogen, dan Oxygen merupakan unsur dasar organik pembentuk batubara.

Sifat dari unsur-unsur tersebut mengikuti peringkat batubara.

Semakin tinggi peringkatnya, semakin tinggi Carbonnya, semakin rendah hydrogen dan oxygennya.

Sedangkan Nitrogen merupakan unsur yang bersifat bervariasi tergantung dari material pembentuk batubara. Sifatnya hampir sama dengan Sulfur.

Dalam batubara peringkat tinggi, nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa pyridine yang berasosiasi dengan struktur aromatik, sedangkan dalam batubara peringkat rendah, nitrogen ditemukan dalam bentuk senyawa amina dan terikat pada ikatan hidrokarbon alifatik.

Nitrogen dalam batubara berasal dari tumbuhan pembentuk batubara tersebut atau sebagai hasil dari aktifitas bakteri pada saat pembentukan peat.

PPBB-Ismi Handayani

51

ULTIMATE

KUALITAS BATUBARA

Dalam Geology Batubara, Ultimate digunakan sebagai parameter penentu peringkat dan evaluasi-evaluasi lainnya.

Sedangkan pada utilisasi batubara, kandungan ultimate digunakan sebagai dasar perhitungan stoiciometri udara yang diperlukan untuk membakar batubara secara sempurna.

Udara Yang diperlukan dalam Liter(1 atm, 20oC) / kg Batubara adalah:

35.8 ( 2.67 C+8.00 H+2.29 N+S-O)

PPBB-Ismi Handayani

52

Penentuan Oksigen

Oksigen ditentukan tidak dengan analisa laboratorium, melainkan hasil kalkulasi pengurangan dari 100% dengan Moisture, Ash, Carbon, Hydrogen, Nitrogen, dan Sulfur

% Oksigen = 100 – (Moisture + Ash + Carbon + Hydrogen + Nitrogen + Sulfur)

PPBB-Ismi Handayani

(14)

53

SULFUR

ORGANIC SULFUR

PYRITIC SULFUR

SULFAT SULFUR

PPBB-Ismi Handayani

54

Sifat-Sifat SULFUR

Kandungan sulfur dalam batubara sangat bervariasi dan pada umumnya bersifat heterogen sekalipun dalam satu seam batubara yang sama. Baik heterogen secara vertikal maupun secara lateral.

Namun demikian ditemukan juga beberapa seam yang sama memiliki kandungan sulfur yang relatif homogen.

• Kegunaan SULFUR

• Sulfur dalam batubara thermal maupun metalurgi tidak diinginkan, karena Sulfur dapat mempengaruhi sifat-sifat pembakaran yang dapat menyebabkan slagging maupun mempengaruhi kualitas produk dari besi baja. Selain itu dapat berpengaruh terhadap lingkungan karena emisi sulfur dapat menyebabkan hujan asam.

• Oleh karena itu dalam komersial, Sulfur dijadikan batasan garansi kualitas, bahkan dijadikan sebagai rejection limit.

• Namun demikian dalam beberapa utilisasi batubara, Sulfur tidak menyebabkan masalah bahkan sulfur membantu performance dari utilisasi tersebut. Utilisasi tersebut misalnya pada proses pengolahan Nikel seperti di PT. Vale.

• Dan juga pada proses Coal Liquefaction (Pencairan Batubara).

PPBB-Ismi Handayani

Pengaruh adanya Sulphur

Seluruh organic sulphur dan sebagian pyritic sulphur akan teroksidasi pada saat proses pembakaran menjadi SO2yang kemudian SO3. Penyerapan SO3 oleh alkali dalam Ash akan menyebabkan terjadinya fouling

Sulphur yang tinggi akan menyebabkan : nilai AFT rendah, hujan asam, korosi peralatan

Dalam industri semen kadar sulphur masih dapat ditolerir sampai mengandung

3 – 4 % sulphur

Pyritic sulphur bisa diturunkan sampai 50 % dengan pencucian, tetapi organic sulphur sulit diturunkan.

55 PPBB-Ismi Handayani

Sulfur classification & its analysis method SULFUR IN

ASH

Total sulfur analysis

Sulfur form analysis

Ultimate analysis

GAS PHASE SULFUR

Sulfur analysis in ash

TOTAL SULFUR COMBUSTIBLE SULFURINCOMBUSTIBLE SULFUR

SULPHATE PYRITIC ORGANIC SULFUR

INORGANIC SULFUR

Burning Burning Burning

56 PPBB-Ismi Handayani

(15)

Solusi mengatasi emisi sulfur

Proses Blending batubara

Proses pencucian batubara (Coal Washing Plant), tetapi harus mengetahui jenis sulphurnya

Proses desulfurisasi :

Injeksi Lime, wet scrubbing, dry sorbent sistem

57 PPBB-Ismi Handayani

NILAI KALORI (CV)

PPBB-Ismi Handayani

59

Calorific Value/Specific Energy/

Higher heating Value

Adalah nilai energi yang dapat dihasilkan dari pembakaran batubara.

Nilai kalori tersebut dapat dinyatakan dalam Gross dan Net.

Nilai Kalori dapat dinyatakan dalam satuan yang berbeda :

Calorific Value (CV)……(kcal/kg)

Specific Energy (SE) ….(Mj/kg)

Higher Heating Value (HHV) = Gross CV

Lower Heating Value (LHV)= Net CV

British Thermal Unit = Btu/lb

PPBB-Ismi Handayani

60

Sifat-Sifat Nilai kalori Batubara

Nilai Kalori batubara bergantung pada peringkat batubara.

Semakin tinggi peringkat batubara, semakin tinggi nilai kalorinya.

Pada batubara yang sama Nilai kalori dapat dipengaruhi oleh moisture dan juga Abu.

Semakin tinggi moisture atau abu, semakin kecil nilai kalorinya.

PPBB-Ismi Handayani

(16)

61

Konversi Nilai Kalori

Btu/Lb Kcal/kg MJ/kg Btu/Lb 1 0.5555

0.002326

Kcal/kg 1.8 1

0.004187

MJ/kg 429.923 238.846 1

( Btu/Lb / 1.8) ( Btu/Lb / 429.923)

( Kcal/kg / 238.85) Desired

Given

PPBB-Ismi Handayani

62

CONTOH

Kcal / kg --- Btu/lb 5,600 kcal/kg X 1.8 = 10,080 Btu/lb MJ / kg --- Kcal/kg 25.6 MJ/kg X 238.85 = 6,115 kcal/kg MJ / kg --- Btu/lb 25.6 MJ/kg X 429.923 = 11,006 Btu/lb

PPBB-Ismi Handayani

63

Konversi Nilai Kalori

International Standard : (MJ/kg)

Net CV = Gross CV – 0.212(H) - 0.008(O) - 0.0245(M)

British Standard : (MJ/kg)

Net CV = Gross CV – 0.212(H) - 0.007(O) - 0.0244(M)

ASTM Standard : (J/g)

Net CV = Gross CV – 215.5J/g X (H)

ASTM Standard : (Btu/lb)

Net CV = Gross CV – 92.67Btu/lb X (H) Semua Nilai dinyatakan dalam basis yang sama

PPBB-Ismi Handayani

64

Contoh Perhitungan

Contoh :

Total Moisture (ar) : 18.5

Moisture (ad) : 11.6

Ash (ad) : 4.2

Calorific Value (ad) : 6,200 cal/g

Hydrogen (daf : 5.62

Oxygen (daf) : 11.85

Dirubah kedalam Net As Received (NAR Basis)

PPBB-Ismi Handayani

(17)

Hardgrove Grindability Index (HGI)

PPBB-Ismi Handayani

66

HARDGROVE GRINDABILITY INDEX (HGI)

HGI, adalah salah satu sifat fisik dari batubara yang menyatakan kemudahan batubara untuk dilakukan pengecilan ukuran sampai ukuran 200 mesh atau 75 micron (pulverise)

HGI sangat penting bagi pengguna batubara di power plant yang menggunakan pulverized coal.

HGI tidak dapat dijadikan indikasi atau simulasi performance dari suatu pulverizer atau milling secara langsung, karena performance milling masih dipengaruhi oleh kondisi operasional Milling itu sendiri, seperti Mill tention, Temperature primary air, setting classifier dan lain-lain.

Namun demikian, HGI dapat dijadikan pembanding untuk batubara yang satu dengan lainnya mengenai

kemudahannya untuk dimilling.

PPBB-Ismi Handayani

67

Sifat-Sifat HGI

Nilai HGI dari suatu batubara, ditentukan oleh organik batubara seperti jenis maceral dan lain-lain.

Secara umum semakin tinggi peringkat batubara, maka semakin rendah HGI nya. Namun hal ini tidak terjadi pada bituminous yang memiliki sifat coking. Dimana untuk jenis batubara ini HGInya tinggi sekali, bahkan bisa mencapai lebih dari 100.

Nilai HGI juga dapat dipengaruhi oleh dilusi abu dari penambangan. Secara umum penambahan abu dilusi dapat menaikan nilai HGI.

Nilai HGI juga dapat dipengaruhi oleh kandungan moisture.

PPBB-Ismi Handayani

68

QUIZ ( 1 jam)

Diketahui hasil AP dari BB : TM : 12 % ar IM : 6 % adb Ash : 9 % adb VM : 17 % adb TS : 0.75 % adb CV : 5100 kcal/kg adb

Tentukan : a. FC adb dan db b. Ash % db ??

Ash % arb ??

Ash % daf ??

VM % db ??

VM % arb ??

VM % daf ??

FC % db ??

FC % arb ??

FC % daf ??

CV kcal/kg arb ??

CV kcal/kg db ??

CV kcal/kg daf ??

CV kcal/kg dmmf ??

PPBB-Ismi Handayani 68

Gambar

Grafik Hubungan antara Volatile Matter dengan Vitrinite  Reflectance
Table : Major Mineral Matter contained in the coal (In-Situ Base)

Referensi

Dokumen terkait

Anakku, kami berdua bekerja untuk kebaikanmu Demi masa depan dan jangan pernah malu Tentang ayah yang selalu memikul beban tanpa pilu Selalu ada mantra – mantra kehidupan

Kegiatan pokok yang dilaksanakan PKL adalah (1) pengawasan kebersihan Lingkungan disetiap rumah termasuk sekolah, tempat-tempat umum(TTU) dan tempat-tempat industri (TTI)

5) Isi rekam medis untuk pelayanan dokter spesialis atau dokter gigi spesialis dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan... 6) Pelayanan yang diberikan dalam ambulans atau

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif antara kompensasi dan motivasi terhadap prestasi kerja karyawan PT Bank Sahabat Purba Danarta

Perhitungan karakteristik termofluida yang meliputi panas yang mengalir (Q) dan koefisien perpindahan panas (h) pada tiga (3) titik pengukuran arah aksial diperoleh

Guru sebagai pendidik artinya bahwa tugas guru itu tidak hanya menyampaikan materi pembelajaran, melainkan juga harus mampu menanamkan nilai-nilai atau norma-norma pada peserta

Transfer Umum, yaitu sekurang-kurangnya 25% untuk belanja infrastruktur daerah (UU Nomor 18 Tahun 2016 tentang APBN) Untuk mendukung pembangunan. infrastruktur agar dipastikan

Nilai gizinya yang tinggi juga menyebabkan susu menjadi media yang sangat cocok bagi mikroorganisme untuk pertumbuhan dan perkembangannya sehingga dalam waktu yang