• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABID RAMADHAN NIM. W

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ABID RAMADHAN NIM. W"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, EKSPOSUR MEDIA, KINERJA LINGKUNGAN, KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN AGRESIVITAS PAJAK TERHADAP CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II Pada Jurusan Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh

ABID RAMADHAN NIM. W100160001

MAGISTER AKUNTANSI SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Eksposur Media, Kinerja Lingkungan, Kantor Akuntan Publik Dan Agresivitas Pajak Terhadap

Corporate Social Responsibility Disclosure

(Studi Empiris Perusahaan terdaftar di Jakarta Islamic Indeks Periode 2013-2015)

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

ABID RAMADHAN W 100160001

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. Noer Sasongko, S.E, M.Si, Ak, CA NIK. 195803091957031657

(3)

ii

(4)

iii PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan sebelumnya untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, dalam penelitian ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 31 Oktober 2017 Penulis

ABID RAMADHAN

(5)

1

Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Eksposur Media, Kinerja Lingkungan, Kantor Akuntan Publik Dan Agresivitas Pajak Terhadap Corporate Social Responsibility

Disclosure

(Studi Empiris Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index Periode 2013- 2015)

Abstraksi

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh karakteristik perusahaan yang diwakili oleh ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan eksposur media, kinerja lingkungan, kantor akuntan publik dan agresivitas pajak sebagai variabel independen terhadap corporate social responsibility disclosure sebagai variabel dependen.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di jakarta islamic indeks selama periode 2013-2015. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 51 perusahaan dengan metode purposive sampling. Tipe data adalah data sekunder. Data di analisis menggunakan regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan, likuiditas, kinerja lingkungan dan kantor akuntan publik berpengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure sedangkan profitabilitas, eksposur media dan agresivitas pajak tidak berpengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure. Secara simultan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, eksposur media, kinerja lingkungan, kantor akuntan publik dan agresivitas pajak berpengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure.

Kata Kunci : Corporate Social Responsibility, karakteristik perusahaan, kinerja lingkungan, kantor akuntan publik dan agresivitas pajak

Abstract

The objective of this research is to test the affect of companies’ characteristic represented by companies’ size, profitability, liquidity, and media exposure, environmental performance, public accounting firms and tax aggressiveness as independent variables on corporate social responsibility disclosure as the dependent variable.

The population in this research is company listed on the Jakarta Islamic Index in the period 2013-2015. The number of samples in this research were 51 company by purposive sampling method. Types of data used are secondary data. Data were analized using multiple linier regression.

The result of this research shows that companies’ size, liquidity, environmental performance and public accounting firms have effects corporate social responsibility disclosure. while profitability, media exposure and tax aggressiveness had no effects corporate social responsibility disclosure. Simultaneously, variables companies’ size,

(6)

2

profitability, liquidity, media exposure, environmental performance, public accounting firms and tax aggressiveness had effect corporate social responsibility disclosure.

Keywords : Corporate Social Responsibility, companies’ characteristic,

environmental performance, public accounting firms, tax aggressiveness

1. PENDAHULUAN

Pengungkapan tanggung jawab sosial perusaahan yang sering juga disebut sebagai social disclosure, corporate social reporting, social accounting (Mathews, 1995) atau corporate social responsibility (Hackston dan Milne, 1996) merupakan salah satu informasi penting dalam menilai kinerja perusahaan. dalam (Sembiring, 2005) CSR merupakan proses mengkomunikasikan dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan.

Corporate social responsibility (CSR) bertujuan untuk menciptakan standar kehidupan yang lebih tinggi, dengan mempertahankan kesinambungan laba usaha untuk pihak pemangku kepentingan sebagaimana yang diungkapkan dalam laporan keuangan entitas dan keseimbangan alam melalui pengungkapannya. Laporan keuangan menjadi alat untuk melaporkan kegiatan entitis dan memberikan informasi kepada pemangku kepentingan karena mengandung pengungkapan-pengungkapan yang bersifat wajib (mandatory disclosure) maupun sukarela (voluntary disclosure) (Syahrir dan Suhendra, 2010 dalam Kamil dan Herusetya, 2012).

Manfaat yang diperoleh perusahaan dengan melakukan kegiatan CSR antara lain : produk semakin disukai oleh konsumen dan perusahaan semakin diminati oleh investor karena perusahaan dinilai mendukung keseimbangan ekosistem, meningkatkan penjualan dan market share, memperkuat brand positioning, meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memotivasi dan mempertahankan karyawan dan mengurangi biaya operasi (Kolter dan Lee, 2005 dalam Kamil dan Herusetya, 2012).

Namun dengan segala manfaat pengungkapan CSR yang telah dikemukakan pada paragraf sebelumnya, hal tersebut belum menjamin bahwa perusahaan akan melakukan CSR dengan kerelaan dan tanggung jawab.

(7)

3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini akan dilakukan indentifikasi masalah melalui pertanyaan sebagai berikut.

1. Apakah Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Corporate social responsibility disclosure?

2. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap Corporate social responsibility disclosure?

3. Apakah Likuiditas berpengaruh terhadap Corporate social responsibility disclosure?

4. Apakah Eksposur media berpengaruh terhadap Corporate social responsibility disclosure?

5. Apakah Kinerja Lingkungan berpengaruh terhadap Corporate social responsibility disclosure?

6. Apakah Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap Corporate social responsibility disclosure?

7. Apakah Agresivitas Pajak berpengaruh terhadap Corporate social responsibility disclosure?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan memberikan bukti empiris tentang berbagai faktor yang mempengaruhi Corporate social responsibility disclosure. Variabel-variabel dikemukakan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pengungkapan sukarela perusahaan serta meningkatkan kepedulian perusahaan terhadap berbagai kerusakan alam yang terjadi dan mulai menyadari pentingnya keseimbangan alam demi terciptanya lingkungan perusahaan yang bersinergi dengan alam sekitar.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis.

(8)

4 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi :

a. Bagi Akademisi dan Perguruan Tinggi, Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk mengetahui variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility, serta dapat memberikan manfaat dalam perkembangan ilmu khususnya di bidang akuntansi.

b. Bagi Pemerintah, Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman serta acuan kinerja pemerintah dalam menentukan kebijakan dan standar dalam mengatur praktik dan pengungkapan Corporate Social Responsibility di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak yang menggunakan informasi penelitian ini seperti :

a. Bagi Perusahaan, Penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan bagi perusahaan-perusahaan dalam melakukan pertimbangan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan tanggung jawab perusahaan dalam memberikan transparansi kepada para stakeholders terkait masalah lingkungan sosial.

b. Bagi Stakeholders, Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada para pemangku kepentingan dalam menilai kinerja perusahaan terkait dengan aktivitas operasinya.

1.1 KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 1.1.1 Signaling Theory

Signaling theory (teori sinyal) digunakan untuk menjelaskan bahwa pada dasarnya suatu informasi dimanfaatkan perusahaan untuk memberi sinyal positif maupun negatif kepada para pemakai informasi tersebut. Teori sinyal (Leland dan Pyle dalam Scott, 2012:475) menyatakan bahwa pihak eksekutif (manajemen) perusahaan yang memiliki informasi banyak dan lebih baik mengenai perusahaannya akan terdorong untuk menyampaikan informasi tersebut kepada calon investor

(9)

5

dimana perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui pelaporannya dengan mengirimkan sinyal melalui laporan tahunannya.

1.1.2 Legitimacy Theory

Teori legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan perusahaan terhadap masyarakat (society), pemerintah, individu dan kelompok masyarakat (Gray et al, 1996). Hal ini mengindikasikan bahwa teori tersebut menjelaskan adanya kontrak sosial perusahaan terhadap masyarakat dengan adanya pengungkapan sosial lingkungan (CSR). Perusahaan dalam menjalankan kontrak sosial lingkungan juga harus memperhatikan norma-norma yang ada di lingkungan masyarakat agar selaras dengan nilai-nilai sosial yang ada.

1.1.3 Stakeholder Theory

Deegan (2004) menyatakan bahwa stakeholder theory adalah “teori yang menyatakan bahwa semua stakeholder mempunyai hak memperoleh informasi mengenai aktivitas perusahaan yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan mereka. Para stakeholder juga dapat memilih untuk menggunakan atau tidak menggunakan informasi tersebut dan stakeholder tidak dapat memainkan peran secara langsung dalam suatu perusahaan”.

Oleh karena itu, teori stakeholder menegaskan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun harus memberian manfaat bagi stakeholder (pemegang saham, kreditur, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain). Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah An - nahl :90

Artinya : sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebijakan, memberi kepada kerabat kamu dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

1.1.4 Corporate Social Responsibility

Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) mendefinisikan CSR sebagai bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi yang dibarengi dengan peningkatan kualitas hidup bagi karyawan beserta keluarganya, sekaligus

(10)

6

meningkatkan kualitas hidup lingkungan sekitar dan masyarakat yang lebih luas (Hadi, 2011).

Dalam konteks global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970-an dan semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals With Forks: The Triple Buttom Line In 21st Century Business (1998) Karya John Elkington. Dengan mengembangkan tiga komponen penting sustainable development, yakni economic growth, environmental protection dan social equity yang digagas The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam brundtland report (1987).

Elkington mengemas CSR dalam tiga fokus yaitu: 3P (Profit, Planet dan People).

Dalam mengukur pengungkapan CSR terdapat beberapa pengukuran yakni SA8000, Global Compact, Akuntabilitas atas standar AA1000, ISO 26000, dan GRI G3.1. Pengukuran CSR pada penelitian ini menggunakan indikator Global Reporting Initiative (GRI G4). Alasan peneliti menggunakan pengukuran ini karena GRI-G4 ini merupakan generasi terbaru pengukuran CSR yang diluncurkan di amsterdam belanda pada tanggal 22 mei 2013 yang lalu. Indikator ini juga merupakan penyempurnaan dari pedoman pengukuran lainnya.

1.1.5 Ukuran perusahaan

Pada umumnya perusahaan yang besar akan mengungkapkan lebih banyak informasi dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan besar mempunyai jenis produk yang banyak, sistem informasi yang canggih serta struktur kepemilikan yang lengkap, sehingga memungkinkan dan membutuhkan tingkat pengungkapan secara luas ( Suripto, 1999 dalam Zaleha, 2005). Mengingat ruang lingkup yang luas dan operasi yang besar, maka perusahaan besar lebih mungkin untuk memiliki dampak yang lebih luas dan besar pada masyarakat. Sebagai konsekuensinya, perusahaan besar lebih mungkin untuk menerima lebih banyak perhatian dari masyarakat dan ditempatkan di bawah tekanan publik yang lebih besar untuk menunjukkan tanggung jawab sosial (Cowen et al., 1987).

1.1.6 Profitabilitas

Menurut Kokubu et al (2002) terdapat pengaruh positif antara profitabilitas suatu perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial. Perolehan laba yang semakin besar akan membuat perusahaan mengungkapkan informasi sosial yang lebih

(11)

7

luas. Artinya perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan memberikan keluwesan kepada manajemen untuk melaksanakan dan mengungkapkan tanggung jawab sosial. Sedangkan perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang rendah akan sangat mempertimbangkan pelaksanaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial, karena khawatir akan mengganggu kegiatan operasional perusahaan.

1.1.7 Likuiditas

Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menjaga aktivitas operasional. Dapat dikatakan likuiditas mencerminkan kesehatan suatu perusahaan. Tingkat dimana perusahaan dapat dengan cepat memenuhi kewajiban lancarnya dari aset lancar atau kemampuan usaha untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Melalui likuiditas dapat dipandang kinerja manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas tinggi adalah perusahaan yang dapat segera memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.

Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi akan lebih banyak melakukan pengungkapan sosial daripada perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang rendah.

1.1.8 Eksposur Media

Eksposur media memiliki dampak pada opini publik dan membantu menghasilkan tekanan publik. Bansal (2005) menunjukkan bahwa lebih intensif eksposur media akan meningkatkan visibilitas perusahaan, membuat perusahaan menjadi objek perhatian dan pengawasan publik. Terdapat tiga media yang biasanya dipakai perusahaan dalam mengungkapkan CSR perusahaan, yaitu melalui TV, koran, serta internet (WEB perusahaan). Media TV merupakan media yang paling efektif dan mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Akan tetapi, media hanya digunakan oleh beberapa perusahaan saja. Media internet (WEB) merupakan media yang efektif dengan didukung oleh para pemakai internet yang mulai meningkat. Sedangkan media koran merupakan media yang sudah sering digunakan oleh perusahaan, serta dapat digunakan sebagai dokumentasi. (Feng et al, 2013).

(12)

8 1.1.9 Kinerja Lingkungan

Kinerja lingkungan merupakan kinerja suatu perusahaan yang peduli terhadap lingkungan sekitar. Kinerja ini dapat dilakukan dengan menerapkan akuntansi berbasis lingkungan yang dimana akuntansi lingkungan merupakan pengakuan dan integritas dampak terhadap isu-isu lingkungan pada sistem akuntansi tradisional suatu perusahaan (Halim dan Irwan, 1998 dalam Fitriyani 2012). Di indonesia, kinerja lingkungan dapat diukur dengan menggunakan program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan (PROPER). Program ini merupakan program unggulan Kementerian Lingkungan Hidup yang berupaya melakukan pengawasan dengan mekanisme publik disclosure yang memberikan intensif dan/atau disinsentif kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang diatur dalam peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2011. Dasar hukum pelaksanaan PROPER adalah keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor:

127/MENLH/2002 tentang program penilaian kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan (PROPER).

Secara umum peringkat kinerja PROPER dibedakan menjadi lima warna emas, hijau, biru, merah dan hitam, dimana kriteria ketaatan digunakan untuk pemeringkatan biru, merah dan hitam, sedangkan kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan adalah hijau dan emas.

1.1.10 Kantor Akuntan Publik

Dalam beberapa penelitian, ukuran KAP sering digunakan untuk mengukur kualitas audit. Ukuran KAP dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu KAP big four dan KAP non big four. The big four merupakan kelompok empat firma jasa profesional dan akuntansi internasional terbesar, yang menangani mayoritas pekerjaan audit. Afiliasi KAP big four yang ada di Indonesia adalah:

1. KAP Osman Bing Satrio – Deloitte Touche Tohmatsu

2. KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan – Pricewaterhouse Coopers 3. KAP Purwantono, Suherman & Sudja – Ernst & Young

4. KAP Siddharta dan Widjaja – Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)

(13)

9 1.1.11 Agresivitas Pajak

Agresivitas pajak merupakan hal yang sangat umum terjadi di kalangan perusahaan besar di seluruh dunia. Tindakan ini bertujuan untuk meminimalkan pajak perusahaan yang kini menjadi perhatian publik karena tidak sesuai dengan harapan masyarakat dan juga pastinya merugikan pemerintah.

Cara untuk mengukur perusahaan yang melakukan agresivitas pajak yaitu dengan menggunakan proksi effective tax rates (ETR). Menurut lanis dan richardson (2012) menyatakan bahwa ETR merupakan proksi yang paling banyak digunakan pada penelitian terdahulu. Proksi ETR dinilai menjadi indikator adanya agresivitas pajak apabila memiliki ETR yang mendekati nol. Semakin rendah nilai ETR yang dimiliki perusahaan maka semakin tinggi tingkat agresivitas pajak. ETR yang rendah menunjukkan beban pajak penghasilan lebih kecil dari pendapatan sebelum pajak.

1.2 PENGEMBANGAN HIPOTESIS

1.2.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure

Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat memberikan pengaruh kepada pihak stakeholder dalam mengambil keputusan investasi. hal ini dikarenakan perusahaan yang besar akan mengungkapkan lebih banyak informasi dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan kecil lebih mungkin untuk memiliki resiko yang lebih tinggi daripada perusahaan besar, sehingga dapat dimengerti bahwa investor tidak tertarik untuk melakukan perdagangan saham di perusahaan kecil.

Tan et al, (2015), Wang et al, (2013) dan barnas dkk (2016), menunjukkan hasil penelitiannya bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap corporate social responsibility. Berdasarkan penelitian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap corporate social responsibility

1.2.2 Pengaruh Profitabilitas terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Profitabilitas merupakan faktor yang seharunya mendapat perhatian penting karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Tanpa adanya keuntungan (profit), maka

(14)

10

akan sangat sulit bagi perusaan untuk menarik modal dari luar. Perolehan laba yang semakin besar akan membuat perusahaan mengungkapkan informasi sosial yang lebih luas. Artinya perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan memberikan keluwesan kepada manajemen untuk melaksanakan dan mengungkapkan tanggung jawab sosial. Sedangkan perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang rendah akan sangat mempertimbangkan pelaksanaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial, karena khawatir akan mengganggu kegiatan operasional perusahaan.

Penelitian Ebiringa et al, (2013), Maiyarni dkk (2016), Putra Dan Supriyanto (2017), menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap corporate social responsibility. Berdasarkan penelitian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap corporate social responsibility 1.2.3 Pengaruh Likuiditas terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek yang digunakan untuk menggambarkan seberapa likuidnya suatu perusahaan serta kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset lancar. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban yang segera jatuh tempo. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi akan lebih banyak melakukan pengungkapan sosial daripada perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang rendah.

Penelitian Ihsan (2014), Maiyarni dkk (2016), dan Widianigsih (2011) telah memberikan bukti empiris dengan menunjukkan hasil bahwa likuiditas berpengaruh terhadap corporate social responsibility. Berdasarkan penelitian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H3 : likuiditas berpengaruh terhadap corporate social responsibility

1.2.4 Pengaruh Eksposur media terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure

Eksposur media adalah bagaimana perusahaan memanfaatkan media yang tersedia untuk mengkomunikasikan indentitas serta informasi mengenai kegiatan yang dilakukan oleh perusahan. Suatu perusahaan bisa mengkomunikasikan kegiatan-

(15)

11

kegiatan perusahaannya dengan memanfaatkan berbagai media yang ada, salah satu kegiatan yang bisa di komunikasikan adalah CSR perusahaan. Pengungkapan CSR tersebut melalui publikasi di media diharapkan dapat menjadi tolak ukur stakeholders dalam menilai kinerja perusahaan. Terdapat tiga media yang biasanya dipakai perusahaan dalam pengungkapan CSR perusahaan, yaitu melalui media televisi, koran, serta internet (web perusahaan).

Wang et al, (2013), Alfarizi (2016) Plorensia dan Hardiningsih (2015) telah memberikan bukti empiris bahwa eksposur media secara positif terkait dengan tingkat berbagai indikator corporate social responsibility. Sejalan dengan penelitian di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H4 : Eksposur media berpengaruh terhadap corporate social responsibility 1.2.5 Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure

Kinerja lingkungan dipengaruhi oleh seberapa besar motivasi perusahaan untuk melakukan pengelolaan lingkungan sehingga akan berdampak pada pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan. Semakin baik kinerja lingkungan perusahaan dan memberikan kontribusi positif terhadap lingkungannya maka semakin besar pula pengungkapan CSR yang diungkapkan oleh perusahaan. Teori stakeholder menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat. Perusahaan menggunakan laporan tahunan mereka untuk menggambarkan kesan tanggung jawab lingkungan, sehingga mereka diterima oleh masyarakat.

Devita (2015), Permana (2012) dan Fitriyani (2012), menunjukkan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh terhadap corporate social responsibility. Berdasarkan penelitian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H5 : kinerja lingkungan berpengaruh terhadap corporate social responsibility

1.2.6 Pengaruh Kantor Akuntan Publik terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure

Perusahaan yang diaudit oleh The Big Four akan lebih cenderung mengungkapkan informasi sosial daripada perusahaan yang diaudit oleh KAP biasa,

(16)

12

yang artinya ukuran KAP The Big Four telah mengikuti standar internasional dalam melakukan prosedur audit.

Penelitian Uyar et al. (2013), putra dan Supriyanto (2017) Khlif dan souissi (2010) mengatakan bahwa ukuran KAP memiliki pengaruh signifikan positif terhadap corporate social responsibility. Berdasarkan penelitian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H6 : Ukuran kantor akuntan publik (KAP) berpengaruh terhadap corporate social responsibility.

1.2.7 Pengaruh Agresivitas Pajak terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure

Agresivitas pajak atau disebut juga usaha meminimalkan beban pajak. Perusahaan yang melakukan agresivitas yang tinggi cenderung akan mengungkapkan informasi CSR lebih banyak, karena untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

Perusahaan dikatakan berhasil apabila dapat memenuhi harapan masyarakat melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan. Sebaliknya, perusahaan akan mengarah pada kegagalan apabila tidak dapat memenuhi harapan masyarakat dan tentunya menimbulkan penyebaran informasi negatif tentang perusahaan tersebut.

Lanis And Richardson (2013), Plorensia dan Hardiningsih (2015), fardila dan mariska (2015) mengatakan bahwa secara konsisten menunjukkan pengaruh antara agresivitas pajak perusahaan dengan CSR. Berdasarkan penelitian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H7 : Agresivitas Pajak berpengaruh terhadap corporate social responsibility

2. METODE PENELITIAN

2.1 Populasi, Sampel, Cara Memperoleh Data, Pengukuran Variabel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) dengan perode observasi selama 3 tahun yaitu 2013 – 2015.

Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang menerbitkan annual reportnya.

Tahap selanjutnya adalah pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria sampel sebagai berikut:

1. Perusahaan yang menggunakan nilai mata uang rupiah

(17)

13

2. Perusahaan mempublikasikan laporan yang berakhir pada 31 desember.

3. Perusahaan menerbitkan annual report berturut-turut dari tahun 2013-2015.

4. Perusahaan melakukan publikasi laporan corporate social responsibility.

Dari hasil pemilihan sampel yang semula berjumlah 90 perusahaan yang terdaftar di JII selama kurun waktu 2013 – 2015 , hanya tersisa 51 perusahan yang dapat diteliti. Hal ini karena terdapat 9 perusahaan yang tidak menggunakan rupiah, 3 perusahaan tidak melaporkan pengungkapan CSR dan 27 perusahaan tidak menerbitkan annual report secara berturut-turut dari tahun 2013-2015.

2.2 Pengukuran Variabel Dependen

Pengukuran Pengungkapan CSR sebagai variable dependen pada penelitian ini menggunakan indikator Global Reporting Initiative (GRI G4) yang merupakan generasi terbaru pengukuran GRI yang diluncurkan di Amsterdam pada 22 Mei 2013 yang lalu. Indikator GRI G4 ini terdiri dari economic, environment, labour practices, human rights, society and product responsibility.

Pada dasarnya untuk menghitung CSRI dapat menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrument penelitian diberi nilai 0 jika tidak diungkapkan dan nilai 1 jika diungkapkan (Haniffa et al 2002). Selanjutnya, skor dari setiap item akan dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

CSRIj : Corporate social responsibility indeks perusahaan j

X ij : Kriteria Variabel : 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan

Nj : jumlah item untuk perusahaan j; Nj ≤ 149 dengan demikian 0≤ CSRI j ≤1

Σ X ij CSRI j =

Nj

(18)

14 2.3 Pengukuran Variabel Independen Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini secara khusus diukur dengan total aset ( Rita dkk, 2013.). Alasan menggunakan total asset sebagai pengukuran ukuran perusahaan adalah bahwa hal itu mencerminkan besarnya sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Total aset dapat lebih mewakili aset perusahaan dibandingkan dengan penerimaan bruto atau jumlah pekerja. Sebagai proksi ukuran perusahaan, penelitian ini menggunakan logaritma natural jumlah aset yang dimiliki perusahaan.

Data mengenai total aset perusahaan diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yaitu Neraca pada sisi Aset. Ukuran perusahaan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Ukuran Perusahaan = Log N (Total Aset) Profitabilitas

Dalam penelitian ini, profitabilitas diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Pengukuran ROA merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aset. Pemilihan ROA sebagai alat ukur profitabilitas sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Purwanto dan Laksmitaningrum, 2013). Rasio Return on Asset ini dihitung dengan cara sebagai berikut:

Return on Asset (ROA) = (Laba bersih setelah pajak/Total aset) Likuiditas

Likuiditas diukur dengan menggunakan Current Ratio. CR merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki. Rumus yang digunakan dalam mengukur likuiditas adalah sebagai berikut :

Current ratio = (Aset Lancar / kewajiban lancar) Eksposur Media

Eksposur media diukur dengan membuka website perusahaan yang menjadi sampel dengan melihat apakah perusahaan mencantumkan informasi CSR atau tidak.

Pemilihan internet (web perusaahan) ini dipilih karena seiring dengan semakin majunya teknologi komunukasi, media internet menjadi begitu mudah untuk diakses oleh orang-orang dan mampu untuk memberikan dan mengkomunikasikan informasi

(19)

15

yang lebih lengkap dibanding media televisi, ataupun koran Teknik yang digunakan adalah dummy yaitu nilai 1 untuk perusahaan yang mengungkapkan kegiatan CSR di website perusahaan dan 0 untuk yang tidak.

Kinerja Lingkungan

Kinerja lingkungan ini diukur dari prestasi perusahaan mengikuti program PROPER yang dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong penataan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui instrumen informasi. Sistem peringkat kinerja PROPER mencakup pemeringakatan perusahaan dalam lima (5) warna yakni:

1. Emas : Sangat-sangat baik, skor = 5 2. Hijau : Sangat baik, skor = 4

3. Biru : Baik, skor = 3 4. Merah : Buruk, skor = 2 5. Hitam : Sangat buruk, skor = 1 Kantor Akuntan Publik

Kantor akuntan publik (KAP) merupakan sarana untuk mengukur kualitas auditor dalam meneliti penelitian tersebut untuk mengetahui apakah auditor tersebut termasuk atau berafiliasi dengan the big four atau tidak. Menurut Desoky dan Khasharmeh (2013), Ukuran KAP dibagi menjadi 2 yaitu KAP berukuran besar dan KAP berukuran kecil, yang dimaksuk dengan KAP besar adalah KAP yang berasosiasi dengan The Big Four (Pricewaterhouse Coopers, KPMG, Ernst & Young, dan Deloitte), sedangkan KAP kecil adalah tidak berasosiasi dengan The Big Four.

Dalam ukuran KAP pengukuran yang digunakan adalah pengukuran Dummy. Maksud dari pengukuran ini adalah sebagai berikut:

1. BIG 4 = 1, jika perusahaan audit adalah The Big four (Pricewaterhouse Coopers, KPMG, Ernst & Young, atau Deloitte).

2. BIG 4 = 0, jika perusahaan audit bukan The Big Four Agresivitas Pajak

Agresivitas pajak merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk meminimalkan beban pajak yang akan dibayar dengan cara yang

(20)

16

legal maupun ilegal. Adapun yang menjadi proksi utama dalam penelitian ini adalah Effective Tax rates (ETR).

ETR menggambarkan presebtase total beban pajak penghasilan yang dibayarkan perusahaan dari seluruh total pendapatan sebelum pajak. Selain itu, ETR merupakan proksi yang paling banyak digunakan dalam penelitian sebelumnya dan untuk mengetahui adanya agresivitas pajak dapat dilihat dari nilai ETR yang rendah (Lanis dan Richardson, 2013). ETR yang rendah menunjukkan beban pajak penghasilan lebih kecil dari pendapatan sebelum pajak. Proksi ETR dapat dihitung dengan cara:

ETR = (Beban pajak penghasilan/ Pendapatan sebelum pajak) 2.4 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda (Multiple Regression). Menurut Ghozali 2011, Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas).

Pengujian ini menguji signifikansi koefisien variabel independen dalam memprediksi variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,001, 0,05, 0,10 (α= 1%, 5% dan 10%). Penerimaan dan penolakan hipotesis dapat dilihat melalui rumus sebagai berikut :

H0; β1 = 0; β2 = 0; β3 = 0; β4 = 0; β5 = ; β6 = 0; β7 = 0 Ha ; β1 ≠ 0; β2 ≠ 0; β3 ≠ 0; β4 ≠ 0; β5 ≠ 0; β6 ≠ 0; β7 ≠ 0 Dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika nilai signifikansinya ( sig ) lebih besar dari 0,001, 0,05, 0,10 atau (α=

1%, 5% dan 10%). maka H0 gagal ditolak.

2. Jika nilai signifikansinya ( sig ) lebih kecil atau sama 0,001, 0,05, 0,10 atau (α= 1%, 5% dan 10%) maka H0 diterima.

Rumus pengujian sebagai berikut:

CSRD = α + β1UP+ β2P + β3L + β4D.EM + β5KL + β6D.KAP + β7AP + e Dimana :

CSRD : Corporate Social Responsibility Disclosure Α : Konstanta

UP : Ukuran Perusahaan

(21)

17 P : Profitabilitas

L : Likuiditas

D EM : Eksposur Media (Dummy 1 = mengungkapkan CSRD di website dan 0 = tidak mengungkapkan CSRD di website)

KL : Kinerja Lingkungan

D KAP : Kantor Akuntan Publik (Dummy 1 = KAP berafiliasi dengan the big four dan 0 = KAP tidak berafiliasi dengan the big four)

AP : Agresivitas Pajak β1 –β7 : Koefisien regresi

e : Eror (faktor pengganggu) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan sampel berupa data perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2013-2015. Penentuan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling dimana pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak (n)

= 51 perusahaan dengan kriteria sebagai berikut : Tabel 1

Prosedur Pengambilan Sampel Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di JII dari tahun 2013- 2015.

90

Perusahaan yang tidak konsisten dari tahun 2013-2015. (9) Perusahaan-perusahaan yang tidak menerbitkan laporan

tahunan secara berturut turut selama tahun 2013-2015 (18) Laporan keuangan tidak disajikan dalam satuan rupiah. (9) Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan corporate social

responsibility (Corporate Social Responsibility) berturut- turut selama 2013-2015.

(3)

Total perusahaan yang tidak valid (39)

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian. 51

Sumber : data diolah

(22)

18

Adapun hasil dari masing-masing statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut :

Tabel 2

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics

N Min Max Mean Std.

Deviation Corporate Social

Responsibility Disclosure

51 ,21 ,58 ,3485 ,09836

Ukuran Perusahaan 51 12,90 14,39 13,4696 ,38577

Profitabilitas 51 ,02 ,87 ,1343 ,13403

Likuiditas 51 ,45 6,91 2,2322 1,46038

Eksposur Media 51 ,00 1,00 ,8235 ,38501

Kinerja Lingkungan 51 1,00 5,00 2,3922 1,48430

Kantor Akuntan Publik 51 ,00 1,00 ,8235 ,38501

Agresivitas Pajak 51 ,00 ,86 ,2314 ,11793

Valid N (listwise) 51 Sumber : data diolah

Pada variabel Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) pada tabel 1, semakin besar nilai CSR artinya perusahaan lebih banyak mengungkapkan item-item CSR. Berdasarkan hasil perhitungan maka diketahui bahwa angka CSRD pada penelitian ini berkisar di 0,21 sampai dengan 0,58. CSRD terendah dimiliki oleh PT.

Astra Agro Lestari Tbk. kemudian yang tertinggi adalah PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Variabel ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset yang dimiliki perusahaan, kemudian akan ditransformasikan dalam logaritma natural. Pada tabel 1 berdasarkan hasil perhitungan maka diketahui bahwa logaritma natural pada penelitian ini berkisar di 12,90 sampai dengan 14,39. Logaritma natural terendah dimiliki oleh PT PP London Sumatra Indonesia Tbk kemudian yang tertinggi adalah PT. Astra International Tbk.

(23)

19

Berdasarkan hasil perhitungan profitabilitas pada tabel 1 maka diketahui bahwa ROA pada penelitian ini berkisar di 0,02 sampai dengan 0,87. ROA terendah dimiliki oleh PT Kalbe Farma Tbk. kemudian yang tertinggi adalah PT. Lippo Karawaci.

Berdasarkan hasil perhitungan likuiditas pada tabel1 maka diketahui bahwa likuiditas pada penelitian ini berkisar di 0,45 sampai dengan 6,91. likuiditas terendah dimiliki oleh Astra Agro Lestari Tbk. kemudian yang tertinggi adalah PT. Lippo Karawaci.

Berdasarkan hasil perhitungan eksposur media pada tabel 1 maka diketahui bahwa eksposur media pada penelitian ini berkisar di 0 sampai dengan 1. eksposur media paling rendah selama tiga tahun berturut-urut ada diperusahaan PT Unilever Indonesia Tbk. kemudian yang tertinggi adalah PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Pada tabel 1 berdasarkan hasil perhitungan maka diketahui bahwa nilai PROPER kinerja lingkungan pada penelitian ini berkisar di 1,00 sampai dengan 5,00. Nilai PROPER terendah dimiliki oleh PT. Astra International Tbk. kemudian yang tertinggi adalah PT Unilever Indonesia Tbk

Berdasarkan hasil perhitungan KAP pada tabel 1 maka diketahui bahwa KAP pada penelitian ini berkisar di 0 sampai dengan 1. KAP media paling rendah selama tiga tahun berturut-urut ada diperusahaan PT. Astra International Tbk. kemudian yang tertinggi adalah PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Berdasarkan hasil perhitungan Agresivitas Pajak pada tabel 1 maka diketahui bahwa AP pada penelitian ini berkisar di 0,00 sampai dengan 0,86. AP terendah dimiliki oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk. kemudian yang tertinggi adalah PT.

Indofood CBP.

3.1 Model Regresi Berganda

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Perhitungan analisis regresi berganda dilakukan dengan menggunakan komputer Program SPSS for Windows Release versi 21.0.

(24)

20 Tabel 3

Hasil Analisis Regresi Berganda

Koefisien thitung Sig

Konstanta -0,644

UP 0,065 1,930 0,060*

P -0,039 -0,404 0,688

L 0,023 2,623 0,012**

EM -0,039 -1,132 0,264

KL 0,027 2,792 0,008***

KAP 0,090 2,230 0,031**

AP -0,164 -1,310 0,197

R2

= 0,615 Adsjusted R2 = 0,277 F = 3,738

*Correlation is significant at the 10% level (2-tailed)

**Correlation is significant at the 5% level (2-tailed)

*** Correlation is significant at the 1% level (2-tailed) Sumber : data diolah

Berdasarkan data diatas diperoleh model analisis sebagai berikut:

CSRD = -0,644+0,065UP-0,039P+0,023L-0,039EM+0,027KL+0,090KAP- 0,164AP+e

Koefisien konstanta berdasarkan hasil regresi adalah -0,644 dengan nilai negatif, ini dapat diartikan bahwa nilai Y (CSRD) akan bernilai -0,644 jika variabel bebas yakni ukuran perusahaan (UP), eksposur media (EM),variabel profitabilitas (P) dan likuiditas (L) masing- masing bernilai 0. Dengan kata lain sebelum ada pengaruh dari ukuran perusahaan (UP), eksposur media (EM),variabel profitabilitas (P) dan likuiditas (L), besar CSRD = -0,644.

Koefisien regresi 0,065 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel UP, maka akan menambah pula CSRD sebesar 0,065.

(25)

21

Koefisien regresi -0,039 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel P, maka akan mengurangi pula CSRD sebesar -0,039.

Koefisien regresi 0,023 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel L, maka akan menambah pula CSRD sebesar 0,023.

Koefisien regresi -0,039 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel EM, maka akan mengurangi pula CSRD sebesar -0,039.

Koefisien regresi 0,027 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel KL, maka akan menambah pula CSRD sebesar 0,027.

Koefisien regresi 0,090 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel KAP, maka akan mengurangi pula CSRD sebesar 0,090.

Koefisien regresi - 0,164 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel AP, maka akan mengurangi pula CSRD sebesar - 0,164.

Tabel 4

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary

Mode R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,615a ,378 ,277 ,08363

Sumber : data diolah

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa erat hubungan antara variabel bebas ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, eksposur media, kinerja lingkungan, kantor akuntan publik dan agresivitas pajak dengan variabel terikat (indeks pengungkapan CSR (CSRI), besarnya nilai koefisien korelasinya adalah 0,615. Nilai tersebut menunjukkan bahwa hubungan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, eksposur media, kinerja lingkungan, kantor akuntan publik dan agresivitas pajak dengan variabel indeks pengungkapan CSR (CSRI) adalah cukup erat atau cukup kuat.

Nilai koefisien determinasi atau R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuanm model dalam menerangkan variasi variabel tak bebas (CSRI) yaitu

(26)

22

0,277. Hal ini berarti sebesar 27,7% indeks pengungkapan CSR (CSRI) dapat dijelaskan oleh variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, eksposur media, kinerja lingkungan, kantor akuntan publik dan agresivitas pajak Sedangkan sisanya 72,3% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model yang diteliti`

Tabel 5 Uji Simultan (Uji F) Model Sum of

Squares

df Mean Square

F Sig.

Regression ,183 7 ,015 3,738 0,003b

Residual ,301 43 ,009

Total ,484 50

a. Dependent Variable: Corporate Social Responsibility Disclosure

b. Predictors: (Constant), Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Eksposur Media

Statistik Uji:

F hitung = 3,738; nilai signifikan F (p) =0,003

Dari hasil output diatas diperoleh nilai F hitung 3,738 dengan signifikan F 0,003 >

0,05 pada α = 5%, maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, eksposur media, kinerja lingkungan, kantor akuntan publik dan agresivitas pajak memiliki pengaruh secara simultan atau secara bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu indeks pengungkapan CSR.

Tabel 6 Uji Parsial (Uji t)

Variabel Thitung Ttabel Sig Keterangan

Ukuran Perusahaan 1,930 2.01537 0,060* berpengaruh Profitabilitas -0,404 2.01537 0,688 Tidak berpengaruh

Likuiditas 2,623 2.01537 0,012** berpengaruh

Eksposur Media -1,132 2.01537 0,264 Tidak berpengaruh Kinerja Lingkungan 2,792 2.01537 0,008*** berpengaruh

(27)

23

Kantor Akuntan Publik 2,230 2.01537 0,031** berpengaruh Agresivitas Pajak -1,310 2.01537 0,197 Tidak berpengaruh

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, apakah berpengaruh atau tidak (Ghozali, 2006).

a. Adapun perumusan hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:

H0: artinya, variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel terikat.

H1: artinya, variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel terikat.

b. Taraf nyata (α) adalah besarnya toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. Taraf nyata dalam bentuk % umumnya sebesar 1%, 5% dan 10% ditulis α 0,01; α 0,05 ; α 0,1. Besarnya kesalahan tersebut sebagai daerah kritis pengujian (critical region of a test) atau daerah penolakan (region of rejection).

Hasil pengujian uji t dari masing-masing variabel bebas ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, eksposur media, kinerja lingkungan, kantor akuntan publik dan agresivitas pajak adalah sebagai berikut:

Uji Hipotesis Pertama

H1: ukuran perusahaan (UP) berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility

Berdasarkan tabel di atas, besarnya nilai t hitung variabel bebas ukuran perusahaan (UP) adalah 1,930 dengan nilai signifikan t sebesar 0,060*, berarti nilai signifikansi t < 0,10 (berada lebih kecil dari α = 10%). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima sehingga variabel bebas ukuran perusahaan (UP) memiliki pengaruh secara parsial terhadap indeks pengungkapan CSR.

Uji Hipotesis Kedua

H2: profitabilitas (P) tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility

(28)

24

Berdasarkan tabel 9 besarnya nilai t hitung variabel bebas profitabilitas (P) adalah -0,404 dengan nilai signifikan t sebesar 0,688 berarti nilai signifikansi t > 0,10 (berada lebih besar dari α = 10%). Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak sehingga variabel bebas profitabilitas (P) tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap indeks pengungkapan CSR.

Uji Hipotesis Ketiga

H3: likuiditas (L) berpengaruh terhadap Corporate Sosial Responsibility

Berdasarkan tabel 9 besarnya nilai t hitung variabel bebas likuiditas (L) adalah 2,623, dengan nilai signifikan t sebesar 0,012**, berarti nilai signifikansi t > 0,05 (berada lebih kecil dari α =5%). Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas likuiditas (L) memiliki pengaruh secara parsial terhadap indeks pengungkapan CSR.

Uji Hipotesis Keempat

H4: eksposur media (EM) tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Sosial Responsibility

Berdasarkan tabel diatas, besarnya nilai t hitung variabel bebas eksposur media (EM) adalah -1,132 dengan nilai signifikan t sebesar 0,264, berarti nilai signifikansi t

< 0,10 (berada lebih besar dari α = 10%). Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak sehingga variabel bebas eksposur media (EM) tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap indeks pengungkapan CSR.

Uji Hipotesis Kelima

H5: Kinerja lingkungan (KL) berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility

Berdasarkan tabel di atas, besarnya nilai t hitung variabel bebas Kinerja lingkungan (KL) adalah 2,792 dengan nilai signifikan t sebesar 0,008***, berarti nilai signifikansi t < 0,01 (berada lebih kecil dari α = 1%). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima sehingga variabel bebas Kinerja lingkungan (KL memiliki pengaruh secara parsial terhadap indeks pengungkapan CSR.

Uji Hipotesis Keenam

H6: Kantor akuntan publik (KAP) berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Sosial Responsibility

(29)

25

Berdasarkan tabel diatas, besarnya nilai t hitung variabel bebas kantor akuntan publik (KAP) adalah 2,230 dengan nilai signifikan t sebesar 0,031**, berarti nilai signifikansi t < 0,05 (berada lebih kecil dari α = 5%). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima sehingga variabel bebas eksposur media (EM) memiliki pengaruh secara parsial terhadap indeks pengungkapan CSR.

Uji Hipotesis Ketujuh

H7: Agresivitas pajak (AP) tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility

Berdasarkan tabel 9 besarnya nilai t hitung variabel bebas agresivitas pajak (AP) adalah -1,310 dengan nilai signifikan t sebesar 0,197 berarti nilai signifikansi t > 0,5 (berada lebih besar dari α = 5%). Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak sehingga variabel bebas agresivitas pajak (AP) tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap indeks pengungkapan CSR.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan guna menjawab rumusan masalah.

Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap indeks pengungkapan CSR perusahaan yang terdaftar di jakarta islamic index, karena memiliki nilai signifikan 0,060* yang lebih kecil dari 0.10. Hal ini membuktikan bahwa semakin besar suatu perusahaan maka total aset yang dimiliki perusahaan juga akan semakin banyak sehingga kebijakan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosialnya juga semakin besar.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wang et al, (2013), Andreas et al, (2015), dan Barnas dkk, (2016) yang menemukan bukti bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

Hasil penelitian yang dilakukan memberikan bukti bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan sosial perusahaan. Bedasarkan hasil analisis uji-t, profitabilitas yang dinyatakan ROA dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan total aset menunjukkan nilai tingkat signifikasi sebesar 0,688. Nilai signifikasi tersebut lebih besar dari α = 10%.

Penelitian ini mendukung beberapa penelitian terdahulu yaitu Marko (2014) dan

(30)

26

Almiyanti (2014) Nawaiseh et al, (2015) memberikan hasil bahwa tidak terdapat pengaruh antara profitabilitas dengan pengungkapan CSR.

Hasil penelitian memberikan bukti bahwa likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hasil pengujian SPSS menunjukkan nilai signifikan 0,012**

yang dalam hal ini lebih kecil < 0,05. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar tingkat likuiditas perusahaan maka akan berpengaruh terhadap luas pengungkapan informasi CSR oleh perusahaan. Oleh karena itu, tinggi rendahnya likuiditas perusahaan akan menurunkan atau meningkatkan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ihsan (2014), Maiyarni dkk (2016), dan Widianingsih (2011) yang menemukan hasil bahwa terdapat pengaruh antara likuiditas dengan pengungkapan CSR.

Eksposur media tidak memiliki berpengaruh terhadap indeks pengungkapan CSR, karena memiliki nilai signifikan 0, 264 yang lebih besar dari 0.10 atau α = 10%.

Hal ini disebabkan karena sebagian besar perusahaan yang menyampaikan kegiatan CSR dalam website perusahaan, tidak melaporkan kegiatannya secara berkelanjutan.

Oleh karena informasi yang disajikan mengenai kegiatan CSR didalam website perusahaan sangat terbatas, maka pengungkapan CSR melalui website perusahaan dianggap biasa saja oleh investor. Penelitian ini mendukung peneliti sebelumnya yaitu Anggreni dan Budiasih (2016) dan Munif (2011) yang menyebutkan bahwa tidak terdapat pengaruh eksposur media terhadap CSR.

Kinerja lingkungan berpengaruh terhadap indeks pengungkapan CSR perusahaan yang terdaftar di jakarta islamic index, karena memiliki nilai signifikan 0,008***, yang lebih kecil dari 0.01. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan yang mengikuti program PROPER dari kementerian lingkungan hidup akan mengungkapkan laporan corporate social responsibility lebih tinggi, dengan demikian perusahaan akan lebih memperhatikan lingkungan dan membahasnya di laporan keuangan sebagai suatu keberhasilan dalam berkontribusi menjaga ekosistem alam. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Fitriyani (2012) Devita (2015) dan Permana (2012) yang menemukan bukti bahwa kinerja lingkungan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

(31)

27

Kantor akuntan publik berpengaruh terhadap indeks pengungkapan CSR, karena memiliki nilai signifikan 0,031** yang lebih kecil dari 0.05 atau α = 5%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menggunakan auditor yang berafiliasi dengan the big four akan lebih banyak menjelaskan tentang informasi sosial dalam laporan keuangan perusahaan. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dikemukakan oleh uyar et al. (2013) Khlif dan Souissi (2010) dan rio putra dan supriyanto (2017).

Hasil penelitian yang dilakukan memberikan bukti bahwa agresivitas pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan sosial perusahaan. Bedasarkan hasil analisis uji-t, nilai tingkat signifikasi sebesar 0,197. Nilai signifikasi tersebut lebih besar dari α = 10%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat agresivitas yang rendah akan mengakibatkan perusahaan akan mengungkapkan CSR lebih besar. Penelitian ini mendukung beberapa penelitian terdahulu yaitu Watson (2012) Oktaviana (2014) dan Nusantari et al (2015) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh agresivitas pajak terhadap CSR.

4.1 Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian yang diperoleh didalam penelitian ini masih memiliki sejumlah kelemahan yang disebabkan oleh adanya keterbatasan yang peneliti miliki yaitu:

1. Terdapat unsur subyektifitas dalam menentukan indeks luas pengungkapan sosial perusahaan. Beberapa peneliti menggunaka index G3 dan sebagian lainnya menggunakan index G4 Sehingga antara satu peneliti dengan peneliti lain terdapat perbedaan dalam menentukan satuan item pengungkapan sosial maka penelitian selanjutnya diharapkan mampu membuat suatu pengukuran pengungkapan sosial yang lebih pasti untuk dapat mereprensentasikan tanggung jawab sosial perusahaan lebih akurat serta mampu meminimalisir unsur subyektifitas.

2. Penelitian ini menggunakan indikator GRI G4 dengan item pengungkapan sebanyak i49. Namun kebanyakan item pengungkapan itu lebih cocok untuk perusahaan pertambangan. Sehingga penggunaan Index G4 untuk sampel yang di peroleh dari Jakarta Islamic Indeks (JII) dirasa kurang maksimal dikarenakan sampel perusahaan pertambangan hanya sedikit.

(32)

28 4.2 Saran

Berdasarkan beberapa keterbatasan penelitian yang telah diungkapkan maka diberikan saran untuk penelitian selanjutnya yaitu :

1. Manajemen perusahaan harus terus berkomitmen untuk mendorong pengungkapan corporate social responsibility dengan jumlah pengungkapan yang lebih maksimal, yang dapat dilakukan dengan cara melakukan pengelolaan terhadap kondisi pendanaan (aset dan modal). Semakin baik pengelolaan keuangan maka akan semakin mempertajam kemampuan manajemen dalam melakukan pengungkapan emisi karbon dan gejala pencemaran lingkungan lainnya.

2. Bagi perusahaan juga disarankan untuk terus berupaya mendorong dan menjaga konsistensi perusahaan dalam menghasilkan laba, yaitu dengan cara melakukan perencanaan yang tepat dan akurat sekaligus menciptakan citra positif perusahaan dalam persepsi publik ataupun stakeholders melalui kegiatan corporate social responsibility.

3. Penelitian ini mengidentifikasi 7 variabel yang di duga berpengaruh terhadap luas pengungkapan sosial perusahaan, yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, eksposur media, kinerja lingkungan, kantor akuntan publik dan agresivitas pajak. Bagi peneliti dimasa mendatang disarankan untuk mencoba memperbanyak jumlah sampel ataupun observasi data serta mencoba mencari variabel baru yang juga mempengaruhi pengungkapan CSR yang belum digunakan pada saat ini dalam mengidentifikasi luas pengungkapan sosial perusahaan seperti umur perusahaan dan good corporate governance.

Daftar Pustaka

[1] Aditya Permana, Vigiwan. Raharja. 2012. Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Karakteristik PerusahaanTerhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI). Jurnal. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 1-12.

Universitas Diponeoro. Semarang

[2] Ahmad Kamil Dan Antonius Herusetya, (2012). “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Kegiatan Corporate Social

(33)

29

Responsibility” Media Riset Akuntansi, Vol. 2, No. 1, Februari 2012, Hal. 1- 17.

[3] Alyssa Natasya Barnas dkk (2016) “the effect of profitability and firm size to corporate social responsibility disclosure” e-Proceeding of Management : Vol.3, No.2 Agustus 2016.

[4] Alifi Khoirul Ihsan (2014) “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Likuiditas, dan Profitabilitas Terhadap Luas Pengungkapan Sosial Dalam Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)” Skripsi.

[5] Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahan, Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsiran Al-Qur’an, Departemen Agama RI, Jakarta,1978.

[6] Andreas Tan, Desmiyawati Benni, Warda Liani. (2015). “Determinants of Corporate Social Responsibility Disclosure and Investor Reaction”.

International Journal of Economics and Financial Issues ISSN: 2146-4138.

[7] Bansal, P. (2005). “Evolving sustainability: A longitudinal study of corporate sustainable development”. Strategic Management Journal, 26(3), 197-218.

[8] Cowen, S. Scott, Linda B. Ferreri, dan Lee D. Parker. (1987). "The Impact of Corporate Characteristic on Social Responsibility Disclosure: A Typology and Frequency-Based Analysis". Accounting, Organizations and Society, Vol. 12, No. 2.

[9] Deegan, C. (2004). “Introduction The Legitimising Effect of Social and Environmental Disclosure –A Teoritical Foundation”. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol. 15, No. 3

[10] Endah Yola Devita (2015), “Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dimoderasi Oleh Debt Equity Ratio (DER)” Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015

[11] Feng, L., Jun, L.Y., Wei, L.X. (2013). “Research on the Interactive Effect of Media Attention and Trading Volume on Stock Return. International Conference on Management Science & Engineering (20th)”. July 17-19 2013, Harbin, China.

(34)

30

[12] Fitriyani. 2012. Keterkaitan Kinerja Lingkungan, Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Kinerja Finansial. Skripsi. Universitas Diponegoro.

[13] Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

[14] Gray, et al., 1996, Accounting and Accountability: Changes and Challenges in Corporate Social and Environmental Reporting. Prentice Hall Europe, Hemel Hempstead

[15] Hackston, David and Milne, Marcus J, (1996). “Some Determinants Of Social And Environmental Disclosures In New Zaeland Companies”, Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 9, No. 1, pp. 77-108.

[16] J. Wang, Lin Song, & Shujie Yao (2013). “The Determinants Of Corporate Social Responsibility Disclosure: Evidence From China”. The Journal Of Applied Business Research November/December.

[17] Khasharmeh, H. A., & Desoky, A. M. (2013). Online corporate social responsibility disclosures: The case of the gulf cooperation council (GCC) countries. Global Review of Accounting and Finance, 4(2), 39-64

[18] Khlif, H., & Souissi, M. (2010). The determinants of corporate disclosure: A meta-analysis. International Journal of Accounting and Information Management, 18(3), 198-219.

[19] Kokubu, K. Noya. A. Shinabe, T. Highasida, A. (2002). “Determinants Of Environmentalreport Publication And Its Quality In Japanese Companies”.

Discussion Paper No. 2001-24. Graduate School Of Business Administration. Kobe University.

[20] Lanis, R. And G. Richardson. (2013). “Corporate Social Responsibility and Tax Aggresiveness: a test of legitimacy theory”.Accounting Auditing and Accountability Journal, Vol.26 No.1,pp.75-100

[21] Mathews, M.R. (1995). “Social and Environmental Accounting: A Practical Demonstration of Ethical Concern”. Journal of Business Ethics, Vol. 14, pp 663-671.

(35)

31

[22] Marko S. Hermawana, Stephanie G. Mulyawan (2014) “Profitability And Corporate Social Responsibility: An Analysis Of Indonesia’s Listed Company” Asia Pacific Journal of Accounting and Finance. Volume 3 (1), December 2014.

[23] Mohammad Ebrahim Nawaiseh, Soliman .S. Also boa and Rezk Abou Zaid Youssef El-shohnah (2015).” Influence of Firm Size and Profitability on Corporate Social Responsibility Disclosures by Banking Firms (CSRD):

Evidence from Jordan”. Journal of Applied Finance & Banking, vol. 5, no. 6, 2015, 97-111 ISSN: 1792-6580 (print version), 1792-6599 (online) Scienpress Ltd, 2015

[24] Munif, Aulia Z. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Pengungkapan Corporate Social Responsibility Di Indonesia (Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia).Tesis. Universitas Diponegoro.

[25] Nanda Inggar Nusantari, Nila Firdausi Nuzula dan Agung Darono (2015).

“Pengaruh Agresivitas Pajak Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)”. Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015

[26] Ni Luh Putu Mila Anggreni, I Gusti Ayu Nyoman Budiasih. (2016). “Peran Media Exposure Bagi Pasar Modal Indonesia”. Jurnal Buletin Studi Ekonomi Vol. 21, No. 1, Februari 2016.

[27] Octaviana, Natasya Elma, (2014). “Pengaruh Agresivitas Pajak Terhadap Corporate Social Responbility. Untuk menguji Teori Legitimasi”. Jurnal Riset. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.

[28] O. T. Ebiringa, Emeh Yadirichukwu, E. E. Chigbu and Obi Joseph Ogochukwu (2013). “Effect of Firm Size and Profitability on Corporate Social Disclosures: The Nigerian Oil and Gas sector in Focus”. British Journal of Economics, Management & Trade 3(4): 563-574, 2013.

[29] Purwanto, A, & Laksmitaningrum, C.F, (2013). “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris Dan Struktur Kepemilikan Terhadap CSR (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur

(36)

32

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)”, Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2, no. 3.

[30] Reka Maiyarni, Susfayetti, Misni Erwati (2016) “Pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan leverage terhadap pengungkapan corporate social responsibility (csr) pada perusahaan lq-45 yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2009-2012”. Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 79-94. 2016.

[31] Rio Putra dan Supriyanto (2017). “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)” The Accounting Research, Vol. I, No. 1, Agustus 2017

[32] Rio Rita, Maria dan Sartika. 2013. “Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Saham Publik Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)”. Jurnal. Universitas Kristen Satya Wacana.

[33] Scott, W. R. (2012). Financial Accounting Theory, Sixth Edition. Canada:

Pearson Prentice Hall.

[34] Sembiring, Eddy Rismanda. (2005). “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial; Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta”. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 15 – 16 September 2005.

[35] Undang-Undang Republik Indonesia No.40 Tahun 2007 Pasal 74 ayat 1 tentang Perseroan Terbatas.

[36] Uyar, A., Kilic, M., & Bayyurt, N. (2013). Association between firm characteristics and corporate voluntary disclosure: Evidence from turkish listed companies. Intangible Capital, 9(4), 1080-1112

[37] Vira Almiyanti (2014), “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Likuiditas Dan Basis Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2009-2012”. Skripsi

(37)

33

[38] Watson, Luke. 2012. “Corporate Social Responsibility, Tax Avoidance, and Earnings Performance.” Journal of the American Taxation Association.

[39] Widianingsih, Y. P. N. 2011. “Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas terhadap Luas Pengungkapan Sukarela Laporan Tahunan Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Politeknosains Vol.X No.2, Surakarta.

[40] Zaleha, S. (2005). “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan GO PUBLIC di BEJ Tahun 2003”. Skripsi S1 Program Akuntansi Universitas diponegoro.

Referensi

Dokumen terkait

berkembangny a agama dan kebudayaan Hindu di Nusantara  Disajikan pertanyaan peserta didik dapat menjelaskan teori-teori tentang proses masuknya agama Hindu di Nusantara

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Karbakar Resto Yogyakarta ”.

3.Hubungan paritas dengan kejadian preeklampsi pada ibu bersalin di RS PKU Muhammdiyah Yogyakarta Tahun 2009 Hasil penelitian kejadian preeklampsia paling banyak

case stated A written statement of the facts found by a magistrates' court or tribunal (or by the Crown Court in respect of an appeal from a magistrates' court) submitted for

Institusi kewangan Islam menjual Pelaburan Mudarabah antara Bank kepada Bank XYZ dengan harga jualan tangguh yang akan dibayar pada setiap enam

Meskipun tidak ada satupun tekstil yang identik dengan tekstil Sahu, karakteristik mereka mendukung hipotesis saya bahwa kain adat Sahu berasal dari pembauran

Dari hasil survei di atas dapat disimpul- kan bahwa desain bangunan kontemporer di Kota Pekanbaru yang menggunakan langgam arsitektur melayu hanya sebagai identitas, bu- kan

Modifikasi yang akan dilakukan pada belitan stator motor induksi 3 fasa membutuhkan data yang ada pada name plate yaitu daya, arus, tegangan, putaran dan