26 BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi yang diambil dalam penelitian ini yaitu Mahasiswa yang berwirausaha yang ada di Kota Malang, Jawa Timur
B. Jenis Penelitian
Menurut D. Sugiyono, (2011), Metode penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Adapun jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut D. Sugiyono, (2011), penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel ,mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi
Menurut Margono, (2004) populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh- tumbhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Mahasiswa yang berwirausaha yang ada di Kota Malang, Jawa Timur yang jumlahnya tidak diketahui. Populasi tak terhingga merupakan populasi yang memiliki sumber data yang tidak dapat ditentukan batas-batasnya secara kuantitatif. Oleh karenanya luas populasi bersifat tidak terhingga dan hanya dapat dijelaskan secara kualitatif.
2. Sampel
Peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja seperti pada (Margono, 2004). Dari keseluruhan populasi yang jumlahnya tidak diketahui, maka akan diambil sebagian sampel dari mahasiswa yang berwirausaha yang ada di Kota Malang, Jawa Timur. Adapun jumlah sampel yang akan diambil pada penelitian ini menggunakan rumus Lemeshow, hal tersebut dikarenakan jumlah populasi tidak diketahui atau tidak terhingga. Adapun rumus Lameshow yaitu sebagai berikut:
𝒏 = 𝒛𝟏−𝒂
𝟐
𝟐 𝑷(𝟏 − 𝒑) 𝒅𝟐 keterangan:
n = jumlah sampel
z = skor z pada kepercaayaan 95% = 1,96 p = maksimal estimasi = 0,5
d = alpha (0,10) atau sampling error = 10%
berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel yang akan diambil pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:
𝒏 = 𝒛𝟏−𝒂
𝟐
𝟐 𝑷(𝟏 − 𝒑) 𝒅𝟐
𝒏 = 𝟏, 𝟗𝟔𝟐. 𝟎, 𝟓 (𝟏 − 𝟎, 𝟓) 𝟎, 𝟏𝟐
𝒏 =𝟑, 𝟖𝟒𝟏𝟔 . 𝟎, 𝟐𝟓 𝟎, 𝟎𝟏 𝒏 = 𝟗𝟔, 𝟎𝟒 = 𝟏𝟎𝟎
Berdasarkan hasil perhitungan rumus di atas, maka dapat diperoleh bahwa jumlah sampel yang didapatkan adalah 96,04 = 100 orang, sehingga dalam penelitian ini setidaknya peneliti harus mengambil data dari sampel sekurang-kurangnya sejumlah 100 orang.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Margono (2004), Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat- sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.
Adapun tujuan pembambilan sampel yaitu dikarenakan populasi yang terlalu banyak atau jangkauan terlalu luas sehingga tidak memungkinkan dilakukan pengambilan data pada seluruh populasi.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu Non-probability Sampling dengan metode accidental sampling.
Non-probability sampling merupakan Teknik sampling yang tidak
memberikan peluang atau kesempatan yang sama kepada setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilik menjadi sampel. Sedangkan accidental sampling merupakan bentuk sampling dimana anggota
sampelnya diambil berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/accidental bertemu dengan peneliti dan dapat digunakan sebagai sampel, apabila dipandang orang tersebut cocok sebagai sumber data. Dalam hal ini yaitu mahasiswa yang memiliki wirausaha/bisnis yang ada di Kota Malang.
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Definisi Operasional
Tabel 2. Definisi Operasional
Definisi Operasional Indikator
Supplier/ Pemasok (X)
Supplier adalah sekelompok organisasi atau individu yang memiliki kepentingan terhadap keberhasilan suatu produsen dibandingkan bisnis lainnya.
(Pujawan &
Mahendrawathi, 2010)
1. Kinerja
2. Keistimewaan tambahan 3. Keandalan
4. Kesesuaian dengan spesifikasi 5. Daya tahan
6. Estetika
7. Keterjangkauan harga
8. Kesesuaian harga dengan kualitas produk 9. Daya saing harga
10. Kesesuaian harga dengan manfaat 11. Durasi waktu pengiriman
12. Presentase kuantitas yang dikirim
13. Presentase ketepatan waktu pengiriman waktu 14. Metode pengiriman
15. Kualitas
16. Kuantitas pekerjaan yang diselesaikan 17. Tanggung jawab
18. Pengalaman kerja
19. Tangible 20. Reliable 21. Responsiveness 22. Assurance 23. Emphaty
24. Sistem pembayaran tunai 25. E-money
26. Kredit 27. Paylater
28. Realistis dan spesifik 29. Syarat yang mudah
30. Mudah dipahami dan dikomunikasikan 31. Mudah diminta dan diterima
32. Dapat dipercaya (credible) 33. Persediaan produk selalu ada 34. Distribusi produk merata
35. Kemudahan melakukan pembelian 36. Kelengkapan produk yang ada 37. Keberagaman produk yang ada 38. Kapasitas desain
39. Kapasitas efektif (utilization) 40. Kapasitas efisien (efficiency) 41. Keterampilan teknis yang baik 42. Penguasaan teknologi
43. Standar yang ditetapkan 44. Keterjangkauan
45. Kelancaran
46. Kedekatan dengan perusahaan 47. Lokasi absolut
48. Tingkat stabilitas 49. Laporan keuangan 50. Riwayat perusahaan
51. Memberikan pelayanan baik selama transaksi 52. Teliti dalam pencatatan pesanan
53. Pengiriman barang tepat waktu dan sesuai pesanan
54. Informasi yang akurat
55. Harga produk dapat diketahui dengan jelas 56. Penggunaan teknologi secara efektif dalam
operasional
57. Penggunaan internet/website 58. Customer service
59. Penggunaan media social
Sumber: Tjiptono (2010), Kotler & Armstrong (2008), Ardana et al., (2012), Akbar et al., (2015),
Mangkunegara, (2011), Kotler, (2009), Bank Indonesia, Heizer & Render, (2015), Gupta & Boyd, (2008), Santoso & Widowati, (2011), Munawir, (2012), Li et al., (2009)
Sumber: Data Olahan tahun 2020
2. Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan skala likert untuk mengukur variabel dari jawaban responden. Menurut (H. Sugiyono, 2016) Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item pada instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Tabel 3. Skala pengukuran data
Sumber : (H. Sugiyono, 2016)
No. Kategori Skor
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Ragu-Ragu/Netral 3
4. Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju 1
E. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data
Menurut P. Sugiyono, (2015) data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa kuesioner yang akan ke mahasiswa yang berwirausaha di kota malang yang bersedia menjadi responden dan mengisi kuesioner.
2. Sumber Data
Menurut Umar, (2000), data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti melalui sumbernya dengan melakukan penelitian ke objek yang diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer yang dimana data diperoleh dari sumber langsung yaitu mahasiswa-mahasiswa yang berwirausaha di Kota Malang, Jawa Timur yang jumlahnya tidak diketahui.
F. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2016), kuesioner merupakan Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan penulis yaitu kuesioner. Adapun kuesioner akan disebarkan kepada responden yaitu mahasiswa-mahasiswa yang berwirausaha di Kota Malang, Jawa Timur sehingga dapat dijadikan sebagai data dalam penelitian ini.
G. Uji Instrumen 1. Uji Validitas
Menurut H. Sugiyono, (2016) Validitas menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti untuk mencari validitas sebuah item, kita mengkolerasikan skor item dengan total item-item tersebut.
Dalam penelitian ini menggunakan alat ukur kuesioner.
Pengukuran isntrumen dikatakan valid dengan membandingkan r hitung > dari r tabel (df=(n)-2) dengan tingkat 5%. Syarat minimum untuk dianggap sebagai suatu butir instrument yang valid adalah nilai indeks validitasnya ≥ 0,3. Oleh karena itu, semua pernyataan yang memiliki tingkat kolerasi < 0,3 harus diperbaiki karena dianggap tidak valid (Sugiyono, 2016).
2. Uji Reliabilitas
Menurut H. Sugiyono, (2016) menyatakan bahwa uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh pernyataan.
Dalam penelitian ini digunakan metode split half, hasilnya akan dapat dilihat dari nilai Correlation Between Forms. Hasil penelitian reliabel terjadi apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.
𝑟 = (𝑛𝛴𝐴𝐵) − (𝐴𝛴𝐵)
√[𝑛(𝛴𝐴2) − (𝛴𝐴)2][𝑛(𝛴𝐵)2− (𝛴𝐵)2]
Keterangan:
𝑟𝐴𝐵 = Korelasi Pearson Product Moment 𝛴𝐴 = Jumlah total skot belahan ganjil 𝛴𝐵 = Jumlah total skor belahan genap 𝛴𝐴2 = Jumlah kuadrat skor belahan ganjil 𝛴𝐵2 = Jumlah kuadrat skor belahan genap
𝛴𝐴𝐵 = Jumlah perkalian skor jawaban belahan ganjil dan genap Menurut (Sujarweni, 2014), adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas menggunakan media SPSS Alpha Cronbach’adalah sebagai berikut:
1. jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka kuesioner atau angket dinyatakan reliabel atau konsisten.
2. jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,60 maka kuesioner atau angket dinyatakan tidak reliabel atau tidak konsisten.
H. Teknik Analisis Data
Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis faktor, adapun analisis faktor merupakan alat analisis yang dipergunakan untuk mereduksi data atau meringkas, dari variabel lama yang banyak diubah menjadi sedikit variabel baru yang disebut faktor, dan masih memuat sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli. Menurut Ghozali, (2016) mengemukakan bahwa langkah-langkah dalam menentukan analisis faktor yaitu sebagai berikut:
1. Merumuskan Masalah
Variabel-variabel yang akan dipilih adalah variabel yang relevan dengan penelitian yang dilakukan dan harus didasarkan pada penelitian-penelitian terdahuku, teori, dan pendapat peneliti sendiri.
2. Membuat Matriks Korelasi
Adapun pengujian yang harus dilakukan berkenaan dengan analisis faktor yaitu:
a. Bartlett’s Test of Spericity
Digunakan untuk menguji bahwa variabel-variabel dalam sampel berkolerasi.
b. Kaiser Meyer Olkin Test (KMO)
Digunakan untuk mengetahui kecukupan sampel atau pengukuran kelayakan sampel. Analisis faktor dianggap layak jika besaran KMO > 0,5.
c. Measure of Sampling Adequency Test (MSA)
Digunakan untuk mengukur derajat korelasi antar variabel dengan kriteria MSA > 0,5.
3. Menentukan Jumlah Faktor dan Rotasi Faktor
Penentuan jumlah faktor didasarkan pada basarnya eigen value setiap faktor yang muncul. Faktor-faktor inti yang dipilih adalah faktor yang memiliki eigen value >1. Rotasi faktor dilakukan untuk mempermudah interpretasi dalam menentukan variabel-variabel mana saja yang tercantum dalam suatu faktor karena terkadang ada beberapa variabel yang mempunyai korelasi tinggi dengan lebih dari satu faktor
atau jika sebagian Factor Loading dari variabel bernilai di bawah terkecil yang telah ditetapkan. Dua jenis metode untuk rotasi faktor adalah Orthogonal dan Oblique. Rotasi orthogonal mengasumsikan bahwa faktor-faktor terbentuk adalah independent, proses rotasinya dengan mempertimbangkan sudut 900 antar sumbu kedua faktor umum.
Sedangkan rotasi oblique tidak mengharuskan bahwa sudut yang digunakan adalah 900. Pemilihan metode rotasi didasarkan pada kebutuhan khusus masalah penelitian, karena tujuan penelitian ini adalah mengurangi jumlah variabel asli, maka digunakan rotasi orthogonal yaitu varimax. Adapun tujuan dipilihnya rotasi varimax yaitu untuk mendapatkan struktur faktor yang terdiri dari kombinasi variabel-variabel yang memiliki nilai faktor loading yang sangat tinggi pada satu faktor. Menurut Johnson dan Wichern (2002), disarankan penggunaan rotasi varimax yakni karena menghasilkan struktur faktor yang sederhana dengan memaksmumkan jumlah varians dari faktor yang memuat nilai loading kuadrat.
4. Interpretasi Faktor
Dalam interpretasi faktor dilakukan dengan cara mengelompokkan variabel yang memiliki faktor loading yang tinggi ke dalam faktor tersebut.