• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TIME SHEET ALAT BERAT, STUDI KASUS TAMBANG NIKEL POMALAA, DI PT. ANTAM (PERSERO) TBK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS TIME SHEET ALAT BERAT, STUDI KASUS TAMBANG NIKEL POMALAA, DI PT. ANTAM (PERSERO) TBK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING TPT XXII PERHAPI 2013

ANALISIS TIME SHEET ALAT BERAT, STUDI KASUS TAMBANG NIKEL POMALAA,

DI PT. ANTAM (PERSERO) TBK

Muhammad Zulfikar Muslim, Aldino Yulianto, Yudi Agus Susanto, Febri Estiadi Prihasto PT ANTAM (Persero) Tbk., Mineral Resources Department, Jakarta, Indonesia

RINGKASAN

PT. ANTAM merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pertambangan mineral. Antam memiliki IUP Operasi Produksi Nikel di beberapa lokasi di Indonesia, salah satunya berada di Pomalaa. Dalam rangka mengoptimalkan kegiatan operasi penambangan di tambang nikel Pomalaa, maka diterapkanlah system analisis terhadap pemakaian alat berat yang bermanfaat untuk mengawasi dan mengontrol kinerja alat berat agar dapat dioptimalkan sesuai dengan target produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

System analisis merupakan suatu metode ilmiah dalam pengambilan keputusan berdasarkan hasil evaluasi yang objektif dan kuantitatif. Proses ini dilakukan dalam beberapa tahap dimulai dari kegiatan pengumpulan data (lokasi, kode alat, kode aktivitas, jam mulai &

selesainya aktivitas berlangsung) dalam bentuk summary sheet. Selanjutnya dilakukan pengolahan data entry dengan cara merekapitulasi pemakaian alat setiap bulan menggunakan alat bantu VBA add-ins Excel. Analisis data mengacu pada durasi dan porsi pemakaian alat pada aktivitas-aktivitas tertentu sehingga dapat diketahui performa dari setiap jenis alat maupun secara keseluruhan.

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa penyebab delay terbesar pada tambang nikel Pomalaa adalah hujan, ketiadaan foreman saat kegiatan operasional, serta keterbatasan jumlah alat muat. Hasil evaluasi ini akan dijadikan acuan untuk pembuatan rencana penambangan jangka panjang maupun pendek serta perbaikan dalam kegiatan operasional. Oleh karenanyasystem analisis ini sangat diperlukan untuk mengoptimalkan kinerja alat agar sesuai dengan target produksi dan membantu dalam proses perencanaan tambang.

Kata Kunci: database, system analisis, alat berat

(2)

1. Pendahuluan

PT. ANTAM merupakan perusahaan pertambangan yang memiliki komoditas yang terdiversifikasi dan memiliki operasi yang terintegrasi secara vertikal dan berorientasi ekspor dengan wilayah operasi yang tersebar di seluruh Indonesia yang kaya akan bahan mineral.

Kegiatan PT. ANTAM mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan, pemurnian serta pemasaran dari cadangan dan sumber daya mineral yang dimiliki. PT. ANTAM memproduksi komoditas feronikel, bijih nikel kadar tinggi, bijih nikel kadar rendah, emas, perak, bauksit, dan batubara. PT. ANTAM juga memiliki jasa pemurnian dan pengolahan logam mulia serta unit eksplorasi yang bertugas untuk meningkatkan jumlah cadangan dan sumber daya mineral serta mencari cadangan baru. PT. ANTAM saat ini memiliki 4 unit bisnis utama yakni Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Nikel Sulawesi Tenggara, UBP Nikel Maluku Utara, UBP Emas Pongkor, serta Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia.

Wilayah operasiPT. ANTAM saat ini dapat dilihat pada Gambar 1, meliputi Unit Geomin (Unit Eksplorasi), Logam Mulia (Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia), Pongkor (Emas), Cibaliung (Emas), Tayan (Bauksit), Pomalaa (Feronikel), Pomalaa(Bijih Nikel), Tapunopaka(Bijih Nikel), Mandiodo (Bijih Nikel), Gee(Bijih Nikel), Pakal (Bijih Nikel), dan Buli (Bijih Nikel). Selain wilayah operasi, juga terdapat 5 (lima) proyek pengembangan strategis, 8 (delapan) joint venture, dan 1 (satu) entitas asosiasi yang tersebar lokasinya di seluruh wilayah Indonesia.

Gambar 1. Lokasi Operasi Pertambangan PT ANTAM (Persero) Tbk

Dalam salah satu misinya, PT. ANTAM memiliki keinginan untuk menciptakan keunggulan operasional yang berbasis biaya rendah. Untuk mencapai hal tersebut, kegiatan operasional PT. ANTAM khususnya dalam kegiatan penambangan haruslah berjalan secara optimal. Oleh karenanya dalam rangka mengoptimalkan kegiatan operasi penambangan, maka diterapkanlah system analisis terhadap pemakaian alat berat yang bermanfaat untuk mengawasi dan mengontrol kinerja alat berat agar dapat dioptimalkan sesuai dengan target produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

(3)

System analisis terhadap pemakaian alat berat ini telah diterapkan di tambang nikel Pomalaa sejak bulan Mei 2013. Dengan adanya metode ini diharapkan kegiatan pengawasan terhadap kinerja alat berat di seluruh wilayah operasi PT. ANTAM dapat dilakukan secara mudah, murah, dan tepat sasaran.

2. System Analisis

Mutmansky (1973) menjelaskan bahwa system analisis merupakan suatu metode ilmiah dalam pengambilan keputusan berdasarkan hasil evaluasi yang objektif dan kuantitatif. Proses pemecahan masalah ini secara bertahap terdiri atas:

1. Identifikasi masalah

2. Konstruksi model dari sistem 3. Pengumpulan data

4. Pengolahan dan analisis 5. Perumusan solusi

6. Implementasi solusi

Adapun secara khusus, proses system analisis terhadap pemakaian alat beratdi tambang nikel Pomalaa (Gambar 2) dilakukan dalam beberapa tahap dimulai dari kegiatan pengumpulan data (lokasi, kode alat, kode aktivitas, jam mulai & selesainya aktivitas berlangsung) dalam bentuk summary sheet. Selanjutnya dilakukan pengolahan data entry dengan cara merekapitulasi pemakaian alat setiap bulan menggunakan alat bantu VBA add- ins Excel. Kemudian hasil olahan data dianalisis mengacu pada durasi dan porsi pemakaian alat pada aktivitas-aktivitas tertentu sehingga dapat diketahui performa dari setiap jenis alat maupun secara keseluruhan.Selain itu dilakukan pula analisis untuk mengetahui penyebab delay terbesar pada tambang nikel Pomalaa sehingga solusi yang dihasilkan dapat tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan.

3. Unjuk Kinerja Alat

Secara umum, unjuk kinerja alat dapat dilihat dari nilai Physical Availability (PA), Use of Availability (UA), dan Effective Utilization (EU) untuk setiap jenis alat. PA menunjukkan tingkat ketersediaan alat yang dapat digunakan untuk bekerja. Nilai ini sangat tergantung kepada perawatan dan penyediaan suku cadang. UA menunjukkan tingkat pemanfaatan jam kerja alat yang digunakan pada saat kondisi alat sedang tidak rusak. Sedangkan EU menunjukkan keefektifan penggunaan alat secara keseluruhan. Adapun rumus untuk ketiga parameter tersebut adalah sebagai berikut:

𝑃𝐴 = 𝑊+𝑆

𝑊+𝑆+ 𝑅 (1)

𝑈𝐴 = 𝑊

𝑊+𝑆 (2)

𝐸𝑈 = 𝑃𝐴 𝑥 𝑈𝐴 = 𝑊

𝑊+𝑆+ 𝑅 (3)

dimana W, S, dan R secara berurutan merupakan waktu kerja, standby, dan perbaikan alat.

(4)

Gambar 2. Diagram Alir System Analisis Pemakaian Alat Berat

Gambar 3 (Porter et al, 2010) memberikan penjelasan secara visual terkait pembagian antara waktu kerja, standby, dan perbaikan alat. Calendar Time menunjukkan waktu total ketersediaan alat. Non-Resourced Time merupakan hari libur atau diliburkan. Jumlah waktu sisa setelah Resourced Time dikurangi dengan Maintenance Time dan Operational Delays adalah Operating Time. Adapun Operating Timeitu sendiri dapat diperinci lagi menjadi ProductionTime setelah dikurangi dengan waktu kerja alat di luar fungsi utamanya.Direct Run Time merupakan waktu kerja alat yang dipakai untuk menjalankan fungsi utamanya setelah nilai ProductionTimedikurangi dengan Inherent Delays.

Dengan mengacu pada kerangka tersebut, disusunlah hirarki kinerja alat yang lebih sederhana untuk mempermudah kegiatan pencatatan dan pelaporan waktu kerja alat di tambang nikel Pomalaa. Hirarki kinerja alat beserta komponen-komponen kegiatannya dapat dilihat pada Gambar 4.

(5)

Gambar 3. Perincian Calendar Time untuk Alat Berat (Porter et al, 2010)

Gambar 4. Hirarki Kinerja Alat Berat di Tambang Nikel Pomalaa 4. Studi Kasus Pomalaa

Data yang digunakan dalam makalah ini merupakan data dari pencatatan waktu kerja alat yang dilakukan pada bulan Mei hingga Juli 2013 di tambang nikel Pomalaa. Contoh data dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Contoh Data Equipment Time Sheet

Tanggal Shift Shift

Foreman Checker Lokasi Equip

Code Operator ACT

Code START END Hours 2-May-13 1 & 2 TIG ASH 9NPIT1 BD2 SUBARDIN E4 06:30 06:45 00:15:00 2-May-13 1 & 2 TIG ASH 9NPIT1 BD2 SUBARDIN D2 06:45 07:45 01:00:00 2-May-13 1 & 2 TIG ASH 9NPIT1 BD2 SUBARDIN D3 07:45 08:30 00:45:00 2-May-13 1 & 2 TIG ASH 9NPIT1 BD2 SUBARDIN D2 08:30 12:00 03:30:00 2-May-13 1 & 2 TIG ASH 9NPIT1 BD2 SUBARDIN R 12:00 12:30 00:30:00 2-May-13 1 & 2 TIG ASH 9NPIT1 BD2 SUBARDIN D2 12:30 15:00 02:30:00 2-May-13 1 & 2 TIG ASH 9NPIT1 DT18 ANTON E4 06:30 07:00 00:30:00 2-May-13 1 & 2 TIG ASH 9NPIT1 DT18 ANTON I1 07:00 07:30 00:30:00 2-May-13 1 & 2 TIG ASH 9NPIT1 DT18 ANTON D2 07:30 11:55 04:25:00 2-May-13 1 & 2 TIG ASH 9NPIT1 DT18 ANTON R 11:55 12:40 00:45:00 2-May-13 1 & 2 TIG ASH 9NPIT1 DT18 ANTON D2 12:40 15:00 02:20:00

etc etc etc etc etc etc etc etc etc etc etc

(6)

Adapun jumlah data yang masuk pada bulan Mei, Juni, dan Juli 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Data yang Masuk

Bulan Jumlah Data

Mei 1859

Juni 2068

Juli 1892

Total 5819

Setelah data tanggal, lokasi, kode alat, kode aktivitas, jam mulai dan selesainya aktivitas dari hasil pengamatan di lapangan dimasukkan kedalam basis data, kemudian dilakukan pengolahan data menggunakan alat bantu VBA add-ins Excel. Rekapitulasi data mengacu pada kode alat, durasi dan aktivitas alat sehingga total jam kerja setiap tipe alat pada masing- masing komponen kegiatan dapat diketahui (Tabel 3).

Tabel 3. Contoh Hasil Pengolahan Data Bulan Mei 2013

(7)

Selanjutnya hasil pengolahan data dari bulan Mei hingga Juli tersebut dikelompokkan berdasarkan jenis alat yaitu Excavator, Bulldozer, dan Dumptruck, kemudian dihitung nilai PA, UA, dan EU-nya. Sehingga didapat hasil seperti yang terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4.Rekapitulasi Unjuk Kinerja Alat di Tambang Nikel Pomalaa (Mei-Juli 2013)

Equip Type Bulan Total Unit AvailableHrs W/Hrs (W) Delay (S) BO/Hrs ( R ) PA UA EA

Excavator

Mei 3 428:35 351:05 77:30 26:55 94% 82% 77%

Juni 4 459:07 434:17 24:50 34:06 93% 95% 88%

Juli 4 542:40 504:00 38:40 35:02 94% 93% 87%

Dumptruck

Mei 21 1720:21 998:51 721:30 26:57 98% 58% 57%

Juni 20 1784:09 1225:57 558:12 8:18 100% 69% 68%

Juli 20 1581:29 1026:30 554:59 14:24 99% 65% 64%

Bulldozer

Mei 4 589:05 489:15 99:50 24:55 96% 83% 80%

Juni 5 621:40 587:16 34:24 39:06 94% 94% 89%

Juli 7 695:55 652:27 43:28 47:22 94% 94% 88%

Berdasarkan nilai PA pada Tabel 4, kondisi alat berat di tambang nikel Pomalaa relatif baik. Nilai PA di atas 90% memberikan gambaran umum bahwa perawatan alat berat sudah berjalan baik. Dari segi pemanfaatan alat, pemanfaatan Excavator dan Bulldozer dari bulan Mei hingga Juli memiliki nilai rata-rata di atas 90%. Nilai ini relatif lebih tinggi dibandingkan asumsi nilai UA yang biasa dipakai dalam perhitungan jumlah alat yaitu 85%. Namun untuk jenis alat Dumptruck, tingkat pemanfaatannya masihberada dibawah ekspektasi, rata-rata UA untuk bulan Mei hingga Juli hanya sebesar 65%. Hal tersebut menunjukkan bahwa waktu standby Dumptruck sangatlah besar.

Adapun distribusi waktu standby dari bulan Mei hingga Juli 2013 di tambang nikel Pomalaa dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6.

Gambar 5. Total Waktu Delays Bulan Mei hingga Juli 2013

1205:24

349:24

288:20 236:30

32:18 13:00 6:00 0:00

240:00 480:00 720:00 960:00 1200:00 1440:00

E1 E5 E4 E6 E7 E2 E3

Total Standby Mei - Juli 2013

Total Hours

(8)

Gambar 6. DurasiDelays per Bulan.

Dari Gambar 5 dapat diketahui bahwa penyebab delay terbesar pada tambang nikel Pomalaa adalah hujan atau jalan licin (E1), ketiadaan foreman saat kegiatan operasional (E5), keterbatasan jumlah alat muat(E4), serta tidak bekerjanya operator (E6). Berdasarkan hal tersebut, maka langkah antisipasi yang perlu disiapkan adalah memperbaiki sistem drainase yang ada serta meningkatkan kesigapan operator untuk bergerak setelah hujan mereda.

Sehingga setelah hujan selesai, front kerja dapat langsung disiapkan agar tidak licin dan waktu delay akibat hujan pun dapat direduksi. Adapun untuk mereduksi faktor lainnya yang terkait dengan human error, kegiatan monitoring oleh pengawas operasional perlu lebih ditingkatkan serta perlu adanya koordinasi antara mining engineer dengan pengawas operasional dalam mendiskusikan rencana kerja dan alokasi alat.

Berdasarkan Gambar 6, delay akibat tidak bekerjanya operator (E6) hanya terjadi pada bulan Mei saja. Adapun pada bulan Juli timbul kendala baru yaitu tidak ada atau tidak siapnya lahan Stockyard sehingga menambahwaktu delays alat. Umumnya hal ini terjadi karena pengelolaan stock hanya diketahui oleh tim Quality Control (QC)serta penetapan lokasi stockditentukan pada saat kegiatan penambangan berlangsung. Sehingga kedepannya perlu ada diskusi yang melibatkan tim operasional tambang dan tim QC untuk merencanakan pengelolaan stockpile bersamaan dengan perencanaan produksi.

Adapun dari segi waktu kerja, alokasi jam kerja yang dipakai untuk kegiatan pengupasan overburden (OB) (D2) dan penambangan bijih (P1) untuk jenis alat Excavator dan Dumptruck dapat dilihat pada Tabel 5. Dengan adanya informasi tersebut, produktivitas alat rata-rata dapat diketahui tanpa perlu menghitung cycle time alat.

Tabel 5.Total Jam Kerja Alat untuk Penambangan Overburden(D2) dan Bijih (P1)

Equip Type

Mei Juni Juli

D2

(jam) P1

(jam) D2 + P1 (jam) D2

(jam) P1

(jam) D2 + P1 (jam) D2

(jam) P1

(jam) D2 + P1 (jam) Excavator 288:50 16:45 305:35 241:45 139:44 381:29 228:45 169:36 398:21 Dumptruck 952:39 8:42 961:21 737:05 488:52 1225:57 574:42 452:54 1027:36

0:00 60:00 120:00 180:00 240:00 300:00 360:00 420:00 480:00

E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7

Delays per Bulan

Mei Juni Juli

(9)

Berdasarkan data dari tim operasional tambang, total perpindahan material secara keseluruhan pada bulan Mei hingga Juli 2013 dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Tonase Material yang Dipindahkan Bulan Mei – Juli 2013

Bulan Tonase Material (ton)

Mei 93,629

Juni 74,250 Juli 75,388 Total 243,267

Produktivitas alat rata-rata pada bulan Mei hingga Juli dapat dihitung dengan membagi tonase material pada Tabel 6 dengan jam produksi alat perbulannya pada Tabel 5. Dengan menggunakan informasi pada kedua tabel tersebut didapat produktivitas Excavator rata-rata adalah 224.12 ton/jam sedangkan produktivitas Dumptruck rata-rata adalah 75.67 ton/jam (Tabel 7).

Tabel 7.Produktivitas Excavator dan Dumptruck Bulan Mei – Juli 2013

Bulan

Tonase Material

(ton)

Production Hour Excavator

(jam)

Productivity Excavator (ton/ jam)

Production Hour Dumptruck

(jam)

Productivity Dumptruck

(ton/ jam)

Mei 93,629 305:35 306.39 961:21 97.39

Juni 74,250 381:29 194.63 1225:57 60.57

Juli 75,388 398:21 189.25 1027:36 73.36

Total 243,267 1085:25 224.12 3214:54 75.67

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa penyebab delay terbesar pada tambang nikel Pomalaa adalah hujan (1205 jam), ketiadaan foreman saat kegiatan operasional (349 jam), serta keterbatasan jumlah alat muat (288 jam). Sehingga total waktu delaydi tambang nikel Pomalaa akibat tidak beroperasinya alat berat pada bulan Mei hingga Juli 2013 mencapai 2131 jam.

Dari segi unjuk kinerja alat, nilai UA rata-rata untuk Excavator dan Bulldozer adalah 90% sedangkan untuk Dumptruck adalah 65%. Adapun produktivitas Excavator rata-rata adalah 224.12 ton/jam sedangkan produktivitas Dumptruck rata-rata adalah 75.67 ton/jam..

Hasil evaluasi ini akan dijadikan acuan untuk pembuatan rencana penambangan jangka panjang maupun pendek khususnya pada kondisi musim hujan serta perbaikan dalam kegiatan operasional. Oleh karenanya system analisis ini sangat diperlukan untuk mengoptimalkan kinerja alat agar sesuai dengan target produksi dan membantu dalam proses perencanaan tambang.

(10)

6. Daftar Pustaka

Mutmansky, J.M., 1973, “Systems Engineering,” SME Mining Engineering Handbook, A.B.

Cummins and I.A. Given, eds., SMEAIME,New York, pp. 30.2–30.5.

Porter, I., Baafi, E. Y. and Boyd, M. J., 2010, Underground Roadway Development Delays, Published in the Proceedings of Third International Symposium Mineral Resources and Mine Development, pp 321-331.

Porter, I. and Baafi, E. Y., 2012, Underground Coal Mine Delay Data Analysis System, Published in the Proceedings of the 21st International Symposium on Mine Planning and Equipment Selection (MPES 2012), pp 60-69.

Suboleski, S., Cameron, R. and Albert, E., 1992, “Systems Engineering,” SME Mining Engineering Handbook, Howard L. Hartman, eds., SMEAIME,New York, pp. 563.

Gambar

Gambar 1.  Lokasi Operasi Pertambangan PT ANTAM (Persero) Tbk
Gambar 2.  Diagram Alir System Analisis Pemakaian Alat Berat
Gambar 3.  Perincian Calendar Time untuk Alat Berat (Porter et al, 2010)
Tabel 2. Jumlah Data yang Masuk
+4

Referensi

Dokumen terkait