• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT YANG DISEBABKAN NYAMUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE “CERTAINTY FACTOR”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT YANG DISEBABKAN NYAMUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE “CERTAINTY FACTOR”."

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Oleh :

REZA NOVENDA PUTRA

0734010197

FAKULTAS INDUSTRI

UNIVERSITAS UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA

(2)

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dimudahkan dalam

penyelesaian penulisan laporan tugas akhir (TA) di jurusan Teknik Informatika

sebagaimana yang diharapkan. Penulis menyadari sepenuhnya masih terdapat banyak

kekurangan dalam penyelesaian penulisan laporan tugas akhir (TA) ini. Namun

penulis berusaha menyelesaikan laporan ini dengan sebaik mungkin.

Segala kritik saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dari semua

pihak, guna perbaikan dan pembangunan dimasa yang akan datang. Akhirnya besar

harapan penulis agar laporan ini dapat diterima dan berguna bagi semua pihak. Amin.

Surabaya, Juni 2012

(3)

banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan

ini dengan kesungguhan dan rasa rendah hati, penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih kepada :

1. Tuhan YME yang selalu memberikan kesehatan, rezeki, kemudahan, dan

kasih-Nya yang sabar baik bagi penulis sendiri maupun orang – orang di

sekitar penulis.

2. Bapak Ir.Sutiyono,MT., selaku Dekan Fakultas Teknik Industri Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.

3. Ibu Dr.Ir.Ni Ketut Sari,MT., selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika FTI

UPN “Veteran” Jatim.

4. Bapak Ir.Purnomo Edi Sasongko,MP., Selaku Dosen Pembimbing pertama

yang telah membimbing, memberikan arahan, dan nasehat Terima Kasih

Banyak atas bimbingan dan semua nasehat serta arahan yang telah diberikan.

5. Bapak Wahyu S.J Saputra,S.kom., Selaku Dosen Pembimbing kedua yang

telah membimbing, memberikan arahan, dan nasehat Terima Kasih Banyak

atas bimbingan dan semua nasehat serta arahan yang telah diberikan.

6. Orang tua tercinta, adik, dan kakak tersayang, yang telah memberikan

dorongan baik moril maupun materiil sehingga laporan tugas akhir ini dapat

penulis selesaikan.

7. Rhesa Aditiana Wardani yang memberi semangat dan motifasi dalam

(4)

pihak yang telah memberi dukungan, menghibur, dan membantu dalam

pelaksanaan kerja praktek ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,

terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

Penulis menyadari Laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, sehingga

saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga

laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi civitas akademi FTI UPN “Veteran”

Jatim.

Surabaya, 26 – 06 – 2012

(5)

Halaman

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Bebas Revisi ... iii

Abstrak ... ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... viii

Daftar Gambar ... ... xi

Daftar Tabel ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Manfaat ... 3

1.6 Tinjauan Umum & Metode Penelitian... ... 4

1.7 Sistematika Penulisan... ... 5

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan ... 7

2.2 Sistem Pakar... ... 8

(6)

2.2.5 Konsep Faktor Kepsatian ... 18

2.2.6 Block Diagram ... 23

2.3 Data Kepakaran ... 23

2.4 Borland Delphi ... ... 31

2.5 Sql Server ... ... 33

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Spesifikasi Sistem ... 36

3.2 Perancangan Proses Inferensi ... 37

3.2.1 Proses Konsultasi ... ... 38

3.2.2 Proses Perhitungan Gejala... ... 38

3.2.3 Proses Tampilkan Gejala ... ... 40

3.3 Perancangan Block Diagram ... 40

3.4 Perancangan Depedency Diagram ... 42

3.5 Perancangan Tabel Pengetahuan (dr. Risky N) ... . 44

3.6 Perancangan Diagram Konteks ... 50

3.6.1 Data Flow Diagram Level 1 ... 51

3.7 Relasi Tabel ... 52

3.8 Perancangan Proses Konsultasi ... 52

(7)

4.1.2 Implementasi Menu User ... ... 59

4.1.3 Implementasi Hasil ... ... 61

4.1.4 Implementasi Administrator Area ... ... 62

4.1.5 Implementasi Data Penyakit ... ... 63

4.1.6 Implementasi Menu Data Gejala ... .... 64

4.1.7 Implementasi Menu Data Diagnosa ... 65

BAB 5 UJI COBA PROGRAM 5.1 Uji Coba Sistem ... ... 66

5.1.1 Contoh Kasus ... ... 66

BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... ... 69

6.2 Saran ... ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Ruang Lingkup Kecerdasan Buatan... 8

Gambar 2.2 Konsep Umum Sistem Pakar [Arhami,2004] ... 13

Gambar 2.3 Hirarki Pengetahuan [Arhami,2004] ... 14

Gambar 2.4 Sistem Produksi ... 15

Gambar 2.5 Gambaran Umum Proses Logika ... 17

Gambar 2.7 Faktor Kepastian dengan Beberapa Premis Gabungan ... 22

Gambar 2.8 Block Diagram... 23

Gambar 2.9 Pembawa Virus Penyebab Penyakit Malaria ... 24

Gambar 2.10Pembawa Virus Penyebab Penyakit Demam Berdarah.... 25

Gambar 2.11 Pembawa Virus Penyebab Penyakit Chikungunya ... 26

Gambar 2.12 Pembawa Virus Penyebab Penyakit Demam Kuning ... 28

Gambar 2.13 Pembawa Virus Penyebab Penyakit Kaki Gajah ... 29

Gambar 2.14 Penderita Kaki Gajah ... 29

Gambar 2.15 Sistem Client /Server ... 33

Gambar 2.16 Tampilan Microsoft SQL Server 2000 ... 34

Gambar 3.1 Diagram Alir Awal Konsultasi ... 38

Gambar 3.2 Diagram Alir Proses Perbandingan Gejala ... 39

(9)

Gambar 3.7 Data Flow Diagram Level 1 ... 51

Gambar 3.8 Relasi Tabel ... 52

Gambar 4.1 Tampilan Menu... 57

Gambar 4.2 login sebagai seorang pakar... 58

Gambar 4.3 Tampilan setelah login ... 58

Gambar 4.4 Tampilan Menu Untuk Pengguna... 59

Gambar 4.5 Tampilan Data Gejala Untuk Pengguna... 60

Gambar 4.6 TampilanGejalaDemam... 60

Gambar 4.7 Hasil Konsultasi ... . 61

Gambar 4.8Tampilan Data Account ... 62

Gambar 4.9Tampilan Data Penyakit ... 63

Gambar 4.10Tampilan Data Gejala... 64

Gambar 4.11Tampilan Data Diagnosa... 65

(10)

Tabel 2.1 Perbandingan Kemampuan Seorang Pakar Dengan Sistem

Pakar ... 10

Tabel 2.2 Aturan Untuk Mengkombinasikan Fakta di Dalam Anteseden ... 21

Tabel 3.1 Hasil Wawancara dr. Risky Penyakit Demam Berdarah .... 44

Tabel 3.2 Hasil Wawancara dr. Risky Penyakit Malaria ... 45

Tabel 3.3 Hasil Wawancara dr. Risky Penyakit Cikungunya ... 46

Tabel 3.4 Hasil Wawancara dr. Risky Penyakit Filariasis ... 47

Tabel 3.5 Hasil Wawancara dr. Risky Penyakit Japanese Chepelitis ... 48

Tabel 3.6 Sample Pengetahuan (dr. Risky) ... 49

Tabel 3.7 Struktur Tabel Jawab... 53

Tabel 3.8 Struktur Tabel Login... 54

Tabel 3.9 Struktur Tabel Jenis Data Penyakit... 54

Tabel 3.10 Struktur Tabel Gejala Akibat Gigitan Nyamuk... 55

Tabel 3.11 Struktur Tabel Aturan... 55

Tabel 3.12 Struktur Tabel Atur... 56

(11)

iv

ABSTRAK

Nyamuk merupakan penyakit yang sering terjadi dimasyarakat. Situasi ini

dapat dihindari jika penduduk mempunyai sedikit pengetahuan tentang penyakit

nyamuk, sehingga masyarakat dapat mengetahui gangguan yang terhadap

penyakit nyamuk dan tindakan apa yang dilakukan untuk mengatasi ganguan

tersebut. Sistem pakar merupakan salah satu solusi untuk mendiagnosis penyakit

berdasarkan gejala yang dirasakan oleh penderita. Pada penelitian ini dibuat

sebuah sistem pakar menggunakan konsep Forward Chaining dengan

menggunakan metode Certainty Factor / CF (faktor kepastian) untuk mendiagnosa

penyakit yang disebabkan nyamuk pada manusia.

Sistem ini dapat memberikan diagnosa awal penyakit yang disebabkan

nyamuk oleh penderita, dari gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita, tanpa

harus bertanya langsung ke pakar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CF dapat

digunakan untuk mengatasi ketidakpastian pada kasus diagnosa awal penyakit

yang disebabkan nyamuk.

(12)

1.1. Latar Belakang

Nyamuk merupakan penyebab dan pembawa beberapa jenis

penyakit seperti malaria, demam berdarah (Dengue Haemorrhagic Fever),

chikungunya dan kaki gajah (filariasi). Beberapa penyakit diatas turut

bertanggung jawab atas besarnya jumlah korban meninggal di beberapa negara

yang beriklim tropis dan subtropis (Soeroto dkk., 1973). Laju pertumbuhan

nyamuk yang sulit dicegah serta penanganan korban yang belum memadai

menambah parah jumlah kasus yang terjadi pada penyakit-penyakit akibat gigitan

nyamuk. Kasus yang terjadi pada penyakit akibat gigitan nyamuk hampir selalu

terjadi setiap tahun, karena sulitnya memutus rantai penyebaran penyakit –

penyakit tersebut.

Situasi ini dapat dihindari jika penduduk mempunyai sedikit pengetahuan

tentang penyakit nyamuk, sehingga masyarakat dapat mengetahui gangguan yang

terhadap penyakit nyamuk dan tindakan apa yang dilakukan untuk mengatasi

ganguan tersebut. Pengetahuan tentang penyakit nyamuk bisa didapat dari buku –

buku atau situs – situs internet yang membahas tentang penyakit nyamuk, namun

untuk mempelajari hal tersebut tidaklah mudah karena selain perlu waktu yang

cukup lama memahaminya dan sumber – sumber tersebut juga belum tentu dapat

mendiagnosis semua ganguan penyakit nyamuk. Untuk membantu masyarakat

tersebut maka diperlukan suatu sistem yang lebih praktis dan memiliki

(13)

nyamuk pada masyarakat. Seoarang dokter dapat dikatakan sebagai seoarang

pakar karena ia merupakan orang yang ahli di bidangnya dan memiliki

kemampuan yang orang lain tidak memilikinya. Salah satu bidang ilmu yang

termasuk dalam kecerdasan buatan adalah sistem pakar (Expert System). Ide

dasarnya adalah kepakaran ditransfer dari seorang pakar ke komputer yang khusus

ditujukan dalam perancangan otomatis tingkah laku cerdas dalam sistem

kecerdasan komputer yang disimpan dalam database komputer untuk mencari

solusi.

Dengan adanya system pakar ini masyarakat tidak perlu panik apabila

terkena penyakit yang disebabkan oleh nyamuk sebelum dibawa ke dokter

spesialis untuk diperiksa lebih lanjut. Masyarakat bisa menggunakan aplikasi

sistem pakar ini di rumah, maka dengan itu masyarakat dapat mengetahui

penyebab penyakit yang disebabkan oleh nyamuk serta pertolongan pertama yang

dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh nyamuk tersebut

sebelum dibawa ke dokter spesialis untuk diperiksa lebih lanjut. System ini juga

dapat membantu dokter umum apabila ada masyarakat yang sakit karena nyamuk.

Sehingga meskipun pengetahuan mereka tentang penyakit yang disebabkan oleh

nyamuk tidak begitu banyak, namun dengan system pakar ini mereka dapat

bertindak layaknya dokter spesialis.

1.2. Perumusan Masalah

Dari permasalahan diatas, dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu :

(14)

menganalisa dan mengidentifikasi penyakit yang disebabkan nyamuk serta

menerapkan system pakar dengan menggunakan metode certainty factor.

1.3. Batasan Masalah

Pada sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit yang disebabkan nyamuk

ini diberikan pembatasan masalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini menggunakan teks pada proses input maupun output

untuk mendeteksi penyakit yang ditimbulkan oleh gigitan nyamuk.

b. Penelitian ini hanya membahas identifikasi penyakit yang ditimbulkan

oleh gigitan nyamuk serta pencegahannya dengan cara berkonsultasi

pada komputer untuk mencari solusi.

c. Dalam merancang program ini menggunakan metode certainty.

d. Aplikasi program menggunakan Borland Delphi 7.0

1.4. Tujuan

Tujuan dari skripsi ini adalah menghasilkan suatu sistem pakar untuk

mendiagnosa penyakit yang disebabkan nyamuk dengan metode certainty factor.

1.5. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai langkah awal

untuk membangun sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit yang disebabkan

nyamuk dengan metode certainty factor yaitu :

a. Dapat dijadikan bahan untuk penelitian lebih lanjut di bidang yang

berkaitan.

(15)

c. Untuk mendiagnosa penyakit yang disebabkan nyamuk dimana masih

merupakan hal baru di bidang jasa kesehatan.

1.6. Tinjauan Umum & Metode Penelitian

Data merupakan sumber atau bahan mentah yang sangat berharga bagi

proses menghasilkan informasi. Oleh sebab itu dalam pengambilan data perlu

dilakukan penanganan secara cermat dan hati-hati, sehingga data yang diperoleh

dapat bermanfaat dan berkualitas.

Dalam pengumpulan data penyusun mengunakan metode sebagai berikut :

1). Studi Lapangan

Dengan metode ini data-data diperoleh langsung dari sumber yang

bersangkutan, dimana peneliti berhadapan langsung dengan obyek yang diteliti,

yang dilakukan dengan cara :

a.) Survey

Teknik pengumpulan data dengan cara terjun secara langsung dan

mencatat secara sistematis terhadap obyek masalah.

b.) Wawancara / Interview

Teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi atau

tanya jawab secara langsung dengan pimpinan atau pegawai Dokter

Praktek tentang sistem yang diterapkan saat ini.

2). Studi Pustaka / Literatur

Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mencari bahan-bahan

kepustakaan sebagai landasan teori yang ada hubunganya dengan permasalahan

(16)

1.7. Sistematika Penulisan

Dalam membuat laporan ini terdapat penjelasan mengenai isi dan bagian

dari laporan tersebut. Dimana di setiap bagian laporan yang akan menerangkan isi

laporan. Sehingga terbentuklah suatu bagian isi dari laporan yang disebut bab.

Sedangkan bab adalah bagian dari laporan, dalam laporran ini dibuat secara

berurutan unutk memaparkan hasil suatu laporan yang telah dibuat.

Penelitian ini ditulis dengan sistematika sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menjelsakan latar belakang, masalah penelitian, perumusan

masalah, batasan masalah serta tujuan dan manfaat diadakannya

penelitian. Dalam bab ini dijelaskan metode penelitian serta sistematika

penulisan yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab kedua berisi teori mengenai kecerdasan buatan dan konsep sistem

pakar mulai dari pengertian kecerdasan buatan dan sistem pakar,

komponen sistem pakar, cara kerja sistem pakar dan langkah – langkah

dalam membangun sistem pakar. Selain itu juga dibahas mengenai

penyakit yang disebabkan oleh nyamuk.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Bab ini membahas tentang spesifikasi sistem pakar yang dibuat,

perancangan proses sistem pakar, perancangan block diagram,

perancangan depedency diagram, perancangan flowchart dan

(17)

BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM

Bab keempat menjelaskan mengenai proses implementasi rancangan

sistem pakar yang telah menjadi suatu bentuk aplikasi

BAB V UJI COBA PROGRAM

Bab ini menjelaskan mengenai hasil uji coba dari sistem pakar yang telah

menjadi suatu bentuk aplikasi.

BAB VI PENUTUP

(18)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) merupakan salah satu bagiam

ilmu komputer yang mempelajari bagaimana cara membuat mesin (komputer)

agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan oleh manusia. Supaya

komputer dapat bertindak menyerupai manusia, maka komputer juga harus diberi

bekal pengetahuan dan mempunyai kemampuan untuk menalar. Untuk itu maka

terdapat beberapa metode yang membekali komputer dengan kedua komponen

tersebut agar komputer bisa menjadi mesin yang pintar.

Definisi kecerdasan buatan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, antar lain :

[Kusumadewi S., 2003]

a. Sudut pandang kecerdasan

Kecerdasan buatan akan membuat mesin mampu melakukan apa yang

dikerjakan oleh manusia.

b. Sudut pandang penelitian

Kecerdasan buatan adalah suatu studi tentang bagaiman membuat agar

komputer dapat melakukan sesuatu sebaik yang dikerjakan oleh manusia.

c. Sudut pandang bisnis

Kecerdasan buatan adalah kumpulan peralatan yang sangat metodologis

(19)

d. Sudut pandang pemrograman

Kecerdasan buatan meliputi studi tentang pemrograman simbolik,

penyelesaian masalah (problem solving) dan pencarian (searching).

Gambar 2.1 menunjukkan bahwa kecerdasan buatan memiliki

banyak ruang lingkup dan bidang. Salah satu bidangnya adalah sistem

pakar yang menggabungkan pengetahuan dan penelusuran data untuk

memecahkan masalah secara normal memerlukan keahlian manusia.

Gambar 2.1 Ruang Lingkup Kecerdasan Buatan

2.2 Sistem Pakar

Sistem pakar (Expert System) adalah salah satu cabang dari kecerdasan

buatan yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar

komputer menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para pakar.

Seorang pakar adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu dan

memiliki pengetahuan atau kemampuan khusus yang orang lain tidak

understanding

robotic

Speech

Jaringan Saraf

Jaringan Sistem Pakar

Bahasa Alami Vision

(20)

mengetahuinya. Suatu pengetahuan dari sistem pakar bersifat khusus, seperti

kedokteran, keuangan, bisnis atau teknik. [Kusumadewi S., 2003]

Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu

permasalahan tertentu dangan meniru kerja dari para pakar. Dengan sistem pakar,

orang awam dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya

hanya dapat diselesaikan dangan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar

dapat membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman.

Referensi lain mengatakan juga bahwa sistem pakar merupakan sebuah

perangkat lunak komputer yang memiliki basis pengetahuan untuk domain

tertentu dan menggunakan penalaran inferensi menyerupai seorang pakar dalam

memecahkan masalah. Sistem pakar adalah salah satu jalan untuk mendapatkan

pemecahan masalah secara lebih cepat dan mudah (Azis Farid, 1994). Sedangkan

definisi lain dari sitem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan

pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang

biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut

(Martin dan Oxman, 1998).

Sistem pakar menggabungkan pengetahuan dan penelusuran data untuk

memecahkan masalah yang secara normal memerlukan keahlian manusia. Tujuan

dari sistem pakar sebenarnya bukan untuk menggantikan peran manusia, tetapi

untuk mensubtitusikan pengetahuan manusia kedalam bentuk sistem, sehingga

dapat digunakan oleh orang banyak. Seorang pakar dangan sistem pakar

(21)

dengan sebuah sistem pakar dapat dilihat seperti pada tabel 2.1 berikut : [Arhami,

2004]

Tabel 2.1 Perbandingan kemampuan seorang pakar dangan sistem pakar

Faktor Human Expert Expert System

Time Availability Hari Kerja Setiap saat

Geografis Lokal / tertentu Dimana saja

Perishable/ dapat habis Ya Tidak

Performa Dapat berubah Konsisten

Kecepatan Dapat berubah Konsisten

Biaya Tinggi Terjangkau

Ada beberapa definisi lain tentang sistem pakar [Kusumadewi S., 2003], antara

lain :

a. Menurut Durkin : Sistem pakar adalah suatu program komputer yang

dirancang unutk memodalkan kemampuan penyelesaian masalah yang

dilakukan oleh seorang pakar.

b. Menurut Ignizio : sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang

berkaitan dalam suatu domain tertentu yang mana tingkat keahliannya

dapat dibandingkan dengan keahlian seorang pakar.

c. Menurut Giarratano dan Riley : sistem pakar adalah suatu sistem

komputer yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar.

2.2.1. Konsep Umum Sistem Pakar

Konsep dasar sistem pakar terdiri dari beberapa unsur atau elemen antara

(22)

a. Keahlian

Keahlian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang

tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman.

Contoh bentuk pengetahuan yang termasuk keahlian adalah :

• Fakta – fakta pada lingkup permasalahan tertentu.

• Teori – teori pada lingkup permasalahan tertentu

• Prosedur – prosedur dan aturan – aturan berkenaan dengan lingkup

permasalahan tertentu

• Strategi – strategi global untuk menyelesaikan masalah

• Meta – knowledge.

Bentuk – bentuk ini memungkinkan para ahli untuk dapat mengambil

keputusan lebih cepat dan lebih baik daripada seseorang yang bukan

ahli.

b. Ahli

Seorang ahli adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu

tanggapan, mempelajari hal – hal baru seputar topik permasalahan

(domain), menyusun kembali pengetahuan jika dipandang perlu,

memecah aturan – aturan jika dibutuhkan dan menentukan relevan

tidaknya keahlian mereka.

c. Pengalihan Keahlian

Pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk kemudian

dialihkan lagi ke orang lain yang bukan ahli, merupakan tujuan utama

(23)

• Tambahan pengetahuan (dari para ahli atau sumber – sumber

lainnya)

• Representasi pengetahuan ke komputer

• Inferensi pengetahuan

• Pengalihan pengetahuan ke user

Pengetahuan yang disimpan di komputer disebut dengan nama basis

pengetahuan.

d. Aturan

Sebagian besar sistem pakar komersial dibuat dalam bentuk rule –

based system yang mana pengetahuan disimpan dalam bentuk aturan –

aturan IF–THEN.

e. Kemampuan Menjelaskan

Setiap sistem pakar harus memiliki kemampuan untuk menjelaskan.

Fitur inilah yang membedakan sistem pakar dengan sistem

konvensional.

Individu yang terlibat dalam lingkungan pengembangan sistem pakar ada

3 macam, yaitu : [Arhami,2004]

a. Pakar

Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan khusus, pendapat,

pengalaman dan metode, serta kemampuan untuk

mengaplikasikan keahliannya tersebut guna menyelesaikan

(24)

b. Perekayasa Sistem

Perekayasa sistem adalah orang yang membantu pakar dalam

menyusun area permasalahan dengan menginterpretasikan jawaban –

jawaban pakar atas pertanyaan yang diajukan, menggambarkan

analogi, mengajukan counter example dan menerangkan kesulitan –

kesulitan konseptual.

c. Pemakai

Sistem pakar memiliki beberapa pemakai yaitu : pemakai bukan

pakar, pelajar, pembangun sistem pakar yang ingin meningkatkan dan

menambah basis pengetahuan dan pakar. Gambar 2.2 menggambarkan

konsep umum suatu sistem pakar. User menyampaikan fakta atau

informasi untuk sistem pakar dan kemudian menerima saran dari

pakar atau jawaban. Bagian dalam sistem pakar terdiri 2 komponen

utama, yaitu knowledge base yang berisi knowledge dan mesin

inferensi yang menggambarkan kesimpulan. Kesimpulan tersebut

merupakan respons dari sistem pakar atas permintaan user.

(25)

2.2.2 Representasi Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kategori,

yaitu procedural knowledge, declarative knowledge, dan tacit knowledge.

Procedural knowledge berkenaan untuk mengetahui bagaimana melakukan

sesuatu. Declarative knowledge berkenaan untuk mengetahui sesuatu itu benar

atau salah. Sedangkan tacit knowledge atau unconscious knowledge adalah

pengetahuan yang tidak dapat diungkapkan dengan bahasa.

Pengetahuan adalah bagian dari suatu hierarki dan ini dapat ditunjukkan

pada gambar 2.3 :

Gambar 2.3 Hirarki Pengetahuan [Arhami,2004]

Yang ada pada level paling bawah adalah noise (gangguan) yang

merupakan data yang masih kabur. Level berikutnya adalah data yang merupakan

hal potensial yang paling penting. Data yang sudah diproses adalah informasi

yang penting. Berikutnya adalah knowledge (pengetahuan) yang menggambarkan

informasi sangat khusus. Level paling atas adalah meta knowledge yang

(26)

2.2.3 Sistem Produksi

Sistem produksi secara umum terdiri dari komponen – komponen seperti

pada gambar 2.4 :[kusumadewi,2003]

1) Ruang keadaan, yang berisi keadaan awal, tujuan dan kumpulan aturan

yang digunakan mencapai tujuan.

2) Strategi kontrol, yang berguna untuk mengarahkan bagaimana proses

pencarian akan berlangsung dan mengendalikan arah eksplorasi.

Gambar 2.4 Sistem Produksi

Representasi pengetahuan dengan sistem produksi pada dasarnya berupa aplikasi

aturan (rule) yang berupa :

1) Antecendent, yaitu bagian yang mengekspresikan situasi atau premis

(pernyataan berawalan IF)

2) Konsekuen, yaitu bagian yang menyatakan suatu tindakan tertentu atau

konklusi yang diterapkan jika suatu situasi atau premis bernilai benar

(pernyataan berawalan THEN)

3) Konsekuensi atau konklusi yang dinyatakan pada bagian THEN baru dinyatakan

benar jika bagian IF pada sistem tersebut juga benar atau sesuai dengan aturan

(27)

Sistem produksi dapat dibuat dalam beberapa bentuk yang berbeda, yaitu :

Contoh : Kesempatan anda diaudit tinggi IF pendapatan anda tinggi

3) IF Premis THEN Konklusi ELSE Konklusi

Contoh : IF pendapatan anda tinggi THEN kesempatan anda diaudit tinggi ELSE

kesempatan anda diaudit rendah

4) Kaidah yang lebih kompleks

Contoh : IF tingkat kredit tinggi AND gaji lebih dari $30,000 OR aset lebih dari

$75,000 AND sejarah pelunasan lancer THEN disetujui peminjaman hingga

$100,000

Ada 2 tipe kaidah (aturan) yang umum dalam kecerdasan buatan, yaitu

kaidah pengetahuan dan kaidah inferensi. Kaidah pengetahuan atau kaidah

deklaratif menyatakan menyatakan semua fakta dan hubungan tentang suatu

permasalahan. Kaidah inferensi atau kaidah prosedural merupakan nasihat atau

saran tentang bagaimana menyelesaikan suatu masalah yang diberikan dangan

fakta tertentu yang diketahui.

Kaidah inferensi berisi kaidah tentang kaidah. Tipe kaidah ini dinamakan

(28)

kaidah pengetahuan menjadi basis pengetahuan sedangkan kaidah inferensi

menjadi bagian dari mesin inferensi.

2.2.4 Logika

Selain dengan sistem produksi, pengetahuan juga dapat dipresentasikan

dengan menggunakan logika. Pada dasarnya proses logika adalah proses

membentuk kesimpulan atau menarik suatu inferensi berdasarkan fakta yang telah

ada. Input dari proses logika berupa premis atau fakta – fakta yang diakui

kebenarannya sehingga dengan melakukan penalaran pada proses logika dapat

dibentuk suatu inferensi atau kesimpulan yang benar pula.

Gambaran proses logika dapat dilihat pada gambar 2.5 :

Gambar 2.5 Gambaran Umum Proses Logika Ada 2 penalaran yang dilakukan untuk mendapat konklusi yaitu :

1. Penalaran Deduktif

Penalaran dimulai dari prinsip umum untuk mendapatkan konklusi yang

lebih khusus

2. Penalaran Induktif

Penalaran dimulai dari fakta – fakta khusus untuk mendapatkan

kesimpulan umum. Pada penalaran induktif ini, munculnya premis baru bisa

(29)

2.2.4.1 Logika Proposisi

Logika proposisi atau biasa disebut kalkulus proposisi merupakan logika

simbolik untuk memanipulasi proposisi. Proposisi merupakan pernyataan yang

dapat bernilai benar atau salah. P dan Q merupakan contoh dari simbol untuk

pernyataan pada logika proposisi. Dua atau lebih proposisi dapat dihubungkan

dengan menggunakan operator logika :

฀ untuk konjungsi ( AND / DAN)

V untuk disjungsi (OR / ATAU)

untuk negasi (NOT / TIDAK)

Untuk implikasi / kondisional (IF...THEN/JIKA....MAKA)

Untuk equivalensi / bikondisional (IF AND ONLY IF / JIKA

DAN HANYA JIKA)

2.2.4.2 Logika Predikat

Logika predikat atau kalkulus predikat merupakan logika yang digunakan

untuk mempresentasikan masalah yang tidak dipresentasikan oleh logika

proposisi. Logika predikat dapat memberikan representasikan fakta – fakta

sebagai suatu pernyataan yang mapan (well – form)

2.2.5 Konsep Faktor Kepastian

Ketidakpastian dapat dianggap sebagai suatu kekurangan informasi yang

memadai untuk membuat suatu keputusa. Ketidakpastian merupakan suatu

(30)

terbaik bahkan mungkin dapt menghasilkan keputusan yang buruk. Dalam dunia

medis, ketidakpastian mungkin menghalangi pemeriksaan yang terbaik untuk para

pasien dan berperan untuk suatu terapi yang keliru.

Dalam membangun sistem pakar ini perlu dipikirkan cara untuk

menangani kondisi data yang kurang lengkap dalam diagnosis. Selain itu untuk

memperoleh hasil diagnosis yang cukup akurat juga diperlukan ketelitian tinggi

dalm perhitungan terhadap kemungkinan terhadap kemungkinan keberadaa

penyakit.

Beberapa teori yang dikembangkan untuk menangani ketidakpastian data

dalam sistem pakar antara lain metode Bayes, Faktor Kepastian, Teori Dampster

Shafer dan Logika Fuzzy. Namun dalam penelitian ini teori yang digunakan untuk

menangani ketidakpastian data pada sistem pakar adalah dengan menggunakan

Faktor Kepastian.

Faktor kepastian merupakan cara dari penggabungan kepercayaan dan

ketidakpercayaan dalam bilangan yang tunggal. Faktor Kepastian

memperkenalkan konsep belief / keyakinan dan disbelief / ketidakyakinan.

Konsep ini kemudian diformulasikan dalam rumusan dasar sebagai berikut :

CF [H,E] = MB [H,E] – MD [H,E]

Keterangan :

CF [H,E] = Certainty Factor (Faktor Kepastian) dalam hipotesis H yang

(31)

MB [H,E] = Measure of Belief (Tingkat Keyakinan) merupakan ukuran

dari kepercayaan hipotesis H dipengaruhi oleh fakta E

MD {H,E} = Measure of Disbelief (Tingkat Ketidakyakinan) merupakan

ukuran dari ketidakpercayaan hipotesis H dipengaruhi oleh

fakta E

Beberapa fakta dapat dikombinasikan untuk menentukan factor kepastian dari

suatu hipotesis [ Wahyu Prabowo dkk, 2008 ]. Jika e1 dan e2 adalah observasi

maka :

MB [h,e1 □ e2] =

Contoh :

Andaikan suatu observasi memberikan kepercayaan terhadap h dengan MB [h,e1]

= 0.80 dan MD {h,e1} = 0.01 , sehingga : CF [h,e1] = 0.80 – 0.01 = 0.79

Jika ada observasi baru dengan MB [h,e2] = 0.70 dan MD [h,e2] = 0.08,

maka

MB[h,e1e2] = 0.80 + 0.70 * (1 – 0.80) = 0.94

MD[h,e1e2] = 0.01 + 0.80 * (1 – 0.01) = 0.0892

CF[h,e1e2] = 0.94 – 0.0892 = 0.8508

Dapat dilihat bahwa semula faktor kepercayaan adalah 0.79, setelah muncul gejala

baru, maka faktor kepercayaan berubah lebih besar menjadi 0.8508.

Penggabungan kepercayaan dan ketidakpercayaan dalam bilangan yang

(32)

contoh jika seorang pasien mempunyai gejala tertentu yang menyarankan

beberapa kemungkinan penyakit, kemudian penyakit dengan faktor kepastian

(CF) tertinggi urutan pertama dalam urutan pengujian.

Dalam sistem pakar MYCIN digunakan aturan untuk mengkombinasikan

fakta – fakta di dalam anteseden, seperti dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut :

Tabel 2.2 Aturan untuk mengkombinasikan fakta di dalam anteseden

Evidence E Ketidakpastian anteseden

E1 AND E2 Min [CF(H,E1),CF(H,E2)]

E1 OR E2 Max [CF(H,E1),CF(H,E2)]

NOTE CF (H,E)

Sebagai contoh, diketahui suatu ekspresi logika penggabungan fakta :

E = (E1 AND E2 AND E3) OR (E4 AND NOT E5)

Fakta E akan dihitung sebagai berikut :

E = max [min (E1,E2,E3),min (E4, – E5 )]

Jika diketahui nilai :

E1 = 0.9 , E2 = 0.8 , E3 = 0.3 , E4 = – 0.5 , E5 = – 0.4

Maka hasilnya adalah :

E = max [min (0.9 ; 0.8 ; 0.3), min (– 0.5 ; – 0.4)]

= max [0.3 ; – 0.5]

(33)

Rumus dasar untuk menghitung faktor kepastian dari kaidah IF E THEN

H, diberikan dengan rumus di bawah ini :

CF(H,e) = CF(E,e) . CF(H,E)

Keterangan :

CF (H,e) = faktor kepastian hipotesis yang didasarkan pada

ketidakpastian fakta e

CF (E,e) = faktor kepastian dari fakta E membuat anteseden dari

kaidah berdasarkan pada ketidakpastian fakta e

CF (H,E) = faktor kepastian dalam hipotesis dengan asumsi bahwa fakta

diketahui dengan pasti bila CCF (E,e) = 1

Contoh perhitungan dengan faktor kepastian pada sebuah aturan

menggunakan penelusuran maju (forward chaining) dapat dilihat pada gambar 2.7

Gambar 2.7 Faktor Kepastian dengan Beberapa Premis Gabungan Diketahui nilai CF (A) = 0.9 , CF (B) = 0.7, CF (C) = 0.5

Maka, CF (E,e) = min (0.9 ; 0.7 ; 0.5)

= 0.5

(34)

Jika ada aturan lain memiliki hipotesis yang sama tetapi berbeda dalam

faktor kepastian, maka perhitungan faktor kepastian dari kaidah yang sama

dihitung dari penggabungan fungsi.

2.2.6 Block Diagram

Block diagram merupakan susunan rule – rule yang terdapat di dalam

sebuah bidang ilmu. Dengan membuat block diagram di dalam sistem pakar maka

dapat diketahui urutan kerja sistem dalam mencari keputusan yang akan terlihat,

seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.8

Gambar 2.8 Block Diagram

2.3 Data Kepakaran

Data kepakaran diperoleh dari hasil observasi dan interview dengan pakar

dalam hal ini seorang dokter jenis penyakit penyebab nyamuk yang didiagnosis

pada sistem pakar ini ada lima macam, antar lain :

a. Malaria

Penyakit malaria sebagai salah satu penyakit infeksi disebabkan

oleh infeksi protozoa dari genus Plasmodium, yang ditularkan dari

(35)

2001). Ia disebabkan oleh parasit (disebut plasmodium) yang

ditularkan pada manusia oleh sejenis nyamuk tertentu yang menggigit

kebanyakan pada malam hari. Seperti pada gambar 2.9 :

Gambar 2.9 Pembawa Virus Penyebab Penyakit Malaria

Malaria secara khusus berbahaya bagi anak-anak usia di bawah 5

tahun, wanita hamil, dan orang penderita HIV/AIDS. Kehamilan

menurunkan kemampuan seorang wanita untuk memerangi penyakit dan

infeksi. Jika seorang wanita hamil mengidap malaria, ia juga dapat

menderita anemia (kurang darah), dan anemia ini akan memperbesar

resiko kematian pada saat atau setelah persalinan. Penyakit malaria pada

masa hamil dapat pula menyebabkan keguguran atau kelahiran dini, bayi

terlalu kecil, atau kelahiran mati.

Ada beberapa jenis malaria. Orang bisa hidup bertahun-tahun

dengan beberapa jenis malaria, dan kebanyakan malaria dapat

disembuhkan. Tetapi malaria otak (Plasmodium falciparum) dapat

(36)

dimana terdapat malaria otak, penting untuk segera melakukan pengujian

dan mencari pengobatan jika Anda curiga terkena malaria pada gambar

berikut.

Biasanya malaria menyebabkan demam setiap 2 atau 3 hari, tapi

pada awalnya demam dapat terjadi setiap hari. Siapa pun yang menderita

demam yang tak jelas alasannya sebaiknya menjalani pengujian untuk

malaria. Hal ini dapat dilakukan di hampir semua pusat-pusat kesehatan.

Jika hasil pengujian darah mengatakan positif mengidap malaria, atau jika

pengujian tak dapat dilakukan segera mencari pengobatan.

b. Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh

nyamuk hitam bintik-bintik putih yang dari jauh terlihat seperti garis putih.

Kaki-kakinya juga bergaris-garis ( Ahmad, 2004 ). Seperti pada gambar

2.10 :

Gambar 2.10 Pembawa Virus Penyebab Penyakit Demam Berdarah

Nyamuk ini sering disebut “nyamuk demam penyakit kuning”

karena ia dapat pula membawa demam penyakit kuning. Demam berdarah

(37)

terjadi di kota-kota, di tempat-tempat air tergenang, dan di tempat yang

saluran pembuangan airnya buruk.

Pertama kali seseorang terkena demam berdarah, biasanya ia akan

sembuh dengan istirahat dan minum banyak air. Tetapi jika seseorang

terkena untuk kedua kalinya, akan lebih berbahaya dan bahkan dapat

menyebabkan kematian.

c. Demam Chikungunya

Chikungunya disease atau demam Chikungunya adalah satu di

antara penyakit tular vektor (nyamuk) yang saat ini banyak terjadi di

Indonesia tidak hanya di daerah perkotaan tetapi banyak juga di daerah

pedesaan. Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus, yaitu Alphavirus

(famili Togaviridae) dan ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti (Laras

dkk, 2005). Seperti pada gambar 2.11 :

Gambar 2.11 Pembawa Virus Penyebab Penyakit Chikungunya

Penyebab penyakit ini adalah virus chikungunya , yang dikenal

dengan nama Alphavirus dari famili Togaviridae dan ditularkan lewat

(38)

klinis dapat berlangsung selama 3-10 hari. Gejala ini bisa hilang sendiri,

namun rasa nyeri masih tertinggal selama berhari-hari sampai

berbulan-bulan.

Demam chikungunya dapat menyerang semua usia, baik anak-anak

maupun dewasa. Di daerah endemis, seringkali penderita secara mendadak

akan mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula

istilah demam lima hari. Pada anak kecil dimulai dengan demam

mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5

hari. Mata biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu. Pada anak yang

lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta

terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa, gejala nyeri

sendi dan otot sangat dominan, dan menimbulkan kelumpuhan sementara

karena rasa sakit bila berjalan.

d. Demam Penyakit Kuning

Demam penyakit kuning dibawa oleh nyamuk-nyamuk di Afrika

dan sebagian Amerika Selatan. Ada dua macam demam penyakit kuning

dan mereka menyebar dengan cara yang berbeda:

• Demam penyakit kuning hutan menyebar dari nyamuk yang

terinfeksi ke monyet, dan kembali lagi dari monyet ke nyamuk.

Manusia terinfeksi saat mereka digigit oleh nyamuk yang telah

terinfeksi oleh monyet. Demam penyakit kuning hutan jarang

terjadi dan kebanyakan diderita oleh mereka yang bekerja di

(39)

• Demam penyakit kuning perkotaan adalah penyebab dari

kebanyakan wabah dan epidemi demam penyakit kuning. Seperti

malaria dan demam berdarah, demam penyakit kuning perkotaan

menyebar melalui gigitan nyamuk dan hisapan darah dari orang

yang sudah terinfeksi dan kemudian infeksinya dipindahkan ke

orang lain yang digigit nyamuk tadi.

Demam penyakit kuning perkotaan disebarkan oleh nyamuk hitam

yang sama dengan yang menyebarkan demam berdarah.

Nyamuknya mempunyai bintik-bintik putih di sepanjang punggung

dan kaki-kakinya. Nyamuk ini hidup dan berkembangbiak dalam

genangan air di kota-kota dan desa-desa. Seperti pada gambar 2.12

:

Gambar 2.12 Pembawa Virus Penyebab Penyakit Demam Kuning

e. Penyakit Kaki Gajah

Penyakit Kaki Gajah atau Filariasis adalah penyakit menular yang

(40)

nyamuk. Lebih tepatnya bahwa yang menjadi penyebab kaki gajah sendiri

bukanlah larva cacing filaria, tapi anak cacing filaria itu, yang disebut

dengan larva microfilaria (Hoedojo, R. 1993). Seperti pada gambar 2.13 :

Gambar 2.13 Pembawa Virus Penyebab Penyakit Kaki Gajah Untuk mengetahui apakah seseorang punya larva itu atau tidak,

perlu dilakukan pemeriksaan larva dalam tubuh. Namun larva itu hanya

bisa terdeteksi malam hari, karena mikrofilaria hanya keluar pada malam

hari saja.

Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan

pengobatan, dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki,

lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Penyakit ini

cukup banyak ditemukan di Indonesia pada gambar 2.14.

(41)

Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah

seseorang yang telah tertular sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan

mengandung larva dan akan ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk

yang terinfeksi menggigit atau menghipas darah orang tersebut.

Tidak seperti Malaria dan Demam berdarah, Filariasis dapat

ditularkan oleh 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex,

Mansonia, Aedes & Armigeres. Karena inilah, Filariasis dapat menular

dengan sangat cepat. Kalau cacingnya filaria, maka larva mikrofilaria

yang dibawa oleh nyamuk akan menyumbat pembuluh dan kelenjar limfe

sehingga tidak bisa mengalir ke seluruh bagian tubuh dengan lancar.

Akibatnya, terjadilah pembengkakan organ tubuh, seperti pada lengan,

kaki atau alat kelamin. Seperti Gejala Filariais akut dapat berupa :

a. Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila

istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat

b. Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan

paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit

c. Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang

menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung

(retrograde lymphangitis)

d. Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar

(42)

e. Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak

kemerahan dan terasa panas (early lymphodema)

Gejala klinis yang kronis berupa pembesaran yang menetap

(elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis

skroti).

2.4 Borland Delphi

Borland Delphi merupakan suatu bahasa pemrograman yang memberikan

berbagai fasilitas pembuatan aplikasi untuk mengolah teks, grafik, angka,

database dan aplikasi web. Program ini mempunyai kemampuan luas yang

terletak pada produktifitas, kualitas, pengembangan perangkat lunak, kecepatan

kompilasi, pola desain yang menarik serta bahasa pemrogramannya terstruktur

dan lengkap. Fasilitas pemrograman dibagi dalam dua kelompok yaitu object dan

bahasa pemrograman. Object adalah suatu komponen yang mempunyai bentuk

fisik dan biasanya dapat dilihat. Object biasanya dipakai untuk melakukan tugas

tertentu dan mempunyai batasan-batasan tertentu. Sedangkan bahasa

pemrograman dapat disebut sekumpulan teks yang mempunyai arti tertentu dan

disusun dengan aturan tertentu untuk menjalankan tugas tertentu. Gabungan

antara object dengan bahasa pemrograman sering disebut bahasa pemrograman

berorientasi object.

IDE Delphi Merupakan lingkungan pemrograman terpadu yang terdapat

(43)

kondisi normal, semuanya telah tersedia. Adapun bagian-bagian IDE Delphi yang

biasa ditampilkan yaitu :

a. Jendela Utama

Di dalam jendela utama Delphi terdapat menu-menu sebagaimana menu

aplikasi Windows umumnya, toolbar yang merupakan langkah cepat dari

beberapa menu, dan component palette yaitu gudang komponen yang akan

digunakan untuk membuat aplikasi.

b. Object Treeview

Fasilitas ini berguna untuk menampilkan daftar komponen yang digunakan

dalam pengembangan aplikasi sesuai dengan penempatannya.

c. Object Inspector

Object ini digunakan untuk mengatur properti dan event suatu komponen.

Akan tetapi tidak dapat mengubah langsung property – property yang tidak

ditampilkan kecuali melalui penulisan kode program.

d. Form Designer

Form adalah komponen utama dalam pengembangan aplikasi. Form

designer adalah tempat melekatnya komponen yang lain, dengan arti lain tempat

komponen-komponen lain diletakkan.

e. Code Editor, Explorer dan Component Diagram

Code Editor adalah tempat kode program yang diperlukan untuk mengatur

tugas aplikasi ditulis. Code Explorer adalah fasilitas yang membantu penjelajahan

(44)

dapat digunakan untuk membuat diagram komponen-komponen yang digunakan

dalam aplikasi.

2.5 SQL Server

SQL Server adalah sistem manajemen database relasional (RDBMS) yang

dirancang untuk aplikasi dengan arsitektur client/server. Istilah client, server, dan

client/server dapat digunakan untuk merujuk kepada konsep yang sangat umum

atau hal yang spesifik dari perangkat keras atau perangkat lunak. Pada level yang

sangat umum, sebuah client adalah setiap komponen dari sebuah sistem yang

meminta layanan atau sumber daya (resource) dari komponen sistem lainnya.

Gambar 2.15 Sistem Client /Server

Sistem client/server adalah dirancang untuk memisah layanan basisdata

dari client, dengan penghubungnya menggunakan jalur komunikasi data. Layanan

basisdata diimplementasikan pada sebuah komputer yang berdaya guna, yang

memungkinkan manajeman tersentralisasi, keamanan, dan berbagai sumber daya.

Oleh karena itu, server dalam client/server adalah basisdata dan layanannya.

Aplikasi-aplikasi client diimplementasikan pada berbagai flatform, menggunakan

(45)

Gambar 2.16 Tampilan Microsoft SQL Server 2000

SQL Server adalah server basisdata yang secara fungsional adalah proses

atau aplikasi yang menyediakan layanan basisdata. Client berinteraksi dengan

layanan basisdata melalui antar muka komunikasi tertentu yang bertujuan untuk

pengendalian dan keamanan. Client tidak mempunya akses langsung kedata,

tetapi selalu berkomunikasi dengan server basisdata. (Marcus Teddy.2004).

SQL Server menggunakan tipe dari database yang disebut database

relasional. Database relasional adalah database yang digunakan sebuah data untuk

mengatur atau mengorganisasikan kedalam tabel. Tabel-tabel adalah alat bantu

untuk mengatur atau mengelompokan data mengenai subyek yang sama dan

mengandung informasi dan kolom dan baris. Tabel-tabel saling berhubungan

(46)

SQL Server mendukung beberapa tipe data yang berbeda, termasuk untuk

karakter, angga, tanggal (datetime) dan uang (money), SQL Server digunakan

untuk menggambarkan model dan implementasi pada database.

Keuntungan menggunakan SQL Server dapat didefinisikan menjadi dua

bagian yaitu satu bagian untuk menjalankan pada server dan bagian lain untuk

(47)

3.1 Spesifikasi Sistem

Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit yang disebabkan nyamuk terdiri

atas dua bagian, yaitu bagian akuisisi pengetahuan dan bagian konsultasi. Dalam

akuisisi pengetahuan diperolah fakta dan aturan yang kemudian disimpan dalam

basis pengetahuan. Fakta pada basis pengetahuan berisi jenis dan gejala – gejala

yang disebabkan nyamuk. Sedangkan aturan berisi gejala – gejala yang

disebabkan nyamuk dan nilai certainty factor (faktor kepastian) serta solusi untuk

mengatasi gangguan yang disebabkan nyamuk.

Untuk memperoleh fakta sebenarnya mengenai gejala yang disebabkan

nyamuk terdapat sesi konsultasi antara pengguna dengan sistem pakar. Dari fakta

tersebut dapat ditentukan jenis yang disebabkan oleh nyamuk dan tindakan yang

dapat dilakukan untuk mengatasi tersebut.

Sistem pakar yang dikembangkan menggunakan certainty factor (faktor

kepastian) untuk mengatasi masalah ketidakpastian data yang berasal dari

pengguna. Selain itu sistem juga memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Pakar dapat menentukan jenis penyakit yang disebabkan nyamuk dan

(48)

2) Pakar dapat menentukan aturan – aturan yang digunakan untuk

mendiagnosis setiap ganguan yang disebabkan nyamuk berdasarkan

gejala.

3) Pakar dapat menentukan solusi dari setiap ganguan yang disebabkan

nyamuk.

4) Berdasarkan fakta – fakta yang diperoleh dari pengguna maka dapat

diketahui jenis gangguan yang disebabkan nyamuk dan tingkat kepastian

serta tindakan yang mungkin dilakukan untuk setiap gangguan yang

disebabkan nyamuk.

3.2 Perancangan Proses Inferensi

Proses inferensi adalah inti dari dari proses konsultasi. Dengan melakukan

inferensi maka dapat diketahui jenis gangguan yang disebabkan nyamuk dan

tingkat kepastiannya serta solusi dari gangguan disebabkan nyamuk tersebut.

Proses inferensi diawali dengan melakukan inisialisasi untuk menentukan aturan

dari jenis gangguan disebabkan nyamuk yang pertama. Kemudian dilakukan

perbandingan jumlah gejala dimana aturan dan jumlah gejala yang paling sedikit

akan ditampilkan. Setelah itu dilakukan pengecekan apakah gejala cocok dengan

keadaan si orang.

Metode inferensi yang digunakan dalam sistem pakar ini adalah metode

forward chaining. Dalam metode ini pencocokan fakta atau pertanyaan dimulai

(49)

3.2.1 Proses Konsultasi

Pada proses ini pasien diharapkan mengisi identitas kemudian pasien

menentukan gejala – gejala yang di deritanya. Jika gejala sudah ditentukan, maka

terjadi proses diagnosa dan kemudian ditampilkan hasil diagnosanya serta nilai

kepastiannya. Seperti pada Gambar 3.1 :

MULAI

3.2.2 Proses Perhitungan Gejala

Pada proses ini dapat diketahui aturan – aturan gejalanya. Dimulai dari

aturan yang penyakit ke – 1 dicatat jumlah gejala dan nilai – nilainya sampai

penyakit ke – 5. Kemudian aturan penyakit yang mencari nilai CF dengan

(50)

terdapat dari gejala – gejala yang telah di tentukan oleh pakar. Apabila telah dapat

nilai CF pada tiap – tiap penyakit, maka nilai Cfmax menampilkan diagnosa

MULAI

Inisialisasi

MBz=0, MDz=0 (Total Gejala) N=Jumlah Gejala

(51)

3.2.3 Proses Tampilkan Gejala

Pada proses ini diketahui aturan gejala yang memiliki nilai tersebut.

Kemudian ditampilkan gejala pertama dari aturan tersebut.

mulai

Cari aturan yang sesuai dengan

kode aturan

Tampilkan gejala dari

aturan

Selesai

Gambar 3.3 Diagram Alir Proses Tampilkan Gejala

3.3 Perancangan block diagram

Block diagram diperlikan untuk mengetahui urutan kerja system dalam

mencari suatu keputusan. Perancangan rule gejala akibat gigitan nyamuk sebagai

knowledge base system diambil dari parameter gejala-gejala Gangguan gigitan

pada nyamuk .

Berdasarkan parameter-parameter yang ada maka disusun block diagram

Gangguan gigitan nyamuk pada, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.4

(52)

Level 0 Level 1 Level 2

Gambar 3.4 Block Diagram Gejala Akibat Gigitan Nyamuk

(53)

3.4 Perancangan Dependency Diagram

Dependency Diagram dibuat untuk menentukan faktor yang

mempengaruhi dalam pemberian suatu rekomendasi gangguan yang disebabkan

nyamuk pada masyarakat. Untuk lebih lanjutnya dapat dilihat pada gambar 3.5

yang memberikan penjelasan bahwa hasil pendeteksian gangguan yang

disebabkan nyamuk pada masyarakat berdasarkan paramater dengan penjabaran

tiap parameter pada sub parameter.

Gambar 3.5 Dependency Diagram Gejala Akibat Gigitan Nyamuk

Set 1

Gejala akibat gigitan nyamuk ? Trombositopeni

(yes/no)

? Air seni berkurang (yes/no)

? Kulit bintik merah (yes/no)

Demam Berdarah ? Pendarahan

(54)
(55)

3.5 Perancangan Tabel Pengetahuan

Sumber data yang digunakan dalam sistem ini dari hasil wawancara dr.

Risky N, dengan meliputi data penyakit dan data gejala yang menyerang pada

nyamuk seperti tabel - tabel hasil wawancara berikut :

Tabel 3.1 hasil wawancara dr. Risky penyakit demam berdarah

No. Gejala / Keluhan Persentase

Ahli

Hasil MB Persentase

(56)

Keterangan :

• Hasil MB = Persentase / 100

• Hasil MD = persentase / 100

Tabel 3.2 hasil wawancara dr. Risky penyakit Malaria No. Gejala / Keluhan Persentase

Ahli

Hasil MB Persentase

(57)

Keterangan :

• Hasil MB = Persentase / 100

• Hasil MD = persentase / 100

Tabel 3.3 hasil wawancara dr. Risky penyakit Cikungunya

No. Gejala / Keluhan Persentase

Ahli

Hasil MB Persentase

(58)

Keterangan :

• Hasil MB = Persentase / 100

• Hasil MD = persentase / 100

Tabel 3.4 hasil wawancara dr. Risky penyakit Filariasis

No. Gejala / Keluhan Persentase

Ahli

Hasil MB Persentase

(59)

Keterangan :

• Hasil MB = Persentase / 100

• Hasil MD = persentase / 100

Tabel 3.5 hasil wawancara dr. Risky penyakit Japanese Enchephelitis

No. Gejala / Keluhan Persentase

Ahli

Hasil MB Persentase

(60)

Keterangan :

• Hasil MB = Persentase / 100

• Hasil MD = persentase / 100

Dapat disimpulkan ada beberapa data penyakit dan data gejala yang di

gambarkan tabel diatas .Data pengetahuan / ahli dari dr. Risky yang berupa hasil

nilai MB dan MD pada tabel 3.6 sebagai berikut :

Tabel 3.6 Sample Pengetahuan ( dr. Risky )

NO GEJALA

DEMAM

BERDARAH MALARIA CIKUNGUNYA FILARIASIS

(61)

NO GEJALA

DEMAM

BERDARAH MALARIA CIKUNGUNYA FILARIASIS

JAPANESE CHEPHELITIS

MB MD MB MD MB MD MB MD MB MD

19. EARLY LYMPHODEM 0.05 0.87 0.05 0.79 0.18 0.87 0.98 0.01 0.32 0.45

20. DEHIDRASI 0.01 0.95 0.01 0.82 0.01 0.89 0.09 0.87 0.98 0.20

3.6 Perancangan Diagram Konteks

Perancangan ini menggunakan diagram konteks, diagram ini menjelaskan

tentang hubungan input / output antara sistem dengan dunia luarnya, suatu

diagram konteks selalu mengandung satu proses saja yang mewakili proses

seluruh sistem. Perancangan sistem dimulai dari hal yang paling global hingga

menjadi model yang detail.

Aliran data bersumber dari pengetahuan yang didapatkan dari pakar,

dimasukkan ke dalam sistem, kemudian akan di proses. Pasien memasukkan

gejala yang dirasakan untuk keperluan diagnosa, kemudian pasien mendapatkan

diagnosa penyakit. Sedangkan admin melakukan penambahan data pakar, apabila

ada pakar baru ke dalam sistem. Seperti pada gambar 3.4 Sebagai berikut :

Sistem Pakar

data penyakit, data gejala, data pengetahuan Data pakar

Hasil diagnosa Gejala pasien

Data pakar

(62)

3.6.1 Data Flow Diagram Level 1

Data flow diagram level 1 merupakan pengembangan dari diagram konteks.

Proses pada data flow diagram level 1 terdiri dari 2 yaitu proses pengolahan data

dan proses diagnosa penyakit. Seperti pada gambar 3.5 Sebagai berikut :

Pengolahan

Data pakar, data penyakit, data gejala, data pengetahuan

T. Pakar Data pakar, data penyakit,

data gejala, data pengetahuan

Data pakar

Gambar 3.7 Data Flow Diagram Level 1

Proses 1 merupakan proses yang mengatur data – data yang diperlukan

untuk sistem dan proses 2 merupakan proses yang melakukan perhitungan dengan

(63)

3.7 Relasi Tabel

Database yang disebabkan nyamuk terdiri dari 3 buah tabel utama yaitu :

gejala, penyakit, dan diagnosa. Tabel ini digunakan untuk menyimpan data – data

gejala, penyakit serta nilai dari MB dan MD dari masing – masing diagnosa.

Tbl_Diagnosa

3.8 Perancangan Proses Konsultasi

Dalam proses konsultasi, dengan bantuan working memory sistem

menggabungkan basis pengetahuan dengan mesin inferensi. Lewat proses ini basis

pengetahuan yang ada akan diolah pada mesin inferensi dan disimpan dalam

working memory.

Working memory pada sistem pakar ini digunakan untuk menyimpan

jawaban yang diberikan oleh pengguna pada saat melakukan konsultasi. Setelah

konsultasi selesai isi dari working memory akan dihapus. Working memory

direpresentasikan dalam bentuk tabel jawab. Apapun struktur tabel jawab dapat

(64)

Tabel 3.7 Struktur Tabel Jawab

Nama Atribut Tipe Field Ukuran Kunci Keterangan

KdGejala Text 4 PK Kode Gejala

KdAturan Text 4 PK Kode Aturan

CF Number Tingkat Kepastian

Proses konsultasi diawali dengan proses inisialisasi yaitu proses untuk

menentukan aturan dari jenis gangguan yang disebabkan nyamuk yang pertama.

Kemudian dilakukan perbandingan jumlah gejala dimana aturan dengan jumlah

gejala yang paling sedikit akan ditampilkan. Setelah itu dilakukan pengecekan

apakah gejala cocok dengan keadaan si penderita. Proses akan selesai jika solusi

sudah ditemukan.

3.9 Perancangan Basis Pengetahuan

Sebelum dapat melakukan akusisi pengetahuan, seorang pakar harus

terlebih dahulu memasukkan nama dan password ke dalam sistem. Jika salah satu

dari keduanya tidak sama dengan nama dan password yang ada pada tabel login

maka tidak dapat masuk ke dalam menu pakar. Namun apabila nama dan

password yang dimasukkan sama dengan nama dan password yang ada pada tabel

login maka pakar dapat masuk ke dalam menu pakar dan melakukan akuisisi

(65)

Tabel 3.8 Struktur Tabel Login

Nama Atribut Tipe Field Ukuran Kunci Keterangan

Uname Text 20 PK User name

Upass Text 50 password

Pengetahuan untuk melakukan diagnosis gangguan yang disebabkan

nyamuk pada penderita ini dipresentasikan dalam bentuk tabel yang berisi fakta –

fakta dan aturan – aturan tentang gangguan yang disebabkan oleh nyamuk. Tabel

– tabel tersebut antara lain :

a. Tabel data penyakit

Tabel data penyakit adalah tabel yang menyimpan informasi mengenai jenis

penyakit yang disebabkan nyamuk. Tabel ini terdiri atas lima field yaitu

KdPenyakit, NmPenyakit, KetPenyakit, Ket2Penyakit dan Img. Struktur tabel

data penyakit dapat dilihat pada tabel 3.3

Tabel 3.9 Struktur Tabel Jenis Data Penyakit

Nama Atribut Tipe Field Ukuran Kunci Keterangan

KdPenyakit Text 20 Pk Kode Penyakit

NmPenyakit Text 100 Nama Penyakit

KetPenyakit Text 500 Keterangan Penyakit

Ket2Penyakit Text 500 Keterangan 2 Penyakit

(66)

b. Tabel Gejala

Tabel gejala adalah tabel yang menyimpan informasi mengenai gejala – gejala

akibat gigitan nyamuk. Tabel ini terdiri atas tiga field, yaitu KdGejala,

NmGejala dan KetGejala.

Tabel 3.10 Struktur Tabel Gejala Akibat Gigitan Nyamuk Nama Atribut Tipe Field Ukuran Kunci Keterangan

KdGejala Text 20 Pk Kode Gejala

NmGejala Text 50 Nama Gejala

KetGejala Text 250 Keterangan Gejala

c. Tabel Aturan

Tabel aturan adalah tabel yang menyimpan informasi mengenai kode jenis

akibat gigitan nyamuk dan nilai faktor kepastian untuk setiap aturan. Struktur

table aturan dapat dilihat pada tabel 3.5

Table 3.11 Struktur Tabel Aturan

Nama Atribut Tipe Field Ukuran Kunci Keterangan

KdAturan Text 10 PK Kode Aturan

KdPenyakit Text 20 PK Kode Penyakit

CF Number Tingkat Kepastian

d. Tabel Atur

Tabel atur adalah tabel yang menyimpan informasi mengenai kode gejala

akibat gigitan nyamuk yang ada pada setiap aturan. Struktur table atur dapat

(67)

Table 3.12 Struktur Tabel Atur

Nama Atribut Tipe Field Ukuran Kunci Keterangan

KdGejala Text 20 PK Kode Gejala

KdAturan Text 10 PK Kode Aturan

e. Tabel Solusi

Tabel solusi adalah tabel yang menyimpan informasi mengenai solusi untuk

setiap jenis akibat gigitan nyamuk. Struktur tabel solusi dapat dilihat pada

table 3.7

Table 3.13 Struktur Tabel Solusi

Nama Atribut Tipe Field Ukuran Kunci Keterangan

KdPenyakit Text 20 PK Kode Penyakit

Solusi memo Solusi gangguan

(68)

57

4.1 Implementasi Sistem

Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit yang disebabkan nyamuk dengan

menggunakan certainty factor (faktor kepastian) yang telah di rancang

sebelumnya diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman

borland delphi 7 dan basis datanya menggunakan sql server.

4.1.1 Implementasi Menu Login

Ketika program pertama kali dijalankan maka pertama kali tampil adalah

home pada gambar 4.1 . Pada menu ini terdapat lima pilihan yaitu login, home,

konsultasi penyakit, informasi penyakit dan exit.

(69)

Ketika kita ingin login sebagai seorang pakar maka klik login kemudian

masukkan user name dan password yang ada pada gambar 4.2. Setelah itu pakar

dapat mengubah , menghapus dan menambah yang ada dalam aplikasi yang ada

pada gambar 4.3

Gambar 4.2 login sebagai seorang pakar

(70)

4.1.2 Implementasi Menu User

Pada menu user terdapat enam icon yaitu login, home, konsultasi penyakit,

informasi penyakit, logout dan exit. Si pengguna dapat melakukan konsultasi pada

icon konsultasi penyakit dengan cara mengklik konsultasi penyakit yang dimana

diminta memasukkan nama pasien, jenis kelamin, usia, alamat, telepon. Setelah

mengisi form konsultasi pada gambar 4.4. Kemudian klik gejala yang akan

muncul nama gejala beserta keterangan dan gambar yang ada pada gambar 4.5

dan gambar 4.6 berikut:

(71)

Gambar 4.5 Tampilan Data Gejala Untuk Pengguna

(72)

4.1.3 Implementasi Hasil

Pada menu ini menggambarkan hasil dari gambar 4.3 yang di input oleh si

pengguna. Dari hasil ini terdapat keterangan bahwa si pengguna teridentifikasi

penyakit demam berdarah dengan hasil nilai CF = 0,703 dan juga terdapat foto ciri

– ciri nyamuk demam berdarah serta info yang untuk mengetahui cara mencegah.

Seperti pada gambar 4.7 berikut :

(73)

4.1.3 Implementasi Administrator Area

Pada tampilan administrator area si pakar harus login terlebih dahulu,

kemudian si pakar dapat mengklik yang terdapat di administrator area dan dapat

menambahkan user seperti pada gambar 4.8 :

(74)

4.1.4 Implementasi Data Penyakit

Pada menu data penyakit, pakar dapat menambah jenis gigitan nyamuk

(penyakit) yang digunakan dalam system pakar. Selain itu pakar juga dapat

menghapus dan menambah jenis gigitan nyamuk tersebut jika ada yang tidak tepat

seperti pada gambar 4.9 :

(75)

4.1.5 Implementasi Menu Data Gejala

Pada menu data gejala, pakar dapat memasukkan gejala yang digunakan

dalam system pakar dalam melakukan diagnosis. Selain itu pakar juga dapat

menghapus gejala dari gigitan nyamuk tersebut jika ada yang tidak cocok seperti

pada gambar 4.10 :

(76)

4.1.6 Implementasi Menu Data Diagnosa

Pada menu data diagnosa, pakar dapat memasukkan jenis gigitan nyamuk

(penyakit) , gejala, nilai minimum dan nilai maximum dengan faktor kepastian.

Selain itu pakar juga dapat menghapus data diagnose tersebut jika ada yang tidak

tepat yang ada pada gambar 4.11 :

(77)

5.1 Uji Coba Sistem

Uji coba sistem dilakukan untuk mengetahui kemampuan dari sistem pakar

ini dalam melakukan inferensi dan menghitung nilai faktor kepastian. Berikut ini

adalah hasil beberapa uji coba dari aturan yang digunakan dalam sistem pakar.

5.1.1 Contoh Kasus

Ada suatu kasus, Echa mengalami gejala demam dan pendarahan, sistem

pakar memperkirakan Echa terkena penyebab gigitan oleh nyamuk, dengan nilai

kepercayaan yang telah mengacu pada tabel 3.1 :

Diketahui :

Terdapat 5 macam penyakit yang memiliki gejala demam dan pendarahan, yaitu :

a. Demam Berdarah

b. Malaria

c. Cikungunya

d. Filariasis

e. Japanese Enchephelitis

Maka dengan perhitungan manual :

MB ( Demam Berdarah|demam, pendarahan) = 0.9 + 0,91 x ( 1 – 0,9 )

= 0,9 + 0,91 x 0,1

(78)

MD ( Demam Berdarah|demam, pendarahan) = 0,20 + 0,11 x ( 1 – 0,20 )

CF ( Malaria|demam, pendarahan) = 0,9856 – 0,384 = 0,6016

MB ( Cikungunya|demam, pendarahan ) = 0,89 + 0,12 x ( 1 – 0,89 )

CF ( Cikungunya|demam, pendarahan ) = 0,9032 – 0,384 = 0,5192

MB ( Filariasis|demam, pendarahan ) = 0,91 + 0,20 x ( 1 – 0,91 )

= 0,91 + 0,20 x 0,09

= 0,91 + 0,018 = 0,928

MD ( Filariasis|demam, pendarahan ) = 0,12 + 0,76 x ( 1 – 0,12 )

(79)

= 0,12 + 0,6688 = 0,7888

CF ( Filariasis|demam, pendarahan ) = 0,928 – 0,7888 = 0,1392

MB ( Japanese Enchephelitis|demam, pendarahan ) = 0,86 + 0,32 x ( 1 – 0,86 )

= 0,86 + 0,32 x 0,14

= 0,86 + 0,0448 = 0,9048

MD ( Japanese Enchephelitis|demam, pendarahan ) = 0,20 + 0,23 x ( 1 – 0,20 )

= 0,20 + 0,23 x 0,80

= 0,20 + 0,184 = 0,384

CF ( Japanese Enchephelitis|demam, pendarahan ) = 0,9048 – 0,384 = 0,5208

Dari CF masing – masing penyakit diperoleh nilai CF terbesar penyakit demam

berdarah, sebesar 0,703 sehingga dugaan terbesar echa terkena penyakit demam

berdarah.

Ketika sistem pakar diuji coba dengan input seperti diatas didapat hasil seperti

pada gambar 5.1 berikut :

(80)

69

6.1 Kesimpulan

Bahwa kesimpulan yang didapat dari hasil implementasi rancangan dan uji

coba sistem pakar untuk mendiagnosa akibat gigitan nyamuk dengan

menggunakan faktor kepastian ini antara lain :

1) Sistem dapat mengindentifikasi jenis penyakit yang disebabkan oleh

nyamuk disertai dengan nilai faktor kepastian / metode certainty factor

berdasarkan pemeriksaan gejala fisik. Selain itu sistem pakar ini dapat

memberikan solusi untuk setiap jenis penyakit yang disebabkan oleh

nyamuk.

2) Pakar dapat melakukan akusisi pengetahuan, baik itu berupa basis

pengetahuan , basis aturan maupun solusi.

3) Dalam merancang program ini menggunakan metode certainty.

4) Aplikasi program menggunakan Borland Delphi 7.0

6.2 Saran

Adapun saran untuk pengembangan sistem pakar ini antara lain :

1) Sistem pakar ini hanya dapat mendiagnosa penyakit yang disebabkan oleh

nyamuk tertentu dan terbatas, sehingga untuk pengembangan lebih lanjut

Gambar

Gambar 2.7 Faktor Kepastian dengan Beberapa Premis Gabungan
Gambar 2.10 Pembawa Virus Penyebab Penyakit Demam Berdarah
Gambar 2.11 Pembawa Virus Penyebab Penyakit Chikungunya
Gambar 2.12 Pembawa Virus Penyebab Penyakit Demam Kuning
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari sistem yang dibangun adalah sebuah sistem pakar yang mampu melakukan diagnosa penyakit yang disebabkan oleh nyamuk dengan tingkat akurasi yang baik dan

Hasil dari penelitian ini adalah sistem pakar berbasis website dapat memberikan informasi dan mendiagnosa gejala penyakit campak rubella sesuai dengan pertanyaan yang

Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini akan menggunakan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pencernaan pada manusia dengan menggunakan metode

SiPaPa (Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Pada Organ Pankreas Manusia Menggunakan Metode Certainty Factor) merupakan perangkat lunak yang dibangun untuk membantu pengguna

Dari penjelasan di atas untuk itu penulis membuat suatu sistem pakar mendiagnosa penyakit tanaman kelapa sawit dengan metode certainty factor yang dimaksudkan

Untuk memperoleh data dalam mendiagnosa penyakit Layu Fusarium pada tanaman pisang dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada seorang pakar yang

Proses pada sistem pakar mendiagnosa penyakit ini adalah sebagai berikut.. Form konsultasi berfungsi untuk melakukan konsultasi tentang kemungkinan penyakit yang terjadi pada

Bedasarkan hal tersebut penelitian ini dikembangkan menggunakan metode Certainty factor untuk mendiagnosa penyakit Herpes Zoster, menurut Fitri Wulandari [5] Certainty factor