• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN MENTERI PARIWISATA, POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : KM.82/PW.102/MPPT-88 PRAMUWISATA DAN PENGATUR WISATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEPUTUSAN MENTERI PARIWISATA, POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : KM.82/PW.102/MPPT-88 PRAMUWISATA DAN PENGATUR WISATA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

T E N T A N G

PRAMUWISATA DAN PENGATUR WI SATA

MENTERI PARIWISATA, POS DAN TELEKOMUNIKASI,

Menimbang

Mengingat

a. - bahwa untuk meningkatkan mutu Pramu wis ata dan Pengatur W i s a t a dalam rangka memberikan pelayanan kepada wisatawan, pembinaan Pramuwisata dan Pengatur W isa ta perlu lebih ditingkatkan. ;

b. bahwa sehub u n g a n dengan hal di atas, perlu menetapkan pengaturan tentang Pramuwisata dan Pengatur W i sata ;

1. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979 ; 2. Peraturan P emerintah Nomor 6 Tahun 1980 ; 3. Keputusan Presiden RI Nomor 15 Tahun 1983 ; 4. Instruksi Presiden RI Nomor 9 Tahun 1969 ; 5. Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan

Menteri Dalam Negeri Nomor KM. 292/HK.205/Phb- 79 dan Nomor 208 Tahun 1979 ;

6. Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor K M .0 8 / O T .003/MPPT-83 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor K M . 29/OT .,001 /MPPT-87 ; 7 . Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan

Telekomunikasi Nomor K M .9 6 / H K .10 3 / M P P T - 8 7 .

(2)

- 2 -

M E M U T U S K A N :

Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI PARIWISATA, POS DAN T E L E K O M U N I ­ KASI TEN T A N G P R A MUWISATA DAN P ENGATUR WISATA

W

B-A B I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

a. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pariwisata ;

b. Gubernur adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I ;

c. Pr a muwisata adalah seseorang yang bertugas m emberikan bimbingan, penerangan, dan petunjuk tentang obyek wisata, serta membantu segala sesuatu yang diperlukan wisatawan ; d. Pengatur W i s a ta adalah Pegawai Biro

Perjalanan Umum yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk memimpin dan mengurus perjalanan rombongan wisatawan.

B A B II

W PENGGOLONGAN, TUGAS, DAN RUANG LINGKUP

Pasal 2

(1) P ra muwisata digolongkan menjadi : a. P r a muwisata Muda ;

b. Pramuwisata Madya.

(3)

(2) Persyaratan penggolongan P r amuwi sat a dimaksud ayat (1) ditet a p k a n oleh Direktur Jenderal.

W

w

Pasal 3 (1) Tugas Pram u w i s a t a adalah :

a.

b.

c .

d .

Mengantar wisatawan, baik rombongan maupun perorangan yang mengadakan perjalanan dengan transportasi yang tersedia ;

Memberikan penjelasan tentang rencana perjalanan dan obyek wisata, serta m emberikan penjelasan mengenai dokumen perjalanan, akomodasi, transportasi, dan fasilitas wisatawan lainnya ;

M emberikan petunjuk tentang obyek wisata ;

Membantu menguruskan barang bawaan wisatawan ;

e. Memberikan pertolongan kepada wisatawan yang sakit, mendapat kecelakaan, kehilangan, atau musibah lainnya.

(2) Pramu w i s a t a d a lam melaksan aka n tugasnya harus :

a. Mentaati kode etik profesi ; b. Memakai tanda pengenal (badge) ;

c. Mematuhi acara perjalanan yang telah d i t e t a p k a n .

Pasal 4

( D Pramuwisata Muda bertugas pada satu Daerah Tingkat II di dalam wilayah Daerah Tingk at I tempat sertifikat diberikan ;

(4)

(2) Pramuwisata M a d y a bertugas di d alam wilayah Daerah Tin g k a t I tempat sertifikat diberikan.

Pasal 5

P ra muwisata dalam melaksanakan tugas nya dilarang melakukan kegiatan usaha Biro Perjalanan Umum sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor K M .9 6 / H K .10 3 / M P P T - 8 7 .

W

W

Pasal 6 (1) Tugas Pengatur W i sat a adalah :

a. Mengatur dan memimpin perjalanan rombongan wisatawan ;

b. Memberi petunjuk dan penjelasan yang perlu diketahui oleh p r a muwis ata ;

c. Membantu kelancaran tugas Pramu wis ata ; d. Membantu penyusunan paket w isat a yang

diminta oleh anggota rombongan di luar acara perjalanan.

(2) Pengatur W i sata dalam m e la ksa nakan tugasnya . harus :

a. Mentaati kode etik profesi ; b. Memakai tanda pengenal (badge) ;

c. Mematuhi acara perjalanan yang telah d i t e t a p k a n .

Pasal 7

Pengatur W i sata melakukan t u g a sny a di seluruh Indonesia dan ke luar wilayah Indonesia.

(5)

P E R SYARATAN DAN KEWAJIBAN

Pasal 8 B A B III

(1) Untuk menjadi P r a muwisata dan Pengatur Wisata disyaratkan memiliki sertifikat sebagai hasil mengikuti kursus dan ujian, serta diberikan tanda pengenal (badge) sebagai i j in o p e r a s i o n a l .

(2) Materi ujian, bentuk sertifikat, dan tanda pengenal (badge) Pramuwisata dan Pengatur Wisata ditetapkan Direktur Jenderal.

Pasal 9

(1) Sertifikat, dan tanda pengenal (badge) Pr a muwisata dikeluarkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I atau pejabat yang ditunjuk.

(2) Sertifikat dan tanda pengenal (badge) Pengatur W i s a t a dikeluarkan oleh Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk.

Pasal 10

(1) Untuk mengikuti kursus dan ujian Pramuwisata Muda disyaratkan :

a. W arga Nega r a Indonesia ;

b. Umur s e r e nd ah- r e nd a h n y a 18 (delapan belas) tahun ;

c. Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan baik ;

(6)

d. Menguasai pengetahuan dan mampu m e njelaskan secara menda l a m mengenai

ilmu bumi pariwisata, k e p e n d u d u k a n , pemerintah, sejarah dan kebudayaan Daerah Tin g kat II tempat Pramuwisata Muda berdomisili dan Daerah Tingkat I secara umum ;

e . Pendidikan serendah - rendahnya Sekolah Lanjutan Tin gk at Atas.

(2) Untuk mengikuti kursus dan ujian Pramuwisata Madya disyaratkan :

a. W a r g a Nega r a Indonesia ;

C

O' Umur s e r e n d a h-rendahny a 22 (dua puluh dua) tahun ;

c . Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan lancar ;

d . Memiliki keterampilan m e m baw a rombongan wisatawan ;

e . Menguasai pengetahuan dan mampu m e n jelaskan secara m e n dal am mengenai ilmu bumi pariwisata, kependudukan, pemerintahan, sejarah dan kebudayaan Daerah Ting kat I tempat Pramuwisata M adya berdomisili dan Indonesia secara umum ;

f.

W

Memiliki sertifikat pramuwisa ta muda atau telah berpengalaman di bidang p r a muwisata selama 3 (tiga) tahun ;

9- Pendidikan serendah - rendahnya Sekolah Lanjutan Tin gkat Atas.

(3) Untuk mengikuti kursus dan, ujian Pengatur Wisata d i s yaratkan :

a. W a r g a Nega r a Indonesia ;

b. Umur s e r e n d ah -rend ahnya 25 (dua puluh lima) tahun ;

(7)

c. Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan lancar ;

d. Menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam m emimpin dan mengatur perjalanan w i sata ;

e. Memiliki s ertifikat Pramuw isa ta Madya atau telah berpengalaman di bidang pram u w i s a t a selama 5 (lima) tahun ;

f. Mempunyai pengetahuan dan mampu secara m e n d a l a m menjelaskan mengenai ilmu bumi pariwisata, k e p e n d u d u k a n , pemerintahan, sejarah dan kebudayaan serta atraksi pariw i s a t a di seluruh Indonesia ;

g. Pendidikan serendah - rendahnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

Pasal 11

(1) Pramu w i s a t a berkewajiban melaporkan pelaksanaan tu g asn ya secara berkala kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dengan tembusan kepada Biro Perjalanan Umum yang menugaskannya.

(2) Pengatur w i s a ta berkewajiban membuat p e r t a n g g u n g ja w a b an pelaksanaan tugasnya sebagai bahan Laporan Kegiatan Usaha (LKU) Biro Perjalanan Umum yang bersangkutan.

B A B IV

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 12

Pembinaan Umum P r amuwisata dan Pengatur Wisata dilakukan oleh Menteri Pariwisata, Pos dan T e l e k o m u n i k a s i .

(8)

Pasal 13

(1) Pembinaan dan pengawasan teknis Pr amuwisata dilakukan oleh Pemerintah Daerah yang bersangkutan ;

(2) Pembinaan dan pengawasan Pengatur W isata dilakukan oleh Direktur Jenderal.

Pasal 14

Pramu w i s at a yang telah memiliki sertifikat dan tanda pengenal (badge) diharuskan berhimpun dalam satu wadah organisasi Pramuwisata.

W

- Pasal 15

Pengatur W i sata Asing tidak dibenarkan melakukan tugas pramuwisata di Indonesia dalam bentuk dan cara apapun.

B A B V

S A N K S I

W

Pasal 16

(1) Setiap p e l anggaran terhadap pasal 3 ayat (2), Pasal 5 dan Pasal 6 ayat (2) Keputusan ini dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan atau pembatalan tanda pengenal (badge).

(2) Pencabutan atau pembatalan tanda pengenal (badge) didahului dengan peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturu t-t urut dalam waktu 1 (satu) tahun.

(9)

P a s a l 17

Di samping sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dapat dikenakan sanksi

lainnya menu r u t peraturan peru ndang-undangan yang b e r l a k u .

B A B VI KETENTUAN LAIN

Pasal 18

Ketentuan mengenai seseorang yang dapat memberikan penerangan secara mendal am tentang obyek wisata khusus akan diatur kemudian.

B A B VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 19

(1) Dengan d i t e t a p k a nnya Keputusan ini, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor K M .7 3 / K P .103/Phb-80 tanggal 1 April 1980 tentang Persyaratan dan Tugas Pemimpin Perjalanan Wisata dan P r amuwisata dinyatakan tidak berlaku lagi.

(2) Hal-hal pelaksanaan

lanjut oleh

yang memerlukan ~ pengaturan dalam Keputusan .ini diatur lebih Direktur Jenderal.

(10)

- 10 -

Pasal 20

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

D itetapkan di : J A K A R T A Pada tanggal : 17 September 1988

C

Referensi

Dokumen terkait

d) Dan lain-lain yang berhubungan erat dengan PATA Chapters World Congress 1991. 2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan menyampaikan laporan kepada Ketua

[1] Barotrauma merupakan segala sesuatu yang diakibatkan oleh tekanan kuat yang tiba-tiba dalam ruangan yang berisi udara pada tulang temporal, yang diakibatkan oleh kegagalan

Menurut Nurhasanah (2014: 15), bahasa gaul adalah gaya bahasa yang merupakan perkembangan atau modifikasi dari berbagai macam bahasa, termasuk bahasa

10 Volume Diisi dengan jumlah yang dibutuhkan untuk tiap- tiap sumber daya pada tiap-tiap sektor evakuasi 11 Satuan Diisi dengan satuan tiap-tiap volume, seperti buah,

[r]

D.2.3 Berapa luas lahan yang ditanam dengan tanaman pertanian utama. D.2.3.1 Apakah di desa ini sudah menggunakan

Berdasarkan pemaparan pada latarbelakang masalah tersebut, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam kajian penelitian ini adalah penduduk yang melakukan

Pada potongan Kode Program 3 adalah perintah untuk mem-filter jika di dapat data speed mesin menjadi 0 m/s. Perintah pengecekan dan pembacaan data dapat dilihat pada baris