JTRESDA
Journal homepage: https://jtresda.ub.ac.id/
*Penulis korespendensi: dhimas_raditya2@yahoo.com
Kajian Distribusi Konsentrasi Sedimen Suspensi Menggunakan TSS Meter pada Sungai Brantas di Desa Pendem Kota Batu
Dhimas Raditya Wiryamanta1*, Sumiadi1, Very Dermawan1
1 Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Jalan MT. Haryono No. 167, Malang, 65145, INDONESIA
*Korespondensi Email: dhimas_raditya2@yahoo.com
Abstract: The river is the site of sedimentation, which sediment is sourced from erosion and erosion of the soil layer on the slopes of the river. This sedimentation can decrease water utilization because it results in reduced capacity and water quality in rivers, irrigation channels, reservoirs, and others. So research is needed to find out the distribution of suspension sediment concentrations to plan the steps in the management of water along the river. The method used in solving this problem is to use portable TSS Meter, Partech 740 structure to facilitate the collection of the concentration of suspension sediment in the field easily at any given height. This study was conducted ten (10) times sampled at different times and days using portable TSS Meter aids to determine the distribution value of suspension sediment concentration at each flow depth. In this study, there is a relationship between flow discharge (Qw) and suspension sediment discharge (Qs) with the equation Qs = 1.1071.Qw2.3488, and there is a relationship between flow discharge and the average suspension sediment concentration with the equation C = 12.813.Qw1.3488, and the last obtained magnitude of rouse exponent factor is in the range of 0.01435 – 0.054064.
Keywords: Discharge, River, Sediment Concentration, Suspended Load, TSS meter Abstrak: Sungai merupakan tempat terjadinya sedimentasi, yang sedimen bersumber dari erosi maupun pengikisan lapisan tanah pada lereng sungai. Dengan adanya sedimentasi ini dapat menurunkan pemanfaatan air karena mengakibatkan pengurangan kapasitas dan kualitas air di sungai, saluran irigasi, waduk, dan lainnya.
Sehingga dibutuhkan penelitian untuk mengetahui distribusi konsentrasi sedimen suspensi untuk memperhitungkan langkah dalam pengelolaan bangunan air di sepanjang sungai. Metode yang digunakan dalam mengatasi permasalahn ini yaitu dengan menggunakan alat bantu portable TSS Meter dengan type Partech 740 guna mempermudah pengambilan besaran konsentrasi sedimen suspensi di lapangan dengan mudah disetiap ketinggian tertentunya. Penelitian ini dilakukan sebanyak sepuluh (10) kali pengambilan sample pada waktu dan hari yang berbeda menggunakan alat bantu portable TSS Meter untuk mengetahui nilai distribusi konsentrasi sedimen suspensi pada tiap kedalaman aliran. Pada penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara debit aliran (Qw) terhadap debit sedimen suspensi (Qs) dengan persamaan Qs = 1.1071.Qw2.3488, sehingga didapatkan
380
hubungan antara debit aliran terhadap konsentrasi sedimen suspensi rata-rata dengan persamaan C = 12.813.Qw 1.3488, dan terakhir didapatkan besaran faktor eksponen Rouse berada antara range 0.01435 – 0.054064.
Kata kunci: Debit, Konsentrasi Sedimen, Sedimen Suspensi, Sungai, TSS Meter
1. Pendahuluan
Sungai mengalir dari hulu dalam kondisi kemiringan lahan yang curam berturut-turut menjadi agak curam, agak landai, dan relatif rata, mulai dari mata air hingga muara. Ada dua fungsi utama sungai secara alami yaitu mengalirkan air dan mengangkut sedimen hasil erosi pada Daerah Aliran Sungai (DAS) dan alurnya, kedua fungsi ini terjadi bersamaan dan saling mempengaruhi [1].
Sedimentasi adalah proses pembentukan material atau sedimen yang terbentuk dari pengendapan suatu material atau asalnya di suatu tempat yang disebut lingkungan sedimen, berupa sungai. Muara, telaga, muara delta, laut dangkal hingga laut dalam. Sedimen yang mana merupakan sumber permasalahan hingga berdampak pada sungai, maka perlu diadakannya penelitian ini guna mengetahui muatan sedimen suspensi (suspended load) di sungai, sehingga dapat memberikan alternatif pemecahan masalah berapa besar sedimen yang terjadi pada bagian hulu Sungai Brantas [2].
Menurut (Sucipto, 2008), terjadinya erosi dan sedimentasi bergantung pada beberapa faktor yaitu curah hujan, kemiringan lereng, karakteristik tanaman penutup tanah dan kemampuan tanah dalam menyerap air dan melepaskannya ke tanah dangkal. Hal ini dilaksanakan agar dapat mengurangi dampak kerugian yang terjadi dan memaksimalkan keefektifan fungsi sungai dan bangunan air [3].
Penelitian kali ini mengkaji tentang distribusi konsentrasi sedimen suspensi dengan cara mencari nilai besaran konsentrasi sedimen suspensi dan persebaran sedimen suspensi secara vertikal disetiap kedalamannya menggunakan alat TSS Meter Partech 740 yang mana portable sehingga mudah dibawa dan digunakan, kemudia mencari.
Penelitian kali ini mengkaji tentang distribusi konsentrasi sedimen suspensi dengan cara mencari nilai besaran konsentrasi sedimen suspensi dan persebaran sedimen suspensi secara vertikal disetiap kedalamannya menggunakan alat TSS Meter Partech 740 yang mana portable sehingga mudah dibawa dan digunakan, kemudia mencari.
2. Bahan dan Metode
Dalam penelitian ini dibutuhkan berbagai data dan metode untuk dilakukan pengolahan. Data tersebut berupa data pengukuran debit saluran (primer), data pengukuran debit bendung (sekunder), data pengukuran tinggi muka air (primer), data pengukuran kecepatan air (primer), data pengukuran kosentrasi sedimen suspensi (primer), data gambaran visual penelitian (primer), data peta lokasi penelitian (sekunder). Untuk mendapatkan data-data yang telah tertera pada kalimat sebelumnya dan metode yang digunakan akan dijelaskan sebagai berikut :
2.1 Bahan
a. Alat Ukur Kecepatann
Pengukuran kecepatan aliran menggunakan current meter Global Water FP111 adalah sebuah peralatan yang didesain dengan kuat dan memiliki akurasi yang tinggi untuk pengukuran arus air pada saluran terbuka dan saluran tertutup sebagian. Alat pengukur kecepatan arus air terdiri dari baling-baling dan bantalan air untuk mengukur kecepatan arus air, yang digabungkan dalam sebuah alat genggam diakhiri dengan tampilan komputasi layar LCD. Program komputer pada alat pengukur arus air menggabungkan rerata kecepatan sesungguhnya untuk semua pengukuran kecepatan yang paling akurat. Tampilan layar utama komputer menampilkan kecepatan sesaat dan
381 yang telah diperbarui dalam sepersekian detik. Tampilan kedua dapat mengalihkan antara kecepatan rata-rata, kecepetan minimal atau maksimal, dan waktu yang dapat digunakan untuk menghitung lama pengukuran dalam satuan detik bahwa pengukuran masih dilaksanakan.
Komputer pada alat pengukur kecepatan arus dibungkus tersendiri dan tertutup. Alat ini dilengkapi dengan baterai litium yang dapat bertahan kurang lebih selama 5 tahun tergantung pemakaiannya. Alat ini dapat mengapung, tahan goncangan dan tahan air sehingga aman digunakan dalam kondisi lingkungan yang basah.
Gambar 1. Current Meter Global Water Type FP111 b. Alat Ukur Konsentrasi Sedimen Suspensi
Pengukuran konsentrasi sedimen suspense menggunakan alat portable TSS Meter Partech 740.
Alat ini dilengkapi sensor yang dapat mengukur konsentrasi sedimen suspensi yang terkandung dalam aliran pada titik tertentu dalam satuan mg/l. Secara spesifik type alat ini memiliki kemampuan mengukur jumlah total zat padat yang tersuspensi baik zat organik maupun anorganik di dalam air. Sedimen suspensi (Suspended load) hal ini dapat dilihat sebagai material dasar sungai (bed material) yang mengapung di aliran sungai, terutama terdiri dari partikel-partikel pasir halus yang selalu mengapung di dasar sungai, karena selalu terdorong ke atas oleh turbulensi aliran. [4]
Gambar 2. TSS Meter Partech 740
382
c. Alat Ukur Kedalaman Aliran
Pengukuran kedalaman aliran di sungai atau saluran terbuka menggunakan bak ukur atau rambu ukur. Rambu ukur adalah mistar ukur yang umumnya mempunyai satuan panjang terkecilnya adalah centimeter dan digunakan sebagai target yang dibidik dari alat ukur. Bak ukur ini berbentuk mistar ukur yang besar terbuat dari alumunium yang kuat dan ringan serta diberi skala pembacaan.
Rambu ukur tersedia dalam beberapa ukuran yaitu 3 meter, 4 meter, 5 meter, 6 meter, 7 meter.
Skala rambu ini dibuat dalam cm, tiap-tiap blok merah, putih, atau hitam menyatakan 1 m, setiap 5 blok tersebut berbentuk huruf E yang menyatakan 5 cm, tiap 2 buah E menyatakan 1 dm. Tiap-tiap meter diberi warna yang berlainan, merah-putih dan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan dalam pembacaan rambu.
Gambar 3. Rambu Ukur 2.2 Metode
Metode adalah suatu proses atau cara sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dengan efisiensi, biasanya dalam urutan langkah-langkah tetap yang teratur. Adapun langkah – langkah dalam pengerjaan studi ini yaitu:
383 Mulai
Persiapan : 1. Studi Pustaka 2. Pemeriksaan Alat
3. Tinjauan Lokasi
Peninjauan Lapangan : 1. Pengukuran Dimensi Luas
Penampang Basah Saluran 2. Pengukuran Kecepatan Aliran Air
3. Pengukuran TSS
Debit Aliran Air (Qw)
Debit Aliran Sedimen (Qs)
Analisa Grafik Hubungan Qs dan Qw
Persaman Hubungan Qs dan Qw
Kesimpulan Mengkur Kecepatan Air
(V) di setiap pias pada 3 bagian saluran yaitu kiri, as,
dan tengah
Konversi besaran konsentrasi Sedimen Suspensi dari mg/l menjadi
ton/hari Mengukur Tinggi saluran
(h) dan Lebar Saluran (B) Sehingga di dapat Luas Penampang Saluran (A)
Mengukur TSS dan didapatkan besaran konsentrasi sedimen suspensi di aliran air
Selesai
Dari data konsentrasi sedimen suspensi didapatkan distribusi konsentrasi sedimen
suspensi
Gambar 4. Diagram Alir Pengerjaan 2.3 Persamaan
Persamaan dan rumus harus menggunakan huruf pada Equation Editor (atau MathType). Persamaan tidak boleh disajikan dalam bentuk gambar. Persamaan harus diberi nomor berdasarkan nomor bagian sebagai berikut:
384
a. Kecepatan Aliran
Pengukuran kecepatan aliran air diperlukan untuk menentukan rata-rata dari kecepatan aliran air pada lokasi yang diinginkan. Untuk setiap sisi bagian sungai diambil 3 bagian yaitu kiri, tengah, kanan dengan rumus yang sama. Pada pengambilan data juga menggunakan 2 sample tinggi muka air sebesar 0,2 m dan 0,8 m. [5]
𝑉 = 𝑉0,2ℎ+ 𝑉0,8ℎ
2 Pers. 1 𝑉̅ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑉𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛+ 𝑉𝑎𝑠+ 𝑉𝑘𝑖𝑟𝑖
3 Pers. 2 b. Perhitungan Bentuk Penampang
Menurut Suripin (2004), penampang basah melintang saluran memiliki lebar (b) dengan kedalaman air (D), luas penampang basah (A) [6] dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐴 = 𝑏 × 𝐷 Pers. 3 c. Perhitungan Debit
Debit yang digunakan merupakan penjumlahan debit saluran dan debit bendung. Untuk menghitung debit (Q), [7] rumus empiris berikut dapat digunakan untuk pengukuran:
𝑄𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛 = 𝑉 × 𝐴 Pers. 4 𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙= 𝑄𝑆𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛+ 𝑄𝐵𝑒𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔 Pers. 5
d. Perhitungan Luas Pias pada Nilai Konsentrasi Sedimen Suspensi 𝐴1 =𝐶1 + 𝐶2
2 × (𝑦1 − 𝑦2) Pers. 6 e. Perhitungan Luasan Total Sedimen dengan Tinggi Air
𝐶 =𝐴𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
ℎ Pers. 7 f. Perhitungan Konsentrasi Sedimen Suspensi Teoritis
Adapun persamaan yang digunakan menggunakan rumus Rouse [8] untuk menghitung besaran konsentrasi sedimen dengan perhitungan secara teoritis sebagai berikut:
𝐶
𝐶𝑎= (𝐷 − 𝑦 𝑦
𝑎 𝐷 − 𝑎)
𝑧
Pers. 8
g. Perhitungan Debit Sedimen Suspensi (Qs) [9]
𝑄𝑆= 𝐶 × 𝑄 Pers. 9 3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Kecepatan Aliran
Pengukuran kecepatan aliran air diperlukan untuk menentukan rata-rata dari kecepatan aliran air pada lokasi yang diinginkan. Pengukuran diambil sebanyak sepuluh (10) kali pengambilan data dengan hari yang berbeda dengan hasil sebagai berikut :
385 Tabel 1: Kecepatan Rata-rata Aliran Air
Debit V Kiri V As V Kanan V rerata
1 0,600 1,000 0,950 0,850
2 0,550 1,000 0,750 0,767
3 0,950 1,150 1,000 1,033
4 0,850 0,800 0,900 0,850
5 0,800 0,850 0,750 0,800
6 0,450 0,800 0,600 0,617
7 0,550 0,850 0,600 0,667
8 0,700 0,850 0,600 0,717
9 0,600 0,750 0,500 0,617
10 0,450 0,800 0,500 0,583
3.2. Penampang Aliran
Pengukuran penampang dilakukan untuk mendapatkan luas penampang basah pada lokasi yang digunakan guna menghitung debit aliran.
Tabel 2: Luas Penampang Saluran (A)
Debit B D A
(m) (m) (m2)
1.
2
0,40 0,8
2. 0,46 0,92
3. 0,46 0,92
4. 0,47 0,94
5. 0,65 1,3
6. 0,72 1,44
7. 0,75 1,5
8. 0,75 1,5
9. 0,67 1,34
10. 0,62 1,24
Tabel 3: Debit Saluran Irigasi Primer
No. V Rerata A Q saluran
1. 0,850 0,800 0,680
2. 0,767 0,920 0,705
3. 1,033 0,920 0,951
4. 0,850 0,940 0,799
5. 0,800 1,300 1,040
6. 0,617 1,440 0,888
7. 0,667 1,500 1,000
8. 0,717 1,500 1,075
386
No. V Rerata A Q saluran
9. 0,617 1,340 0,826
10. 0,583 1,240 0,723
Tabel 4: Debit Total
No. Q Saluran Q Bendung Q Total
1. 0,680 3,733 4,413
2. 0,705 3,733 4,438
3. 0,951 3,733 4,684
4. 0,799 3,733 4,532
5. 1,040 3,470 4,510
6. 0,888 4,849 5,737
7. 1,000 5,747 6,747
8. 1,075 3,470 4,545
9. 0,826 6,374 7,200
10. 0,723 6,374 7,097
3.3. Pengukuran Konsentrasi Sedimen Suspensi dengan TSS Meter
Pengukuran konsentrasi sedimen diperlukan untuk menentukan dan melihat berapa besaran sedimen suspensi yang terangkut dengan aliran air. Pengambilan data dilakukan secara vertikal pada setiap ketinggian tertentu, pengambilan sample konsentrasi sedimen dengan pengambilan dilakukan berkala disesuaikan dengan perubahan debit yang terjadi pada sungai lokasi penelitian.
Tabel 5: Distribusi Sedimen Suspensi 13 Januari.
No. C (mg/l) y (cm)
1. 86,8 40
2. 90,4 36
3. 90,9 32
4. 92,4 28
5. 94,2 24
6. 96,2 20
7. 100 16
8. 101,8 12
9. 111,8 8
10. 126 4
11. 126,4 0
387 Gambar 5: Distribusi Konsentrasi Sedimen Suspensi Tanggal 13 Januari 2020
3.5. Perhitungan Konsentrasi Rata – Rata Sedimen Suspensi
Untuk contoh perhitungan mencari konsentrasi rerata sedimen suspensi (
C
) dengan cara menghitung luas total kemudian dibagi dengan total kedalaman di saluran tersebut.Gambar 6: Luas per pias pada suatu kedalaman
Tabel 6: Luasan Distribusi Konsentrasi Sedimen Suspensi Tiap Pias
Pias Luas Pias
A1 354,4
A2 362,6
A3 366,6
A4 373,2
A5 380,8
0 10 20 30 40 50 60 70 80
0 100 200
y (cm)
C (mg/l)
C Pengukuran
388
Pias Luas Pias
A6 392,4
A7 403,6
A8 427,2
A9 475,6
A10 378,6
Total 3915
Tabel 7: Debit Aliran beserta Konsentrasi Sedimen Suspensi Rata-Rata
Tanggal Qw (m3/s) C̅ (mg/l)
13 Jan 2020 4,413 97,875
14 Jan 2020 4,438 102,222
15 Jan 2020 4,684 94,513
16 Jan 2020 4,532 113,383
24 Jan 2020 4,510 71,232
03 Feb 2020 5,737 183,474
04 Feb 2020 6,747 189,224
06 Feb 2020 4,545 97,973
11 Feb 2020 7,200 167,154
13 Feb 2020 7,097 153,495
Gambar 7: Grafik Hubungan Q dengan C Rerata
Pada gambar diatas data debit aliran (Qw) dan sedimen (C) di korelasikan dalam bentuk scatter.
Dari hasil gambar terlihat persamaan regresinya senilai y =12,813.x1,3488 atau bisa dibilang C = 12,813.Qw1,3488 .
3.6. Perhitungan Konsentrasi Sedimen Suspensi Teoritis
Sedimen merupakan bagian dari transformasi dari berbagai sumber, mineral atau bahan organik yang diendapkan oleh udara, angin, es atau air dan media lainnya termasuk mengapung di air atau zat disimpan dalam air ataupun dalam larutan kimia [10].
Dibutuhkan profil perbandingan antara konsentrasi sedimen suspensi dari hasil pengukuran dengan konsentrasi sedimen suspensi berdasarkan perhitungan teoritis, adapun persamaan yang
y = 12,813x1,3488
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
0 2 4 6 8
C rata rata (mg/l)
Q (m3/s)
389 digunakan menggunakan rumus Rouse untuk menghitung besaran konsentrasi sedimen dengan perhitungan secara teoritis sebagai berikut:
Tabel 8: Debit Aliran beserta Konsentrasi Sedimen Suspensi Rata-Rata
No. C Pengukuran y D C Teoritis
(mg/l) (cm) (cm) (mg/l)
1 86,8 39
40
76,99
2 90,4 36 85,94
3 90,9 32 91,33
4 92,4 28 95,10
5 94,2 24 98,31
6 96,2 20 101,34
7 100,0 16 104,47
8 101,8 12 108,00
9 111,8 8 112,45
10 126,0 4 119,51
11 126,4 1 133,41
Tabel 9: Ct/Ca dengan C/Ca
Ct/Ca C/Ca y/D
(mg/l) (cm)
0,609 0,687 0,98
0,680 0,715 0,90
0,723 0,719 0,80
0,752 0,731 0,70
0,778 0,745 0,60
0,802 0,761 0,50
0,827 0,791 0,40
0,854 0,805 0,30
0,890 0,884 0,20
0,945 0,997 0,10
1,055 1,000 0,03
Kemudian setelah didapatkan perbandingan besaran konsentrasi sedimen secara teoritis dengan konsentrasi sedimen secara pengukuran maka didapatkan grafik hubungan seperti dibawah ini.
390
Gambar 8: Grafik Hubungan Q dengan C Rerata
3.7. Perhitungan Debit Sedimen Suspensi (Qs)
Menghitung debit Sedimen Suspensi (Qs) dengan satuan (ton/hari) dengan cara mengalikan Konsentrasi Sedimen Suspensi (C) yang menggunakan satuan (mg/l) dengan Debit Air (Q) yang menggunakan satuan (m3/s) yang mana output dari hasilnya berupa satuan (ton/hari) sehingga harus dikonversikan terlebih dahulu.
Tabel 10: Konsentrasi Sedimen Suspensi (Qs)
No. Tanggal Pengukuran Qs (ton/hari)
1 13 Januari 2020 37,319
2 14 Januari 2020 39,200
3 15 Januari 2020 38,248
4 16 Januari 2020 44,398
5 24 Januari 2020 27,755
6 03 Februari 2020 90,940
7 04 Februari 2020 110,307
8 06 Februari 2020 38,471
9 11 Februari 2020 103,981
10 13 Februari 2020 94,118
3.8. Hubungan Debit Angkutan Sedimen Suspensi (Qs) dengan Debit Aliran (Qw) Tabel 11: Qw, C Rerata, dan Qs
Tanggal Qw (m3/s) C̅ (mg/l) Qs (ton/hari)
13 Jan 20 4,413 97,875 37,319
14 Jan 20 4,438 102,222 39,200
15 Jan 20 4,684 94,513 38,248
16 Jan 20 4,532 113,383 44,398
24 Jan 20 4,510 71,232 27,755
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
0 0,5 1 1,5
y/D (cm)
C/Ca (mg/l)
C Teoritis
C Pengukuran
Ca : 126,4 mg/l a : 2 cm z : 0,07503
391
Tanggal Qw (m3/s) C̅ (mg/l) Qs (ton/hari)
03 Feb 20 5,737 183,474 90,940
04 Feb 20 6,747 189,224 110,307
06 Feb 20 4,545 97,973 38,471
11 Feb 20 7,200 167,154 103,981
3 Feb 20 7,097 153,495 94,118
Berdasarkan pada pengukuran data Debit Aliran (Qw) dan Konsentrasi Sedimen (C), dapat di hitung Debit Sedimen Suspensi (Qs), maka dibuat persamaan lengkung debit suspensi yaitu Grafik Hubungan Qs dengan Qw.
Gambar 9: Hubungan Qw dan Qs
Pada gambar diatas data debit aliran (Qw) dan sedimen (Qs) di korelasikan dalam bentuk scatter. Dari hasil gambar terlihat persamaan regresinya senilai y =1,1071.x2,3488 atau bisa dibilang Qs
= 1,1071.Qw2,3488. Hal ini menunjukkan tingkat korelasi antara debit sedimen dengan debit aliran (Qw) dan debit sedimen (Qs) yang mana semakin tinggi nilai debit aliran (Qw) maka semakin tinggi juga nilai debit sedimen suspensi (Qs).
Hal ini disebabkan oleh karakteristik fisik dari DAS Brantas hulu yang berada pada area terbuka dan banyaknya nya erosi lahan sepanjang DAS, oleh karenanya aliran air permukaan (surface runoff) langsung mengarah dan terlimpas ke sungai.
4. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan :
1. Distribusi konsentrasi sedimen suspensi pada Sungai Brantas Hulu, di Desa Pendem, berdasarkan persamaan Rouse, didapatkan kedalaman referensi atau a = 0.05 D berada pada kedalaman 2,00 – 3,75 cm dari dasar aliran, dengan konsentrasi sedimen suspensi pada titik referensi atau Ca berada pada range 84,8 - 200 mg/l. Didapatkan pula faktor eksponen Rouse atau disebut juga angka Rouse yaitu nilai z berada pada range nilai 0,014 – 0,054.
2. Didapatkan adanya hubungan antara konsentrasi sedimen suspensi rata-rata dengan debit aliran di lokasi dengan persamaan sebagai berikut :
C = 12,813 . Qw13488
y = 1,1071x2,3488 R² = 0,889
0 20 40 60 80 100 120
0 2 4 6 8
Qs (ton/hari)
Q (m3/l)
392
Dimana C merupakan konsentrasi sedimen suspensi rata-rata dengan satuan mg/l dan Q merupakan debit aliran dengan satuan m3 /s.
3. Hubungan antara debit aliran air (Qw) dengan debit sedimen suspensi (Qs) memiliki korelasi yang sangat kuat dibuktikan dengan peningkatan debit sedimen ketika debit aliran air meningkat.
Berdasarkan data pengukuran, hubungan antara Qs dan Qw diwakili oleh persamaan Qs = 1,1071.Qw2,3488.
5. Saran
Berdasarkan keterbatasan lingkup penelitian dan untuk lebih menyempurnakan penelitian, saran yang diberikan berdasarkan hasil analisa yaitu agar dapat memperhatikan lebih rinci disetiap parameter parameter yang diperlukan dalam penelitian terhadap mencari hubungan debit sedimen dengan debit aliran air, menggunakan data dengan jumlah lebih banyak dan kurun waktu yang lebih panjang, serta perlu dikaitkan dengan intensitas hujan pada wilayah DAS agar mendapatkan hasil penelitian yang komprehensif. Semakin banyak data yang digunakan maka akan menghasilkan tingkat akurasi yang baik pula.
Daftar Pustaka
[1] Mulyanto, H. R. (2007). Sungai Fungsi dan sifat-sifatnya. Graha Ilmu. Yogyakarta.
[2] Pettijohn, F. J. (1975). Sedimentary Rock: Harper & Row Publishers, New YorkEvanston-San Fransisco-London.
[3] Sucipto. 2008. Kajian Sedimentasi di Sungai Kaligarang dalam Upaya Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Kali Garang Semarang. Tesis Program Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang.
[4] Loebis. 1993. Hidrologi Sungai. Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Jakarta.
[5] Badan Standarisasi Nasional. 2015. Tata Cara Pengukuran Debit Aliran Sungai dan Saluran Terbuka Menggunakan Alat Ukur Arus dan Pelampung. SNI No. 8066:2015. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
[6] Suripin. 2004. Sistem Drainase Yang Berkelanjutan. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
[7] Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
[8] Rouse, H. (1937). Pressure distribution and acceleration at the free overfall. Civ. Eng, 7(7), 518.
[9] Asdak, C. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
[10] Pipkin, B.W. 1977. Laboratory Exercise in Oceanography. San Fransisco : W.H. Freeman and Company. Poerbandono, A. Basyar, A. B. Harto.