• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK EKSTRAK SELEDRI (Apium graveolens L.Var. Sylvester) TERHADAP KADAR ASAM URAT TIKUS PUTIH (Rattus novergicus Berkenhout 1769) GALUR WISTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EFEK EKSTRAK SELEDRI (Apium graveolens L.Var. Sylvester) TERHADAP KADAR ASAM URAT TIKUS PUTIH (Rattus novergicus Berkenhout 1769) GALUR WISTAR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

EFEK EKSTRAK SELEDRI (Apium graveolens L.Var. Sylvester) TERHADAP KADAR ASAM URAT TIKUS PUTIH (Rattus

novergicus Berkenhout 1769) GALUR WISTAR

Lisda Mei Rista1, Titrawani2

1Mahasiswa Progam Studi S1 Biologi

2Dosen Bidang Zoologi Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru

[email protected]

ABSTRACT

Celery (Apium graveolens L. Var. Sylvester) is an herb that has the potential as an alternative traditional medicine for anti-hyperuricemia because it contains flavonoids, 3-n butylphthalide, and vitamin C, which can inhibit the action of the Xantin Oxidase enzyme that acts as catabolism of purines into uric acid. The aim of this study was to test the celery extract at various doses to reduce uric acid levels in male white rats. This study consisted of K- (aspirin 12.6 mg/kg BW), K + (normal feed), P (celery extract 100 mg/kg BW + aspirin 12.6 mg/ kg BW).

The results of the study concluded that celery extract affected uric acid levels. P treatment with a dose of 100 mg/kg BW can reduce uric acid levels from 8.70 mg / dl to 4.53 mg/dl.

Keywords: Aspirin, celery , flavonoids, uric acid levels, xanthine oxidase.

ABSTRAK

Seledri (Apium graveolens L. Var. Sylvester) adalah herba yang berpotensi sebagai obat tradisional alternatif antihiperurisemia karena memiliki kandungan flavonoid, 3-n butilphthalide, dan vitamin C, yang dapat menghambat kerja enzim Xantin Oksidase yang berperan sebagai katabolisme purin menjadi asam urat.

Penelitian bertujuan untuk melakukan uji terhadap ekstrak seledri dengan berbagai dosis dalam penurunan kadar asam urat pada tikus putih jantan.

Penelitian ini dari K- (aspirin 12,6 mg/kg BB), K+ (pakan normal), P (ekstrak seledri 100 mg/kg BB + aspirin 12,6 mg/kg BB). Hasil penelitian disimpulkan bahwa pemberian ekstrak seledri memberikan efek terhadap kadar asam urat.

Perlakuan P dengan dosis 100 mg/kg BB dapat menurunkan kadar asam urat dari 8.70 mg/dl menjadi 4.53 mg/dl.

Kata Kunci: Aspirin, flavonoid, kadar asam urat, seledri, xantin oksidase.

(2)

2 PENDAHULUAN

Asam urat merupakan hasil metabolisme protein yang berasal dari tubuh dan dari makanan yaitu, protein hewani (daging, hati,dan seafood) dan protein nabati (kacang dan buncis) (Sustrani et al. 2006).

Asam urat dengan kadar normal memiliki fungsi sebagai antoksidan dan bermanfaat sebagai regenerasi sel. Kekurangan asam urat dapat menyebabkan kerusakan sel tubuh karena kekurangan antioksidan yang bisa melawan radikal bebas yang terdapat pada sel-sel tubuh.

Tetapi asam urat menjadi berbahaya bagi tubuh jika melebihi batas normal (Pusparini 2015).

Penyakit asam urat lebih banyak dialami oleh laki-laki dibandingkan perempuan karena perempuan memiliki hormon estrogen yang mengeksresikan asam urat melalui urin (Mansjoer 2004). Kadar normal asam urat di dalam darah pada wanita berkisar 2,4 – 6,0 mg/dl, kadar asam urat darah normal pria 3,0 – 7,0 mg/dl (Signh et al. 2010). Sedangkan kadar asam urat darah pada tikus berkisar 1,2- 5,0 mg/dl. Perbedaan kadar asam urat darah manusia dan tikus disebabkan oleh enzim urikase yang dimiliki tikus (Murray et al. 2003).Pemicu terbentuknya asam urat adalah enzim xantin oksidase yang mengubah purin menjadi asam urat (Himawan et al.

2017). Asam urat yang terbentuk dapat diserap dan selanjutnya diekskresikan ke dalam urin (Heryanto 2003). Senyawa antioksidan seperti flavonoid menghambat XO dengan mekanisme inhibisi kompetitif karena memiliki struktur antara flvonoid dengan xantin (Schmeda 1996). Kadar asam urat yang tinggi

dapat menyebabkan gout arthitis akibat terbentuknya kristal asam urat pada sendi, hingga akhirnya menimbulkan peradangan. Salah satu obat yang digunakan untuk mengatasi asam urat adalah allopurinol, namun jika dikonsumsi secara terus menerus dapat mengakibatkan efek samping. Oleh karena itu, diperlukan terapi alternatif untuk menggantikan allopurinol. Salah satu tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai obat adalah seledri yang berpotensi sebagai obat tradisional alternatif antihiperurisemia karena memiliki kandungan flavonoid, 3-n butilphthalide dan vitamin C yang berperan sebagai antioksidan (Lestari et al. 2018). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji terhadap ekstrak seledri dengan berbagai dosis dalam penurunan kadar asam urat pada tikus putih jantan.

METODE

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 hingga Januari 2020. Penelitian dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau, Pekanbaru.

Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap. Terdiri dari K- (aspirin 12,6 mg/kg BB), K+ (pakan normal), dan P (ekstrak seledri 100 mg/kg BB + aspirin 12,6 mg/kg BB). Masing-masing dengan 3 ulangan. Pengamatan dilakukan pada interval waktu yang berbeda hari ke 0, 7, 14, 21. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur wistar, bobot

badan 180-200 gram,

(3)

3 diperoleh dari pasar hewan

pekanbaru.

Seledri yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan ekstrak didapatkan supermarket.

Dosis ekstrak seledri diberikan berdasarkan berat tubuh tikus.

Sebelum pemberian ekstrak seledri tikus di induksikan aspirin dengan tujuan menaikkan kadar asam urat tikus. Aspirin diberikan secara oral dengan dosis 12,6 mg/kg BB dengan sekali pemberian dengan rentang waktu selama 7 hari. Pemberian aspirin bertujuan untuk membuat tikus menjadi hiperurisemia.

Pengukuran kadar asam urat tikus putih jantan menggunakan alat Autocheck strip asam urat.

Pengukuran dilakukan seminggu sekali selama 21 hari.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang didapat dari pemberian ekstrak seledri terhadap kadar asam urat tikus

membuktikan bahwa ekstrak seledri mampu menurunkan kadar asam urat pada tikus. Hasil analisis data menunjukkan bahwa setelah pemberian ekstrak seledri dari hari ke-7 hingga hari ke-21 menandakan bahwa terjadi penurunan kadar asam urat tikus. Hal ini berarti ekstrak seledri berpengaruh nyata terhadap penurunan kadar asam urat tikus putih jantan karena memiliki nilai signifikan <0,05.

Hasil penelitian kemudian dilanjutkan dengan uji DMRT untuk melihat perbedaan kadar asam urat tikus antar perlakuan selama masa perlakuan (hari ke-14, dan 21). Pada hari ke-7 terjadi peningkatan kadar asam urat pada tikus yang disebabkan oleh pemberian aspirin.

Pada hari ke-21 kelompok perlakuan memperlihatkan nilai kadar asam urat berbeda nyata dengan dengan kontrol negatif dan tidak berbeda nyata dengan kontrol positif (Tabel 4.1).

Tabel 4.1 Kadar Asam Urat Tikus Putih Jantan Setelah Pemberian Ekstrak Seledri.

Kelompok Kadar Asam Urat (mg/dl)

Hari Ke-0 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 K+

K - P

4.56a 4.93a 4.46a 3.39a

6.86a 11.80a 11.46b 11.13b 4.23a 8.70a 6.26ab 4.53a Keterangan:

* Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata pada uji DMRT α = 0,05.

* Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada uji DMRT α = 0,05.

*(K +)pakan normal, (K -) aspirin 12,6 mg/kg BB, dan (P) aspirin 12,6 mg/kg BB + ekstrak seledri 100 mg/kg BB

(4)

4 Hasil uji pada Tabel 4.1

memperlihatkan bahwa pada hari ke- 0 kelompok perlakuan dan kelompok kontrol memiliki nilai kadar asam urat normal dan tidak berbeda nyata untuk setiap kelompok. Sedangkan, pada hari ke-7 nilai kadar asam urat tikus pada kontrol negatif dan kelompok perlakuan mengalami peningkatan tetapi tidak berbeda nyata terhadap kontrol positif. Pada hari ke-14 kontrol negatif berbeda nyata terhadap kontrol positif, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan. Hal ini menyatakan bahwa pengaruh ekstrak seledri belum terlihat. Kadar asam urat kelompok perlakuan tidak berbeda nyata dengan kelompok kontrol positif. Namun, berbeda nyata terhadap kontrol negatif pada hari ke-21. Hal ini menandakan kelompok perlakuan mengalami penurunan dan kelompok kontrol negatif tidak mengalami penurunan.

Kemampuan ekstrak seledri terhadap penurunan kadar asam urat tikus jantan pada penelitian disebabkan oleh kandungan kimia yang terdapat pada ekstrak seledri.

Ekstrak seledri diketahui memiliki kandungan antioksidan yang memiliki kemampuan sebagai penghambat produksi enzim XO (Yulian 2014). Sedangkan, peningkatan kadar asam urat pada penelitian disebabkan oleh pemberian aspirin. Sehingga kadar asam urat dalam darah menjadi tinggi. Aspirin adalah obat diuretik dan salisilat yang dapat menyebabkan resiko signifikan untuk perkembangan gout arthtritis (Widyanto 2014).

Aktivitas hipourisemik seledri disebabkan oleh senyawa aktif

seperti flavonoid dan 3-n butilphthalide (Lukman dan Ningsih 2013). Ekstrak seledri mempengaruhi sintesis XO dengan menghambat sintesis XO melalui mekanisme inhibisi kompetitif (Iswantini et al.

2004). Inhibitor kompetitif dapat terikat pada posisi yang sama dengan subtrat karena memiliki struktur yang mirip dengan subtrat. Senyawa flavonoid yang terkandung pada seledri mampu menghambat enzim XO karena flavonoid memiliki struktur yang mirip dengan xantin.

Senyawa flavonoid seperti apigenin bersifat menangkal radikal bebas superoksida dan menghambat XO sehingga mampu menurunkan kadar asam urat (Susanti 2011).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pemberian ekstrak seledri dengan dosis 100 mg/kg BB memberikan efek terhadap kadar asam urat. merupakan perlakuan terbaik yang dapat menurunkan kadar asam urat dari hari ke-7 (setelah di induksi aspirin) 8.70 mg/dl menjadi 4.53 mg/dl pada hari ke-21 (setelah pemberian ekstrak seledri). Dengan demikian pada penelitian ini ekstrak seledri dapat direkomendasikan sebagai obat alternatif untuk menurunkan kadar asam urat.

SARAN

Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu, melakukan penelitian dengan variabel yang sama dengan dosis yang lebih sedikit.

Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai perbandingan dari tiga varietas seledri sebagai penurun kadar asam urat.

(5)

5 UCAPAN TERIMAKSIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pembimbing skripsi Ibu Dra. Titrawani, M.Si.

Dan kepada penguji Bapak Dr.Rer.nat. Radith Mahatma, M.Si serta Ibu Meyla Suhendra, M.Si., atas saran dan masukannya dalam penulisan skripsi.

DAFTAR PUSTAKA

Heryanto R. 2003. Biofarmaka, definisi dan fungsinya dalam pengobatan piraie.

Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor:

Bogor.

Himawan HC , Effendi F, Gunawan W.2017. Efek Pemberian Ekstrak Etanol 70%

Tanaman Suruhan

(Peperomia pellucida (l).

H.b.k) Terhadap Kadar Asam Urat Darah Tikus Spragua Dawley Yang Diinduksi Kalium Oksonat.

Fitofarmaka.7(2):7-14.

Iswantini D, Rahminiwati M, dan Januwati M. 2004.

Bioprospeksi Sidaguri (Sida rhombifolia) dan seledri (Apium graveolens L.

):Formulasi Obat Gout dan Aktivitas Inhibisinya terhadap Xantin Oksidase.

Biofarmaka: Bogor.

Lestari, E.Kurniawaty, E, dan Wahyudo, R. 2018. Seledri (Apium graveolens L) sebagai Antihiperurisemia pada Penderita Gout Arthritis. Medula. 8(1): 12- 19.

Lukman dan Ningsih N. 2013.

Asuhan Keperawatan Pada

Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal.

Salemba Medika: Jakarta Mansjoer. 2004. Reumatologi.

Kapita Selekta Kedokteran.

Edisi ketiga jilid 1. Media Aesculapius FK UI: Jakarta Murray R, Granner D, Mayes P,

Rodwell V. 2003.

Metabolism of purins and pyrimidine nucleotides:

New York.

Pusparini AD. 2015.Pengaruh Kandungan Seledri (Apium graveolens L.) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi.

Agromed Unila. 2(3): 291- 295.

Schmeda H.1996. Xanthine Oxidase Inhibitory Activity of Flavonoid and Tannins from Hexachlamys edulis (Myrtaceae). Phytotherapy Research. 10: 260-262.

Signh V, Gomez VV, Swamy SG.

2010. Approach to a Case of Hyperuricemia, in Indian J Aerospace Med. 54(1): 40- 5.

Susanti A. 2011. Pengaruh Ekstrak Tempuyung (Sonchus arvensis) Terhadap Xantin Oksidase Secara In Vitro Sebagai Dasar Uji Kinetika.

Skripsi. Fakultas MIPA Institut Pertanian Bogor:

Bogor.

Sustrani L, Syamsir, A. dan Iwan, H. 2006. Asam Urat.

Gramedia: Jakarta.

(6)

6 Widyanto FW. 2014. Artritis Gout

dan Perkembangan. Saintika Medika 10(2): 145-151.

Yulian M. 2014. Potensi Biodiversitas Indonesia Sebagai Inhibitor Xantina

Oksidase Dan Antigout.

Lantanida Journal. 1(1): 1- 15.

Gambar

Tabel  4.1  Kadar  Asam  Urat  Tikus  Putih  Jantan  Setelah  Pemberian  Ekstrak  Seledri

Referensi

Dokumen terkait

Induksi Embrio Somatik pada Seledri (Apium graveolens var. dulce [Mill.] Pers.) serta Pengujian Beberapa Larutan Kapsulasi dalam Upaya Membuat Benih Artifisial. (Di

Dalam penelitian ini permasalahan yang akan dikaji adalah : apakah fraksi petroleum eter dari ekstrak etanol seledri (Apium graveolens L. ) mempunyai efek penurunan kadar gula

OPTIMASI FORMULA TABLET EKSTRAK AIR KERING HERBA SELEDRI (APIUM GRAVEOLENS L.) MENGGUNAKAN KOMBINASI CROSPOVIDONE SEBAGAI PENGHANCUR DAN.. PVP K-30

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perasan daun murbei (Morus Indica Auc. non L.) 3g/100 g BB/hari dan herba seledri (Apium graveolens L.) 5 g/200 g BB dapat menurunkan

Kombinasi ekstrak herba seledri (Apium graveolens L.) dan ekstrak daun pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dengan dosis masing-masing ekstrak 1,25 g/KgBB dapat

Penelitian dengan judul “ Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Seledri Daun ( Apium graveolens L. secalinum Alef .) Pada Pemberian Naungan dan Konsentrasi Pupuk