• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Aspek Ekonomi Kakao

Biji buah coklat/kakao yang telah difermentasi dijadikan serbuk yang disebut sebagai coklat bubuk. Coklat ini dipakai sebagai bahan untuk membuat berbagai macam produk makanan dan minuman. Biji kakao merupakan sumber ekonomi kakao. Perkembangan harga kakao (coklat) di pasaran ekspor sulit diprediksi,karena tingkat harga berkaitan langsung dengan situasi politik di Negara Pantai Gading, penghasil utama komoditas di Dunia. Tingkat harga kakao di pasaran lokal menyesuaikan perkembangan harga di Bursa London yang sejak dua bulan terakhir cenderung naik. Harga kakao di pasar luar negeri tidak stabil dan hampir terjadi perubahan setiap hari, sedangkan harga pembeli kakao di pasar disesuaikan harga di Bursa London, yang sebulan terakhir turun-naiknya namun masih pada level cukup baik.

Harga kakao merupakan aspek yang kompleks, karena banyak faktor yang saling mempengaruhi terbentuknya harga.selama ini, faktor pasokan (supply) kakao relatif paling berpengaruh terhadapnya bentuknya tingkat harga di samping faktor permintaan (demand). Penyebabnya, beberapa kontrak pembelian, pengiriman, dan tingkat harga sudah disetujui satu tahun yang akan datang sehingga jika tahun yang bersangkutan mengalami penurunan akibat faktor iklim, hama, penyakit, atau pergolakan politik, eksportir akan panik jika tidak mampu memenuhi volume kontraknya (Lukito dkk, 2004:11).

Menurut Juanda dkk (2010), Dalam pasar kakao, baik di pasar domestik maupun pasar internasional posisi petani kakao adalah price taker. Dengan demikian, pendapatan petani kakao sangat dipengaruhi oleh harga kakao di pasar internasional dan transmisinya ke tingkat petani. Transmisi harga kakao dari pasar internasional ke petani sangat ditentukan oleh integrasi pasar kakao. Jika derajat integrasi pasar dari pasar internasional ke petani semakin kuat, maka pola variasi temporal harga di tingkat petani akan semakin dekat dengan pola variasi temporal harga di pasar internasional. Namun fenomenanya tidak demikian jika derajat integrasinya lemah. Dalam rangka pengembangan produksi dan peningkatan

(2)

kesejahteraan petani, informasi tentang integrasi pasar dan transmisinya ke tingkat petani sangat diperlukan dalam dua hal. Pertama, perumusan kebijakan penyempurnaan tataniaga kakao domestik, khususnya untuk wilayah-wilayah sentra. Kedua, perumusan kebijakan pengentasan kemiskinan di perdesaan Sulteng.

B. Pengertian Pemasaran

Dharmmesta dan Handoko (2011:4), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Dari definisi di atas dapat diterangkan bahwa arti pemasaran adalah jauh lebih luas dari pada arti penjualan. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang di mulai dengan mengidentifisir kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak diproduksi, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi dan menyalurkan/penjualan produk tersebut. Kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem.

Kotler (2000:7), menyatakan pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan, pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran- sasaran individu dan organisasi.

Kotler (2003), menjelaskan bahwa pekerjaan pemasaran bukan untuk menemukan pelanggan yang tempat bagi produk, melainkan menemukan produk yang tepat bagi pelanggan. Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi adalah perusahaan harus lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang dipilih. Konsep pemasaran berdiri di atas

(3)

empat pilar, pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu, dan kemampuan menghasilkan laba. Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelansungan hidup perusahaan.

Menurut Kotler dan Armstrong, (2001:19-25) Seiring perkembangan waktu maka konsep pemasaran juga mengalami perubahan, ada lima konsep dasar yang melandasi aktivitas pemasaran organisasi adalah:

1. Konsep Produksi (production concept), beranggapan bahwa konsumen akan menyukai produk yang gampang diperoleh dan sangat terjangkau; karenanya, manajemen harus berfokus pada perbaikan efisiensi produksi dan distribusi.

2. Konsep Produk (product concept), beranggapan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu terbaik, kinerja terbaik, dan bersifat paling inovativ.

3. Konsep Penjualan (selling concept), menetapkan penjualan yang agresif dengan upaya promosi, dimana jika tidak diterapkan maka produk tidak akan terjual secara memuaskan.

4. Konsep Pemasaran (marketing concept), yaitu untuk mencapai tujuan organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan memuaskan pelanggan secara lebih efektif dan efesien dari pada yang dilakukan oleh pesaing.

5. Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial (societal marketing concept), Dimana organisasi harus menentukan kebutuhan, keinginan, dan minat pasar sasaran dan menyerahkan kepuasan yang didambakan itu secara lebih efektif dan efisien daripada pesaing dengan cara yang bersifat memelihara atau memperbaiki kesejahteraan konsumen dan masyarakat.

C. Strategi Pemasaran

Menurut Kotler (1994), strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencapai sasaran pemasaran, yang dapat dijabarkan dalam bauran pemasaran (marketing mix). Pengertian bauran pemasaran adalah satu

(4)

kesatuan alat pemasaran yang dapat dikendalikan dan digunakan dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran.

Zeithaml dan Bitner (2001:18) dalam Hurriyati (2010), mengemukakan unsur-unsur dalam bauran pemasaran terdiri dari empat variabel yang disebut dengan 4P, yaitu : Product (produk), Price (harga), Place (tempat), Promotion (promosi);

1. Produk (product)

Menurut Kotler (2001:72) produk artinya kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar sasaran. Produk merupakan elemen yang paling penting, sebab dengan inilah perusahaan berusaha untuk memenuhi "kebutuhan dan keinginan" dari konsumen. namun keputusan itu tidak berdiri sebab produk/jasa sangat erat hubungannya dengan target market yang dipilih.

2. Harga (price)

Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk. Penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran jasa karena harga penentuan pendapatan dari suatu usaha/bisnis.

3. Tempat (place)

Untuk produk industri manufaktur place diartikan sebagian saluran distribusi, sedangkan untuk produk industri jasa, place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa. Setiap perusahaan selalu mengejar keuntungan guna kesinambungan produksi. Keuntungan yang diperoleh ditentukan pada penetapan harga yang ditawarkan. Harga suatu produk atau jasa ditentukan pula dari besarnya pengorbanan yang dilakukan untuk menghasilkan jasa tersebut dan laba atau keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, penetuan harga produk dari suatu perusahaan merupakan masalah yang cukup penting, karena dapat mempengaruhi hidup matinya serta laba dari perusahaan.

4. Promosi (promotion)

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi pada pasar tentang produk/jasa yang dijual, tempat dan saatnya. Ada

(5)

beberapa cara menyebarkan informasi ini, antara lain periklanan (advertising), penjualan pribadi (Personal Selling), Promosi penjualan (Sales Promotion) dan Publisitas (Publicity).

D. Sistem Pemasaran

Walters (1956:8), mengemukakan sistem adalah suatu obyek yang terdapat hubungan-hubungan antara obyek tersebut dengan atributnya. Dapat disimpulkan Sistem merupakan sekolompok item atau bagian-bagian yang saling berhubungan dan saling berkaitan secara tetap dalam membentuk satu kesatuan terpadu. Jadi dapat diartikan sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran barang, jasa, ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.

Dalam sistem pemasaran terdapat pemasaran terbuka dan tertutup;

pemasaran terbuka yaitu dimana produsen bebas melakukan penjualan atau mengakses pemasaran produk secara terbuka atau dipasarkan kepada siapa saja tanpa ada keterikatan dengan pedagang. Strategi dalam memasarkan sebuah produk haruslah di terapkan sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan. misalnya pada saat musim tanam, perusahaan harus bersikeras untuk dapat menyediakan stok bibit yang banyak untuk dapat mengimbangi permintaan dari para konsumen dan penyalur. Hal ini harus di rencanakan jauh-jauh hari agar tidak menimbulkan kepanikan karena biasanya faktor musim tidak selalu tepat dengan apa yang kita rencanakan. Dalam pemasaran terbuka Para pemasar perlu lebih mengetahui tentang pemasaran jasa (service), karena pasar Dunia (khususnya Asia) semakin mengarah kepada “Perekonomian Jasa”. Seperti kita ketahui bahwa di beberapa Negara Asia, sektor jasa berkembang dengan sangat pesat dengan mengorbankan sektor pertanian (dalam kasus Indonesia dan Malaysia), dan sektor pemanufaktur (sebagaimana dalam kasus negara-negara Jepang, Korea, Singapura, Taiwan) dimana mereka mengalami keterbatasan SDA, namun mereka mampu mengcreate sektor pemanufaktur. Dalam Pemasaran tertutup yaitu dimana petani melakukan pemasaran dengan secara tertutup dan tidak bisa mengakses pemasaran secara

(6)

terbuka karena pemasaran tertutup, produsen atau petani hanya bisa memasarkan produknya kepada pihak tertentu karena sudah melakukan kontrak sebelumnya dengan pedagang (Distributor Pertanian Cv Faedah Jaya, 2007).

E. Lembaga Pemasaran

Fitrina (2007:20), mengemukakan lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen ke konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. Lembaga pemasaran ini timbul karena adanya keinginan konsumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu, tempat dan bentuk yang diinginkan konsumen. Sedangkan lembaga tataniaga yaitu badan- badan yang menyelenggarakan kegiatan tataniaga, menyalurkan benda dan jasa dari produsen ke konsumen, serta mempunyai hubungan organisasi satu sama lainnya. Timbulnya badan-badan ini karena ada keinginan konsumen untuk mendapat benda yang diinginkan.

Limbong dan Sitorus (1987:20), menyatakan bahwa lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam proses penyaluran barang dari produsen sampai konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat cara, yaitu :

a. Penggolongan menurut fungsi yang dilakukan

Berdasarkan fungsi yang dijalankan, lembaga-lembaga pemasaran dapat dikelompokkan menjadi: (1) lembaga pemasaran yang melakukan kegiatan pertukaran, seperti pedagang pengecer, grosir dan lembagalembaga perantara lainnya; (2) lembaga pemasaran yang melakukan kegiatan fisik pemasaran, seperti lembaga pengolahan, lembaga pengangkutan dan pergudangan; (3) lembaga pemasaran yang menyediakan fasilitas pemasaran, seperti Bank Unit Desa, Kredit Desa, KUD, lembaga yang menyediakan informasi pasar, lembaga yang melakukan pengujian kualitas (mutu barang) dan lain- lain.

b. Penggolongan berdasarkan penguasaan terhadap barang

Berdasarkan penguasaan terhadap barang, lembaga-lembaga pemasaran dapat dikelompokkan menjadi : (1) lembaga yang menguasai dan memiliki barang yang dipasarkan, seperti pengecer, grosir, pedagang pengumpul, tengkulak

(7)

dan lain- lain; (2) lembaga yang menguasai tetapi tidak memiliki barang yang dipasarkan, seperti agen, broker, lembaga pelelangan dan lain-lain; (3) lembaga yang tidak memiliki dan tidak menguasai barang yang dipasarkan, seperti lembaga pengangkutan, pengolahan, perkreditan dan lain- lain.

c. Penggolongan berdasarkan kedudukan dalam struktur pasar

Berdasarkan kedudukan dalam struktur pasar, lembaga-lembaga pemasaran dapat dikelompokkan menjadi : (1) lembaga pemasaran yang bersaing sempurna, seperti pedagang pengecer rokok, pengecer beras dan lain-lain; (2) lembaga persaingan bersaing monopolistik, seperti pedagang asinan, pedagang benih, pedagang bibit, pedagang ubin dan lain-lain; (3) lembaga pemasaran oligopolis, seperti perusahaan semen (pabrik semen Gresik, pabrik semen Cibinong, pabrik semen Padang), importir cengkeh dan lain-lain; (4) lembaga pemasaran monopolis, seperti perusahaan kereta api, perusahaan pos dan giro dan lain- lain.

d. Penggolongan berdasarkan bentuk usahanya

Berdasarkan bentuk usahanya, lembaga-lembaga pemasaran dapat dikelompokkan menjadi: (1) berbadan hukum, seperti Perseroan Terbatas, Firma, Koperasi dan lain-lain, (2) tidak berbadan hukum, seperti perusahaan perorangan, pedagang pengecer, tengkulak dan lain- lain.

F. Analisis Swot Sebagai Perumusan Strategi

Menurut Rangkuti (2003:18), SWOT adalah identitas berbagai faktor secara sistematis untuk merumusakan strategi perusahaan. Analisis ini berdasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats terlibat dalam suatu proyek atau dalam bisnis usaha. Hal ini melibatkan penentuan tujuan usaha bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang baik dan

(8)

menguntungkan untuk mencapai tujuan itu. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal dan faktor internal.

3. Mendukung 1. Mendukung Strategi strategi turn around agresif

4. Mendukung 2. Mendukung Strategi strategi

Defensif difersifikasi

Gambar 1. Analisis Kuadran SWOT

Keterangan :

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus terapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).

Kuadran 2 : Meskipun mengalami berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia mengalami beberapa kendala/kelemahan internal.

Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan question mark pada BCG Matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan

BERBAGAI PELUANG

KEKUATAN INTERNAL KELEMAHAN

INTERNAL

BERBAGAI ANCAMAN

(9)

masalah – masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Rangkuti (2003:31), mengemukakan analisis SWOT dalam matrik SWOT. Matrik SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matrik dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.

Tabel 1. Matrik SWOT INTERNAL EKSTERNAL

Strengths (S) Weaknesses (W)

Opportunites (O)

Strategi SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Treaths (T)

Strategi ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber :Rangkuti, 2003

Keterangan : a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

(10)

b. Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defentif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

G. Penelitian Terdahulu

Prawitasari (2008), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis SWOT Sebagai Dasar Perumusan Strategi Pemasaran Berdaya Saing (studi pada Dealer Honda Tunggul Sakti)”. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey (wawancara dan kuesioner) pada General Manager dengan staf pemasaran perusahaan perusahaan dan konsumen perusahaan. Hasilnya kemudian dianalisis dengan metode Analisis SWOT yang terdiri dari Analisis Internal SAP dan Analisis Eksternal ETOP. Faktorfaktor internal, eksternal, posisi dan jenis usaha serta strategi perusahaan ini merupakan variabel mandiri, yang berarti setiap variabel tidak dilakukan perbandingan, melainkan saling menjelaskan dan mempengaruhi variabel lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan adalah Strategi Investasi, dimana posisi perusahaan berada di posisi AMAN dan jenis usahanya adalah usaha IDEAL.

Strategi Investasi ini berarti lingkungan perusahaan mendukung untuk melakukan investasi dan kemudian menuai hasil (harvesting). Perusahaan dapat menggunakan strategi perusahaan sebelumnya dengan memperbaiki beberapa kelamahan perusahaan dan menghindari atau bertahan melawan ancaman perusahaan dengan menciptakan strategi yang lebih berdaya saing.

Khirom (2008), melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Cincau Drink (Kasus pada CV. Citra Pangan Mandiri, Bogor)”.

Metode pengambilan dan analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini

(11)

adalah metode deskriptif dengan pendekatan konsep manajemen strategi dan manajemen perusahaan dengan memperhitungkan perubahan lingkungan internal dan eksternal perusahaan serta lingkungan industri. Pada penelitian ini metode deskriptif yang digunakan adalah metode studi kasus, sehingga kesimpulan yang diambil akan tetap terkait dengan perusahaan. Data dan informasi yang terkumpul diolah dan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis yang akan digunakan adalah: 1) Analisis Implementasi Strategi Bauran Pemasaran, 2) Analisis Lingkungan Perusahaan,3) Proses Hierarki Analitik. Hasil penelitian menunjukan bahawa Faktor-faktor yang menjadi unsur strategi pemasaran cincau drink adalah produk terdiri dari mutu dan kemasan, harga terdiri dari struktur diskon dan tingkat diskriminasi harga, promosi terdiri dari periklanan dan penjualan langsung, distribusi terdiri dari agen dan penjualan langsung, segmentasi terdiri dari umur dan pendapatan, targeting terdiri dari konsentrasi pasar tunggal dan spesialisasi, positioning terdiri dari keunggulan produk dan tingkat harga. CV. CPM dalam membuat cincau kemasan diharapkan memiliki mutu yang baik, memberlakukan struktur diskon dalam penjualan cincau kemasan, mempromosikan produknya dengan cara melakukan promosi penjualan.

CV. CPM diharapakan mengenal sasaran konsumen dalam memasarkan cincau kemasan melaului pemasaran langsung, cincau kemasan juga dapat dinikmati oleh konsumen dengan pendapatan yang rendah serta diharapkan membuat produknya memiliki keunikantersendiri. CV. CPM untuk meningkatkan penjualannya adalah memprioritaskan: kemasan pada bauran produk, struktur diskon pada bauran harga, promosi penjualan pada bauran promosi, agen pada bauran distribusi, pendapatan pada bauran segmentasi, spesialisasi produk pada bauran targeting, dan keunggulan produk pada bauran positioning.

Nugraha (2006), melakukan penelitian penelitian tentang “Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran Jamur Tiram Segar di Bogor Propinsi Jawa Barat”.

Metode yang dilakukan dalam penelitian yaitu untuk pengumpulan data, penelitian ini menggunakan metode riset jenis survei dan juga observasi.

Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif ditujukan untuk menganalisis saluran pemasaran, struktur pasar, dan

(12)

perilaku pasar. Untuk analisis kuantitatif digunakan pada aspek-aspek efisiens i pemasaran, yakni margin tataniaga, farmer’s share, serta rasio keuntungan dan biaya.Hasil penelitian mengungkapkan bahwa saluran pemasaran jamur tiram segar di Bogor melibatkan enam lembaga, yakni (a) produsen, (b) pengumpul, (c) pedagang besar, (d) pedagang menengah, (e) pengecer, dan (e) supplier. Saluran pemasaran yang terjadi adalah, (I) produsen, konsumen, (II) produsen, pengumpul, dan konsumen, (III) produsen, pedagang besar, konsumen, (IV) produsen, pengumpul, pedagang besar, pedagang menengah, dan konsumen, (V) produsen, pengumpul, pedagang besar, pedagang menengah, pengecer, konsumen, (VI) produsen, pengecer, dan konsumen, sementara dua saluran lain yang tidak dapat diteliti secara lengkap adalah (VII) produsen, supplier, supermarket, konsumen, dan (VIII) produsen, pengumpul, pedagang besar, supplier, supermarket, dan konsumen.

Fitrina (2007), melakukan penelitian tentang “Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran Manisan Buah Pala di Desa Tamansari Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor”. Penelitian ini dilakukan di Desa Tamansari Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor. Jumlah responden 40 orang, yang terdiri dari 30 petani pala, 3 orang pedagang pengumpul desa, 3 orang penyuling, 2 orang tengkulak, dan 2 orang eksportir. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data skunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden, sedangkan data skunder diperoleh dari instansi-instansi yang berkaitan dengan penelitian. Data yang diperoleh, kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif yaitu untuk mengetahui preferensi penjualan yang dilakukan petani pala dan menganalisis saluran pemasaran pala dan turunannya.

Sedangkan secara kuantitatif yaitu untuk mengetahui efisiensi pemasaran pala dan turunannya yang dilakukan oleh petani dan lembaga pemasaran lainnya yang terlibat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 27 orang petani responden (83,33 persen) akan menjual hasil produksinya dalam bentuk biji basah, 3 orang (10 persen) menjual dalam bentuk buah pala seutuhnya, dan 2 orang (6,67 persen) menjual dalam bentuk biji basah juga mengolah daging buah menjadi manisan pala. Berdasarkan analisis efisiensi pemasaran, marjin dan bagian harga yang

(13)

diterima petani pada saluran pemasaran dalam bentuk buah pala seutuhnya adalah sebesar Rp 3.362,16 dan 59,79 persen Untuk rasio keuntungan dan biaya pada penjualan dalam bentuk buah pala seutuhnya; dari sisi petani terjadi pada kedua tingkat harga Rp 5.000. Sedangkan dari sisi pedagang, PPD lebih efisien bila dibandingkan dengan lembaga pemasaran lainnya karena rasio keuntungan terhadap biaya yang diperoleh PPD jauh lebih besar sebesar 18. Marjin dan bagian harga yang diterima petani pada saluran pemasaran dalam bentuk biji basah adalah sebesar Rp 1.662,16 dan 80,12 persen (saluran I) dan Rp 1.462,16 dan 82,5 persen (saluran II). Marjin yang terdapat pada saluran II lebih kecil dibandingkan pada saluran I, sedangkan bagian harga yang diterima petani adalah lebih besar pada saluran II dibandingkan dengan saluran I. Oleh karena itu saluran II lebih efisien dibandingkan saluran I. Untuk rasio keuntungan dan biaya pada penjualan dalam bentuk biji basah; dari sisi petani terjadi pada saluran 2 dengan tingkat harga Rp 6.900. Sedangkan dari sisi pedagang, tengkulak lebih efisien bila dibandingkan dengan lembaga pemasaran lainnya dengan rasio keuntungan dan biaya sebesar 9,57.

Muhaeming (2009), melakukan penelitian tentang “Strategi Pemasaran jagung di Kabupaten Bantaeng”.metode Penelitian ini yaitu ;(1) menganalisis kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bantaeng dalam mewujudkan tindakan prioritas untuk mendukung strategi pemasaran jagung, (2) merumuskan arah pemasaran jagung dan program jangka menengah yang dapat dilakukan untuk mendukung visi dan misi Pembangunan Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bantaeng adalah adanya jaminan harga dasar pembelian, perbaikan prasarana jalan desa, pengadaan resi gudang, penyediaan sarana teknologi pengolahan hasil, penyediaan kredit perbankan, penerapan teknologi budidaya dan pascapanen, pencanangan sentra produksi jagung. Pemasaran jagung diarahkan untuk mewujudkan Bantaeng sebagai sentra produksi dan terminal pemasaran jagung bertaraf dunia yang berbasis desa mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut,

(14)

Pemerintah Kabupaten Bantaeng membuat program peningkatkan kualitas sumberdaya manusia petani, pengembangan kelembagaan di tingkat petani dan penciptaan iklim yang kondusif untuk meningkatkan daya tarik calon investor untuk berinvestasi di Kabupaten Bantaeng.

H. Kerangka Pikir

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka dapat di susun kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 2. Kerangka Pikir Strategi Pemasaran Kakao Di Kecamatan Taluditi Kabupaten Pohuwato.

PERKEBUNAN KAKAO

PERKEBUNAN RAKYAT

BAURAN PEMASARAN 4P:

- Product - Price - Place

- Promotion

SISTEM PEMASARAN

PEMASARAN

TERBUKA STRATEGI

PEMASARAN TERTUTUP

PEMASARAN KAKAO PETANI

PENDAPATAN PETANI

(15)

Berdasarkan Gambar 2 di atas dapat diuraikan bahwa perkebunan kakao merupakan media pembudidayaan kakao yang didalamnya terdapat perkebunan rakyat yang dapat menghasikan produksi kakao, yang kemudian akan dipesarkan berdasarkan sistem pemasaran yang disalurkan melalui bauran pemasaran yang terdiri atas 4p yaitu; product, price, place, promosi. Pada sistem pemasaran terdapat pemasaran terbuka dan pemasaran tertutup, pemasaran terbuka yaitu dimana produsen bebas melakukan penjualan atau mengakses pemasaran produk secara terbuka atau dipasarkan kepada siapa saja tanpa ada keterikatan dengan pembeli. Sedangkan pemasaran tertutup yaitu dimana kita melakukan pemasaran dengan secara tertutup dan tidak bisa mengakses pemasaran secara terbuka karena pemasaran tertutup, produsen/petani hanya bisa memasarkan produknya kepada pihak tertentu karena sudah melakukan kontrak sebelumnya dengan pedagang.

yang kemudian dirumuskan suatu strategi berdasarkan 4p diatas yaitu untuk melakukan pemasaran kakao yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani, khususnya petani kakao.

Gambar

Gambar 1. Analisis Kuadran SWOT
Gambar  2.  Kerangka  Pikir  Strategi  Pemasaran  Kakao  Di  Kecamatan  Taluditi  Kabupaten Pohuwato

Referensi

Dokumen terkait

Pada awalnya masih ada diantara siswa yang enggan atau ragu menyampaikan pendapat dalam pelaksanaan layanan konseling kelompok ini namun setelah dirasakan oleh siswa manfaat

Kemudian tahapan ketiga setelah melaksanakan persembahyangan pemedekPura Kahyangan Alas Kedaton menerima wangsuh pada dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan memerciki tirtha dan

Bidang II: Keagamaan (Termasuk TPA) (Total JKEM 1200 menit) No. Subbidang, Program, dan Kegiatan Frek &.. Durasi Mhs Terlibat Keterangan A. Subbidang, Program, dan Kegiatan

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS, diperoleh interaksi antara model pembelajaran berbasis proyek terhadap pemecahan masalah usaha dan energi ditinjau

Voltmeter untuk mengukur tegangan antara dua titik, dalam hal ini adalah tegangan pada lampu 3, voltmeter harus dipasang secara paralel dengan beban yang hendak diukur, posisi

Untuk evaluasi pada konten, secara umum, ahli mengatakan bahwa bahan yang sudah dikembangkan sangat baik dan tepat untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar

Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris Dan Komite Audit Terhadap Tingkat Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Kegiatan Pembelajaran Tahap (sintaks) Kegiatan (Skenario Pembelajaran) Strategi / Pendekatan / Metode Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Alokasi Waktu Pendahuluan