• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA : Studi eksperimen di Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA : Studi eksperimen di Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Bandung."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

(Studi eksperimen di Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

OLEH:

Chandrawan Satria 1006056

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS

TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

(Studi eksperimen di Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Bandung)

Oleh: Chandrawan Satria

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Jamani Kesehatan Dan Rekreasi

©Chandrawan Satria

(3)

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainna tanpa izin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS

TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Disetujui dan Disahkan Oleh,

Pembimbing I

Dr. BambangAbduljabar, M.Pd NIP. 196509091991021001

Pembimbing II

Drs. M. Ruhiat NIP. 195602111985031001

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi

(4)
(5)

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Chandrawan Satria. NIM: 1006056. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Judul: Pengaruh Pendekatan Bermain dan Pendekatan Teknis Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sepakbola. Pembimbing I: Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd, Pembimbing II: Drs. M. Ruhiat

Kurangnya antusias siswa disekolah menjadi masalah penting pada proses pembelajaran terutama pada pembelajaran pendidikan jasmani. Salah satu masalah yang di sorot peneliti adalah masalah hasil belajar siswa. Dimana hasil belajar adalah hal yang penting untuk mengetahui sejauh mana perubahan kemampuan aktual dalam hal pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa. Metode pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru dapat mempengaruhi antusias siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Maka dari itu peneliti mencoba mengaplikasikan dua jenis pendekatan yaitu pendekatan bermain dan pendekatan teknis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara penerapan model pembelajaran pendekatan bermain dan model pembelajaran pendekatan teknis terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran sepakbola. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Bandung.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen skala dan tes. Penilitian ini menggunakan analisis statistik yaitu uji T. Dilihat dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kedua jenis pendekatan tersebut sama-sma memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa tetapi model pembelajaran yang diberi pendekatan bermain lebih berpengaruh dibandingkan dengan model yang diberikan pendekatan teknis. Karena nilai t hitung, baik angket maupun keterampilan untuk kelas yang diberi perlakuan pendekatan bermain memiliki minus yang lebih kecil dibandingkan dengan t hitung untuk kelas yang diberikan perlakuan pendekatan teknis.

(6)

ABSTRACT

Chandrawan Satria. NIM: 1006056. Study Program Physical and Health Education. Title: Effects of Playing Approach and Technical Approach To Improving Student Learning Outcomes In Football Learning. Supervisor: Dr. Bambang Abduljabar, Pd, Supervisor II: Drs. M. Ruhiat

The lack of enthusiasm of students in schools become an important issue in the learning process, especially in physical education. One of the problems highlighted by the researcher is the problem of student learning outcomes. Learning outcomes is important to know the extent to which changes in the actual ability in terms of knowledge, attitudes and skills of students. The approach taken by a teacher can affect the enthusiasm of students so as to improve learning outcomes, and therefore researchers try to apply two types of approaches, playing approach and technical approach. This study aims to determine whether there are significant differences between the application of the playing approach and technical approach to the learning outcomes of students in football. The sample in this study were SMP 8 bandung VII grade Student. Metode that used in this study is the experimental method. The instrument that used in this study was Scale and tests instruments. This research uses statistical analysis of t-test. From the data processing that has been done, it can be concluded that both the same kind of approach have an influence on student learning outcomes but the playing approach has more influential than the technical approach. It can be proved by t-test, The playing approach t value has less minus than the technical approach t value.

(7)

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

(8)

DAFTAR ISI

1. Hakikat Pendekatan Bermain ...

2. Fungsi Bermain ...

3. Pendekatan Bermain...

4. Pendekatan Teknis ...

(9)

v

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...

7. Pembelajaran Sepakbola ...

8. Teori Sosial Kognitif …...

9. Pengaruh Pendektan Bermain Terhadap Hasil Belajar dalam

Pembelajaran Sepakbola …...

B. Kerangka Pemikiran ...

C. Hipotesis ...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………....

A. Metode Penelitian ………...

B. Lokasi Penelitian ………...

C. Polulasi dan Sampel Penelitian ………..…….

D. Desain Penelitian ………...

E. Program Perlakuan ………..………...

F. Instrumen Penelitian...…...

1. Angket...

2. Tes Keterampilan...

G. Prosedur Penelitian ………...……...

H. Prosedur Pengolahan Data ...……...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………...

A. Hasil Penelitian dan Analisis Data ………...

B. Pengujian Persyaratan Analisi Data ………...

(10)

2. Uji Homogenitas...

3. Uji Hipotesis...

C. Pembahasan Penelitian ...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………...

A. Kesimpulan ………...

B. Saran-saran ………...

DAFTAR PUSTAKA ……….. 66

67

71

75

75

75

(11)

vii

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

3.1 Sampel Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ………...

3.2 Program Perlakuan ……….………..………...

3.3 Kisi-Kisi Instrument Hasil Belajar Siswa ………...

3.4 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ………...

3.5 Perbedaan Perlakuan Mengajar Kelompok Belajar Pendekatan Bermain

Dengan Pengajaran Kelompok Pendekatan Teknis ...……...

3.6 Perbedaan Perlakuan Belajar Kelompok Belajar Pendekatan Bermain

Dengan Pengajaran Kelompok Pendekatan Teknis ...……...

4.1 Hasil Pre-Test dan Post-Test Keterampilan Kelompok yang Diberikan

Perlakuan Pendekatan Bermain ...……...

4.2 Hasil Pre-Test dan Post-Test Keterampilan Kelompok yang Diberikan

Perlakuan Pendekatan Teknis ...……...

4.3 Hasil Pre-Test dan Post-Test Kelas Kelompok yang Diberikan

Perlakuan Pendekatan Bermain ...……...

4.4 Hasil Pre-Test dan Post-Test Kelas Kelompok yang Diberikan

Perlakuan Pendekatan Teknis ...……...

4.5 Uji Normalitas Keterampilan Kelompok yang Diberikan Perlakuan

Pendekatan Bermain ...……...

40

42

43

46

53

54

61

62

62

63

(12)

4.6 Uji Normalitas Keterampilan Kelompok yang Diberikan Perlakuan

Pendekatan Teknis ...……...

4.7 Uji Normalitas Angket Kelas yang Diberikan Perlakuan

Pendekatan Bermain ...……...

4.8 Uji Normalitas Angket Kelas yang Diberikan Perlakuan

Pendekatan Teknis ...……...

4.9 Hasil Uji Homogenitas Keterampilan ...

4.10 Hasil Uji Homogenitas Angket ...

4.11 Hasil Uji Signifikansi Pretest Dan Posttest Menggunakan Model

Pendekatan Bermain ...

4.12 Hasil Uji Signifikansi Pretest Dan Posttest Menggunakan Model

Pendekatan Teknis ...

4.13 Hasil Uji Signifikansi Pretest Dan Posttest Menggunakan Model

Pendekatan Bermain dan Model Pendekatan Teknis ...

65

65

65

66

66

67

68

(13)

ix

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Keputusan Pembuatan Skripsi Lampiran II Surat Penelitian

Lampiran III Instrumen Penelitian

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu solusi strategis yang dapat ditawarkan dalam memecahkan persoalan bangsa, baik langsung maupun secara tidak langsung, termasuk pendidikan dasar. Solusi strategis tersebut terwujud apabila didukung oleh pelaksanaan manajemen profesional yang diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan untuk menghadapi tuntutan perubahan pada kenyataan masa kini dan masa depan, baik perubahan dari dalam maupun perubahan dari luar. Sekolah harus dibangun sedemikian rupa, sehingga sekolah tidak hanya berfungsi mentransfer isi kurikulum, tetapi juga bagaimana proses pembelajaran dapat memberikan segala sesuatu yang peserta didik butuhkan, sehingga kelak dapat digunakan untuk menopang kehidupan mereka di tengah – tengah masyarakat dan dunia kerja. Pendidikan Jasmani (Penjas) sebagai salah satu mata pelajaran yang terkandung dalam pola pendidikan di Indonesia telah dirumuskan oleh pemerintah dalam Undang – undang No. 20 tahun 2003.

DalamUU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, yakni: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

(15)

2

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nonformal. SD, SMP, SMA dan Perguruan tinggi merupakan jalur pendidikan formal yang dapat ditempuh oleh masyarakat di Indonesia.“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yangbermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. ( Undang-Undang No. 20, Tahun 2003)

Tujuan Pendidikan (Kemdiknas): Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sejalan dengan itu, pada periode 2010-2014 Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan visi terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional untuk membentuk insan indonesia cerdas komprehensif. Insan Indonesia cerdas komprehensif adalah insan yang cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual dan cerdas kinestetis. Untuk mewujudkan visi tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan lima misi yang biasa disebut lima (5) K, yaitu ketersediaan layanan pendidikan, keterjangkauan layanan pendidikan, kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan, kesetaraan memperoleh layanan pendidikan, kepastian/keterjaminan memperoleh layanan pendidikan. Sebagai organisasi yang berkedudukan di bawah Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar bertugas menjabarkan visi dan misi Kementerian Pendidikan Nasional di atas, baik saat perumusan dan atau

(16)

3

Menurut Undang-undang No. 4 tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran pasal 9 bahwa "Pendidikan jasmani yang menuju kepada keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa dan merupakan suatu usaha untuk membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sehat dan kuat lahir batin, diberikan pada segala jenis ssekolah". Sedangkan pengertian pendidikan jasmani menurut Beley dan Field (dalam Suranto, dkk. 2004)

mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai proses yang menguntungkan dalam penyesuaian dari belajar gerak, neuro-muscular, sosial, kebudayaan, baik emosional dan etika sebagai akibat yang timbul melalui pilihannya yang baik melalui akatifitas fisik yang menggunakan sebagian besar otot tubuh.

Secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu:

 Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness).

 Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, dan sempurna (skillfull).  Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.

 Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.

(Depdiknas: 2003) Jadi “Penjas merupakan media untuk mendorong

pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai serta pembiasaan pola hidup sehat untuk

merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang

seimbang”. Yang membedakan antara Penjas dengan mata pelajaran lain adalah

(17)

4

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Dauer dan Pangrazi (1989 : 1): Pendidikan Jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk tiap anak. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan melalui gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-cara yang tepat agar memiliki makna bagi anak. Pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang memberikan

perhatian yang proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran, yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif.

Pendekatan ini dimaksudkan agar materi dapat disajikan sesuai dengan tahapan perkembangan siswa, baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Pendekatan bermain digunakan sebagai salah satu alternatif pendekatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan. Menurut Wahjoedi

(1999: 121) bahwa ”pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan”. Sedangkan Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (1999/2000: 35) berpendapat,”strategi pembelajaran permainan berbeda

dengan strategi pembelajaran skill, namun bisa dipastikan bahwa keduanya harus melibatkan modifikasi atau pengembamgan agar sesuai dengan prinsip DAP (developmentally Appropiate Pactice) dan body scalling (ukuran fisik termasuk

kemampuan fisik)”.

Pembelajaran melalui pendekatan bermain penulis anggap penting karena diharapkan dapat membantu proses pembelajaran yang asalnya bersifat monoton menjadi lebih bervariasi sehingga peserta didik yang mengikuti pembelajaran lebih berminat dan aktif bergerak terhadap bahan ajar yang diberikan oleh pendidik, selain itu dengan pendekatan bermain diharapkan tujuan pembelajaran

(18)

5

mewarnai kegiatan pembelajaran itu sendiri. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari yang paling dirasakan oleh para guru adalah hal-hal yang berkaitan dengan sarana serta prasarana pendidikan jasmani yang merupakan salah satu media pembelajaran yang penting dalam pembelajaran jasmani.

Dengan pendekatan bermain akan menciptakan pembelajaran yang kreatif,

aktif dan menyenangkan. Keterampilan mengajar meerupakan kompetisi profesional yang sangat penting, sebagai interaksi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh, yang akan menunjang mutu proses pembelajaran. Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah salah satu jalur pendidikan formal yang termasuk pada tingkat pendidikan dasar setelah siswa lulus dari Sekolah Dasar (SD).

Hasil belajar adalah sebagian hasil yang dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Untuk memahami pengertian hasil belajar maka harus bertitik tolak dari pengertian belajar itu sendiri.

Djamarah (2002;13) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.

Menurut Winkel dalam Darsono(2000;4) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Belajar merupakan nilai penting didalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan bahkan persepsi manusia. Di dalam belajar terdapat

prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan, Dalyono (2005:51-54) mengemukakan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut.

(19)

6

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu prinsip belajar adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya. Kematangan jasmani yaitu setelah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah kuat untuk melakukan kegiatan belajar. Sedangkan kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar.

2. Memiliki kesiapan

Setiap orang yang hendak belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup baik fisik, mental maupun perlengkapan belajar 3. Memahami tujuan

Setiap orang yang belajar harus memahami tujuannya, kemana arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. Prinsip ini sangat penting dimiliki oleh orang belajar agar proses yang dilakukannya dapat selesai dan berhasil.

4. Memiliki kesungguhan

Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk melaksanakannya. Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. 5. Ulangan dan latihan

Prinsip yang tidak kalah pentingnya adalah ulangan dan latihan. Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan. Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri dengan suatu evaluasi. Hasil belajar diartikan sebagai

(20)

7

Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar : a. Keterampilan dan kebiasaan

b. Pengetahuan dan pengertian c. Sikap dan cita-cita.

Pendapat dari Howard Kingsley ini menunjukan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan secara berulang-ulang, serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berfikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

Ada beberapa masalah dalam pengajaran penjas disekolah yang mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa diantaranya, lingkungan sosial budaya. Disini lebih kepada interaksi di sekolah, baik sesama teman, guru yang kurang harmonis. Kualiatas program pendidikan di sekolah kurang baik ini mempengaruhi pada kualitas pengajaran guru di sekolah. Sarana olahraga dan lapang di sekolah kurang memadai dan sempit, menyebabkan pada kurang efektifnya pembelajaran di sekolah. Selain itu, minat siswa untuk mengikuti

(21)

8

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rendahnya keterampilan yang dimiliki siswa membuat siswa kesulitan mengikuti materi yang di berikan oleh guru yang cenderung mudah dipahami dan di pelajari.

Dari berbagai permasalahan di atas yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa rendahnya hasil belajar dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu interaksi siswa dan guru kurang harmonis, sarana olahraga dan lapang yang kurang memadai dan sempit, minat belajar siswa untuk mengikuti pembelajaran masih

rendah, siswa kurang aktif pada saat pembelajaran berlangsung dan rendahnya keterampilan yang dimiliki siswa, ini dapat mempengaruhi pada hasil belajar siswa.

Dari latar belakang serta kutipan diatas peneliti tertarik untuk membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh pendekatan bermain dan pendekatan teknis untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

sepakbola”.

B. Identifikasi Masalah

Kurang antusiasnya siswa disekolah menjadi masalah penting pada proses pembelajaran terutama pada pembelajaran pendidikan jasmani. Salah satu masalah yang disorot peneliti adalah masalah hasil belajar siswa. Dimana hasil belajar adalah hal yang penting untuk mengetahui sejauh mana perubahan kemampuan actual dalam hal pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa.

Model pembelajaran yang akan digunakan saat penelitian pada kelompok eksperimen adalah model pendekatan bermain, menurut Wahjoedi (1999: 121)

“pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan.”Sedangkan Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (1999/2000:

35) berpendapat,”strategi pembelajaran permainan berbeda dengan strategi pembelajaran skill, namun bisa dipastikan bahwa keduanya harus melibatkan

(22)

9

Adapun model pembelajaran yang akan digunakan saat penelitian pada kelompok kontrol adalah model pendekatan teknis. Pembelajaran ini merupakan salah satu dari model-model pembelajaran yang dimana cara penyampaiannya lebih menekankan kepada penigkatan teknik dasar siswa. Model ini digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa pada kelompok kontrol yang diberi treatment dengan model pendekatan teknis.

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Hasil juga bisa diartikan adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar juga merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa.

Menurut Woordworth (dalam Ismihyani 2000), hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar. Woordworth juga mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan aktual yang diukur secara langsung. Hasil pengukuran belajar inilah akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai. Hamalik (2008) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan

pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.

(23)

10

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengajar ialah perubahan tingkahlaku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar, termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru dalam pencapaian hasil belajar siswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Apakah terdapat pengaruh pendekatan bermain terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sepakbola?

2. Apakah terdapat pengaruh pendekatan teknis terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sepakbola?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara penerapan model pembelajaran pendekatan bermain dan model pembelajaran pendekatan teknis terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran sepakbola?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan yang telah dikemukakan, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pendekatan bermain terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dalam pembelajaran sepakbola!

b. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pendekatan teknis terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada kelas kontrol dalam pembelajaran sepakbola!

c. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara

(24)

11

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap berbagai pihak. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan sumbangan mengenai penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran

sepakbola. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, maupun bagi masyarakat untuk meningkatkan hasil belajar gerak siswa.

2. Manfaat praktis

Manfaat praktis yang diharapkan adalah sebagai berikut:

a. Bagi Guru : Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran bagi guru untuk lebih kreatif dan inovatif. Selain itu, penelitian ini diharapkan menjadi umpan balik bagi guru untuk lebih variatif dalam menyiapkan bahan pembelajaran dan diharapkan bermanfaat untuk menyempurnakan pengajaran penjas di sekolah.

b. Bagi siswa : Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai jalan untuk kembali menumbuhkan antusiasme dan partisipasi siswa untuk aktif bergerak. Selain itu, dengan penelitian ini siswa diharapkan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi peneliti : Dengan dilakukannya penelitian ini, peneliti dapat mengetahui sejauh mana tingkat antusiasme dan partisipasi siswa untuk aktif bergerak terhadap pembelajaran, dengan melalui pendekatan bermain.

d. Bagi sekolah : hasil penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi sekolah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya dibidang penjas.

F. Batasan Masalah

(25)

12

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karena ada keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori-teori dan supaya penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah diidentifikasikan akan diteliti, untuk itu maka peneliti memberi batasan.

Berdasarkan penjelasan diatas, selanjutnya penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut :

1. Penelitian difokuskan pada pengaruh pendekatan bermain dan pendekatan teknis dalam pembelajaran permainan sepakbola terhadap hasil belajar siswa. 2. Pelaksanaan penelitian di SMP Negeri 8 Bandung.

3. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 8 Bandung.

(26)

Chandrawan Satria, 2015

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan

untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali (Sugiyono,2013:6). Selain itu, Metode eksperimen merupakan metode penelitian yang paling produktif, karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan baik dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab akibat. Disamping itu penelitian eksperimen juga merupakan salah satu bentuk penelitian yang memerlukan syarat yang relatif lebih ketat jika dibandingkan dengan jenis penelitian lainnya. Hal ini karena sesuai dengan maksud peneliti yang menginginkan adanya kepastian untuk mempeoleh informasi tentang variabel mana yang menyebabkan sesuatu terjadi dan variabel yang memperoleh akibat dari terjadinya perubahan dalam suatu kondisi eksperimen.

Pada penelitian ini, peneliti melakukan pemilihan sampel menggunakan purposive sampling dengan teknik sampel yang sudah ditentukan. Setelah ditentukan, terpilihlah dua kelompok. Satu kelompok akan diberikan perlakuan pembelajaran bermain yaitu pembelajaran melalui konsep-konsep bermain dalam situasi yang disengaja. Pada kelompok ini diutamakan mengembangkan partisipasi dalam bermain sepakbola. Sementara kelompok ke dua dijadikan kelompok pembanding yang akan diberi perlakuan pembelajaran teknis, yang berisikan tentang pengajaran teknik-teknik dasar kecabangan olahraga, seperti pengajaran dribbling, passing, stoping, dan shooting. Perlakuan akan di laksanakan selama 12x pertemuan, sebelumnya dilakukan pretest hasil belajar dan

(27)

39

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Awal perlakuan akan diukur hasil belajar melalui angket tentang hasil belajar dan dilakukan juga pada akhir perlakuan. Program perlakuan terdiri dari dribbling, passing, stoping dan shooting. Data yang diperoleh akan dianalisis melalui t-test.

B. Lokasi Penelitian

Batasan pertama yang selalu muncul dalam kaitannya dengan metodologi

penelitian adalah tempat/ lokasi pe nelitian. Yang dimaksud dengan tempat penelitian tidak lain adalah tempat dimana proses studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung (Sukardi,2003:53)

Lokasi dilaksanakannya penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Bandung. Dimana tempat yang lebih banyak digunakan untuk penelitian adalah lapang serbaguna Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Bandung.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Batasan penelitian yang mesti ada dan ditemui dalam setiap penelitian adalah batasan yang berkaitan dengan populasi penelitian. Populasi menurut Babbie (1983) dalam sukardi (2003:53) adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi target hasil penelitian. Selain Babbie, Sugiyono (2013:117) menuturkan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertetu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Jadi, populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.

Dari pemaparan diatas, populasi pada penelitian ini adalah siswa-siswi

Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Bandung khususnya kelas VII yang beralamat di Jalan Alun-Alun Utara No. 211 B Bandung.

(28)

40

Sering kali terjadi bahwa peneliti tidak dapat melakukan studi terhadap semua anggota kelompok yang menjadi interes penelitian. Dan mereka hanya mampu mengambil sebagian dari jumlah populasi yang ada.sebagian dari jumlah populasi yang ada tersebut diambil datanya. Sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data tersebut disebut sampel atau cuplikan.

Menurut Sugiyono (2013:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk sampel sendiri yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan purposive sampling. Secara teoritis penarikan sampel secara purposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan dengan cara memiih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang dietapkan peneliti.

Untuk menentukan kelas atau kelompok yang akan dijadikan sampel, kriteria yang ditentukan peneliti adalah :

1. Siswa yang masih aktif mengikuti KBM disekolah ataupun anggota ekstrakurikuler.

2. Berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. 3. Keterampilan setiap siswa disamaratakan.

Menurut penjelasan diatas, sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelas VII B dan VII C di Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Bandung karena sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan oleh peneliti. Terdapat dua kelompok sampel yang diambil dalam penelitian ini, yaitu satu sampel kelompok eksperimen dan satu sampel kelompok kontrol.

Tabel 3.1

Sampel Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

(29)

41

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Eksperimen 36 20 16 - 3

Kontrol 36 21 15 - 2

Setelah proses penentuan, kelompok eksperimen yang akan mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran pendekatan bermain, yaitu kelas VII B sebanyak 36 orang, dan kelas kontrol yang akan mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran teknis, yaitu kelas VII C sebanyak 36 orang.

D. Desain Penelitian

Untuk memperlancar proses penelitian maka perlu dilakukan langkah-langkah yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini. Desain penelitian yang dibuat secara cermat akan memberikan gambaran yang lebih jelas pada kaitannya dengan penyusunan hipotesis dengan tindakan yang akan diambil dalam proses penelitian selanjutnya. Desain penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan setiap langkah-langkah penelitian yang akan diambil agar proses penelitian berjalan sesuai dengan prosedur yang benar. dalam rangka melakukan penelitian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, desain penelitian yang digunakan adalah Non Equivalent Pretest-Posttest Group Design.

Desain penenlitiannya sebagai berikut:

R = Responden

O1 = Kelompok Eksperimen (penerapan perrmainan) pretest O2 = Kelompok Eksperimen (penerapan permainan) posttest O3 = Kelompok kontrol pretest

O4 = Kelompok kontrol prosttest X1 = Pendekatan bermain

X2 = Pendekatan teknis

E. Program Perlakuan

Dalam penelitian, sampel yang terpilih telah dibagi menjadi dua kelompok yang akan diberikan perlakuan berbebeda. Kelompok yang terpilih sebagai

(30)

42

kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan model pembelajaran pendekatan bermain dan kelompok yang terpilih sebagai kelompok kontrol akan diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran pendekatan teknis.

Tabel 3.2 Program Perlakuan

Pendekatan Bermain Pendekatan Teknis

 Materi pembelajaran sesuai situasi yang terjadi dalam permainan

 Suasana pembelajaran menarik

 Siswa bebas berekspresi sesuai konteks

 Materi yang di berikan menitikberatkan kepada penguasaan teknik dasar

 Suasana pembelajarannya cenderung biasa saja

 Materi diberikan secara berulang-ulang

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Instrumen penelitian sendiri adalah suatu alat yang digunakan

(31)

43

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajarsiswa terhadap model pembelajaran pendekatan bermain dan model pembelajaran konvensional yang diterapkan pada penelitian ini. Adapun instrument yang digunakan penulis untuk memperoleh data saat penelitian adalah Instrumen Skala dan tes.

1. Angket

Menurut Sugiyono (2013:199), “Kuisioner (Angket) merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Tujuan penyebaran

angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Disamping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta. Angket dapat dibagi menurut sifat jawaban yang diinginkan, yaitu:

1) Angket Terbuka dibagikan dan isi oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol saat peneliti belum menerapkan model pembelajaran peendekatan bermain dan model pembelajaran pendekatan teknik atau disebut juga dengan pretest dan setelah diberikan perlakuan yang disebut dengan posttest. Tes ini diberikan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Pemberian skor tes skala ini, menggunakan skala likert.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Siswa

Variabel Komponen Sub

Komponen Butir Pernyataan Hasil Belajar

(32)

44

dribling pada pembelajaran sepakbola yang telah disampaikan sebelumnya

2. Saya mengetahui kegunaan materi passing, stopping, shooting dan dribling pada pembelajaran sepakbola yang telah disampaikan sebelumnya 3. Saya mengetahui peraturan

permainan sepakbola yang benar

4. saya mengetahui cara melakukan passing, stopping, shooting dan dribbling yang benar

2. Memahami (comprehen sion)

5. Saya memahami materi passing, stopping, shooting dan dribling pada pembelajaran sepakbola yang telah disampaikan sebelumnya

6. Saya memahami kegunaan materi passing, stopping, shooting dan dribling pada pembelajaran sepakbola yang telah disampaikan sebelumnya 7. Saya memahami peraturan

permainan sepakbola yang benar

8. saya memahami cara melakukan passing, stopping, shooting dan dribbling yang benar

3. Aplikasi(ap lication)

9. Saya mempraktikan materi passing, stopping, shooting dan dribling pada pembelajaran sepakbola yang telah disampaikan sebelumnya 10.Saya mempraktikan peraturan

permainan sepakbola yang benar

(33)

45

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Analisis

(analyze)

12.Saya menganalisis materi passing, stopping, shooting dan dribling pada pembelajaran sepakbola yang telah disampaikan sebelumnya 13.Saya menganalisis kegunaan

materi passing, stopping, shooting dan dribling pada pembelajaran sepakbola yang telah disampaikan sebelumnya 14.Saya menganalisis peraturan

permainan sepakbola yang benar

15.Saya menganalisis cara melakukan passing, stopping, shooting dan dribbling yang benar

5. Sintesa 16.Saya menerapkan materi passing, stopping, shooting dan dribling pada pembelajaran sepakbola yang telah disampaikan pada saat permainan

17.Saya menerapkan kegunaan materi passing, stopping, shooting dan dribling pada pembelajaran sepakbola yang telah disampaikan sebelumnya 18.Saya menerapkan peraturan

permainan sepakbola yang benar

6. Evaluasi(ev aluation)

19.Saya mengevaluasi materi passing, stopping, shooting dan dribling pada pembelajaran sepakbola yang telah disampaikan sebelumnya 20.Saya mengevaluasi kegunaan

materi passing, stopping, shooting dan dribling pada pembelajaran sepakbola yang telah disampaikan sebelumnya 21.Saya mengevaluasi peraturan

(34)

46

22.Saya mengevaluasi cara melakukan passing, stopping, shooting dan dribbling yang benar

23.Saya menerima materi passing, stopping, shooting dan dribling pada pembelajaran sepakbola yang telah disampaikan sebelumnya dengan baik

24.Saya menerima materi mengenai kegunaan passing, stopping, shooting dan dribling pada pembelajaran sepakbola yang telah disampaikan dengan baik

25.Saya menerima materi mengenai peraturan permainan sepakbola yang benar

26.saya menerima materi mengenai cara melakukan passing, stopping, shooting dan dribbling yang benar

2. Merespon (responding )

27.Saya menjawab pertanyaan mengenai materi passing, stopping, shooting dan dribling pada pembelajaran sepakbola 28.Saya menjawab pertanyaan

mengenai kegunaan materi passing, stopping, shooting dan dribling pada pembelajaran sepakbola yang telah disampaikan sebelumnya 29.Saya menjawab pertanyaan

mengenai peraturan permainan sepakbola yang benar

3. Menghargai (valuing)

30.Saya berdiskusi dengan teman mengenai materi sepakbola yang kurang dipahami

31.Saya mengerjakan tugas mengenai materi sepakbola apabila tugas tersebut sukar 4. Bertanggun

g jawab (responsibl

(35)

47

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e) oleh guru

33.Saya peduli terhadap teman yang sudah saya langgar pada saat permainan sepakbola berlangsung

Pemberian skor untuk tes skala ini menggunakan skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Maka dari itu pemberian skor tes skala ini dapat dilihat pada tabel 3.4

Tabel 3.4

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Dalam penelitian ini penulis bermaksud mengukur aspek psikomotor siswa, menurut Harrow (dalam Nurhasan, 2013, hlm. 181) menyebutkan pengukuran aspek psikomotor terdiri dari enam tingkatan, yaitu :

1. Gerakan reflex, merupakan semua gerakan yang tidak disadari.

2. Gerakan dasar fundamental, gerakan lokomotor (berjalan, lari, lompat, berguling & gerakan non lokomotor (lari di tempat, sit up, push up). 3. Kemampuan perseptual, kemampuan dalam mempersepsi suatu gerakan. 4. Kemampuan fisikal, lemampuan yang berupa kekuatan, daya tahan,

power.

5. Gerakan keterampilan, rangkaian gerak mulai dari gerakan sederhana sampai gerakan yang kompleks.

6. Komunikasi non discursive., kumpulan yang meliputi berbagai kemampuan yang berkenaan dengan gerakan eksplosif dan interpretive.

(36)

48

adalah tes hasil belajar dalam permainan sepakbola. Adapun pelaksanaan tes hasil belajar sepakbola menurut Nurhasan (2013:207) antara lain sebagai berikut:

A. Tes passing dan stopping

a. Tujuan : mengukur keterampilan gerak kaki dalam menyepak bola dan ketepatan dalam mengoper sepakbola.

b. Alat yang digunakan : 1) Dua buah Bola sepak

2) Stopwatch 3) Peluit

4) Bangku Swedia sebanyak empat buah (papan ukuran 3 m x 60 cm sebanyak dua buah)

5) Kapur

c. Petunjuk pelaksanaan :

1) Testee berdiri dibelakang garis tembak yang berjarak empat meter dari papan sasaran, boleh dengan kaki kanan siap menembak ataupun sebaliknya.

2) Pada saat peluit ditiup, testee mulai menyepak bola ke papan sasaran dan menahannya kembali di belakang garis dengan kaki yang akan menyepak bola berikutnya yang arahnya berlawanan dengan sepakan pertama.

3) Waktu yang disediakan adalah 30 detik

4) Apabila bola keluar dari daerah sepak, maka testee menggunakan bola cadangan yang telah disediakan.

d. Gerakan dinyatakan gagal apabila

1) Bola ditahan dan disepak di depan garis sepak yang akan menyepak bola.

2) Hanya menahan dan menyepak bola dengan satu kaki saja.

(37)

49

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

Diagram lapangan tes mengoper bola

e. Cara menskor :

Jumlah menendang bola yang sah selama 30 detik

Hitungan 1, diperoleh dari satu kali kegiatan menendang bola.

Tes akhir dilakukan dengan bentuk yang sama seperti tes awal. Untuk tes akhir siswa melakukan teknik yang lebih baik lagi dari tes awal.

Sedangkan data yang diperoleh adalah hasil dari tes awal dan tes akhir passing adalah jumlah menendang bola yang sah selam 30 detik.

Hitungan satu diperoleh dari satu kali menendang bola dan menahan bola. B. Tes Menggiring bola (dribbling)

a. Tujuan : Mengukur keterampilan, kelincahan, dan kecepatan kaki dalam memainkan bola.

b. Alat yang digunakan :

- Bola

- Stopwatch

- Enam buah rintangan (tongkat/lembing)

- Tiang bendera

- Kapur

(38)

50

- pada aba-aba “siap”, testee berdiri di belakang garis star dengan bola dalam penguasaan kakinya.

- Pada aba-aba ya, testee mulai menggiring bola kea rah kiri melewati rintangan pertama dan berikutnya menuju rintangan berikutnya sesuai dengan arah panah yang telah ditetapkan sampai ia melewati garis finish.

- Salah arah dalam menggiring bola ia harus memperbaikinya tanpa menggunakan anggota badan selain kaki dimana melakukan kesalahan selama itu pula stop watch tetap jalan

- Menggiring bola dilakukan oleh kaki kanan dan kiri secara bergantian, atau minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola satu kali sentuhan

d. Testee dinyatakan gagal bila:

- Testee menggiring bola hanya dengan menggunakan satu kaki saja

- Testee menggiring bola tidak sesuai arah panah

- Testee menggunakan anggota badan selain kaki pada saat menggiring bola

(39)

51

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2

Diagram lapangan tes menggiring bola C. Tes menembak/ menendang bola ke sasaran (shooting)

a. Tujuan : mengukur keterampilan dan kecepatan gerak kaki dalam menyepak bola ke sasaran

b. Alat yang digunakan

- Bola

- Stopwatch

- Gawang

- Nomor-nomor

- Tali

c. Petunjuk pelaksanaan

- Testee berdiri di belakang bola yang diletakkan pada sebuah titik berjarak 16,5 meter di depan gawang/sasaran

- Tidak ada aba-aba dari testee

- Pada saat kaki testee menendang bola, maka stopwatch dijalankan dan berhenti saat bola mengenai sasaran

- Testee diberi tiga kali kesempatan d. Gerakan dinyatakan gagal bila

- Bola keluar dari daerah sasaran

- Menempatkan bola tidak pada jarak 16,5 meter dari sasaran e. Cara menskor:

Jumlah skor dan waktu yang ditempuh bola pada sasaran dalam tiga kali kesempatan

(40)

52

Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut

Gambar 3.3

Diagram lapangan tes menembak bola ke sasaran

G. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, peneliti melakukan persiapan kegiatan meliputi: a. penyusunan proposal penelitian.

b. Mengkaji teori-teori yang berhubungan dengan model pembelajaran pendekatan bermain, model pembelajaran pendekatan teknis dan hasil belajar siswa.

c. Observasi lokasi penelitian, sarana-prasarana yang diperlukan saat

penelitian, dan alat bantu untuk menunjang pelaksanaan penelitian.

d. Penentuan instrumen penelitian yang akan digunakan. Peneliti menggunakan skala yang sudah diketahui validitas dan reliabilitasnya. e. Melakukan perizinan penggunaan instrumen penelitian. Dan

f. Perizinan mengadakan penelitian ditempat yang dituju. 2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melakukan pelaksanaan kegiatan meliputi: a. Diskusi program penelitian dan jadwal penelitian kepada pihak sekolah

yang diwakili oleh Wakasek Kurikulum dan Guru Pendidikan Jasmani di SMP Negeri 8 Bandung

(41)

53

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. siswa diberikan skala untuk diisi sejujur-jujurnya untuk pengambilan data awal atau pretest.

d. Melaksanakan treatment kepada kelompok eksperimen dan kontrol, dimana kelompok eksperimen di treatment dengan model pembelajaran pendekatan bermain, dan kelompok kontrol dengan model pembelajaran pendekatan teknis. Selain penerapan model pembelajaran, peneliti juga

membedakan panduan pengajaran dan panduan belajar kelompok belajar pendekatan bermain dengan pengajaran pendekatan teknis. Ini dapat dilihat pada tabel 3.5 dan 3.6

Tabel 3.5

Perbedaan Panduan Mengajar Kelompok Belajar Pendekatan Bermain Dengan Pengajaran Kelompok Pendekatan Teknis

PENGAJARAN PENDEKATAN BERMAIN

PENGAJARAN PENDEKATAN TEKNIS

 Guru menghilangkan kesan bahwa aktivitas jasmani merupakan

(42)

54

kegiatan yang membuat lelah dengan menciptakan suasana yang menarik pada awal pembelajaran.

pembelajaran berlangsung.

 Guru menjelaskan inti kegiatan dengan menggunakan pendekatan bermain

 Guru menyampaikan inti kegiatan dengan menggunakan pendekatan teknis.

 Guru memberikan materi berupa permainan

 Guru memberikan materi secara berulang-ulang (drill)

 Guru mengawasi dan membiarkan siswa bermain sekalipun ada yang sambil berteriak yang penting siswa senang.

 Guru mengajarkan teknik dasar secara terpisah yang terdiri dari dribbling, passing, stoping dan shooting.

 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang dipelajari atau masing-masing kelompok.

 Guru mengevaluasi hasil belajar siswa menggunakan tes skil

Sesuai dengan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan bermain dan pendekatan teknis memiliki perbedaan yang signifikan baik dalam

cara pengajarannya dimana model pendekatan bermain lebih menitik beratkan pada metode demonstrasi sedangkan model pendekatan teknis lebih menitikberatkan pada metode ceramah. Selain cara pengajaran, model pendekatan bermain banyak memodifikasi materi pembelajaran sedangkan materi yang disampaikan dalam model pendekatan teknis lebih kepada penekanan teknik.

PENGAJARAN PENDEKATAN BERMAIN

PENGAJARAN PENDEKATAN TEKNIS

 Siswa menyimak tujuan pembelajaran, informasi yang diperlukan dan motivasi untuk

(43)

55

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.6

Perbedaan Panduan Belajar Kelompok Pendekatan Bermain Dengan Pengajaran Kelompok Pendekatan Teknis

e. Setelah di treatment, anak diberikan skala yang sebelumnya telah diberikan untuk diisi kembali (posttest).

3. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap penyususnan laporan, peneliti melakukan kegiatan meliputi: a. semua data yang telah di peroleh dari hasil pretest dan postest diolah dan

dianalisis dengan stategi penelitian yang telah direncanakan sebelumnya kemudian diujikan.

b. Bahasan hasil analisis data penelitian.

c. Simpulan hasil penelitian sehingga dapat diketahui apa hasil penelitian yang telah dilaksanakan.

H. Prosedur Pengolahan Data

1. Menghitung skor rata-rata

Menghitung skor rata-rata tes awal dan tes akhir masing-masing kelompok dengan rumus:

 Siswa belajar dribbling, passing, stoping dan shooting secara terpisah.

 Siswa bebas berekspresi namun tetap dalam konteks pembelajaran.

 Siswa belajar teknik dasar secara berulang-ulang (drill).

 Siswa mempresentasikan hasil kerjanya dan mengevaluasinya bersama teman dan guru.

(44)

56

= jumlah

= banyanknya sampel

2. Menghitung Simpangan Baku

Menghitung simpangan baku dengan rumus sebagai berikut :

S=

Keterangan :

S = simpangan baku yang dicari n = jumlah sampel

∑(x- )² = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Uji Normalitas Data

Dalam pengujian normalitas data penelitian yaitu bertujuan mengetahui apakah data dari hasil pengukuran tersebutt normal atau tidak normal. Dalam pengujiannya peneliti menggunakan uji normalitas Liliefors, yaitu peneliti menggunakan acuan dari langkah langkah pengujian normalitas yang

dikemukakan oleh Abduljabar, dkk (2010 : 256-257), bahwa beberapa langkah dalam uji distribusi normal yaitu sebagai berikut :

a. Membuat tabel penolong untuk mengurutkan data terkecil sampai terbesar, kemudian mencari rata-rata dan simpangan baku.

b. Mencari Z skor dan tempatkan pada kolom Zi. c. Mencari luas Zi pada tabel Z.

d. Pada kolom F(Zi), untuk luas daerah yang bertanda negatif maka 0,5 – luas daerah, sedangkan untuk luas daerah negatif maka 0,5 + luas daerah. e. S(Zi), adalah urutan n dibagi jumlah n.

f. Hasil pengurangan F(Zi) – S (Zi) tempatkan pada kolom F(Zi) – S(Zi). g. Mencari data atau nilai yang tertinggi, tanpa melihat ( - ) atau ( + ), sebagai

nilai Lo.

h. Membuat kriteria penerimaan dan penolakkan hipotesis:

1) Jika L0 ≥ Ltabel tolak H0 dan H1 diterima artinya data tidak berdistribusi normal.

2) Jika L0 ≤ Ltabel, terima H0 artinya data berdistribusi normal. i. Mencari nilai Ltabel, membandingkan L0 dengan Lt.

(45)

57

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Disini peneliti menggunakan bantuan SPSS v.20 untuk uji normalitas, dengan langkah-langkah :

 Inputkan data di SPSS

Langkah pertama yaitu mencari nilai residual, caranya klik Analyze >> Regression >> Linear

Pada kotak dialog Linear Regression, masukkan variabel Hasil Belajar ke kotak Dependent, kemudian masukkan variabel Pendekatan Bermain dan Pendekatan Teknis ke kotak Independent (s).

Klik tombol Save, selanjutnya akan terbuka kotak dialog ‘Linear Regression : Save’

 Pada Residuals, beri tanda centang pada „Unstandardized’. Kemudian klik tombol Continue. Akan kembali ke kotak dialog sebelumnya, klik tombol OK. Hiraukan hasil output SPSS, Anda buka input data di halaman Data View, disini akan bertambah satu variabel yaitu residual (RES 1).

Langkah selanjutnya melakukan uji normalitas residual, caranya klik Analyze >> Non Parametric tests >> Legacy Dialogs >> 1-Sample K-S.

 Selanjutnya akan terbuka kotak dialog ‘One Sample Kolmogorov Smirnov Test’ seperti berikut:

Masukkan variabel Unstandardized Residual (RES 1) ke kotak Test Variable List. Pada Test Distribution, pastikan terpilih Normal. Jika sudah klik tombol OK. Akan kembali ke kotak dialog sebelumnya. Klik OK.

4. Pengujian Uji Homogenitas Dua Variansi

Dalam pengujian homogen tidaknya data penelitian maka harus dilakukan pengujian kesamaan varians dua kelompok sampel normal dengan varians σ12 dan

σ22. Bentuk rumus uji dua pihaknya yaitu uji untuk pasangan hipotesis nol H0 dan tandingannya H1:

H0 : σ12 = σ22

(46)

58

Dalam menghitung homogonitas, peneliti menggunakan rumus dan langkah-langkah sebagai berikut :

F=

a. Menentukan F dari table dengan taraf nyata 0,05.

b. Menentukan uji homogenitasnya dengan kriteria: 1) Apabila maka kedua varian homogen.

2) Apabila maka kedua varian tidak homogen.

Disini peneliti menggunakan bantuan SPSS v.20 untuk uji homogenitas, dengan langkah-langkah :

 Siapkan data yang akan diujikan, yaitu 2 sampel data

Lalu buka program SPSS, lalu pilih variabel view, kemudian isi baris satu dengan nama misalkan PretesEks dan baris dua dengan nama PretesKontrol.

Lalu kembali ke data view, lalu masukkan data sesuai dengan nilainya. Setelah data telah diisi maka kita lakukan analisis, pilih Analyze –> Compare Means –> One Way ANOVA

Maka akan muncul tab One Way ANOVA lalu masukkan nilai PretesEks ke dalam Dependent List, dan PretesKontrol ke dalam Factor List.

kemudian pilih option, lalu beri tanda ceklis pada Homogeneity Of Variance Test, lalu klik continue.

Lalu pilih OK

Dari hasil diatas, maka kita lihat tabel test of homogeneity of Variances. Kita lihat nilai signifikasinya ( Sig.) menunjukkan hasil 0.231. Jika nilai Sig.

lebih dari 0.05 maka dapat dipastikan bahwa data tersebut homogen. Karena 0.231 > 0.05 maka hal ini menunjukkan bahwa 2 sampel data diatas

homogen.

5. Pengujian Hipotesis

(47)

59

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Uji hipotesis ini menggunakan t-test. Uji t-test dilakukan untuk dapat mengambil kesimpulan dalam penerimaan hipotesis penelitian, untuk pengujian tersebut dipergunakan rumus t-test dan menggunakan taraf signifikan 0,05 % karena penelitiannya termasuk pendidikan sosial. Rumus t-test dan langkah-langkah uji hipotesisnya sebagai berikut :

a. Ketentuan pemilihan rumus t-test menurut Sugiyono (2010 : 272-273), sebagai berikut:

- Bila jumlah anggota sampel dan varians homogen ( ), maka

dapat digunakan rumus t-test baik untuk separated, maupun pool varian. Untuk melihat harga t-tabel digunakan dk = – 2

- Bila , varians homogen ( ), dapat digunakan rumus t-test

pooled varian. Untuk melihat harga t-tabel digunakan (dk) = – 2

- Bila , varians tidak homogen ( ), dapat digunakan rumus

t-test baik untuk separated, maupun pool varian. Untuk melihat harga t-tabel digunakan dk = – 1 atau dk = – 1 . jadi dk bukan – 2.

- Bila , varians tidak homogen ( ). Untuk ini digunakan t-test

dengan separated. Harga t sebagai penggati t-tabel dihitung dari selisih harga t-tabel dengan dk ( – 1) dan dk ( – 1) dibagi dua, dan kemudian

ditambahkan dengan harga t yang terkecil. b. Rumus t-test :

- Separated varians

t =

- Polled varians

(48)

60

Ket :

t = nilai yang dicari ( )

= rata-rata kelompok A

= rata-rata kelompok B

= jumlah sampel kelompok A

= jumlah sampel kelompok B

= variansi kelompok A

= variansi kelompok B

c. Menentukan batas kritis penerimaan dan penolakan hipotesis:

Dengan taraf nyata α = 0,05 dan dk ( n1 + n2 – 2 )

Untuk α = 0,05 dan dk ( n1 + n2 – 2 ) = 70, maka diperoleh nilai t sebesar 1,6669.

d. Kriteria pengujian hipotesis

Hipotesis yang diajukan diterima jika t-hitung < t-tabel.

Disini peneliti menggunakan bantuan SPSS v.20 untuk t test, dengan langkah-langkah :

 Buka lembar kerja baru pada program SPSS

 Klik variable view pada SPSS data editor

 Pada kolom name, ketik sebelum pada baris pertama dan sesudah pada baris kedua

 Pada kolom decimals, ketik 0

 Pada kolom label, ketik sebelum diet untuk baris pertama dan sesudah diet untuk baris kedua

 Abaikan kolom yang lainnya

 Klik data view, pada SPPS data editor

(49)

61

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Klik menu Analyze – Compare Means – Paired – Samples Test

 Klik variable sebelum diet, kemudian klik sesudah diet masukan ke kotak paired variable (s), maka pada paired variable (s) terlihat tanda sesudah...Sebelum

 Untuk option, gunakan tingkat kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5%, klik continue

(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data, pengujian data serta pembahasan hasil peneltian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran bermain terhadap peningkatan

hasil belajar siswa dalam pembelajaran sepakbola

2. Terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran teknis terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sepakbola

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara penerapan model pembelajaran pendekatan bermain dan model pembelajaran pendekatan teknis terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran sepakbola.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 8 Bandung penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut :

a. Guru diharapkan dapat memilih model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam mata pelajaran penjas khususnya dalam pembelajaran sepakbola, dimana dalam pembelajaran tersebut memerlukan banyak pemahaman dan latihan. Dengan tepat menerapkan model pembelajaran, maka diharapkan siswa akan memperoleh hasil belajar yang optimal.

(51)

76

Chandrawan Satria, 2015

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengeksplorasi kembali variabel-variabel lain yang diduga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa baik dari segi faktor eksternal maupun internal.

Gambar

Tabel 3.2  Program Perlakuan
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Siswa
Tabel 3.4 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Gambar 3.1 Diagram lapangan tes mengoper bola
+3

Referensi

Dokumen terkait

(b) Grafik relasi tegangan kendali terhadap waktu Gambar 18 Grafik pengendalian kecepatan motor DC. menggunakan PLL

Berdasarkan panjang rantai asam lemak dibagi atas; asam lemak rantai pendek ( short chain fatty acids , SCFA) mempunyai atom karbon lebih rendah dari 8, asam lemak rantai

Analisis fungsional yang menjadi dasar pertimbangan dilakukannya transaksi antara Wajib Pajak dengan perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa, semua risiko-risiko diasumsikan

Interaksi konsentrasi pengendap dan lama pengendapan memberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata terhadap rendemen, kadar metoksil dan kadar galakturonat, dan

Pembuatan web band dengan menggunakan jaringan internet memberi kemudahan bagi User untuk menjangkau area yang luas dengan waktu yang efisien disamping itu dapat menyajikan

permasalahan yang diberikan sehingga diharapkan siswa lebih aktif dalam belajar.. Hal ini sesuai menurut Millis dan Cottell (1998) bahwa

ngsih (2013) Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity , Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Publik di Indonesia Dependen: Nilai Perusahaan

Tes ini digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa yang. berkaitan dengan topik korosi