• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 14 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 14 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 14 MEDAN

TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012

Oleh:

Era Erhasil Tarigan NIM 408141060

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala rahmat dan berkatNya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat

kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai

dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN

HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 14

MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012”, disusun untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dra.

Masdiana Sinambela, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian

sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Bapak Dr. Hasruddin,M.Pd, Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si,

dan Ibu Dra. Dameria Sitompul sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan

masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan

skripi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Hj. Nuraini

Harahap, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak

dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Biologi FMIPA UNIMED yang telah

membantu penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak Drs. Guboan,

M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 14 Medan, Ibu Berliana Hutabarat,

S.Pd , Ibu Raihana, S.Pd. selaku guru bidang studi biologi SMA Negeri 14

Medan, staf pegawai dan siswa-siswi kelas XI IPA SMA N 14 medan yang telah

banyak membantu penulis dalam penelitian.

Teristimewa saya sampaikan terima kasih banyak kepada Ayahanda Drs.

P. Tarigan, Ibunda Y.S. Sinuraya Br. Sinuraya (Alm.), dan buat kakak dan abang

saya tercinta (Eka, Emma, dan Erry) yang sudah berdoa dan memberikan

(4)

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa

Pendidikan Biologi stambuk ’08 A yang sudah mendukung saya melalui doa dan

motivasi untuk tetap semangat dalam menyelesaikan dan memperbaiki skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan

Medan, Juli 2012

Penulis,

Era Erhasil Tarigan

(5)

KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 14 MEDAN

TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012

Era Erhasil Tarigan (NIM 408141060)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 14 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 14 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012 berjumlah 201 orang. Sedangkan sampel penelitian diambil secara random sampling berjumlah 60 orang. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan kuesioner (angket) dan tes sebagai alat pengumpul data penelitian.

Dari hasil uji persyaratan data diketahui bahwa data kecerdasan emosional maupun data hasil belajar siswa berdistribusi secara normal dan homogen dengan skor rata-rata 148,9 dengan standar deviasi 9,76 untuk data kecerdasan emosional siswa dan nilai rata-rata 71,25 dengan standar deviasi 10,79 untuk data hasil belajar biologi siswa.

Berdasarkan analisis data diketahui bahwa bentuk persamaan regresi Ŷ =

-20,5 + 0,62X merupakan regresi linier, dimana Fhitung < Ftabel (1,76 < 1,86) dengan

(6)

THE CORRELATION OF EMOTIONAL QUOTIENT WITH THE BIOLOGY STUDY RESULT OF STUDENT AT XI

IPA CLASS SMA NEGERI 14 MEDAN ACADEMIC YEAR 2011/2012

Era Erhasil Tarigan (NIM 408141060)

ABSTRACT

This research aims to determine the relationship of emotional quotient with the biology study result of student at XI IPA SMA Negeri 14 Medan academic year 2011/2012. The population in this research were all of student at XI IPA in SMA Negeri 14 Medan academic year 2011/2012 as many as 201students. And the sample of this research was taken randomly sampling as many 60 students. Kind of research that used in this research is descriptive, with a questionnaire and test as data’s collector instruments research.

From the results of the test data requirements known that emotional quotient data as well as study result of student data are distributed normally and homogeneous with an average score is 148,9 with a standard deviation is 9,76 for the emotional quotient of students data and average value is 71,25 with a standard deviation is 10,79 for the data of student’s study result.

Based on data analysis known that the shape of the regression equation Y = -20,5 + 0,62X is a linear regression, where Fhitung < Ftabel (1,76 < 1,86) with a

confidence level α = 0.05. From the calculation of the correlation coefficient

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata pengantar v

DaftarIsi vii

Daftar Tabel ix

DaftarGambar x

DaftarLampiran xi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 5

1.3 Pembatasan Masalah 5

1.4 Rumusan Masalah 5

1.5 Tujuan Penelitian 6

1.6 Manfaat Penelitian 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Emosi 7

2.2. Bentuk-bentuk Emosi 7

2.3. Kecerdasan 8

2.4. Kecerdasan Emosional 10

2.5. Aspek Kecerdasan Emosional 12

2.6. Belajar 17

2.6.1. Pengertian Belajar 17

2.6.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar 18

2.7. Hasil Belajar 19

2.8. Korelasi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar 20

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 22

3.1.1 Lokasi Penelitian 22

3.1.2 Waktu Penelitian 22

3.2 Populasi dan Sampel 22

3.2.1 Populasi 22

3.2.2Sampel 23

3.3 Variabel Penelitian 23

3.4 Desain Penelitian 33

3.5 Teknik Pengumpulan Data 23

3.5.1. Alat Pengumpul Data 23

3.5.2. Prosedur Penelitian 30

(8)

3.7.Teknik Analisa Data 31

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data Penelitian 37

4.1.1. Data Kecerdasan emosional 37

4.1.2. Data Hasil Belajar Biologi Siswa 38

4.2. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian 38 4.2.1. Distribusi Siswa Responden Berdasarkan kategori

Tingkat EQ 38

4.2.2. Distribusi Siswa Responden Berdasarkan Hasil Belajar Biologi 39

4.3. Uji Persyaratan Data 40

4.3.1. Uji Normalitas 40

4.3.2. Uji Homogenitas 41

4.3.3. Uji Linieritas dan Keberartian Persamaan Regresi 41

4.3.4. Perhitungan Koefisien Korelasi 42

4.3.5. Pengujian Hipotesis 43

4.3.6. Perhitungan Indeks Determinasi 43

4.4. Pembahasan 44

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 46

5.2. Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 47

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kerangka Kerja Kecakapan Emosi 15

Tabel 3.1. Jumlah Populasi Penelitian 22

Tabel 3.2. Penentuan Kategori EQ siswa berdasarkan skor angket 24

Tabel 3.3. Kisi-kisi angket yang digunakan mengukur

Kecerdasan emosional 24

Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar 28

Tabel 3.5. Analisis Varians untuk uji kelinieran regresi 35

Tabel 3.6. Interpretasi nilai r 36

Tabel 4.1. Distribusi frekuensi data kecerdasan emosional 37

Tabel 4.2. Distribusi frekuensi data hasil belajar biologi 38

Tabel 4.3. Distribusi siswa responden berdasarkan kategori

tingkat kecerdasan emosional 39

Tabel 4.4. Distribusi siswa responden berdasarkan tes hasil belajar 39

Tabel 4.5. Uji normalitas variabel penelitian 40

Tabel 4.6. Anava Untuk Uji Kelinieran dan Keberartian

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Diagram pencar yang menunjukkan arah

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan

merupakan kunci dari masa depan manusia yang dibekali dengan akal dan pikiran.

Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan

kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk

meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengembangkan perilaku yang

diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar tentang

berbagai pengetahuan yang ada di dunia. Trend di setiap sekolah sebagian besar

terlalu mengedepankan hasil belajar sehingga yang menjadi patokan utama yaitu

perkembangan intelektual tanpa memperhatikan perkembangan emosional para

siswanya.

Sering ditemui siswa mengalami kesulitan saat menghadapi soal-soal ujian

mereka. Padahal persiapan sebelum ujian sudah optimal dibawah bimbingan guru

bidang studinya. Namun, ketika siswa dihadapkan dengan soal-soal dari sekolah

lain yang ternyata berbeda dengan yang diajarkan guru mereka, siswa tersebut

langsung down dan tertekan karena merasa asing dengan soal-soal tersebut.

Sehingga kesiapan mental yang sudah dibangun sebelum ujian menjadi goyah,

yang tentu saja membuat siswa tersebut kewalahan menghadapinya. Namun

sesaat setelah ujian selesai, siswa yang bersangkutan mampu mengerjakan ulang

soal-soal tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut tidak dapat mengendalikan

pikiran emosionalnya pada saat dihadapkan dengan situasi yang menegangkan.

Ketika pikiran emosional tersebut terganggu akan situasi yang menegangkan,

maka pikiran logis dan rasional pun akan terganggu pula. Sekali pikiran rasional

(12)

kita lakukan. Memahami kekuatan tentang bagaimana kita merasa dan perilaku

yang menyertainya merupakan intisari kecerdasan emosional (Patton, 2011).

Dari hasil observasi yang penulis adakan pada tanggal 07 Pebruari 2012 di

SMA Negeri 14 Medan bahwa nilai-nilai tes formatif ternyata menunjukkan

angka hasil belajar yang kurang memuaskan, dimana nilai biologi siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 14 yang terlihat dalam Daftar Kumpulan Nilai (DKN) hanya

mempunyai nilai rata-rata 65. Padahal Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk

mata pelajaran biologi 70.

Rendahnya hasil belajar siswa tersebut tidak terlepas dari faktor yang

mempengaruhi hasil belajar. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup kesehatan,

intelegensi, bakat, minat dan motivasi. Faktor eksternal mencakup keluarga,

sekolah dan lingkungan sekitarnya. Salah satu bagian dari faktor internal

menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah penempatan intelegensi dalam

peranan yang melebihi proporsi yang sebenarnya.

Masyarakat khususnya orang tua seringkali merasa resah bila anak-anaknya

berprestasi kurang menonjol di sekolah. Ketika anak-anak tidak menempati

sepuluh (10) besar di sekolah, para orangtua mulai berprasangka negatif terhadap

si anak. Ada yang berprasangka bahwa anaknya malas, tidak mau belajar hanya

mau bermain, dan tergolong bodoh. Oleh karena itu rangking atau peringkat di

dunia pendidikan menjadi hal yang sangat diutamakan hingga saat ini. Rangking

menjadi simbol betapa kecerdasan intelektual (IQ) sangat diakui sebagai

satu-satunya ukuran kecerdasan dan kemampuan sehingga anak didik hanya diukur

berdasarkan nilai atau kemampuan kognitif-akademisnya.

Kenyataannya dalam proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan

siswa yang tidak dapat meraih hasil belajar yang setara dengan kemampuan

intelegensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi

memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada siswa yang walaupun

kemampuan intelegensinya rendah, dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi.

Kemampuan akademik, nilai rapor, predikat kelulusan pendidikan tinggi

(13)

atau seberapa tinggi sukses yang mampu dicapai. Itu sebabnya taraf inteligensi

bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang,

karena ada faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan tersebut.

Banyak contoh di sekitar kita membuktikan bahwa orang yang memiliki

kecerdasan otak saja, atau banyak memiliki gelar yang tinggi belum tentu sukses

berkiprah di dunia pekerjaan. Bahkan seringkali yang berpendidikan formal lebih

rendah ternyata banyak yang lebih berhasil. Kebanyakan program pendidikan

hanya berpusat pada kecerdasan akal (IQ) saja, padahal yang diperlukan

sebenarnya adalah bagaimana mengembangkan kecerdasan hati, seperti

ketangguhan, inisiatif, optimisme, kemampuan beradaptasi yang kini telah

menjadi dasar penilaian baru. Saat ini begitu banyak orang berpendidikan dan

tampak begitu menjanjikan, namun karirnya terhambat atau lebih buruk lagi,

tersingkir, akibat rendahnya kecerdasan emosional mereka.

Menurut Goleman (2009), Kecerdasan intelektual (IQ) hanya mendukung

sekitar 20% faktor-faktor yang menentukan keberhasilan. Sedangkan 80% sisanya

berasal dari faktor lain, termasuk kecerdasan emosional. Ia menyebutkan bahwa

EQ mencakup semua sifat seperti; (1) Kesadaran diri, (2). Manajemen suasana

hati, (3) Motivasi diri, (4) Pengendalian impulsi atau desakan diri dan, (5)

Ketrampilan mengendalikan orang.

Studi yang dilakukan oleh Mischel tahun 1960-an, mengenai tes

marshmallow, memperlihatkan dengan jelas bahwa kemampuan menahan emosi

dan dorongan hati mempengaruhi kecakapan sosial seseorang ; secara pribadi

lebih efektif, lebih tegas, dan lebih mampu menghadapi kekecewaan hidup.

Bahkan, yang lebih menakjubkan, mereka secara mencolok mempunyai nilai lebih

tinggi pada tes-tes SAT. Anak yang mampu menahan dorongan hatinya memiliki

nilai rata-rata kemampuan verbal 610 dan nilai kemampuan kuantitatif (alias

“matematika”) 632, selisih 210 poin untuk keseluruhannya dengan anak yang

tidak dapat menahan dorongan hatinya, yakni 524 dan 528 pada bidang yang

sama. Hal ini menunjukkan bahwa IQ dan kecerdasan emosional bukanlah

keterampilan yang saling bertentangan, melainkan

(14)

Dalam proses belajar siswa, kedua inteligensi itu sangat diperlukan. IQ

tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional

terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah. Namun biasanya kedua

inteligensi itu saling melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan

kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah (Goleman, 2009).

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, terdapat

korelasi kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa di sekolah. Menurut

Gusmayanti (2009), kecerdasan emosional memberikan kontribusi sebesar 15,84

% terhadap prestasi belajar biologi siswa XI IPA SMA Swasta tunas pelita binjai

tahun 2008/2009. Selanjutnya, Hayati (2009) menunjukkan kecerdasan emosional

memberikan kontribusi sebesar 21,16% terhadap hasil belajar siswa kelas VIII

SMP Negeri 17 Medan T.P. 2008/2009. Menurut Kasih (2009) kontribusi

kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa Kelas XI SMA Negeri 1

Simpang Empat Kabupaten Asahan Tahun Pembelajaran 2008/2009 sebesar 64%.

Sedangkan menurut Sembiring (2010) kontribusi kecerdasan emosional terhadap

hasil belajar siswa kelas X SMA AR-Rahman Medan Tahun Pembelajaran

2009/2010 sebesar 69,7%.

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat

dalam menyikapi keberhasilan belajar anak bukan hanya semata-mata karena

kemampuan intelektual namun karena ada faktor lain yang mendukung

keberhasilan seorang anak. Hal inilah yang mendasari peneliti untuk melakukan

penelitian dengan judul “Korelasi Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar

(15)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka masalah yang

teridentifikasi dalam penelitian ini adalah:

1. Sistem pendidikan di Indonesia yang umumnya masih tetap menekankan

IQ sebagai simbol kecerdasan

2. Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pengaruh kecerdasan

emosional dalam menentukan keberhasilan belajar siswa

3. Pengembangan EQ yang belum mendapat prioritas di sekolah dalam upaya

meningkatkan hasil belajar siswa

4. Rendahnya hasil belajar biologi siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 14

Medan

1.3. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini terlaksana dengan baik dan terarah, maka penelitian ini

dibatasi hanya pada “ Kecerdasan emosional yang mencakup kecakapan diri dan

kecakapan sosial.”

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Seberapa besar korelasi antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar

biologi siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 14 Medan Tahun Pembelajaran

2011/2012?

2. Berapakah persen (%) kontribusi kecerdasan emosional terhadap hasil

belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 14 Medan Tahun Pembelajaran

(16)

1.5. Tujuan penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa besar korelasi antara kecerdasan emosional

dengan hasil belajar biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 14 Medan

Tahun Pembelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui persen (%) kontribusi kecerdasan emosional terhadap

hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 14 Medan Tahun

Pembelajaran 2011/2012.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan bermanfaat:

1. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah dalam pengambilan kebijakan

yang berhubungan dengan peningkatan kecerdasan emosional para siswa

2. Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat memberikan perhatian dan

pendekatan kepada siswa, khususnya dalam hal meningkatkan kecerdasan

emosional anak.

3. Sebagai bahan masukan bagi calon peneliti yang bermaksud mengadakan

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari perhitungan koefisien korelasi, didapat harga r sebesar 0,56. Sehingga

berdasarkan harga interpretasi nilai r, maka korelasi antara Kecerdasan

Emosional dengan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 14

Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012 menunjukkan angka yang cukup

signifikan.

2. Kecerdasan Emosional memberikan kontribusi sebesar 31,4% terhadap Hasil

Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 14 Medan Tahun

Pembelajaran 2011/2012.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka disarankan hal-hal

sebagai berikut:

1. Agar pihak sekolah lebih mengutamakan pengambilan kebijakan-kebijakan

sekolah yang mendukung peningkatana kecerdasan emosional siswa.

2. Agar para guru senantiasa memberikan perhatian dan pendekatan kepada

siswa dengan memotivasi siswa agar lebih mengenal dan menggunakan

kecerdasan emosionalnya sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan

hasil belajar.

3. Agar para pembaca dan kaum intelektual lainnya berkenan dalam melakukan

penelitian lanjutan mengenai kecerdasan emosional atau faktor-faktor lain

yang mempengaruhi prestasi akademik siswa.

Ket. : Karena Keterbatasan penelitian, maka masih perlu lebih diasah Kombinasi

Referensi

Dokumen terkait

Bagi pendidikan ilmu keperawatan sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan bagi mahasiswa dan mahasiswi ilmu keperawatan dalam hal pemahaman perkembangan dan upaya

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kesehatan bank pada sektor perbankan go public yang diukur dengan rasio CAMEL pada tahun 2004-2005..

This study focuses on the power of love for survival on the major character personality in Sidney Sheldon’s Rage of Angels by using individual psychological approach4. The objectives

Kesimpulan : Kader gizi tentang Kartu Menuju Sehat (KMS) berpengetahuan baik sebanyak 43 responden atau 91.5%, Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan kader

Knapsack sprayer TASCa mempunyai kapasitas lapang efektif herbiciding sebesar 0,111 ha/jam (Iebih tinggi dibanding ALPHA sebesar 0,098 ha/jam), sehingga penggunaan TAsca akan

Berdasarkan hasil diskusi dengan pengguna, fungsi yang dibutuhkan oleh sistem ini antara lain fungsi untuk meng- input XML ke sistem, melakukan parsing untuk

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dari kepala sekolah,

pada sosis fermentasi meliputi analisis BAL, S. coli dan Salmonella. coli dan Salmonella merupakan bakteri yang bersifat mesofilik dan merupakan patogen yang berbahaya