• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Yuridis terhadap Perikatan dalam Penyedia Jasa Layanan Taksi Uber dan Pertanggungjawaban bagi Penyedia Jasa Layanan Taksi Uber, Pemilik Rental Mobil, Sopir Taksi Uber yang Menimbulkan Kerugian bagi Pengguna Jasa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Yuridis terhadap Perikatan dalam Penyedia Jasa Layanan Taksi Uber dan Pertanggungjawaban bagi Penyedia Jasa Layanan Taksi Uber, Pemilik Rental Mobil, Sopir Taksi Uber yang Menimbulkan Kerugian bagi Pengguna Jasa."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERIKATAN DALAM PENYEDIA JASA LAYANAN TAKSI UBER DAN PERTANGGUNGJAWABAN BAGI PENYEDIA

JASA LAYANAN TAKSI UBER, PEMILIK RENTAL MOBIL, SOPIR TAKSI UBER YANG MENIMBULKAN KERUGIAN BAGI PENGGUNA JASA

ABSTRAK

Perkembangan transportasi khususnya transportasi darat mengalami perkembangan yang sangat pesat hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya perusahaan yang menyediakan berbagai jasa transportasi darat, serta banyaknya masyarakat yang menggunakan jasa transportasi darat. Salah satu transportasi telah mengalami perubahan yang semakin modern adalah taksi. Taksi merupakan jenis kendaraan yang disewa dengan sopir, yang digunakan oleh penumpang tunggal atau sekelompok kecil penumpang. Perkembangan Transportasi juga mencakup pada cara pemesanan dan pembayaran transaksi atas jasa transportasi. Salah satu jasa layanan taksi yang sedang marak di masyarakat yaitu Taksi Uber. Taksi Uber merupakan perusahaan layanan taksi dengan menggunakan teknologi komunikasi. Layanan Taksi Uber menghubungkan penumpang dengan pengemudi mobil sewaan melalui aplikasi mobile. Penumpang dapat memesan mobil dan membayar tarif perjalanan melalui aplikasi yang tersedia dalam

smartphone. Adapun cara pembayarannya tidak menggunakan uang tunai, melainkan menggunakan kartu kredit yang telah di daftarkan sebelumnya. Taksi Uber berplat hitam layaknya kendaraan pribadi. Permasalahan mengenai bentuk perikatan antara konsumen, pemilik rental,dan sopir adalah hal yang perlu dikaji. Hal tersebut terjadi karena menyangkut masalah pertanggungjawaban khususnya jika merugikan pengguna jasa.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode yuridis normatif yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum positif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Undang-undang yang mengacu pada hukum primer berupa Kitab undang Hukum Perdata , Kitab Undang-undang Hukum pidana, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, Undang-Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Bahan hukum sekunder berupa buku-buku, pendapat para ahli, dan jurnal-jurnal hukum. Melalui metode penelitian tersebut maka penulis akan mendapatkan analisa mengenai bentuk perikatan dan tanggung jawab Penyedia Jasa Layanan Taksi Uber, pemilik rental mobil, dan sopir Taksi Uber terhadap pengguna jasa yang menggunakan jasa Taksi Uber.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa bentuk perikatan yang terjadi antara Perusahaan Penyedia Jasa Layanan Taksi Uber dan Perusahaan Rental Mobil adalah perikatan antara 2 (dua) pihak (Bipartit). Yaitu perikatan antara Perusahaan Uber dan Perusahaan rental mobil. Bentuk pertanggungjawaban secara perdata sesuai dengan Undang-Undang no 8 tahun 1999 tentang perlindugan Konsumen. Undang-Undang tersebut mengatur upaya hukum yang dapat dilakukan konsumen yang mengalami kerugian akibat perbuatan pelaku usaha. Penyelesaian sengketa konsumen dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu penyelesaian sengketa di luar pengadilan atau cara damai serta penyelesaian sengketa melalui pengadilan. Bentuk pertanggungjawaban yang dapat diminta secara pidana berdasarkan pasal 234,235,dan 237, 310 ayat (1), (2), (3), dan (4) UU No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, pasal 281, 285, 286, 289, 365, 328 KUHP.

(2)

Juridical review of engagement in service providers services taxi uber and accountability for service providers taxi uber services , the owner car rental ,

taxi driver uber which have inflicted losses for users

ABSTARCT

The development of transportation especially mainland transport undergo development which is very fast this can be seen from many companies provide a variety of transportation service land , as well as many people using mainland transport services .One of transportation has changed the modern is taxi .Taxi is the type of vehicle hired with a driver , used by passengers single or a small group of passengers . The development of transportation also includes on how to reservations and payment transactions for services transportation .One services taxis underway in of the society taxi uber .Taxi uber is the company services taxi by means of technology communication .Services taxi uber connecting passengers with the driver rental car through the application of mobile .Passengers can booked and pay the travel through the application of available in a smartphone. As for payments are not use cash, but instead credit card that has been in listed before.Taxi Taxi uber berplat black like private vehicles.Problems concerning the form engagements between consumers, the owner go to, and a driver is a thing to be examined.This is because related to the issues responsibility especially if injurious users.

Research method used is a method of juridical normative which focus to assess the application of norms or norms in positive law .Approach that is used is the approach the act of referring to primary law in the form of the book of the act of civil law , the book of the act of criminal law , act no 22 years 2009 about traffic and public transport , act no 8 1999 about consumer protection.Material law secondary of books, opinion experts, and jurnal-jurnal law.Through a method of the survey hence writers will get analysis compact in and responsibilities of service providers taxi uber services, the owner car rental, and taxi driver Uber to users who use the Taxi Uber.

The results of the study concluded that the form of engagement what happened between companies providing services taxi uber and companies car rental is engagements between 2 ( two ) party ( bipartite ).Namely engagements between the company uber and companies car rental. A form of responsibility in civil in accordance with the act no 8 / 1999 on consumer protection.The act of it

arranged legal remedy that can be done constumers.Who had losses due to what

business players .Dispute resolution consumers could be done through two ways , namely dispute resolution outside the court or peaceful means and court-based dispute resolution .A form of responsibility that could be called upon in a criminal manner based on article 234,235 , and 237 , 310 paragraph ( 1 ) , ( 2 ) , ( 3 ) , and ( 4) of law no 22 2009 on road traffic , article 281 , 285 , 286 , 289 , 365 , 328 million project kuhp

(3)

DAFTAR ISI

Pernyataan Keaslian ... i

Pengesahan Pembimbing ... ii

Persetujuan Panitia Sidang Ujian...iii

Persetujuan Revisi... iv

Abstrak...v

Abstract... .. vii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ...xi

Daftar Tabel ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 5

E. Kerangka Pemikiran ... 6

F. Metode Penelitian ... 13

G. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II PERJANJIAN SEBAGAI DASAR PERIKATAN DALAM PENYEDIA LAYANAN JASA TAKSI UBER A. Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian Pada Umumnya...17

(4)

3. Asas-asas Perjanjian...27

4. Berakhirnya Perjanjian...31

B. Perikatan Pada Umumnya 1. Pengertian Perikatan ... 32

2. Perikatan Dalam Arti Luas dan Sempit... 33

3. Macam-macam Perikatan...34

4. Unsur-unsur Perikatan...37

5. Asas-asas Perikatan...42

6. Sumber-sumber Hukum Perikatan...44

7. Perikatan Yang Lahir Dari Undang-undang dan Perikatan Yang Timbul Karena Perjanjian...45

C. Ketentuan Normatif Yang mengatur Mengenai Perlindungan Konsumen di Indonesia 1. Pengertian Konsmen...48

a. Hak Konsumen...51

b. Kewajiban Konsumen...53

2. Pengertian Perlindungan Konsumen...54

3. Asas dan Tujuan Hukum Perlindungan Konsumen...58

a. Asas Hukum Perlindungan Konsumen... 59

b. Tujuan Perlindungan Konsumen... 60

(5)

D. Penanaman Modal Asing Terkait Pendirian Usaha di Indonesia

1. Pengertian Penanaman Modal Asing...62

2. Teori Penemuan Modal Asing...66

3. Asas Dan Tujuan Penanaman Modal Asing... 77

4. Bentuk Badan Hukum...80

5. Penyelesaian Sengketa Dalam Penanaman Modal asing ...85

6. Pengertian Arbitrase...86

a. Ruang Lingkup Arbitrase...90

b. Kelebihan dan Kelemahan Arbitrase...93

BAB III JASA LAYANAN TAKSI UBER DAN KEDUDUKAN PARA PIHAK DALAM JASA LAYANAN TAKSI UBER A. Profil Taksi Uber dan Jasa Layanannya...96

B. Kedudukan Uber Sebgai Perusahaan Berbasis Aplikasi...97

C. Kedudukan Para Pihak Dalam Jasa layanan Taksi Uber 1. Perusahaan Penyedia Jasa Layanan Taksi Uber ... 98

2. Perusahaan Rental Mobil ... 102

3. Sopir Taksi Uber ... 103

D. Sistem Daring (dalam jaringan) dan Sistem Pembayaran Online Dalam kegiatan Operasional Taksi Uber 1. Pengertian sistem daring (dalam jaringan)... 104

2. Pengertian Sistem Pembayaran Online ... 107

(6)

F. Perbedaan Taksi Uber Dengan Taksi Pada Umumnya ... 115

BAB IV BENTUK PERIKATAN PIHAK-PIHAK DALAM PENYEDIA

JASA LAYANAN TAKSI UBER DAN PERTANGGUNGJAWABAN

HUKUMNYA YANG MENIMBULKAN KERUGIAN BAGI

PENGGUNA JASA

A. Perikatan Antara Perusahaan Penyedia Layanan jasa Taksi Uber,

pemilik rental mobil, dan sopir Taksi Uber ... 117

1. Hubungan Perusahaan Uber dengan Pemilik Rental

Mobil...123

2. Hubungan Perusahaan Rental Mobil dengan Sopir Taksi

Uber...126

3. Hubungan Perusahaan Penyedia Jasa Layanan Taksi Uber dengan

Sopir Taksi Uber...130

4. Hubungan Sopir Taksi Uber dan Pengguna Jasa...131

5. Hubungan Antara Pengguna Jasa dan Perusahaan Uber...132

B. Pertanggungajawaban Penyedia Jasa Layanan Taksi Uber,

Perusahaan rental Mobil, dan Sopir Taksi uber yang

Mengakibatkan Kerugian Bagi Pengguna Jasa...104

Tanggungjawab Perusahaan Penyedia Jasa Layanan Taksi Uber,

Perusahaan Rental Mobil, dan Sopir Taksi Uber...104

1. Tanggung Jawab Perdata...133

(7)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 152

B.Saran ... 153

Daftar Pustaka ... 155

(8)

DAFTAR TABEL

1. Perbedaan UberBlack dan UberX ... 72

2. Perikatan antara Perusahaan Penyedia Jasa Layanan Taksi Uber, Perusahaan

Rental Mobil, dan Sopir Taksi Uber ... 96\

3. Hubungan Perusahaan Uber dengan Pemilik Rental

Mobil...123

4. Hubungan Perusahaan Rental Mobil dengan Sopir Taksi

Uber...126

5. Hubungan Perusahaan Penyedia Jasa Layanan Taksi Uber dengan Sopir Taksi

Uber...130

6. Hubungan Sopir Taksi Uber dan Pengguna Jasa...131

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Transportasi merupakan bagian penting dalam hidup

masyarakat.Transportasi berasal dari kata Latin yaitu transportare, di

mana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti

mengangkut atau membawa. Jadi, Transportasi berarti mengangkut atau

membawa (sesuatu) ke sebelah lain atau dari suatu tempat lainnya. Hal ini

berarti transportasi merupakan suatu jasa yang diberikan, guna menolong

orang dan barang untuk dibawa dari suatu tempat ke tempat

lainnya.Transportasi dapat diberi definisi sebagai usaha dan kegiatan

mengangkut atau membawa barang dan/atau penumpang dari suatu tempat

ke tempat lainnya.1

Transportasi semakin berkembang mengikuti perkembangan

zaman. Pada zaman dahulu transportasi dapat berupa sepeda, sepeda

motor, becak, dan lain-lain. Namun di dalam perkembangannya,

transportasi telah mengalami perubahan yang semakin modern, salah

satunya adalah taksi. Taksi merupakan jenis kendaraan yang disewa

dengan sopir, yang digunakan oleh penumpang tunggal atau sekelompok

kecil penumpang. Perkembangan Transportasi juga mencakup pada cara

pemesanan dan pembayaran transaksi atas jasa transportasi. Dahulu,

1

(10)

2

pengguna jasa transportasi memesan via telpon dan kemudian membayar

jasa dengan uang tunai. Pada perkembangannya saat ini, terdapat

transportasi yang dapat dipesan dan dibayar secara sistem daring. Sistem

daring (online). Salah satu jenis transportasi yang menggunakan sistem

daring ini adalah Uber.

Uber adalah perusahaan dari San Francisco, Amerika Serikat yang

beroperasi di Indonesia yang bergerak di bidang pemasaran teknologi

aplikasi yang bekerja sama dengan perusahaan rental mobil. Uber

melakukan penawaran yang menawarkan berbasis aplikasi mobile.

Aplikasi Uber dapat diunduh pada smartphone pengguna jasa. Uber

merupakan aplikasi interaktif di Amerika Serikat, yang dapat digunakan

dengan mudah via komputer atau smartphone yang menjadi mediasi untuk

mempertemukan kebutuhan penumpang sebagai pengguna jasa dengan

supir dan mobil sebagai penyedia jasa transportasi. Adapun cara

pembayarannya menggunakan sistem Google Wallet, Paypal, dan kartu

kredit. Aplikasi

Sementara di Indonesia Perusahaan Uber merupakan jasa

transportasi darat yaitu Taksi. Uber adalah taksi yang memakai aplikasi

mobile dengan menggunakan mobil yang berplat warna hitam. Uber telah

beroperasi di Indonesia sejak pertengahan tahun 2014. Uber ini merupakan

alternatif transportasi yang menawarkan perkembangan transformasi dari

sistem lama menjadi suatu sistem yang sama sekali berbeda namun sangat

(11)

3

saat ini. Uber menawarkan kenyamanan taksi dengan harga rendah dan

cukup bersaing dibandingkan dengan taksi resmi lainnya sehingga Uber

mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang sangat cepat di tanah air

maupun manca negara. Namun demikian, sejak peluncurannya di berbagai

belahan dunia, taksi ini menuai banyak kontroversi terutama dari armada

taksi resmi karena menggunakan mobil pribadi sebagai taksi dan tidak

mempunyai status resmi yang berbadan hukum serta tidak memiliki ijin

resmi beroperasi layaknya taksi resmi.

Uber tidak mempunyai kantor yang resmi, sehingga apabila

pengguna jasa yang mengalami kerugian tidak jelas harus lapor kemana.

Kerugian-kerugian yang mungkin terjadi pada pengguna jasa adalah

apabila terjadi kecelakaan akibat kelalaian yang dilakukan oleh sopir Uber

sehingga mengakibatkan pengguna jasa kehilangan nyawa (meninggal

dunia), pada saat membawa penumpang sopir Uber mengantuk dan

mengalami kecelakaan membuat penumpang mengalami luka-luka, dan

sopir Uber melakukan tindak pidana terhadap pengguna jasa.

Sistem pemesanan dan pembayaran jasa transportasi dengan sistem

online tersebut pada Uber membuat perkembangan baru dalam sistem

transaksi jasa di Indonesia. Sistem transaksi Indonesia yang semula

mengenal sistem tunai kini telah beralih kepada sistem daring yang

mengantikan sistem tunai. Pihak-pihak yang terlibat dalam Penyedia

Layanan Jasa Uber adalah Penyedia Layanan Jasa Uber, pemilik rental

(12)

4

Masalah seputar Uber menarik untuk dibahas karena permasalahan

mengenai bentuk perikatan antara perusahaan Uber, pemilik rental,sopir

Uber, adalah hal yang perlu dikaji. Hal ini terkait masalah

pertanggungjawaban khususnya jika merugikan pengguna jasa.

Berdasarkan uraian yang telah di paparkan diatas, penulis tertarik untuk

membahas masalah “TINJAUAN YURIDIS TERHADAP

PERIKATAN DALAM PENYEDIA JASA LAYANAN UBER DAN

PERTANGGUNGJAWABAN BAGI PENYEDIA JASA LAYANAN

UBER, PEMILIK RENTAL MOBIL, SOPIR UBER YANG

MENIMBULKAN KERUGIAN BAGI PENGGUNA JASA”

B. Identifikasi Masalah

Di dalam penulisan skripsi ini, penulis membuat batasan

permasalahan guna mempermudah pembahasan agar tidak menyimpang

dari materi pokok penulisan skripsi ini. Adapun yang menjadi

permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perikatan antara Penyedia Jasa Layanan Uber, pemilik

rental mobil, dan pengguna jasa yang menggunakan sistem daring

menurut sistem hukum di Indonesia?

2. Bagaimana pertanggungjawaban Perusahaan Uber, pemilik rental

mobil dan sopir Uber yang merugikan pengguna jasa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang akan penulis bahas, tujuan dari

(13)

5

1. Untuk mengkaji dan memahami perikatan antara pengguna jasa,pemilik

rental mobil, dan sopir taksi dalam Penyedia Layanan Jasa Uber yang

menggunakan sistem daring menurut sistem hukum di Indonesia

2. Untuk mengkaji dan memahami bagaimana pertanggungjawaban

Perusahaan Uber, pemilik rental mobil dan sopir Uber terhadap pengguna

jasa apabila terjadi kerugian pada pengguna jasa

D. Kegunaan Penelitian

Penulisan ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik secara

teoritis maupun praktis, yaitu :

1. Manfaat teoritis, yang terdiri dari:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu

pengetahuan di bidang ilmu hukum pada umumnya, khususnya

mengenai hukum perikatan;

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan

literatur dalam dunia kepustakaan mengenai pengaturan dalam hal

jasa layanan transportasi khususnya taksi yang ditinjau dari sudut

perikatan.

2. Manfaat praktis, yang terdiri dari:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

mengenai perlu dikembangkannya penelitian mengenai hukum

transportasi di Indonesia; dan

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperhatikan hak-hak penyedia

(14)

6

E. Kerangka Pemikiran

Konstitusi Negara Indonesia adalah Undang-Undang Dasar (untuk

selanjutnya disebut Undang-Undang Dasar 1945.Undang-Undang Dasar 1945

mengatur kedudukan dan tanggung jawab penyelenggara negara, kewenangan,

tugas, dan hubungan antara lembaga-lembaga negara (legislatif, eksekutif, dan

yudikatif).Undang-Undang Dasar 1945 mengatur hak dan kewajiban warga

negara.Undang-Undang Dasar 1945 menjamin hak atas persamaan kedudukan,

hak atas kepastian hukum yang adil, hak mendapat perlakuan yang sama di

depan hukum dan hak atas kesempatan yang sama.Pasal 27 ayat (1)

Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan,” setiap warga negara bersamaan

kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi

hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada pengecualiannya”.

Hukum di Indonesia bertujuan untuk mendapatkan keadilan, menjamin

adanya kepastian hukum dalam masyarakat serta mendapatkan kemanfaatan

atas dibentuknya hukum tersebut. Selain itu, menjaga dan mencegah agar tiap

orang tidak menjadi hakim atas dirinya sendiri, namun tiap perkara harus

diputuskan oleh hakim berdasarkan dengan ketentuan yang sedang berlaku.

Pasal 28 D ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan,” bahwa setiap

orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum

yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum”

Tiga nilai dasar hukum menurut Gustav Radbruch : Gustav Radbruch

adalah seorang filosof hukum dan seorang ahli hukum dari Jerman yang

(15)

7

konsep dasar tersebut dikemukakannya pada era Perang Dunia II. Tujuan

hukum yang dikemukakannya tersebut oleh berbagai pakar diidentikan juga

sebagai tujuan hukum. Adapun tiga tujuan hukum tersebut adalah keadilan,

kepastian , dan kemanfaatan. Dari pendapat tersebut, tujuan kemanfaatan pada

hukum menjadi corak utama sebagai tujuan keberadaan hukum itu sendiri.

Tujuan kemanfaatan itu adalah bekerjanya hukum di masyarakat efektif atau

tidak. Dalam nilai kemanfaatan, hukum berfungsi sebagai alat untuk memotret

fenomena masyarakat atau realita sosialdan dapat memberi manfaat atau

berdaya guna bagi masyarakat.2

Salah hukum yang dimaksud disini adalah hukum perdata. Salah

satunya adalah hukum perikatan. Perikatan yang terjadi antara Penyedia

Layanan Jasa Uber dan pemilik rental mobil merupakan suatu hubungan

hukum yang bertujuan mendapatkan suatu prestasi. Perikatan menurut Prof.

Subekti adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak,

berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak

yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban memenuhi tuntutan itu. Hukum

Perikatan menurut Prof Soediman Kartohadiprojo adalah Hukum perikatan

ialah kesemuanya kaidah hukum yang mengatur hak dan kewajiban seseorang

yang bersumber pada tindakannya dalam lingkungan hukum kekayaan.

Unsur-unsur perikatan yaitu adanya hubungan hukum,dalam lapangan hukum

kekayaan,hubungan antara kreditur dan debitur,tujuannya adalah prestasi3

2

Namid S. Attamimi dan Farid Indaris, ilmu per Undang-Undangan, jenis fungsi dan materi muatan, Yogyakarta,Kanisis,2007,hlm:761-764

3

(16)

8

Tujuan perikatan adalah mendapat prestasi, yakni memberi sesuatu,

melakukan suatu perbuatan atau tidak melakukan suatu perbuatan. Terkait

dengan masalah perikatan, ada teori-teori dan asas perjanjian yaitu R. Subekti

mengemukakan perjanjian adalah “suatu peristiwa dimana seorang berjanji

kepada orang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk

melaksanakan sesuatu hal.”4

Perikatan di era modern pada saat ini tidak selalu harus

mempertemukan kedua belah pihak secara langsung. Dengan adanya internet,

para pihak dapat menyatakan kesepakatannya melalui media elektronik seperti

gadget. Di sisi lain kehadiran internet walaupun masih merupakan media atau

sarana baru dalam hal transaksi internet masih dalam fase

pertumbuhan,sehingga perlu di perkokoh tentang pentingnya peranan teknologi

dalam pencapaian tujuan finnsial.sebagai salah satu sarana guna melakukan

transaksi perdagangan (penjualan,pembelian,promosi dan lain-lain), internet

dirasakan manfaatya hal ini dapat dilihat sejumlah situs yang menyajikan

breaking news dan menarik para pemasang iklan. Di Indonesia, keberadaan

situs-situs yang menawarkan berbagai produk barang dan jasa belum sebanyak

di negara-negara lain, perkembangannya menunjuk arah yang

menggembirakan.5 Salah satu contoh situs yang mempelopori e-commerce

adalah uber.com . Menurut Turban, Rainer dan Potter Teknologi informasi

adalah “Information technology relates to any computer-based to that people

4

Subekti, Hukum Perjanjian, Cet. XVI, Jakarta: Intermasa, 1996, hlm. 1.

5

(17)

9

use to work with information and to support the information and information

processing needs of an organization”. Yang diartikan sebagai berikut:

teknologi informasi berkaitan dengan segala sesuatu yang berbasis komputer

yang digunakan orang untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan

informasi untuk mendukung dan mengolah informasi tersebut sesuai dengan

kebutuhan perusahaan.

Menurut Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang

dilakukan dengan menggunakan komputer,jaringan komputer, dan/atau media

elektronik lainnya

Perikatan menimbulkan dasar bagi hubungan hukum dan menimbulkan

hak dan kewajiban masing-masing pihak. Hak dan kewajiban erat kaitannya

dengan masalah pertanggungjawaban. Setiap orang harus

mempertangungjawabkan setiap tindakannya, baik karena kesalahan atau tanpa

kesalahan. Dari teori hukum umum, munculah tanggungjawab hukum berupa

tanggungjawab pidana, tanggungjawab perdata, dan tanggungjawab

administrasi.

Dalam hukum pidana, prinsip pertanggungjawaban pidana dapat

ditemui dalam Pasal 2 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, bahwa

“ketentuan pidana dalam per-Undang-Undangan Indonesia diterapkan bagi

setiap orang yang melakukan sesuatu tindak pidana di Indonesia”. Dalam

hukum pidana dikenal asas legalitas seperti yang tertuang dalam Pasal 1 Kitab

(18)

10

kecuali berdasarkan ketentuan-ketentuan per-Undang-Undangan pidana yang

telah ada”. Berkaitan dengan hukum pidana, terdapat tiga unsur penting/ pokok

yang terkait erat satu dengan yang lain, yaitu pidana, perbuatan, dan pelaku.

Dalam Pasal 55 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana menyatakan

bahwa:

“ Dipidana sebagai pelaku tindak pidana: (1) mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan; (2) mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan perbuatan.”

Perbuatan pidana hanya menunjuk kepada dilarang dan

diancamnya perbuatan dengan suatu pidana, sebab asas

pertanggungjawaban dalam hukum pidana ialah tidak dipidana jika tidak

ada kesalahan. Pertangungjawaban dalam hukum pidana dimintai kepada

setiap orang yang melakukan kesalahan

Pertanggungjawaban perdata apabila seseorang dirugikan karena

perbuatan seseorang lain, sedang diantara mereka itu tidak terdapat sesuatu

perjanjian (hubungan hukum perjanjian), maka berdasarkan undang

undang juga timbul atau terjadi hubungan hukum antara orang tersebut

yang menimbulkan kerugian itu. Hal tersebut diatur dalam Pasal 1365

KUHPerdata, sebagai berikut :“Tiap perbuatan melanggar hukum yang

membawa kerugian pada orang lain, mewajibkan orang yang karena

(19)

11

Menurut Pasal 1365KUHPerdata, maka yang dimaksud dengan

perbuatan melanggar hukum adalah perbuatan yang melawan hukum yang

dilakukan oleh seseorang yang karena salahnya telah menimbulkan

kerugian bagi orang lain. Dalam ilmu hukum dikenal 3 (tiga) kategori dari

perbuatan melawan hukum, yaitu sebagai berikut:

1. Perbuatan melawan hukum karena kesengajaan;

2.Perbuatan melawanhukum tanpa kesalahan (tanpa unsur kesengajaan

maupun kelalaian);

3. Perbuatan melawan hukum karena kelalaian.

Maka model tanggung jawab hukum adalah sebagai berikut:

1.Tanggung jawab dengan unsur kesalahan (kesengajaan dan kelalaian)

sebagaimana terdapat dalam Pasal1365 KUHPerdata.

2.Tanggung jawab dengan unsur kesalahan khususnya kelalaian

sebagaimana terdapat dalam Pasal 1366 KUHPerdata.

3.Tanggung jawab mutlak (tanpa kesalahan) sebagaimana terdapat dalam

Pasal 1367 KUHPerdata.

Istilah perbuatan melawan hukum (onrechtmatig daad) sebelum

tahun 1919 oleh Hoge Raad diartikan secara sempit, yakni tiap perbuatan

yang bertentangan dengan hak orang lain yang timbul karena

Undang-Undang atau tiap perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban

hukumnya sendiri yang timbul karena Undang-Undang. Menurut ajaran

yang sempit sama sekali tidak dapat dijadikan alasan untuk menuntut ganti

(20)

12

tidak bertentangan dengan Undang-Undang sekalipun perbuatan tersebut

adalah bertentangan dengan hal yang diwajibkan oleh moral atau

hal-hal yang diwajibkan dalam pergaulan masyarakat.

Pengertian perbuatan melawan hukum menjadi lebih luas

dengan adanya keputusan Hoge Raad tanggal 31 Januari 1919 dalam

perkara Lindebaum lawan Cohen. Hoge Raad telah memberikan

pertimbangan antara lain sebagai berikut :

“bahwa dengan perbuatan melawan hukum (onrechmatige daad)

diartikan suatu perbuatan atau kealpaan, yangatau bertentangan dengan

hak orang lain, atau bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku atau

bertentangan, baik dengan kesusilaan baik, pergaulan hidupterhadap orang

lain atau benda, sedang barang siapa karena salahnya sebagai akibat dari

perbuatannya itu telah mendatangkan kerugian pada orang lain,

berkewajiban membayar ganti kerugian”.6

F. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penulisan ini berupa pendekatan

yuridis normatif.

1. Tahap Penelitian dan Bahan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif, yaitu penelitian

yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau

6

(21)

13

norma dalam hukum positif.7 Pendekatan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah pendekatan Undang-Undang (statute approach), yaitu dengan

menelaah semua Undang-Undang dan regulasi yang berkaitan dengan

hukum perikatan. konseptual (conceptual approach) yang beranjak dari

pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang di dalam

ilmu hukum.8 Pendekatan yang dilakukan adalah dengan cara meneliti

bahan pustaka atau data sekunder, yang terdiri dari:9

a. Bahan hukum primer

Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang terdiri atas peraturan

perundang-undangan yang diurut berdasarkan hirearki, yaitu Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata, Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen., Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan, Undang-undang Nomor 11 Tahun 1970

Tentang Penanaman Modal Asing

b. Bahan hukum sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang terdiri atas

buku-buku (textbook) yang ditulis para ahli hukum yang berpengaruh (de

herseende leer), jurnal-jurnal hukum, pendapat para sarjana,

kasus-kasus hukum, yurisprudensi, dan hasil-hasil simposium mutakhir yang

berkaitan dengan topik penelitian.

7

Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif Edisi Revisi, Malang: Bayumedia Publishing, 2007, hlm 295.

8

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum Edisi Revisi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013, hlm 133 dan 135.

9

(22)

14

c. bahan hukum tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk

atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder, seperti kamus hukum, encyclopedia, dan lain-lain.

2. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian hukum ini

menggunakan cara analisis kualitatif dengan pola pokir atau logika

deduktif, yaitu pola pikir untuk menarik kesimpulan dari kasus-kasus

individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Pada penelitian

hukum yang berjenis normatif ini, bahan hukum primer, sekunder, dan

tersier tidak dapat lepas dari berbagai penafsiran hukum yang dikenal

dalam ilmu hukum yang diperoleh dengan cara membaca, mengkaji, dan

mempelajari bahan pustaka, baik berupa peraturan perUndang-Undangan,

artikel, internet, makalah seminar nasional, jurnal, dokumen, dan data-data

lain yang mempunyai kaitan dengan data penelitian ini.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai keseluruhan isi,

penulisan hukum ini akan dibagi menjadi lima bab, yaitu pendahuluan,

tinjauan pustaka, objek penelitian, penelitian dan pembahasan, serta penutup

(23)

15

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dikemukakan mengenai latar belakang

masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II :PERJANJIAN SEBAGAI DASAR PERIKATAN DALAM

PENYEDIA LAYANAN JASA UBER

Bab kedua ini adalah bab mengenai uraian teori, asas, norma,

doktrin tentang perikatan pada umunya dan perlindungan

konsumen dalam Penyedia Layanan Jasa Uber.

BAB III : JASA LAYANAN UBER DAN KEDUDUKAN PARA PIHAK

DALAM JASA LAYANAN UBER

Pada bab tiga ini akan dibahas mengenai masalah perikatan yang

terjadi antara penyedia layanan jasa Uber, Pemilik rental mobil,

dan pengguna jasa.

BAB IV :BENTUK PERIKATAN PIHAK-PIHAK DALAM PENYEDIA

JASA LAYANAN UBER DAN PERTANGGUNGJAWABAN

HUKUMNYA YANG MENIMBULKAN KERUGIAN BAGI

KONSUMEN

Pada bab empat ini akan di analisa tentang tinjauan yuridis

(24)

16

pertanggung jawaban bagi pemilik rental mobil, sopir Uber

yang menimbulkan kerugian bagi pengguna jasa.

BAB V :PENUTUP

Bab ini sebagai bagian akhir penulisan penelitian mengenai

kesimpulan dan saran sebagai suatu masukan maupun perbaikan

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan oleh penulis dalam

bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Bentuk perikatan yang terjadi antara Perusahaan Uber dan Perusahaan

Rental Mobil adalah perikatan antara 2 (dua) pihak (Bipartit) yang

didasarkan atas adanya perjanjian. Perusahaan Uber melakukan perjanjian

kerjasama dengan Perusahaan Rental Mobil. Di dalam perjanjian atara

Perusahaan Uber dan Perusahaan Rental Mobil terdapat perjanjian ikutan

antara Perusahaan rental Mobil dan Sopir Uber. Perusahaan Rental Mobil

dan Sopir Uber di landasi dengan perjanjian kerja

2. Bentuk pertanggungjawaban yang dapat diminta secara perdata adalah

berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen bentuk pertanggungjawaban yang dapat diminta secara pidana

adalah apabila terjadi kecelakaan akibat kelalaian yang dilakukan oleh

sopir Uber sehingga mengakibatkan pengguna jasa kehilangan nyawa

(meninggal dunia) adalah Perusahaan Uber dan Perusahaan Rental Mobil

bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan Pasal 234,235,dan 237

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan

Jalan. Sopir Uber bertanggung jawab sesuai dengan Pasal Pasal 310 ayat

(26)

2

Lintas Angkutan jalan. Bentuk pertanggungjawaban yang dapat diminta

apabila sopir Uber melakukan Tindak Pidana terhadap pengguna jasa

adalah Sopir Uber bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan Pasal

ketentuan Pasal 281, 285, 286, 289, 365, 328 KUHP.

B. Saran

1. Saran untukPerusahaan Uber

Perusahaan Uber apabila ingin mendirikan perusahaan jasa

pengurusan transportasi, harus memiliki izin yang dikeluarkan oleh

Gubernur di mana tempat perusahaan tersebut berada. Salah satu syarat

izin perusahaan jasa pengurusan transportasi adalah harus memiliki

izin usaha dan tempat perusahaan, sehingga masyarakat yang hendak

komplain bisa mengajukan ke alamat yang jelas. Perusahaan Uber

harus mengikuti peraturan yang ada di Indonesia, seperti taksi pada

umumnya, Uber juga harus mengikuti peraturan perUndang-Undangan

yang berlaku di Indonesia, khusunya peraturan tentang transportasi di

Indonesia.

2. Saran Untuk Perusahaan Rental Mobil

Perusahaan rental mobil yang ingin bermitra dengan

perusahaan manapun,harus melihat legalisasi mitra tersebut, agar

apabila terjadi sesuatu hal yang tidak dinginkan, maka dapat

diselesaikan dengan baik sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku

(27)

3

3. Saran untuk pemerintah

Pemerintah harus berperan lebih aktif dalam hal melakukan

pengawasan terhadap Perusahaan Uber agar pihak Perusahaan Uber

tidak merugikan pengguna jasa. Pemerintah juga harus melakukan

pemblokiran situs perusahaan taksi tersebut kepada Kementerian

Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Pemerintah dapat

pula menerapkan sanski bagi pihak Perusahaan Uber agar Perusahaan

Uber sebagai pelaku usaha berhati-hati dalam menjalankan kegiatan

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2011.

Adrian Sutedi, Tanggung Jawab Produk Dalam Perlindungan Konsumen, Ghalia Indonesia, Bogor, 2008.

Ahmadi Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di Indonesia, Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya, 2000.

Albert Widjaya, Impak Kegiatan Perusahaan Multinasional Terhadap Keadaan

Sosial dan Politik di Indonesia, Binacipta, Bandung 1982.

An An Chandrawulan, Hukum Perusahaan Multinasional, Liberalisasi Hukum

Perdagangan Internasional dan Hukum Penanaman Modal, Bandung,P.T.

Alumni,2011,hlm. 58.

A.Z. Nasution, Pengantar Hukum Perlindungan Konsumen, Daya Widya, Jakarta, 1999.

Celina Tri Siwi Kristiyanti. Hukum Perlindungan Konsumen. Sinar Grafika, Jakarta, 2009.

Chandrawulan, Hukum Perusahaan Multinasional, Liberasisai Hukum Perdagangan

Internasional dan Hukum Penanamanan Modal, PT.Alumni, Bandung, 2011

Dikdik M. Arief Mansur, Cyber Law Aspek Hukum Teknologi Informasi, PT. Refika Aditama, Bandung, 2009.

Eman Suparman, Pilihan Forum Arbitrase Dalam Sengketa Komersial Untuk

Penegakan Keadilan, PT Tatanusa, Jakarta, 2004

Eva Novianti, Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Produk Pangan

Transgenik (studi kasus: Snack Kentang Pringles), Program Sarjana Universsitas

Indonesia, Depok, 2007.

Gatot Soemartono, Arbitrase dan Mediasi di Indonesia, PT. Garamedia Pustaka,Jakarta,2006.

Gunawan Widjaja, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2004.

H. Priyatna Abdurrasyid, Penyelesaian Senketa Komersial (Nasional dan Internasional) di luar Pengadilan, makalah, 1996

H. Zaeni Asyhadie dan Arief Rahman, Pengantar Ilmu Hukum. Raja Grafindo, Jakarta, 2013.

H.S Salim, Hukum Kontrak Teori dan Teknik, Sinar Grafika, Jakarta, 2006.

(29)

Huala Adolf, Arbitrase Komersial Internasional, PR Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002

___________, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2012

Ilmar Aminuddin, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2010

Indriyo Gitosudarmo. Manajemen Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008.

J. Satrio, Hukum Perikatan Perikatan Pada Umumnya, Alumni, Bandung, 1993.

Johannes Gunawan, Analisis Hukum Material dalam Undang-Undang Perlindungan

Konsumen, Makalah dalam Penataran Nasional Angkatan 1 Dosen Perlindungan

Konsumen, Bandung, 2005.

Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif Edisi Revisi, Bayumedia Publishing, Malang, 2007.

Kanter E.Y dan Sianturi S.R, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, Storia Grafika, Jakarta,2002

M.A. Moegni Djojodirdjo, PerbuatanMelawan Hukum, cet.2, Pradnya Paramita, Jakarta, 1982.

M. Somarajah, The International Law On Foreign Investment,Cambridge U.P,Cambridge,1994

Mariam Darus, Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001.

Muchammad, Zaidun, Penerapan Prinsip-prinsip Hukum Internasional Penanaman

Modal Asing di Indonesia (Ringkasan Disertasi),Program Pasca Sarjana Univ.

Airiangga, (Muchammad, Zaidun II), Surabaya, 2005,

Namid S. Attamimi dan Farid Indaris, Jenis Fungsi dan Materi Muatan Dalam Ilmu

Perundang-undangan, Kanisius, Yogyakarta, 2007.

Oxfam, Make Trade Fair,Riggeds Rules And Double Standard, Novid Oxfarm Netherlands, Den Haag,2002.

P.A.F Laminantang, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, P.T. Citra Aditya Bakti, Jakarta,2002

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum Edisi Revisi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2013.

Peter Malanczuk, International Law Provisions for the Protection of Foreign Investment, Public Lecture on Public International Law, State University of Padjajaran,Bandung,2008

Purbacaraka, Perihal Kaidah Hukum, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2010.

(30)

R. Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 2009.

Romli Atmasasmita, Asas-asas Perbandingan Hukum Pidana, Yayasan lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jakarta, 1989.

Rusdiana Kama dan Aripin Jaenal, Perbandingan Hukum Perdata, Uin Jakarta Pess, Jakarta, 2007.

Rustian Kamaluddin, Ekonomi Transportasi Karakteristik, Teori dan Kebijakan, Ghalia Indonesia, Jakarta, .

Roeslan Saleh, Pikiran-pikiran Tentang Pertanggungjawaban Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1982

Samuel M.P Hutabarat, Penawaran dan Penerimaan Dalam Hukum Perjanjian, Grasindo, Jakarta, 2010

Shidarta. Hukum Perlindungan Konsumen, Gramedia, Jakarta, 2006.

Subekti, Hukum Perjanjian, Cet. XVI, Intermasa, Jakarta, 1996.

______, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta, 2003.

______, Arbitrase Perdagangan, Bina Cipta, Bandung, 1992.

Sudarsono, Kamus Hukum, Rincka Cipta, Jakarta, 2007.

Sudikno Mertokusumo, Suatu Pengantar Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta, 1986.

Sumantoro,Bunga Rampai Permasalahan Penanaman modal dan Pasar Modal,Binacipta,Bandung,1984

Sutarno, Aspek-aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Alfabeta, Bandung, 2003.

Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasional, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta, 2011.

Taufik Simatupang, Aspek Hukum Periklanan. Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2004.

Wahyu Sasongko, Ketentuan-Ketentuan Pokok Hukum Perlindungan Konsumen. Universitas Lampung, Bandar Lampung, 2007.

Yusuf Shofie, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-Instrumen Hukumnya. Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2003.

Kamus-kamus

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Ikthasar Indonesi Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta, 2005.

(31)

Referensi Perundang-undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

Referensi Internet

Aplikasi uber diakses pada tanggal 05 April 2015 pada jam 21.10.

Id.berita.yahoo.com, Arya Perdhana, tanggal 16 November 2014, pukul 22.42

www.Uber.com diakses pada tanggal 05 April 2015 pada jam 21.00.

http://mynameisanggun-bukuhariananggun.blogspot.com/2011/02/unsur-unsur-hukum-perikatan.html, 14 januari 2015 pukul 15.45.

Susetyo Dwi Prihadi,Cerita Abid, Si Sopir Uber,

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 65 ayat (1) menegaskan, “Penyelenggaraan Otonomi Perguruan Tinggi (OPT) sebagaimana dimaksud pada Pasal 64 dapat diberikan secara selektif berdasarkan evaluasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Karakteristik mahasiswa FKIP-UT di UPBJJ-UT Banda Aceh, yaitu: rataan umur 37,5 tahun, rataan lama pendidikan 10,3 tahun, rataan

pemahaman petugas terhadap bahaya yang akan timbul sebagai akibat dari adanya sample yang berbahaya. Alasan malas, tidak terbiasa, dan repot untuk menggunakan APD ditemukan

Astra International, Tbk - Daihatsu Branch Office Semarang Pada Bagian Service Departement mempertahankan dan meningkatkan lingkungan kerja yang ada baik

1) Wadiah, merupakan suatu titipan dari nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan kepada nasabah. Wadiah sendiri ada dua jenis yaitu wadiah yad amanah dan wadiah

Dituliskan bahwa setelah daerah dan kerajaan-kerajaan lain di Sulawesi Selatan memeluk agama Islam, maka Sultan Alauddin Awwalul Islam adalah dai yang tak kenal

Sementara itu, absorpsi optimum logam Zn pada penginteraksian antara konsentrasi dengan lama waktu pendiaman emulsi terjadi pada konsentrasi (perbandingan volume ditizon :

Gambaran sosial budaya di atas sekaligus menunjukkan masyarakat desa Menang memiliki keragaman paham keagamaan, sehingga potensi konflik dalam hal merespon terhadap kegiatan