• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Kuasi dengan rancangan penelitian After Only With Control Design35 yang digambarkan sebagai berikut:

T1 O1

Kel. Eksperimen T2 O2

R T3 O3

Kel. Kontrol O4

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian Keterangan :

T1 : Dosis paparan asap rokok 1 batang per hari T2 : Dosis paparan asap rokok 2 batang per hari T3 : Dosis paparan asap rokok 4 batang per hari

O1: Hasil pengukuran jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin setelah paparan 1 batang rokok per hari

O2: Hasil pengukuran jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin setelah paparan 2 batang rokok per hari

O3: Hasil pengukuran jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin setelah paparan 4 batang rokok per hari

O4: Hasil pengukuran jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin pada kelompok kontrol

R : Randomized; Penempatan subyek ke dalam kelompok perlakuan secara acak.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

(2)

C. Subyek dan Sampel Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh tikus putih galur wistar. 2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan galur wistar yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi sebagai berikut:

Kriteria inklusi :

a. Jenis kelamin jantan b. Umur tikus 2 bulan

c. Keadaan tikus sehat atau normal, ditandai dengan gerakan-gerakan tikus seperti makan, minum, tidak terdapat luka atau cacat tubuh. d. Bobot tikus antara 150-200 gram

Kriteria eksklusi : a. Tikus sakit b. Tikus mati 3. Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini adalah 24 ekor tikus putih jantan yang dengan perhitungan jumlah perlakuan x jumlah ulangan x jumlah tikus = 4 x 6 x 1 = 24 ekor.

4. Replikasi Eksperimen

Untuk menghindari kesalahan sekecil mungkin maka banyaknya replikasi dalam eksperimen dihitung dengan rumus : 36

( t – 1 )( r – 1 ) ≥15 ( 4 - 1 )( r – 1 ) ≥15 3( r – 1 ) ≥15 3r – 3 ≥15 3r ≥15 +3 3r ≥18 r ≥6 r = 6

(3)

Keterangan:

t : Jumlah perlakuan r : Jumlah ulangan

Pengulangan dilakukan pada masing-masing perlakuan sebanyak 6 kali pengulangan.

D. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah:

a. Jumlah eritrosit adalah banyaknya eritrosit dalam tiap mikroliter darah tikus. Diukur dengan alat Neubauer Improved.

Satuan : 106/µl

Skala : interval

b. Kadar hemoglobin adalah berat hemoglobin yang dinyatakan dalam gram dalam tiap desiliter darah tikus yang diukur dengan metode sianmethemoglobin

Satuan : gr/dl

Skala : interval

2. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis paparan asap rokok yaitu banyaknya rokok yang digunakan untuk perlakuan dalam sehari, yang dibagi dalam 4 kategori yakni 0 batang/ hari, 1 batang / hari, 2 batang/ hari, dan 4 batang/ hari.

Satuan : batang Skala : rasio 3. Variabel terkendali

Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah

a. Umur adalah lama waktu hidup tikus dari saat dilahirkan sampai dilakukan penelitian. Tikus yang digunakan adalah tikus jantan yang berumur 2 bulan.

(4)

Skala : rasio

b. Jenis kelamin adalah bagian dari anatomi tubuh yang berupa jantan atau betina. Jenis kelamin yang digunakan pada percobaan ini dibuat seragam yaitu jenis kelamin jantan, karena secara hormonal tikus putih jantan lebih stabil dibandingkan dengan tikus putih betina dan tikus putih betina mengalami masa estrus dan bunting.

Satuan :

-Skala : nominal

c. Lama pemaparan adalah waktu yang dibutuhkan dari awal mulai pemaparan asap rokok sampai pada waktu yang telah ditentukan yakni 28 hari pemaparan.3 3

Satuan : hari Skala : rasio

d. Jenis rokok yang digunakan adalah rokok filter28Rokok yang digunakan dengan kandungan tar sebesar 32 mg dan nikotin 1,8 mg pada tiap batang rokok. Rokok ini menempati urutan ketiga pada tahun 2009 (19,4%) dari seluruh penggunaan rokok di Indonesia.37 Satuan :

-Skala : nominal

E. Metode Pengumpulan Data 1. Pengumpulan Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sampel pada saat paparan mencakup dosis paparan, jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin dalam darah tikus. Pengambilan darah dilakukan sebanyak 1 kali yaitu hari ke 29 pada akhir penelitian.

2. Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data yang diperoleh dari studi pustaka yang berasal dari buku-buku, jurnal-jurnal yang dapat mendukung penelitian yang akan dilakukan, berupa deskripsi hemoglobin, pembentukan hemoglobin, definisi sel darah merah, kandungan rokok, subyek hewan uji dan hal

(5)

yang mempengaruhi penurunan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin dalam darah.

F. Prosedur Penelitian 1. Persiapan penelitian 2. Pengambilan sampel

Sampel yang diambil adalah tikus yang memenuhi kriteria inklusi dan criteria eksklusi.

3. Persiapan kandang untuk pemaparan

Agar pengamatan berjalan sesuai dengan yang diinginkan maka dibuat kandang tikus untuk mempermudah pengamatan dan melihat perubahan yang muncul, oleh sebab itu ada beberapa tahap yang harus dilalui untuk membuat kandang tikus, tahap tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

a. Kandang terbuat dari bahan plastik dengan atap dari kawat strimin dengan ukuran panjang 30x20x15cm

b. Ruang paparan terbuat dari plastik yang berukuran 60x40x30 cm dengan diberi ventilasi secukupnya.

c. Pada setiap pemaparan terdiri dari 6 ekor tikus dalam kandang. 4. Pelaksanaan penelitian

a. Tikus diadaptasikan selama satu minggu sebelum perlakuan dan diberi makan dan minum secara cukup.

b. Sebanyak 24 tikus putih jantan galur wistar, dengan umur 2 bulan dibagi secara acak dalam 4 kelompok yang mana tiap kelompok berisi 6 ekor tikus.

c. Masing-masing kelompok diberi paparan asap rokok dengan kriteria pemaparan rokok sebagai berikut:

1) Kelompok I : 0 batang per hari 2) Kelompok II : 1 batang per hari 3) Kelompok III : 2 batang per hari 4) Kelompok IV : 4 batang per hari

(6)

d. Rokok dinyalakan dalam keadaan terbalik, ujungnya berada dibawah, ujung atasnya diikat dengan benang dengan tujuan supaya rokok tidak mati.

e. Setiap pemaparan dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari pagi hari dan sore hari, untuk yang 1 batang per hari perlakuan hanya dilakukan pada pagi hari.

f. Pengukuran jumlah eritrosit dan kadar Hb pada akhir penelitian yakni hari ke-29, tikus diambil darahnya sebanyak 1 ml melalui vena lateral di ekor tikus.

G. Alat, bahan dan Cara Kerja 1. Pemeriksaan jumlah eritrosit38

a. Alat dan Bahan 1) Silet 2) Mikroskop

3) Mikro pipet untuk mengencerkan: 1/100 atau 1/200 4) Penghitung (counter) 5) Bilik hitung 6) Kapas alkohol 7) Larutan hayem 8) Kertas penghisap b. Cara Kerja

1) Mengambil darah dari ekor tikus yang disayat pada bagian venanya.

2) Darah yang keluar diisap dengan pipet mikro sampai angka 0,5 (atau 1,0)

3) Larutan hayem diisap dengan pipet mikro tersebut sampai angka 101, terjadi pengenceran 1/200 (atau 1/100)

4) Pipet mikro diputar-putar atau digoyang-goyang

5) Setelah 1-2 tetes cairan dalam pipet mikro dibuang, ujung pipet ditempelkan pada gelas penutup yang menutupi bilik hitung.

(7)

6) Cairan dalam pipet mikro akan mengalir memenuhi bilik hitung dan selanjutnya bilik hitung ditaruh dibawah mikroskop.

7) Menghitung eritrosit yang ada di dalam bilik kecil di tengah bilik hitung. Penghitungan dimulai dari sebelah kiri secara zig-zag. Untuk menghindari penghitungan yang kurang tepat eritrosit yang ada di garis batas sebelah kiri dan atas suatu bilik kecil dihitung sebagai eritrosit dalam bilik kecil tersebut.

8) Untuk mempermudah penghitungan dan penjumlahan dipakai alat penghitung (counter).

9) Jumlah eritrosit dapat diketahui dengan penghitungan sebagai berikut:

Luas persegi kecil= 1/400 mm2 Dalam bilik hitung 1/10 mm Pengenceran darah 1/100 Jumlah eritrosit N

Jumlah persegi kecil 100

Jumlah eritrosit per mm2= n/100 x 400 x 10 x 100 = N x 4000

2. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin dengan metode Sianmethemoglobin39 a. Alat dan Bahan

1) Tabung Kalorimeter 2) Pipet Hb 3) Spektrofotometer 4) Larutan Drabkin 5 ml 5) Darah tikus 20 µl b. Cara Kerja

1) Ke dalam tabung kalorimeter dimasukkan 5,0 ml larutan Drabkin.

2) Dengan pipet hemoglobin di ambil 20 µl darah (kapiler, EDTA atau oxalat; sebelah luar ujung pipet dibersihkan, lalu darah itu

(8)

dimasukkan ke dalam tabung calorimeter dengan membilasnya beberapa kali.

3) Mencampur isi tabung dengan membalikkannya beberapa kali. Tindakan ini juga akan menyelenggarakan perubahan hemoglobin menjadi sianmethemoglobin.

4) Membaca dalam spektrofotometer pada gelombang 540 nm; sebagai blanko digunakan larutan drabkin

5) Kadar hemoglobin ditentukan dari perbandingan absorbansinya dengan absobansi standard sianmethemoglobin atau dibaca dari kurve tera.

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

a. Editing

Adalah memeriksa data yang telah dikumpulkan agar tidak terjadi kesalahan.

b. Koding

Adalah memberikan kode pada atribut variabel untuk memudahkan dalam analisis data.

Dosis paparan 0 batang = 1 Dosis paparan 1 batang = 2 Dosis paparan 2 batang = 3 Dosis paparan 4 batang = 4 c. Entri Data

Adalah memasukkan data yang telah diperoleh dengan menggunakan komputer.

d. Tabulasi

Adalah melakukan penggelompokkan data ke dalam tabel sehingga memudahkan untuk dianalisis.

(9)

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Yaitu analisis yang menjelaskan/ mendeskripsikan data masing-masing variabel dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi, rata-rata (mean), minimum dan maksimum, serta standar deviasi.

b. Analisis Bivariat 1) Uji perbedaan

Hasil pemeriksaan jumlah eritrosit dan kadar Hb dilakukan uji kenormalan data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov

dan uji kesamaan varian dengan menggunakan uji Levene. Data menunjukkan berdistribusi normal dan asumsi varian sama, sehingga dilanjutkan dengan uji beda dengan menggunakan uji

Anova Oneway. 2) Uji lanjutan

Post hoct test untuk melihat perbedaan antar perlakuan dengan uji LSD (Least Significant Different).

I. Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut: Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Februari Maret April 1 Proposal Penelitian x x x x

2 Seminar Proposal x 3 Revisi Proposal x x

4 Skripsi dan Penelitian x x x x x 5 Sidang Skripsi x 6 Revisi Skripsi x x 7 Artikel Skripsi x 8 Pengumpulan Skripsi dan Artikel x

Referensi

Dokumen terkait

Mengacu pada Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor 181/BL/2009 tentang Penerbitan Efek Syariah, sukuk didefinisikan sebagai efek syariah

Untuk ekstraksi fitur tekstur akan didapatkan nilai dari histogram fitur yang dihasilkan dan akan dilakukan pengujian dengan kuantisasi panjang histogram, sedangkan

Liew Boon Seng Staff in-charge: SN Sylvia Koon Coordinator: SN Sylvia Koon CAPD/ Haemodialysis Centre Sabah Medical Centre Kingfisher Park Kuala Inanam P.O.. Liew Boon

Jawaban ini untuk neural networks umpan maju generic Convolutional Neural Network (CNN) terdiri dari satu atau lebih lapisan konvolusional (seringkali dengan

Ketika ditanyakan mengenai aktivis, dari jawaban responden dapat disimpulkan bahwa aktivis adalah seseorang yang aktif dan memiliki pemikiran yang kritis dalam

Pada Gambar 9 menunjukkan respon sinyal tangga pada beban maksimal yang dikontrol dengan kontroler PI, hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan time settling dan

Oleh karena itu, penambahan auksin pada media kultur akan menyebabkan interaksi yang tidak seimbang dengan auksin endogen dan tidak dapat menghasilkan jumlah akar yang

Sebagai customer relation officer, yaitu berfungsi sebagai orang yang dapat membina hubungan baik dengan seluruh nasabah, termasuk membujuk, dan meyakinkan agar nasabah tetap