• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSISTENSI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DALAM PEMBANGUNAN SISTEM HUKUM PAJAK NASIONAL Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "EKSISTENSI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DALAM PEMBANGUNAN SISTEM HUKUM PAJAK NASIONAL Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

EKSISTENSI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983

TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA

PERPAJAKAN DALAM PEMBANGUNAN SISTEM HUKUM

PAJAK NASIONAL

Oleh:

Iwan Suhardi

NIM. 091070541

PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

(2)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

i

EKSISTENSI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983

TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA

PERPAJAKAN DALAM PEMBANGUNAN SISTEM HUKUM

PAJAK NASIONAL

DISERTASI

Untuk Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Hukum Pada Program Studi Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga dan Dipertahankan di

Hadapan Panitia Ujian Doktor Terbuka Pada Hari Rabu, 16 Maret 2016

Pukul 10.00 wib-selesai

Oleh:

Iwan Suhardi

NIM. 091070541

PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

(3)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

ii

LEMBAR PENGESAHAN

EKSISTENSI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DALAM

(4)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI TAHAP I

Disertasi ini telah diuji pada Ujian Akhir Tahap I (Tertutup)

Pada: Jumat, 19 Pebruari 2016

Panitia Penguji:

Ketua : Prof. Dr. Yohanes Sogar Simamora, S.H., M.Hum.

Promotor : Prof. Dr.Tatiek Sri Djatmiati, S.H., M.S.

Ko Promotor : Dr. H. M. Hary Djatmiko, S.H., M.S.

Prof. Dr. Muhammad Djafar Saidi, S.H., M.H.

Dr. Lanny Ramli, S.H., M.Hum.

Dr. Sukardi, S.H., M.H.

Dr. Herini Siti Aisyah, S.H., M.H.

Ditetapkan dengan Surat Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas

Airlangga

(5)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

iv

PENETAPAN PANITIA PENGUJI TAHAP II

Disertasi ini telah diuji pada Ujian Akhir Tahap II (Terbuka)

Pada: Rabu, 16 Maret 2016

Panitia Penguji:

Ketua : Prof. Dr.Eman, S.H., M.S.

Sekretaris : Prof. Dr. Sri Hajati, S.H., M.S.

Promotor : Prof. Dr.Tatiek Sri Djatmiati, S.H., M.S.

Ko Promotor : Dr. H. M. Hary Djatmiko, S.H., M.S.

Penyanggah : 1. Prof. Dr. Muhammad Djafar Saidi, S.H., M.H.

2. Prof. Dr. Yohanes Sogar Simamora, S.H., M.Hum.

3. Prof. Dr.Drs Abd. Shomad , S.H., M.H.

4. Dr. Emanuel Sujatmoko, S.H., M.S.

5. Dr. Lilik Pudjiastuti, S.H., M.H.

6. Dr. Deddy Sutrisno, S.H., M.H.

Ditetapkan dengan Surat Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas

Airlangga

(6)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas bimbingan dan

rahmat-NYA, karena kehendak dan kuasa-NYA memberikan kekuatan kepada saya untuk

menyelesaikan disertasi ini. Sekalipun telah berusaha dengan sebaik-baiknya, saya

menyadari bahwa disertasi ini membutuhkan kritikan dan saran untuk

menjadikannya lebih baik lagi.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan

kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan disertasi ini. Dalam kesempatan ini

hanya sebagian yang dapat disebutkan di sini. Namun semuanya sangat berarti.

Berkat dukungan dari semua pihak tersebut, saya akhirnya dapat menyajikan

karya ilmiah ini.

Pada kesempatan pertama, saya ingin menyampaikan rasa hormat dan

penghargaan setingi-tingginya kepada promotor disertasi ini, Prof. Dr. Tatiek Sri

Djatmiati, S.H., M.S. Beliau adalah figur pembimbing dan motivator yang brilian.

Kemampuan dan kesiapan beliau dalam memberikan bimbingan telah membantu

bimbingannya menemukan dan menyelesaikan permasalahan dalam disertasi ini.

Selain itu, beliau sangat peduli terhadap kendala yang di hadapi mahasiswa dalam

menyelesaikan penulisan disertasi dan berusaha membantu mencari jalan

(7)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

vi

Demikian pula terima kasih saya sampaikan kepada Kopromotor disertasi

ini, Dr. H. M. Hary Djatmiko, S.H., M.S., yang dalam kesibukan pekerjaannya

sebagai Hakim Agung pada Mahkamah Agung Republik Indonesia masih

bersedia mencari-cari waktu luang untuk memberikan bimbingan di tengah jadwal

kegiatannya yang sangat padat.

Ucapan terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti

Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Airlangga disampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA. Rektor Universitas Airlangga;

2. Prof. Dr. Eman, S.H., M.S., Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga

beserta para Pembantu Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga;

3. Prof. Dr. Sri Hajati, S.H., M.S., Ketua Program Doktor Ilmu Hukum

Universitas Airlangga beserta jajaran dibawahnya.

Terima kasih saya sampaikan kepada seluruh pengajar Program Doktor Ilmu

Hukum Universitas Airlangga yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga

dan berguna dalam penyusunan disertasi ini.

Demikian pula disampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Prof. Dr.

Muhammad Djafar Saidi, S.H., M.H., yang telah memberikan masukan untuk

memperkaya isi disertasi ini.

Terima kasih kepada para penguji pada tahap ujian kualifikasi. Kepada

Yang Terhormat:

(8)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

vii

2. Prof. Dr. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.S.

3. Prof. Dr. Yohanes Sogar Simamora, S.H., M.Hum.

4. Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko, S.H., M.H.

5. Prof. Dr. Lucianus Budi Kagramanto, S.H., M.S.

6. Dr. Dina Sunyowati, S.H., M.Hum.

7. Dr. Sukardi, S.H., M.H.

Terima kasih kepada para penguji pada tahap ujian proposal. Kepada Yang

Terhormat:

1. Prof. Dr.Tatiek Sri Djatmiati, S.H., M.S.

2. Dr. H. M. Hary Djatmiko, S.H., M.S.

3. Prof. Dr. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.S.

4. Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko, S.H., M.H.

5. Prof. Dr. Muhammad Djafar Saidi, S.H., M.H.

6. Prof. Dr. Yohanes Sogar Simamora, S.H., M.Hum.

7. Dr. Sarwirini, S.H., M.H.

Terima kasih kepada para penguji pada tahap ujian kelayakan. Kepada Yang

Terhormat:

1. Prof. Dr.Tatiek Sri Djatmiati, S.H., M.S.

2. Dr. H. M. Hary Djatmiko, S.H., M.S.

(9)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

viii

4. Prof. Dr. Yohanes Sogar Simamora, S.H., M.Hum.

5. Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko, S.H., M.H.

6. Dr. Lanny Ramli, S.H., M.Hum.

7. Dr. Sarwirini, S.H., M.H.

8. Dr. Herini Siti Aisyah, S.H., M.H.

Ucapan terima kasih kepada para penguji pada tahap ujian akhir tahap I

(Tertutup). Kepada Yang Terhormat:

1. Prof. Dr.Tatiek Sri Djatmiati, S.H., M.S.

2. Dr. H. M. Hary Djatmiko, S.H., M.S.

3. Prof. Dr. Yohanes Sogar Simamora, S.H., M.Hum.

4. Prof. Dr. Muhammad Djafar Saidi, S.H., M.H.

5. Dr. Lanny Ramli, S.H., M.Hum.

6. Dr. Sukardi, S.H., M.H.

7. Dr. Herini Siti Aisyah, S.H., M.H.

Dalam kesempatan ini, saya sampaikan terima kasih kepada orangtua saya

(Helmon Suhardi dan Juliana Tionardi) dan adik-adik saya yang selalu

memberikan dukungan moral untuk menyelesaikan pendidikan doktor ini.

Terima kasih khusus saya sampaikan kepada istri saya, Juliati Prajitno, dan

anak-anak saya yang selalu mengingatkan untuk segera menyelesaikan disertasi

ini dan merelakan waktu berkumpul keluarga digunakan untuk menyelesaikan

(10)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

ix

Terima kasih kepada staf pada Program Doktor Ilmu Hukum yang terhormat

Pak Amin, Bu Hermi dan Bu Nisa atas semua pelayanannya selama saya

mengikuti pendidikan doktor ilmu hukum di Program Studi Doktor Ilmu Hukum

Fakultas Hukum Universitas Airlangga.

Terakhir saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang belum

saya sebutkan di atas yang telah membantu saya selama mengikuti pendidikan

Doktor Ilmu Hukum Universitas Airlangga.

Surabaya, 7 Maret 2016

(11)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

x

RINGKASAN

Pembaruan sistem hukum pajak tahun 1983 bertujuan membentuk sistem

pajak nasional yang berintikan prinsip kesederhanaan, keadilan, dan kepastian

hukum. Prinsip kesederhanaan selalu menyertai tax reform sistem perpajakan

dimana-mana, sehingga tax reform sering diidentikan dengan penyederhanaan

sistem hukum pajak.

Sistem hukum pajak nasional baru tersebut mempunyai ciri-ciri

kesederhanaan, baik dalam hukum pajak materiil maupun hukum pajak formal.

Kesederhanaan dalam hukum pajak materiil tampak pada (a) jenis pajak yang

dipungut lebih sedikit dibanding jenis pajak pada sistem lama (peninggalan

kolonial); (b) jumlah tarif pajak tidak terlalu banyak; (c) dasar pengenaan pajak

(tax base) yang luas. Hukum pajak formal yang sederhana memiliki prinsip (a)

pemisahan hukum pajak formal dan hukum pajak materiil; (b) penyatuan hukum

pajak formal dalam satu undang-undang. Kedua prinsip tersebut diwujudkan

dengan pembentukan UU KUP sebagai ketentuan umum bagi peraturan pajak

yang lain.

Tujuan penyatuan hukum pajak formal tersebut adalah untuk membentuk

sistem pemungutan pajak yang efisien (hemat biaya administrasi dan hemat biaya

kepatuhan), mudah dipahami dan dilaksanakan oleh masyarakat dan pemungut

pajak. Perwujudan prinsip kesederhanaan dalam hukum pajak formal tersebut

(12)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

xi

pembuat kebijakan pajak; (b) disharmoni antara ketentuan dalam UU KUP

sendiri; (c) disharmoni antara UU KUP dan hukum pajak formal lain di luar UU

KUP.

Berbagai kendala tersebut telah mendegradasikan kedudukan UU KUP.

Semula UU KUP dimaksudkan sebagai ketentuan umum bagi semua peraturan

pajak lain dalam sistem pajak nasional (meliputi pajak pusat, bea dan cukai, serta

pajak daerah). Dalam perkembangannya UU KUP hanya menjadi ketentuan

umum bagi pemungutan pajak pusat yang dipungut oleh Direktorat Jenderal

Pajak.

Dalam keadaan tersebut, hukum pajak formal yang mengatur prosedur

pemungutan pajak, berubah kembali menjadi kompleks karena terdapat banyak

hukum pajak formal selain UU KUP. Kesederhanaan yang menjadi prinsip inti

pembentukan sistem pajak nasional baru telah diabaikan. Prinsip-prinsip

pembaruan hukum pajak formal tidak dilaksanakan secara konsisten sehingga

tujuan penyatuan hukum pajak formal dalam UU KUP hingga saat ini belum

dapat diwujudkan.

Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melakukan reposisi

kedudukan UU KUP dan reinterpretasi kedudukan UU KUP. Kedudukan UU

KUP harus dikembalikan pada posisi seperti pada awal reformasi sistem

perpajakan tahun 1983 yaitu sebagai ketentuan umum untuk semua jenis pajak

(13)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

xii

Dibutuhkan penafsiran yang lebih fleksibel mengenai kedudukan UU

KUP. Hukum pajak formal mengatur tatacara pemungutan berbagai jenis pajak

yang memiliki macam-macam karakteristik maka penyatuan seluruh hukum pajak

formal tersebut dalam satu undang-undang, dalam hal ini UU KUP justru dapat

menciptakan kompleksitas baru. Pada satu sisi, penyatuan hukum pajak formal

untuk pemungutan semua jenis pajak (pajak pusat, bea dan cukai, dan pajak

daerah) dalam satu undang-undang memudahkan masyarakat menemukan

peraturannya, tetapi pada sisi yang lain akan membuat undang-undang tersebut

menjadi kompleks karena sarat dengan ketentuan-ketentuan yang mengatur

prosedur pemungutan berbagai jenis pajak. Alternatif yang dapat dikemukakan

adalah menjadikan UU KUP sebagai ketentuan pokok yang mengatur pemungutan

seluruh jenis pajak, tetapi penjabarannya dapat dilakukan dengan peraturan

perundang-undangan yang lain.

Berbeda dengan keadaan saat ini, hukum pajak formal di luar UU KUP

tidak semua mempunyai hubungan dengan UU KUP dan keberadaannya dicampur

dalam satu undang-undang bersama hukum pajak materiilnya. Hukum pajak

formal yang ingin diwujudkan adalah hukum pajak formal di luar UU KUP yang

memiliki hubungan dengan UU KUP sebagai ketentuan pokoknya sehingga

kedudukan UU KUP sebagai satu-satunya hukum pajak formal tetap diakui dan

sesuai dengan prinsip penyederhanaan hukum pajak formal yang telah ditetapkan

(14)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

xiii

SUMMARY

The objection of tax reform of 1983 was to form simplicity, fairness, and

certainty in national tax law system. Simplification is almost always a part of tax

reform, thus tax reform is often identified as simplification of tax law.

Both of the new material and formal national tax laws are simpler than the

previous tax laws. Simplification of the material tax law can often be seen as (a)

fewer type of tax, (b) lesser tax tariff, and (c) larger tax base. Simplification of the

formal tax law can often be seen as (a) separation of formal tax law and material

tax law, (b) unification of formal tax laws. Attempts to simplify the material and

formal tax laws are seen in the formation of General Provisions and Procedures of

Taxation (UU KUP) as general tax law for other tax laws.

The purpose of unification of formal tax laws are to create a more efficient

tax colleting system (less administration and compliance costs), to create a tax

system that is easier to understand and apply by tax payer and tax collector.

However, the actual application of these simplified formal tax laws are not

without difficulties. Some of the difficulties are: (a) Inconsistencies of lawmaker

and tax policy maker, (b) weakness in UU KUP, (c) disharmony between UU

KUP and other formal tax laws.

The difficulties mentioned above have changed the role of UU KUP from

(15)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

xiv

custom, and excise) to only become general tax law for central government tax

that was collected by Direktorat Jenderal Pajak.

Due to that debacle, now there are various formal tax laws beside UU

KUP that govern tax collection. These various formal tax laws cause the tax law

to become unnecessarily complex and the former goal to simplify tax laws have

yet to be achieved.

The solution of this problem is return to the position of UU KUP during

early tax reformation of 1983; that is to use UU KUP as general tax law for all

type of tax collected in Indonesia.

In addition, a more flexible interpretation of position of UU KUP is

needed. Given that formal tax law govern tax collection for different type of taxes

that have their own characteristics, combining all those tax laws into one law can

cause a new type of complexity. On one hand, unification of all formal tax laws

to one law will make it easier for lay people to follow the law, but on the other

hand the tax law itself can become more complex since it will be filled with

various rules that manage the tax collection of different taxes. To prevent this

complication from occurring, UU KUP will contain only the main rules that

control collection of all taxes, but the details of tax collection can be sit in other

rules as implemented of the main rules.

Currently, not all of the formal tax laws outside of UU KUP are connected

(16)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

xv

UU KUP, then UU KUP can finally be the sole general formal tax law and the

goal to simplify formal tax laws as stated in the tax law reformation of 1983 will

(17)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

xvi

ABSTRACT

Characteristic of a tax system can be seen in the formal tax law that governs the tax collection procedure. Indonesian tax law system of the colonial legacy is a complex and difficult to manifest. To tackle this problem, consolidated formal tax law in The Law Number 6 Year 1983 concerning General Provisions and Procedures of Taxation, as amended several times, lastly amended by The Law Number 16 Year 2009 (UU KUP) to simplify the national tax law system.

Result of this study showed that in practice, Indonesian tax system is still too complex. There are three main reasons for the observed complexity: First, inconsistency of the lawmaker and tax policy maker. Separation between formal tax law and material tax law only occurs in the early reformation of tax law. In the sequential tax law reformation, the formal and material tax laws are coalesced together, going backward to the time prior to the national tax law system reformation. Second, UU KUP has not been able to accommodate all tax systems that are used in Indonesia, including the official assessment system. Third, there are disharmonisation between UU KUP and other formal tax law such as The Law Number 14 Year 2002 concerning Tax Court. Returns UU KUP to the starting position 1983 tax reform and changes UU KUP to accommodate all the tax collection system can be a solution and be the conclusion in this study.

(18)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

xvi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI TAHAP I ... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI TAHAP II ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

RINGKASAN ... x

SUMMARY ... xiii

ABSTRACT... xv

DAFTAR ISI ... xvi

DAFTAR PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN ... xx

DAFTAR PUTUSAN PENGADILAN ... xxv

DAFTAR TABEL ... xxvi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Rumusan Masalah ... 21

I.3 Tujuan Penelitian ... 21

1.3.1. Tujuan Umum ... 21

(19)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

xvii

I.4 Manfaat Penelitian ... 22

1.4.1. Manfaat Teoritis ... 22

1.4.2. Manfaat Praktis ... 22

I.5 Orisinalitas Penelitian ... 23

I.6 Kerangka Konseptual ... 25

I.7 Metode Penelitian ... 45

I.7.1 Tipe Penelitian... 45

I.7.2 Pendekatan Masalah ... 46

I.7.3 Sumber Bahan Hukum ... 49

I.7.4 Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum ... 51

I.7.5 Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum ... 52

I.8 Pertanggungjawaban Sistematika ... 53

BAB II. PRINSIP HUKUM PEMBENTUKAN SISTEM HUKUM PAJAK NASIONAL ... 55

2.1 Filosofi dan Teori Kewenangan Pemungutan Pajak ... 55

2.1.1 Pajak dalam Tinjauan Filosofis ... 55

2.2.1.1 Konsep Hak Milik ... 61

2.1.1.2. Korelasi Pajak dan Pengakuan Hak Milik ... 74

2.1.2 Teori Kewenangan Pemungutan Pajak ... 78

(20)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

xviii

2.3 Pembaruan Sistem Hukum Pajak Nasional ... 131

2.3.1 Konsep Pembaruan Hukum Pajak (Tax Reform Concept) ... 131

2.3.1.1 Sifat Pembaruan (Breath of Reform) ... 132

2.3.1.2 Waktu Pembaruan (Timing of Reform) ... 135

2.3.2 Landasan Filosofi Pembaruan Sistem Hukum Pajak Nasional ... 136

2.3.3 Tujuan Pembaruan Sistem Hukum Pajak ... 149

2.3.3.1 Tujuan Penerimaan (Revenue Goals) ... 149

2.3.3.2 Penerimaan Netral (Revenue Neutrality Goals) ... 150

2.3.4 Prinsip Pembaruan Sistem Hukum Pajak ... 151

2.3.4.1 Prinsip Keadilan (Equity Principles) ... 151

2.3.4.2 Prinsip Kesederhanaan (Simplicity Principles) ... 157

2.3.4.3 Prinsip Efisiensi (Efficiency Principles) ... 170

2.3.4.4 Prinsip Kepastian Hukum (Certainty Principles) ... 173

BAB III KEDUDUKAN UU KUP SALAM SISTEM HUKUM PAJAK NASIONAL ... 179

3.1 Penyederhanaan Sistem Hukum Pajak ... 179

3.1.1 Penyederhanaan Hukum Pajak Materiil... 182

3.1.2 Penyederhanaan Hukum Pajak Formal ... 188

3.2 Karakteristik Sistem Pemungutan Pajak Menurut UU K ... 211

(21)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

xix

BAB IV PENYATUAN HUKUM PAJAK FORMAL SISTEM HUKUM

PAJAK NASIONAL ... 232

4.1 Faktor-Faktor Penghambat Penyatuan ... 232

4.1.1 Disharmoni UU KUP dan Hukum Pajak Formal Lain di Luar UU KUP... 232

4.1.2 Inkonsistensi Pembaruan Sistem Hukum Pajak ... 267

4.2 Faktor Pendukung Penyatuan Hukum Pajak Formal ... 271

4.3 Penyatuan Hukum Pajak Formal Melalui Reposisi dan Reinterpretasi Kedudukan UU KUP ... 291

4.4 Penyatuan Hukum Pajak Formal Melalui Reposisi dan Reinterpretasi Kedudukan UU KUP ... 297

BAB V. PENUTUP ... 311

5.1 Kesimpulan ... 311

5.2 Saran ... 313

(22)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

xx

DAFTAR PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3312).

Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3313).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1991 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3459).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1994 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3566).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1994 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3567).

(23)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

xxi

Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3568).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1994 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3569).

Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 95 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612).

Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3984).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3985).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3986).

(24)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

xxii

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4189).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355).

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4740).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 4755).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4893).

(25)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

xxiii

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5055).

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 214, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679).

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593).

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/ PMK.03/ 2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak.

(26)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

xxiv

Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo, Nomor 5 Tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010 Nomor 1 Seri B, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 14).

Peraturan Daerah Kota Surabaya, Nomor 11 Tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2010 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 9).

Thailand

Revenue Code, B.E. 2547

The Custom Act, B.E. 2469

The Excise Act, B.E. 2527

The Petroleum Income Tax, B.E. 2514

Jepang

Act on General Rules for National Taxes (Act No.66 of April, 1962)

The Income Tax Act (Act No.33 of 1965)

The Corporation Tax Act (Act No.34 of 1965)

The Inheritance Tax Act (Act No.73 of 1950)

The Consumption Tax (Act No. 108 of 1988)

Belanda

Algemene Wet Inzake Rijksbelastingen Tahun 1959 (Staatsblad 02-07-1959, 301) sebagaimana terakhir terdapat dalam Staatsblad 2002,53

Wet op de Imkomsten Belasting 2001

Wet op de Loonbelasting 1964

Wet op de Omzetbelasting 1968

(27)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI

xxv

DAFTAR PUTUSAN PENGADILAN

NO PUTUSAN PENGADILAN

1

Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Perkara Nomor 004/PUU-II/2004, Permohonan

Pengujian Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, atas

permohonan PT. Apota Wibawa Pratama, diputuskan dalam Rapat Pemusyawaratan Hakim Konstitusi pada tanggal 8 Desember 2004.

2

Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 300/C/PK/PJK/ 2009, permohonan peninjauan kembali perkara pajak, dalam perkara PT. Pelabuhan Nusantara XI PASA DJATIROTO melawan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, diputuskan dalam Rapat Pemusyawaratan Mahkamah Agung pada tanggal 8 Juli 2010.

3

Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia,

(28)

DISERTASI EKSISTENSI UNDANG –UNDANG NOMOR…. IWAN SUHARDI xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hubungan Sebab Akibat Kepemilikan Harta dan Timbulnya Kewajiban Pajak ...75 Tabel 2 Perbandingan UU KUP dan Thailand Revenue Code ... 203 Tabel 3 Perbandingan UU KUP dan Act on general Rules for National

Taxes (Ketentuan Umum Pajak Nasional di Jepang) ... 206

Tabel 4 Perbandingan UU KUP dan Algemene Wet Inzake

Rijksbelastingen (disingkat AWR) ... 210 Tabel 5 Jenis-Jenis Surat Pemberitahuan Ekspor Barang dan Impor

Barang ... 304 Tabel 6 Jenis-Jenis Surat Penetapan Direktorat Jenderal Bea dan

Cuka………...306

Gambar

Tabel 1 Hubungan Sebab Akibat Kepemilikan Harta dan Timbulnya

Referensi

Dokumen terkait

[r]

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI DAN DESAIN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia

Pengumandahan (detasering). Perjalanan Dinas Jabatan untuk menempuh ujian dinas/ ujian jabatan. Perjalanan Dinas Jabatan untuk menghadap Majelis Penguji Kesehatan

Guna pengembangan ubijalar dibutuhkan ragam varietas unggul yang sesuai untuk ditanam pada wilayah dataran tinggi Papua dengan tujuan mendukung pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat

[r]

Recuento de 60 arboles por ha en lotes de 4-5 años para % nivel y posicion de la broca. Focos (arboles con > 5 granos brocados) señalados por banderitas amarillas en el arbol

[r]