• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB X ASPEK KELEMBAGAAN KOTA BONTANG - DOCRPIJM ea56e8efbb BAB X12. BAB X ASPEK KELEMBAGAAN KOTA FINAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB X ASPEK KELEMBAGAAN KOTA BONTANG - DOCRPIJM ea56e8efbb BAB X12. BAB X ASPEK KELEMBAGAAN KOTA FINAL"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

X-1

BAB X

ASPEK KELEMBAGAAN KOTA BONTANG

10.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPIJM pada pemerintahan kabupaten/kota.

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota.

PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi :

“(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar.

(2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.

(2)

X-2

3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub bagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.

Sumber : PP 41/2007

Gambar 10.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota

4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014

Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.

Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025

Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini,

BUPATI / WALIKOTA

DPRD

SEKRETARIS DAERAH

(3)

X-3

reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.

Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM).

Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :

1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;

2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;

3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;

4. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;

5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;

6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

7. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);

8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.

(4)

X-4 Sumber: Road Map Reformasi Birokrasi

Gambar 10.2

Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokreasi PU 2010-2014

6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.

(5)

X-5

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum

Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang kePU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPIJM.

Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali. 9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan

Perkotaan

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang keciptakaryaan, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.

10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.

(6)

X-6

bidang/sub bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

10.2 Kondisi Kelembagaan Kota Bontang

Kelembagaan Pemerintah Kota Bontang yang berperan dalam Bidang Ke Cipta Karya-an dKarya-an terkait lKarya-angsung dalam pelaksKarya-anaKarya-an RencKarya-ana Program Investasi JKarya-angka Menengah Kota Bontang meliputi :

1. Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bontang

2. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bontang 3. Dinas Tata Ruang Kota Bontang

4. Dinas Kebersihan, Pertamanan, Pemakaman dan Pemadam Kebakaran (DKPP) Kota Bontang

5. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bontang

6. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bontang 7. Badan Lingkungan Hidup Kota Bontang

10.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud dalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya.

Untuk mengetahui kondisi dari keorganisasian bidang cipta karya, informasi yang perlu disajikan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Peraturan Daerah yang menjadi dasar penetapan Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota.

2. Gambaran struktur organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota saat ini.

3. Gambaran struktur organisasi instansi yang menangani urusan bidang Cipta Karya saat ini.

4. Penjelasan tentang tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya dalam Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota.

A. Bidang Pekerjaan Umum

Berdasarkan Peraturan Walikota Bontang Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pekerjaan umum adalah sebagai berikut Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang Pekerjaan Umum. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis lingkup bidang bina marga, bidang pengairan dan bidang cipta karya.

b. Pengkoordinasian, pengendalian sekuruh kegiatan pada unit kerja Dinas

c. Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas pejabat struktural, kelompok jabatan fungsional dan staf di Lingkungan Dinas.

(7)

X-7

1) Kepala Dinas PU

Kepala Dinas PU mempunyai tugas membantu Walikota sesuai dengan bidang tugasnya, memimpin, merencanakan, mengevaluasi, menilai meminta pertanggungjawaban, mengkoordinasikan, membina, mengendalikan dan mengawasi semua kegiatan Dinas PU, dengan susunan organisasi yang terdiri dari:

1. Kepala Dinas ; 2. Sekretariat; 3. Bidang Pengairan; 4. Bidang Bina Marga; 5. Bidang Cipta Karya; 6. UPTD

7. Kelompok Jabatan Fungsiponal 2) Sekretariat

Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas dalam lingkup Kesekretariatan dan Keuangan.

Sekretariat terdiri dari 2 sub bagian yaitu :

1. Sub Bagian Perencanaan Program & Keuangan

Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas secretariat lingkup perencanaan program dan keuangan.

2. Sub Bagian Umum

Mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian, pengelolaan urusan perlengkapan dan perawatan rumah tangga,

pemeliharaan barang-barang inventarisasi dan urusan perjalanan dinas, surat-menyurat, pengetikan dan penggadaan

3) Bidang Pengairan

Dalam menjalankan tugasnya Bidang Pengairan mempunyai fungsi :

1. Perencanaan dan penyusunan program, pembinaan dan bimbingan teknis dibidang pengairan.

2. Pengawasan, pengendalian pelaksanaan pembangunan rehabilitasi, peningkatan dan pengembangan, operasi serta pemeliharaan dan pengamanan pengairan

3. Pengelolaan perijinan, pengamanan pemanfaatan air permukaan dan atau sumber air serta rekomendasi perijinan penambangan bahan galian golongan “c” pada alur sungai

4. Penanggulangan bencana banjir dan bencana alam lainya serta usaha-usaha pengendalian erosi dibidang teknik sipil

5. Pengumpulan dan pengelolaan data serta pelaporan dibidang pengairan Bidang pengairan, membawahi 2 seksi, yaitu :

1. Seksi Perencanaan Teknis dan Evaluasi

Mempunyai tugas melaksanakan survai, investigasi, pemetaan, rencana teknis dan program pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, pelaksanaan pembangunan, peningkatan serta rehabilitasi jaringan irigasi, sungai, rawa dan pantai.

2. Seksi Pembangunan Sumber Daya Air

(8)

X-8

pengelolaan hidrologi, pengawasan dan pengendalian kualitas air permukaan, penanggulangan akibat bencana alam serta pengelolaan penerapan IPAIR.

4) Bidang Bina Marga

Dalam menjalankan tugasnya Bidang Bina Marga mempunyai fungsi :

1. Penyusunan perencanaan teknis, program pembinaan dan bimbingan teknis dibidang bina marga

2. Pengawasan, pengendalian pelaksanaan pekerjaan Bina Marga

3. Pengelolaan perijinan dan pengawasan dan pemanfaatan jalan berserta utilitasnya 4. Pengangulangan jalan dan jembatan akibat bencana alam

5. Pengumpulan data dan pelaporan dibindang Bina Marga Bidang Bina Marga, Membawahi 2 seksi, yaitu :

1. Seksi Perencanaan Teknis dan Evaluasi

Mempunyai Tugas melaksanakan pelaksanaan teknis, pengumpulan data penelitian, survai, amdal, leger jalan, evaluasi dan pemantauan dampak serta manfaat prasarana fisik jalandan rencana pengembangan dibidang Bina Marga. 2. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan

Mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian kegiatan pembangunan serta pengantian jalan dan jembatan.

5) Bidang Cipta Karya

Bidang Cipta Karya mempunyai tugas membantu sebagian tugas Dinas dalam Bidang Cipta Karya. Bidang Cipta karya mempunyai fungsi :

a. Penyusunan dan penetapan rencana penataan bangunan, pengembangan perumahan dan permukiman, rencana teknis dan program serta evaluasi di bidang Cipta Karya;

b. Pembinaan, pengaturan teknis dan pelaksanaan pembangunan dalam bidang Cipta Karya;

c. Pengawasan dan pengendalian serta memberi pedoman dan petunjuk teknis dalam rangka pelaksanaan pekerjaan bidang Cipta Karya;

d. Pengelolaan Bangunan Gedung Negara dan Rumah Negara;

e. Pengumpulan data pengelolaan data serta penyajian laporan bidang Cipta Karya;

f. Pelaksanaan penanggulangan akibat bencana alam;

g. Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan. h. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan.

i. Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan. Bidang Cipta Karya, membawahi 3 seksi, yaitu :

1. Seksi Tata Bangunan

Mempunyai tugas melaksanakan pembangunan, bantuan teknik, pengawasan pembangunan gedung negara dan bangunan umum serta pengaturan dan pengendalian perijinan bangunan.

2. Seksi Perumahan dan Permukiman

(9)

X-9

6) Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD)

Pada Organisasi Dinas PU dapat dibentuk Unit Teknik Dinas (UPTD) yang berfungsi melaksanakan sebagian Tugas Dinas yang wilayah kerjanya meliputi satu atau beberapa Kecamatan. UPTD dipimpin oleh seorang Kepala Unit serta berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas dan secara operasional dikoordinasikan oleh Camat.

7) Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis sesuai dengan keahliannya masing-masing. Kelompok ini dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior selaku ketua kelompok yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas.

Gambar 10.3

Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bontang

Kelompok Jafung

KEPALA

Bidang Pengairan

Seksi Perencanaan Teknis & Evaluasi

SEKRETARIAT

Sub Bagian Perencaaan Program

Sub Bagian Umum

Sub Bagian Keuangan

Seksi Pembangunan Sumber Daya Air

Bidang Bina Marga

Seksi Perencanaan Teknis & Evaluasi

Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan

Bidang Cipta Karya

Seksi Tata Bangunan

Seksi Perumahan dan Permukiman

(10)

X-10

B. Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah

Bappeda Kota Bontang merupakan unsur pelaksana tugas tertentu dalam menunjang penyelenggaraan Pemerintah Daerah khususnya di bidang perencanaan pembangunan daerah. Bappdea mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam menentukan kebijaksanaan di bidang perencanaan pembangunan daerah serta penilaian atas pelaksanaannya

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bontang mempunyai fungsi adalah sebagai berikut :

 Penyusunan Pola Dasar Pembangunan Daerah yang terdiri dari pola umum jangka panjang dan pola umum perencanaan pembangunan daerah dalam kurun waktu satu sampai lima tahun

 Penyusunan Rencana Strategis Pembangunan Tahunan Daerah (Renstra Petada) dan Rencana Strategis Pembangunan Lima Tahunan Daerah (Renstra Pelitada).  Penyusunan program-program tahunan sebagai pelaksanaan rencana-rencana

yang dibiayai oleh Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur dan atau diusulkan kepada Pemerintah Pusat atau diusulkan melalui program Tahunan Nasional.  Pengkoordinasian perencanaan di antara dinas-dinas, satuan organisasi

perangkat daerah lain dalam lingkungan Pemerintah Kota Bontang.

 Penyusunan RAPBD Kota Bontang bersama-sama dengan Bagian Keuangan dan Bagian Pembangunan dengan koordinasi Sektretariat Daerah.

 Penyiapan dan Pengembangan pelaksanaan rencana pembangunan di daerah untuk penyempuranaan rencana lebih lanjut.

 Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan serta pelaporan hasil pelaksanaan.

 Pelaksanaan administratif meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keungang perlengkapan dan peralatn lingkup BAPPEDA.

 Pengelelolaan dan pembinaan UPT di bidang BAPPEDA.

(11)

X-11

Struktur Organisasi Bappeda Kota Bontang dijelaskan berikut ini.

``

Gambar 10.4

Struktur Organisasi Bappeda Kota Bontang

C. Bidang Tata Ruang Kota Bontang

Berdasarkan Peraturan Walikota Bontang Nomor 29 Tahun 2007 Tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Tata Ruang Kota adalah sebagai berikut Dinas Tata Ruang Kota mempunyai tugas membantu Walikota dalam penyelenggaraan Pemerintah daerah di Bidang Tata Kota. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Kepala Dinas mempunyai fungsi:

a. Membantu Walikota sesuai dengan bidang tugasnya;

b. Memimpin, merencanakan, mengkoordinasikan, membina, dan mengendalikan semua kegiatan Dinas Tata Kota Bontang;

c. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

Kelompok Jafung

KEPALA

Seksi Bidang Statistik dan Data

SEKRETARIAT

Sub Bagian Umum

Sub Bagian Perencanaan Program dan Keuangan

Sub Bidang Penelitian, Pengembangan dan

Evaluasi

Bidang

Ekonomi, Sosial dan Budaya

Sub bidang Ekonomi

Sub bidang Sosial dan Budaya

Bidang Fisik dan Prasarana

Sub Bidang Perhubungan, Komunikasi dan Pariwisata

(12)

X-12

Gambar 10.5

Struktur Organisasi Dinas Tata Ruang Kota Bontang

D. Bidang Perumahan dan Permukiman

Kelembagaan pembangunan PSD Permukiman saat ini adalah:

1. Satker PBL Ditjen. Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum mengelola pengembangan permukiman yang dibiayai APBN.

2. Bidang Cipta Karya Dinas PU & Kimpraswil Provinsi Kalimantan Timur mengelola pengembangan permukiman yang dibiayai APBD Provinsi.

3. Dinas PU Kota Bontang – Subdin Cipta Karya – Seksi Perumahan 4. Dinas PU Kota Bontang – Subdin Tata Bangunan

5. BAPPEDA Bontang – Bidang Fisik dan Prasarana – Sub Bidang Tata Ruang & Tata Guna Tanah

6. Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Bontang

7. Dinas Walikota Bontang – Bagian Ekonomi – Sub Bagian Pembangunan 8. Dinas Kesehatan – seksi PLP

9. Dinas Pertanahan Kota Bontang

Pengelolaan perumahan yang dikembangkan swasta (resmi) kerap dilakukan oleh developer/pengembang kawasan tersebut. Namun demikian, ada beberapa lokasi badan pengelolanya tidak aktif lagi, terutama setelah rumah-rumah dalam kawasan tersebut laku terjual (habis) dan aktivitas di lingkungan permukimannya berjalan lancar,

Bendahara

KEPALA

Bidang Penataan Kota

Seksi Pengembangan Kota

SEKRETARIAT

Sub Bagian Umum dan Kepegaiwan

Sub Bagian Perencanaan Program dan Keuangan

Seksi Rehabilitasi Kota

Bidang

Pengendalian & Pengawas Bangunan

Seksi Pengendalian Bangunan

(13)

X-13

walaupun sesungguhnya developer selalu memiliki tanggung jawab untuk menjalankan pelayanan pengelolaan perumahan. Akibatnya dibeberapa lokasi perumahan, pengelolaan dilakukan secara swadaya oleh warga setempat.

Beberapa badan pengelola perumahan developer yang diketahui aktif/operasional di Kota Bontang antara lain:

 Yayasan LNG Badak–PT. Badak LNG Bontang, mengelola perumahan HOP I – IV di lokasi Kelurahan Satimpo, Kelurahan Gunung Elai, dan Kelurahan Telihan, yang keseluruhannya dihuni oleh karyawan PT. Badak LNG.

 Badan Pengelola Kawasan Perumahan Pesona Bukit Sintuk – PT. Daksa Kalimantan Putra, mengelola Perumahan Pesona Bukit Sintuk di Kelurahan Belimbing – Kecamatan Bontang Barat serta di Kelurahan Loktuan – Kecamatan Bontang Utara sebagai daerah pengembangan.

 Pengelolaan Perumahan Karyawan PT. Pama – PT. Pama Persada Nusantara yang bekerjasama dengan PT. Banpu Indominco dan Developer PT. EDECE, mengelola kawasan perumahan Bumi Persada Indah di Kelurahan Bontang Lestari.

 Badan Pengelola Perumahan Lembah Asri – PT. Bangun setia Graha, yang mengelola kawasan perumahan Lembah Asri di Kelurahan Lok Tuan – Kecamatan Bontang Utara.

 KIE _ PT. Kaltim Industrial Estate, mengelola perumahan Bukit Sekatub Damai (BSD) di lokasi Kelurahan Gunung Elai.

E. Bidang Air Limbah

Secara umum Organisasi pengelola sektor air limbah (fasilitas sanitasi) di Kota Bontang adalah DPU Cipta Karya dan Dinas Kebersihan PPMK dengan tugas adalah melaksanakan perencanaan, pengawasan, pengendalian, dan pemanfaatan sarana dan prasarana di bidang teknik penyehatan yang meliputi urusan-urusan air bersih, air buangan, kebakaran, kebersihan, pertamanan, dan pemakaman.

Untuk penanganan sanitasi air limbah dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Kota Bontang. Untuk kelembagaan pelaksanaan kegiatan SANIMAS yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut :

Kelembagaan SANIMAS berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya bisa dibagi menjadi dua yaitu Panitia Pembangunan dan Badan Pengelola. Kelembagaan SANIMAS di masyarakat disebut sebagai Kelompok Swadaya Masyarakat/KSM-SANIMAS.

F. Bidang Persampahan

(14)

X-14

a. Mempelajari semua peraturan dan ketentuan yang ada;

b. Merumuskan rencana kerja Dinas sebagai pedoman kerja serta kebijakan teknis atas pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh kepala daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. Membagi tugas kepada bawahan dilingkungan Dinas sesuai dengan bidang tugasnya;

d. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja bawahan secara berjenjang;

e. Membina pelaksanaan teknis operasional operator pada Dinas kebersihan, pertamanan dan pemadam kebakaran;

f. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja bawahan secara berjenjang; g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

Pengelolaan persampahan Kota Bontang saat ini berada dibawah Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemadam kebakaran Kota Bontang. Penetapan pengelola tersebut berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 15 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Organiasasi dan Tata Kerja Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemadam Kebakaran. Berdasarkan susunan organisasi tersebut, maka pelaksana teknis operasional pengelolaan persampahan Kota Bontang berada dibawah Seksi Kebersihan. Institusi lainnya yang ikut serta bertanggung jawab pada pengelolaan persampahan Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang melaksanakan proses pengumpulan sampah pada permukiman yang belum mendapat pelayanan langsung dari Dinas kebersihan, Pertamanan, dan Pemadam kebakaran Kota Bontang. Pokmas tersebut melaksanakan pengumpulan sampah dari rumah tangga dengan menggunakan gerobak dan mengangkutnya ke tepi jalan yang akan dilalui truk pengangkut sampah. Selain institusi tersebut, maka pengelolaan sampah di Kota Bontang juga dilakukan oleh PT Pupuk Kaltim dan PT Badak. PT Pupuk Kaltim mengelola sampah yang berasal dari kegiatan di komplek PT Pupuk Kaltim dengan memanfaatkan jasa pelayanan pihak swasta dan membuang sampah ke TPA sampah yang berada di lingkungan PT Pupuk Kaltim. PT Badak juga mengelola pengumpulan dan pengangkutan sampah dari lingkungan komplek PT Badak dan membuangnya ke TPA sampah milik Kota Bontang.

Pembentukan organisasi dan tata kerja organisasi Pengelola Kebersihan Kota Bontang diatur pada perda Nomor 5 Tahun 2003. Berdasarkan Perda tersebut, maka institusi pengelola keberihan Kota Bontang adalah Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemadam Kebakaran Kota Bontang. Dinas Kerbersihan, Pertamanan, dan Pemadam Kebakaran Kota Bontang bertanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan sampah Kota Bontang, sekaligus juga melaksanakan kegiatan pengelolaan pertamanan dan pemakaman, dan pengelolaan kegiatan pemadaman kebakaran di Kota Bontang.

Susunan organisasi Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemadam Kebakaran Kota Bontang terdiri atas :

1. Kepala Dinas 2. Sekretaris

(15)

X-15

4. Bidang Pertamanan

5. Bidang Pemadam Kebakaran 6. Kelompok Jabatan Fungsional.

Gambar 10.6

Struktur Organisasi DKPP Kota Bontang

Tata kerja pelaksanaan tugas Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemadam Kebakaran Kota Bontang dilaksanakan berdasarkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, baik dalam lingkungan internal maupun dengan satuan organisasi lain sesuai dengan tugas masing-masing.

Untuk struktur kelembagaan pengelolaan IPAL pada kawasan Bontang Kuala adalah sebagi berikut :

a. Dewan Pembina b. Dewan Penasehat c. Ketua

d. Sekretaris e. Unit Teknis f. Unit Keuangan

Kelompok Jafung

KEPALA

Bidang Kebersihan

Seksi Kebersihan dan Tempat Pembuangan

Akhir

SEKRETARIAT

Sub Bagian Umum

Sub Bagian Perencanaan Program dan Keuangan

Seksi Pengangkutan dan Pemanfaatan Sampah

Bidang

Pemadam Kebakaran

Sub Sarana dan Prasarana

Seksi Pencegahan, Pengendalian dan

Penyuluhan

Bidang Pertamanan

Seksi Pertamanan dan Pemakaman

(16)

X-16

G. Bidang Pengairan

Bidang Pengairan dan Air Bersih mempunyai tugas pokok membantu sebagian tugas Dinas PU dan PDAM dalam Bidang Pengairan dan Air Bersih.

Bidang Pengairan mempunyai fungsi :

a) Mengkoordinasikan program dan rencana teknis bidang Pengairan;

b) Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan pembangunan, rehabilitasi, peningkatan, operasi serta pemeliharaan dan bina manfaat bidang Pengairan;

c) Menyelenggarakan perijinan dan pengawasan pemanfaatan air permukaan dan atau sumber air serta rekomendasi perijinan penambangan bahan galian golongan C alur sungai;

d) Pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian laporan pekerjaan di bidang Pengairan;

e) Mengkoordinasikan penanggulangan bencana banjir dan bencana alam lainnya serta usaha-usaha pengedalian erosi saluran;

f) Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

H. Bidang Air Minum

Kondisi kelembagaan bidang SPAM Kota Bontang adalah sebagai berikut :

a. Untuk pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Pemerintah Kota, PDAM, maupun masyarakat.

b. Upaya memperkuat tugas dan fungsi regulator dan operator penyelenggaraan SPAM (PDAM dan Dinas PU) di Kota Bontang dilakukan dengan cara meningkatkan sumber daya manusia yang ada melalui pelatihan, peningkatan kualitas air minum, memperkuat fungsi dinas-dinas terkait dan memperkuat PDAM.

c. Upaya memperkuat prinsip kepengusahaan pada lembaga penyelenggaraan PDAM di Kota Bontang dilakukan melalui penyehatan PDAM, penyesuaian tarif dan peningkatan SDM.

(17)

X-17

Gambar 10.7

Struktur Organisasi PDAM Kota Bontang

10.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya.

Badan Pengawas

Direktur

Manager Umum

Manager Administrasi dan Keuangan

Manager Teknik

Bag. Keuangan

Bag. Keuangan

Bag. Hub Lang

Bag. Produksi

Bag. Distribusi

(18)

X-18

Tabel 10.1

Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya

Unit Kerja Golongan Jenis Kelamin Latar Belakang Pendidikan

10.3 Analisis Kelembagaan

Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.

10.3.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Dalam penyelenggaraan program investasi keciptakaryaan Kota Bontang, banyak pihak/instansi yang terkait yang telibat langsung. Tiap dinas yang mempunyai tupoksi langsung pada masing-masing bidangnya. Peran Bappeda sebagai koordinator tiap dinas dalam perencanaan teknis pembangunan pada masing-masing bidang. Peran Pu bidang Cipta Karya mempunyai peran penuh dalam perencanaan fisik pembangunan tiap-tiap bidang.

Berdasarkan kajian kelembagaan dapat dilihat bahwa dalam lingkup instansi keciptakaryaan masih diketemukan beberapa hal diantaranya :

1. Dalam pelaksanaan program–program pengembangan dan pembangunan kota, Pemerintah Kota Bontang melakukan pembinaan jalinan kemitraan baik itu Instasi Pemerintahan Kota Bontang sendiri, masyarakat, dan swasta. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan pengembangan dan pembangunan kota benar-benar dapat terarah dan terlaksana dengan dukungan sumber dana yang cukup serta sesuai dengan kebutuhan pembangunan di Kota Bontang.

(19)

X-19

kemitraan sangatlah dibutuhkan guna menselaraskan pembangunan dan mendorong tercapinya keberhasilan pembangunan baik dalam bidang pendanaan maupun dalam hal lainnya yang terkait dengan program – prorgram pengembangan dan pembangunan kota.

3. Sasaran pembangunan dan pengelolaan bidang keciptakaryaan pada tahun 2008 berorientasi pada tersedianya pelayanan kepada publik bidang keciptakaryaan sesuai dengan standar pelayanan minimal. Selanjutnya dengan terpenuhinya pelayanan minimal kepada publik akan mendorong peningkatan produktivitas sektor-sektor ekonomi yang menggunakan infrastruktur keciptakaryaan sebagai salah satu sarana pendukung faktor produksinya. Sasaran kedua adalah meningkatnya partisipasi swasta yang antara lain dalam bentuk investasi dalam pembangunan dan pengelolaan infrastruktur di Kota Bontang.

Pada bidang pengembangan perumahan dan permukiman secara umum adalah kewenangan Dinas PU/ Cipta Karya akan tetapi guna menunjang suksesnya perkembangan dan pembangunan kota, maka dilakukan sistem kemitraan. Berdasarkan Peraturan Walikota Bontang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pekerjaan umum adalah sebagai berikut Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang Pekerjaan Umum. Dalam hal ini adalah:

a. Membantu Walikota sesuai dengan bidang tugasnya;

b. Memimpin, merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, membina, mengendalikan dan mengawasi semua kegiatan Dinas Pekerjaan Umum;

c. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

d. Penyusunan dan penetapan rencana penataan bangunan, pengembangan perumahan dan permukiman, rencana teknis dan program serta evaluasi di bidang Cipta Karya; e. Pembinaan, pengaturan teknis dan pelaksanaan pembangunan dalam bidang Cipta

Karya;

f. Pengawasan dan pengendalian serta memberi pedoman dan petunjuk teknis dalam rangka pelaksanaan pekerjaan bidang Cipta Karya;

g. Pengelolaan Bangunan Gedung Negara dan Rumah Negara;

h. Pengumpulan data pengelolaan data serta penyajian laporan bidang Cipta Karya; i. Pelaksanaan penanggulangan akibat bencana alam;

j. Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

Pada sub bidang penyediaan air bersih dalam pelaksanaannya adalah untuk pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Pemerintah Kota, PDAM, maupun masyarakat. Upaya memperkuat tugas dan fungsi regulator dan operator penyelenggaraan SPAM (PDAM dan Dinas PU) di Kota Bontang dilakukan dengan cara meningkatkan sumber daya manusia yang ada melalui pelatihan, peningkatan kualitas air minum, memperkuat fungsi dinas-dinas terkait dan memperkuat PDAM. Secara teknis kewenangan kelembagaan PDAM adalah sebagai berikut:

(20)

X-20

b. Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan pembangunan, rehabilitasi, peningkatan, operasi serta pemeliharaan dan bina manfaat bidang Pengairan;

c. Menyelenggarakan perijinan dan pengawasan pemanfaatan air permukaan dan atau sumber air serta rekomendasi perijinan penambangan bahan galian golongan C alur sungai;

d. Pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian laporan pekerjaan di bidang Pengairan;

e. Mengkoordinasikan penanggulangan bencana banjir dan bencana alam lainnya serta usaha-usaha pengedalian erosi saluran;

f. Melakukan tugas kedinasaan lain yang diberikan oleh atasan.

Secara umum Organisasi pengelola sektor air limbah (fasilitas sanitasi) di Kota Bontang adalah PU Cipta Karya dan Dinas Kebersihan PPMK dengan tugas adalah melaksanakan perencanaan, pengawasan, pengendalian, dan pemanfaatan sarana dan prasarana di bidang teknik penyehatan yang meliputi urusan-urusan air bersih, air buangan, kebakaran, kebersihan, pertamanan, dan pemakaman. Untuk penanganan sanitasi air limbah dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Kota Bontang. Kelembagaan SANIMAS berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya bisa dibagi menjadi 2 yaitu Panitia Pembangunan dan Badan Pengelola. Kelembagaan SANIMAS di masyarakat disebut sebagai Kelompok Swadaya Masyarakat/KSM-SANIMAS.

Saat ini, baik pemerintah kota Bontang maupun Propinsi menangani pengaturan drainase dan pengendalian banjir alasanya adalah bahwa tidak semua kewenangan yang berkaitan dengan pengelolaan dan pengaturan drainase dan penganan banjir diserahkan dari pemerintah pusat dan atau dari pemerintah propinsi ke pemerintah kota untuk masing-masing dinas kota seperti misalnya:

(a) Pengoperasian dan pemeliharaan sungai-sungai termasuk sungai-sungai yang mengalir di dalam dan melalui drainase Kota Bontang masih menjadi tanggungjawab Dinas Pekerjaan Umum Kota Bontang.

(b) DPU Kota Bontang hanya menangani pengoperasian drainase dan pemeliharaan saluran-saluran yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai sungai atau anak sungai. Contoh tersebut diatas merupakan salah satu kasus yang tetap menunjukan adanya masalah-masalah struktur kelembagaan bagi sistem operasional dan pemeliharaan drainase, juga sistem pengelolaan pengendalian banjir di daerah ko pada umumnya dan Kota Bontang pada khususnya.

Pada sub bidang penataan bangunan dan lingkungan, kewenangan dan pelaksanaan adalah dibawah sub Dinas Cipta Karya meliputi Seksi Seksi Tata Bangunan dan Seksi Perumahan dan Permukiman.

1. Seksi Tata Bangunan

(21)

X-21

2. Seksi Perumahan dan Permukiman

Menpunyai tugas melaksanakan perencanaan, pembinaan, pengawasan, pengendalian, penyuluhan dan pembangunan perumahan, penyehatan lingkungan, pemantauan.

10.3.2 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Dalam penyelenggaraan program keciptakaryaan Kota Bontang, kinerja setiap instansi harus ditunjang dari jumlah dan tinhkat pendidikan sumber daya manusia yang ada. Matriks kebutuhan sumber daya manusia pada tabel 10.2 untuk dapat mengetahui jumlah proyeksi pegawai yang masih dibutuhkan tiap instansi.

Tabel 10.2

Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia

No. Instansi Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai Yang Ada

(22)

X-22 No. Instansi Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai

Yang Ada

S1 Teknik dan Manajemen Industri

(23)

X-23

Gambar

Gambar 10.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota
Gambar 10.2
Gambar 10.3  Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bontang
Gambar 10.4
+6

Referensi

Dokumen terkait

Langkah kedua proses dari proses keperawatan adalah rencana dimana perawat akan menyusun rencana yang akan dilakukan pada klien untuk mengatasi masalahnya

Kedua, keberatan yang diajukan saksi Parpol disampaikan dan diajukan oleh saksi Parpol setelah Rapat Pleno Rekapitulasi Penghitungan Suara KPU Kabupaten Pasaman

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya katni mcnr;ucapkan tcrinl'1

Kemudian, baginda menyuruh orang pergi ke rumah istri Ajdewan untuk mengambil harta perempuan jalang yang sudah dibunuhnya!. Harta perempuan jalang itu pun dibawanya ke hadapan

Menetapkan kegiatan pembelajaran yang tepat yang mampu mengaktualisasikan potensi dan kreativitas peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

Prinsip kerja dinamometer yang akan dipergunakan pada penelitian ini adalah, putaran roda belakang motor bakar disambungkan langsung terhadap belt , belt ini berfungsi

Data pengamatan analisa persen pemanjangan terhadap plastik biodegradable dari pati singkong karet dan pati kulit singkong karet dapat dilihat pada tabel berikut..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru dalam meningkatkan perkembangan sosial anak usia dini melalui metode karyawisata di Taman kanak-kanak Al-Irsyad