• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Menurut Sugiyono( 2010, hlm. 107) metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.

Rancangan (desain) penelitian yang digunakan adalah rancangan (desain) dengan pemasangan subjek melalui Tes Awal-Tes Akhir dan Kelompok Kontrol). Dalam rancangan ini peneliti melakukan penjodohan terhadap subjek pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dilakukantes awaldantesakhir (Syamsudin dan Vismaia, 2011, hlm. 163).

Penelitian dengan pendekatan percobaan atau eksperimen dimaksudkan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat, dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (Syamsudin dan Vismaia, 2011, hlm. 150).

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-posttest control group desain (Sugiyono, 2010, hlm. 76).

Tabel Error! Use the Home tab to apply 0 to the text that you want to appear here..1

Pretest-posttest control group desain

Kelas Prates Perlakuan Pascates

E 𝑂1 𝑋1 𝑂2

K 𝑂3 𝑂4

Keterangan:

E : Kelas eksperimen. K : Kelas pembanding.

O1 : Prates (kelas eksperimen). O3 : Prates (kelas pembanding). X1 : Perlakuan pada kelas eksperimen.

(2)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

O2 : Pascates (kelas eksperimen). O4 : Pascates (kelas pembanding).

3.2 Prosedur Penelitian

Penelitian ini menempuh beberapa langkah atau disebut juga dengan prosedur penelitian. Prosedur penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

1. Memberikan tes awal (prates) pada kelas eksperimen dan kontrol untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis teks cerita pendek sebelum diberikan perlakuan;

2. Melakukan perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan teknik papan cerita (storyboard) pada pembelajaran menulis teks cerita pendek dan melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran menulis teks cerita pendek dengan metode pembelajaran yang konvensional pada kelas kontrol.

3. Memberikan tes akhir (pascates) pada kelas eksperimen untuk mengetahui kemampuan menulis teks cerita pendek dengan teknik papan cerita (storyboard) dan memberikan tes akhir (pascates) pada kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan menulis teks cerita pendek dengan teknik pembelajaran konvensional.

3.3 Partisipan, Populasi, dan Sampel

3.3.1 Partisipan

Partisipan yang terlibat sebanyak 66 siswa. Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI MIA 7 dan XI MIA 3. Penelitian ini juga melibatkan partisipan satu orang guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 6 Bandung yaitu Eka Purnamasari, S.Pd. dan satu orang PPL bahasa Indonesia yaitu Trisnawati yang akan mengobservasi guru di kelas dan juga siswa-siswi di kelas.

3.3.2 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 6 Bandung tahun pelajaran 2014/2015 semester genap yang berjumlah 10 kelas, terdiri dari 7 kelas MIA dan 3 kelas IIS.

(3)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

3.3.3 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Arikunto, 2010, hlm. 174-176).

Cara pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan sampel bertujuan atau purposive sample. Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu

Kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian ini kelas XI MIA 7 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 3 sebagai kelas kontrol. Pemilihan dua kelas tersebut telah dipertimbangkan peneliti karena bersifat homogen dalam segi kognitif maupun afektif.

3.4 Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2010, hlm. 134) instrumen pengumpulan data adalah alat yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Dapat disimpulkan bahwa instrumen adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data kuantitatif mengenai variabel yang diteliti. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.4.1 Instrumen Tes

Instrumen ini berupa tes untuk menulis teks cerita pendek yang diberikan kepada siswa. Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks cerita pendek sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan. Tes dilakukan sebanyak dua kali. Tes pertama diberikan sebagai tes awal (prates) bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks cerita pendek sebelum diberi perlakuan. Tes yang kedua diberikan sebagai tes akhir (pascates) yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis teks cerita pendek siswa setelah diberi perlakuan. Bentuk instrumen tes yang diberikan kepada kelas ekperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut.

(4)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu LEMBAR SOAL TES MENULIS CERPEN

Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia Kelas : XI SMAN 6 Bandung Hari, Tanggal :

Waktu :

Petunjuk Umum

a. Tulislah nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan b. Ketika waktu pengerjaan cerpen telah dimulai, diharapkan tidak mengganggu

temannya yang sedang menulis c. Tulisan rapi dan jelas

d. Lembar soal ini harap dikembalikan beserta lembar jawaban

Tabel 3.2

Format Pedoman Penilaian Menulis Teks Cerita Pendek

NO ASPEK KRITERIA PENILAIAN SKOR

1 Kelengkapan aspek formal cerpen

Memuat empat aspek seperti:

1. Judul (harus berkaitan dengan cerita yang ditulis)

2. Nama pengarang (sebagai identitas dari cerpen yang dibuat)

3. Dialog (dialog menunjukan percakapan antartokoh dalam cerita)

4. Narasi (menceritakan kejadian-kejadian dalam cerpen yang membawa pembaca secara tidak langsung untuk masuk ke dalam cerita)

4

Jika memuat 3 aspek, contohnya peserta didik tidak mencantumkan judul atau nama pengarang

3

Jika memuat dua aspek 2

Hanya memuat satu aspek 1

Bobot = 1

2 Kelengkapan unsur-unsur intrinsik cerpen

Jika cerpen mengandung unsur pemplotan, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, tema dan amanat

4

Jika hanya ada enam unsur intrinsik, contohnya jika tidak ada salah satu unsur intrinsik yaitu pemplotan

(5)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Jika hanya ada dua sampai lima unsur intrinsik 2 Jika hanya ada satu unsur intrinsik, misalnya hanya ada pemplotan

1

Bobot = 2

3 Kepaduan unsur-unsur intrinsik cerpen

Jika seluruh unsur intrinsik yang terdiri atas pemplotan, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, tema dan amanatmemperlihatkan keutuhan atau kepaduan (saling mendukung dan memperkuat antara unsur dengan yang lainnya) dalam menyampaikan tema

4

Jika salah satu unsur intrinsik tidak memperlihatkan keutuhan atau kepaduan (saling mendukung dan memperkuat satu sama lainnya) dalam menyampaikan tema, misalnya pada awal cerita menggunakan sudut pandang orang pertama kemudian pada bagian akhir cerita penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga

3

Jika tiga sampai lima unsur intrinsik tidak memperlihatkan keutuhan atau kepaduan (saling mendukung dan memperkuat satu unsur dengan yang lainnya) dalam menyampaikan tema

2

Jika hanya ada satu atau dua unsur intrinsik yang memperlihatkan keutuhan dan kepaduan (saling mendukung dan memperkuat satu unsur dengan yang lainnya) dalam menyampaikan tema

1

Bobot = 3

4 Ketepatan

penggunaan EYD

Penggunaan EYD sangat tepat 4

Penggunaan EYD tepat 3

Penggunaan EYD kurang tepat 2 Penggunaan EYD tidak tepat 1

Bobot = 1

(Diadaptasi dari Sumiyadi, 2010) Nilai Maksimal : 28

Pengolahan Hasil Skor : 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑕𝑎𝑛

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

𝑋 100

Tabel 3.3

(6)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Jumlah Skor Kategori

85-100 Sangat baik 66-84 Baik 56-65 Cukup 35-55 Kurang 0-34 Sangat kurang Tabel 3.4

Format Penilaian Menulis Teks Cerpen No Nama Siswa Judul Cerpen Kelengka pan Aspek Formal Cerpen Kelengkap an unsur-unsur intriksik Cerpen Kepadua n unsur-unsur intrinsik cerpen Ketepata n pengguna an EYD Sko r 1. 2. 3. 4. ... 3.4.2 Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan dalam penelitian ini berupa ancangan model dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).Ancangan model digunakan sebagai acuan agar langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan konsep pembelajaran dengan teknik papan cerita (storyboard). RPP ini dibuat dengan mengacu pada silabus dari kurikulum 2013.

(7)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Menulis cerpen merupakan kegiatan yang menyenangkan dan tergolong dalam penulisan kreatif.Teknik pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar dan mengajar. Pemilihan teknik pembelajaran dalam pembelajaran sastra dapat menciptakan situasi pembelajaran yang berkualitas dan diharapkan sikap yang positif dari siswa untuk gemar menulis cerpen.Penggunakan teknik papan cerita(storyboard) ini dapat menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dalam menulis cerita pendek, karena dari papan cerita (storyboard) siswa dapat membuat cerita dengan alur yang lebih baik. Teknik papan cerita (storyboard) yang menggunakan film dalam pembelajaran dapat menarik perhatian peserta didik sehingga embantunya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan rasionalisasi tersebut, teknik papan cerita (storyboard) dapat diujicobakan dalam pembelajaran menulis cerita pendek. b. Prinsip Dasar

Prinsip dasar dalam teknik papan cerita (storyboard) adalah sebagai berikut: 1) Pengembangan kreativitas, teknik papan cerita menuntut aktivitas siswa

sebelum menulis yang diawali dengan membuat kerangka karangan yang berupa gambar sehingga dapat mengembangkan kreativitas peserta didik. 2) Memotivasi siswa, teknik papan cerita yang melibatkan membaca, menulis,

dan mengilustrasikan hal yang efektif dalam memotivasi penulis dan pembaca pemula dan juga memotivasi siswa untuk mengembangkan kemampua menulisnya.

c. Sintaks

Sintaks atau rangkaian langkah-langkah dalam penerapan teknik papan cerita ini adalah

1) Siswa membagi selembar kertas menjadi banyak (enam sampai delapan) bagian.

2) Siswa mencari gagasan tentang ide-ide cerita dan menggambar peristiwa awal dan akhir pada bagian pertama dan terakhir dari kertas tersebut.

3) Siswa mengisi bagian-bagian yang tersisa dalam urutan yang sesuai ketika mereka mengembangkan ide-ide cerita mereka.

(8)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

5) Siswa mengembangkan gambar yang telah mereka buat menjadi sebuah paragraf dan membuat draf akhir.

6) Siswa memajang hasil karya mereka di dalam kelas (dipublikasikan). Siswa dapat membagi cerita dengan siswa lain.

d. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Identitas Sekolah : SMA Negeri 6 Bandung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XI / Genap

Materi Pokok : Teks Cerita Pendek

Alokasi Waktu : 7 x 45 menit

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

B. Kompetensi Dasar (KD)

3.1 Memahami unsur-unsur dan kaidah teks cerita pendek, baik melalui lisan maupun tulisan.

4.2 Memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan ulasan/ revisi/ film/ drama yang koheren sesuai dengan karakteristik yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1) Membuat konsep/ kerangka karangan cerpen dalam bentuk papan cerita (storyboard)

2) Mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat dalam bentuk cerpen (tokoh, peristiwa, latar, konflik) yang memperhatikan pilihan kata, tanda baca, dan ejaan.

(9)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu D. Materi Pembelajaran

1) Pengertian cerita pendek (cerpen) 2) Ciri-ciri cerita pendek

3) Unsur-unsur cerita pendek: a. Plot

b. Tokoh dan penokohan c. Latar

d. Sudut pandang e. Gaya bahasa f. Tema g. Amanat

4) Teknik Papan Cerita (storyboard)

E. Metode Pembelajaran

1) Pendekatan : Saintifik

2) Teknik : Papan Cerita (Storyboard)

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1) Media : Teks Cerpen 2) Alat : Laptop, LCD

3) Sumber Belajar : Buku Siswa Bahasa Indonesia kelas XI

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1) Pertemuan Pertama:

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASIWAKTU

Pendahuluan

1. Peserta didik merespon salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran.

2. Pendidik memeriksa kehadiran peserta didik untuk menunjukkan sikap disiplin.

3. Pendidik menyampaikan tujuan dan manfaat materi pembelajaran yang akan dicapai.

4. Pendidik melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan untuk mengarahkan peserta didik pada materi yang akan dipelajari.

5. Peserta didik menyimak pertanyaan yang disampaikan pendidik tentang cerpen dan papan cerita (storyboard)

30 menit

Kegiatan 1. Mengamati

 Pendidik menjelaskan materi mengenai cerpen dan

(10)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Inti teknik papan cerita (storyboard).

 Peserta didik mengamati dan membaca contoh cerpen dan contoh papan cerita (storyboard).

 Peserta didikmenyimak sebuah film tentang kisah seseorang yang membahagiakan, menyedihkan, mengharukan, membahagiakan, dll.

2. Menanya

 Peserta didik bertanya jawab tentang cerpen  Peserta didik bertanya jawab mengenai cara membuat/menulis papan cerita (storyboard). 3. Mengeksplorasi

 Peserta didik menjawab pertanyaan mengenai cerpen.  Peserta didik secara mandiri membuat/menulis papan

cerita (storyboard). 4. Mengasosiasi

 Peserta didik menyimpulkan hasil analisis cerpen.  Peserta didik menyimpulkan tentang cara

membuat/menulis papan cerita (storyboard). 5. Mengomunikasikan

 Peserta didik menyampaikan kesimpulannya tentang hasil analisis cerpen.

 Peserta didik menyampaikan kesimpulannya tentang cara membuat/menulis papan cerita (storyboard).

 Peserta didik menanggapi saran dari teman/pendidik untuk perbaikan.

Penutup

1. Peserta didik bersama pendidik membuat kesimpulanmengenaiisi teks cerpen

2. Pendidik memberikan refleksi terhadap materi yang telah dibahas.

20 menit

2) Pertemuan Kedua:

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASIWAKTU

Pendahuluan

1. Peserta didik merespon salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran.

2. Pendidik memeriksa kehadiran peserta didik untuk menunjukkan sikap disiplin.

3. Pendidik menyampaikan tujuan dan manfaat materi

(11)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang akan dicapai.

4. Pendidik melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan untuk mengarahkan peserta didik pada materi yang akan dipelajari.

5. Peserta didik menyimakpertanyaan yang disampaikan pendidik tentang isi teks cerpen dan unsur intrinsik cerpen.

Kegiatan Inti

1. Mengamati

 Pendidik menjelaskan materi mengenai isi teks cerpen, unsur intrinsik, dan cara menulis cerpen.

2. Menanya

 Peserta didik bertanya jawab tentang isi teks cerpen.  Peserta didik bertanya jawab mengenai unsur intrinsik

cerpen.

 Peserta didik bertanya jawab mengenai cara menulis cerpen.

3. Mengeksplorasi

 Peserta didik menjawab pertanyaan mengenai isi teks cerpen.

 Peserta didik menjawab pertanyaan mengenai unsur intrinsik cerpen.

 Peserta didik secara mandiri menulis cerpen berdasarkan papan cerita (storyboard) yang telah dibuat minggu yang lalu.

4. Mengasosiasi

 Peserta didik menyimpulkan hasil analisis isi teks cerpen.

 Peserta didik menyimpulkan hasil analisis unsur intrinsik cerpen.

 Peserta didik menyimpulkan mengenai cara menulis cerpen.

5. Mengomunikasikan

 Peserta didik menyampaikan kesimpulannya tentang hasil analisis isi teks cerpen.

 Peserta didik menyampaikan kesimpulannya tentang hasil analisis unsur intrinsik cerpen.

 Peserta didik menyampaikan ringkasan teks cerpen yang telah dibuat.

 Peserta didik menanggapi saran dari teman/pendidik untuk perbaikan.

(12)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Penutup

1. Peserta didik bersama pendidik membuat kesimpulanmengenaiisi teks cerpen

2. Pendidik memberikan refleksi terhadap materi yang telah dibahas.

20 menit

H. Penilaian

1. Jenis Tagihan:

• Karya siswa berbentuk cerpen 2. Bentuk Instrumen:

• Karya siswa : uraian bebas tak terbatas

LAMPIRAN MATERI a. Pengertian Cerpen

 Cerpen adalah cerita berbentuk prosa yang relatif pendek.

 Cerpen yaitu cerita yang dapat dibaca sekali duduk dalam waktu kurang dari satu jam.

 Cerpen dikatakan pendek juga karena genre ini hanya mempunyai efek tunggal, karakter, plot, dan setting yang terbatas, tidak beragam dan tidak kompleks (Sumardjo,1988, hlm 30).

b. Ciri-ciri Cerpen

Ciri-ciri khas sebuahcerita pendek yang dikemukakan Tarigan (2011, hlm. 180-181) beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Ciri-ciri utama cerita pendek adalah: singkat, padu dan intensif.

2) Cerita pendek harus mengandung interpretasi pengarang tentang konsepsinya mengenai kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

3) Cerita pendek harus menimbulkan suatu efek dalam pikiran pembaca.

4) Cerita pendek harus menimbulkan perasaan pada pembaca bahwa jalan ceritalah yang pertama menarik perasaan, dan kemudian menarik pikiran.

5) Cerita pendek mengandung detail-detail dan insiden-insiden yang dipilih dengan sengaja, dan yang bisa menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran pembaca.

c. Unsur-unsur Cerpen

Sumardjo (1988, hlm. 49) menjelaskan unsur-unsur cerpen sebagai berikut. 1) Plot / alur

Plot adalah jalan cerita yang memuat kejadian, tetapi suatu kejadian ada karena ada sebabnya, ada alasannya.yang menggerakkan kejadian cerita tersebut

(13)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Tema adalah ide sebuah cerita. Pengarang dalam menulis ceritanya bukan sekedar mau bercerita, tapi mau mengatakan sesuatu pada pembacanya. Sesuatu yang mau dikatakannya itu bisa sesuatu masalah kehidupan, pandangan hidupnya tentang kehidupan ini atau komentar tentang kehidupan ini.

3) Karakter / penokohan

Kecenderungan cerpen modern adalah penekanan pada unsur perwatakkan tokohnya. Ini tidak berarti bahwa pada cerpen lama perwatakkan tidak dipentingkan. Penulis-penulis lama banyak menciptakan tokoh-tokoh besar. Penggambaran karakter dapat terlihat dari:

a) Melalui apa yang diperbuatnya. b) Melalui ucapan-ucapannya. c) Melaui penggambaran fisik tokoh. d) Melalui pikiran-pikirannya. e) Melalui penerangan langsung. 4) Setting / latar

Setting dalam fiksi bukan hanya sekedar background, artinya hanya menunjukkan tempat kejadian dan kapan terjadinya. Dalam cerpen modern setting terjalin erat dengan karakter, tema, suasana cerita. Pemilihan setting dapat membentuk tema tertentu dan plot tertentu.

5) Sudut Pandang

Sudut pandang pada dasarnya adalah visi pengarang artinya sudut pandang yang diambil pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita.

6) Konflik

Konflik adalah hal yang paling utama dalam cerpen, tanpa konflik cerpen tidak akan menarik. 7) Gaya Bahasa

Gaya adalah cara khas pengungkapan seseorang. Cara bagaimana seorang pengarang memilih tema, persoalan, meninjau persoalan dan menceritakannya dalam sebuah cerpen.

d. Papan Cerita (Storyboard)

Menurut Halas (dalam Sutopo, 2003, hlm. 35-36) storyboard merupakan rangkaian gambar manual yang dibuat secara keseluruhan sehingga menggambarkan suatu cerita. Menurut Luther storyboard merupakan deskripsi dari setiap scene yang secara jelas menggambarkan obyek multimedia serta perilakunya.Storyboard merupakan area berisi dari sebuah gambar sketsa yang digunakan sebagai alat perencanaan untuk menunjukan secara visual bagaimana aksi dari sebuah cerita. Tujuan utama storyboard adalah menjelaskan tentang alur narasi dari sebuah cerita. Storyboard juga berperan dalam pewaktuan pada sebuah sequence, sudut pandang kamera, perpindahan dan kesinambungan antara elemen dalam satu frame.

(14)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

3.4.3 Instrumen Observasi

Instrumen untuk observasi berupa lembar untuk memantau aktivitas guru mengajar selama pembelajaran dan lembar observasi untuk memantau aktivitas peserta didik dalam merespon rangkaian pembelajaran dari awal sampai akhir. 3.4.3.1Lembar Observasi Aktivitas Guru

Lembar observasi aktivitas guru bertujuan untuk mengamati kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5

Lembar Observasi Aktivitas Guru

Nama Observer :

Kelas :

Hari/Tanggal :

Berikanlah tanda ( √ ) pada kolom yang dianggap sesuai!

No Hal yang Diamati Nilai

SB B C K SK

1. Penguasaan Teknik Pembelajaran

a. Kemampuan menarik perhatian siswa.

b. Kemampuan dalam membantu siswa memperoleh pengetahuan baru. c. Kemampuan dalam membantu siswa

memperluas pengetahuan yang telah dimilikinya.

2. Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran

a. Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa.

b. Tidak melakukan gerakan atau ungkapan yang mengganggu perhatian siswa.

(15)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

c. Antusiasme mimik dan penampilan. d. Mobilitas posisi tempat dalam kelas. 3. Implementasi Langkah-langkah

Pembelajaran

a. Aktivitas Guru dalam

Menyampaikan Materi Pokok Pembelajaran

1. Menerangkan mengenai cara membuat teks cerita pendek dan memberikan motivasi bagi siswa. 2. Menerangkan mengenai struktur

teks cerita pendek.

3. Menerangkan tentang teknik papan cerita (storyboard)

b. Aktivitas Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran

1. Meminta siswa untuk duduk tenang dan memperhatikan guru ketika menyampaikan materi pokok pembelajaran.

2. Menyajikan film untuk menjadi inspirasi dalam pembelajaran menulis cerpen.

3. Meminta siswa untuk menyusun teks cerita pendek berdasarkan struktur yang benar.

Keterangan:

SB : Sangat Baik (jika guru sudah sangat sesuai dengan aspek yang diamati) B : Baik (jika guru sudah sesuai dengan aspek yang diamati)

C : Cukup (jika guru sudah cukup sesuai dengan aspek yang diamati) K : Kurang (jika guru kurang sesuai dengan aspek yang diamati) SK: Sangat Cukup (jika guru tidak sesuai dengan aspek yang diamati)

(16)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Catatan:

3.4.3.2Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik

Selain guru, peserta didik pun penting untuk diobservasi selama melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Hal tersebut bertujuan untuk memantau aktivitas peserta didik dan juga sebagai bahan refleksi terhadap pembelajaran yang berlangsung.Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 3.6

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Nomor Urut Siswa :

Kelas :

Hari/Tanggal :

No Aspek yang Diamati Nilai Keterangan

1 Siswa menunjukan semangat belajar 2 Siswa memerhatikan penjelasan guru 3 Siswa mengemukakan pendapat

4 Siswa mengajukan pertanyaan 5 Siswa merespon pertanyaan guru 6 Siswa mencatat materi yang penting

7 Siswa mengerjakan tugas diberikan guru

Keterangan:

0 = Gagal (siswa tidak melakukan hal yang sedang diamati)

1 = Kurang (siswa kurang baik dalam melakukan hal yang sedang diamati) 2 = Cukup (siswa cukup baik dalam melakukan hal yang sedang diamati)

(17)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

3 = Baik (siswa sudah baik dalam melakukan hal yang sedang diamati)

4 = Sangat Baik (siswa sudah sangat baik dalam melakukan hal yang sedang diamati)

3.5 Analisis Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan setelah semua data nilai peserta didik terkumpul. Pengolahan data bertujuan untuk menghitung data, menjawab rumusan masalah, dan menguji hiipotesis yang telah dirumuskan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data penelitian adalah sebagai berikut.

1. Menganalisis hasil prates dan pascates 2. Mendeskripsikan hasil prates dan pascates

3. Menentukan skor prates dan pascates, kemudian menghitung nilai dengan rumus:

Nilai= skor siswa

skor total x 100

Tabel 3.7

KategoriPenilaian Keterampilan Menulis Cerpen

Jumlah Skor Kategori

85-100 Sangat baik

66-84 Baik

56-65 Cukup

35-55 Kurang

0-34 Sangat kurang

(18)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Uji reliabilitas antarpenimbang dilakukan untuk mengetahui tingkat reliabilitas penilaian antara penguji satu dengan penguji yang lain. Langkah untuk menghitung reliabilitas ini adalah sebagai berikut.

a. Jumlah kuadrat peserta didik (testi) sst∑dt2

= ( x)2 𝑘 -

( x)2 𝑘𝑁

b. Jumlah kuadrat penimbang ssp∑dp2

= ( xp )2

𝑁 −

( x)2 𝑘𝑁

c. Jumlah kuadrat total sstot∑x2t = ∑x2

t − ( x)2 𝑘𝑁

d. Jumlah kuadrat keliru

sskk∑d2kk = sstot∑x2t - sst∑dt2

Setelah dihitung, data dimasukan ke dalam tabel ANAVA (Analisys Varians) berikut.

Tabel 3.8

ANAVA (Analisys Varians)

Sumber variansi SS Dk (N-1) Variansi

Siswa SSt dt 2 N-1 Vt=SS t dt2 N−1 Penguji SSp dp 2 k-1 - Kekeliruan SSkk Xt2 (N-1)(k-1) Vkk= SS kk Xt2 (N−1)(k−1)

Reliabilitas antarpenimbang dihitung dengan rumus: r11= - 𝑉𝑡 −𝑉𝑘𝑘

(19)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

keterangan:

r11 = reliabilitas yang dicari vt = varian dari tes

vkk = varian dari kekeliruan

Hasil perhitungan reliabilitas yang telah diperoleh kemudian disesuaikan dengan tabel Guilford berikut.

Tabel 3.9 Tabel Guilford

Nilai Kualitas Korelasi 0,800 – 1,00 Sangat tinggi 0,600 – 0,800 Tinggi 0,400 – 0,600 Sedang 0,200 – 0,400 Rendah 00,00 – 0,200 Sangat rendah

(Subana dan Sudrajat, 2005, hlm.104) 5. Menguji normalitas data

𝑥2 = (𝑂𝑖 − 𝐸𝑖) 𝐸𝑖

Oi = frekuensi observasi atau pengamatan Ei = frekuensi ekspektasi (yang diharapkan) a. Mencari nilai mean

𝑋 = 𝑓𝑥 𝑛

b. Menghitung standar deviasi (simpangan baku) 𝑆𝑑 = 𝑛 𝑓𝑥

2− ( 𝑓𝑥)2 𝑛 (𝑛 − 1) c. Mencari derajat kebebasan

(20)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Banyak kelas (K) = 1 + 1,33 log n Panjang kelas (P) = 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 = 𝑅 𝐾

Derajat kebebasan (db) = n1 + n2 - 2

6. Melakukan uji homogenitas varian rata-rata prates dan pascates F = 𝑆 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑆𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 7. Uji hipotesis

Langkah-langkah untuk melakukan uji hipotesis adalah sebagai berikut. a. Mencari thitung thitung = 𝑀𝑥 −𝑀𝑦 𝑥2− 𝑦 2 𝑁𝑥 +𝑁𝑦 −2 𝑥 1 𝑁𝑥+ 1 𝑁𝑦

b. Mencari mean dari perbedaan prates dan pascates Mx = 𝑥

𝑛

c. Menentukan derajat kebebasan Db = Nx + Ny -2

d. Menghitung ttabel ttabel = 95% (Db)

(21)

Vita Marlina, 2015

PENERAPAN TEKNIK PAPAN CERITA (STORYBOARD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI ESKSPERIMEN KUASI PADA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Gambar

Tabel 3.9  Tabel Guilford

Referensi

Dokumen terkait

Memahami Perilaku Pemilih Pada Pemilu 2004 di Indonesia. Jurnal Demokrasi

Kemudian jika masih belum sesuai dengan kebutuhan maka pihak PPTK dapat mengembalikan laporan kepada tim entry untuk dilakukan perubahan, dengan cara mencentang komponen

visual dapat meningkatkan hasil belajar passing dalam pembelajaran futsal putri di. SMA Labschool

karena itu metode penelitian merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam..

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai Tingkat Bahaya Erosi yang paling rendah di beberapa Kecamatan Dairi yaitu 1,77 di Kecamatan Siempat Nempu Hulu Desa Sungai Raya.. Nilai Tingkat Bahaya Erosi yang paling

Yang berhak mengajar pada semester bersangkutan adalah dosen yang tidak sedang dalam tugas belajar (studi lanjut) atau dosen yang sedang tugas belajar

He continued with an explanation of the Transition Support Program (TSP), a framework for budgetary support from the Development Partners, for 3 years. He provided a brief report