i
DINAMIKA KEISLAMAN MASYARAKAT DUSUN
RANDUARES, KELURAHAN KUMPULREJO, KECAMATAN
ARGOMULYO, KOTA SALATIGA TAHUN 1965-1995
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuludin, Adab dan Humaniora IAIN Salatiga Untuk Memenuhi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)
Oleh:
SYARIFATU ULFAH NIM: 216 13 010
JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDIN, ADAB DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
v
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bissmillahirohmaninrrahim
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama : Syarifatu Ulfah
NIM : 216 13 010
Jurusan : Sejarah Peradaban Islam
Fakultas : Ushuludin Adab dan Humaniora
Judul : Dinamika Keislaman Masyarakat Desa Randuares,
Kelurahan Kumpulrejo. Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga Tahun 1965-1995.
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyutujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalty, kepada perpustakaan IAIN Salatiga
atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
vii MOTTO
“
genggam akhirat taklukan dunia”
viii
PERSEMBAHAN
“Kedua orangtuaku, bapak bunyani dan ibu siti umayah yang sangat ku hormati
dan ku sayangi”
“Kakak ku dan semua kelurga besar ku yang selalu mendorong ku untuk segera
menyelesaikan skripsi”
“abah khafid dan ibu nyai yang selalu memberikan semangat dan doa restu”
“Kepada sahabatku mb vani, yang selalu menemani dan membantu menyelesaikan
skripsi, buat nikmatul sama alim yang selalu memotivasi aku ”
Temen-temen seperjuangan spi,13 yang selalu saling menyemangati satu sama yang lainnya khususnya judhin, Rifkhan, Fahmi, Ika, Qisti, Bunda, Eli, Ingkan, Tiara, Erni, Vera.
Untuk ana fitriana yang membantu proses awal pembuatan skripsi sampai akhir pembuatan skripsi.
ix
KATA PENGANTAR
نيملاعلا بر لله دمحلا
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Dinamika Keislaman Masyarakat Desa Randuares, Kel. Kumpulrejo,
Kec. Argomuyo, Kota Salatiga Tahun 1965-1995” yang disusun guna melengkapi
syarat-syarat penyelesaian strata 1 Pada Program Studi Sejarah Peradaban Islam
Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humainora (FUADAH) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan baik berupa ide, gagasan, kritik, serta pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis sampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Dr. Rahmat Haryadi,M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Dr. Benny Ridwan, M. Hum., selaku Dekan FUADAH yang telah
memberikan kemudahan perizinan dalam penelitian untuk skripsi ini.
3. Haryo Aji Nugroho, S. Sos. M.A., selaku Ketua Program Studi Sejarah
Peradaban Islam yang telah memberikan dukungan selama penulis
x
4. Miftachur Rif‟ah, M. Ag,. sebagai pembimbing yang tulus membimbing dan mengarahkan penulis, serta saran-saranya yang
berharga dan pemberian kemudahan sarana-prasarana untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen SPI yang penulis bisa saya sebut satu persatu penulis
ucapkan banyak terima kasih karenadengan sabar mendidik penulis dan memberikan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak, ibuk, kakak dan saudara-saudara penulis yang selalu
memotivasiku untuk terus berusaha lebih baik lagi dalam belajar.
7. Temen-temen pondok al Falah yang selalu menyemangati saya, mb
vani, nikmatul, miladil, ama, dek herli…. Pokok e buat kamar c23,22
dan 24 terimakasih atas dukungan dan motivasi dari kalian semua.
8. Adek-adek pondok Darul Abror yang selalu membuat ku tersenyum
dan membangkitkan semangat ku menyelesaikan semua tugas ku.
9. Terima kasih buat kamu yang selama ini mendengarkan keluh kesah
ku. Kamu yang selalu menyertakan aku dalam doa mu…terimakasih
untuk semuanya,,,semoga Allah memberikan jalan yang terbaik buat
kita.
10.Terima kasih buat temen-temen SPI yang selalu mendorong dan
memotivasi ku untuk semangat menyelesaikan semua ini… bigthanks
xii ABSTRAK
Syarifatu ulfah. (2017). Dinamika Keislaman Masyarakat Desa Randuares,
Kelurahan Kumpulrejo, Kec Argomulyo , Kota Salatiga 1965-1995.Skripsi, Sarjana Ushuludin Adab dan Humaniora, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga pembimbing dan dosen pengampu Miftachur Rif`ah, S. Ag., M.Ag.
Kota Salatiga merupakan salah satu kota yang di identikkan dengan agama Kristen. Hal ini disebabkan berkembangannya Universitas Kristen Setya Wacana dan banyaknya sekolah yang berbasis Kristen di Salatiga. Kota Salatiga menjadi salah satu kota yang menjadi target proses kristenisasi karena keimanan masyarakat kota Salatiga yang agak labil. Desa Randuares merupakan salah satu desa yang menjadi sasaran adanya proses kristenisasi di Salatiga, hal tersebut mengakibatkan agama yang dianut oleh masyarakat Randuares itu ada dua yaitu agama Islam dan agama Kristen. Hal ini menarik peneliti untuk mengetahui bagaimana dinamika keislaman masyarakat Randuares.
Untuk mengkaji permasalahan tersebut maka peneliti menggunakan sebuah metode sejarah. Penelitian ini dilakukan juga dengan cara terjun langsung kelapangan, karena sumber data diperoleh langsung dari sumbernya yang merupakan salah satu pelaku sejarah. Batasan lingkup spasial dalam penelitian ini adalah dusun Randuares yang terletak di kelurahan Kumpulrejo, Kec. Argomulyo, Kota Salatiga. Sedang ruang lingkup temporalnya pada tahun 1965-1995, karena pada tahun 1965-1990 masyarakat mulai berani memperlihatkan keislamannya kepada masyarakat umum. Dan pada tahun 1990-1995 masyarakat desa Randuares mulai mendirikan masjid, dan setelah itu ruang gerak masyarakat muslim Randuares menjadi lebih luas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: perkembangan agama Islam di Randuares semakin pesat dan kualitas keagamaan masyarakat yang semakin membaik dengan adanya bantuan tokoh ulama dari desa tetangga. Sikap toleransi yang tinggi yang di miliki oleh masyarakat Randuares. Proses kristenisasi masih tetap berlangsung sampai saat ini. Tidak adanya figur tokoh agama Islam di Randuares tidak menjadikan keingingan masyarakat untuk belajar agama Islam surut. Proses islamisasi dilakukan dengan cara mengadakan pengajian rutin.
xiii
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... v
MOTTO ... vii
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT RANDUARES A. Kondisi Demografis Randuares ... 16
B. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Randuares ... 20
C. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Randuares ... 25
D. Kondisi Sosial Keagamaan Masyarakat Randuares ... 27
BAB III ISLAM DI RANDUARES A. Sejarah Islam di Randuares ... 34
B. Tokoh-Tokoh Islam di Randuares ... 36
xiv
BAB IV HAMBATAN KEHIDUPAN MASYARAKAT ISLAM DI RANDUARES
A. Dinamika Hubungan Masyarakat Islam dan Kristen di Randuares
... ...45
B.Hambatan yang Dialami Masyarakat Muslim di Randuares...49
C. Upaya Masyarakat Muslim di Randuares Bertahan dari
Kristenisasi ... 57 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 60 B. Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA ...
1 khususnya bagi para pendatang. Pengaitan persepsi terjadi karena Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) merupakan kampus yang
memiliki corak agama Kristen, di lain sisi publikasi yang gencar kemudian masyarakat yang mengenal kota Salatiga melalui UKSW mendoktrin
Salatiga adalah kota yang dipenuhi umat Kristen. 1
Isu tentang kristenisasi sesungguhnya sudah terjadi lama di Indonesia. Salatiga salah satu yang menurut banyak orang mudah untuk
melakukan misi tersebut karena kualitas keimananya yang masih agak labil serta kota kecil ini banyak dikuasai oleh yayasan Nasrani. Hal itulah
yang akhirnya menimbulkan perselisihan antar agama, terutama agama
Islam dan Kristen.2 Teologi Kristen awal telah menemukan sebuah tempat
dalam sejarahnya sebagai keselamatan historis bagi sistem agama dan
filsafat sebelumnya. Agama Yahudi menimbulkan persoalan besar yang mulai mendapat perhatian serius hanya setelah mengalami sejarah yang
panjang dan tragis. Gereja enggan untuk mengakui agama Yahudi sebagai
1 Stefanie Theresia Permata, Royke Siahainenia, Sampoerno,”
Umat Islam Dalam Memaknai Isu Kristenisasi di Salatiga”, (Cakrawala: 2016), vol 4 no 2, 2015 hlm 289.
2
Walidatul Ikromah, “Kualitas Keberagamaan Masyarakat Muslim Di Sekitar
2
sebuah tradisi agama yang secara sah terpisah dari agama Kristen. Sementara itu, Islam muncul setelah agama Kristen. Maka, meskipun
keberadaan keagamaan dan filsafat pra- Kristen dapat dipandang sebagai
pendahuluan bagi Injil atau preparatio evangelica, Islam tidak dapat
dipandang menurut skema ini. Karena itu, Islam memerlukan suatu teologi baru, yang baru sekarang, setelah selama empat belas abad menjalani perjuangan dan konflik dengan teologi Kristen, mulai dirumuskan secara
coba-coba.3
Hal yang menarik peneliti untuk melakukan penelitian dengan
tema dinamika keIslamaan masyarakat Randuares tahun 1980-2015, karena melalui kesadaran bapak Suripto (warga Randuares) terhadap kualitas keIslaman masyarakat Randuares yang masih begitu minim
pengetahuan dan ada beberapa permasalahan yang membuat masyarakat Randuares tidak begitu memahami tentang agama Islam yang sebenarnya.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Peneliti ini bermaksud untuk menjelaskan dan mendiskripsikan
mengenai Dinamika keislaman masyarakat Randuares tahun 1980-2015. Agar proses pendiskripsian ini terarah maka penelitian ini harus dibatasi
dan dirumuskan. Pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini menitikberatkan pada dinamika keislaman masyarakat Randuares.
3
Dinamika keislaman yang diteliti oleh peneliti ialah dari tahun 1965 hingga 1995. Pembatasan ini dikarenakan pada sekitar 1980an ke
atas itu terjadi beberapa gejolak yang terjadi di masyarakat Randuares. Gejolak tersebut terjadi karena adanya perbedaan pendapat antara para
tokoh-tokoh muslim yang mengakibatkan tidak adanya kekuatan dikalangan para tokoh muslim.
Dari uraian diatas maka rumusan penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana sejarah perkembangan Islam di Randuares ?
2. Bagaimana kehidupan beragama umat Islam di Randuares?
3. Hambatan umat Islam di Randuares dalam kehidupan beragama?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Pada proses pembahasanya, secara peneliti berusaha untuk menyusun secara sistematis, yang didasari dengan tujuan dan kegunaan
peneliti ini sendiri. Tujuan dan kegunaan penelitian, berguna sebagai patokan untuk menentukan kearah mana penelitian ini dan untuk apa penelitian ini dilakukan. Arti penting penelitian ini adalah tema penelitian
ini belum pernah ada yang meneliti. Hal ini menjadi celah kajian penting bagi peneliti.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Menjelaskan perkembangan Islam di Randuares.
4
Dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Secara praktis akademis diharapkan dapat memberikan sumbangan
informasi mengenai dinamika keIslaman masyarakat Randuares.
2. Dapat memberi koleksi pustaka bagi Jurusan Sejarah Peradaban
Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam skripsi ini peneliti menggunakan pustaka-pustaka, antara
lain:
1. Skripsi yang berjudul “Kualitas Keberagamaan Masyarkat Muslim Di
Sekitar Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Tahun 2016” yang
ditulis oleh Walidatul Ikromah. Dalam skripsi ini membahas tentang kehidupan sosial keagamaan masyarakat di sekitar Universitas Kristen
Setya Wacana dan kualitas pendidikan agama Islam terhadap keberagamaan masyarakat muslin di sekitar Universitas Kristen Setya Wacana. Pada skrispsi ini mempunyai keterkaitan dengan judul skrispi
ini adalah kehidupan sosial keberagamaan masyarakat di temukan beberapa bukti bahwa adanya kristenisasi dengan melemahkan
keimanan umat muslim melalui beberapa cara atau metode yang tidak banyak disadari oleh masyarakat muslim pada umumnya.
5
umat Islam di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Islam masuk negeri ini dengan jalan damai sesuai dengan misi Islam sebagai
agama rahmatan lil „alamiin. Ada lima teori masuknya Islam ke
nusantara, terutama jika dilihat dari aspek tempat asal pembawanya,
yaitu teori Arab, teori Cina, teori Persi, teori India dan teori Turki. Adapun penyebaran Islam di nusantara dilakukan melalui jalur perdagangan, dakwah, perkawinan, pendidikan, dan islamisasi
kultural. Tokoh yang merupakan sentra penyebaran Islam di nusantara ialah para ulama dan raja/sultan. Di tanah Jawa, ulama penyebar Islam
tergabung dalam wadah wali songo. Jurnal ini menjelaskan bagaimana Islam bisa tersebar hingga kepedalamaan dan desa-desa, termasuk kota Salatiga.
3. Jurnal yang berjudul “Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia” yang ditulis oleh Rahayu Permana, yang menjelaskan tentang bagaimana
proses islamisasi di Indonesia, teori yang menjelaskan kapan masuknya Islam di Indonesia disertai dengan bukti-bukti yang ada. Menjelaskan sumber-sumber yang menjadi pendukung masuknya
Islam di Indonesia yang diantaranya: berita dari Arab, berita Eropa, berita India, berita Cina, sumber dalam negeri.
4. Buku yang berjudul “Memelihara Umat Kiai-Pesantern Kiai Langgar
di Jawa” yang ditulis oleh Pradjarta Dirdjosanjoto yang menjelaskan
6
ini juga menjelaskan tentang budaya pesantren dan juga membahas tentang perpolitikan yang berada disekitar para kiai.
5. Buku yang berjudul Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di
Indonesia yang ditulis oleh pendeta Jan s. Aritonang , yang
menjelaskan tentang bagaimana perjalanan Islam dan kristen bertemu, gejolak apa saja yang terjadi ketika Islam dan kristen bertemu serta menjelaskan tentang bagaimana kedua agama ini tetap berusaha untuk
berkembang dan bertahan.
6. Buku yang berjudul Kyai dan Perubahan Sosial yang ditulis oleh
Hiroko Horikoshi, buku ini berkaitan dengan judul ini karena menjelaskan bagaimana peran,fungsi, kiprah dan tatanan seorang ulama yang berada di pedesaan.
7. Jurnal yang ditulis oleh Tapin yang berjudul Misi Kristen di Indonesia:
Bahaya dan Pengaruhnya Terhadap Umat Islam. Jurnal ini memilki
kesamaan dengan skrispi ini karena sama-sama menerangkan tentang adanya proses kristenisasi yang terjadi di Indonesia. Jurnal ini juga menjelaskan bagaimana para missionaris Kristen berusaha menipiskan
kepercayaan umat Islam.
E. Kerangka Konseptual
Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammmad
7
dan diterima oleh masyarakat. Ajaran yang diajarkan dalam Islam diantaranya tentang aqidah, syariah, dan akhlak. Dalam mengajarkan
ajaran tersebut Islam tidak membeda-bedakan antara suku, ras dan negara, semuanya sama. Islam tersebar melalui perdagangan, pendidikan, dan
budaya, bukan dengan menjajah. Dengan cara yang seperti ini membedakan agama Islam dengan agama yang lain, sehingga Islam membutuhkan waktu yang cukup lama untuk disampaikan kepada
masyarakat. Selain mengajarkan aqidah, syariah, dan akhlak, Islam mulai mengembangkan ilmu pengetahuan seperti kedokteran, matematika, fisika,
kimia, sosiologi, astronomi, dan geografi. Semua yang dilakukan itu
berlandaskan al qur‟an dan dalil. 4
Datangnya agama Islam di berbagai daerah di Indonesia tidaklah
bersamaan. Proses masuknya Islam di Indonesia pun menimbulkan banyak pendapat di antara para tokoh-tokoh. Para tokoh tersebut ada yang
mengetahui secara langsung masuknya Islam di Indonesia dan ada pula yang mengetahui melalui berbagai penelitian seperti yang dilakukan oleh orang-orang barat (eropa) yang datang ke Indonesia karena tugas atau
dipekerjakan oleh pemerintahnya di Indonesia. Para tokoh yang ikut berpendapat mengenai ini diantaranya, Marcopoli, Muhammad Ghor, Ibnu
Bathuthah, Dego Lopez de Sequeura, Sir Richard Wainsted.5
4
Achmad Syafrizal,”Sejarah Islam Nusantara”, (Islamuna: Jurnal studi Islam), vol II no. 2, Desember 2015, hlm 236.
5Rahayu permana, “
8
Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia terjadi sejak abad ke-16 hingga sekarang yang di pengaruhi oleh perkembangan, konstelasi, dan
kebijakan politik, baik dalam skala nasional maupun internasional. Tetapi pada perjumpaan agama Kristen dan Islam ini juga menentukan
perkembangan, konstelasi, dan kebijakan politik di Indonesia. Dalam sebagian proses perjumpaan tersebut agama Islam terlebih dahulu hadir di Nusantara akan tetapi dalam kasus-kasus tertentu agama Kristen lebih dulu
datang walaupun tidak langsung di terima oleh masyarkat. Akan tetapi, ketika Kristen dibawa oleh para Penginjil barat yang datang bersama
dengan penguasa imperialis-kolonialis, wilayah persebaran agama Islam belum meliputi seluruh Nusantara apalagi sampai ke pedalaman dan jumlah penganut agama Islam masih minim. Penyebaran agama Islam
berkembang lebih pesat ketika Kristen sudah datang di Nusantara.6
Penyebaran Islam pada akhirnya sampai ke pulau Jawa, proses
Islamiasi yang terjadi di Jawa telah dibentuk oleh beberapa unsur yang saling menunjang, yaitu: para pedagang yag menumbuhkan kantong-kantong Islam di daerah pusat-pusat perdagangan di daerah pesisir, dengan
begitu kesultanan Islam dengan tradisi maritim yang kuat di sepanjang pantai Jawa secara bertahap mampu melepaskan diri dari kerajaan Hindu
di pedalaman. Kelompok ulama Islam baik asing maupun pribumi mengisi beberapa pos birokrasi serta mempimpin upacara keagamaan di kesultanan
6
9
serta para sufi atau guru mistik melakukan perjalanan berkeliling
pedalaman untuk berdakwah atau mendirikan pesantren di pedalaman.7
Masuk dan berkembangnya agama Islam di daerah pedalaman mengalami keterlambatan karena sulitnya hubungan antar kota pusat
perkembangan Islam dengan daerah pedalaman, dan yang menjadi penyebab keterlambatan ini adalah masih kuatnya pengaruh agama dan kebudayaam lama agama Hindu-Indonesia. Pada 1512 Ki Pandan Aran
meninggalkan jabatannya sebagai Bupati Pandanaran dan menyerahkan jabatannya kepada adiknya. Ki Pandan Aran memilih hidupnya
dipergunakan untuk menyebarkan agama Islam di Tembayat, Klaten, pedalaman Jawa Tengah. Dari Semarang Ki Pandan Aran melewati lereng Gunung Merbabu dan kemudian sampai ke Salatiga. Kemudian
melanjutkan perjalanannya ke Tingkir dan Pengging. 8 Dengan begitu
dapat disimpulkan bahwa pada tahun tersebut agama Islam menyebar di
daerah Salatiga dan sampai ke daerah Randuares. Dengan berjalannya waktu Islam menyebar di Randuares kermudian selang beberapa waktu terjadi sebuah hambatan yang di alami oleh umat Islam di Randuares yaitu
adanya proses Kristenisasi yang di bawa oleh para pendatang di Randuares.
Misi yang di bawa oleh Kristen adalah tugas yang diberikan oleh Yesus kepada seluruh umatnya untuk mengabarkan Injil kepada seluruh
7Pradjarta Dirdjosantojo,”Memelihara Umat Kiai Pesantren Kiai Langgar di Jawa”, Yogyakarta, 1999, Hlm 31
8
10
manusia di berbagai penjuru bumi. Pada hakikatnya Kristen memiliki misi yang bertujuan untuk kristenisasi. Proses kristenisasi ini sama halnya
dengan proses islamisasi karena sama-sama memiliki tujuan untuk mengajak orang lain agar bisa sepaham atau seagama.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori fenomenologi karena fenomenologi dapat digunakan di berbagai bidang kajian termasuk fenomenologi agama. Menurut Dhavamony, dalam mengkaji fenomena
agama, fenomenologi tidak mengkaji hakikat agama secara filosofis dan teologis, tetapi membahas tentang hakikat agama sebagai fenomena
empiris dari struktur umum suatu fenomena yang mendasari setiap fakta religious. Dalam bekerja, fenomenologi agama menerapkan metodologi
ilmiah dalam meneliti fakta religious yang bersifat subjektif.9
F. Metode Penelitian
Metode dalam ilmu sejarah adalah seperangat aturan dan secara sintesis, menilainya secara kritis dan mengajukan sintesis secara tertulis atau suatu prosedur dalam menyusun detail-detail yang telah di simpulkan
dari dokumen-dokumen otentik menjadi suatu kisah yang saling berhubungan. Kuntowijoyo mengartikan metode sejarah sebagai petunjuk
pelaksanaan dan teknis tentang bahan, kritik, dan interpretasi sejarah serta
dalam penyajian dalam bentuk tulisan.10
9Imam Suprayogo dan Tobroni, “Metodologi Penelitian Sosial Agama”,PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm 40.
10
11
Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah Heuristik
atau pengumpulan sumber. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
sumber yang berupa buku-buku dan didalam upaya Heuristik peneliti juga menggunakan metode sejarah lisan, sejarah lisan adalah bagian dari
metode sejarah yang meliputi teknik pengumpulan sumber sejarah yang dilakukan dengan wawancara kemudain ditunjukan kepada pelaku dan saksi sejarah yang hidup pada zaman yang sedang diteliti oleh peneliti
sejarah.11
Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk
mendapatkan data dan informasi, diantaranya:
1. Penelitian lapangan
Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian yang dilakukan
oleh peneliti dengan secara langsung ke lapangan untuk meneliti serta mencari data-data dan informasi yang berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti, agar dapat dibahas
berdasarkan informasi atau bukti data-data yang ditemukan.
Dalam mengumpulkan data-data dan informasi dilapangan,
peneliti memiliki 2 teknik yang dilakukan, yaitu:
a. Pengamatan (obsevasi)
Pengamatan yang dilakukan peneliti ini merupakan suatu
teknik yang dilakukan peneliti untuk mengamati secara
11
12
langsung obyek yang berkaitan dengan penelitian dan bukti-bukti tentang dimika keislaman masyarakat dusun
Randuares, kelurahan Kumpulrejo, kecamatan Argomulyo, kota Salatiga.
b. Tradisi lisan atau wawancara
Adalah suatu teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data dengan memahami penuturan-penuturan informasi
yang sifatnya turun temurun dan dapat memberikan keterangan terhadap masalah yang akan diteliti untuk
mewujudkan fakta-fakta dalam rangka penyusunan sejarah lokal tersebut, misalnya dengan mengadakan wawancara langsung dengan saksi sejarah yang mengetahui tentang
dinamika keislaman masyarakat dusun Randuares,
kelurahan Kumpulrejo, kecamatan Argomulyo, kota
Salatiga.
c. Penelitian kepustakaan
Melalui penelitian kepustakaan ini sumber-sumber buku yang
dapat dijadikan sebagi refrensi dalam penulisan skripsi ini. Sumber kepustakaan yang akan dikaji adalah perpustakaan
sejarah iain salatiga kampus 2, perpustakaan daerah kota salatiga, perpustakaan kampus 2 iain salatiga, kantor badan
13
Kritik sumber atau verifikasi, tahap ini dilakukan untuk menentukan otensititas dan kredibilitas sumber sejarah. Dalam proses
verifikasi ini terdapat dua penggolongan sumber, yaitu sumber primer dan sumber skunder. Sumber primer merupakan informasi atau data yang
disampaikan oleh saksi sejarah atau orang yang mengetahui peristiwa tersebut secara langsung. Sumber skunder merupakan informasi atau data yang disampaikan oleh orang yang tidak mengetahui peristiwa tersebut
secara langsung. Dalam tahap ini merupakan pengujian kebenaran atas informasi atau data-data yang didapatkan dari sumber sejarah. Dalam
tahap verifikasi ini ada dua langkah yang harus dilalui, yaitu: kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal adalah penentuan keaslian sumber yang berkaitan dengan bahan yang digunakan dari sumber
tersebut. Kritik internal adalah penyeleksian informasi yang terdapat dalam sumber sejarah, dapat atau tidaknya data tersebut dipercaya. Semua
sumber diperlakukan sama yaitu dengan cara diseleksi dari segi internal dan eksternal. Dalam melakukan tahap penyeleksian harus dilakukan secara sistematis, yakni diawali kritik eksternal kemudian baru kritik
internal. Pada saat melakukan penyelesaian data ada salah satu data yang tidak memenuhi syarat maka tahap untuk penyeleksian data tersebut tidak
bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya.
Interpretasi, setelah melewati proses verifikasi maka data akan di
gabung-gabungkan berdasarkan subjek kajian. Dalam proses
14
dipisahkan agar tidak menunggu peneliti dalam proses rekonstruksi peristiwa sejarah. Pada tahap ini peneliti di tuntut untuk cermat dan
bersikap obyektif terutama dalam hal interpretasi subjektif terhadap fakta sejarah.12
Historiografi, merupakan puncak dari sebuah penelitian. Puncak dari sebuah penelitian yaitu penulisan sejarah atau historiografi. Dalam proses historiografi tidak bisa lepas dari proses
sebelum-sebelumnya yang mampu menghasilkan sumber informasi yang benar dan dapat menghasilkan tulisan sejarah.
G. Sistematika Penulisan
Dalam skripsi ini terdapat lima bab. Bab I pendahuluan yang
memiliki sub Bab antara lain: (a) latar belakang masalah. (b)batasan Dan rumusan masalah. (c) tujuanDan kegunaanpenelitian. (d) tinjauan
pustaka. (e) kerangka konseptual. (f) metode penelitan. (g) sistematika penulisan.
Bab II gambaran umum masyarakat Randuares, yang memiliki sub
bab, antara lain: (a) kondisi demografi Randuares. (b) kondisi sosial budaya masyarakat Randuares. (c) kondisi sosial ekonomi masyarakat
Randuares. (d) kondisi sosial keagamaan masyarakat Randuares.
12
15
Bab III Islam di Randuares, yang memili sub bab, antara lain: (a) sejarah Islam di Randuares. (b) tokoh-tokoh Islam di Randuares tahun
1965-1995. (d) kondisi masyarakat muslim di Randuares.
Bab IV hambatan kehidupan masyarakat Islam di Randuares, yang
memiliki sub bab, antara lain: (a) dinamika hubungan Islam dan Kristen di Randuares. (b) hambatan yang dialami masyarakat muslim di Randuares. (c) upaya masyarakat di Randuaes muslim bertahan dari
kristenisasi.
16 BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT RANDUARES
A. Kondisi Demografis Randuares
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari
lingkungannya. Menurut Paul Vidal de la Blache (1845-1918) mengatakan bahwa bumi menyediakan kesempatan-kesempatan bagi umat manusia
yang memilikinya, dan bagaimana mengusahakannya dengan
mengeksploitasi sumber dayanya. Menurut Maharani, manusia secara aktif merupakan agen dominan yang mampu memanipulasi dan memodifikasi
habitatnya, meski manusia dengan alam, sehingga untuk mengetahui kondisi masyarakat disuatu daerah diperlukan pengetahuan tentang kondisi
alam dimana masyarakat tersebut tinggal.13 Aspek spasial yang di kaji
dalam karya ini adalah perkembangan Islam di Desa Randuares, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga. Sehingga
di perlukan pembahasan mengenai kondisi Islam di Desa Randuares, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga tersebut.
Desa Randuares adalah salah satu desa yang termasuk dalam
wilayah kelurahan Kumpulrejo, Argomulyo, Salatiga. Kecamatan Argomulyo merupakan satu wilayah yang berada di bawah pemerintah
kota Salatiga. Dalam Katalog Badan Pusat Statistika Kota Salatiga wilayah kecamatan Argomulyo terdiri dari 6 kelurahan yaitu Noborejo, Randuacir,
13Lutvia Mahanani “Pengambilalihan Kota Salatiga dari Kuasa Belanda Kepemerintah
17
Tegalrejo, Cebongan, Ledok, dan Kumpulrejo. Luas wilayah kecamatan Argomulyo adalah 1.852,690 Ha. Secara umum kecamatan Argomulyo
berada pada ketinggian antara 450-675 dpl dan beriklim tropis, berhawa sejuk dengan curah hujan cukup tinggi. Suhu tertinggi di kecamatan
Argomulyo yaitu 31,8o Celcius dan suhu terendah ada pada suhu 23,89o
Celcius.14
Menurut Badan Pusat Statistika (BPS) Salatiga kecamatan
Argomulyo berada di wilayah Kota Salatiga yang terletak di sebelah Barat dan Utara dengan batas-batas sebagai berikut:
1. Sebelah Utara
Kelurahan Kalicacing, Kelurahan Dukuh, dan Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Salatiga.
2. Sebelah Timur
Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang,
kelurahan Tingkir Lor, Kelurahan Tingkir Tengah, dan Kelurahan Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.
3. Sebelah Selatan
Desa Patemon dan Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
18
4. Sebelah Barat
Desa Jetak Kecamatan Getasan, dan Desa Sumogawe
kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.15
Dilihat dari Topografinya, Kecamatan Argomulyo dibagi menjadi
3 kategori. Pertama, Daerah Bergelombang meliputi wilayah kelurhan
Ledok dan kelurahan Kumpulrejo. Kedua, Daerah Miring meliputi wilayah
kelurahan Tegalrejo, Randuacir, Cebongan. Ketiga, Daerah Datar meliputi
wilayah kelurahan Noborejo.16
Asal mula desa Kumpulrejo adalah gabungan atau kumpulnya dua desa menjadi satu desa, yaitu :
a. Desa Suroyudan, yang terdiri dari Dusun Ngronggo, Krekesan, dan
Belon dengan Lurah Mbah Midat.
b. Desa Singojayan, yang terdiri dari Promasan, Ngemplak, tetep Wates,
Randuares, Kenteng dengan Lurah Mbah Sastowidjojo, kemudian diganti oleh Mbah Merto Karijo. Keduanya bertempat tinggal di Promasan.
Dua desa tersebut digabung dengan cara pemilihan Lurah yang dimenangkan oleh Mbah Lurah Rono Suhardjo yang bertempat tinggal di
Randuares. Uniknya pemilihan Kepala Desa waktu itu tidak menggunakan sistem coblosan tanda gambar atau dengan cara memasukkan biting/lidi ke
15
Ibid, hlm 2 16
19
dalam bumbung akan tetapi dengan cara pendukung calon Kepala Desa berdiri di belakang calon. Barang siapa para pendukungnya lebih panjang,
maka dialah pemenangnya. Sejak saat itulah desa tersebut diberi nama Desa Kumpulrejo Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang yang terdiri
dari 9 dusun sebagai berikut: 1). Dusun Randuares, 2). Dusun promasan, 3). Dusun Slumut, 4). Dusun Ngronggo, 5). Dusun Bendosari, 6).Dusun Tetep Wates, 7). Dusun Kenteng, 8). Dusun Ngemplak, 9). Dusun Belon.
Pada tanggal 1 Agustus 1993, Desa Kumpulrejo masuk wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga dalam proses pemekaran wilayah.
Status wilayahnya masih menggunakan nama Desa dan kepala wilayahnya masih tetap Kepala Desa dan pemilihan kepala desanya masih tetap menggunakan system Pilkades, dimana warga masyarakat dapat memilih
kepala desanya secara langsung dengan cara mencoblos tanda gambar. Pada tanggal 2 Juli 2003, nama Desa Kumpulrejo berubah menjadi
Kelurahan Kumpulrejo sesuai dengan perda No. 11 Tahun 2003 tentang perubahan Desa menjadi Kelurahan. Kepala Desa yang selama ini dipilih langsung oleh masyarakat melalui Pilkades, sejak tanggal tersebut diganti
dengan Kepala Kelurahan yang statusnya sebagai PNS dan ditetapkan
melalui SK Walikota.17
Adapun gambaran Peta Kelurahan Kumpulrejo berdasarkan Google Map sebagai berikut:
17
20
Gambar 2.1 Peta Kelurahan Kumpulrejo dikutip dari Google Maps
B. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Randuares
Manusia adalah makhluk sosial berpotensi memberi pengaruh terhadap terbentuknya suatu kehidupan Bersama atau yang dikenal dengan kehidupan berkelompok atau bermasyarakat. Dalam hidup bermasyarakat
manusia saling berinteraksi antara dengan yang lain. Baik sebagai individu terhadap individu lainnya, individu terhadap kelompok atau kelompok
terhadap kelompok. 18
18
Samsinas, “Pola Kehidupan Beragama Masyarakat Islam di Desa
21
Budaya adalah sistem (dari pola-pola tingkah laku yang diturunkan secara sosial) yang bekerja menghubungkan komunitas manusia dengan
lingkungan ekologi mereka. Dalam “cara-hidup-komuniti” ini termasuklah
teknologi dan bentuk organisasi politik, kepercayaan dan praktek
keagamaan, dan seterusnya. Bila budaya di pandang secara luas sebagai sistem tingkah laku yang khas dari suatu penduduk, satu penyambung dan penyelaras kondisi-kondisi badaniah manusia, maka perbedaan pandangan
mengenai budaya sebagai pola-pola dari (pattern-of) atau pola-pola untuk
(pattern-for) adalah soal kedua.19
Konsep budaya turun jadi pola tingkah laku yang terikat pada
kelompok-kelompok tertentu, yaitu menjadi “adat istiadat” (customs) atau
“cara kehidupan” (way of life) manusia. Menurut Meggers, Manusia
adalah hewan, dan seperti semua hewan-hewan lain, harus menjalankan satu hubungan adaptif dengan lingkungannya dalam rangka untuk tetap
dapat hidup. Meskipun manusia dapat melakukan adaptasi ini secara principal melalui alat budaya, namun prosesnya di pandu oleh
aturan-aturan seleksi alam seperti yang mengatur adaptasi biologis.20
Kebudayaan merupakan suatu cara hidup yang dimiliki oleh sebuah kelompok secara turun temurun ke setiap generasinya yang
merupakan hasil cipta rasa dan karsa manusia dan mempunyai unsur-usur pendukung yaitu adat istiadat, bahasa, teknologi, mata pencaharian, seni,
19Roger M. Keesing, “
Teori-Teori Tentang Budaya”, (Antropologi Indonesia ), No 2, 2014
22
kepercayaan dan lain-lain. Kebudayaan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya membangun suatu bangsa, karena dengan
mempelajari kebudayaan dapat mengambil suatu pelajaran yan positif
dalam membangun waktu dan perilaku .21
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kondisi Sosial adalah keadaan masyarakat suatu negara pada suatu negara pada saat tertentu. Istilah sosial sering dikaitkan dengan hal-hal yang berhubungan antar
manusia dalam masyarakat.22
Menurut Soekanto, perubahan sosial dapat dikatakan berubah
apabila perubahan pada segi struktural masyarakat seperti pola-pola perilaku dan pola interaksi antar anggota masyarakat. Perubahan pada segi kultural masyarakat berupa nilai-nilai, sikap-sikap serta norma-norma
sosial masyarakat. Perubahan di berbagai tingkat kehidupan manusia mulai dari tingkatan individual, keluarga, masyarakat hingga ketingkat
masyarakat dunia, perubahan yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan
dalam suatu sistem masyarakat.23
21Jati Hermawan,”Pengaruh Agama Islam Terhadap Kebudayaan Dan Tradisi Jawa Di
Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal”, Vol.2 . No 01. Nopember 2014.
22Dewi Ernawati,”
Kondisi Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Jerman Yang Tercermin Dalam Erzählungals Der Krieg Zu Ende War Karya Heinrich Böll:Sebuah Kajian Sosiologi Sastra”,(Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta), (AR AL azmi1982), hlm 19.
23
23
Gambar 2.2 Presentase Pemeluk Agama Kecamatan Argomulyo Tahun 2015 dikutip dari Katalog BPS Salatiga 2016 hal. 56
Berdasarkan gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah
pemeluk agama Islam pada tahun 2015 berada pada posisi tertinggi di bandingkan dengan pemeluk agama-agama lainnya. Secara umum, jumlah pemeluk agama Islam adalah 79,39 lebih tinggi di bandingkan pemeluk
agama Kristen 16,40; pemeluk agama Khatolik 3,67; pemeluk agama Budha 0,36; pemeluk agama Hindu 0,07; pemeluk Kong Hu Cu 0,00.
Pada gambar diatas di tunjukkan bahwa pada tahun 2015, jumlah penduduk Kumpulrejo mayoritas beragama Islam dengan di buktikan
24
1,16; pemeluk agama Budha 0,09; pemeluk agama Hindu 0,05; dan pemeluk agama Kong Hu Cu 0,00. Dari gambar diatas, dapat disimpulkan
bahwa dari tahun ke tahun jumlah penduduk Argomulyo Salatiga, Khusunya di Desa Randuares, kelurahan Kumpulrejo yang memeluk
agama Islam terus meningkat. Pada tahun 1995 pemeluk Islam di daerah tersebut tergolong minoritas, kini terus bertambah dan meningkat. Bahkan kini sebagian besar penduduk daerah tersebut mayoritas beragama Islam.
Gambar 2.3 Banyaknya Tempat Ibadah di Kecamatan Argomulyo Tahun 2015. Hal. 57
Perkembangan Islam di daerah Kumpulrejo tidak hanya di buktikan dengan jumlah pemeluk agama saja. Sarana dan prasarana Ibadah
25
berjumlah 59 dan surau berjumlah 75 lebih banyak di bandingkan dengan jumlah gereja 24, dan jumlah Pura/Vihara dan lainnya adalah 3.
Secara khususnya, jumlah tempat ibadah orang Islam di Desa Randuares, Kelurahan Kumpulrejo adalah 23 (8 masjid dan 15 surau) lebih
banyak di bandingkan jumlah ibadah jumlah gereja yaitu 6. Berdasarkan dari data-data di atas, dapat disimpulkan bahwa Islam di Randuares, Kumpulrejo, Argomulyo, Salatiga mengalami banyak kemajuan dari tahun
ke tahun. Hal itu juga di buktikan dari beberapa kasus yang di ceritakan oleh beberapa tokoh peduduk desa tersebut. Beberapa tokoh masyarakat
desa tersebut menjelaskan bahwa kini keadaan sosial antar pemeluk agama mulai terjalin dengan baik. Sebagai contoh, ketika hari raya idul fitri dan idul adha pemeluk agama Kristen, Katholik, dan Budha bergotong royong
membantu umat Islam mengatur lalu lintas dan parkiran. Begitu pula sebaliknya umat Islam membantu pengaturan lalu lintas ketika umat
Kristen merayakan Natal.
C. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Randuares
Menurut Sumardi, Kondisi sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara social dan menempatkan seseorang pada posisi terbaru
dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat
hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status.24
24
26
Menurut Basrowi dan Juariyah, Kondisi ekonomi sosial masyarakat ditandai adanya saling kenal mengenal antar satu dengan yang
lain, paguyuban, sifat kegotong-royongan dan kekeluargaan. Kehidupan sosial masyarakat Desa Randuares terdiri dari interaksi sosial, nilai sosial,
dan tingkat Pendidikan, sedangkan gambaran kehidupan masyarakat Desa Randuares ini terdiri dari kepemilikan rumah tempat tinggal, luasnya tanah
garapan atau tanah yang dimilikinya.25
Menurut Soekanto, Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial yang terjadi di masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Faktor Internal
a. Faktor Kependudukkan, faktor ini berkaitan dengan bertambah dan
berkurangnya jumlah penduduk.
b. Penemuan Baru, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dengan
cara mencoba hal-hal yang baru.
c. Konflik dalam masyarakat, adanya konflik yang terjadi di dalam
masyarakat dapat menyebabkan perubahan sosial dan budaya.
2. Faktor Eksternal
a. Peperangan yang menyebabkan banyak akibat. Dalam peperangan
terdapat negara yang menang dan negara yang kalah. Biasanya
pihak yang menang akan menebarkan pengaruhnya terhadap pihak yang kalah. Hal inilah yang menyebabkan perubahan sosial.
25
27
Sebagai contoh adalah perang Iraq, tempat terjadi perubahan konstitusi dari negara kesatuan menjadi negara federal.
b. Perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh faktor alam seperti
bencana alam, angina topan, banjir, gempa bumi, dan sebagainya.
Sedangkan perubahan lingkungan di sebabkan oleh aktifitas manusia antara adanya pencemaran, adanya sampah, perubahan
penggunaann lahan dan sebagainya.26
Istilah ekonomi berasal dari Bahasa Yunani yaitu Oikonomia. Kata
tersebut merupakan keturunan dari dua kata yaitu, oikos dan nomos.
Kata oikos berarti rumah tangga sedangkan nomos berarti ilmu. Jadi,
ekonomi adalah ilmu yang mengatur rumah tangga.27
Berdasarkan katalog Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Salatiga, kondisi ekonomi masyarakat Desa Randuares bergantung pada beberapa
sektor, diantaranya adalah pertanian, perikanan, perkebunan, perhotelan, dan industri.
D. Kondisi Sosial Keagamaan Masyarakat Randuares
Agama memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan manusia
di muka bumi ini. Agama berfungsi sebagai penyelaras kehidupan. Dalam kontek perubahan sosial, agama mengarahkan perubahan kearah yang
lebih baik. Ajaran agama memiliki pengaruh yang besar dalam penyatuan
26
Op.cit, hlm 20-21 27
28
persepsi kehidupan masyarakat. Kehadiran agama secara fungsional
sebagai “perekat sosial”, memupuk rasa solidaritas, menciptakan
perdamaian, kontrol sosial, membawa masyarakat menuju keselamatan, mengubah kehidupan yang lebih baik, memotivasi dalam bekerja dan
seperangkat peranan yang kesemuanya adalah dalam rangka memelihara
kestabilan sosial. 28
Setiap organisasi keagamaan lahir dengan tujuan yang
berbeda-beda. Persamaan terletak pada upaya pemurnian akidah dan pemahaman keagamaan umat Islam yang dianggap cenderung Hindhuisme dan
Budhaisme. Pertumbuhan dan perkembangan kelompok-kelompok atau institusi sosial dalam bentuk organisasi ini memberikan gambaran tentang dinamika kehidupan keberagaman masyarakat Islam di Indonesia dengan
pola kehidupan beragama yang berbeda-beda. Dan ketika organisasi-organisasi ini menyebar diseluruh pelosok negeri ikut pula menampakkan
pola kehidupan keberagamannya masing-masing berdasarkan ajaran Islam
dengan pemahaman dan pengamalan yang berbeda-beda pula.29
Masalah agama tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat.
Bagaimanapun, agama sangat di perlukan oleh masyarakat. Menurut Ishomuddin, menjabarkan bahwa fungsi agama adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Edukatif
Para penganut agama berpendapat bahwa ajaran agama yang
mereka anut memberikan ajaran-ajaran yang harus di patuhi. Ajaran
28 Midyya Boty,” Agama dan Perubahan Sosial (Tinjauan Perspektif Sosiologi
Agama)”,No 15, 2015, hlm 35.
29
29
agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang. Kedua unsur tersebut mempunyai latar belakang mengarahkan bimbingan agar
pribadi penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan yang baik menurut ajaran agama masing-masing.
2. Fungsi Penyelamat
Dimanapun manusia berada dia selalu menginginkan dirinya selamat. Keselamatan yang di ajarkan oleh agama adalah keselamatan
yang di berikan oleh agama kepada penganutnya adalah keselamatan meliputi dua alam yaitu dunia dan akhirat. Dalam mencapai
keselamatan itu agama mengajarkan para penganutnya melalui pengenalan kepada masalah sacral berupa keimanan kepada Tuhan.
3. Fungsi Sebagai Pendamaian
Melalui agama seseorang yang bersalah/berdosa dapat mencapai kedamaian batin melalui tuntunan agama. Rasa berdosa dan rasa
bersalah akan segera menjadi hilang dari batinnya apabila seseorang pelanggar telah menebus dosanya melalui tobat, pensucian ataupun penebusan dosa.
4. Fungsi Sebagai Sosial Kontrol
Ajaran agama oleh penganutnya dianggap sebagai norma, sehingga
dalam hal ini agama dapat berfungsi sebagai pengawsan sosial secara individu maupun kelompok karena beberapa faktor. Pertama, agama
30
secara dogmatis (ajaran) mempunyai fungsi kritis yang bersifat profetis (wahyu, kenabian).
5. Fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas
Para penganut agama yang sama secara psikologis penganut agama
yang sama akan merasa memiliki kesamaan dan suatu kesatuan; iman dan kepercayaan. Rasa kesatuan ini akan membina rasa solidaritas dalam kelompok maupun perorangan, bahkan kadang-kadang dapat
membina rasa persaudaraan yang kokoh.
6. Fungsi Transformatif
Ajaran agama dapat mengubah kehidupan kepribadian
seseorang/kelompok menjadi kehidupan baru sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. Kehidupan baru yang di terimanya berdasarkan
ajaran agama yang di peluknya itu kadang kala mampu mengubah kesetiaannya kepada adat atau norma kehidupan yang dianut
sebelumnya.
7. Fungsi Kreatif
Ajaran agama mendorong dan mengajak penganutnya untuk
bekerja produktif bukan saja untuk kepentingan dirinya sendiri tetapi juga untuk kepentingan orang lain. Penganut agama bukan saja di
suruh bekerja secara rutin dalam pola hidup yang sama, akan tetapi juga dituntut untuk melakukan inovasi dan penemuan baru.
31
Ajaran agama mengkuduskan segala usaha manusia, bukan saja yang bersifat agama ukhrowi, melainkan juga yang bersifat duniawi. Segala
urusan manusia selama tidak bertentangan dengan norma-norma agama bila dilakukan atas niatan yang tulus, karena untuk Allah
merupakan ibadah.30
Menurut Syamsir Salam, Suatu proses perubahan tentang struktur dan fungsi sistem-sistem sosial setidaknya terjadi dalam tiga tahap, yaitu:
a. Invensi, yakni suatu proses dimana perubahan itu didasari dari dalam
masyarakat itu sendiri, diciptakan oleh masyarakat itu sendiri yang
kemudian muncullah perubahan-perubahan.
b. Diffusi, dimana ide-ide atau gagasan yang didapat dari luar kemudian
dikomunikasikan dalam suatu masyarakat.
c. Konsekwensi, yaitu adanya hasil dari pada adopsi terhadap perubahan
tersebut.
d. Suatu perubahan yang terjadi baik dari faktor-faktor yang berasal dari
masyarakat itu (hasil teknologi baru) tidak selalu menghasilkan akibat-akibat yang sama. Adakalanya terjadi perubahan kecil yang
dampaknya kurang berarti, akan tetapi telah terjadi suatu perubahan. Di lain pihak akan terlihat bahwa dalam berbagai bidang perubahan
terjadi dengan lambat sekali di dalam suatu masyarakat, dalam hal ini
di wakili oleh para pemimpinnya. 31
30
Op.cit, hlm 43 31
32
Keyakinan dan sifat keyakinan keagamaan masyarakat kian berubah seiring dengan semakin majunya pengetahuan manusia.
Pengetahuan yang semakin maju dan berkembang menyebabkan semakin banyak fenomena-fenomena alam yang diungkap, yang sebelumnya di
Tuhan-kan, segala sesuatu yang dulunya dianggap supraempiris sekarang menjadi bagian dari realitas biasa. Karena manusia selalu memerlukan keyakinan maka manusia mencari totem-totem sampai akhirnya di
temukan agama samawi (Yahudi,Nasrani, dan Islam)
Awalnya masyarakat Randuares sebagian besar beragama Kristen.
Namun seiring perkembangan zaman, jumlah penganut Islam dari hari-hari semakin meningkat. Dan kini penganut agama Islam lebih banyak di bandingkan penganut agama Kristen. Menurut Hermawan, Agama Islam
merupakan agama yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW yang turun dari Allah SWT, agama ini bersifat damai, tidak memaksa, dan
mempunyai toleransi yang sangat tinggi bagi setiap manusia. Agama Islam
mempunyai kitab suci yang bernama Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Dalam
perkembangannya, Nabi Muhammad SAW berhasil menyebarkan
ajarannya hingga keseluruh jazirah Arab. Sepeninggal Muhammad, Agama Islam ini bersifat damai dan tolerir terhadap kebudayaan local,
33
Dalam kurun waktu sekitar 500 tahun, Islam pernah menjadi suatu
kekuatan yang sangat besar di Asia, Afrika, dan Eropa .32
32Jati Hermawan, “
34 BAB III
ISLAM DI RANDUARES
A. Sejarah Islam di Randuares
Islam merupakan agama keturunan di desa Randuares, akan tetapi
agama Islam disana tidak berkembang. Pada tahun 1965 adalah jatuhnya PKI, pada saat terjatuhnya PKI itu warga Randuares masih banyak yang tidak mempunyai agama karena mendapat pengaruh dari PKI. Setelah PKI
runtuh maka Islam di Randuares mulai berkembang, Islam berkembang di Randuares itu di mulai dengan cara kondangan.
Kondangan ini dianggap sebagai acara yang sakral oleh masyarakat Randuares, dengan begitu siapa saja yang mengikuti acara kondangan di Randuares itu sudah dianggap masuk Islam. Kondangan dilaksanakan
dengan pembacaan doa yang ala kadarnya, seperti halnya hanya surat Al fatihah dan surat-surat pendek yang di hafal oleh orang-orang Randuares.
Pada saat itu belum banyak yang menghafal Al fatihah dan surat-surat pendek, yang hafal itu hanya modin dan beberapa orang yang belajar ngaji ke tetangga desa.
Orang Islam di Randuares pada waktu tidak harus melaksanakan sholat,puasa, atau pun aturan yang sudah di tetapkan oleh agama Islam.
Hal tersebut terjadi karena di Randuares tidak ada yang menjadi tokoh Islam yang paham tentang ajaran Islam yang benar. Pada waktu itu juga
35
menjalakankan kewajiban seorang muslim ia sudah dikatakan Islam. Pada tahun 1965 warga Randuares patut berbangga karena Islam saat itu sempat
berjaya akan tetapi terjadi perang desa yang istilahnya door to door
hampir semuanya tergilas dan mereka berpindah agama dan yang mampu
bertahan adalah keluarga dari bapak Suripto.
Pada tahun 1980 Islam di Randuares sudah mulai berkembang kembali dengan adanya seseorang yang berasal dari desa Promasaan yang
mengajar ngaji di Randuares. Pada tahun tersebut Islam mulai berkembang dengan baik, hal ini disebabkan karena sudah adanya tokoh yang menjadi
panutan. Dengan perkembangan yang baik, pada tahun 1981 umat Islam bertambah banyak dan ada yang mengajar agama Islam di Randuares. Yang mengajar pada waktu itu ialah pak Subandi yang berasal dari desa
sebrang. Pak Subandi mengajarkan banyak hal kepada masyarakat Randuares, seperti membaca dziba (membaca sholawat) dan mengajarkan
bagaimana caranya menjadi umat muslim yang sebenarnya.
Pada tahun 1982 pak Subandi mengajak teman-temannya untuk mengumpulkan para pemuda dan masyarakat Randuares untuk melakukan
kajian tentang ketauhidan. Hal ini dilakukan karena masyarakat Randuares masuk Islam itu dengan tidak memperhatikan aspek-aspek yang ada dalam
ajaran Islam. Setelah para pemuda dan masyarakat Randuares paham akan tentang ketauhidan, kemudian materi yang diberikan pada saat kajian itu
36
Dalam pertemuan kajian ini biasanya dilakukan di Langgar atau di rumah warga secara bergantian, karena belum ada masjid.
Pada tahun 1991 ada seseorang yang bernama mbah Karyo Suwito mewakafkan tanahnya untuk didirikan masjid. Dalam detik-detik pendirian
masjid ini ada pihak yang tidak setuju yaitu pihak Kristen yang ada di Randuares. Pihak Kristen ini membujuk para pamong desa untuk mengagalkan pendirian masjid, akan tetapi hal ini bisa digagalkan oleh
bapak Imam yang pada waktu itu mempunyai perngaruh kepada pemuda Islam di Randuares. Setelah masjid berdiri maka pusat kegiatan
keagamaan di Randuares dilakukan di masjid. Setelah berdirinya masjid umat Islam di Randuares menjadi tumbuh dan berkembang, walaupun pertumbuhan itu tidak secara signifikan akan tetapi tetap berkembang.
B. Tokoh-tokoh Islam di Randuares
Bagi masyarakat pedesaan kyai memegang peran penting untuk membentengi dan menjaga cita-cita umat Islam dari ancaman kekuatan-kekuatan Skuler dari luar. Ulama mempunyai peran penting adalah peran
trsdisional mereka sebagai penanggung jawab dalam mempertahankan keyakinan itu sendiri, melalui pengajaran ilmu-ilmu agama melestarikan
praktek-praktek ortodoksi keagamaan para pengganutnya.33
Ulama berperan juga sebagai ahli dan penguasa hukum. Agama
Islam mempunyai seperangkat hukum-hukum yang perlu dijelaskan
33Hiroko Horikoshi,”
37
kepada masyarakat. Ulama mempunyai kewajiban untuk menyampaikan hukum-hukum agama Islam kepada masyarakat, hukum-hukum tersebut
meliputi wajib, sunnat, mubah, makruh dan haram. Ketika ulama tidak menjelaskan hukum-hukum seperti itu kepada masyarakat, masyarakat
tidak akan mengerti tentang hukum-hukum tersebut.
Menurut Dr. Hiroko Horikoshi ulama mempunyai beberapa fungsi yaitu :
1. Ulama mempunyai peran juga sebagai pemecah permasalahan,
banyak masyarkat yang berkonsultasi dengan ulama ketika
sedang menghadapi permasalahan, jawaban yang didapatkan dari ulama dianggap benar karena mengambil dari kitab-kitab dan tulisan-tulisan yang terkumpul dari ulama-ulama
terdahulu.34
2. Biasanya para ulama mempunyai sifat yang mudah berbaur
dengan orang lain, dengan begitu para ulama mampu menyampaikan ilmu-ilmunya kepada orang lain dengan mudah.Pemangku masjid dan madrasah.
3. Ulama sebagai pemangku masjid mempunyai beberapa tugas
yang harus dilaksanakan, menghidupkan kegiatan sholat
berjamaah di masjid, memperhatikan peralatan untuk beribadah, mengatur jadwal khutbah setiap jumat, memberikan
pengumuman-pengumuman yang berkaitan dengan
34
38
peribadahan. Madrasah adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai tempat belajar ilmu agama yang di peruntukkan untuk
anak-anak dan para orang tua. Selain itu madrasah bagi para ulama mempunyai fungsi sebagai tempat untuk berkomuniksi
dengan umat serta tempat untuk menanamkan ilmu dan aqidah
bagi masyarakat awam melalui pengajian jamaah.35
4. Pengajar dan pendidik. Madrasah adalah salah satu tempat
yang digunakan oleh para ulama untuk menyampaikan ilmu-ilmunya. Para ulama mengajar ilmu-ilmu agama di madrasah,
karena di madrasah terdapat banyak orang yang ingin mengetahui ilmu agama. Tugas ulama adalah mengajarkan seperangkat keyakinan agama, sistem nilai dan amal nyata
kepada orang Islam.
Peran ulama desa lebih penting sebagai guru dan mubaligh yang mampu
menjadi tolak ukur masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Kekuatan ulama dalam masyarakat muslim, dilihat secara fungsi itu sebagai penyelamat jiwa dan masyarakat berharap mereka termasuk orang yang di
selamatkan. Dengan begitu dapat diartikan bahwa ulama bagi masyarakat
muslim di desa adalah sebagai penyelamat dan pencerah.36
39
orang Randuares akan tetapi orang tetangga desa. Salah satu tokoh yang berperan dalam menyebarkan agama Islam adalah bapak Subandi yang dulu
menjabat lurah di Randuares pada tahun 1986-1997. Beliau berasal dari desa Promasan Rt 03/Rw 04, Kumpulrejo, Argomulyo, Kota Salatiga. Beliau
berjuang menggembangkan agama Islam di Randuares, beliau berjuang di Randuares tidak tanggung-tanggung, pada waktu itu belum ada penerangan listrik, pak Subandi juga tetap semangat walau hanya menggunakan alat
penerangan seadanya.
Tahun 1982 pak Subandi menggumpulkan anak-anak muda dan
masyarakat Randuares, pak Subandi menjelaskan tentang ketauhidan dan aturan-aturan yang memang di jalankan oleh umat Islam. Hal itu dilakukan karena orang Islam di Randuares pada waktu itu masuk Islam hanya dengan
ikut kondangan tanpa melaksanakan ibadah. Pak Subandi juga tidak hanya melakukan hal itu saja namun juga mengajari ibu-ibu Randuares untuk
membaca Dziba‟ dan berlatih Qosidah. Setelah keIslaman masyarakat
Randuares meningkat, pak Subandi mengadakan pengajian rutinan yang dilaksanakan di langgar dan ketika masjid sudah jadi pengajian tersebut
dilaksanakan di masjid. Pengajian tersebut masih ada hingga tahun 1995.
Di daerah Randuares juga ada tokoh yang berusaha memperjuangkan
agama Islam di Randuares, yaitu bapak Suripto yang merupakan orang asli Salatiga. Bapak Ripto tinggal di jl. Amarta gang swelo bumi Randuares Rt
40
mengajar anak-anak untuk belajar ngaji, bapak Ripto sangat sabar dan tekun saat mengajari anak-anak. Bapak Ripto berusaha menjaga keIslaman
masyarakat Randuares dengan cara melindungi orang-orang yang didatangi oleh majlis Kristen untuk di ajak masuk Kristen. Bapak Ripto dengan jelas
menolak adanya kristenisasi di Randuares akan tetapi bapak Ripto juga tidak mampu untuk melarang adanya kristenisasi di Randuares. Bapak Ripto hanya mambu memberikan sedikit benteng-benteng kecil di hati masyarakat tentang
Islam dengan cara mengadakan pengajian rutinan. Bapak Ripto juga tidak bergerak sendiri, tetapi di bantu oleh bapak Imam.
Bapak Imam ada salah satu tokoh yang mengetahui secara langsung perjalanan Islam di Randuares, beliau memiliki nama lengkap Imam Jarodin yang bertempat tinggal di jl. Amarta gang swelo bumi Randuares rt 03rt/rw 01
kumpulrejo, kec. Argomulyo, kota Salatiga. Pada tahun 1980 an pak Imam mengumpulkan anak-anak muda untuk mengaji, pak Imam tidak
menggunakan kata-kata “ayo mengaji” ketika mengajak anak muda belajar
agama Islam karena akan menimbulkan ketidakmauan untuk mengikuti perkumpulan tersebut.
Dalam penyampaian pak Imam menggunakan media kesenian drama dan kosidah. Dengan cara tersebut pak imam dapat menarik banyak pemuda,
dengan berjalannya waktu tidak hanya para pemuda yang mengikuti perkumpulan tersebut akan tetapi ibu-ibu juga bergabung. Setelah serasa
41
Kemudian bapak Imam mendekati para ulama yang ada di tetangga desa Randuares untuk diarahkan atau didekatkan dengan para kyai. Kemudian pak
Imam mondok dan perkumpulan pengajian tersebut lambat laun bubar. Setelah pak Imam mondok lima tahun, pak Imam pulang dan berusaha mengumpulkan
masyarakat lagi untuk mengaji. Setelah pak Imam mampu mengumpulkan masyarakat, beliau sangat menjaga dan berusaha untuk memberikan fasilitas yang terbaik. Pak Imam juga salah satu tokoh yang mengusahakan berdirinya
masjid di Randuares.
Pak Yahman juga merupakan salah satu tokoh Islam di Randures, pak
Yahman bertempat tinggal di Jl Amarta Gang Swelo Bumi Randures Rt 03/Rw01, Kumpulrejo, Argomulyo. Pak Yahmaan sudah lama menjadi modin di Randuares, jabatan modin ini tidak mudah ia lakukan karena ia juga harus
bisa menjaga perasaan orang lain agar terlihat netral. Hal itu dikarenakan jabatan modin itu tidak gampang karena harus mengerti hati semua orang.
Bapak yahman sejak kecil berusaha untuk belajar agama Islam, walaupun harus belajar ke desa sebrang. Setelah bapak Yahman beranjak dewasa, beliau juga mengajak teman-temannya untuk belajar ngaji. Setelah itu bapak yahman
mempunyai pengaruh yang kuat pada saat itu dikalangan masyarakt muslim Randuares, ketika proses kristenisasi berlangsung bapak Yahman memberikan
himbauan kepada masyarakat muslim. Himbauan tersebut berisi “ketika ada
orang yang ingin mengajak kalian untuk masuk Kristen, maka catatlah orang
42
himbauan dari bapak Yahman tersebut membuat para majlis Kristen mundur teratur dan kemudian mereka mencari cara yang tidak kasat mata.
Bapak Subandi dan bapak Yahman merupakan salah satu tokoh yang mengupayakan berdirinya masjid di Randuares. Bapak Subandi dan bapak
Yahman berusaha mendekati orang yang mempunyai kekayaan yang lebih dibandingkan dengan yang lain. Orang yang didekati adalah mbah Karyo Suwito, dengan usaha bapak Subandi yang memberikan penjelasan tentang
wakaf, amal jariah terhadap mbah karyo Suwito hingga mbah Karyo Suwito mewakafkan tanahnya untuk dibangun masjid.
C. Kondisi Masyarakat Muslim Di Randuares.
Masyarakat Islam di Randuares pada tahun 1965 itu tidak berani
menampakkan diri, karena pada waktu itu randuares dibawah kekuasan PKI. Ketika PKI jatuh, maka mayarakat Islam di Randuares bernafas dengan lega
karena tidak aka nada lagi penindasan. Akan tetapi kebebasan tidak dapat di rasakan oleh masyarakat Randuares secara langsung. Pada tahun 1965 setelah PKI jatuh itu ada penindasan dari Marhen Wijaya yang menginginkan
randuares menjadi daerah Kristen.
penindasan Marhen Wijaya tidak berlangsung lama karena ada salah satu
orang Randuares yang beragama Islam kuat itu memberikan himbauan kepada masyarakat Randuares untuk tidak terpengaruh kepada Marhen dan ketika
43
Randuares maka disuruh untuk menuliskan nama dan waktu kapan dia datang kerumah tersebut untuk dilaporkan kepada tokoh Islam tersebut. Dengan
begitu pergerakan Marhen berhenti sejenak dan mulai bergerak kembali dengan cara yang halus.
Pada tahun 1980 agama Islam di randuares sudah berkembang dan tumbuh dengan baik. Akan tetapi dengan keadaan perekonomian yang rendah membuat masyarakat randuares mudah tergoyahkan dengan rayuan majlis
Kristen yang menawarkan kehidupan yang lebih baik. Dengan begitu hati masyarakat randuares tertarik untuk masuk ke agama Kristen, tetapi perjanjian
tersebut berubah setelah mereka masuk Kristen selama satu tahun, setelah satu tahun kehidupan mereka di topang mereka harus menyetorkan sepersepuluh penghasilan mereka kepada pihak gereja.
Dengan perjanjian seperti itu ada orang yang menyanggupi dan setelah satu tahun masuk Kristen dia akan keluar dari Kristen dan masuk kembali
kepada Islam. Kondisi seperti ini terjadi hingga beberapa tahun hingga pada akhirnya dibangun masjid di Randuares. Ketika masjid sudah dibangun umat Islam di Randuares menjadi lebih tenang dan tidak banyak gangguan.
Walaupun proses kristenisasi tetap berjalan dengan cara yang lebih halus, tetapi masyarakat muslim juga harus selalu waspada.
Masyarakat Randuares mulai hidup normal setelah berdirinya masjid Randuares. Dengan berdirinya masjid memberikan suatu pencerahan bagi
44
45 BAB IV
DINAMIKA KEHIDUPAN MASYARAKAT ISLAM DI RANDUARES
A. DINAMIKA HUBUNGAN MASYARAKAT ISLAM DAN KRISTEN DI RANDUARES.
Agama yang ada di Randuares ada dua yaitu agama Islam dan agama Kristen. Agama Islam merupakan agama turunan yang ada di Randuares, dan agama Kristen adalah agama yang di bawa oleh para
pendatang yang mempunyai tujuan untuk menjadikan wilayah Randuares menjadi daerah Kristen. Agama Kristen pada tahun 1965 di bawa oleh
Marhen Wijaya, Marhen Wijaya adalah tokoh Kristen yang berasal dari daerah Bendosari yang sekarang menjadi daerah kawasan Kristen.
Marhen Wijaya melakukan penindasan di Randuares, Marhen
memaksa masyarakat Randuares untuk memeluk agama Kristen. Marhen mendatangi satu persatu rumah warga dan membujuk agar warga memeluk
agama Kristen. Penindasan tersebut tidak bertahan lama setelah ada seorang tokoh Islam yang berani menampakkan keIslamannya dan dia memiliki keyakinan Islam yang kuat, dengan kuatnya keimanan yang
dimilikinya membuat Marhen menciut. Marhen mempunyai mata-mata yang bertugas untuk mengawasi gerak-gerik masyarakat Islam di
Randuares. Orang yang menjadi mata-mata Marhen pada saat itu merupakan salah satu orang yang ditakuti oleh masyarakat Randuares.
46
sendirinya, akan tetapi mundurnya Marhen tersebut bukan berarti proses kristenisasi berhenti.
Proses kristenisasi di teruskan oleh para majlis Kristen yang berasal dari gereja. Para majlis ini membujuk warga untuk memeluk
agama Kristen denga cara membawakan sembako berupa mie instan, minyak goreng. Hal itu dilakukan karena melihat keadaan standart ekonomi masyarakat Randuares yang rendah akan lebih mudah di rayu
menggunakan barang-barang yang mereka butuhkan.
Para majlis juga melakukan penawaran tentang penjaminan biaya
hidup untuk masyarakat yang memeluk agama Kristen, penawaran tersebut berupa pihak gereja akan menjamin kehidupan masyarakat selama satu tahun dan selama itu pula pihak gereja memberikan modal untuk
usaha yang kemudian setelah satu tahun akan dimintai sepersepuluh dari penghasilan tersebut untuk dimasukkan ke gereja. Pada waktu itu hanya 22
rumah yang tidak didatangi oleh para majlis. Dengan berjalannya waktu umat Islam dan umat Kristen di randuares dapat hidup berdampingan.
Masyarakat Randuares memiliki daya toleransi yang tinggi karena
mereka mampu hidup berdampingan dengan masyarakat yang berbeda agama. Perbedaan agama ini tidak menjadi persoalan yang mencolok bagi
mereka karena mereka beranggapan bahwa agama itu ibarat sebuah baju. Dengan pemikiran yang seperti itu membuat para masyarakat tidak terlalu
47
mengetahui agama yang dianut oleh orang lain dan berusaha untuk saling menjaga dan menghormati.
Saling menjaga dan menghormati adalah sikap yang sudah ditunjukkan oleh masyarakat Randuares kepada masyarakat umum.
Contoh sikap toleransi agama yang telah berlaku di Randuares adalah ketika umat Islam sedang melakuan sholat ied, maka para pastur atau utusan dari gereja membantu mengamankan dan menjaga keamanaan di
sekitar masjid yang di gunakan untuk melakukan sholat ied. Setelah sholat ied para pastur mengunjugi rumah-rumah warga Randuares yang
beragama Islam untuk sekedar mengucapkan selamat hari raya. Pada saat hari raya atau hari besar umat Kristen, dari pemerintah desa juga memerintahkan atau mengutus beberapa warga muslim untuk menjaga
keamanaan pada saat umat Kristen beribadah.
Toleransi adalah sikap menghargai dan menghormati setiap orang
yang berbeda-beda secara kepercayaan, tata cara ibadah dan memahami agama lain atau etnis, ras, bahasa, budaya, politik, pendirian, kepercayaan maupun tingkah laku. Para tokoh yang berada di Randuares juga
memberikan penjelasan terhadap masyarakat Islam tentang toleransi agama yang mengacu pada Al quran surat Al Kafirun ayat 1-6, Allah