• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A DI RA MASITOH PENDEM TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A DI RA MASITOH PENDEM TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS

MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING PADA

ANAK KELOMPOK A DI RA MASITOH PENDEM

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

NUR DEWI HARYATI

NIM. 11613005

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTTO

“Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berhasil”

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Yang utama sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu, serta memperkenalkanku dengan cinta, atas karunia dan serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah membantu mewujudkan mimpiku:

Kedua orangtua, Bapak Sutardi dan Ibu Muryani yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat, dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani rintangan yang ada di depan.

Suami Aris Setyawan dan anak Kaysa I Shaqueena Ardeetha yang turut serta menguatkan, dan senantiasa memberi semangat, dukungan, motivasi, dan doa untuk kelancaran penulis menyelesaikan skripsi ini.

Guru-guru yang hebat dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi yang penulis sayangi dan hormati dalam memberikan ilmu dan membimbing dengan penuh kesabaran.

Almamater tercinta Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang penulis banggakan.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK.

3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku ketua jurusan PIAUD.

4. Ibu Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si selaku dosen pembimbing akademik.

5. Ibu Peni Susapti, S.Si. M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis skripsi ini.

6. Bapak Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yeng telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Ibu Kumaisaroh, SHI selaku Kepala RA Masitoh Pendem Kecamatan Ledok Kota Salatiga yang telah memberikan dukungan dan kesempatan penulis. 8. Ibu Sri Arijati selaku Guru Kelompok A RA Masitoh yang telah banyak

(8)

viii

9. Bapak dan Ibu serta saudara-saudaraku, serta suami dan anakku di rumah yang telah mendoakan dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dan penyusunan skripsi dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

10. Teman-teman Jurusan PIAUD angkatan 2013 di IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak cerita selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga.

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan apapun. Hanya untaian kata terima kasih yang bisa penulis sampaikan, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis.

Penulis berharap apabila dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini kurang memenuhi syarat, pembaca hendaknya memberikan saran maupun kritik yang membangun ke arah perbaikan dan penyempurnaan.

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

Salatiga, 24 Januari 2018 Penulis

(9)

ix ABSTRAK

Haryati, Nur Dewi. 2018. Perkembangan Motorik Halus Melalui Finger Painting Pada Anak Kelompok A di RA Masitoh Pendem Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Peni Susapti, S.Si. M.Si

Kata Kunci : Motorik Halus, Finger Painting, Anak Usia Dini.

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan motorik halus anak melalui finger painting pada anak usia dini di RA Masitoh Pendem tahun pelajaran 2016/2017. Pertanyaan utama yang akan di jawab melalui penelitian ini adalah apakah melalui finger painting dapat mengembangkan motorik halus pada anak kelompok A di RA Masitoh Pendem tahun pelajaran 2016/2017? Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Tujuan penelitian yang hendak di peroleh adalah untuk mengetahui finger painting dapat meningkatkan kreativitas anak didik dalam perkembangan motorik halus pada anak kelompok A di RA Masitoh Pendem tahun pelajaran 2016/2017.

Penelitian yang di lakukan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang di maksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas adalah peneliti ikut terlibat langsung dalam penelitian, kelas yang berisi anak didik di jadikan objek penelitian, maka siswa yang berada di kelas tersebut adalah sebagai populasi yang di teliti.

(10)

x

DAFTAR ISI

SAMPUL

LEMBAR BERLOGO

JUDUL ………. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ………….……….. ii

PENGESAHAN KELULUSAN ………..……….... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………... iv

MOTTO .……… v A. Pengertian Perkembangan Motorik Halus ………....…. 24

B. Karakteristik Keterampilan Motorik Halus………..… 30

C. Hakikat Finger Painting ………...……… 33

D. Tujuan dan Manfaat Finger Pianting ……… 38

(11)

xi

B. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus ...……… 51 C. Deskripsi Penelitian pelaksanaan Siklus I ..………. 52 D. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II ..……… 57 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per Siklus……….. 61 B. Pembahasan………... 75 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..……… 83 B. Saran ..……….. 83 Daftar Pustaka ………... 86 Lampiran-Lampiran

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak ……….. …… 20

Tabel 1.2 Lembar Perbandingan Hasil Pencapaian Tiap Siklus dengan Indikator Keberhasilan ………. 21

Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelompok A ………. 47

Tabel 3.2 Daftar Nama Guru RA Masitoh ……… 48

Tabel 4.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak ………. …… 63

Tabel 4.2 Indikator yang Diamati Tiap Siklus ……….. 64

Tabel 4. 3 Hasil Penilaian Pra Siklus ………. 65

Tabel 4.4 Hasil Penilain Siklus I ………... 69

Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siklus II ……… 72

Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Pencapaian Pra Siklus dengan Indikator Keberhasilan ………. 76

Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Pra Siklus ……… 77

Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus I dengan Indikator Keberhasilan ……… 78

Tabel 4.9 Rekapitulasi Data Siklus I ……… 79

Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus II dengan Indikator Keberhasilan ………. 80

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart ……….. 12

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 5 Pernyataan Publikasi Skripsi Lampiran 6 Indikator Tiap Siklus yang Diamati Lampiran 7 Lembar Observasi

Lampiran 8 Wawancara Lampiran 9 Catatan Lapangan Lampiran 10 RPPH

Lampiran 11 Dokumentasi Foto Penelitian Lampiran 12 Lembar Kerja Anak

Lampitan 13 SKK

(15)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak usia dini merupakan usia (the golden age) yang sangat potensial untuk melatih dan mengembangkan berbagai potensi kecerdasan yang di miliki anak. pendidikan anak usia dini telah di pandang sebagai sesuatu yang sangat strategis dalam rangka menyiapkan generasi yang unggul dan tangguh. Usia dini merupakan masa yang sangat baik di mana anak akan mudah menerima, mengikuti, melihat, dan mendengar segala sesuatu yang di contohkan di perdengarkan serta di perlihatkan (Harun Rasyid, dkk. 2009: 152-153).

Pendidikan merupakan salah satu bidang yang memenggang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan utama pendidikan adalah memberi kemampuan pada manusia untuk hidup di masyarakat. Kemampuan seseorang akan dapat berkembang secara optimal apabila memperoleh pengalaman belajar yang tepat. Pertumbuhan dan perkembangan anak dari usia 0-6 tahun sangat menentukan derajat kesehatan, intelegensi, kematangan emosional, dan produktifitas manusia pada tahap berikutnya. Dengan demikian investasi yang amat penting bagi pembangunan sumber daya manusia berkualitas.

(16)

2

jasmani dan rohani anak, agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Oleh karena itu sebaiknya anak usia dini di beri stimulasi serta kegiatan yang dapat membantu mengembangkan dan mengoptimalkan potensinya. Pendidikan yang di berikan haruslah menarik sesuai dengan fase pertumbuhan anak identik dengan usia bermain (Jamal Ma'mur Asmani, 2010: 30).

Raudhatul Athfal (RA) merupakan suatu instansi atau lembaga pendidikan yang mampu berperan dalam proses edukasi (proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan mengajar), proses sosialisasi (proses bermasyarakat khususnya anak didik), dan proses transformasi (proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik). Untuk itu lembaga pendidikan dalam hal ini RA, harus memberi pengalaman belajar yang sesuai dengan potensi dan minat peserta didik. Bagi anak-anak, bermain adalah belajar, maka belajar itu menjadi menyenangkan. Pada dasarnya anak-anak belajar melalui permainan, karena tidak ada cara lain bagi mereka untuk mencapai segala hal yang secara normal harus mereka capai. Orang tua harus memastikan bahwa masa pra sekolah anak-anak penuh dengan kesenangan. Tujuannya adalah untuk membantu anak agar dapat mencapai potensi yang optimal.

(17)

3

Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 28 Ayat 3 adalah membantu anak didik dalam mengembangkan berbagai potensi baik secara psikis maupun fisik, yang meliputi pengembangan moral, nilai, sosial, emosional, kognitif, bahasa, motorik, kemandirian, dan seni untuk di persiapkan memasuki pendidikan dasar. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelengaraan pendidikan, yang menitik beratkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap, perilaku, serta agama), serta bahasa, dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang di lalui oleh anak usia dini. Husein, dkk. (dalam Sumantri 2005: 2) mengemukakan bahwa anak usia dini memiliki kedudukan sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki posisi dan fungsi strategis dalam pembangunan manusia yang berkualitas. Oleh karena itu Pendidikan Anak Usia Dini sangatlah penting untuk mencapai tujuan bangsa yaitu menjadikan anak sebagai manusia yang seutuhnya.

(18)

4

dan melompat. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang di pengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar, dan menangkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan (Juita Dwi Wardhani dan Tri Asmawulan, 2011: 36).

Pada dasarnya belajar merupakan suatu hal yang alamiah, terjadi pada diri manusia seperti halnya anak-anak di rumah, di tempat bermain, juga di sekolah, anak akan mengalami proses belajar. Terlebih ketika orang dewasa menyadari betul bahwa anak di usia dini masih sangat senang melakukan kegiatan bermain, bereskplorasi, dan berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Pada saat itulah sebetulnya mereka sedang mengalami proses belajar. Bermain adalah dunia sekaligus sarana belajar anak. Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar dengan cara-cara yang dapat di kategorikan sebagai bermain, berarti telah berusaha membuat pengalaman belajar itu di rasakan dan di persepsikan secara alami oleh anak yang bersangkutan, sehingga menjadi bermakna baginya di cetus oleh Solehuddin (Tadkirotun Musfiroh, 2005 :36). Kegiatan fisik merupakan salah satu media yang penting, karena melalui media ini anak-anak membentuk kesan tentang dirinya maupun lingkungannya (B.E.F. Montolalu, 2009: 32).

(19)

5

yang harus di lakukan guru adalah memberikan motivasi serta menumbuhkan keberanian anak untuk melakukan finger painting, yaitu untuk tidak takut tangannya kotor karena bubur warna. Menurut B.E.F Montolalu (2009: 17), finger painting dapat mengembangkan ekspresi melalui media lukis dengan gerakan tangan, mengembangkan fantasi, imajinasi, dan kreasi, melatih otot-otot tangan atau jari, koordinasi otot dan mata, melatih kecakapan mengkombinasikan warna, memupuk perasaan terhadap gerakan tangan, dan memupuk keindahan. Kegiatan finger painting dapat di gunakan sebagai kegiatan alternatif bagi guru guna menggantikan crayon agar kegiatan bermain warna lebih menarik bagi anak. Finger painting dapat membantu anak mengembangkan motorik halusnya karena kegiatan ini dapat melatih koordinasi mata dan tangan.

(20)

6

dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjukan pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat, dan terampil.

Pada proses pembelajaran di sekolah-sekolah, guru hanya membacakan atau membawakan media atau alat peraga yang belum menarik untuk anak, kurangnya kreativitas guru dalam mengemas permainan dalam pembelajaran terutama dalam kreativitas. Hal ini menyebabkan kurangnya interaksi antara guru dan anak, menjadikan anak pasif, kurang perhatian untuk belajar kreatif dan mandiri. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut dalam pembelajaran mengajar harus di gunakan model pembelajaran yang sesuai. Salah satunya metode pembelajaran yang di anggap sesuai yaitu melalui permainan finger painting (melukis dengan jari) agar anak dapat meningkatkan kemampuan motorik halusnya.

Guru juga dapat menggunakan solusi seperti merencanakan bentuk evaluasi untuk perkembangan motorik halus anak. Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak RA Masitoh Pendem dengan finger painting. Finger painting di samping dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada siswa kelompok A, hal ini juga dapat menumbuhkan daya tarik bagi siswa, sehingga dapat memberikan siswa lebih senang dan semangat dalam proses belajar dan pada akhirnya dapat menghasilkan belajar yang baik. Berkaitan hal tersebut, peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang:

"Perkembangan motorik halus melalui finger painting pada anak kelompok A di RA Masiotoh Pendem tahun pelajaran 2016-2017”.

B. Rumusan Masalah

(21)

7

meningkatkan berkembang motorik halus pada anak kelompok A di RA Masitoh Pendem Tahun Pelajaran 2016-2017.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang di harapkan dari penelitian tindakan kelas ini merupakan sarana yang ingin di capai dengan menetapkan suatu tujuan dari arah penulisan. Di harapkan tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui perkembangan motorik halus melalui finger painting pada anak kelompok A di RA Masitoh Pendem Tahun Pelajaran 2016-2017.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian merupakan anggapan sementara yang masih harus di buktikan kebenarannya melalui penelitian Bambang Dwiloka (2012: 29). Adapun hipotesis yang penelitian ajukan dalam penelitian ini adalah :

"Perkembangan motorik halus melalui finger painting pada anak kelompok A di RA Masitoh Pendem Tahun Pelajaran 2016-2017"

E. Manfaat Penelitian

Ada dua macam yang di harapkan dalam penulisan penelitian, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis

(22)

8 a. Bagi peneliti lain

Mendapatkan teori baru tentang perkembangan motorik halus anak RA kelompok A melalui finger painting, sehingga dapat di jadikan dasar untuk penelitian selanjutnya.

b. Bagi Pengambil Kebijakan

Memberi landasan dan argumentasi bagi kebijakan yang akan di ambil guna meningkatkan mutu pendidikan, melalui finger painting (melukis dengan jari).

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penulis penelitian ini di harapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Bagi Anak

Dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak melalui bermain finger painting agar kelenturan otot jari, meningatkan hasil belajar anak dan hasil bisa seimbang. Keseimbangn antara otak kanan dan otak kiri berkembang normal.

b. Bagi Guru/Calon Guru

(23)

9 c. Bagi Lembaga atau Sekolah

Dapat menjadi catatan pelajaran bahwa kemampuan anak berbeda-beda dalam perkembangan motorik halusnya, semua itu di rangsang agar minat belajar anak tidak bosan. Memberi sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah, yang tercermin dari peningkatan kemampuan profesional pada guru dan perbaikan proses dari hasil belajar anak. Dapat membantu memperbaiki pelayanan terhadap anak dalam proses pembelajaran di sekolah.

d. Bagi Orang Tua

Dengan di adakannya penelitian ini di harapkan orang tua siswa dapat meningkatkan kemampuan dan membimbing anak dalam gerak motorik halusnya. Untuk anak usia dini dapat memotivasi belajar sambil bermain anak guna memasuki jenjang sekolah selanjutnya.

F. Definisi Operasional

Untuk memberi batasan yang jelas dalam penelitian yang di lakukan, berikut adalah definisi operasional variabel:

(24)

10

Finger painting adalah kegiatan melukis dengan jari-jari tangan secara langsung di atas bidang gambar dengan cara menggoreskan adonan warna secara bebas. Tujuan dari finger painting adalah melatih keterampilan tangan, kelentukan, kerapian, dan keindahan. Finger painting juga dapat melatih mengontrol gerakan tubuh, dalam melakukan penilaian, pendidik dapat menggunakan instrumen untuk mengetahui seberapa jauh keterampilan anak dalam finger painting.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang di lakukan menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang di maksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang di lakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

Penelitian tindakan kelas menurut Basrowi, Suwandi (2008: 25) merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang di lakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarn di kelas.

(25)

11

Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas Model kemmis Mc Taggart

Pada tiap siklus terdiri dari 4 komponen yakni perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini di lakukan di RA Masitoh Pendem kelompok A yang beralamat di RA Masitoh Jln. Argo Budoyo No.11 Pendem Kecamatan Argo Mulyo Salatiga tahun pelajaran 2016-2017 jumlah 20 anak yang terdiri dari 12 laki-laki dan 8 perempuan. Alasan memilih tempat penelitian adalah penelitian ini untuk perkembangan motorik halus siswa kelompok A, maka peneliti memilih melalui finger painting. Selain itu, peneliti mengambil tempat atau lokasi ini dengan pertimbangan peneliti pernah bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian.

(26)

12

Melaksanakan penelitian tindakan kelas memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang, agar hasil yang di peroleh dari penelitian tindakan kelas yang di laksanakan mencapai hasil yang optimal. Menurut Zainal Aqib dkk, merumuskan langkah-langkah penelitian tindakan kelas sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan

Langkah pertama pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah melakukan perencanaan secara matang dan teliti.

1). Membuat konsep pembelajaran dengan penerapan metode finger painting yaitu membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH).

2). Membuat daftar finger painting yang akan di ajarkan kepada anak didik.

3). Menyiapkan lembar penugasan, yang mana hasil penungasan dari anak didik akan di beri nilai dan di jadikan data untuk di analisis lebih lanjut.

4). Membuat simulasi perbaikan. b. Tahap Pelaksanaan

Tahap kedua dari penelitian tindakan kelas adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah penerapan apa yang telah di rencanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Merupakan pelaksanaan yang telah di buat yang berupa penerapan metode finger painting sesuai dengan konsep pembelajaran yang tertulis pada Rencana Kegiatan Harian (RKH) pada tahap perencanaan.

(27)

13

Pada tahap ini segala aktifitas anak didik dalam proses pembelajaran di amati, di catat, dan di nilai, kemudian di analisis untuk di jadikan umpan balik.

d. Tahap Analisis dan Refleksi

Untuk mengetahui keberhasilan dan ketercapaian tujuan penelitian, tahap refleksi meliputi;

1). Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran 2).Evaluasi hasil observasi

3). Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan siklus 1 untuk dilakukan perbaikan pada siklus II

4. Instrument Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang di perlukan dalam penelitian tindakan kelas adalah :

a. Rencana Kegiatan Harian (RKH), yaitu seperangkat pembelajaran yang di gunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan menyusun unuk tiap putaran. Masing-masing RKH berisi tentang tingkat pencapaian perkembangan, indikator, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar, hasil penilaian.

b. Tes buatan peneliti, yaitu berupa lembar penugasan yang di kerjakan oleh anak didik yang berupa hasil kreasi finger painting, tes buatan peneliti tersebut di gunakan untuk mendapat data kuantitatif berupa nilai yang akan di analisis dan di olah menjadi data kualitatif.

(28)

14

melaksanakan tugas, melainkan semua secara bersama-sama mengikuti perintah guru dalam mengkreasikan finger painting.

d. Wawancara, yang mana di tunjukan kepada informan yaitu Kepala Sekolah dan guru pendamping kelompok A di RA Masitoh Pendem. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang data atau profil sekolah dan pendapat guru sebelum dan sesudah menerapkan metode finger painting.

e. Dokumentasi penelitian membutuhkan dokumentasi meliputi: 1). Foto kegiatan pembelajaran

2). RKH

3).Data siswa, guru, dan profil sekolah

f. Catatan lapangan yang di perlukan peneliti di sini adalah rinci tentang keadaan selama proses pembelajaran terjadi pada saat penelitian. Catatan lapangan di peroleh dari apa yang di dengar, di lihat, di alami, dan di pikirkan oleh peneliti.

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang di perlukan (Moh. Nazir, 2003: 174). Jenis metode yang di gunakan dalam penelitian ini dan instrument pengumpulan datanya akan di jelaskan sebagai berikut:

a. Observasi

(29)

15

dengan cara pengamatan secara langsung terhadap keadaan yang sebenarnya dari objek yang di teliti, kemudian di lakukan pencatatan secara sistematis terhadap kenyataan yang di lakukan di lapangan. Dengan observasi ini di harapkan dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam pembelajaran, dalam penelitian ini observasi di lakukan pada saat finger painting dengan sampel anak RA Kelompok A di RA Masitoh Pendem tahun pelajaran 2016-2017. Penelitian ini di fokuskan pada kreatifitas dan kelentukan jari-jari anak pada finger painting. Observasi ini menggunakan instrument berupa checklist untuk dapat mengetahui seberapa jauh kemampuan motorik halus anak dalam finger painting.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan penjawab atau responden (bisa dengan guru patner, anak, orang tua maupun kepala sekolah) dengan menggunakan alat yang di namakan panduan wawancara (Moh. Nazir, 2005:193). Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kemampuan motorik halus anak pada kelompok A guna mendukung informasi yang di peroleh dari metode observasi yang di lakukan di kelompok A di RA Masitoh Pendem tahun pelajaran 2016-2017.

c. Dokumentasi

(30)

16

daftar nilai, daftar hadir anak, dan arsip-arsip yang di miliki oleh Guru kelas RA. Dokumen media berupa foto.

d. Tes

Peneliti merancang lembar penugasan untuk anak didik sebagai instrument yang dapat di gunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai hasil karya finger painting.

6. Analisis Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:195) tujuan di lakukan analisis data yaitu untuk mengadakan pemantapan terhadap data yang sudah di peroleh melalui lembar pengamatan atau observasi. Analisis di lakukan peneliti setelah melakukan pengumpulan data dari pengamatan atau observasi. Menurut HB. Sutopo (2011), yang di maksut dengan analisis data yaitu terdiri dri tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verivikasi. Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar, yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis pada saat di lapangan. Jumlah murid di RA Masitoh adalah 67 anak. akan tetapi dalam penelitian ini menjadi fokus penelitian adalah anak kelompok A yang berjumlah 20 anak terdiri dari 12 laki-laki dan 8 perempuan di mana perkembangan motorik halus anak kurang berkembang, maka melalui finger painting untuk meningkatkan perkembangan motorik halus anak.

(31)

17

Penyajian data yang di lakukan oleh peneliti yaitu dengan lembar kerja anak dan format observasi untuk mengetahui perkembangan motorik halus, melalui finger painting anak RA Masitoh Pendem. Pada lembar kerja anak di tulis nama anak, tanggal kegiatan sedangkan format observasi di tulis nama anak didik, aspek penilaian, dan keterangan hasil.

c. Kesimpulan-kesimpulan

Setelah data-data di reduksi, di sajikan langkah terakhir yaitu di lakukannya penarikan kesimpulan. Data-data yang telah di dapatkan dari hasil kemudian di ujikan kebenarannya. Penarikan kesimpulan ini merupakan bagian dari konfigurasi yang utuh, sehingga kesimpulan-kesimpulan juga di verifikasikan selama penelitian berlangsung. Verifikasi data yaitu pemekrisaan tentang benar tidaknya hasil laporan penelitian. Kesimpulan yaitu tinjauan ulang pada catatan di lapangan dapat di uji kebenaran merupakan validitas.

Apabila penelitian tahap pertama (siklus 1) belum memenuhi tujuan pembelajaran dengan baik, maka di adakan tindak lanjut (penelitian ulang yaitu tahap siklus II). Jika sudah dapat memenuhi atau berhasil dalam tujuan pembelajaran tersebut maka penelitian di hentikan sampai siklus II.

Selain metode analisis di atas, peneliti juga menggunakan statistik sederhana untuk membantu mengungkapkan data sebagai upaya memperoleh data dan informasi secara lengkap.

(32)

18

1 Belum Muncul (BM) Jika anak mencoba, kurang

tepat atau anak tidak mau

Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran maupun dari hasil tindakan yang telah di lakukan. Analisis data observasi terhadap guru sebagai pelaksanaan kegiatan pembelajaran di gunakan untuk melakukan refleksi, agar peneliti dapat menentukan tindakan yang dapat di ambil pada siklus berikutnya. Analisis data terhadap anak di lakukan beberapa tahap seperti Mulyasa (2009:101) yaitu:

1.) Menjumlah skor yang di capai anak pada setiap butir amatan. 2.) Menghitung persentase perkembangan finger painting.

Persentase pencapaian kemampuan rumusnya, yaitu :

Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan

Persentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %

(33)

19

3.) Membuat tabulasi skor observasi pengamatan

3). Finger painting, adapun rancangan table sebagai berikut :

Tabel 1.2 Lembar Perbandingan Hasil Pencapaian Tiap Siklus dengan Indikator Keberhasilan

No Nama

- Persentase pencapaian di peroleh dari perhitungan persentase perkembangan finger painting pada masing-masing anak

- Persentase keberhasilan di peroleh dari persentase standar ketuntasan belajar yang di tetapkan oleh pihak sekolah, yaitu standar keberhasilan hasil belajar tiap anak sebesar 75%

a). Status pencapaian : di peroleh dari perbandingan antara skor persentase pencapaian dengan persentase keberhasilan (75%). Jika hasil persentase pencapaian < (kurang dari) persentase keberhasilan maka status pencapaian yaitu “BM” artinya belum menguasai. Apabila persentase pencapaian ≥ (lebih dari atau sama dengan) persentase keberhasilan maka status pencapaian yatu “SM” artinya sudah menguasai.

b). Penelitian pada setiap Siklus akan berhasil bila anak sudah mencapai persentase yang telah ditentukan.

H. Sistematika Penulisan

(34)

20

Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk mengikuti uraian penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematika skripsi secara garis besar menjadi beberapa bagian :

Bagian awal yang terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

Bagian pokok terdiri dari beberapa bagian yaitu:

BAB I : Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan Skripsi.

BAB II : Kajian Pustaka, berisi tentang Pengertian

Perkembangan Motorik Halus, Pengertian Finger Painting, Manfaat Finger Painting, Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB III : Pelaksanaan Penelitian, Berisi tentang gambaran Umum Lokasi, Subjek Penelitian, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus 1, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus ll.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang Deskripai Per Siklus dan Pembahasan.

BAB V : Penutup, berisi tentang Kesimpulan, Saran dan Penutup.

(35)

21

BAB 11

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Perkembangan Motorik Halus

(36)

22

terutama yang melibatkan otot tangan dan jari biasanya membutuhkan kecermatan tinggi, ketekunan, dan koordinasi antara mata dan otot kecil. Beberapa gerakan yang dapat dimasukan dalam gerakan motorik halus, misalnya: menggunting, merobek, menggambar, melukis, menulis, melipat, meronce, menjahit, meremas, menggenggam, menyusun balok, meringgis, melotot, tertawa, dan sebagainya.

Sementara gerak yang menggunakan otot-otot halus yang disebut motorik halus cenderung hanya digunakan untuk aktivitas menggambar, meronce, menggunting, menempel, dan melipat. Berbagai kemampuan yang di miliki anak dalam menggunakan otot-otot fisiknya, baik otot halus maupun otot kasar dapat menimbulkan rasa percaya diri pada anak, bahwa anak mampu menguasai keterampilan-keterampilan motorik (Ernawulan Syoidih, 2005:31).

Keterampilan motorik halus berperan penting dalam kehidupan anak. Dalam kehidupan sehari-hari anak tidak lepas dari kegiatan motorik halus, karena motorik halus menjadi salah satu keterampilan yang di kembangkan di taman kanak-kanak. Keterampilan yang dipelajari dengan baik akan berkembang menjadi kebiasaan (Hurlock, 1978:154). Untuk mencapai keterampilan motorik halus yang baik, pendidik harus memberikan stimulasi kepada anak guna menunjang pencapaian keterampilan motorik halus yang optimal. Individu yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat mempelajari sesuatu karena lebih cepat berkembang di bandingkan individu yang tidak banyak mendapatkan stimulasi (Izzaty, dkk. 2008:14).

(37)

23

(2004) motorik halus adalah merupakan kegiatan yang menggunakan otot-otot halus pada jari dan tangan, gerakan ini keterampilan bergerak. Sedangkan menurut pendapat Wardhani dan Asmawulan (2011:36) motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang di pengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dangan optimal.

Berdasarkan pengertian-pengertian yang diungkapkan para tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa, keterampilan motorik halus adalah kemampuan untuk menggunakan otot-otot kecil seperti jari jemari dan tangan untuk melakukan tugas tertentu. Keterampilan motorik halus adalah kemampuan anak prasekolah beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus (otot kecil). Gerakan ini tidak terlalu menggunakan tenaga namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat.

Dengan koordinasi mata dan tangan yang lebih baik, maka anak sudah dapat mengurus diri sendiri dengan pengawasan orang tua. Gerakan motorik halus yang dapat terlihat saat anak mulai memasuki usia pra sekolah antara lain menyikat gigi, menyisir, memakai sepatu sendiri, mengancingkan pakaian, serta makan sendiri menggunakan sendok dan garpu (Sujiono, 2009:12). Sujiono (2009:15) berpendapat bahwa dalam melakukan gerakan motorik halus, anak juga memerlukan keterampilan menggerakkan jari-jari tangan, anak juga memerlukan kemampuan kognitif yang memungkinkan terbentuknya sebuah gambar.

(38)

24

Hurlock (1978:23) mendefinisikan perkembangan sebagai deretan progresif dari perubahan yang koheren. Poerwanti dan Widodo (2002:27) mendefinisikan perkembangan sebagai perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi organ-organ jasmani. Menurut Corbin (dalam Sumantri, 2005:48) perkembangan motorik adalah perubahan kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa, yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan gerak. Menurut Sumantri (2005:47) perkembangan motorik adalah sebagai berikut: “perkembangan motorik adalah proses sejalan dengan bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan, gerakan individu meningkat dari keadaan tidak terorganisasi dan tidak terampil, kearah penampilan keterampilan motorik yang kompleks dan terorganisasi dengan baik, yang pada akhirnya kearah penyesuaian keterampilan menyertai terjadinya proses manua (menjadi tua).

Perkembangan merupakan proses perubahan menuju ke arah yang lebih baik, yang merupakan perubahan kualitatif. Berkaitan dengan perkembangan motorik, Sukintaka (2004:79) menyatakan “Perkembangan kemampuan motorik merupakan perubahan kualitas hasil gerak individu”. Hal ini artinya, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhannya maka kemampuan motorik juga berkembang.

(39)

25

Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat di tarik kesimpulan dan saran bahwa perkembangan adalah perubahan kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek, sehingga perkembangan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot dapat terkoordinasi. Gerak tersebut berasal dari perkembangan reflek dan kegiatan yang telah ada sejak lahir.

Setiap anak mengikuti pola perkembangan yang sama dari satu tahap menuju tahap berikutnya (Hurlock, 1978:33). Menurut Izzaty (2005:55) perkembangan motorik halus anak akan semakin meningkat. Pada usia ini koordinasi mta dan tangan anak akan semakin baik. Anak sudah dapat menggunakan kemampuannya unuk melatih diri dengan bantuan orang dewasa, pada saat mewarnai anak sudah mulai memenuhi bidang gambar yang di warnainya. Menurut Balitbang Depdiknas (dalam Sumantri, 2005:146) tujuan pengembangan motorik halus untuk anak usia 4-6 tahun adalah anak dapat menunjukan kemampuan menggerakkan anggota tubuhnya dan terutama terjadinya koordinasi mata, serta tangan sebagai persiapan untuk pengenalan menulis.

Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling baik mempelajari keterampilan motorik halus. Menurut Harlock (1978:156) hal ini di karenakan sejumlah alasan yaitu:

1. Tubuh anak lebih lentur dari orang dewasa sehingga anak lebih mudah menerima stimulasi atau pelajaran.

2. Anak belum dapat memiliki keterampilan yang akan berbenturan dengan keterampilan yang baru di pelajarinya sehingga anak dapat mempelajarinya. 3. Anak lebih berani untuk mencoba sesuatu yang baru dari pada orang dewasa. 4. Anak tidak mudah bosan untuk menggulangi hingga pola otot terlatih.

(40)

26

Ada dua istilah dalam perkembangan motorik, yaitu yang disebut dengan gerak (movement) dan motorik (motor). Motorik menunjuk pada fakto biologis dan mekanis yang mempengaruhi gerak (Gellahue, 1997:121). Sedangkan gerak merujuk pada perubahan aktual yang terjadi pada bagian tubuh yang dapat diamati. Perkembangan motorik merupakan cara tubuh untuk meningkatkan kemampuan sehingga performanya menjadi lebih kompleks. Perubahan ini terjadi terus menerus sepanjang siklus kehidupan. Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, teori yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen dan Whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersiapkan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak.

Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap perkembangan individu menurut Hurlock (1996) adalah sebagai berikut :

1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dangan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola, dan memainkan alat-alat mainan.

(41)

27

3. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia pra sekolah atau usia kelas-kelas awal sekolah dasar anak sudah dapat di latih menulis, menggambar, melukis, dan baris-berbaris. 4. Melalui perkembangan motorik, yang normal memungkinkan anak dapat bermain

atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya, bahkan dia akan terkucilkan atau akan menjadi anak yang terpinggirkan.

Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat di tarik kesimpulan bahwa perkembangan gerak motorik halus adalah meningkatnya pengkoordinasian gerak tubuh yang melibatkan otot dan syaraf yang jauh lebih kecil.

B. Karakteristik Keterampilan Motorik Halus

anak usia dini dalam perkembangan dan pertumbuhan fisik, psikis, dan intelegensinya di lalui lewat aktivitas gerak dalam bentuk bermain dan melakukan permainan. Perkembangan fisik dilakukan dengan berbagai gerak motorik kasar maupun halus (Rasyid, dkk: 2009). Karakteristik motorik halus anak dapat di jelaskan dalam Depdiknas, 2007: 10, sebagai berikut:

1. Pada saat anak berusia tiga tahun

Pada saat anak berusia tiga tahun, kemampuan gerakan halus pada masa bayi. Meskipun anak pada saat ini sudah mampu menjumput benda dengan menggunakan jempol dan jari telunjuknya tetapi gerakan itu sendiri masih kikuk. 2. Pada usia empat tahun

Pada usia empat tahun, koordinasi motorik halus anak secara subtansial sudah mengalami kemajuan dan gerakkanya sudah lebih cepat bahkan cenderung ingin sempurna.

(42)

28

Pada saat usia lima tahun, koordinasi motorik halus anak sudah lebih sempurna lagi tangan, lengan, dan tubuh bergerak dibawah koordinasi mata. Anak juga telah mampu membuat dan melaksanakan kegiatan yang lebih majemuk, seperti kegiatan proyek.

4. Pada akhir masa kanak-kanak usia enam tahun

Pada akhir masa kanak-kanak usia enam tahun, ia telah belajar bagaimana menggunakan jari jemarinya dan pergelangan tangannya untuk menggerakkan ujung pensil

Snowman (dalam Sumantri, 2005:26) mengemukakan ciri anak usia dini pada aspek fisik adalah sebagai berikut:

1. Otot-otot besar dan control terhadap motorik halus seperti, jari tangan pada anak usia dini belum berkembang sempurna.

2. Anak masih sering mengalami kesulitan, apabila memfokuskan pandanganya pada objek-objek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan dan mata masih kurang sempurna.

3. Walaupun tubuh anak lentur, tetapi struktur tengkorak kepala yang melindungi otak masih lunak.

4. Anak lelaki lebih besar dan anak perempuan lebih terampil dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya dalam tugas motorik halus.

(43)

29 a. Menggambar sesuai gagasannya.

b. Meniru bentuk.

c. Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan. d. Menggunakan alat tulis dengan benar.

e. Menggunting sesuai pola. f. Menempel gambar dengan tepat.

g. Mengekspresikan diri melalui menggambar secara detail.

Dalam mengekspresikan diri melalui menggambar secara detail, kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan hal tersebut menurut Mujdito (dalam kurikulum 2010:43) antara lain:

a. Mewarnai bentuk sederhana.

b. Mewarnai benda tiga dimensi dengan berbagai media. c. Membatik dan menjumput.

d. Melukis dengan jari (finger painting).

e. Melukis dengan berbagai media (kuas, bulu ayam, daun).

Berdasarkan uraian di atas perkembanagan motorik halus anak usia 5-6 tahun, dapat dikembangkan salah satunya adalah melalui finger painting atau lukisan, kurikulum (2010) adalah pedoman pendidik dalam memberikan kegiatan anak, sesuai dengan tahapan usia anak sehingga memudahkan anak dalam belajar. Melalui finger painting anak dapat bermain sekaligus belajar, finger painting akan membantu anak untuk belajar menggunakan jarinya untuk melukis. Anak akan bergairah menerima kegiatan pengembangan apabila, kegiatan yang diberikan disukai oleh anak dan sesuai dengan tingkat usia dan perkembangan (Sumantri, 2005:106).

(44)

30 1. Pengertian Finger Painting

Finger painting adalah jenis kegiatan membuat gambar yang dilakukan dengan cara menggoreskan adonan warna (bubur warna) secara langsung dengan jari tangan secara bebas diatas bidang gambar, batasan jari disini adalah semua jari tangan, telapak tangan, sampai pergelangan tangan (Sumanto, 2005:53). Finger painting merupakan pengalaman yang menarik dan mengesankan bagi setiap anak. Anak akan merasakan sensasi rabaan saat tangan menyentuh cat dan melakukan serangkaian gerak eksploratif yang bervariasi diatas kertas. Dengan bebas dan spontan anak dapat membuat gambar atau sapuan-sapuan warna yang eksprensif. Melalui kegiatan ini koordinasi kemampuan motorik dengan pengamatan dan rabaan anak di latih menjadi lebih peka dan kuat. Kegiatan ini cocok dilakukan pada saat anak berusia 2 tahun keatas. Namun kegiatan ini membutuhkan persiapan dan waktu yang tidak singkat. (Pekerti, dkk, 2009:9.29).

Menurut pendapat Salim (2008), finger painting adalah teknik melukis dengan mengoleskan cat pada kertas basah dengan jari atau dengan telapak tangan. Salah satu teknik melukis sederhana yang bisa kita ajarkan pada si kecil adalah melukis dengan jari, kegiatan melukis ini dapat melatih motorik halusnya juga dapat mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak dengan baik.

(45)

31

Anak senang sekali dengan bahan alam jadi semua bahan di buat sendiri. Ada empat tahapan perkembangan seni lukis pada anak, yaitu: coret-coret, melukis praskematis, melukis skematis, dan melukis realis.

Salah satu kebahagiaan terbesar dari pelukis bukan hanya kesenangan tetapi juga mendapatkan berbagai banyak pengalaman dengan anak-anak selagi mereka belajar melukis. Pelajaran melukis dapat di awali oleh anak yang berusia 4-6 tahun atau usia TK, media yang digunakan untuk melukis pada anak usia dini biasanya cat air, cat minyak, finger painting, dan lain-lain. Dalam pembelajaran melukis anak-anak biasanya belajar sambil bercakap-cakap dengan temannya. Percakapan pertama mereka kebanyakan adalah tentang warna-warna yang mereka peroleh sambil bereksperimen dengan mencampurkan warna-warna, anak-anak itu bermain dengan warna. Hal ini juga menjaga agar kuas dan semangat mereka tetap bekerja, ini akan membuat mereka mengekspresikan sesuatu yang bersifat pribadi dalam lukisan.

Ada beberapa metode atau cara dalam finger painting yaitu: menggunakan teknik basah (kertas dibasahi dulu) dan menggunakan teknik kering (kertas tidak perlu diwarnai). Berbeda dengan anak usia 7-8 tahun, ciri khas kelompok umur mereka adalah dengan mengajukan pertanyaa-pertanyaan yang berhubungan dengan hidup mereka sendiri. Anak-anak membuat lukisan dengan suasana hati, baik yang muram, sendu atau semangat dan lucu. Biasanya suasana hati disampaikan oleh warna.

(46)

32

alat bermain, media sublimasi perasaan, dapat melatih keseimbanagn, melatih kreativitas anak, dan mengembangkan rasa kesetiakawanan social yang tinggi

1. Bahan dan Peralatan Finger Painting

Anak senang sekali dengan bahan alam jadi semua bahan di buat sendiri. Berikut ini merupakan bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan finger painting.

a. Bahan Finger Painting

Bahan yang dapat di gunakan untuk membuat cat pada finger painting menurut Montolalu (2009:17) adalah sebagai berikut:

1). 6 gelas air dingin

2). 1 gelas tepung sagu (kanji) 3). Pewarna makanan atau kue 4). Sabun cair

5). Minyak sayur 6). 3 sdt gula pasir

7). ½ sdt garam halus b. Alat finger painting

Peralatan yang di gunakan untuk finger painting menurut Suyanto (2005:144) yaitu:

1). Karton tebal 2). Celemek

3). Koran untuk alas

4). Mankok-mangkok kecil sebagai tempat cat

(47)

33

1). Campur semua bahan kecuali pewarna kue dan sabun cair kedalam panci, lalu masak adonan dalam api yang sedang sambil diaduk sampai kental dan meletup-letup.

2). Setelah masak, angkat dari panci dan bagi kedalam beberapa mangkok. Berikan masing-masing adonan dengan warna yang berbeda-beda, dinginkan.

3). Setelah dingin adonan bisa di gunakan untuk melukis dengan anak. 4). Boleh dengan menggunakan sabun cair di campur dengan pewarna sampai merata.

5). Setelah merata sudah bisa untuk melukis.

6). Jangan lupa, gunakan celemek agar adonan tidak mengotori pakaian dan gunakan Koran bekas sebagai alas agar cat tidak mengotori lantai dan meja.

(48)

34

bidang gambar yang sudah di beri pola terlebih dahulu, mangkok-mangkok kecil sebagai tempat cat, dan kain lap untuk membersihkan tangan anak.

D. Tujuan dan Manfaat Finger Painting

Setiap kegiatan pasti memiliki tujuan yang akan di capai oleh anak yang melakukan kegiatan tersebut. Selain tujuan yang dapat di capai suatu kegiatan juga dapat bermanfaat bagi anak yang melakukan kegiatan tersebut. Finger painting memiliki banyak tujuan dan manfaat yang dapat di peroleh atau di rasakan oleh anak usia dini menurut Sumanto (2005:133). Tujuan akan tercapai apabila terjadi interaksi antara guru dengan murid sehingga ada proses sehingga ada proses timbal balik.

Tujuan finger painting yaitu dapat mengembangkan ekspresi melalui media lukis dengan gerakan tangan, mengembangkan fantasi, imajinasi, dan kreasi, melatih otot-otot tangan dan jari, koordinasi otot dan mata, melatih kecakapan mengkombinasikan warna, memupuk perasaan terhadap gerakan tangan dan memupuk keindahan (Montolalu, 2009:17). Secara khusus tujuan finger painting adalah melatih keterampilan tangan, kelentukan, kerapian, dan keindahan. Sejalan dengan pendapat Sumanto (2005:132) bahwa finger painting dapat membantu anak untuk melatih gerakan tubuh.

(49)

35

tangan. Hal tersebut dikuatkan oleh pendapat Suyanto (2005:142) yang menyatakan bahwa kegiatan yang dapat dilakukan untuk melatih kemampuan motorik anak dalam bidang seni antara lain adalah finger painting.

Dalam hal memupuk perasaan terhadap gerakan tangan dapat di lihat saat anak berusaha memberikan warna terhadap pola pada kertas tanpa keluar garis, hal ini membutuhkan kehati-hatian agar hasil karya anak terlihat rapi. Kelentukan jari sangat berperan penting dalam hal ini untuk menghasilkan karya yang rapi, oleh karena itu kelentukan dan kerapian menjadi hal penting untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan motorik halus anak pada finger painting. Oleh karena itu kegiatan ini dapat membatu mengembangkan kemampuan motorik anak maka kegiatan ini dapat menjadi salah satu kegiatan yang dapat di pilih oleh guru atau pendidik untuk membantu mengembangkan kemampun motorik anak.

Menurut Suyanto (2005:132) kemampuan mengontrol gerakan tubuh sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan. Makan, minum, berlari, mengendarai sepeda, dan menyetir mobil memerlukan koordinasi berbagai anggota tubuh. Dari pendapat di atas dapat di simpulakn bahwa finger painting termasuk dalam kegiatan yang dapat melatih kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh khususnya jari-jemari.

(50)

36

lukisan yang di inginkan, belajar mengenai warna-warna yang di gunakan dalam finger painting, serta belajar mengendalikan jari jemari untuk menggambar.

2. Jenis Aktivitas Finger Painting

Jenis aktivitas finger painting menurut Brand (dalam Lifya:2012) adalah: a. Gelombang, goyangan, dan cetakan

Buat gerakan, gelombang, goyangan jari dan jempol, serta beberapa tanda lainnya dengan menggunakan bagian-bagian tangan yang lainnya.

b. Desain simetris

Lukis pada setengah kertas kemudian lipat kertas tersebut dengan tangan, buka kertas tersebut kembali, dan akan menimbulkan jiplakan yang mirip dengan lukisan yang telah di gambar pada kertas sebelumnya.

c. Tangan di sekeliling dunia

Oleskan warna yang berbeda di setiap ujung jari. Tekankan tangan tersebut kesebuah kertas dan jangan pindahkan telapak tangan tersebut sampai terlihat seperti lingkaran bumi yang biru dan hujan dengan multi warna yang berbeda di sekitarnya.

d. Lukisan titik-titik

Buat lukisan yang tersusun penuh titik-titik. Gunakan berbagai warna yang berbeda satu dengan yang lainnya guna menghasilkanlukisan yang menarik.

e. Topi pesta yang kerucut

(51)

37

ujung jari yang telah diberi warna. Lakukan hal tersebut secara terus menerus sampai membentuk kerucut es krim.

f. Binatang

Anak dapat membuat lukisan binatang dengan jari. Contohnya gambar badan burung merak atau bebek. Gunakan ujung jari untuk melukis bulu burung disekitar badannya.

Jenis-jenis finger painting diatas adalah jenis kegiatan yang di lakukan dalam pelaksanaan finger painting. Dari beberapa jenis finger painting di atas, guru dapat memilih salah satu kegiatan yang ingin dilakukan di sekolah. Guru dapat memilih kegiatan sesuai kebutuhan, akan lebih baik jika dalam pembelajaran finger painting guru memilih kegiatan yang berbeda di setiap pertemuan, hal ini untuk menghindari rasa bosan anak terhadap finger painting. dalam kegiatan ini anak belajar mengembangkan ekspresi melalui media lukis dengan gerakan tangan dan melatih kecakapan anak untuk mengkombinasikan warna (Montolalu, 2009:17).

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

(52)

38

1. Sejarah Berdirinya RA Masitoh Pendem

RA Masitoh Pendem didirikan pada tanggal 17 April 1994 oleh para tokoh masyarakat dan swadaya masyarakat desa Pendem, antara lain Bapak M. Yuhri Makruf.

Pada awal berdirinya, kegiatan belajar mengajar berlangsung di rumah penduduk yaitu rumah ibu H. Suwarni yang di pinjam oleh RA Masitoh Pendem, letaknya kurang strategis. Proses pembelajaran yang sangat sederhana dan kurangnya sarana dan prasarana yang memadai. Administrasi yang di terapkan juga sangat sederhana, belum ada komputerisasi, segala bentuk laporan masih berupa tulisan tangan, bahkan guru yang mengajar jumlahnya hanya dua orang. Jumlah siswa pada awal berdiri yaitu 20 siswa. Namun lambat laun siswa semakin bertambah dan rumah yang di tempati untuk kegiatan belajar mengajar pun sudah tidak muat lagi.

Kondisi tersebut harus segera mendapatkan jalan keluar yang baik, sehingga para tokoh masyarakat dan donatur untuk beramal jariyah dalam membeli tanah dan membangun gedung baru untuk memajuka RA Masitoh Pendem, pada tangga 17 Juni 1999 adalah peletakan batu pertaman dan pada tanggal 17 Juli 2002, Pembangunan gedung telah selesai dengan 8 ruangan, yaitu kantor satu, kamar mandi dua, kelompok A, kelompok B, dan KB.

(53)

39

lingkungan yang baik dari segi jasmani dan rohani. RA Masitoh Pendem selalu mengingat dan mengkoreksi diri, bahwa sekolah adalah tempat tumbuh dan berkembangnya anak atau generasi muda bangsa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah perlu di jaga kebersihannya agar memiliki lingkungan yang sehat. Besar harapan bagi RA Masitoh Pendem di masa yang akan datang, dapat di percaya oleh masyarakat dalam menciptakan generasi yang sehat, cerdas, gembira dan berakhlak mulia.

2. Profil Sekolah

Profil atau identitas sekolah adalah sebagai berikut :

1) Nama Sekolah : KB dan RA Masitoh

2) NIS : 002036203019

3) NSM : 101233730015

4) Provinsi : Jawa Tengah 5) Kota : Salatiga 6) Kecamatan : Argo Mulyo

7) Desa : Pendem

8) Jalan dan Nomor : Jl. Argo Budoyo No.11 9) Kode Pos : 50733

10) Telepon : (0298)328208

11) Fax/Email : masithoh.sl3@gmail.com 12) Daerah : Pedesaan

13) Status Sekolah : Swasta 14) Akreditasi : A

(54)

40

16) Manajemen : sendiri

3. Letak Geografis RA Masitoh Pendem

Lembaga pendidikan RA Masitoh Pendem tepatnya berada di Jl. Argo Budoyo No. 11 Kelurahan Ledok, Kecamatan Argo Mulyo, Kota Salatiga dengan kode pos 50733.

4. Visi , Misi dan Tujuan RA Masitoh Salatiga

a. Visi

Adapun visi RA Masitoh Masitoh yaitu:

“ Terwujudnya cita-cita anak Indonesia yang cerdas, sehat, ceria, beriman, dan bertaqwa kepada Allah SWT melalui pendidikan karakter sejak usia dini “.

b. Misi

Adapun misi RA Masitoh Pendem yaitu:

1) Membiasakan sikap dan perilaku satun dalam kehidupan sehari-hari.

2) Mengembangkan konsep belajar yang menarik, aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan dalam penerapan nilai-nilai dan semangat nasionalisme.

c. Tujuan

(55)

41

fisik/motorik, kemandirian, dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar. Merujuk pada tujuan pendidikan PAUD tersebut, maka tujuan PAUD Masitoh adalah sebagai berikut:

1) Melatih anak terbiasa berbuat kebaikan dan bertaqwa kepada Allah SWT.

2) Melatih anak tentang pola hidup sehat dan senang dalam beraktifitas.

3) Menumbuh kembangkan rasa bangga dan cinta tanah air Indonesia sejak usia dini.

5. Keadaan Siswa dan Guru

a. Daftar Nama Siswa

Adapun nama-nama siswa kelompok A di RA Masitoh Pendem yang akan diamati terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelompok A

NO NAMA TTL

1 Almira Najla Adira Khayrani Salatiga, 16-10-2012

2 Aisya Syahda Hukama Salatiga, 06-02-2012

3 Azka Abdie Handoyo Salatiga, 11-09-2011

4 Ananda Krisna Saputra Salatiga, 29-06-2012

5 Damar Jati Alamul Huda Salatiga, 27-05-2012

6 Balqis Salatiga, 01-02-2012

(56)

42

8 Dias Putra Wijaya Salatiga, 01-01-2011

9 Iftina Alma Wardhani Salatiga, 07-05-2012

10 M Dhuyufurrohman Caesar Salatiga, 17-11-2012

11 Nayla Fathiya Yasmine Salatiga, 30-03-2012

12 M Reegan Alkairo Salatiga, 05-04-2012

13 Veda Radhinka Prayoga Salatiga, 21-05-2012

14 Keanu Kamil Mulia Salatiga, 01-09-2011

15 Frananda Dimas Alfarrabi Salatiga, 25-04-2012

16 Naresh Jabran Safaraz Salatiga, 22-04-2012

17 Putriana Rismawati Salatiga, 28-03-2012

18 Muhammad Kenzi Salatiga, 05-05-2012

19 Mufid Al fiqqinin Salatiga, 02-12-2011

20 Shaqueena keysa Salatiga, 17-12-2011

b. Daftar Nama Guru

Adapun nama-nama guru di RA Masitoh Pendem terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.2 Daftar Nama Guru RA Masitoh

NO NAMA Tanggal Lahir TMT

1 Kumaisaroh 12-08-1980 14-07-2002

2 Sri Arijati 01-05-1961 14-07-2002

3 Ruwi Isturyana 15-10-1973 10-10-2008

(57)

43

6. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi di RA Masitoh Pendem terlihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.1 Struktur Organisasi RA Masitoh.

7. Tata Tertib dan Pembiasaan di RA Masitoh Pendem

a. Berangkat sekolah harus lebih awal (tidak boleh terlambat). b. Bel masuk sekolah jam 07.00 tepat.

c. Anak berbaris yang rapi di halaman berdasarkan kelompoknya. d. Guru mendampingi anak dalam barisan.

(58)

44

e. Masuk ke kelas dengan rapi satu per satu mengikuti guru. f. Duduk di kelas yang rapi.

g. Memberi salam.

h. Berdoa sebelum belajar mengajar di mulai.

i. Bernyanyi bergembira, bercerita lucu, bertepuk berirama sebelum memulai pembelajaran.

j. Masuk ke inti pembelajaran, yang mana sebelumnya guru telah menyiapkan materi untuk diberikan kepada anak-anak.

k. Guru membimbing, melatih, mengarahkan dan mendampingi anak didik dengan baik.

l. Harus tercipta suasana yang akrab antara guru dan anak, lingkungan kelas harus nampak nyaman sehingga anak-anak senang belajar bersama-sama.

m. Ketika hendak istirahat, anak-anak cuci tangan. n. Membaca doa mau makan.

o. Anak-anak membawa bekal dari rumah berupa makanan sehat dan bergizi (tidak di perkenankan membawa uang, uang boleh di bawa kesekolahan pada hari jum’at karena untuk mengisi kotak amal).

p. Selesai makan anak berdoa dan boleh cuci tangan kembali. q. Anak di persilahkan bermain bersama teman sebaya.

r. Anak harus memakai sandal ketika bermain di halaman supaya kaki anak terasa aman dan bersih, ketika masuk kelas kaki anak tidak mengotori lantai.

(59)

45

t. Guru harus membersihkan kelas setelah selesai makan, agar kelas bersih.

u. Setelah jam istirahat selesai, anak masuk kembali dengan tertib, sandal yang di pakai harus di kembalikan kedalam rak sandal dengan rapi. v. Anak dan guru memulai pelajaran kembali yang mana pelajaran harus

bersifat ringan, hanya sekedar mengevaluasi pelajaran inti saja dan menyampaikan pesan serta nasihat kepada anak yang bersifat penanaman akhlak atau moral anak.

w. Selesai pelajaran anak berdoa dan mengucapkan salam.

x. Harus dengan rapi memakai tas, memasukkan tempat makanan dan minuman ke dalam tas kembali dan memakai sepatu sendiri.

y. Anak dengan rapi memberi salam dan berjabat tangan kepada guru.

B. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus

Pencarian fakta maupun data di lakukan melalui diskusi dan wawancara, dengan kepala sekolah atau anak kelompok A di RA Masitoh Pendem. Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara, peneliti dan teman sejawat perlu mengambil langkah untuk perkembangan motorik halus anak melalui finger painting. Peneliti dan teman sejawat sepakat untuk melaksanakan tindakan Siklus I pada hari Selasa, 28 Maret 2017.

(60)

46

Hasil pembelajaran Pra Siklus yang di lakukan di RA Masitoh Pendem, khususnya kelompok A pada hari Senin, 6 Maret 2017 di peroleh daya tangkap anak atau penguasaan tehadap finger painting mencapai 28 %. Indikator keberhasilan yang di tetapkan dalam pembelajaran ini adalah 85 %. Jika hasil penguasaan finger painting belum mencapai angka yang telah di tetapkan. Maka pembelajaran Pra Siklus belum berhasil.

C. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan di laksanakan pada hari Selasa, tanggal 28 Maret 2017 di RA Masitoh Pendem, khususnya kelompok A. Pada kesempatan tersebut, peneliti berdiskusi dengan teman sejawat terutama kegiatan yang akan di lakukan pada Siklus I. Hal–hal yang di diskusikan antara lain :

a. Peneliti menyamakan presepsi dengan teman sejawat mengenai penelitian yang akan di lakukan.

b. Peneliti mengusulkan pembelajaran finger painting untuk meningkatkan motorik halus anak.

c. Peneliti mengusulkan perencanaan pembelajaran berupa indikator yang akan di amati dan bentuk kreasi finger painting yang akan di ajarkan dan teman sejawat menyetujuinya.

d. Peneliti mengusulkan observasi sebagai instrumen penelitian peningkatan perkembangan motorik halus melalui finger painting.

e. Menentukan jadwal pelaksanaan tindakan.

(61)

47

adapun tindakan pada Siklus I. Beberapa hal yang harus di persiapkan pada Siklus I yaitu:

a. Peneliti mempersiapkan dulu sumber belajar dan alat atau perlengkapan yang akan di gunakan untuk pembelajaran finger painting yaitu adonan warna, lembar kerja anak didik, koran. Adapun tema yang di gunakan yaitu “ tanaman” dan sub tema yaitu “ pohon”.

b. Peneliti membuka pembelajaran dengan salam, doa, mengucapkan dua kalimat syahadat dan dengan menyanyikan lagu “a, b, c, d, e, f, g, dst” serta menyanyikan lagu “naik-naik kepuncak gunung”.

c. Peneliti mengkomunikasikan aturan atau cara–cara melukis dengan jari sesuai petunjuk guru, kemudian anak akan mengikuti langkah tersebut yang di tuangkan ke dalam lembar kerja anak.

d. Peneliti memberikan ide atau gagasan tentang macam–macam tumbuhan baik yang ada di sekitar anak ataupun di kebun sekolah.

e. Peneliti mengajarkan mengkreasikan coretan jari jemari anak menjadi sebuah hasil karya.

f. Anak didik yang mampu menyelesaikan tugas dan berani bercerita tentang apa yang di kerjakan akan di beri pujian oleh guru.

g. Kegiatan penutup berupa review atau menggingat apa yang sudah di kerjakan.

h. Peneliti menutup pembelajaran dengan bernyanyi “sayonara”, di lanjutkna berdoa setelah melakukan kegiatan, dan di akhir dengan mengucapkan salam.

(62)

48

Pada pertemuan pertama Siklus I yaitu Selasa, 28 Maret 2017, peneliti memperkenalkan berbagai garis yang bisa di buat untuk berbagai bentuk.

2. Pelaksanaan Tindakan

Sebagaimana yang telah di rencanakan sebelumnya, tindakan pada siklus pertama di mulai pada Selasa, 28 Maret 2017, pembelajaran ini berlangsung selama 60 menit dari pukul 08.30-09.30 WIB. Pada penelitian pertama peneliti masuk ruang kelompok A tempat anak-anak belajar. Peneliti memberikan penjelasan kepada anak, tentang kegiatan yang akan di lakukan. Peneliti mengkomunikasikan tentang peraturan belajar finger painting.

Setelah memberikan penjelasan, peneliti mengkondisikan anak agar siap untuk belajar dan merasa nyaman dalam belajar finger painting. Kegiatan awal dibuka dengan salam dan di lanjutkan membaca doa sebelum belajar, kemudian anak diajak menyanyikan lagu “a, b, c, d, e, f, g, dst” dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu “naik-naik kepuncak gunung”.

Peneliti menjelaskan bahwa kegiatan akan di lakukan dengan membuat garis lurus pada pola yang sudah di gambar pada lembar kerja, dengan mengambil adonan warna coklat dengan menggunakan dua jari lalu ditarik garis lurus dari atas kebawah. Kemudian di lanjut dengan membuat benang ruwet pada pola yang sudah ada selangkah demi selangkah akan di ajak mengkreasikan sampai membentuk sebuah lukisan, guru akan bertanya kepada murid lukisan apa yang telah di buat, anak akan senang dengan hasil gambarnya. Sebelum pembelajaran di mulai, peneliti tidak lupa membagikan lembar kerja anak dan pensil.

(63)

49

tersebut, teman sejawat melakukan observasi tentang anak-anak yang mampu menguasai finger painting dengan kelentukan jari-jari tangan, kemudian dicatat dalam lembar observasi.

Paparan tersebut merupakan proses pembelajaran pada Siklus I, sebagaimana yang telah di rencanakan. Pada setiap pertemuan, peneliti dan teman sejawat sepakat untuk memberikan variasi agar anak-anak tidak merasa bosan dan agar suasana kelas lebih menyenangkan.

Peneliti tidak lupa pada setiap akhir pembelajaran, melakukan review yaitu dengan metode tanya jawab kepada anak, untuk mengetahui apakah anak masih ingat dengan lukisan yang di buat. Untuk menambah motivasi anak dalam belajar, guru juga memberikan stempel bintang di tangan anak, sebagai wujud penghargaan atau reward.

3. Observasi

Observasi di lakukan pada saat pembelajaran. Observasi di gunakan untuk mengetahui penguasaan finger painting, kreativitas, semangat, keaktifan, minat dan motivasi anak didik dalam mengikuti pembelajaran finger painting untuk meningkatkan motorik halus. Dalam kegiatan ini, peneliti di bantu teman sejawat sebagai kolaborator di RA Masitoh. Berdasarkan pengamatan yang di lakukan peneliti dan teman sejawat memperoleh data sebagai berikut :

a. Sebagian besar anak tertarik dan antusias mengikuti finger painting.

Gambar

Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas Model kemmis Mc Taggart
Tabel 1.2 Lembar Perbandingan Hasil Pencapaian Tiap Siklus dengan Indikator Keberhasilan
Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelompok A
Tabel 3.2 Daftar Nama Guru RA Masitoh
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh itu, penulisan ini bertujuan untuk menjelaskan satu garis panduan dalam menghadapi situasi ini terutama kepada ibu bapa yang baru mengenali autism dan sedang belajar

Keunggulan brand image dari Samsung Galaxy S4 terletak pada beberapa aspek, seperti keunggulan merek, track record merek yang baik, keandalan merek dalam memenuhi

Hasil beberapa stu- di tentang perbandingan kadar seng serum menu- rut status indeks tinggi badan menurut umur pada anak masih tidak kosisten dan studi yang meng- ungkap kadar

Faktor penentu stunting pada zona eko- sistem dataran rendah adalah asupan energi; di zona dataran sedang adalah praktik kasih sayang dan sanitasi lingkungan; dan di zona eksosistem

Kegiatan usahatani sawi biaya yang nyata dikeluarkan oleh para responden di Kelurahan Landasan Ulin Utara adalah meliputi penggunaan biaya penyusutan alat, biaya

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pengangguran terbuka, lama sekolah penduduk, dan angka harapan hidup sedangkan untuk variabel

Furthermore, a research about the use authentic materials have been conducted by Teresa and Pereira on 2005 entitled “The Effectiveness of Using Authentic Materials To

tujuan, kegunaan, dan makud pendidikan tersebut dibangun, dan dikaitkan dengan tanggung jawab pendidikan kejuruan sebagai bagian integral dari sistem