KURANGNYA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA
(STUDI KASUS PADA DESA MANIKLIYU KECAMATAN
KINTAMANI KABUPATEN BANGLI)
I Wayan Adi Suarnata
1,Anantawikrama Tungga Atmaja
2, Ni Luh Gede Erni
Sulindawati
3Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {suarnataadi@yahoo.com, anantawikramatunggaatmaja@gmail.com,
ernisulindawatiayu@yahoo.co.id
}
@undiksha.ac.id
Abstrak
Tujuan dari penelitian untuk mengetahui kurangnya partisipasi dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Manikliyu Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Untuk mengetahui penyebab kurangnya partisipasi masyarakat, kendala yang di hadapi dan cara mengatasinya.
Metode penelitian menggunakan metode kualitatif. Sumber data yang digunakan dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi guna memperoleh data mengenai penyebab kurangnya Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Manikliyu Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan alokasi dana desa di Desa Manikliyu Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli disebabkan karena kurangnya sosialisasi mengenai ADD kepada masyarakat, kurangnya kesadaran masyarakat, kesibukan masyarakat dan politik. Selain ada penyebab juga ada kendala yang di hadapi seperti sumber daya manusia yang kurang, kurangnya pembinaan dalam mengelola ADD, koordinasi yang kurang baik, dan keadaan alam di desa. dan ada pula cara mengatasi penyebab kurangnya partisipasi masyarakat adalah dengan cara sosialisasi, bimbingan teknis (bimtek), diterapkannya sanksi atau denda.
Kata Kunci:kurangnya partisipasi, alokasi dana desa
Abstract
The purpose of this research was to know the lack of participation in the management of village fund allocation in Manikliyu Village, Kintamani Subdistrict, Bangli Regency. This research also aimed at knowing the cause of the lack of community participation, the constraints faced and how to overcome them.
The research method used was qualitative method. The data source was done by conducting interview, observation, and documentation to obtain data about the causes of the lack of community participation in the management of village fund allocation in Manikliyu Village, Kintamani Subdistrict, Bangli Regency.
The result of the research showed that the lack of community participation in the management of the village fund allocation in Manikliyu Village, Kintamani Subdistrict, Bangli Regency was caused by the lack of socialization of the village fund budget to the community, the lack of community awareness, the business of the community and politics. In addition, there were also other obstacles faced such as the lack of human resources, the lack of
guidance in managing the village fund budget, the poor coordination, and the natural circumstances in the village. There were also ways to overcome the causes of the lack of community participation by socialization, technical guidance, application of sanction or fine.
Key words: lack of participation, village fund allocation
PENDAHULUAN
Keberadaan desa secara hukum diakui dalam Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Berdasarkan ketentuan ini, desa diberi
pengertian sebagai kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat
istiadat setempat yang diakui
dihormati dalam setiap pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa memiliki peran yang strategis
dan penting dalam membantu
pemerintah daerah dalam proses
penyelenggaraan pemerintahan,
termasuk pembangunan.
Kegagalan berbagai program pembangunan pedesaan di masa lalu
disebabkan antara lain karena
penyusunan, pelaksanaan dan
evaluasi program-program
pembangunan tidak melibatkan
masyarakat. Pembangunan dilakukan dengan tidak aspiratif dan parsipatif. Proses kebijakan pembangunan lebih
mengedepankan paradigma politik
sentralistis dan dominannya peranan Negara pada arus utara kehidupan yang tidak aspiratif dan kurang parsipatif tersebut, membuat hasil
perencanaan dan proses
pembangunan terutama di tingkat desa menjadi tidak berkelanjutan.
Alokasi dana desa merupakan salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk membantu daerah pedesaan agar lebih mandiri
dalam pembangunan, baik fisik
maupun pemberdayaan
masyarakatnya. Penerimaan alokasi dana desa tidaklah sama, hal ini dikarenakan telah adanya peraturan khusus yang telah dikeluarkan oleh pemerintah bahwa besarnya dana
desa yang diterima oleh desa
berdasarkan jumlah penduduk,
wilayah desa, angka kemiskinan desa, dan tingkat kesulitan geografis.
Pada tahun 2005 pemerintah mengeluarkan kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD) yang ditandai dengan terbitnya peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005. Pelaksanaan ADD diatur pemerintah dalam peraturan pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Peraturan mengenai alokasi dana desa ditindak lanjuti melalui surat Edaran Dalam Negeri Nomor 104/604/SJ Tentang Pedoman
Alokasi Dana Desa. Selanjutnya
direvisi dalam peraturan pemerintah No 60 Tahun 2014 Bab V Pasal 19 Tentang Penggunaan Dana Desa (ADD) yang diterima pemerintah desa dipergunakan untuk biaya operasional penyelenggaraan pemerintah desa,
pembangunan fisik dan
pemberdayaan masyarakat desa. Dalam pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa, aparat desa memiliki peranan penting agar dana
dapat digunakan secara efektif.
Namun selain aparat desa, partisipasi masyarakat juga memiliki peranan penting dalam pengelolaan alokasi dana desa guna membangun desa. Menurut Slamet (dalam Suryono
2001:124) partisipasi masyarakat
masyarakat dalam pembangunan, ikut dalam kegiatan pembangunan dan memanfaatkan, serta menikmati hasil-hasil pembangunan.
Menurut Yabbar dan Hamzah (2015:125) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 menggunakan 2 (dua) pendekatan, yaitu “Desa Membangun”
dan “Membangun Desa” yang
diintegrasikan dalam perencanaan
pembangunan desa. Sebagai
konsekuensinya, desa menyusun
perencanaan pembangunan sesuai
dengan kewenangan dengan
mengacu pada perencanaan
pembangunan kabupaten/kota.
Dokumen rencana Pembangunan
desa merupakan satu-satunya
dokumen perencanaan di desa dan sebagai dasar penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APB Desa). Perencanaan pembangunan
desa diselenggarakan dengan
mengikutsertakan masyarakat Desa
melalui musyawarah perencanaan
pembangunan desa. Musyawarah
perencanaan Pembangunan desa
menetapkan prioritas, program,
kegiatan, dan kebutuhan
Pembangunan Desa yang di danai oleh APB Desa, swadaya masyarakat Desa, dan atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota
berdasarkan penilaian terhadap
kebutuhan masyarakat desa.
Pembangunan desa dengan
semangat gotong royong serta
memanfaatkan kearifan lokal dan sumber daya alam desa.
Desa Manikliyu merupakan
salah satu desa yang terletak di
Kecamatan Kintamani, Kabupaten
Bangli. . Berkaitan dengan bantuan Alokasi Dana Desa, desa Manikliyu mendapatkan dana bantuan tersebut dari tahun 2009 meskipun aturan tentang alokasi dana desa sudah sejak 2005. . Pelaksanaan kegiatan alokasi dana desa di desa Manikliyu
selama ini telah banyak menunjukkan peningkatan pada berbagai aspek, namun tidak dapat di pungkiri bahwa dalam peningkatan tersebut belum dirasakan secara merata oleh seluruh
masyarakat desa, karena masih
kurangnya partisipasi masyarakat
akibat kurangnya sosialisasi
pemerintah kepada masyarakat
setempat. Untuk mencapai cita-cita yang dimaksud diperlukan dukungan, kerja sama dan partisipasi semua pihak baik pemerintah daerah maupun
dari pihak masyarakat sehingga
alokasi dana desa terealisasi dengan tepat.
Alasan peneliti memilih
partisipasi dalam pengelolaan alokasi dana desa sebagai bahan penelitian
dikarenakan kurangnya partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan
alokasi dana desa yang berpengaruh besar dalam pembangunan di desa, dibandingkan dengan sumber-sumber dana pendapatan desa yang lain. Apabila masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengelolaan alokasi dana desa dengan baik dan jujur maka bukan tidak mungkin program ini akan
meningkatkan pelayanan publik
pedesaan, dan tentu saja akan
bermuara pada kesejahteraan
masyarakat desa.
Berkaitan dengan hal tersebut, adapan permasalahan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini,
yaitu (1) Apa saja penyebab
kurangnya partisispasi masyarakat dalam pengelolaan alokasi dana desa (ADD) di Desa Manikliyu; (2) Apa saja
kendala yang dihadapi sehingga
masyarakat belum berpartisipasi
dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Manikliyu; dan (3) Bagaimanakah cara mengatasi kendala yang terjadi agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Manikliyu. Dari rumusan masalah
tersebut adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk Untuk mengetahui
penyebab kurangnya partisispasi
masyarakat dalam pengelolaan
alokasi dana desa (ADD) di Desa Manikliyu, Untuk mengetahui apa saja
kendala yang dihadapi sehingga
masyarakat belum berpartisipasi
dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Manikliyu, dan Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi kendala yang terjadi agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam
pengelolaan Alokasi Dana Desa
(ADD) di Desa Manikliyu METODE
Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan atau
menerangkan keadaan atau
fenomena di lapangan berdasarkan data yang telah terkumpul yang digambarkan dengan kata-kata atau
kalimat, dipisahkan-dipisahkan
menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahannya yang dijadikan untuk memperoleh kebenaran dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer
merupakan sumber data yang
diperoleh langsung dari responden melalui Interview maupun Observasi
dan data Sekunder yaitu data
pendukung yang di peroleh dari dokumen-dokumen, buku-buku, serta hasil-hasil penelitian lainnya yang berkenaan dengan penelitian ini. Dalam penelitian informan ditunjuk
secara purposive sampling.
Penunjukan ini di tentukan
berdasarkan pertimbangan sejauh
mana mereka memahami masalah yang di kaji dalam masalah penelitian.
Data di kumpulkan dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisi data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu (1) reduksi data; (2) penyajian data; dan (3) penarikan kesimpulan.
PEMBAHASAN
Struktur Organisasi Kantor Kepala Desa Manikliyu
Struktur organisasi merupakan suatu bagan yang menggambarkan pola hubungan kerja antara dua orang atau lebih dalam suatu susunan
hierarki dan pertanggungjawaban
untuk mencapai tujuan tertentu.
Pembagian tugas dan tanggungjawab dalam struktur organisasi memadukan keterampilan mereka dalam suatu kerja sama yang baik dan suatu
keserasian bertindak dalam
pencapaian tujuan dari organisasi. Adapun struktur organisasi di Desa Manikliyu adalah (1) kepala
desa yang tugasnya
menyelenggarakan urusan
pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan; (2) sekretaris desa tugasnya membantu kepala desa dalam pembinaan administrasi dan
memberikan pelayanan teknis
administrasi kepada seluruh
perangkat pemerintah desa dan
masyarakat; dan (3) pelaksana teknis berada dibawah Kepala Desa dan bertanggung jawab kepada Kepala Desa.
Penyebab Kurangnya Partisipasi
Masyarakat dalam Pengelolaan
Alokasi Dana Desa (Add) Di Desa Manikliyu
Desa Manikliyu mendapatkan bantuan alokasi dana desa pada tahun 2009 meskipun aturan tentang alokasi dana desa sudah sejak 2005. Dalam
pelaksanaan pengelolaan alokasi
peranan penting agar dana dapat digunakan secara efektif. Hal ini dapat diperkuat dengan pernyataan dari Bapak I Ketut Garis, selaku kepala desa Manikliyu, beliau mengatakan:
“ Yang ikut mengelola alokasi dana desa yaitu saya sendiri selaku kepala desa sebagai kuasa keuangan desa, selain itu
saya juga dibantu oleh
sekretaris desa sebagai
koordinator, bendahara desa, pelaksana teknis pengelolaan keuangan desa (PTPKD) terdiri
dari pemerintahan desa,
pembangunan desa, kesejatraan masyarakat”
Alokasi dana desa di Desa
Manikliyu di gunakan untuk
pembangunan desa. Hal ini dapat diperkuat dengan pernyataan dari Bapak I Ketut Garis, selaku kepala desa manikliyu, beliau menyatakan bahwa:
“ Alokasi dana desa salurkan
untuk membiayai pelatihan
perbekel dan perangkat desa lainnya selain itu alokasi dana desa juga di salurkan untuk sarana dan prasarana bidang
pembangunan desa, untuk
operasional kantor desa, untuk pembinaan dan pemeliharaan
desa dan juga untuk
pemberdayaan masyarakat
desa.”
Dari kutipan wawancara diatas, diketahui bahwa alokasi dana desa di Desa Manikliyu disalurkan untuk membiayai pelatihan perbekel dan perangkat desa selain itu alokasi dana desa juga di salurkan untuk
sarana dan prasarana bidang
pembangunan desa, untuk
operasional kantor desa, untuk pembinaan dan pemeliharaan desa
dan juga untuk pemberdayaan
masyarakat desa.
Meskipun di Desa Manilkliyu sudah mendapat bantuan alokasi dana desa sejak tahun 2009 namun masih ada masyarakat yang belum mengetahui kemana saja alokasi dana desa itu di salurkan. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan bapak I Ketut Garis, selaku
kepada Desa Manikliyu, beliau
mengatakan bahwa:
“Masyarakat di Desa Manikliyu
masih ada yang belum
mengetahui kemena saja alokasi dana desa ini di salurkan, itu karena pada saat diadakannya sangkep di desa masih ada masyarakat yang berhalangan hadir sehingga mereka tidak mendapat informasi.”
Dari hasil wawancara diatas,
dijelaskan bahwa masih ada
masyarakat Desa Manikliyu yang belum tau mengenai alokasi dana desa karena pada saat diadakan pertemuan ada masyarakat yang tidak hadir atau berhalangan hadir. Selain aparat desa, masyarakat di desa juga
seharusnya mengetahui apa itu
alokasi dana desa.
Partisipasi masyarakat juga
memiliki peranan yang penting dalam
pengelolaan alokasi dana desa.
Namun kenyataannya di Desa
Manilkiyu pengelolaan alokasi dana desa belum berjalan dengan baik karena kurangnya partisipasi dari
masyarakat. Adapaun penyebab
kurangnya partisipasi masyarakat di Desa Manikliyu adalah.
Kurangnya sosialisasi mengenai Alokasi Dana Desa
Di desa Manikliyu sosialisasi mengenai alokasi dana desa hanya di ikuti oleh perwakilan dari masing-masing pure dadia. Karena yang menghadiri sosialisasi tentang alokasi dana desa hanya perwakilan saja maka masyarakat yang lain tidak
begitu mengetahui tentang alokasi dana desa. Hal ini dapat diperkuat dengan pernyataan dari Bapak I Ketut Garis, selaku kepala desa Manikliyu, beliau menyatakan bahwa:
“Dalam sosialisasi mengenai alokasi dana desa hanya di hadiri oleh lima perwakilan pura dadia itu yang menyebabkan masyarakat yang lain tidak mengetahui”
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat diketahui bahwa dalam sosialisasi mengenai alokasi dana desa hanya di hadiri oleh perwakilan saja yaitu perwakilan dari masing-masing dadia, sehingga masyarakat
desa yang lain tidak begitu
mengetahui tentang alokasi dana desa.
Kurangnya Kesadaran Masyarakat Di desa Manikliyu kesadaran masyarakatnya dalam keikutsertaan mengelola alokasi dana desa masih kurang. Hal ini dapat diperkuat dengan pernyataan dari Bapak I Ketut Garis, selaku kepala desa Manikliyu, beliau menyatakan bahwa:
“Ada sedikit masyarakat di sini yang tidak mau peduli meskipun
mereka sudah melihat
masyarakat yang lain sedang melakukan gotong royong di desa, mereka mementingkan pekerjaan sendiri.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas, sebagian besar masyarakat di Desa Manikliyu lebih mementingkan kepentingan mereka sendiri seperti
bekerja atau berkebun untuk
memenuhi kehidupan mereka dari
pada ikut berpartisipasi dalam
pengelolaan alokasi dana desa.
Kesibukan Masyarakat
Di desa Manikliyu yang
masyarakatnya kebanyakan sebagai
karyawan dan buruh tani di luar desa
maka mereka tidak bisa ikut
berpartisipasi dalam pengelolaan
alokasi dana desa yang di lakukan di pagi hari. Masyarakat lebih memilih
bekerja dibandingkan ikut
berpartisipasi di desa. Hal ini dapat diperkuat dengan pernyataan dari Bapak I Ketut Garis, selaku kepala desa Manikliyu, beliau menyatakan bahwa:
”Karena masyarakat di sini banyak yang bekerja di luar desa dan jarang pulang ke desa, meskipun mereka pulang pas tidak ada kegiatan di desa yang melibatkan masyarakat banyak
sekalipun membutuhkan
masyarakat itu pun hanya
perwakilannya saja”
Berdasarkan hasil wawancara
diatas dapat disimpulkan bahwa
banyak masyarakat di Desa Manikliyu yang lebih memilih bekerja di luar
desa dari pada di desa. Itu
menyebabkan banyak masyarakat
yang tidak bisa ikut hadir dalam kegiatan di masyarakat. Meskipun mereka pulang ke rumah itu karena di rumahnya sedang ada cara dan di saat mereka pulang di desa sedang
tidak ada kegiatan. Kesibukan
masyarakat tersebut menyebabkan mereka tidak ikut berpartisipasi dalam pengelolaan alokasi dana desa.
Politik
Politik sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Salah satu
contoh politik dalam masyarakat
adalah dengan adanya pemilihan perbekel. Setiap calon perbekel di dukung oleh sebagian masyarakat desa Manikliyu. Bila pihak yang di
dukungannya kalah maka para
pendukung dari pihak yang kalah tersebut tidak akan peduli dengan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pihak pemenang. Hal tersebut
menyebabkan perpecahan di masyarakat Desa Manikliyu. Karena
adanya perpecahan tersebut
masyarakat tidak mau bekerja sama dalam membangun desa. Hal ini
memicu kurangnya partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan
alokasi dana desa. Hal ini dapat diperkuat dengan pernyataan dari Bapak I Ketut Garis, selaku kepala desa Manikliyu, beliau menyatakan bahwa:
“Seperti pengalaman saya waktu saya mencalonkan diri sebagai kepala desa ada pendukung dari lawan saya yang tidak perah
hadir pada saat saya
mengadakan kegiatan. Di situlah kelihatan politik bisa memecah belah masyarakat”
Berdasarkan beberapa hasil
wawancara diatas, politik memiliki
pengaruh yang penting dalam
pembangunan desa. Karena politik dapat menyebabkan perpecahan di
dalam masyarakat sehingga
masyarakat tidak mau bekerja sama dalam pembangunan desa. Oleh sebab itu politik bisa menyebabkan
kurangnya partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan alokasi dana desa. Kendala yang Dihadapi Sehingga Masyarakat Belum Berpartisipasi dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Manikliyu
Dalam pengelolaan alokasi dana desa di Desa Manikliyu masyarakat
mengalami beberapa kendala
sehingga masyarakat kurang ikut berpartisispasi.
Sumber Daya Manusia
Kualitas sumber daya manusia di Desa Manikliyu masih rendah, dilihat dari jenjang pendidikan yang di tempuh oleh perangkat desa masih sebatas lulusan SMP dan SMA. Selain itu masyarakat di Desa Manikliyu juga
masih banyak yang hanya lulusan SD, SMP dan SMA. Ini menyebabkan
kurangnya pengetahuan dari
masyarakat tentang pengelolaan
alokasi dana desa sehingga mereka belum maksimal untuk dapat ikut
berpartisipasi dalam pengelolaan
alokasi dana desa. Dan selain lulusan SD, SMP, SMA di Desa Manikliyu juga
tidak sedikit masyarakat yang
menempuh jenjang pendidikan S1 dan S2. Namun, masyarakat tersebut lebih memilih bekerja di luar desa di bandingkan bekerja di desa. sehingga mereka tidak ikut berpartisipasi dalam pengelolaan alokasi dana desa. Hal ini dapat diperkuat dengan pernyataan dari Bapak I Ketut Garis, selaku
kepala desa Manikliyu, beliau
mengatakan:
“Di desa, kebanyakan
masyarakat pendidikannya
masih rendah. Hanya sebatas lulusan SMP atau SMA bahkan ada masyarakat di desa yang hanya lulusan SD, meskipun juga ada beberapa masyarakat desa yang sudah menempuh pendidikan sampai ke S1 atau S2. Karena rendahnya jenjang pendidikan masyarakat maka pengetahuan dari masyarakat
desa tentang pembangunan
desa masih rendah, mereka
masih banyak yang belum
paham bagaimana cara-cara untuk ikut membangun desa. Sedangkan untuk masyarakat yang pendidikannya sudah bisa sampai mencapai S1 atau S2, mereka lebih memilih untuk bekerja di luar desa. Karena mereka memilih untuk bekerja diluar daerah maka mereka juga tidak bisa ikut berpartisipasi dalam pembangunan di desa.”
Berdasarkan pernyataan
diatas, maka dapat disimpulkan
di Desa Manikliyu masih rendah. Ini
dikarenakan masih banyak
masyarakat di Desa Manikliyu yang
pendidikannya masih rendah,
sehingga pengetahuan mereka
tentang pengelolaan alokasi dana desa juga masih belum maksimal.
Masyarakat desa yang sudah
menempuh pendidikan tinggi lebih memilih untuk bekerja di luar desa, itu menyebabkan mereka tidak bisa ikut
berpartisipasi dalam pengelolaan
alokasi dana desa. Beberapa
penyebab di atas, mengakibatkan
kurangnya partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan alokasi dana desa.
Kurangnya Pembinaan dalam
Mengelola Alokasi Dana Desa
Desa Manikliyu masih ada
beberapa yang belum mengikuti
Bimbingan Teknis (Bimtek) karena tempat pelaksanaan Bimtek jauh dan kesibukan dari salah satu aparat desa. Kurangnya bimbingan teknis (bintek) yang di ikuti oleh aparat desa
mengakibatkan kurangnya
pengetahuan tentang pengelolaan
alokasi dana desa. Hal ini dapat diperkuat dengan pernyataan dari Bapak I Ketut Garis, selaku kepala desa Manikliyu, beliau mengatakan:
“Pas pelaksanaan Bimtek ada beberapa rekan yang tidak bisa ikut karena ada acara yang tidak bisa di tinggalkan. Jadi, rekan saya itu tidak bisa mendapatkan pengetahuan mengenai hal yang
dibicarakan pada saat
pelatihan.”
Ketidak ikut sertaan aparat desa dalam kegiatan Bimbingan teknis
(Bimtek) menyebabkan kurangnya
pengetahuan yang dimiliki oleh aparat desa. sehingga, aparat desa tidak bisa menggerakan masyarakat untuk ikut dalam kegiatan pembangunan desa dengan baik. Hal tersebut menjadikan
masyarakat kurang berpartisipasi
dalam pengelolaan alokasi dana desa. Koordinasi Yang kurang Baik
Di Desa Manikliyu aparatur desa kurang melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Kurangnya koordinasi
tersebut dapat menyebabkan
kurangnya pengetahuan dari aparatur desa dalam bidang keuangan maupun
membangun desa menggunakan
alokasi dana desa. Hal ini dapat di
perkuat dengan pernyataan dari
Bapak Kepala Desa, beliau
menyatakan:
“kami sebagai aparat desa menyadari bahwa kami kurang melakukan koordinasi dengan
pihak Kecamatan dan
Kabupaten ini disebabkan
karena pihak dari Kecamatan
maupun Kabupaten jarang
berkunjung ke desa untuk
mengawasi maupun memberi pengetahuan.”
Berdasarkan pendapat diatas, dapat diketahui bahwa aparat desa kurang melakukan koordinasi dengan pihak kecamatan maupun kabupaten. Karena dari pihak kecamatan maupun kabupaten jarang datang ke desa untuk mengawasi maupun memberi bimbingan. Hal ini menyebabkan aparat desa kurang mendapatkan
pengetahuan mengenai
pembangunan desa menggunakan alokasi dana desa.
Keadaan Alam Desa
Desa Manikliyu yang berhawa sejuk dengan curah hujan rata-rata 2.500 mm/tahun temperatur antara
25°C-32oC. Dalam satu tahun, jumlah
hari dengan curah hujan yang banyak adalah sebanyak 120 hari. Dengan cuaca yang cukup dingin dan curah
hujan yang cukup tinggi
mengakibatkan masyarakat kurang mau ikut dalam kegiatan di desa. Di
Desa Manikliyu mengadakan gotong royong pada saat pagi hari dan setiap
hari minggu. Berdasarkan hasil
wawancara dari kepala desa, belau mengatakan:
“Di sini gotong royong selalu diadakan pada pagi hari, karena di sini pagi hari selalu dingin dan kadang hujan jadi masyarakat itu malas untuk menghadiri kegiatan gotong royong.”
Dari kutipan wawancara diatas dapat diketahui bahwa keadaan alam Desa Manikliyu bisa menyebabkan
kurangnya partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan alokasi dana desa dan kegiatan lain di desa. di Desa Manikliyu memiliki suhu yang cukup dingin dan curah hujan yang cukup tinggi. Karena kegiatan yang diadakan di desa selalu dilaksanakan pada pagi hari, keadaan alam Desa Manikliyu tersebut menyebabkan masyarakat
malas mengikuti kegiatan yang
diadakan desa.
Cara Mengatasi Kendala yang
Terjadi Agar Masyarakat Ikut
Berpartisipasi dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Add) Di Desa Manikliyu
Sosialisasi
Mengadakan sosialisasi
mengenai alokasi dana desa lebih
sering kepada masyarakat agar
masyarakat mengetahui alokasi dana desa dan kegunaan alokasi dana desa
agar masyarakat mau ikut
berpartisipasi dalam pembangunan desa. Dari hasil wawancara dengan kepala desa, belau mengatakan:
“Caranya yaitu saya akan lebih sering mengadakan sosialisasi tentang alokasi dana desa selain itu saya akan usahakan agar yang ikut dalam sosialisasi bukan hanya perwakilan saja
tetapi seluruh masyarakat desa
agar masyarakat lebih
memahami dan ikut
berpartisipasi dan juga pada saat sangkep di desa saya usahakan membahas mengenai alokasi dana desa.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas, sosialisasi mengenai alokasi dana desa harus dilakukan lebih
sering dan semua warga desa
dilibatkan sehingga semua
masyarakat di Desa Manikliyu dapat mengetahui apa itu alokasi dana desa
dan mau berpartisipasi dalam
pengelolaan alokasi dana desa. Bimbingan Teknis (Bimtek)
Bimbingan teknis (bimtek)
sangat penting di hadiri oleh
perangkat desa agar perangkat desa bisa lebih mengetahui bagaimana caranya membangun desa dengan baik. Bila ada Bimtek yang sedang di selenggarakan seharusnya di hadiri. Bila yang mendapat tugas menghadiri bimtek sedang dalam halangan hadir maka sebaiknya di wakili oleh rekan yang lain. . Dari hasil wawancara
dengan kepala desa, belau
mengatakan:
“Waktu kemarin ada pelatihan ada beberapa rekan saya yang tidak bisa menghadiri acara tersebut karena ada acara yang tidak bisa ditinggalkan. Bila nanti
selanjutnya ada pelatihan
kembali maka saya akan
usahakan agar semua bisa
hadir. Dan jika ada yang
berhalangan hadir maka saya akan menunjuk perwakilan lain yang berada di kantor kepala desa.”
Penjelasan Kepala Desa diatas mencerminkan bahwa orang yang di tugaskan untuk menghadiri Bimbingan teknis harus mengikuti dengan baik supaya materi yang didapatkan bisa di
terapkan dengan baik dalam pembangunan desa. Apabila petugas yang tidak bisa hadir harus di wakili oleh rekan yang lain.
Sangsi atau denda
Tujuan di berlakukannya sangsi atau denda agar masyarakat semua mau mengikuti acara di desa seperti gotong royong, pertemuan di desa, kegiatan di pura dan bila ada kematian. Di Desa Manikliyu sudah
menerapkan sangsi atau denda
kepada masyarakat desa yang tidak mau ikut berpartisipasi di desa.
“Di sini sudah kami
berlakukannya sangsi kepada masyarakat desa yang tidak hadir. Sekali mereka tidak hadir akan di kenakan denda berupa uang sebesar Rp 10.000,00 dan apa bila masyarakat sudah tidak hadir lebih dari 3 kali maka mereka tidak akan mendapatkan pelayanan dari desa, pelayanan yang tidak akan di berikan oleh desa berupa segala keperluan administrasi di desa.”
Berdasarkan pernyataan dari Bapak Kepala Desa dan juga Tokoh Masyarakat. Dapat di ketahui bahwa di Desa Manikliyu sudah menerapkan sistem sanksi atau denda bagi
masyarakat. Tujuan diadakannya
sangsi atau denda tersebut agar
masyarakat di Desa mau ikut
berpartisipasi dalam semua kegiatan yang diadakan di desa. Setiap warga yang tidak hadir dalam kegiatan di desa akan di kenakan sangsi atau denda berupa uang sebesar Rp 10.000,00 dan apa bila masyarakat desa tidak ikut dalam kegiatan desa
lebih dari pada 3 kali maka
masyarakat tersebut akan tidak
mendapatkan pelayanan di desa.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan mengenai kurangnya
partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan alokasi dana desa (ADD)
di Desa Manikliyu Kecamatan
Kintamani Kabupaten Bangli sebagai
berikut (1) penyebab Kurangnya
Partisipasi Masyarakat dalam
Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Add)
Di Desa Manikliyu adalah 1)
kurangnya sosialisasi mengenai
alokasi dana desa (ADD); 2)
kurangnya kesadaran masyarakat; 3) kesibukan masyarakat; dan 4) politik; (2) kendala yang dihadapi sehingga
masyarakat belum berpartisipasi
dalam pengelolaan alokasi dana desa (ADD) di Desa Manikliyu adalah 1) sumber daya manusia; 2) kurangnya pembinaan dalam mengelola alokasi dana desa (ADD); 3) koordinasi yang kurang baik; dan 4) keadaan alam desa; dan (3) cara mengatasi kendala yang terjadi agar masyarakat ikut
berpartisipasi dalam pengelolaan
alokasi dana desa (ADD) di Desa Manikliyu adalah 1) sosialisasi; 2) bimbingan teknis (bimtek); dan 3) sanksi atau denda.
Saran
Berdasarkan simpulan penelitian
mengenai kurangnya partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan
alokasi dana desa (ADD) di Desa Manikliyu, maka saran yang diberikan adalah:
Bagi aparat desa Manikliyu
disarankan untuk melakukan
sosialisasi lebih sering dan melibatkan semua masyarakat. Untuk masyarakat di desa Manikliyu disarankan untuk lebih sering ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan di desa dan juga jangan terpecah belah karena hal politik yang dapat merugikan desa.
Agar nantinya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan alokasi dana desa (ADD) meningkat.
Daftar Pustaka
Menteri Dalam Negeri. 2005. Surat
Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 140/640/SJ Tentang Pedoman Alokasi Dana Desa
(ADD) dari Pemerintah
Kabupaten/Kota kepada
Pemerintah Desa. Online.
---. 2007. Permendagri No 66
Tentang Pemerdayaan
Masyarakat Desa. Online.
Moleong, Lexy. 2002. Metode
Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Republik Indonesia. 2005. Peraturan
Pemerintah Nomor 72
Tentang Alokasi Dana Desa. Online.
Suryono, Agus. 2001. Teori dan Isu
Pembangunan. Jakarta: UM
Press.
Yabar, Rahmah dan Ardi Hamzah.
2015. Tata Kelola
Pemerintahan Desa.