• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Teknologi Perlindungan id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Teknologi Perlindungan id"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum

Teknologi Perlindungan Tanaman

Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Serangga

Crocidolomia Binotalis

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Rani Puspa Rahayu

(150510130113)

Bayu Adji Purwoko

(150510130114)

Asyitri Desliyanti R

(150510130116)

Hafizh Naufal

(150510130117)

Muhammad Eza S

(150510130118)

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian

Universitas Padjadjaran

(2)

Kata Pengantar

Allah SWT adalah Zat yang Maha Kaya lagi Maha Pemberi, Maha Pemurah lagi Maha Adil. Begitu banyak nikmat dan pahala yang telah Allah berikan dan janjikan kepada umat-Nya yang taat kepada-Nya. Puji syukur kami panjatkan atas segala karunia yang telah Allah berikan kepada kami karena atas seizinnya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum “Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Serangga Crocidolomia binotalis

Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada para pihak yang telah membantu terlaksana dan terselesaikannya pengerjaan tugas makalah ini. semoga Allah SWT memberikan balasan pahala bagi semua pihak yang telah membantu proses pengerjaan laporan praktikum ini. Amin.

Kami berharap pengerjaan laporan praktikum ini bukan hanya sebagai bentuk pemenuhan kewajiban atas tugas yang telah diberikan akan tetapi dapat bermanfaat juga sebagai salah satu sumber daripada informasi dan ilmu pengetahuan yang terkait dengan mata kuliah Teknologi Perlindungan Tanaman.

Seandainya terdapat kesalahan dan kekurangan mohon dimaklumi dan kami berharap akan kritik dan saran yang membangun agar kelak di kemudian hari dapat memperbaiki segala bentuk kekurangan dan kesalahan tersebut. Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan semoga makalah ini bermanfaat.

Jatinangor, 22 April 2014

(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar ... I

Daftar Isi ... II

Bab I ... 4

Latar belakang ... 4

Tujuan ... 4

Bab II ... 5

Tinjauan Pustaka ... 5

Bab III ... 8

Metoda Penelitian ... 8

Bahan dan Alat ... 8

Cara Kerja ... 8

Bab IV ... 9

Pembahasan ...9

Bab V ... 16

Kesimpulan ... 16

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Serangga merupakan salah satu hewan yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Serangga memiliki siklus hidup yang bermacam-macam sesuai dengan jenis ordo serangga tersebut. Salah satu yang mempengaruhi siklus hidup serangga adalah suhu.

Suhu merupakan besaran yang menyatakan derajat panas atau dingin yang dapat dirasakan di permukaan bumi. Pengaruh suhu jelas terlihat pada proses fisiologi serangga. Pada waktu tertentu, aktivitas serangga tinggi, akan tetapi pada suhu yang lain akan berkurang. Umumnya kisaran suhu yang efektif terhadap pertumbuhan serangga adalah suhu minimum 15oC, suhu

optimum 25oC, dan suhu maksimum 45oC. Pada suhu optimum, kemampuan

serangga untuk menghasilkan keturunan besar, dan kematian sebelum batas umur akan sedikit (Jumar, 2000).

Serangga adalah organisme yang sifatnya polikilotermal, sehingga serangga banyak dipengaruhi dan mengikuti perubahan suhu udara. Beberapa aktivitas serangga dipengaruhi oleh suhu, dan kisaran suhu optimal bagi serangga bervariasi menurut spesiesnya. Secara garis besar suhu berpengaruh pada kesuburan atau produksi telur, laju pertumbuhan, dan migrasi atau penyebarannya.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah

1. Mengetahui pengaruh suhu terhadap pertumbuhan serangga

2. Mengetahui perbedaan dari setiap instar pada larva serangga

3. Mengetahui umur setiap instar pada larva serangga

4. Memahami perubahan siklus hidup pada larva Crocidolomia binotalis

BAB II

(5)

Klasifikasi Crocidolomia binotalis

Spesies : Crocidolomia binotalis

Morfologi dan biologi (Oever 1973; Sastrosiswojo & Setiawati 1992) • Serangga dewasa

Dada C. binotalis dewasa berwarna hitam, sedangkan perutnya berwarna coklat kemerahan, panjang tubuhnya kira-kira 1,1 cm. Ngengat aktif pada malam hari. Sayap depan ngengat jantan mempunyai rumbai dari rambut halus yang berwarna gelap pada bagian tepi-depan (anterior). Panjang tubuh rata-rata untuk serangga jantan 10,4 mm dan serangga betina 9,6 mm.

• Telur

diletakkan dalam kelompok menyerupai genting-genting rumah dan berwarna hijau muda. Kelompok telur dapat ditemukan pada permukaan bawah daun, di tepi daun, atau di dekat tulang daun. Jumlah telur rata-rata 48 butir dan ukurannya 2,6 mm dan 4,3 mm. Masa telur tiga sampai enam hari dan rata-rata empat hari. • Larva

Larva berwarna hijau muda kecoklatan dan terdiri atas lima instar. Pada bagian sisi dan bagian atas tubuh larva terdapat garis-garis putih sepanjang tubuhnya. Larva muda bergerombol pada permukaan bawah daun kubis. Larva “tua” (instar ke-4 dan ke-5) panjangnya kira-kira 2 cm, bersifat malas, dan selalu menghindari cahaya matahari. Masa larva 11-17 hari dengan rata-rata 14 hari pada suhu udara 26-33,2 oC.

(6)

Biasanya pembentukan pupa terjadi pada permukaan tanah. Pupa berwarna kuning kecoklatan dan berukuran lebar 3 mm serta panjang 10 mm. Masa pupa 9-13 hari dan rata-rata 10 hari pada suhu udara 26-33 oC.

Daur hidup

Dalam kondisi laboratorium, (suhu 16-22,5 oC dan kelembaban 60-80%),

lamanya daur hidup C. binotalis adalah 30-41 hari (Gambar 4).

Daerah sebar dan ekologi

C. binotalis umum dijumpai pada pertanaman kubis, baik yang diusahakan maupun pada tanaman kubis liar. Di pulau Jawa, C. binotalis dijumpai menyerang kubis, baik di perbukitan maupun di dataran rendah. C. binotalis merupakan hama utama kedua setelah P. xylostella pada tanaman kubis. Dua jenis hama tersebut seringkali didapatkan saling bergantian menempati kedudukan sebagai hama utama pada tanaman kubis. Daerah sebar C. binotalis dilaporkan di Asia Selatan dan Asia Tenggara, Australia, Afrika Selatan, Tanzania, dan kepulauan Pasifik (Kalshoven 1981).

(7)

dan Juli-Agustus. Puncak populasi larva terjadi pada bulan Maret, Juni dan Agustus. Hal ini menunjukkan adanya korelasi negatif antara populasi larva C. binotalis dengan tinggi/rendahnya curah hujan. Pada tanaman kubis, populasi larva meningkat mulai dua minggu setelah tanam dan mencapai puncaknya pada umur enam sampai delapan minggu setelah tanam lalu menurun sampai saat panen kubis.

Tanaman inang dan gejala kerusakan

Tanaman inang C. binotalis adalah pelbagai jenis kubis seperti kubis putih, kubis bunga, petsai, brokoli, dan lain-lainnya. Selain itu tanaman turnip, radis, sawi jabung, dan selada air juga merupakan inang C. binotalis (Sastrosiswojo 1987).

BAB III

(8)

Metoda penelitian yang digunakan yaitu metode percobaan dengan membandingkan sample. Terdiri dari 5 ekor larva diletakkan di dalam toples suhu ruangan dan 5 ekor larva diletakkan di dalam toples suhu dingin. Pengamatan dilakukan setiap hari dengan mengamati pertumbuhan setiap instar larva, mengganti makanan, dan membersihkan toples yang berisi kotoran-kotoran larva. Pengamatan dilakukan selama 14 hari.

3.1 Bahan dan Alat

1. Sample ulat 2. Toples 3. Kubis 4. Tisu

5. Tabung khusus untuk pertumbuhan pupa 6. Madu

3.2 Cara kerja

1. Letakan 5 Crocidolomia binotalis kedalam dua wadah yang berbeda. 2. Tutup wadah tersebut, lalu lubangi bagian atas wadah dengan jarum atau

lidi agar sirkulasi udara bisa masuk.

3. Lalu, wadah yang telah di isi ulat tersebut di letakan di tempat yang berbeda, satu dari wadah diletakan di ruangan dengan suhu ruangan dan wadah berikutnya dimasukan dalam kulkas dengan suhu dingin.

4. Amati setiap perubahan yang terjadi dengan mengecek secara periodik dan beri makan secara teratur.

5. Jika pupa telah mengalami metamorfosis menjadi nimfa, masukan madu pada tempat yang tersedia agar madu tersebut dimakan oleh pupa dengan cara di hisap.

BAB IV

PEMBAHASAN

Tanggal Suhu Ruangan Suhu Dingin

I II III IV V Pupa I II III IV V Pupa

02-04-14 5 5

03-04-14 5 5

(9)

05-04-14 3 1 5

Larva suhu ruangan pada hari pertama dan kedua kemungkinan instar 2. Pada hari ketiga larva berkurang 1 ekor menjadi 4 dan memasuki instar 3 yang ditandai dengan larva aktif bergerak dan aktif makan mulai menyerang kubis. Disekitar tubuhnya menumpuk kotoran larva yang berwarna hijau muda.

Pada hari ke 4 satu larva sudah memasuki instar 4 kepalanya berwarna kecoklatan, garis hijau yang membujur pada bagian vertal semakin jelas. Larva instar 4 ini mendekati masa pra pupa. Sedangkan 3 larva lainnya masih instar 3 dan belum ada perubahan. Larva masih aktif makan.

Pada hari ke 5 dan ke 6 larva instar 4 sudah berubah menjadi instar 5. Larva berwarna kuning kehijauan dengan kepala berwarna kehitaman. Pada bagian punggung dan tubuh bagian samping larva terdapat garis membujur warna coklat. 3 larva lainnya memasuki instar 4, ditandai dengan larva yang bergerak lamban dan tidak aktif makan.

(10)

Pada hari ke 8-14 larva dipindahkan kedalam tabung khusus masa pupa sampai berubah menjadi imago. Sampai hari ke 14 belum ada satupun yang sudah menjadi imago.

Jika dibandingkan dengan larva yang disimpan pada suhuh dingin, larva pada suhu dingin mengalami perkembangan yang lambat. Pada hari pertama sampai ke 5 larva berada pada instar 2, larva belum aktif makan. Pada hari ke 6-13 larva sudah berubah instar menjadi instar 3. Larva mulai aktif makan dan mulai banyak mengeluarkan banyak kotoran (akan tetapi tetap berbeda dengan jumlah makanan yang dimakan dibandingkan dengan suhu ruangan, suhu dingin banyak tetapi tidak banyak seperti suhu ruangan)

Pada pengamatan hari terakhir ( hari ke 14 ) 1 larva berubah instar menjadi instar 4. Kepalanya berwarna kecoklatan dan pada tubuhnya terdapat garis hijau yang membujur pada bagian vertal. Larva lainnya masih instar 3.

Larva akan tumbuh dengan baik pada suhu yang optimum atau sekitar 26-33,2o C ( Othman, 1982)

(11)
(12)

12

NO Hari

Tanggal Yang diamati Suhu Ruang Suhu Kulkas Keterangan

1 03-04-14 Keaktifan

makan Aktif Kurang aktif karena masih terdapat makanan (kubis) yg tersisa Keadaan Instar Warna tetap

Pegerakan lebih agresif

Warna tetap namun terdapat bintik hitam di samping kedua badan instar Pergerakan lebih diam

2 04-04-14 Keaktifan

makan Aktif Kurang aktif karena masih terdapat makanan (kubis) yg tersisa Keadaan Instar Warna tetap

Pegerakan lebih agresif

Warna tetap namun terdapat bintik hitam di samping kedua badan instar Pergerakan lebih diam

3 05-04-14 Keaktifan

makan Kurang aktif karena masih terdapat makanan (kubis) yg tersisa

-Keadaan Instar Warna tetap

Pegerakan lebih agresif

-4 06-04-14 Keaktifan

makan Kurang aktif karena masih terdapat makanan (kubis) yg tersisa

-Keadaan

Instaar Warna memucatPegerakan lebih diam

-5 07-04-14 Keaktifan

makan Tidak aktif makan Kurang aktif karena masih terdapat makanan (kubis) yg tersisa Keadaan Instar Sudah menjadi pupa Warna tetap namun terdapat bintik

hitam di samping kedua badan instar Pergerakan lebih agresif

6 08-04-14 Keaktifan

makan Tidak aktif makan Kurang aktif karena masih terdapat makanan (kubis) yg tersisa Keadaan Instar Sudah menjadi pupa Warna tetap namun terdapat bintik

hitam di samping kedua badan instar Pergerakan lebih agresif

7 09-04-14 Keaktifan

(13)

-Perbandingan Hasil Pengamatan

Dari data pengamatan yang kami bandingkan dengan hasil pengamatan kelas A tentang perkembangan larva, dari segi pola makan pada masing – masing keadaan ruangan, kelas kami dan kelas A mendapatkan hasil pengamatan dan kesimpulan yang sama, dimana larva yang ditempatkan pada suhu ruangan lebih aktif makan, sedangkan larva yang ditempatkan dalam suhu ruangan yang dingin kurang aktif dalam memakan makanan, dan biasanya memakan makanan (kubis) hanya untuk mempertahankan dirinya terhadap suhu ruangan yang ada.

Selain itu, pengamatan dari segi tingkah laku, kelas kami dan kelas A mendapatkan hasil pengamatan dan data yang sama dimana larva yang ditempatkan pada suhu ruangan lebih aktif dalam beraktifitas didalam wadah, sedangkan larva yang ditempatkan pada suhu dingin yaitu didalam kulkas cenderung diam dan aktifitasnya berkurang hari demi hari.

Lalu dari kedua segi yang kami amati tersebut pada akhirnya berdampak pada fase perkembangan dari larva tersebut, dimana pada larva yang ditempatkan pada keadaan suhu ruangan, fase perkembangan larva tidak mengalami gangguan dan sesuai dengan fase perkembangan yang sewajarnya, sedangkan larva yang ditempatkan pada suhu dingin yaitu di dalam kulkas fase perkembangannya tidak wajar dan mengalami penghambatan yang disebabkan oleh faktor pengaruh suhu yang menyebabkan aktifitas larva berkurang.

BAB IV

(14)

5.1 Kesimpulan

Serangga adalah organisme yang sifatnya polikilotermal, sehingga serangga banyak dipengaruhi dan mengikuti perubahan suhu udara. Beberapa aktivitas serangga dipengaruhi oleh suhu,dan kisaran suhu optimal bagi serangga bervariasi menurut spesiesnya.

Pengaruh suhu jelas terlihat pada proses fisiologi serangga. Pada waktu tertentu, aktivitas serangga tinggi, akan tetapi pada suhu yang lain akan berkurang. Umumnya kisaran suhu yang efektif terhadap pertumbuhan serangga adalah suhu minimum 15oC, suhu optimum 25oC, dan suhu maksimum 45oC. Pada

suhu optimum, kemampuan serangga untuk menghasilkan keturunan besar, dan kematian sebelum batas umur akan sedikit.

Oleh karena itu siklus hidup dan aktivitas serangga dapat berjalan dengan normal bahkan optimal dengan salah satu factor pendukung yaitu suhu dari lingkungan tempat serangga itu berada.

DAFTAR PUSTAKA

Administrator. 2013. “Faktor Pendukung Penyebaran Serangga di Lapangan”

http://ditjenbun.pertanian.go.id/bbpptpambon/berita-236-faktor-pendukung-penyebaran-serangga-di-lapangan-.html (di akses pada

(15)

Direktorat Bina Perlindungan Tanaman. 1994. Pengelolaan Organisme Pengganggu Tumbuhan secara Terpadu pada Tanaman Kubis. Direktorat Jendral Tanaman Pangan. Jakarta.

Lubis, A.H. 1982. Biologi Crocidolomia binotalis Zeller (Lepidoptera : Pyralidae) pada Tanaman Kubis dan Lobak. Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

Sulastri Oktaviani (2015) melakukan penelitian “ Analisis kekeringan menggunakan Metode Theory of Run study kasus DAS Ciujung” pada analisa ini dari 10 stasiun yang ada

Permasalahan utama adalah bagaimana menarlk benang merah antara mazhab Yin Yang sebagal salah satu aliran filsafat China dengan perancangan arsltektur sebagai upaya

perlakuan pembelajaran pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol; 4) observasi aktivitas pembelajaran pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas

Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan peramalan terhadap beberapa variabel yang memberikan kontribusi cukup besar dalam Pendapatan Asli Daerah yaitu pajak

Menurut saya kualitas obat disini (Medical Center) jauh lebih baik daripada tempat lain. Karena kita disini juga banyak memakai obat-obat paten, mungkin image

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan masukan bagi Putri Duyung Ancol Resort untuk membuat strategi yang lebih baik dalam meningkatkan

Sesuai dengan pendekatan penelitian yang sifatnya kualitatif, maka penelitian tindakan kelas ini akan diawali dengan pengumpulan data awal tentang kondisi nyata pembelajaran

Banyak hal menarik yang dapat dipelajari dalam ruang topologi, salah satunya adalah tentang aksioma separasi dalam ruang-ruang topologi yang mengklasifikasikan